際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Pedoman CPOB (Edisi 5)
BAB 2 Personalia
Peraturan BPOM No. 34 Tahun 2018
Berisi Tentang :
a. Prinsip
b. Pembahasan Umum
c. Personil Kunci
d. Hygiene Perorangan
e. Konsultan
More Detail, Next Page
Sinta Lestari
BAB 2 Personalia
Prinsip :
Pembuatan obat yang benar mengandalkan sumber daya manusia. Oleh
sebab itu industri farmasi harus bertanggung jawab untuk menyediakan
personel yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk
melaksanakan semua tugas.
Tanggung jawab individual secara jelas dipahami oleh masing-masing
dan didokumentasikan. Seluruh personel hendaklah memahami prinsip
CPOB yang menyangkut tugasnya serta memperoleh pelatihan awal dan
berkesinambungan, termasuk instruksi higiene yang berkaitan dengan
pekerjaannya.
LinkedIn : Sinta Lestari 2
BAB 2 Personalia
Penjelasan Umum :
Industri farmasi hendaklah memiliki personel dalam jumlah yang
memadai yang terkualifikasi dan berpengalaman praktis. Manajemen
puncak hendaklah menetapkan dan menyediakan sumber daya yang
memadai dan tepat (manusia, finansial, bahan, fasilitas dan peralatan)
untuk menerapkan dan mengawasi Sistem Mutu Industri Farmasi dan
meningkatkan efektivitas secara terus-menerus. Tiap personel tidak boleh
dibebani tanggung jawab yang berlebihan sehingga menimbulkan
risiko terhadap kualitas.
Industri farmasi harus memiliki struktur organisasi di mana hubungan
antara Kepala Produksi, Kepala Pengawasan Mutu dan Kepala Pemastian
Mutu.
Tugas spesifik dan kewenangan dari personel pada posisi penanggung
jawab hendaklah dicantumkan dalam uraian tugas tertulis. Tugas mereka
boleh didelegasikan kepada wakil yang ditunjuk namun memiliki tingkat
kualifikasi yang memadai. Hendaklah aspek penerapan CPOB tidak ada
gap ataupun tumpang tindih tanggung jawab yang tercantum pada uraian
tugas.
Personel Kunci harus memenuhi persyaratan kualifikasi yang ditetapkan
dalam regulasi nasional, dan hendaklah selalu hadir untuk
melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan Izin Industri Farmasi.
LinkedIn : Sinta Lestari 3
BAB 2 Personalia
Penjelasan Umum (Lanjutan-end) :
Manajemen puncak memiliki tanggung jawab tertinggi untuk
memastikan efektivitas penerapan Sistem Mutu Industri Farmasi
untuk mencapai sasaran mutu, dan, peran, tanggung jawab, dan
wewenang tersebut ditetapkan, dikomunikasikan serta diterapkan di
seluruh organisasi.
Manajemen puncak hendaklah menetapkan kebijakan mutu yang
menguraikan keseluruhan maksud dan tujuan perusahaan terkait
mutu dan hendaklah memastikan kesesuaian dan efektivitas
Sistem Mutu Industri Farmasi dan pemenuhan CPOB melalui
keikutsertaan dalam tinjauan manajemen.
LinkedIn : Sinta Lestari 4
BAB 2 Personalia
Personel Kunci :
Manajemen puncak hendaklah menunjuk Personel Kunci termasuk
Kepala Produksi, Kepala Pengawasan Mutu, dan Kepala Pemastian
Mutu.
Posisi kunci tersebut dijabat oleh Apoteker purnawaktu. Kepala
Produksi, Kepala Pengawasan Mutu dan Kepala Pemastian Mutu
harus independen satu terhadap yang lain. Hendaklah personel
tersebut tidak mempunyai kepentingan lain yang dapat
menimbulkan konflik kepentingan pribadi atau finansial.
Manajemen puncak hendaklah memerhatikan peran, tanggung jawab,
dan kewenangan yang ditetapkan.
