際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Askep anemia
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak-anak, remaja usia
subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan
zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan
fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara
laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari harga normal.
B.Tujuan
1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian anemia.
b. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab anemia.
c. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien
anemia.
d. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan anemia.
BAB II
PERMASALAHAN
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang apa itu anemia, definisi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan bagaimana asuhan
keperawatan pada penyakit anemia.
BAB III
PEMBAHAS
A.Pengertian
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak
adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin
dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan
volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang
mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
B. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara
lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti
perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
 Perdarahan hebat
 Akut (mendadak)
 Kecelakaan
 Pembedahan
 Persalinan
 Pecah pembuluh darah
 Penyakit Kronik (menahun)
 Perdarahan hidung
 Wasir (hemoroid)
 Ulkus peptikum
 Kanker atau polip di saluran pencernaan
 Tumor ginjal atau kandung kemih
 Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
 Berkurangnya pembentukan sel darah merah
 Kekurangan zat besi
 Kekurangan vitamin B12
 Kekurangan asam folat
 Kekurangan vitamin C
 Penyakit kronik
 Meningkatnya penghancuran sel darah merah
 Pembesaran limpa
 Kerusakan mekanik pada sel darah merah
 Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
 Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
 Sferositosis herediter
 Elliptositosis herediter
 Kekurangan G6PD
 Penyakit sel sabit
 Penyakit hemoglobin C
 Penyakit hemoglobin S-C
 Penyakit hemoglobin E
 Thalasemia (Burton, 1990).
C. Klasifikasi anemia:
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek
produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastik
Penyebab:
件agen neoplastik/sitoplastik
件terapi radiasi
件antibiotic tertentu
件obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
件benzene
件infeksi virus (khususnya hepatitis)
Gejala-gejala:
件Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
件Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran
cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
b. Anemia pada penyakit ginjal
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritopoitin
Gejala-gejala:
件Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
件Hematokrit turun 20-30%
件Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
c. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis
normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal).
Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai
keganasan
d. Anemia defisiensi besi
Penyebab:
эAsupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
эGangguan absorbsi (post gastrektomi)
эKehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, dll.)
Gejala-gejalanya:
件Atropi papilla lidah
件Lidah pucat, merah, meradang
件Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
件Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
件Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
件Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st
gastrektomi) infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik,
infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
f. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
destruksi sel darah merah:
件Pengaruh obat-obatan tertentu
件Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik
kronik
件Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
件Proses autoimun
件Reaksi transfusi
件Malaria
Tanda dan Gejala
件Lemah, letih, lesu dan lelah
件Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
件Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.
D. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah
merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah
dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau
akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang
terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl
atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel
darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika
suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ
penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka
otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak
bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).
E. Manifestasi klinis
1.Keadaan umum:
Pucat , keletihan berat ,kelemahan ,nyeri kepala , demam ,dipsnea , vertigo , sensitive terhadap
dingin , BB turun.
2. Kulit:
Pugat jaundice ( anemia hemolitik ) , kulit kering , kuku rapuh , klubbing
3. Mata:
Penglihatan kabur , jaundice sclera dan perdarahan retina
4. Telinga:
Vertigo , tinnitus
5. Mulut:
Mukosa licin dan mengkilat , stomatitis
6. Paru- paru:
Dipsneu dan orthopnea
7. Kardiovaskuler:
Takikardia , palpitasi ,mur  mur , angina , hipotensi ,kardiomegali , gagal jantung
8. Gastrointestinal:
Anoreksia dan menoragia,menurunya fertilisasi , hematuria ( pada anemia hemolitik )
9. Muskuloskletal;
Nyeri pinggang , sendi dan tenderness sternal
10. System persyarafan:
Nyeri kepala , binggung , neurupatu perifer , parastesia , mental depresi , cemas , kesulitan
koping.
F. Komplikasi
1. Infeksi
2. Gagal pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. fungsi ginjal
5. Gangguan fungsi hati.
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah
terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga
menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika
lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir
dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak
(Sjaifoellah, 1998).
G. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12  14 g/dl )
2. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia aplastik )
Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH
(hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP).
Pansitopenia (aplastik).
Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang terhadap kehilangan
darah/hemolisis).
Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus
anemia).
LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel darah merah :
atau penyakit malignasi.
Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia
tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau
menurun (aplastik).
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (hemolitik)
Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi
Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
TBC serum : meningkat (DB)
Feritin serum : meningkat (DB)
Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
LDH serum : menurun (DB)
Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan perdarahan akut / kronis
(DB).
Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik bebas (AP).
Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah, ukuran, dan
bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan
penurunan sel darah (aplastik).
Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI (Doenges, 1999).
H. Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan :
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti ikan, daging,
telur dan sayur.
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan transfusi
darah.
ASKEP TEORITIS
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluru(Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1) Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan semangat untuk
bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis,
lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh
tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan
keletihan.
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat (DB), angina,
CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia
kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural.
Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia.
Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat
tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP).
Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke
kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).
Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3) Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan transfusi
darah.
Tanda : depresi.
4) Eleminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses
dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi
(DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia,
anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es,
kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane
mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan
glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
6) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia,
penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ;
parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat
dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang
(aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif,
paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; baik
terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan
panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis
(aplastik).
10) Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB). Hilang libido (pria dan
wanita). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan)).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna
atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan
sel darah merah.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman)
dan kebutuhan.
4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
5. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan
neurologist.
6. Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses
pencernaan; efek samping terapi obat.
7. Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi
; tidak mengenal sumber informasi.
C. Intervensi/Implementasi keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan)).
Tujuan : Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
件mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.
件meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam.
INTERVENSI RASIONAL
件Tingkatkan cuci tangan yang
baik ; oleh pemberi perawatan dan
pasien.
件Pertahankan teknik aseptic ketat
pada prosedur/perawatan luka.
件Berikan perawatan kulit,
perianal dan oral dengan cermat.
件Motivasi perubahan
posisi/ambulasi yang sering, latihan
batuk dan napas dalam.
件mencegah kontaminasi
silang/kolonisasi bacterial. Catatan :
pasien dengan anemia berat/aplastik
dapat berisiko akibat flora normal kulit.
件menurunkan risiko
kolonisasi/infeksi bakteri
件menurunkan risiko kerusakan
kulit/jaringan dan infeksi.
件meningkatkan ventilasi semua
segmen paru dan membantu
memobilisasi sekresi untuk mencegah
件Tingkatkan masukkan cairan
adekuat
件Pantau/batasi pengunjung.
Berikan isolasi bila memungkinkan
件Pantau suhu tubuh. Catat
adanya menggigil dan takikardia dengan
atau tanpa demam.
件Amati eritema/cairan luka
件Ambil specimen untuk
kultur/sensitivitas sesuai indikasi
(kolaborasi)
件Berikan antiseptic topical ;
antibiotic sistemik (kolaborasi).
pneumonia.
件membantu dalam pengenceran
secret pernapasan untuk mempermudah
pengeluaran dan mencegah stasis cairan
tubuh misalnya pernapasan dan ginjal.
件membatasi pemajanan pada
bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi
dibutuhkan pada anemia aplastik, bila
respons imun sangat terganggu.
件adanya proses inflamasi/infeksi
membutuhkan evaluasi/pengobatan.
件indikator infeksi lokal. Catatan
: pembentukan pus mungkin tidak ada
bila granulosit tertekan.
件membedakan adanya infeksi,
mengidentifikasi pathogen khusus dan
mempengaruhi pilihan pengobatan.
件mungkin digunakan secara
propilaktik untuk menurunkan
kolonisasi atau untuk pengobatan proses
infeksi local.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau
ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
件menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium
normal.
件tidak mengalami tanda mal nutrisi.
件Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau
mempertahankan berat badan yang sesuai.
INTERVENSI RASIONAL
件Kaji riwayat nutrisi,
termasuk makan yang disukai.
件Observasi dan catat
masukkan makanan pasien.
件Timbang berat badan setiap
hari
件Berikan makan sedikit
dengan frekuensi sering dan atau
makan diantara waktu makan.
