Teks tersebut membahas tokoh-tokoh penting dalam perkembangan sosiologi, mulai dari Auguste Comte yang mengembangkan sosiologi positivis, Emile Durkheim dengan pendekatan struktural, Karl Marx dengan sosiologi Marxis, hingga tokoh-tokoh lain seperti Weber, Spencer, Simmel, Tonnies, Marcuse, Habermas, dan Gramsci. Teks tersebut menjelaskan pandangan dan kontribusi masing-masing tokoh dalam memahami dan menganalisis m
Teks tersebut merupakan biografi singkat tentang tokoh-tokoh penting dalam perkembangan sosiologi seperti Ibnu Khaldun, Auguste Comte, dan Karl Marx. Ibnu Khaldun dianggap sebagai bapak sosiologi karena telah menulis karya Muqaddimah yang membahas tentang masyarakat, sejarah, dan konflik. Sedangkan Auguste Comte dianggap sebagai pendiri sosiologi karena telah memperkenalkan istilah sosiologi dan membahas
Dokumen tersebut membahas pandangan beberapa tokoh sosiologi klasik dan modern mengenai objek kajian sosiologi, meliputi Emile Durkheim yang menyatakan bahwa objek sosiologi adalah fakta sosial, Max Weber yang menyatakan objeknya adalah tindakan sosial, dan C. Wright Mills yang mengemukakan pentingnya khayalan sosiologis dalam mempelajari sosiologi."
Teks tersebut merupakan bagian dari bab 1 yang membahas latar belakang hidup Auguste Comte, pendiri sosiologi. Ia hidup pada masa Revolusi Prancis yang menimbulkan perubahan besar bagi masyarakat Prancis. Comte berupaya menerapkan metode ilmu alam untuk mempelajari manusia sebagai makhluk sosial dan membangun sosiologi sebagai ilmu pengetahuan positif yang mengkaji hukum-hukum sosial dalam m
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan teori sosiologi klasik dan tokoh-tokoh sosiologi klasik seperti Auguste Comte, Emile Durkheim, Karl Marx, Max Weber, Georg Simmel, Herbert Spencer, dan Ferdinand Tonnies beserta kontribusi utama mereka dalam perkembangan sosiologi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Karl Marx lahir di Prusia pada 1818 dan dikenal sebagai filsuf, pakar ekonomi politik, dan pendiri teori Marxisme. Ia memandang masyarakat kapitalis sebagai arena konflik antara kelas borjuis dan proletar.
Teks tersebut membahas beberapa teori sosiologi modern dan postmodern, yaitu teori struktural fungsionalisme, neofungsionalisme, dan teori konflik. Teori-teori tersebut membahas tentang bagaimana masyarakat berfungsi dan berubah, serta menekankan peran konflik dalam masyarakat.
Bab 1.a pengertian dan perkembangan sosiologiBudionoDrs
油
Dokumen tersebut membahas tentang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang (1) pengertian dan tujuan sosiologi, (2) objek kajian sosiologi, dan (3) sejarah perkembangan sosiologi sejak Auguste Comte hingga para tokoh seperti Karl Marx, Herbert Spencer, dan Max Weber.
Teks ini membahas pendekatan sosiologis terhadap studi tentang wanita. Beberapa pendekatan yang dijelaskan adalah pendekatan fungsionalis dari teoretisi seperti Comte, Spencer, dan Durkheim yang memandang peran wanita dalam konteks stabilitas sosial. Pendekatan konflik dari Marx dan Weber menganalisis penindasan wanita. Model alternatif seperti karya sosial Addams dan interaksionisme Mead lebih menekankan pengalaman wanita. Pendek
Dokumen tersebut merangkum biografi singkat dan pemikiran Karl Marx mengenai proses produksi dan tahap-tahap sejarah. Marx melihat proses produksi sebagai dasar teori sosial dan menganalisisnya berdasarkan organisasi kerja manusia. Ia juga menganalisis tahap-tahap sejarah dengan metode materialisme dialektis, dimana perubahan struktur sosial terjadi karena kontradiksi internal dalam sistem yang lama.
Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, mulai dari pemikiran awal filsuf Yunani kuno hingga berbagai mazhab yang berkembang sesudah Auguste Comte. Dokumen tersebut juga menjelaskan pengertian sosiologi secara harfiah dan konsep-konsep kuncinya seperti masyarakat, interaksi sosial, dan hubungan antarmanusia.
