ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
ANEMIA
KELOMPOK 4
•SHUFAIRA
• PUTRI DIAN
•TRI AGUSTINA
• NOVI ISNAINI
• IKA DESSY
PEMBAHASAN
• Definisi anemia
• Kategori anemia
• Klasifikasi Anemia
– Patofisiologi (faktor resiko, gejala,
manifestasi, komplikasi)
– Pencegahan (primer, sekunder tersier)
Definisi Anemia
Menurut Handayani dan Andi, (2008) anemia
merupakan keadaan dimana eritrosit atau
hemoglobin tidak dapat berfungsi untuk
menyediakan oksigen kepada jaringan tubuh,
secara laboratoris anemia dijelaskan sebagai
penurunan kadar hemoglobin serta eritrosit
dibawah normal.
Menurut Baughman dan Hackley, (2000) anemia
adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah
merak dan kadar hemoglobin (Hb) atau
Hematokrit (Ht) dibawah normal.
Kategori Anemia
Batasan umum yang sering digunakan
adalah kriteria WHO pada tahun 1968
Laki-laki dewasa Hb< 13 gr/dl
Perempuan dewasa tidak
hamil
Hb< 12 gr/dl
Perempuan hamil Hb< 11 gr/dl
Anak usia 6-14 tahun Hb< 12 gr/dl
Anak usia 6 bulan – 6 tahun Hb< 11 gr/dl
Jenis-Jenis Anemia
Menurut Handayani dan Andi, (2008) jenis
anemia sebagai berikut :
• Anemia aplastik (Hipoproliferatif)
• Anemia defisiensi besi
• Anemia megaloblastik
• Anemia hemolitik
1.Anemia aplastik
(Hipoproliferatif)
Kondisi yang disebabkan oleh
disfungsi sumsum tulang,
sehingga sel darah yang mati
tidak diganti
Etiologi Anemia aplastik
• Faktor genetik
• Obat-obatan dari bahan kimia.
jika dosis obat berlebihan
• Infeksi
• Iradiasi
• Anemia aplastik pada keadaan atau
penyakit lain (misal leukimia akut)
Gejala Anemia aplastik
• Sindrom anemia: berupa badan lemah,
lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang
serta telinga mendenging
• Gejala pendarahan (pendarahan kulit
seperti petekie dan ekimosis)
• Tanda-tanda infeksi dapat berupa ulserasi
mulut atau tenggorokan,febris, sepsis
• Organomegali dapat berupa hepatomegali
dan splenomegali
Manifestasi Anemia aplastik
• Ditandai dengan kelemahan dan pucat;
sesak nafas saat latihan
• Perdarahan abnormal pada sepertiga
pasien
• Adanya granulosit ditinjukkan dengan
demam, faringitis akut dan perdarahan
Komplikasi Anemia aplastik
• Gagal jantung akibat anemia berat
• Kematian akibat infeksi dan perdarahan
apabila sel-sel lain ikut terkena
Pencegahan Anemia aplastik
• Pencegahan Primer : menghindari
paparan bahan kimia berlebih, menjauhi
radiasi sinar x atau radiasi lainnya
• Pencegahan sekunder : cek darah rutin
• Pencegahan tersier: Transfusi sel darah
merah dan trombosit, transplantasi
sumsum tulang,
2. Anemia Defisiensi Besi
kondisi yang terjadi akibat kosongnya
cadangan zat besi didalam tubh
sehingga penyediaan zat besi untuk
eritroposis berkurang yang pada
akhirnya pembentukan hemoglobin
berkurang
Etiologi Anemia Defisiensi Besi
• Kehilangan zat besi akibat pendarahan
menahun
• Faktor nutrisi
• Kebutuhan zat besi meningkat
• Gangguan absorbsi besi
Gejala Anemia Defisiensi Besi
• Sindrom anemia berupa badan lemah,
lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang
serta telinga mendenging
• Koilorikia
• Atrofi papilla lidah
• Stomatitis angularis
• disfagia
Manifestasi Anemia Defisiensi
Besi
• sel darah merah hipoklomatik dan
mikrositik
• Letih dan sering kesemutan pada
ekstremitas
• Hb secara normal rendah dibanding
dengan hematokrit dan jumlah sel darah
merah
• Jumlah sel darah putih normal; jumlah
trombosit bervariasi
Komplikasi Defisiensi Besi
• Pada Anak Kecil: perkembangan mereka
terhambat, turunnya pertahanan kekebalan
tubuh
• Pada Wanita Hamil: angka kematian ibu,
sedangkan untuk janin yang dikandung dapat
mengakibatkan pertumbuhan bayi secara
prematur, berat badan rendah, rentan terserang
infeksi ketika lahir, hingga kematian bayi dalam
kandungan
• Pada Orang Dewasa: kerusakan pada berbagai
organ seperti ginjal, jantung dan paru-paru
Pencegahan Defisiensi Besi
• Pencegahan Primer : pendidikan kesehatan, penyuluhan
gizi, suplementasi zat besi, memakan makanan yang
mengandung zat besi
• Pencegahan sekunder : cek darah rutin
• Pencegahan tersier : terapi pengganti preparat besi
dengan oral atau parenteral, pengobatan lain dapat
dengan cara pemberian makan yang tinggi protein,
vitamin C 3 X 100 mg/hari dan dapat dengan transfusi
darah.