件Observasi dan catat kejadian
mual/muntah, flatus dan dan gejala
lain yang berhubungan
件Berikan dan Bantu hygiene
mulut yang baik ; sebelum dan
sesudah makan, gunakan sikat gigi
halus untuk penyikatan yang lembut.
Berikan pencuci mulut yang di
encerkan bila mukosa oral luka.
件Kolaborasi pada ahli gizi
untuk rencana diet.
件Kolaborasi ; pantau hasil
pemeriksaan laboraturium.
件Kolaborasi ; berikan obat
sesuai indikasi
件mengidentifikasi defisiensi,
mengawasi masukkan kalori atau
kualitas kekurangan konsumsi
makanan.
memudahkan intervensi
件mengawasi penurunan berat
badan atau efektivitas intervensi
nutrisi.
件menurunkan kelemahan,
meningkatkan pemasukkan dan
mencegah distensi gaster.
件gejala GI dapat
menunjukkan efek anemia (hipoksia)
pada organ.
件meningkatkan nafsu makan
dan pemasukkan oral. Menurunkan
pertumbuhan bakteri, meminimalkan
kemungkinan infeksi. Teknik
perawatan mulut khusus mungkin
diperlukan bila jaringan
rapuh/luka/perdarahan dan nyeri
berat.
件membantu dalam rencana
diet untuk memenuhi kebutuhan
individual.
件meningkatakan efektivitas
program pengobatan, termasuk
sumber diet nutrisi yang dibutuhkan.
件kebutuhan penggantian
tergantung pada tipe anemia dan atau
adanyan masukkan oral yang buruk
dan defisiensi yang diidentifikasi.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan
kebutuhan.
Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
Kriteria hasil :
件melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)
件menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan
tekanan darah masih dalam rentang normal.
INTERVENSI RASIONAL
件Kaji kemampuan ADL pasien.
件Kaji kehilangan atau gangguan
keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan
otot.
件Observasi tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah aktivitas.
件Berikan lingkungan tenang,
batasi pengunjung, dan kurangi suara
bising, pertahankan tirah baring bila di
indikasikan.
件Gunakan teknik menghemat
energi, anjurkan pasien istirahat bila
terjadi kelelahan dan kelemahan,
anjurkan pasien melakukan aktivitas
semampunya (tanpa memaksakan diri).
件mempengaruhi pilihan
intervensi/bantuan.
件menunjukkan perubahan neurology
karena defisiensi vitamin B12
mempengaruhi keamanan pasien/risiko
cedera.
件manifestasi kardiopulmonal dari
upaya jantung dan paru untuk membawa
jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
件meningkatkan istirahat untuk
menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan
menurunkan regangan jantung dan paru.
件meningkatkan aktivitas secara
bertahap sampai normal dan memperbaiki
tonus otot/stamina tanpa kelemahan.
Meingkatkan harga diri dan rasa
terkontrol.
4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
Tujuan : peningkatan perfusi jaringan
Kriteria hasil : - menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
INTERVENSI RASIONAL
件Awasi tanda vital kaji pengisian
kapiler, warna kulit/membrane mukosa,
dasar kuku.
件Tinggikan kepala tempat tidur
sesuai toleransi.
件Awasi upaya pernapasan ;
auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi
adventisius.
件Selidiki keluhan nyeri
dada/palpitasi.
件Hindari penggunaan botol
penghangat atau botol air panas. Ukur
suhu air mandi dengan thermometer.
件Kolaborasi pengawasan hasil
pemeriksaan laboraturium. Berikan sel
darah merah lengkap/packed produk
darah sesuai indikasi.
件Berikan oksigen tambahan
sesuai indikasi.
件memberikan informasi tentang
derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan
membantu menetukan kebutuhan
intervensi.
件meningkatkan ekspansi paru dan
memaksimalkan oksigenasi untuk
kebutuhan seluler. Catatan :
kontraindikasi bila ada hipotensi.
件dispnea, gemericik menununjukkan
gangguan jajntung karena regangan
jantung lama/peningkatan kompensasi
curah jantung.