LinkedIn : Sinta Lestari 5
BAB 2 Personalia
LinkedIn : Sinta Lestari 6
Tugas Kepala Pemastian Mutu dijelaskan dalam persyaratan
nasional sebagai berikut:
a) memastikan penerapan (dan, bila diperlukan, membentuk) sistem
mutu;
b) ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan manual mutu
perusahaan;
c) memprakarsai dan mengawasi audit internal atau inspeksi diri berkala;
d) melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian Pengawasan Mutu;
e) memprakarsai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan audit eksternal
(audit terhadap pemasok);
f) memprakarsai dan berpartisipasi dalam program validasi;
g) memastikan pemenuhan persyaratan teknik dan/atau peraturan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) yang berkaitan
dengan mutu produk jadi;
h) mengevaluasi/mengkaji catatan bets;
i) meluluskan atau menolak produk jadi untuk penjualan dengan
j) mempertimbangkan semua faktor terkait;
k) memastikan bahwa setiap bets produk jadi telah diproduksi dan
diperiksa sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara tersebut dan
sesuai dengan persyaratan Izin Edar; dan tanggung jawab Kepala
Pemastian Mutu dapat didelegasikan, tetapi hanya kepada personel
yang berwenang.
BAB 2 Personalia
LinkedIn : Sinta Lestari 7
Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Produksi sebagai berikut:
a) memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai
prosedur agar memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan;
b) memberikan persetujuan terhadap prosedur yang terkait
dengan kegiatan produksi dan memastikan bahwa
prosedur diterapkan secara ketat;
c) memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan
ditandatangani oleh personel yang berwenang;
d) memastikan pelaksanaan kualifikasi dan pemeliharaan
bangunan-fasilitas serta peralatan di bagian produksi;
e) memastikan bahwa validasi yang tepat telah dilaksanakan; dan
memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan
bagi personel di departemennya dilaksanakan dan diterapkan
sesuai kebutuhan.
BAB 2 Personalia
LinkedIn : Sinta Lestari 8
Tanggung Jawab Kepala Pengawasan Mutu sebagai berikut:
a) memberi persetujuan terhadap spesifikasi, instruksi pengambilan
sampel, metode pengujian dan prosedur pengawasan mutu lain;
b) memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah
dilaksanakan;
c) memberi persetujuan dan memantau semua analisis berdasarkan
kontrak;
d) memastikan pelaksanaan kualifikasi dan pemeliharaan bangunan-
fasilitas serta peralatan di bagian produksi pengawasan mutu;
e) memastikan bahwa validasi yang tepat telah dilaksanakan;
f) memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi
personel di departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai
kebutuhan; dan
g) menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk
antara, produk ruahan dan produk jadi sesuai hasil evaluasi.
Tugas lain Pengawasan Mutu dirangkum dalam Bab 7 Pengawasan Mutu.
BAB 2 Personalia
LinkedIn : Sinta Lestari 9
Kepala Produksi, Pengawasan Mutu dan Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu) memiliki tanggung jawab bersama atau menerapkan
bersama, semua aspek yang berkaitan dengan mutu termasuk khususnya desain,
pelaksanaan, pemantauan dan pemeliharaan Sistem Mutu Industri Farmasi yang
efektif. Hal ini termasuk, sesuai dengan peraturan Badan POM:
a) otorisasi prosedur tertulis dan dokumen lain termasuk amandemen;
b) pemantauan dan pengendalian lingkungan pembuatan;
c) higiene pabrik; validasi proses; pelatihan;
d) persetujuan dan pemantauan pemasok bahan;
e) persetujuan dan pemantauan terhadap industri farmasi pembuat obat kontrak
dan penyedia kegiatan alih daya terkait CPOB lain;
f) penetapan dan pemantauan kondisi penyimpanan bahan dan produk;
g) penyimpanan catatan; pemantauan terhadap kepatuhan persyaratan CPOB;
h) inspeksi, investigasi dan pengambilan sampel untuk pemantauan faktor yang
mungkin berpengaruh terhadap mutu produk;
i) ikut serta dalam pelaksanaan tinjauan manajemen terhadap kinerja proses,
mutu produk dan Sistem Mutu Industri Farmasi dan mendorong perbaikan
berkelanjutan; dan
j) memastikan komunikasi yang tepat waktu dan efektif dan proses eskalasi
berjalan untuk mengangkat permasalahan mutu ke tingkat manajemen yang
tepat.
BAB 2 Personalia
Pelatihan :
 Industri farmasi hendaklah mengadakan pelatihan bagi seluruh personel yang
karena tugasnya berada di area produksi dan gudang penyimpanan atau
laboratorium (termasuk personel teknik, pemeliharaan dan pembersihan), dan
bagi personel lain yang kegiatannya berdampak pada mutu produk.