Tiga tahap perkembangan sosiologi menurut Auguste Comte yaitu tahap teologis, metafisik, dan positif. Ia juga membedakan sosiologi statis yang mempelajari hubungan antar masyarakat dan sosiologi dinamis yang terkait dengan perubahan sosial. Teori-teori sosiologi sesudah Comte berkembang melalui berbagai mazhab seperti geografi, organis, psikologi, ekonomi, dan hukum.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Teori poststrukturalisme dan postmodernisme menolak pandangan strukturalis bahwa dunia berjalan secara teratur dalam sistem.
2. Teori-teori seperti dekonstruksi dan queer berupaya mendekonstruksi oposisi biner dalam sistem untuk memberdayakan kelompok terpinggirkan.
3. Teori-teori kritis seperti Foucault melihat bahwa kontrol sosial melalui sistem justru m
Hubungan timbal balik antara sejarah dan ilmu-ilmu sosial. Sejarah dipengaruhi konsep, teori, dan pendekatan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, namun tujuan dan pendekatan keduanya berbeda. Sejarah bersifat diakronis sedangkan ilmu-ilmu sosial sinkronis. Kritik sejarah penting untuk menguji generalisasi ilmu-ilmu sosial.
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafatnorma 28
油
Makalah ini membahas tentang pengertian dan macam-macam ideologi di dunia. Ideologi didefinisikan sebagai kumpulan ide atau gagasan yang menawarkan perubahan melalui pemikiran normatif. Ada beberapa ideologi besar seperti kapitalisme, marxisme, sosialisme, dan komunisme, masing-masing dengan ciri khas pendekatan ekonomi dan politiknya.
Teori konflik menganggap konflik sebagai aspek utama dalam masyarakat yang tidak dapat dihindari. Konflik berpunca daripada perbezaan antara kelompok sosial dalam masyarakat. Kuasa politik merupakan sumber utama konflik kerana kelompok berkompetisi untuk mendapatkan kuasa dan kekayaan. Undang-undang digunakan oleh kelompok berkuasa untuk mempertahankan kedudukan mereka.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Karl Marx lahir di Prusia pada 1818 dan dikenal sebagai filsuf, pakar ekonomi politik, dan pendiri teori Marxisme. Ia memandang masyarakat kapitalis sebagai arena konflik antara kelas borjuis dan proletar.
Teks tersebut membahas beberapa teori sosiologi modern dan postmodern, yaitu teori struktural fungsionalisme, neofungsionalisme, dan teori konflik. Teori-teori tersebut membahas tentang bagaimana masyarakat berfungsi dan berubah, serta menekankan peran konflik dalam masyarakat.
Bab 1.a pengertian dan perkembangan sosiologiBudionoDrs
油
Dokumen tersebut membahas tentang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang (1) pengertian dan tujuan sosiologi, (2) objek kajian sosiologi, dan (3) sejarah perkembangan sosiologi sejak Auguste Comte hingga para tokoh seperti Karl Marx, Herbert Spencer, dan Max Weber.
Teks ini membahas pendekatan sosiologis terhadap studi tentang wanita. Beberapa pendekatan yang dijelaskan adalah pendekatan fungsionalis dari teoretisi seperti Comte, Spencer, dan Durkheim yang memandang peran wanita dalam konteks stabilitas sosial. Pendekatan konflik dari Marx dan Weber menganalisis penindasan wanita. Model alternatif seperti karya sosial Addams dan interaksionisme Mead lebih menekankan pengalaman wanita. Pendek
Dokumen tersebut merangkum biografi singkat dan pemikiran Karl Marx mengenai proses produksi dan tahap-tahap sejarah. Marx melihat proses produksi sebagai dasar teori sosial dan menganalisisnya berdasarkan organisasi kerja manusia. Ia juga menganalisis tahap-tahap sejarah dengan metode materialisme dialektis, dimana perubahan struktur sosial terjadi karena kontradiksi internal dalam sistem yang lama.
Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, mulai dari pemikiran awal filsuf Yunani kuno hingga berbagai mazhab yang berkembang sesudah Auguste Comte. Dokumen tersebut juga menjelaskan pengertian sosiologi secara harfiah dan konsep-konsep kuncinya seperti masyarakat, interaksi sosial, dan hubungan antarmanusia.
Tiga tahap perkembangan sosiologi menurut Auguste Comte yaitu tahap teologis, metafisik, dan positif. Ia juga membedakan sosiologi statis yang mempelajari hubungan antar masyarakat dan sosiologi dinamis yang terkait dengan perubahan sosial. Teori-teori sosiologi sesudah Comte berkembang melalui berbagai mazhab seperti geografi, organis, psikologi, ekonomi, dan hukum.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Teori poststrukturalisme dan postmodernisme menolak pandangan strukturalis bahwa dunia berjalan secara teratur dalam sistem.