件iskemia seluler mempengaruhi
jaringan miokardial/ potensial risiko
infark.
件termoreseptor jaringan dermal
dangkal karena gangguan oksigen.
件mengidentifikasi defisiensi dan
kebutuhan pengobatan /respons terhadap
terapi.
件memaksimalkan transport oksigen
ke jaringan.
5) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan
neurologist.
Tujuan : dapat mempertahankan integritas kulit.
Kriteria hasil : mengidentifikasi factor risiko/perilaku individu untuk mencegah cedera dermal.
INTERVENSI RASIONAL
件Kaji integritas kulit, catat
perubahan pada turgor, gangguan warna,
hangat local, eritema, ekskoriasi.
件Reposisi secara periodic dan
pijat permukaan tulang apabila pasien
tidak bergerak atau ditempat tidur.
件Anjurkan pemukaan kulit
kering dan bersih. Batasi penggunaan
sabun.
件Bantu untuk latihan rentang
gerak.
件Gunakan alat pelindung,
misalnya kulit domba, keranjang, kasur
tekanan udara/air. Pelindung tumit/siku
dan bantal sesuai indikasi. (kolaborasi)
件kondisi kulit dipengaruhi oleh
sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi. Jaringan
dapat menjadi rapuh dan cenderung
untuk infeksi dan rusak.
件meningkatkan sirkulasi
kesemua kulit, membatasi iskemia
jaringan/mempengaruhi hipoksia seluler.
件area lembab, terkontaminasi,
memberikan media yang sangat baik
untuk pertumbuhan organisme patogenik.
Sabun dapat mengeringkan kulit secara
berlebihan.
件meningkatkan sirkulasi
jaringan, mencegah stasis.
件menghindari kerusakan kulit
dengan mencegah /menurunkan tekanan
terhadap permukaan kulit.
6) Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan;
efek samping terapi obat.
Tujuan : membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
Kriteria hasil : menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup, yang diperlukan sebagai penyebab, factor
pemberat.
INTERVENSI RASIONAL
件Observasi warna feses,
konsistensi, frekuensi dan jumlah.
件Auskultasi bunyi usus.
件Awasi intake dan output
(makanan dan cairan).
件Dorong masukkan cairan 2500-
件membantu mengidentifikasi
penyebab /factor pemberat dan intervensi
yang tepat.
件bunyi usus secara umum meningkat
pada diare dan menurun pada konstipasi.
件dapat mengidentifikasi dehidrasi,
kehilangan berlebihan atau alat dalam
3000 ml/hari dalam toleransi jantung.
件Hindari makanan yang
membentuk gas.
件Kaji kondisi kulit perianal
dengan sering, catat perubahan kondisi
kulit atau mulai kerusakan. Lakukan
perawatan perianal setiap defekasi bila
terjadi diare.
件Kolaborasi ahli gizi untuk diet
siembang dengan tinggi serat dan bulk.
件Berikan pelembek feses,
stimulant ringan, laksatif pembentuk bulk
atau enema sesuai indikasi. Pantau
keefektifan. (kolaborasi).
件Berikan obat antidiare, misalnya
Defenoxilat Hidroklorida dengan
atropine (Lomotil) dan obat
mengabsorpsi air, misalnya Metamucil.
(kolaborasi).
mengidentifikasi defisiensi diet.
件membantu dalam memperbaiki
konsistensi feses bila konstipasi. Akan
membantu memperthankan status hidrasi
pada diare.
件menurunkan distress gastric dan
distensi abdomen.
件mencegah ekskoriasi kulit dan
kerusakan.
件serat menahan enzim pencernaan
dan mengabsorpsi air dalam alirannya
sepanjang traktus intestinal dan dengan
demikian menghasilkan bulk, yang bekerja
sebagai perangsang untuk defekasi.
件mempermudah defekasi bila
konstipasi terjadi.
件Rasional : menurunkan motilitas
usus bila diare terjadi.
7) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ;
tidak mengenal sumber informasi.
Tujuan : pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana
pengobatan.