3. Anemia Megaloblastik
Kondisi yang disebabkan oleh
defisiensi vitamin B12 dan defisiensi
asam folat memperlihatkan
perubahan-perubahan sumsum
tulang dan darah perifer yang identik
Etiologi Anemia Megaloblastik
A. Defisiensi vitamin B12
– Asupan kurang
– Malabsobsi
– Gangguan metabolism seluler
B. Defisiensi asam folat
• Asupan kurang
• Peningkatan kebutuhan
• Gangguan metabolisme folat
• Penurunan cadangan folat di hati
C. Gangguan metobolisme vitamin B12 dan asam
folat
D. Gangguan sintesis DNA
Gejala Anemia Megaloblastik
• Anemia karena eritropoesis yang inefektif
• Ikterus ringan akibat pemecahan globin
• Glotitis dengan lidah berwarna merah
seperti daging
• Purpura trombositopeni
• Kerusakan kolumna posterior
• Kerusakan kolumna lateralis
Manifestasi Anemia
Megaloblastik
• Secara bertahap menjadi lemah, cepat
capai, dan pucat
• Terjadi merah pada lidah, sert diare
ringean
• Kerusakan medula spinalis
mengakibatkan kekacauan mental dan
kesulitan mempertahankan keseimbangan
Komplikasi Anemia
Megaloblastik
• Komplikasi kehamilan: Wanita hamil yang
kekurangan folat berisiko melahirkan secara
prematur.
• Gangguan sistem saraf : Vitamin B-12 berperan
penting dalam produksi sel darah merah dan
memelihara sistem saraf.
• Penyakit kudis: Kekurangan vitaminCdapat
menyebabkanpenyakit kudis. Penyakit ini
ditandai dengan adanya pendarahandi bawah
kulitdandi sekitar gusi.
Pencegahan Anemia
Megaloblastik
• Pencegahan Primer : Defisiensi vitamin B12 ditangani
dengan pemberian vitamin B12. Defisiensi asam folat
dengan pemberian asam folat, memakan makanan yang
banyak mengandung vit. B12 , asam folat
• Pencegahan sekunder : cek darah rutin
• Pencegahan tersier : Terapi suportif (Transfusi bila ada
hipoksia dan suspensi trombosit bila trombosotopenia
mengancam jiwa), terapi untuk defisiensi vitamin B12,
erapi untuk defisiensi asam folat, Terapi penyakit dasar.
Menghentikan obat-obatan penyebab anemia
megaloblastik
4. Anemia Hemolitik
Kondisi yang disebabkan oleh proses
hemolisis (pemecahan eritrosit dalam
pembuluh darah sebelum waktunya)
Etiologi Anemia Hemolitik
• Anemia sel sabit
• Malaria
• Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
• Reaksi transfuse
Gejala Anemia Hemolitik
Gejala hemolisis terjadi secara tiba-tiba dan berat,
menyebabkan krisis hemolitik, yang ditandai
dengan:
• Menggigil
• Demam
• perasaan melayang
• penurunan tekanan darah
• nyeri punggung dan nyeri lambung
Manifestasi Anemia Hemolitik
• Manifestasi hemolitik: diantaranya berupa
ikterus akibat meningkatnya kadar bilirubin
indirek dlm darah, tapi tidak di urin
(acholuric jaundice); hepatomegali,
splenomegali, kholelitiasis (batu empedu),
ulkus dll.