2. Teori-teori seperti dekonstruksi dan queer berupaya mendekonstruksi oposisi biner dalam sistem untuk memberdayakan kelompok terpinggirkan.
3. Teori-teori kritis seperti Foucault melihat bahwa kontrol sosial melalui sistem justru m
Hubungan timbal balik antara sejarah dan ilmu-ilmu sosial. Sejarah dipengaruhi konsep, teori, dan pendekatan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, namun tujuan dan pendekatan keduanya berbeda. Sejarah bersifat diakronis sedangkan ilmu-ilmu sosial sinkronis. Kritik sejarah penting untuk menguji generalisasi ilmu-ilmu sosial.
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafatnorma 28
油
Makalah ini membahas tentang pengertian dan macam-macam ideologi di dunia. Ideologi didefinisikan sebagai kumpulan ide atau gagasan yang menawarkan perubahan melalui pemikiran normatif. Ada beberapa ideologi besar seperti kapitalisme, marxisme, sosialisme, dan komunisme, masing-masing dengan ciri khas pendekatan ekonomi dan politiknya.
Teori konflik menganggap konflik sebagai aspek utama dalam masyarakat yang tidak dapat dihindari. Konflik berpunca daripada perbezaan antara kelompok sosial dalam masyarakat. Kuasa politik merupakan sumber utama konflik kerana kelompok berkompetisi untuk mendapatkan kuasa dan kekayaan. Undang-undang digunakan oleh kelompok berkuasa untuk mempertahankan kedudukan mereka.
1. Asal Mula dan Perkembangan Sosiologi.pptxPipitFitriyah4
油
Dokumen tersebut membahas tentang asal usul sosiologi. Sosiologi mulai berkembang sejak abad ke-19 berkat karya Auguste Comte yang meletakkan dasar-dasar ilmu ini. Sosiologi mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial dalam masyarakat dengan obyek utamanya adalah interaksi antarmanusia. Individu dan masyarakat saling mempengaruhi secara timbal balik.
Dokumen ini berisi naskah sumpah jabatan dan pelantikan pengurus organisasi tingkat desa/kelurahan dan kecamatan. Naskah sumpah berisi komitmen untuk melaksanakan tugas secara jujur, adil, dan taat pada Pancasila serta UUD 1945. Naskah pelantikan berisi pernyataan Bupati Tanah Bumbu yang secara resmi melantik pengurus baru pada tanggal 4 Maret 2014 beserta harapan agar mereka dapat menjalankan tugas dengan
Buku ini memberikan panduan bagi fasilitator untuk menggunakan buku 'Kerjasama Sekolah dan Komite Sekolah' dalam sosialisasi kepada masyarakat. Buku ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang peran dan tanggung jawab komite sekolah serta kerjasama antara sekolah, komite, dan masyarakat dalam mendukung pendidikan anak. Fasilitator disarankan melibatkan peserta secara aktif dalam diskusi dan
Berita acara-undangan-daftar-hadir-notulenBang Onno
油
Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum II membentuk tim penyusun dan pengembang kurikulum untuk semester genap tahun pelajaran 2014-2015 yang terdiri dari kepala madrasah, guru, dan perwakilan yayasan dan komite sekolah. Tim ini akan merancang dan mengembangkan kurikulum madrasah sesuai peraturan pemerintah dan kementerian agama.
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 11 Agustus 2016
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docxshafiqsmkamil
油
Auguste comte
1. Auguste Comte : Sosiologi Positivis
Prancis (1798-1857)
Auguste Comte (1798-1857) sangat prihatin terhadap anarkisme yang merasuki masyarakat saat berlangsungnya Revolusi
Perancis. Oleh karena itu Comte kemudian mengembangkan pandangan ilmiahnya yakni positivisme atau filsafat sosial untuk
menandingi pemikiran yang dianggap filsafat negatif dan destruktif. Positivisme mengklaim telah membangun teori-teori ilmiah
tentang masyarakat melalui pengamatan dan percobaan untuk kemudian mendemonstrasikan hukum-hukum perkembangan
sosial. Aliran positivis percaya akan kesatuan metode ilmiah akan mampu mengukur secara objektif mengenai struktur sosial.