Kriteria hasil :
件pasien menyatakan pemahamannya proses penyakit dan penatalaksanaan penyakit.
件mengidentifikasi factor penyebab.
件Melakukan tiindakan yang perlu/perubahan pola hidup.
INTERVENSI RASIONAL
件Berikan informasi tentang
anemia spesifik. Diskusikan kenyataan
bahwa terapi tergantung pada tipe dan
beratnya anemia.
件memberikan dasar pengetahuan
sehingga pasien dapat membuat pilihan
yang tepat. Menurunkan ansietas dan
dapat meningkatkan kerjasama dalam
件Tinjau tujuan dan persiapan
untuk pemeriksaan diagnostic.
件Kaji tingkat pengetahuan klien
dan keluarga tentang penyakitnya.
件Berikan penjelasan pada klien
tentang penyakitnya dan kondisinya
sekarang
件Anjurkan klien dan keluarga
untuk memperhatikan diet makanan nya.
件Minta klien dan keluarga
mengulangi kembali tentang materi yang
telah diberikan.
program terapi.
件ansietas/ketakutan tentang
ketidaktahuan meningkatkan stress,
selanjutnya meningkatkan beban jantung.
Pengetahuan menurunkan ansietas.
件megetahui seberapa jauh
pengalaman dan pengetahuan klien dan
keluarga tentang penyakitnya.
件dengan mengetahui penyakit
dan kondisinya sekarang, klien dan
keluarganya akan merasa tenang dan
mengurangi rasa cemas.
件Diet dan pola makan yang tepat
membantu proses penyembuhan.
件mengetahui seberapa jauh
pemahaman klien dan keluarga serta
menilai keberhasilan dari tindakan yang
dilakukan.
D. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1) Infeksi tidak terjadi.
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4) Peningkatan perfusi jaringan.
5) Dapat mempertahankan integritas kulit.
6) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
7) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
件Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
件Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
2. Saran
a.
b.

More Related Content

Similar to Askep_Anemia.doc (20)

Animea Defesiensi
Animea DefesiensiAnimea Defesiensi
Animea Defesiensi
Nurul Annisa
Askep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarumAskep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarum
Operator Warnet Vast Raha
Pengertian anemia
Pengertian anemiaPengertian anemia
Pengertian anemia
dery laskar/ kahadari
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
Operator Warnet Vast Raha
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
Operator Warnet Vast Raha
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
Operator Warnet Vast Raha
4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemia
Igit1
313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemia313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemia
Sulai Sulaiman
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Operator Warnet Vast Raha
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Operator Warnet Vast Raha
Makalah anemia
Makalah anemia Makalah anemia
Makalah anemia
MJM Networks
Pert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.ppt
Pert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.pptPert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.ppt
Pert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.ppt
AndrePrayoga8
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Septian Muna Barakati
Pharmacotherapy: Drug for Anemia (Obat-obatan Anemia)
Pharmacotherapy: Drug for Anemia (Obat-obatan Anemia)Pharmacotherapy: Drug for Anemia (Obat-obatan Anemia)
Pharmacotherapy: Drug for Anemia (Obat-obatan Anemia)
IntanAdeviaRosnarita
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.ppt
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.pptASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.ppt
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.ppt
MethaKemala
ANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.ppt
ANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.pptANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.ppt
ANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.ppt
yasminedrpk
Anemia gizi besi
Anemia gizi besiAnemia gizi besi
Anemia gizi besi
Andi Humaerah
Anemia 26.11.22.ppt
Anemia 26.11.22.pptAnemia 26.11.22.ppt
Anemia 26.11.22.ppt
melypurnadianti1
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
Irfrans D' Rayyan
Animea Defesiensi
Animea DefesiensiAnimea Defesiensi
Animea Defesiensi
Nurul Annisa
4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemia
Igit1
313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemia313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemia
Sulai Sulaiman
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Operator Warnet Vast Raha
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Operator Warnet Vast Raha
Makalah anemia
Makalah anemia Makalah anemia
Makalah anemia
MJM Networks