Komplikasi Anemia Hemolitik
• Akibat anemia yang berat dan lama, sering
terjadi gagal jantung. Transfusi darah yang
berulang-ulang dari proses hemolisis
menyebabkan kadar besi dalam darah tinggi,
sehingga tertimbun dalam berbagai jaringan
tubuh seperti hepar, limpa, kulit, jantung dan
lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan
fungsi alat tersebut (hemokromotosis). Limpa
yang besar mudah ruptur akibat trauma yang
ringan, kematian terutama disebabkan oleh
infeksi dan gagal jantung.
Pencegahan Anemia Hemolitik
• Pencegahan Primer :
• Pencegahan sekunder
• Pencegahan tersier : transfusi darah, obat-
obatan, operasi untuk mengangkat limpa,
transplantasi sistem sel darah dan
sumsum tulang belakang.
4. Anemia sel sabit/bulan sabit
Merupakan anemia berat yang
diakibatkan oleh defek molekul
hemoglobin (substansi asam amino
tunggal dalam rantai β Hemoglobin)
Etiologi sel sabit/bulan sabit
• Stress fisik
• Demam
• Trauma
Gejala sel sabit/bulan sabit
• Anemia
• Nyeri
• Kaki dan tangan bengkak
• Sering infeksi
• Tertundanya pertumbuhan
• Masalah penglihatan
Manifestasi anemia sel sabit/bulan
sabit
• Sistem jantung : nafas pendek, dispnea sewaktu kerja
berat, gelisah
• Sistem pernafasan : nyeri dada, batuk, sesak nafas,
demam, gelisah
• Sistem saraf pusat : pusing, kejang, sakit kepala,
gangguan BAK dan BAB
• Sistem genitourinaria : nyeri pinggang, hematuria
• Sistem gastrointestinal : nyeri perut, hepatomegali,
demam
• Sistem okular : nyeri, perubahan penglihatan, buta
• Sistem skeletal : nyeri, mobilitas berkurang, nyeri dan
bengkak pada lengan dan kaki.
Komplikasi sel sabit/bulan sabit
• Sering terjadi infeksi
• menurunnya faal paru dan ginjal
• infark tulang, nekrosis aseptik kaput
femoralis, serangan-serangan priapismus
dan dapat berakhir dengan impotensi
Pencegahan anemia sel
sabit/bulan sabit
• Sampai saat ini belum diketahui ada
pengobatan yang dapat memperbaiki
pembentukan sabit, karena itu pengobatan
secara primer ditujukan untuk pencegahan dan
penunjang. Karena infeksi tampaknya
mencetuskan krisis sel sabit, pengobatan
ditekankan pada pencegahan infeksi, deteksi
dini dan pengobatan segera setiap ada infeksi
pengobatan akan mencakup pemberian
antibiotik dan hidrasi dengan cepat dan dengan
dosis yang besar.
Alhamdulillah, Terimakasih

More Related Content

What's hot (20)

Tkik4
Tkik4Tkik4
Tkik4
andreei
Ìý
126996728 darah-samar-frida
126996728 darah-samar-frida126996728 darah-samar-frida
126996728 darah-samar-frida
Eka Selvina
Ìý
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
Amat Rajasa
Ìý
Tutor 2
Tutor 2Tutor 2
Tutor 2
pdspatologikliniksby
Ìý
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
Google
Ìý
Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
Lestari Moerdijat
Ìý
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
fikri asyura
Ìý
Leukosit 2
Leukosit 2Leukosit 2
Leukosit 2
fikri asyura
Ìý
Pengantar Sistem Informasi Laboratorium
Pengantar Sistem Informasi LaboratoriumPengantar Sistem Informasi Laboratorium
Pengantar Sistem Informasi Laboratorium
Setya Wijayanta
Ìý
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
tristyanto
Ìý
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
Vivi Yunisa
Ìý
Analisa narkotika pada sampel klinik
Analisa narkotika pada sampel klinikAnalisa narkotika pada sampel klinik
Analisa narkotika pada sampel klinik
fery pujiono
Ìý
Autoimunitas power point
Autoimunitas power pointAutoimunitas power point
Autoimunitas power point
tristyanto
Ìý
Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)
Tom Pratomo
Ìý
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Syscha Lumempouw
Ìý
Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA
Sarah Maulina
Ìý
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
pdspatologikliniksby
Ìý
Morfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugasMorfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugas
progsus6
Ìý
Sitohistoteknologi-SC (1).pdf
Sitohistoteknologi-SC (1).pdfSitohistoteknologi-SC (1).pdf
Sitohistoteknologi-SC (1).pdf
AhmadIhsanSeptiawand
Ìý
Blood gas analyzer
Blood gas analyzerBlood gas analyzer
Blood gas analyzer
ratih ayu sulistyoningsih
Ìý
Tkik4
Tkik4Tkik4
Tkik4
andreei
Ìý
126996728 darah-samar-frida
126996728 darah-samar-frida126996728 darah-samar-frida
126996728 darah-samar-frida
Eka Selvina
Ìý
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
Amat Rajasa
Ìý
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