Di samping pelatihan dasar dalam teori dan praktik Sistem Mutu Industri Farmasi
dan CPOB, personel baru hendaklah memperoleh pelatihan sesuai dengan tugas
yang diberikan kepadanya. Pelatihan berkesinambungan hendaklah juga diberikan,
dan efektivitas penerapannya hendaklah dinilai secara berkala. Hendaklah tersedia
program pelatihan yang disetujui oleh Kepala Produksi, Kepala Pengawasan Mutu
atau Kepala Pemastian Mutu. Catatan pelatihan hendaklah disimpan.
Pelatihan spesifik hendaklah diberikan kepada personel yang bekerja di area di
mana kontaminasi menimbulkan bahaya, misalnya area bersih atau area penanganan
bahan berpotensi tinggi, toksik, bersifat infeksius atau menimbulkan sensitisasi.
Pengunjung atau personel yang tidak mendapat pelatihan sebaiknya tidak dibawa
masuk ke area produksi dan laboratorium pengawasan mutu. Bila tidak dapat
dihindarkan, hendaklah mereka diberi penjelasan lebih dahulu, terutama mengenai
higiene perorangan dan pakaian pelindung yang dipersyaratkan serta diawasi
dengan ketat.
Sistem Mutu Industri Farmasi dan semua tindakan yang tepat untuk
meningkatkan pemahaman dan penerapannya hendaklah dibahas secara mendalam
selama pelatihan.
Pelatihan hendaklah diberikan oleh orang yang terkualifikasi.
LinkedIn : Sinta Lestari 10
BAB 2 Personalia
Hygiene Perorangan :
 Program higiene yang rinci hendaklah disiapkan dan disesuaikan dengan berbagai kebutuhan
di pabrik. Program tersebut hendaklah mencakup prosedur yang berkaitan dengan
praktik kesehatan dan higiene serta pakaian personel. Prosedur hendaklah dipahami dan
dipatuhi secara ketat oleh setiap personel yang bertugas di area produksi dan
pengawasan. Pelaksanaan program higiene hendaklah didorong oleh manajemen dan
dibahas secara luas selama sesi pelatihan ang berkaitan dengan praktik kesehatan dan
higiene serta
 Semua personel hendaklah menjalani pemeriksaan kesehatan pada saat proses perekrutan.
Merupakan kewajiban industri farmasi agar tersedia instruksi yang memastikan bahwa
kesehatan personel yang dapat memengaruhi mutu produk harus diketahui perusahaan.
Sesudah pemeriksaan kesehatan awal, hendaklah dilakukan pemeriksaan kesehatan kerja
dan kesehatan personel bila diperlukan.
 Hendaklah diambil tindakan untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang berpenyakit
menular atau memiliki lesi terbuka pada tubuh terlibat dalam pembuatan obat.
 Setiap orang yang memasuki area pembuatan hendaklah mengenakan pakaian pelindung
sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.
 Makan, minum, mengunyah atau merokok, atau menyimpan makanan, minuman, bahan
merokok atau obat-obatan pribadi di area produksi dan area gudang hendaklah dilarang.
Secara umum, hendaklah dilarang melakukan kegiatan yang tidak higienis di dalam area
pembuatan atau di area lain yang dapat memengaruhi mutu produk.
 Hendaklah dihindarkan persentuhan langsung antara tangan operator dengan produk
yang terbuka dan juga dengan bagian peralatan yang bersentuhan dengan produk.
 Personel hendaklah diinstruksikan supaya menggunakan sarana cuci tangan.
 Persyaratan khusus untuk pembuatan produk tertentu, misal sediaan steril, tercakup
dalam Aneks 1 Pembuatan Produk Steril.
LinkedIn : Sinta Lestari
11
BAB 2 Personalia
Konsultan :
Konsultan hendaklah memiliki pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman yang memadai, atau kombinasinya, untuk memberi saran
atas subjek yang mereka kuasai.
Data yang mencakup nama, alamat, kualifikasi, dan jenis layanan
yang diberikan oleh konsultan hendaklah dipelihara.
LinkedIn : Sinta Lestari 12
Referensi
 CPOB, https://farmasiindustri.com/cpob/cpob-cara-
pembuatanobat-yang-baik-2018.html diakses 27 April 2023
 Peraturan BPOM No. 34 Tahun 2018 tentang CPOB,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/219916/peraturan-
bpom-no-34-tahun-2018 diakses kembali pada 1 Mei 2023
LinkedIn : Sinta Lestari 13
Thank You for Reading
Silakan Save and Share jika dirasa bermanfaat.