Pert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.ppt
Pert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.pptPert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.ppt
Pert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.ppt
AndrePrayoga8
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Septian Muna Barakati
Pharmacotherapy: Drug for Anemia (Obat-obatan Anemia)
Pharmacotherapy: Drug for Anemia (Obat-obatan Anemia)Pharmacotherapy: Drug for Anemia (Obat-obatan Anemia)
Pharmacotherapy: Drug for Anemia (Obat-obatan Anemia)
IntanAdeviaRosnarita
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.ppt
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.pptASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.ppt
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.ppt
MethaKemala
ANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.ppt
ANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.pptANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.ppt
ANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.ppt
yasminedrpk

Recently uploaded (20)

Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1

Askep_Anemia.doc

  • 1. Askep anemia BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari harga normal. B.Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian anemia. b. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab anemia. c. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien anemia. d. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan anemia. BAB II PERMASALAHAN Dalam makalah ini kami akan membahas tentang apa itu anemia, definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan bagaimana asuhan keperawatan pada penyakit anemia. BAB III PEMBAHAS A.Pengertian Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999). Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
  • 2. B. Etiologi Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. Perdarahan hebat Akut (mendadak) Kecelakaan Pembedahan Persalinan Pecah pembuluh darah Penyakit Kronik (menahun) Perdarahan hidung Wasir (hemoroid) Ulkus peptikum Kanker atau polip di saluran pencernaan Tumor ginjal atau kandung kemih Perdarahan menstruasi yang sangat banyak Berkurangnya pembentukan sel darah merah Kekurangan zat besi Kekurangan vitamin B12 Kekurangan asam folat Kekurangan vitamin C Penyakit kronik Meningkatnya penghancuran sel darah merah Pembesaran limpa Kerusakan mekanik pada sel darah merah Reaksi autoimun terhadap sel darah merah Hemoglobinuria nokturnal paroksismal Sferositosis herediter Elliptositosis herediter Kekurangan G6PD Penyakit sel sabit Penyakit hemoglobin C Penyakit hemoglobin S-C Penyakit hemoglobin E Thalasemia (Burton, 1990).
  • 3. C. Klasifikasi anemia: Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis: 1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi: a. Anemia aplastik Penyebab: 件agen neoplastik/sitoplastik 件terapi radiasi 件antibiotic tertentu 件obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason 件benzene 件infeksi virus (khususnya hepatitis) Gejala-gejala: 件Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll) 件Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat. b. Anemia pada penyakit ginjal Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin Gejala-gejala: 件Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl 件Hematokrit turun 20-30% 件Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi c. Anemia pada penyakit kronis Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan d. Anemia defisiensi besi Penyebab: эAsupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi эGangguan absorbsi (post gastrektomi) эKehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus, hemoroid, dll.)
  • 4. Gejala-gejalanya: 件Atropi papilla lidah 件Lidah pucat, merah, meradang 件Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut 件Morfologi: anemia mikrositik hipokromik e. Anemia megaloblastik Penyebab: 件Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat 件Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st gastrektomi) infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol. f. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel darah merah: 件Pengaruh obat-obatan tertentu 件Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik 件Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase 件Proses autoimun 件Reaksi transfusi 件Malaria Tanda dan Gejala 件Lemah, letih, lesu dan lelah 件Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang 件Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat. D. Patofisiologi Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang
  • 5. terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera. Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).