Sebagai usahanya, Comte mengembangkan fisika sosial atau juga disebutnya sebagai sosiologi. Comte berupaya agar sosiologi
meniru model ilmu alam agar motivasi manusia benar-benar dapat dipelajari sebagaimana layaknya fisika atau kimia. Ilmu baru
ini akhirnya menjadi ilmu dominan yang mempelajari statika sosial (struktur sosial) dan dinamika sosial (perubahan sosial).
Comte percaya bahwa pendekatan ilmiah untuk memahami masyarakat akan membawa pada kemajuan kehidupan sosial yang
lebih baik. Ini didasari pada gagasannya tentang Teori Tiga Tahap Perkembangan Masyarakat, yaitu bahwa masyarakat
berkembang secara evolusioner dari tahap teologis (percaya terhadap kekuatan dewa), melalui tahap metafisik (percaya pada
kekuatan abstrak), hingga tahap positivistik (percaya terhadap ilmu sains). Pandangan evolusioner ini mengasumsikan bahwa
masyarakat, seperti halnya organisme, berkembang dari sederhana menjadi rumit. Dengan demikian, melalui sosiologi
diharapkan mampu mempercepat positivisme yang membawa ketertiban pada kehidupan sosial.
2. Emile Durkheim : Sosiologi Struktural
Prancis (1859-1917)
Untuk menjelaskan tentang masyarakat, Durkheim (1859-1917) berbicara mengenai kesadaran kolektif sebagai kekuatan moral
yang mengikat individu pada suatu masyarakat. Melalui karyanya The Division of Labor in Society (1893). Durkheim mengambil
pendekatan kolektivis (solidaritas) terhadap pemahaman yang membuat masyarakat bisa dikatakan primitif atau
modern. Solidaritas itu berbentuk nilai-nilai, adat-istiadat, dan kepercayaan yang dianut bersama dalam ikatan kolektif.
Masyarakat primitif/sederhana dipersatukan oleh ikatan moral yang kuat, memiliki hubungan yang jalin-menjalin sehingga
dikatakan memiliki Solidaritas Mekanik. Sedangkan pada masyarakat yang kompleks/modern, kekuatan kesadaran kolektif itu
telah menurun karena terikat oleh pembagian kerja yang ruwet dan saling menggantung atau disebut memiliki Solidaritas
Organik .
Selanjutnya dalam karyanya yang lain The Role of Sociological Method (1895), Durkheim membuktikan cara kerja yang
disebut Fakta Sosial, yaitu fakta-fakta dari luar individu yang mengontrol individu untuk berpikir dan bertindak dan memiliki
daya paksa. Ini berarti struktur-struktur tertentu dalam masyarakat sangatlah kuat, sehingga dapat mengontrol tindakan individu
dan dapat dipelajari secara objektif, seperti halnya ilmu alam. Fakta sosial terbagi menjadi dua bagian, material (birokrasi dan
hukum) dan nonmaterial (kultur dan lembaga sosial).
Dua tahun kemudian melalui Suicide (1897), Durkheim berusaha membuktikan bahwa ada pengaruh antara sebab-sebab sosial
(fakta sosial) dengan pola-pola bunuh diri. Dalam karya itu disimpulkan ada 4 macam tipe bunuh diri, yakni bunuh
diri egoistik (masalah pribadi), altruistik (untuk kelompok), anomik (ketiadaan kelompok/norma), dan fatalistik (akibat tekanan
kelompok). Berdasarkan hal itu Durkheim berpendapat bahwa faktor derajat keterikatan manusia pada kelompoknya (integrasi
sosial) sebagai faktor kunci untuk melakukan bunuh diri.
3. Karl Marx: Sosiologi Marxis
Jerman (1818-1883)
Karl Marx (1818-1883) melalui pendekatan materialisme historis percaya bahwa penggerak sejarah manusia adalah konflik
kelas. Marx memandang bahwa kekayaan dan kekuasaan itu tidak terdistribusi secara merata dalam masyarakat. Oleh karena itu
kaum penguasa yang memiliki alat produksi (kaum borjuis/kapitalis) senantiasa terlibat konflik dengan kaum buruh yang
dieksploitasi (kaum proletar).