LinkedIn : Sinta Lestari 14
https://www.linkedin.com/in/sintalestari1

More Related Content

What's hot (20)

Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi KesehatanSpesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Abulkhair Abdullah
Ppt CPOB Bangunan dan Fasilitas
Ppt CPOB Bangunan dan FasilitasPpt CPOB Bangunan dan Fasilitas
Ppt CPOB Bangunan dan Fasilitas
Herlinasari Herlinasari
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
Nofa Pipit Anggraeni II
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
'ekka' Siie Ceweggh Cancerr
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Nesha Mutiara
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Gilang Rizki Al Farizi
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
Surya Amal
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
AhmadPurnawarmanFais
Panitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi TerapiPanitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi Terapi
Nofa Pipit Anggraeni II
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdfBAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
Sinta Lestari
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
DeLas Rac
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
nazmusafira
Toksikologi 2017
Toksikologi 2017Toksikologi 2017
Toksikologi 2017
Fadhol Romdhoni
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
apoteker Muhammad erwin yamashita ,SSi
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
Indra Gunawan
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Surya Amal
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
Stikes BTH Tasikmalaya
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
Dokter Tekno
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi KesehatanSpesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Abulkhair Abdullah
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Nesha Mutiara
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Gilang Rizki Al Farizi
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
Surya Amal
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdfBAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdf
Sinta Lestari
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
DeLas Rac
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
nazmusafira
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Surya Amal
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
Dokter Tekno

Similar to Bab 2 Personalia CPOB di Industri Farmasi .pdf (20)

Apa itu cpkb
Apa itu cpkbApa itu cpkb
Apa itu cpkb
apoteker Muhammad erwin yamashita ,SSi
BAB 1 SISTEM MUTU Cara Pembuatan Obat yang Baik 2024
BAB 1 SISTEM MUTU Cara Pembuatan Obat yang Baik 2024BAB 1 SISTEM MUTU Cara Pembuatan Obat yang Baik 2024
BAB 1 SISTEM MUTU Cara Pembuatan Obat yang Baik 2024
ariwahyupurnomo1
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
BAB 1 Sistem Mutu Industri Farmasi dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pdf
BAB 1 Sistem Mutu Industri Farmasi dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pdfBAB 1 Sistem Mutu Industri Farmasi dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pdf
BAB 1 Sistem Mutu Industri Farmasi dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pdf
Sinta Lestari
1. DASAR FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK. pptx
1. DASAR FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK. pptx1. DASAR FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK. pptx
1. DASAR FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK. pptx
anggidistya
Cpob 2012
Cpob 2012Cpob 2012
Cpob 2012
husnul khotimah
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
sitiquraniati1
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasicara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
hanifael
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
Sainal Edi Kamal
Bab 1 Sistem Mutu CPOB .pdf
Bab 1 Sistem Mutu CPOB .pdfBab 1 Sistem Mutu CPOB .pdf
Bab 1 Sistem Mutu CPOB .pdf
Sinta Lestari
CPKB.pptx
CPKB.pptxCPKB.pptx
CPKB.pptx
GirlyRisma1306
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhxPPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
Herlindamn
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016 Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
WQA APAC
HACCP,ISO.pdf
HACCP,ISO.pdfHACCP,ISO.pdf
HACCP,ISO.pdf
IkaWahyuni43
90798757453536Manajemen_laboratorium.pptx
90798757453536Manajemen_laboratorium.pptx90798757453536Manajemen_laboratorium.pptx
90798757453536Manajemen_laboratorium.pptx
imamdaulay
Produksi Nonsteril _20240901_160503_0000.pdf
Produksi Nonsteril _20240901_160503_0000.pdfProduksi Nonsteril _20240901_160503_0000.pdf
Produksi Nonsteril _20240901_160503_0000.pdf
zulkarnaen920
Cppb
CppbCppb
Cppb
widayatwidayat2
cpob (1).ppt
cpob (1).pptcpob (1).ppt
cpob (1).ppt
MartinusSupriyadiKri
cpob.ppt
cpob.pptcpob.ppt
cpob.ppt
RiyanUge
Pesentasi SOP HACCP '15.ppt
Pesentasi SOP HACCP '15.pptPesentasi SOP HACCP '15.ppt
Pesentasi SOP HACCP '15.ppt
suci827264
BAB 1 SISTEM MUTU Cara Pembuatan Obat yang Baik 2024
BAB 1 SISTEM MUTU Cara Pembuatan Obat yang Baik 2024BAB 1 SISTEM MUTU Cara Pembuatan Obat yang Baik 2024
BAB 1 SISTEM MUTU Cara Pembuatan Obat yang Baik 2024
ariwahyupurnomo1
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
BAB 1 Sistem Mutu Industri Farmasi dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pdf
BAB 1 Sistem Mutu Industri Farmasi dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pdfBAB 1 Sistem Mutu Industri Farmasi dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pdf
BAB 1 Sistem Mutu Industri Farmasi dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pdf
Sinta Lestari
1. DASAR FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK. pptx
1. DASAR FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK. pptx1. DASAR FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK. pptx
1. DASAR FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK. pptx