  • 6. E. Manifestasi klinis 1.Keadaan umum: Pucat , keletihan berat ,kelemahan ,nyeri kepala , demam ,dipsnea , vertigo , sensitive terhadap dingin , BB turun. 2. Kulit: Pugat jaundice ( anemia hemolitik ) , kulit kering , kuku rapuh , klubbing 3. Mata: Penglihatan kabur , jaundice sclera dan perdarahan retina 4. Telinga: Vertigo , tinnitus 5. Mulut: Mukosa licin dan mengkilat , stomatitis 6. Paru- paru: Dipsneu dan orthopnea 7. Kardiovaskuler: Takikardia , palpitasi ,mur mur , angina , hipotensi ,kardiomegali , gagal jantung 8. Gastrointestinal: Anoreksia dan menoragia,menurunya fertilisasi , hematuria ( pada anemia hemolitik ) 9. Muskuloskletal; Nyeri pinggang , sendi dan tenderness sternal 10. System persyarafan: Nyeri kepala , binggung , neurupatu perifer , parastesia , mental depresi , cemas , kesulitan koping. F. Komplikasi 1. Infeksi 2. Gagal pernafasan 3. Kardiovaskuler 4. fungsi ginjal 5. Gangguan fungsi hati. Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak
  • 7. (Sjaifoellah, 1998). G. Pemeriksaan penunjang Pada pemeriksaan laboratorium ditemui : 1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 14 g/dl ) 2. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% ) 3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik ) 4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi 5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia aplastik ) Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik). Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis). Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia). LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek. Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB). SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik). Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (hemolitik) Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin. Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik). Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik) TBC serum : meningkat (DB) Feritin serum : meningkat (DB) Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
  • 8. LDH serum : menurun (DB) Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP) Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB). Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik bebas (AP). Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik). Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI (Doenges, 1999). H. Penatalaksanaan Medis Tindakan umum : Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang. 1. Transpalasi sel darah merah. 2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi. 3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah. 4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen 5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada. 6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau. Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) : 1. Anemia defisiensi besi Penatalaksanaan : Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur. Pemberian preparat fe Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan. 2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12 3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral 4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan transfusi darah. ASKEP TEORITIS A. Pengkajian
  • 9. Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluru(Boedihartono, 1994). Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi : 1) Aktivitas / istirahat Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak. Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan. 2) Sirkulasi Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi). Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP). 3) Integritas ego Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah. Tanda : depresi. 4) Eleminasi Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine. Tanda : distensi abdomen. 5) Makanan/cairan Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB).
  • 10. Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB). 6) Neurosensori Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin. Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP). 7) Nyeri/kenyamanan Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB) 8) Pernapasan Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas. Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea. 9) Keamanan Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi. Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik). 10) Seksualitas Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten. Tanda : serviks dan dinding vagina pucat. B. Diagnosa Keperawatan 1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan)). 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
  • 11. 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan. 4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel. 5. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologist. 6. Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat. 7. Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi. C. Intervensi/Implementasi keperawatan 1) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan)). Tujuan : Infeksi tidak terjadi. Kriteria hasil : 件mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi. 件meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam. INTERVENSI RASIONAL 件Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien. 件Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka. 件Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat. 件Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam. 件mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan anemia berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit. 件menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri 件menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi. 件meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi sekresi untuk mencegah
  • 12. 件Tingkatkan masukkan cairan adekuat 件Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan 件Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam. 件Amati eritema/cairan luka 件Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi (kolaborasi) 件Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik (kolaborasi). pneumonia. 件membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh misalnya pernapasan dan ginjal. 件membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi dibutuhkan pada anemia aplastik, bila respons imun sangat terganggu. 件adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan. 件indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak ada bila granulosit tertekan. 件membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen khusus dan mempengaruhi pilihan pengobatan. 件mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi local. 2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil : 件menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal. 件tidak mengalami tanda mal nutrisi.