Sosiologi Marxis tentang kapitalisme menyatakan bahwa produksi komoditas mau tak mau membawa sistem sosial yang secara
keseluruhan merefleksikan pengejaran keuntungan ini. Nilai-nilai produksi merasuk ke semua bidang kehidupan. Segala
sesuatunya, penginapan, penyedia informasi, rumah sakit, bahkan sekolah kini menjadi bisnis yang menguntungkan. Tingkat
keuntungannya menentukan berapa banyak staf dan tingkat layanan yang diberikan. Inilah yang dimaksud Marx bahwa
infrastruktur ekonomi menentukan suprastruktur (kebudayaan, politik, hukum, dan ideologi).
Pendekatan Sosiologi Marxis menyimpulkan mengenai ide pembaruan sosial yang telah terbukti sebagai ide yang hebat pada
abad XX, sebagai berikut (Osborne, 1996: 50): semua masyarakat dibangun atas dasar konflik, penggerak dasar semua perubahan
sosial adalah ekonomi, masyarakat harus dilihat sebagai totalitas yang di dalamnya ekonomi adalah faktor dominan, perubahan
dan perkembangan sejarah tidaklah acak, tetapi dapat dilihat dari hubungan manusia dengan organisasi ekonomi, individu
dibentuk oleh masyarakat, tetapi dapat mengubah masyarakat melalui tindakan rasional yang didasarkan atas premis-premis
ilmiah (materialisme historis), bekerja dalam masyarakat kapitalis mengakibatkan keterasingan (alienasi), dan dengan berdiri di
luar masyarakat, melalui kritik, manusia dapat memahami dan mengubah posisi sejarah mereka.
4. Herbert Spencer : Sosiologi Evolusioner
Inggris (1820-1903)
Herbert Spencer (1820-1903) menganjurkan Teori Evolusi untuk menjelaskan perkembangan sosial. Logika argumen ini adalah
bahwa masyarakat berevolusi dari bentuk yang lebih rendah (barbar) ke bentuk yang lebih tinggi (beradab). Ia berpendapat
bahwa institusi sosial sebagaimana tumbuhan dan binatang, mampu beradaptasi terhadap lingkungan sosialnya. Dengan
berlalunya generasi, anggota masyarakat yang mampu dan cerdas dapat bertahan. Dengan kata lain Yang layak akan bertahan
hidup, sedangkan yang tak layak akhirnya punah. Konsep ini diistilahkan survival of the fittest. Ungkapan ini sering dikaitkan
dengan model evolusi dari rekan sejamannya yaitu Charles Darwin. Oleh karena itu teori tentang evolusi masyarakat ini juga
sering dikenal dengan nama Darwinisme Sosial.
Melalui teori evolusi dan pandangan liberalnya itu, Spencer sangat poluler di kalangan para penguasa yang menentang reformasi.
Spencer setuju terhadap doktrin laissez-faire dengan mengatakan bahwa negara tak harus mencampuri persoalan individual
kecuali fungsi pasif melindungi rakyat. Ia ingin kehidupan sosial berkembang bebas tanpa kontrol eksternal. Spencer
menganggap bahwa masyarakat itu alamiah, dan ketidakadilan serta kemiskinan itu juga alamiah, karena itu kesejahteraan sosial
dianggap percuma. Meski pandangan itu banyak ditentang, namun Darwinisme Sosial sampai sekarang masih terus hidup dalam
tulisan-tulisan populer.
Max Weber : Sosiologi Weber
5. Jerman (1864-1920)
Max Weber (1864-1920) tidak sependapat dengan Marx yang menyatakan bahwa ekonomi merupakan kekuatan pokok
perubahan sosial. Melalui karyanya, Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, Weber menyatakan bahwa kebangkitan
pandangan religius tertentu dalam hal ini Protestanisme yang membawa masyarakat pada perkembangan kapitalisme. Kaum
Protestan dengan tradisi Kalvinis menyimpulkan bahwa kesuksesan finansial merupakan tanda utama bahwa Tuhan berada di
pihak mereka. Untuk mendapatkan tanda ini, mereka menjalani kehidupan yang hemat, menabung, dan menginvestasikan
surplusnya agar mendapat modal lebih banyak lagi.
Pandangan lain yang disampaikan Weber adalah tentang bagaimana perilaku individu dapat mempengaruhi masyarakat secara
luas. Inilah yang disebut sebagai memahami Tindakan Sosial. Menurut Weber, tindakan sosial dapat dipahami dengan
memahami niat, ide, nilai, dan kepercayaan sebagai motivasi sosial. Pendekatan ini disebut verstehen(pemahaman).