anggidistya
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
sitiquraniati1
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasicara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
hanifael
Bab 1 Sistem Mutu CPOB .pdf
Bab 1 Sistem Mutu CPOB .pdfBab 1 Sistem Mutu CPOB .pdf
Bab 1 Sistem Mutu CPOB .pdf
Sinta Lestari
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhxPPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
Herlindamn
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016 Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
WQA APAC
90798757453536Manajemen_laboratorium.pptx
90798757453536Manajemen_laboratorium.pptx90798757453536Manajemen_laboratorium.pptx
90798757453536Manajemen_laboratorium.pptx
imamdaulay
Produksi Nonsteril _20240901_160503_0000.pdf
Produksi Nonsteril _20240901_160503_0000.pdfProduksi Nonsteril _20240901_160503_0000.pdf
Produksi Nonsteril _20240901_160503_0000.pdf
zulkarnaen920
cpob.ppt
cpob.pptcpob.ppt
cpob.ppt
RiyanUge
Pesentasi SOP HACCP '15.ppt
Pesentasi SOP HACCP '15.pptPesentasi SOP HACCP '15.ppt
Pesentasi SOP HACCP '15.ppt
suci827264

More from Sinta Lestari (10)

AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdfAAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
Sinta Lestari
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdfBab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
Sinta Lestari
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfBab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Sinta Lestari
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdfBab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Sinta Lestari
Glosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdf
Glosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdfGlosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdf
Glosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdf
Sinta Lestari
Penjelasan Umum CPOB dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pptx
Penjelasan Umum CPOB dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pptxPenjelasan Umum CPOB dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pptx
Penjelasan Umum CPOB dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pptx
Sinta Lestari
Pasal pada Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018 tentang CPOB.pdf
Pasal pada Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018 tentang CPOB.pdfPasal pada Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018 tentang CPOB.pdf
Pasal pada Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018 tentang CPOB.pdf
Sinta Lestari
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdf
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdfSanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdf
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdf
Sinta Lestari
ISO 9001:2015 Quality Management System Versi Indonesia
ISO 9001:2015 Quality Management System Versi IndonesiaISO 9001:2015 Quality Management System Versi Indonesia
ISO 9001:2015 Quality Management System Versi Indonesia
Sinta Lestari
ERP_Tugas Latihan.pdf
ERP_Tugas Latihan.pdfERP_Tugas Latihan.pdf
ERP_Tugas Latihan.pdf
Sinta Lestari
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdfAAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
AAS Atomic Absorption Spectroscopy .pdf
Sinta Lestari
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdfBab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
Sinta Lestari
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfBab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Sinta Lestari
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdfBab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Sinta Lestari
Glosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdf
Glosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdfGlosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdf
Glosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdf
Sinta Lestari
Penjelasan Umum CPOB dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pptx
Penjelasan Umum CPOB dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pptxPenjelasan Umum CPOB dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pptx
Penjelasan Umum CPOB dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pptx
Sinta Lestari
Pasal pada Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018 tentang CPOB.pdf
Pasal pada Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018 tentang CPOB.pdfPasal pada Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018 tentang CPOB.pdf
Pasal pada Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018 tentang CPOB.pdf
Sinta Lestari
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdf
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdfSanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdf
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdf
Sinta Lestari
ISO 9001:2015 Quality Management System Versi Indonesia
ISO 9001:2015 Quality Management System Versi IndonesiaISO 9001:2015 Quality Management System Versi Indonesia
ISO 9001:2015 Quality Management System Versi Indonesia
Sinta Lestari
ERP_Tugas Latihan.pdf
ERP_Tugas Latihan.pdfERP_Tugas Latihan.pdf
ERP_Tugas Latihan.pdf
Sinta Lestari

Recently uploaded (20)

Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Murad Maulana
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Murad Maulana
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdfRandom Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
PratamaYulyNugraha
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptxPPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
SausanHidayahNova
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
khairizal2005
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docxSENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
Mirza836129
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehatKiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