Google
Ìý
Pengantar Sistem Informasi Laboratorium
Pengantar Sistem Informasi LaboratoriumPengantar Sistem Informasi Laboratorium
Pengantar Sistem Informasi Laboratorium
Setya Wijayanta
Ìý
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
tristyanto
Ìý
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
Vivi Yunisa
Ìý
Analisa narkotika pada sampel klinik
Analisa narkotika pada sampel klinikAnalisa narkotika pada sampel klinik
Analisa narkotika pada sampel klinik
fery pujiono
Ìý
Autoimunitas power point
Autoimunitas power pointAutoimunitas power point
Autoimunitas power point
tristyanto
Ìý
Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)
Tom Pratomo
Ìý
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Syscha Lumempouw
Ìý
Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA
Sarah Maulina
Ìý
Morfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugasMorfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugas
progsus6
Ìý
Sitohistoteknologi-SC (1).pdf
Sitohistoteknologi-SC (1).pdfSitohistoteknologi-SC (1).pdf
Sitohistoteknologi-SC (1).pdf
AhmadIhsanSeptiawand
Ìý

Similar to Anemia.pptx (20)

Animea Defesiensi
Animea DefesiensiAnimea Defesiensi
Animea Defesiensi
Nurul Annisa
Ìý
Askep_Anemia.doc
Askep_Anemia.docAskep_Anemia.doc
Askep_Anemia.doc
heru687292
Ìý
4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemia
Igit1
Ìý
kasusanemia-170326130659 (1).pptx
kasusanemia-170326130659 (1).pptxkasusanemia-170326130659 (1).pptx
kasusanemia-170326130659 (1).pptx
PutriAzzahra47
Ìý
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
andalizah
Ìý
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Septian Muna Barakati
Ìý
313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemia313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemia
Sulai Sulaiman
Ìý
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
LAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA_RUANG_NAKULA.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA_RUANG_NAKULA.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA_RUANG_NAKULA.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA_RUANG_NAKULA.docx
Khairuddinkhairu
Ìý
pendekatan diagnosis klinis terhadap pasien anemia
pendekatan diagnosis klinis terhadap pasien anemiapendekatan diagnosis klinis terhadap pasien anemia
pendekatan diagnosis klinis terhadap pasien anemia
kliniklapaselang
Ìý
Pert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.ppt
Pert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.pptPert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.ppt
Pert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.ppt
AndrePrayoga8
Ìý
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptxANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
SitiNurAsiahmuminin
Ìý
Tugas biology kelompok 5
Tugas biology kelompok 5Tugas biology kelompok 5
Tugas biology kelompok 5
Elza Anisa Suwandi
Ìý
Askep anemia 1
Askep anemia 1Askep anemia 1
Askep anemia 1
Arya Ningrat
Ìý
Copy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptx
Copy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptxCopy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptx
Copy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptx
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
ANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.ppt
ANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.pptANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.ppt
ANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.ppt
yasminedrpk
Ìý
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.ppt
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.pptASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.ppt
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.ppt
MethaKemala
Ìý
Animea Defesiensi
Animea DefesiensiAnimea Defesiensi
Animea Defesiensi
Nurul Annisa
Ìý
Askep_Anemia.doc
Askep_Anemia.docAskep_Anemia.doc
Askep_Anemia.doc
heru687292
Ìý
4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemia
Igit1
Ìý
kasusanemia-170326130659 (1).pptx
kasusanemia-170326130659 (1).pptxkasusanemia-170326130659 (1).pptx
kasusanemia-170326130659 (1).pptx
PutriAzzahra47
Ìý
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
andalizah
Ìý
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Septian Muna Barakati
Ìý
313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemia313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemia
Sulai Sulaiman
Ìý
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
LAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA_RUANG_NAKULA.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA_RUANG_NAKULA.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA_RUANG_NAKULA.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA_RUANG_NAKULA.docx
Khairuddinkhairu
Ìý
pendekatan diagnosis klinis terhadap pasien anemia
pendekatan diagnosis klinis terhadap pasien anemiapendekatan diagnosis klinis terhadap pasien anemia
pendekatan diagnosis klinis terhadap pasien anemia
kliniklapaselang
Ìý
Pert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.ppt
Pert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.pptPert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.ppt
Pert 10. Farmakoterapiiiiiiii Anemia.ppt
AndrePrayoga8
Ìý
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptxANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
SitiNurAsiahmuminin
Ìý
Tugas biology kelompok 5
Tugas biology kelompok 5Tugas biology kelompok 5
Tugas biology kelompok 5
Elza Anisa Suwandi
Ìý
Askep anemia 1
Askep anemia 1Askep anemia 1
Askep anemia 1
Arya Ningrat
Ìý
Copy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptx
Copy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptxCopy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptx
Copy of asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.presentasipptx
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
ANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.ppt
ANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.pptANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.ppt
ANEMIA pada anak sekolah asuhan keperawatan.ppt
yasminedrpk
Ìý
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.ppt
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.pptASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.ppt
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_ANEMIA.ppt
MethaKemala
Ìý

Recently uploaded (20)

pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Ìý
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Ìý
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Ìý
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Ìý
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
Ìý
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Ìý
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Ìý
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Ìý
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
Ìý
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Ìý
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Ìý
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Ìý
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Ìý
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Ìý
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
Ìý
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Ìý
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Ìý
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Ìý
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
Ìý
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Ìý

Anemia.pptx

  • 1. ANEMIA KELOMPOK 4 •SHUFAIRA • PUTRI DIAN •TRI AGUSTINA • NOVI ISNAINI • IKA DESSY
  • 2. PEMBAHASAN • Definisi anemia • Kategori anemia • Klasifikasi Anemia – Patofisiologi (faktor resiko, gejala, manifestasi, komplikasi) – Pencegahan (primer, sekunder tersier)
  • 3. Definisi Anemia Menurut Handayani dan Andi, (2008) anemia merupakan keadaan dimana eritrosit atau hemoglobin tidak dapat berfungsi untuk menyediakan oksigen kepada jaringan tubuh, secara laboratoris anemia dijelaskan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta eritrosit dibawah normal. Menurut Baughman dan Hackley, (2000) anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merak dan kadar hemoglobin (Hb) atau Hematokrit (Ht) dibawah normal.
  • 4. Kategori Anemia Batasan umum yang sering digunakan adalah kriteria WHO pada tahun 1968 Laki-laki dewasa Hb< 13 gr/dl Perempuan dewasa tidak hamil Hb< 12 gr/dl Perempuan hamil Hb< 11 gr/dl Anak usia 6-14 tahun Hb< 12 gr/dl Anak usia 6 bulan – 6 tahun Hb< 11 gr/dl
  • 5. Jenis-Jenis Anemia Menurut Handayani dan Andi, (2008) jenis anemia sebagai berikut : • Anemia aplastik (Hipoproliferatif) • Anemia defisiensi besi • Anemia megaloblastik • Anemia hemolitik