Weber juga mengkaji tentang rasionalisasi. Menurut Weber, peradaban Barat adalah semangat Barat yang rasional dalam sikap
hidup. Rasional menjelma menjadi operasional (berpikir sistemik langkah demi langkah). Rasionalisasi adalah proses yang
menjadikan setiap bagian kecil masyarakat terorganisir, profesional, dan birokratif. Meski akhirnya Weber prihatin betapa
intervensi negara terhadap kehidupan warga kian hari kian besar.
Dalam karyanya yang terkenal lainnya, Politik sebagai Panggilan, Weber mendefinisikan negara sebagai sebuah lembaga yang
memiliki monopoli dalam penggunaan kekuatan fisik secara sah, sebuah definisi yang menjadi penting dalam studi tentang ilmu
politik.
Georg Simmel : Filsafat Uang
Jerman (1858-1919)
Georg Simmel (1858-1919) sangat terkenal karena karyanya yang spesifik tentang tindakan dan interaksi individual, seperti
bentuk-bentuk interaksi, tipe-tipe orang berinteraksi, kemiskinan, pelacuran, dan masalah-masalah berskala kecil lainnya. Karya-
karya Simmel ini nantinya menjadi rujukan tokoh-tokoh sosiologi di Amerika.
6. Karya yang terkenal dari Simmel adalah tentang Filsafat Uang. Simmel sebagai sosiolog cenderung bersikap menentang
terhadap modernisasi dan sering disebut bervisi pesimistik. Pandangannya sering disebut Pesimisme Budaya. Menurut Simmel,
modernisasi telah menciptakan manusia tanpa kualitas karena manusia terjebak dalam rasionalitasnya sendiri. Sebagai contoh,
begitu teknologi industri sudah mulai canggih, maka keterampilan dan kemampuan tenaga kerja secara individual makin kurang
penting. Bisa jadi semakin modern teknologi, maka kemampuan tenaga individu makin merosot bahkan cenderung malas.
Di sisi lain, gejala monetisasi di berbagai faktor kehidupan telah membelenggu masyarakat terutama dalam hal pembekuan
kreativitas orang, bahkan mampu mengubah kesadaran. Mengapa? Uang secara ideal memang alat pembayaraan, tetapi karena
kekuatannya, uang menjadi sarana pembebasan manusia atas manusia. Artinya uang sudah tidak dipahami sebagai fungsi alat,
tetapi sebagai tujuan. Kekuatan kuantitatifnya telah mampu mengukur berbagai jarak sosial yang membentang antar individu,
seperti cinta, tanggung jawab, dan bahkan mampu membebaskan atas kewajiban dan hukuman sosial. Barang siapa memiliki
uang dialah yang memiliki kekuatan.
Ferdinand Tonnies : Klasifikasi Sosial
Jerman (1855-1936)
Ferdinand Tonnies (1855-1936) mengkaji bentuk-bentuk dan pola-pola ikatan sosial dan organisasi sehingga
menghasilkan klasifikasi sosial. Menurut Tonnies, masyarakat itu bersifat gemeinschaft (komunitas/paguyuban)
atau gesselschaft (asosiasi/ patembayan).
Masyarakat gemeinschaft adalah masyarakat yang mempunyai hubungan sosial tertutup, pribadi, dan dihargai oleh para
anggotanya, yang didasari atas hubungan kekeluargaan dan kepatuhan sosial. Komunitas seperti ini merupakan tipikal
masyarakat pra-industri atau masyarakat pedesaan. Sedangkan pada masyarakat gesselschaft, hubungan kekeluargaan telah
memudar, hubungan sosial cenderung impersonal dengan pembagian kerja yang rumit. Bentuk seperti ini terdapat pada
masyarakat industri atau masyarakat perkotaan. Tema dasar Tonnies adalah hilangnya komunitas dan bangkitnya
impersonalitas. Ini menjadi penting dalam kajian tentang masyarakat perkotaan.
7. Herbert Marcuse : One Dimensional Man
Jerman (1898-1979)
Herbert Marcuse (1898-1979) merupakan anggota Mazhab Frankfurt yang setengah hati. Menjadi terkenal selama tahun 1960-an
karena dukungannya terhadap gerakan radikal dan anti-kemapanan. Dia pernah dijuluki kakek terorisme, merujuk pada
kritiknya tentang masyarakat kapitalis, One Dimensional Man (1964) yang berargumen bahwa kapitalisme menciptakan
kebutuhan-kebutuhan palsu, kesadaran palsu, dan budaya massa yang memperbudak kelas pekerja.