ssuser7d8dcb
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptxSAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
Baharin Salleh
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptxSeleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Fajar Baskoro
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptxLangkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
NurulIlyas3
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Murad Maulana
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Murad Maulana
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdfRandom Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
PratamaYulyNugraha
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptxPPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
SausanHidayahNova
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
khairizal2005
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docxSENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
Mirza836129
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehatKiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
ssuser7d8dcb
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptxSAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
Baharin Salleh
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptxSeleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Fajar Baskoro
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptxLangkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
NurulIlyas3

Bab 2 Personalia CPOB di Industri Farmasi .pdf

  • 1. Pedoman CPOB (Edisi 5) BAB 2 Personalia Peraturan BPOM No. 34 Tahun 2018 Berisi Tentang : a. Prinsip b. Pembahasan Umum c. Personil Kunci d. Hygiene Perorangan e. Konsultan More Detail, Next Page Sinta Lestari
  • 2. BAB 2 Personalia Prinsip : Pembuatan obat yang benar mengandalkan sumber daya manusia. Oleh sebab itu industri farmasi harus bertanggung jawab untuk menyediakan personel yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tanggung jawab individual secara jelas dipahami oleh masing-masing dan didokumentasikan. Seluruh personel hendaklah memahami prinsip CPOB yang menyangkut tugasnya serta memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi higiene yang berkaitan dengan pekerjaannya. LinkedIn : Sinta Lestari 2
  • 3. BAB 2 Personalia Penjelasan Umum : Industri farmasi hendaklah memiliki personel dalam jumlah yang memadai yang terkualifikasi dan berpengalaman praktis. Manajemen puncak hendaklah menetapkan dan menyediakan sumber daya yang memadai dan tepat (manusia, finansial, bahan, fasilitas dan peralatan) untuk menerapkan dan mengawasi Sistem Mutu Industri Farmasi dan meningkatkan efektivitas secara terus-menerus. Tiap personel tidak boleh dibebani tanggung jawab yang berlebihan sehingga menimbulkan risiko terhadap kualitas. Industri farmasi harus memiliki struktur organisasi di mana hubungan antara Kepala Produksi, Kepala Pengawasan Mutu dan Kepala Pemastian Mutu. Tugas spesifik dan kewenangan dari personel pada posisi penanggung jawab hendaklah dicantumkan dalam uraian tugas tertulis. Tugas mereka boleh didelegasikan kepada wakil yang ditunjuk namun memiliki tingkat kualifikasi yang memadai. Hendaklah aspek penerapan CPOB tidak ada gap ataupun tumpang tindih tanggung jawab yang tercantum pada uraian tugas. Personel Kunci harus memenuhi persyaratan kualifikasi yang ditetapkan dalam regulasi nasional, dan hendaklah selalu hadir untuk melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan Izin Industri Farmasi. LinkedIn : Sinta Lestari 3
  • 4. BAB 2 Personalia Penjelasan Umum (Lanjutan-end) : Manajemen puncak memiliki tanggung jawab tertinggi untuk memastikan efektivitas penerapan Sistem Mutu Industri Farmasi untuk mencapai sasaran mutu, dan, peran, tanggung jawab, dan wewenang tersebut ditetapkan, dikomunikasikan serta diterapkan di seluruh organisasi. Manajemen puncak hendaklah menetapkan kebijakan mutu yang menguraikan keseluruhan maksud dan tujuan perusahaan terkait mutu dan hendaklah memastikan kesesuaian dan efektivitas Sistem Mutu Industri Farmasi dan pemenuhan CPOB melalui keikutsertaan dalam tinjauan manajemen. LinkedIn : Sinta Lestari 4
  • 5. BAB 2 Personalia Personel Kunci : Manajemen puncak hendaklah menunjuk Personel Kunci termasuk Kepala Produksi, Kepala Pengawasan Mutu, dan Kepala Pemastian Mutu. Posisi kunci tersebut dijabat oleh Apoteker purnawaktu. Kepala Produksi, Kepala Pengawasan Mutu dan Kepala Pemastian Mutu harus independen satu terhadap yang lain. Hendaklah personel tersebut tidak mempunyai kepentingan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan pribadi atau finansial. Manajemen puncak hendaklah memerhatikan peran, tanggung jawab, dan kewenangan yang ditetapkan. LinkedIn : Sinta Lestari 5
  • 6. BAB 2 Personalia LinkedIn : Sinta Lestari 6 Tugas Kepala Pemastian Mutu dijelaskan dalam persyaratan nasional sebagai berikut: a) memastikan penerapan (dan, bila diperlukan, membentuk) sistem mutu; b) ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan manual mutu perusahaan; c) memprakarsai dan mengawasi audit internal atau inspeksi diri berkala; d) melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian Pengawasan Mutu; e) memprakarsai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan audit eksternal (audit terhadap pemasok); f) memprakarsai dan berpartisipasi dalam program validasi; g) memastikan pemenuhan persyaratan teknik dan/atau peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) yang berkaitan dengan mutu produk jadi; h) mengevaluasi/mengkaji catatan bets; i) meluluskan atau menolak produk jadi untuk penjualan dengan j) mempertimbangkan semua faktor terkait; k) memastikan bahwa setiap bets produk jadi telah diproduksi dan diperiksa sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara tersebut dan sesuai dengan persyaratan Izin Edar; dan tanggung jawab Kepala Pemastian Mutu dapat didelegasikan, tetapi hanya kepada personel yang berwenang.