  • 6. 1.Anemia aplastik (Hipoproliferatif) Kondisi yang disebabkan oleh disfungsi sumsum tulang, sehingga sel darah yang mati tidak diganti
  • 7. Etiologi Anemia aplastik • Faktor genetik • Obat-obatan dari bahan kimia. jika dosis obat berlebihan • Infeksi • Iradiasi • Anemia aplastik pada keadaan atau penyakit lain (misal leukimia akut)
  • 8. Gejala Anemia aplastik • Sindrom anemia: berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang serta telinga mendenging • Gejala pendarahan (pendarahan kulit seperti petekie dan ekimosis) • Tanda-tanda infeksi dapat berupa ulserasi mulut atau tenggorokan,febris, sepsis • Organomegali dapat berupa hepatomegali dan splenomegali
  • 9. Manifestasi Anemia aplastik • Ditandai dengan kelemahan dan pucat; sesak nafas saat latihan • Perdarahan abnormal pada sepertiga pasien • Adanya granulosit ditinjukkan dengan demam, faringitis akut dan perdarahan
  • 10. Komplikasi Anemia aplastik • Gagal jantung akibat anemia berat • Kematian akibat infeksi dan perdarahan apabila sel-sel lain ikut terkena
  • 11. Pencegahan Anemia aplastik • Pencegahan Primer : menghindari paparan bahan kimia berlebih, menjauhi radiasi sinar x atau radiasi lainnya • Pencegahan sekunder : cek darah rutin • Pencegahan tersier: Transfusi sel darah merah dan trombosit, transplantasi sumsum tulang,
  • 12. 2. Anemia Defisiensi Besi kondisi yang terjadi akibat kosongnya cadangan zat besi didalam tubh sehingga penyediaan zat besi untuk eritroposis berkurang yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang
  • 13. Etiologi Anemia Defisiensi Besi • Kehilangan zat besi akibat pendarahan menahun • Faktor nutrisi • Kebutuhan zat besi meningkat • Gangguan absorbsi besi
  • 14. Gejala Anemia Defisiensi Besi • Sindrom anemia berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang serta telinga mendenging • Koilorikia • Atrofi papilla lidah • Stomatitis angularis • disfagia
  • 15. Manifestasi Anemia Defisiensi Besi • sel darah merah hipoklomatik dan mikrositik • Letih dan sering kesemutan pada ekstremitas • Hb secara normal rendah dibanding dengan hematokrit dan jumlah sel darah merah • Jumlah sel darah putih normal; jumlah trombosit bervariasi
  • 16. Komplikasi Defisiensi Besi • Pada Anak Kecil: perkembangan mereka terhambat, turunnya pertahanan kekebalan tubuh • Pada Wanita Hamil: angka kematian ibu, sedangkan untuk janin yang dikandung dapat mengakibatkan pertumbuhan bayi secara prematur, berat badan rendah, rentan terserang infeksi ketika lahir, hingga kematian bayi dalam kandungan • Pada Orang Dewasa: kerusakan pada berbagai organ seperti ginjal, jantung dan paru-paru
  • 17. Pencegahan Defisiensi Besi • Pencegahan Primer : pendidikan kesehatan, penyuluhan gizi, suplementasi zat besi, memakan makanan yang mengandung zat besi • Pencegahan sekunder : cek darah rutin • Pencegahan tersier : terapi pengganti preparat besi dengan oral atau parenteral, pengobatan lain dapat dengan cara pemberian makan yang tinggi protein, vitamin C 3 X 100 mg/hari dan dapat dengan transfusi darah.
  • 18. 3. Anemia Megaloblastik Kondisi yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat memperlihatkan perubahan-perubahan sumsum tulang dan darah perifer yang identik
  • 19. Etiologi Anemia Megaloblastik A. Defisiensi vitamin B12 – Asupan kurang – Malabsobsi – Gangguan metabolism seluler B. Defisiensi asam folat • Asupan kurang • Peningkatan kebutuhan • Gangguan metabolisme folat • Penurunan cadangan folat di hati C. Gangguan metobolisme vitamin B12 dan asam folat D. Gangguan sintesis DNA
  • 20. Gejala Anemia Megaloblastik • Anemia karena eritropoesis yang inefektif • Ikterus ringan akibat pemecahan globin • Glotitis dengan lidah berwarna merah seperti daging • Purpura trombositopeni • Kerusakan kolumna posterior • Kerusakan kolumna lateralis
  • 21. Manifestasi Anemia Megaloblastik • Secara bertahap menjadi lemah, cepat capai, dan pucat • Terjadi merah pada lidah, sert diare ringean • Kerusakan medula spinalis mengakibatkan kekacauan mental dan kesulitan mempertahankan keseimbangan
  • 22. Komplikasi Anemia Megaloblastik • Komplikasi kehamilan: Wanita hamil yang kekurangan folat berisiko melahirkan secara prematur. • Gangguan sistem saraf : Vitamin B-12 berperan penting dalam produksi sel darah merah dan memelihara sistem saraf. • Penyakit kudis: Kekurangan vitaminCdapat menyebabkanpenyakit kudis. Penyakit ini ditandai dengan adanya pendarahandi bawah kulitdandi sekitar gusi.