  • 13. 件Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai. INTERVENSI RASIONAL 件Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai. 件Observasi dan catat masukkan makanan pasien. 件Timbang berat badan setiap hari 件Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan. 件Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang berhubungan 件Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka. 件Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet. 件Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan laboraturium. 件Kolaborasi ; berikan obat sesuai indikasi 件mengidentifikasi defisiensi, mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan. memudahkan intervensi 件mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi. 件menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi gaster. 件gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ. 件meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat. 件membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual. 件meningkatakan efektivitas program pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan. 件kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau
  • 14. adanyan masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi. 3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan. Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas. Kriteria hasil : 件melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari) 件menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal. INTERVENSI RASIONAL 件Kaji kemampuan ADL pasien. 件Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot. 件Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas. 件Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan tirah baring bila di indikasikan. 件Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri). 件mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan. 件menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera. 件manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan. 件meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru. 件meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol. 4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
  • 15. Tujuan : peningkatan perfusi jaringan Kriteria hasil : - menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil. INTERVENSI RASIONAL 件Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku. 件Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. 件Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius. 件Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi. 件Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan thermometer. 件Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi. 件Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi. 件memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan kebutuhan intervensi. 件meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi. 件dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jajntung karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung. 件iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark. 件termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen. 件mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi. 件memaksimalkan transport oksigen ke jaringan. 5) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologist. Tujuan : dapat mempertahankan integritas kulit. Kriteria hasil : mengidentifikasi factor risiko/perilaku individu untuk mencegah cedera dermal. INTERVENSI RASIONAL
  • 16. 件Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat local, eritema, ekskoriasi. 件Reposisi secara periodic dan pijat permukaan tulang apabila pasien tidak bergerak atau ditempat tidur. 件Anjurkan pemukaan kulit kering dan bersih. Batasi penggunaan sabun. 件Bantu untuk latihan rentang gerak. 件Gunakan alat pelindung, misalnya kulit domba, keranjang, kasur tekanan udara/air. Pelindung tumit/siku dan bantal sesuai indikasi. (kolaborasi) 件kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi. Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak. 件meningkatkan sirkulasi kesemua kulit, membatasi iskemia jaringan/mempengaruhi hipoksia seluler. 件area lembab, terkontaminasi, memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan organisme patogenik. Sabun dapat mengeringkan kulit secara berlebihan. 件meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis. 件menghindari kerusakan kulit dengan mencegah /menurunkan tekanan terhadap permukaan kulit. 6) Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat. Tujuan : membuat/kembali pola normal dari fungsi usus. Kriteria hasil : menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup, yang diperlukan sebagai penyebab, factor pemberat. INTERVENSI RASIONAL 件Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah. 件Auskultasi bunyi usus. 件Awasi intake dan output (makanan dan cairan). 件Dorong masukkan cairan 2500- 件membantu mengidentifikasi penyebab /factor pemberat dan intervensi yang tepat. 件bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi. 件dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam
  • 17. 3000 ml/hari dalam toleransi jantung. 件Hindari makanan yang membentuk gas. 件Kaji kondisi kulit perianal dengan sering, catat perubahan kondisi kulit atau mulai kerusakan. Lakukan perawatan perianal setiap defekasi bila terjadi diare. 件Kolaborasi ahli gizi untuk diet siembang dengan tinggi serat dan bulk. 件Berikan pelembek feses, stimulant ringan, laksatif pembentuk bulk atau enema sesuai indikasi. Pantau keefektifan. (kolaborasi). 件Berikan obat antidiare, misalnya Defenoxilat Hidroklorida dengan atropine (Lomotil) dan obat mengabsorpsi air, misalnya Metamucil. (kolaborasi). mengidentifikasi defisiensi diet. 件membantu dalam memperbaiki konsistensi feses bila konstipasi. Akan membantu memperthankan status hidrasi pada diare. 件menurunkan distress gastric dan distensi abdomen. 件mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan. 件serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya sepanjang traktus intestinal dan dengan demikian menghasilkan bulk, yang bekerja sebagai perangsang untuk defekasi. 件mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi. 件Rasional : menurunkan motilitas usus bila diare terjadi. 7) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi. Tujuan : pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan. Kriteria hasil : 件pasien menyatakan pemahamannya proses penyakit dan penatalaksanaan penyakit. 件mengidentifikasi factor penyebab. 件Melakukan tiindakan yang perlu/perubahan pola hidup. INTERVENSI RASIONAL 件Berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia. 件memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat. Menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan kerjasama dalam
  • 18. 件Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic. 件Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. 件Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang 件Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya. 件Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan. program terapi. 件ansietas/ketakutan tentang ketidaktahuan meningkatkan stress, selanjutnya meningkatkan beban jantung. Pengetahuan menurunkan ansietas. 件megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. 件dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas. 件Diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan. 件mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan. D. Evaluasi Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28) Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah : 1) Infeksi tidak terjadi. 2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi. 3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas. 4) Peningkatan perfusi jaringan. 5) Dapat mempertahankan integritas kulit. 6) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus. 7) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan. BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan
  • 19. 件Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). 件Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256). 2. Saran a. b.