  • 7. BAB 2 Personalia LinkedIn : Sinta Lestari 7 Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Produksi sebagai berikut: a) memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur agar memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan; b) memberikan persetujuan terhadap prosedur yang terkait dengan kegiatan produksi dan memastikan bahwa prosedur diterapkan secara ketat; c) memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh personel yang berwenang; d) memastikan pelaksanaan kualifikasi dan pemeliharaan bangunan-fasilitas serta peralatan di bagian produksi; e) memastikan bahwa validasi yang tepat telah dilaksanakan; dan memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personel di departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan.
  • 8. BAB 2 Personalia LinkedIn : Sinta Lestari 8 Tanggung Jawab Kepala Pengawasan Mutu sebagai berikut: a) memberi persetujuan terhadap spesifikasi, instruksi pengambilan sampel, metode pengujian dan prosedur pengawasan mutu lain; b) memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan; c) memberi persetujuan dan memantau semua analisis berdasarkan kontrak; d) memastikan pelaksanaan kualifikasi dan pemeliharaan bangunan- fasilitas serta peralatan di bagian produksi pengawasan mutu; e) memastikan bahwa validasi yang tepat telah dilaksanakan; f) memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personel di departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan; dan g) menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi sesuai hasil evaluasi. Tugas lain Pengawasan Mutu dirangkum dalam Bab 7 Pengawasan Mutu.
  • 9. BAB 2 Personalia LinkedIn : Sinta Lestari 9 Kepala Produksi, Pengawasan Mutu dan Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) memiliki tanggung jawab bersama atau menerapkan bersama, semua aspek yang berkaitan dengan mutu termasuk khususnya desain, pelaksanaan, pemantauan dan pemeliharaan Sistem Mutu Industri Farmasi yang efektif. Hal ini termasuk, sesuai dengan peraturan Badan POM: a) otorisasi prosedur tertulis dan dokumen lain termasuk amandemen; b) pemantauan dan pengendalian lingkungan pembuatan; c) higiene pabrik; validasi proses; pelatihan; d) persetujuan dan pemantauan pemasok bahan; e) persetujuan dan pemantauan terhadap industri farmasi pembuat obat kontrak dan penyedia kegiatan alih daya terkait CPOB lain; f) penetapan dan pemantauan kondisi penyimpanan bahan dan produk; g) penyimpanan catatan; pemantauan terhadap kepatuhan persyaratan CPOB; h) inspeksi, investigasi dan pengambilan sampel untuk pemantauan faktor yang mungkin berpengaruh terhadap mutu produk; i) ikut serta dalam pelaksanaan tinjauan manajemen terhadap kinerja proses, mutu produk dan Sistem Mutu Industri Farmasi dan mendorong perbaikan berkelanjutan; dan j) memastikan komunikasi yang tepat waktu dan efektif dan proses eskalasi berjalan untuk mengangkat permasalahan mutu ke tingkat manajemen yang tepat.