Jurgen Habermas : Komunikasi Rasional
Jerman, 1929
Setelah tahun 1960-an, sosiologi makin menyadari pentingnya faktor kebudayaan dan komunikasi dalam menganalisis
masyarakat. Jurgen Habermas (1929- ) menggabungkan kesadaran baru dengan Mazhab Frankfurt. Habermas membicarakan
komunikasi rasional dan kemungkinan keberadaannya dalam masyarakat kapitalis. Dalam karyanya The Theory of
Communicative Action (1981), Habermas mengemukakan analisis kompleks tentang masyarakat kapitalis dan cara-cara yang
mungkin untuk melawan melalui emansipasi komunikatif dan moral.
8. Antonio Gramsci: Hegemoni
Italia (1891-1937)
Antonio Gramsci (1891-1937), seorang sosiolog Italia adalah seorang pemikir kunci dalam pendefinisian ulang perdebatan
mengenai kelas dan kekuasaan. Konsepnya tentang Hegemoni menjadi diskusi tentang kompleksitas masyarakat modern.
Gramsci menyatakan bahwa kaum Borjuis berkuasa bukan karena paksaan, melainkan juga dengan persetujuan, membentuk
aliansi politik dengan kelompok-kelompok lain dan bekerja secara ideologis untuk mendominasi masyarakat. Dengan kata lain,
masyarakat berada dalam keadaan tegang terus-menerus.
Ide mengenai hegemoni (memenangkan kekuasaan berdasarkan persetujuan masyarakat) sangat menarik karena pada
kenyataannya individu selalu bereaksi terhadap dan mendefinisi ulang masyarakat dan kebudayaan tempat mereka berada. Ide-
ide Gramsci selanjutnya banyak berpengaruh pada studi kebudayaan dan budaya populer.
Charles Horton Cooley (1846-1929)
Charles Horton Cooley (1846-1929) memandang bahwa hidup manusia secara sosial ditentukan oleh bahasa, interaksi dan
pendidikan. Secara biologis manusia tiada beda, tapi secara sosial tentu sangat berbeda. Perkembangan historislah yang
menyebabkan demikian. Dalam analisisnya mengenai perkembangan individu, Cooley mengemukakan teori yang dikenal
dengan Looking Glass-Self atau Teori Cermin Diri. Menurutnya di dalam individu terdapat tiga unsur: 1) bayangan mengenai
bagaimana orang lain melihat kita; 2) bayangan mengenai pendapat orang lain mengenai diri kita; dan 3) rasa diri yang bersifat
positif maupun negatif.
9. George Herbert Mead (1863-1931)
George Herbert Mead (1863-1931), salah satu tokoh sentra interaksionisme simbolik menggambarkan pembentukan diri
atau tahap sosialisasi dalam ilustrasi pertumbuhan anak, dimana terdapat tiga tahap pertumbuhan anak, yakni 1) tahap bermain
(play stage); 2) tahap permainan (game stage); dan 3) tahap mengambil peran orang lain (taking role the other).
Manusia tidak bereaksi terhadap dunia sekitar secara langsung, mereka bereaksi terhadap makna yang mereka hubungkan dengan
benda-benda dan kejadian-kejadian sekitar mereka, lampu lalu lintas, antrian pada loket karcis, peluit seorang polisi dan isyarat
tangan. W.I. Thomas (1863-1947), mengungkapkan tentang definisi suatu situasi, yang mengutarakan bahwa kita hanya dapat
bertindak tepat bila kita telah menetapkan sifat situasinya. Bila seorang laki-laki mendekat dan mengulurkan tangan kanannya,
kita mengartikannya sebagai salam persahabatan, bila mendekat dengan tangan mengepal situasinya akan berlainan. Kegagalan
merumuskan situasi perilaku secara benar dan bereaksi dengan tepat, dapat menimbulkan akibat-akibat yang kurang
menyenangkan.
Ibnu Kholdun : Bapak Sosiologi Islam
Tunisia pada 1 Ramadan 732 H./27 Mei 1332 M Kairo 25 Ramadan 808 H./19 Maret 1406 M
Lelaki yang lahir di Tunisia pada 1 Ramadan 732 H./27 Mei 1332 M. adalah dikenal sebagai sejarawan dan bapak sosiologi Islam
yang hafal Alquran sejak usia dini. Sebagai ahli politik Islam, ia pun dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-
pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya sebelum Adam Smith (1723-1790) dan
David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya. Bahkan ketika memasuki usia remaja, tulisan-tulisannya
sudah menyebar ke mana-mana. Tulisan-tulisan dan pemikiran Ibnu Khaldun terlahir karena studinya yang sangat dalam,
10. pengamatan terhadap berbagai masyarakat yang dikenalnya dengan ilmu dan pengetahuan yang luas, serta ia hidup di tengah-
tengah mereka dalam pengembaraannya yang luas pula.