  • 23. Pencegahan Anemia Megaloblastik • Pencegahan Primer : Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12. Defisiensi asam folat dengan pemberian asam folat, memakan makanan yang banyak mengandung vit. B12 , asam folat • Pencegahan sekunder : cek darah rutin • Pencegahan tersier : Terapi suportif (Transfusi bila ada hipoksia dan suspensi trombosit bila trombosotopenia mengancam jiwa), terapi untuk defisiensi vitamin B12, erapi untuk defisiensi asam folat, Terapi penyakit dasar. Menghentikan obat-obatan penyebab anemia megaloblastik
  • 24. 4. Anemia Hemolitik Kondisi yang disebabkan oleh proses hemolisis (pemecahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya)
  • 25. Etiologi Anemia Hemolitik • Anemia sel sabit • Malaria • Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir • Reaksi transfuse
  • 26. Gejala Anemia Hemolitik Gejala hemolisis terjadi secara tiba-tiba dan berat, menyebabkan krisis hemolitik, yang ditandai dengan: • Menggigil • Demam • perasaan melayang • penurunan tekanan darah • nyeri punggung dan nyeri lambung
  • 27. Manifestasi Anemia Hemolitik • Manifestasi hemolitik: diantaranya berupa ikterus akibat meningkatnya kadar bilirubin indirek dlm darah, tapi tidak di urin (acholuric jaundice); hepatomegali, splenomegali, kholelitiasis (batu empedu), ulkus dll.
  • 28. Komplikasi Anemia Hemolitik • Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Transfusi darah yang berulang-ulang dari proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam darah tinggi, sehingga tertimbun dalam berbagai jaringan tubuh seperti hepar, limpa, kulit, jantung dan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi alat tersebut (hemokromotosis). Limpa yang besar mudah ruptur akibat trauma yang ringan, kematian terutama disebabkan oleh infeksi dan gagal jantung.
  • 29. Pencegahan Anemia Hemolitik • Pencegahan Primer : • Pencegahan sekunder • Pencegahan tersier : transfusi darah, obat- obatan, operasi untuk mengangkat limpa, transplantasi sistem sel darah dan sumsum tulang belakang.
  • 30. 4. Anemia sel sabit/bulan sabit Merupakan anemia berat yang diakibatkan oleh defek molekul hemoglobin (substansi asam amino tunggal dalam rantai β Hemoglobin)
  • 31. Etiologi sel sabit/bulan sabit • Stress fisik • Demam • Trauma
  • 32. Gejala sel sabit/bulan sabit • Anemia • Nyeri • Kaki dan tangan bengkak • Sering infeksi • Tertundanya pertumbuhan • Masalah penglihatan
  • 33. Manifestasi anemia sel sabit/bulan sabit • Sistem jantung : nafas pendek, dispnea sewaktu kerja berat, gelisah • Sistem pernafasan : nyeri dada, batuk, sesak nafas, demam, gelisah • Sistem saraf pusat : pusing, kejang, sakit kepala, gangguan BAK dan BAB • Sistem genitourinaria : nyeri pinggang, hematuria • Sistem gastrointestinal : nyeri perut, hepatomegali, demam • Sistem okular : nyeri, perubahan penglihatan, buta • Sistem skeletal : nyeri, mobilitas berkurang, nyeri dan bengkak pada lengan dan kaki.
  • 34. Komplikasi sel sabit/bulan sabit • Sering terjadi infeksi • menurunnya faal paru dan ginjal • infark tulang, nekrosis aseptik kaput femoralis, serangan-serangan priapismus dan dapat berakhir dengan impotensi
  • 35. Pencegahan anemia sel sabit/bulan sabit • Sampai saat ini belum diketahui ada pengobatan yang dapat memperbaiki pembentukan sabit, karena itu pengobatan secara primer ditujukan untuk pencegahan dan penunjang. Karena infeksi tampaknya mencetuskan krisis sel sabit, pengobatan ditekankan pada pencegahan infeksi, deteksi dini dan pengobatan segera setiap ada infeksi pengobatan akan mencakup pemberian antibiotik dan hidrasi dengan cepat dan dengan dosis yang besar.