  • 10. BAB 2 Personalia Pelatihan : Industri farmasi hendaklah mengadakan pelatihan bagi seluruh personel yang karena tugasnya berada di area produksi dan gudang penyimpanan atau laboratorium (termasuk personel teknik, pemeliharaan dan pembersihan), dan bagi personel lain yang kegiatannya berdampak pada mutu produk. Di samping pelatihan dasar dalam teori dan praktik Sistem Mutu Industri Farmasi dan CPOB, personel baru hendaklah memperoleh pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya. Pelatihan berkesinambungan hendaklah juga diberikan, dan efektivitas penerapannya hendaklah dinilai secara berkala. Hendaklah tersedia program pelatihan yang disetujui oleh Kepala Produksi, Kepala Pengawasan Mutu atau Kepala Pemastian Mutu. Catatan pelatihan hendaklah disimpan. Pelatihan spesifik hendaklah diberikan kepada personel yang bekerja di area di mana kontaminasi menimbulkan bahaya, misalnya area bersih atau area penanganan bahan berpotensi tinggi, toksik, bersifat infeksius atau menimbulkan sensitisasi. Pengunjung atau personel yang tidak mendapat pelatihan sebaiknya tidak dibawa masuk ke area produksi dan laboratorium pengawasan mutu. Bila tidak dapat dihindarkan, hendaklah mereka diberi penjelasan lebih dahulu, terutama mengenai higiene perorangan dan pakaian pelindung yang dipersyaratkan serta diawasi dengan ketat. Sistem Mutu Industri Farmasi dan semua tindakan yang tepat untuk meningkatkan pemahaman dan penerapannya hendaklah dibahas secara mendalam selama pelatihan. Pelatihan hendaklah diberikan oleh orang yang terkualifikasi. LinkedIn : Sinta Lestari 10
  • 11. BAB 2 Personalia Hygiene Perorangan : Program higiene yang rinci hendaklah disiapkan dan disesuaikan dengan berbagai kebutuhan di pabrik. Program tersebut hendaklah mencakup prosedur yang berkaitan dengan praktik kesehatan dan higiene serta pakaian personel. Prosedur hendaklah dipahami dan dipatuhi secara ketat oleh setiap personel yang bertugas di area produksi dan pengawasan. Pelaksanaan program higiene hendaklah didorong oleh manajemen dan dibahas secara luas selama sesi pelatihan ang berkaitan dengan praktik kesehatan dan higiene serta Semua personel hendaklah menjalani pemeriksaan kesehatan pada saat proses perekrutan. Merupakan kewajiban industri farmasi agar tersedia instruksi yang memastikan bahwa kesehatan personel yang dapat memengaruhi mutu produk harus diketahui perusahaan. Sesudah pemeriksaan kesehatan awal, hendaklah dilakukan pemeriksaan kesehatan kerja dan kesehatan personel bila diperlukan. Hendaklah diambil tindakan untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang berpenyakit menular atau memiliki lesi terbuka pada tubuh terlibat dalam pembuatan obat. Setiap orang yang memasuki area pembuatan hendaklah mengenakan pakaian pelindung sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. Makan, minum, mengunyah atau merokok, atau menyimpan makanan, minuman, bahan merokok atau obat-obatan pribadi di area produksi dan area gudang hendaklah dilarang. Secara umum, hendaklah dilarang melakukan kegiatan yang tidak higienis di dalam area pembuatan atau di area lain yang dapat memengaruhi mutu produk. Hendaklah dihindarkan persentuhan langsung antara tangan operator dengan produk yang terbuka dan juga dengan bagian peralatan yang bersentuhan dengan produk. Personel hendaklah diinstruksikan supaya menggunakan sarana cuci tangan. Persyaratan khusus untuk pembuatan produk tertentu, misal sediaan steril, tercakup dalam Aneks 1 Pembuatan Produk Steril. LinkedIn : Sinta Lestari 11
  • 12. BAB 2 Personalia Konsultan : Konsultan hendaklah memiliki pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang memadai, atau kombinasinya, untuk memberi saran atas subjek yang mereka kuasai. Data yang mencakup nama, alamat, kualifikasi, dan jenis layanan yang diberikan oleh konsultan hendaklah dipelihara. LinkedIn : Sinta Lestari 12
  • 13. Referensi CPOB, https://farmasiindustri.com/cpob/cpob-cara- pembuatanobat-yang-baik-2018.html diakses 27 April 2023 Peraturan BPOM No. 34 Tahun 2018 tentang CPOB, https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/219916/peraturan- bpom-no-34-tahun-2018 diakses kembali pada 1 Mei 2023 LinkedIn : Sinta Lestari 13
  • 14. Thank You for Reading Silakan Save and Share jika dirasa bermanfaat. LinkedIn : Sinta Lestari 14 https://www.linkedin.com/in/sintalestari1