Karya-karya lain Ibnu Khaldun yang bernilai sangat tinggi diantaranya, at-Tariif bi Ibn Khaldun (sebuah kitab autobiografi,
catatan dari kitab sejarahnya); Muqaddimah (pendahuluan atas kitabu al-ibar yang bercorak sosiologis-historis, dan filosofis);
Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin (sebuah kitab tentang permasalahan dan pendapat-pendapat teologi, yang merupakan
ringkasan dari kitab Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al-Mutaakh-khiriin karya Imam Fakhruddin ar-Razi).
DR. Bryan S. Turner, guru besar sosiologi di Universitas of Aberdeen, Scotland dalam artikelnya The Islamic Review & Arabic
Affairs di tahun 1970-an mengomentari tentang karya-karya Ibnu Khaldun. Ia menyatakan, Tulisan-tulisan sosial dan sejarah
dari Ibnu Khaldun hanya satu-satunya dari tradisi intelektual yang diterima dan diakui di dunia Barat, terutama ahli-ahli sosiologi
dalam bahasa Inggris (yang menulis karya-karyanya dalam bahasa Inggris). Salah satu tulisan yang sangat menonjol dan populer
adalah muqaddimah (pendahuluan) yang merupakan buku terpenting tentang ilmu sosial dan masih terus dikaji hingga saat ini.
Bahkan buku ini telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Di sini Ibnu Khaldun menganalisis apa yang disebut dengan gejala-
gejala sosial dengan metoda-metodanya yang masuk akal yang dapat kita lihat bahwa ia menguasai dan memahami akan gejala-
gejala sosial tersebut. Pada bab ke dua dan ke tiga, ia berbicara tentang gejala-gejala yang membedakan antara masyarakat
primitif dengan masyarakat moderen dan bagaimana sistem pemerintahan dan urusan politik di masyarakat.
Bab ke dua dan ke empat berbicara tentang gejala-gejala yang berkaitan dengan cara berkumpulnya manusia serta menerangkan
pengaruh faktor-faktor dan lingkungan geografis terhadap gejala-gejala ini. Bab ke empat dan kelima, menerangkan tentang
ekonomi dalam individu, bermasyarakat maupun negara. Sedangkan bab ke enam berbicara tentang paedagogik, ilmu dan
pengetahuan serta alat-alatnya. Sungguh mengagumkan sekali sebuah karya di abad ke-14 dengan lengkap menerangkan hal
ihwal sosiologi, sejarah, ekonomi, ilmu dan pengetahuan. Ia telah menjelaskan terbentuk dan lenyapnya negara-negara dengan
teori sejarah.
Ibnu Khaldun sangat meyakini sekali, bahwa pada dasarnya negera-negara berdiri bergantung pada generasi pertama (pendiri
negara) yang memiliki tekad dan kekuatan untuk mendirikan negara. Lalu, disusul oleh generasi ke dua yang menikmati
kestabilan dan kemakmuran yang ditinggalkan generasi pertama. Kemudian, akan datang generasi ke tiga yang tumbuh menuju
11. ketenangan, kesenangan, dan terbujuk oleh materi sehingga sedikit demi sedikit bangunan-bangunan spiritual melemah dan
negara itu pun hancur, baik akibat kelemahan internal maupun karena serangan musuh-musuh yang kuat dari luar yang selalu
mengawasi kelemahannya.
Karena pemikiran-pemikirannya yang briliyan Ibnu Khaldun dipandang sebagai peletak dasar ilmu-ilmu sosial dan politik Islam.
Dasar pendidikan Alquran yang diterapkan oleh ayahnya menjadikan Ibnu Khaldun mengerti tentang Islam, dan giat mencari
ilmu selain ilmu-ilmu keislaman. Sebagai Muslim dan hafidz Alquran, ia menjunjung tinggi akan kehebatan Alquran.
Sebagaimana dikatakan olehnya, Ketahuilah bahwa pendidikan Alquran termasuk syiar agama yang diterima oleh umat Islam di
seluruh dunia Islam. Oleh kerena itu pendidikan Alquran dapat meresap ke dalam hati dan memperkuat iman. Dan pengajaran
Alquran pun patut diutamakan sebelum mengembangkan ilmu-ilmu yang lain.