Dokumen tersebut membahas tentang penyusutan aktiva tetap, termasuk faktor yang menentukan besarnya penyusutan, metode-metode penyusutan, dan rumus-rumus fungsi Excel untuk menghitung penyusutan dengan berbagai metode.
Jurnal penyesuaian digunakan untuk menyesuaikan saldo rekening agar mencerminkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode dan mencatat pendapatan serta biaya yang seharusnya diakui pada periode tersebut. Beberapa rekening yang perlu disesuaikan antara lain piutang pendapatan, utang biaya, pendapatan diterima dimuka, biaya dibayar dimuka, kerugian piutang, depresiasi, dan pemakaian perlengkapan.
Dokumen tersebut merangkum tentang ayat jurnal penyesuaian yang dibuat untuk menyesuaikan saldo akun agar menunjukkan keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan, mencakup penjelasan mengenai penyusutan aktiva tetap, beban dibayar dimuka, dan cara membuat jurnal penyesuaian.
Dokumen tersebut merangkum materi perkuliahan tentang depresiasi dan metode penyusutan yang meliputi:
1. Pengertian depresiasi dan penyebabnya
2. Metode penyusutan seperti garis lurus, unit produksi, jumlah angka tahun, dan tarif tetap atas nilai buku
3. Contoh perhitungan penyusutan menggunakan berbagai metode tersebut
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang analisis biaya penerapan alat dan mesin, termasuk biaya tetap, biaya tidak tetap, dan beberapa metode penyusutan seperti garis lurus, saldo menurun, dan jumlah angka tahun.
Ayat Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasachillastiady
Ìý
Ayat jurnal penyesuaian (AJP) digunakan untuk menyesuaikan saldo akun agar sesuai dengan keadaan aktual dengan membuat dua jenis AJP, yaitu antisipasi untuk transaksi yang belum dicatat dan transitoris untuk transaksi yang perlu disesuaikan. Contoh AJP antisipasi meliputi beban yang masih harus dibayar, pendapatan yang belum diterima, dan penyusutan, sedangkan contoh AJP transitorisnya adalah beban
Bab 5 membahas aktiva tetap berwujud yang memiliki bentuk fisik dan digunakan dalam operasi perusahaan secara permanen. Aktiva tetap didepresiasi untuk mengalokasikan harga perolehan menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan metode garis lurus, saldo menurun, atau satuan produksi.
METODE PENYUSUTAN DALAM KETENTUAN PERPAJAKANRiki Ardoni
Ìý
Metode penyusutan dalam ketentuan perpajakan di Indonesia terdiri dari metode garis lurus dan metode saldo menurun untuk aset non-bangunan, serta hanya metode garis lurus untuk bangunan. Penyusutan dimulai pada bulan pengeluaran aset atau selesainya proyek, dan dihitung secara proporsional untuk tahun pertama.
Pada umumnya ada 2 macam penyebab suatu transaksi memerlukan penyesuaian yaitu :
1. Keadaan dimana suatu transaksi sudah terjadi tetapi informasi tersebut belum dicatat dalam perkiraan yang biasanya disebut ayat antisipasi. Contohnya :
-Beban yang masih harus dibayar. Contohnya, hutang gaji.
-Pendapatan yang seharusnya sudah diterima tetapi belum dicatat oleh perusahaannya. Contohnya, piutang perusahaan.
-Penyusutan aktiva tetap.
2. Keadaan dimana transaksi sudah dicatat dalam perkiraan yang bersangkutan tetapi saldo perkiraan masih harus disesuaikan agar dapat disajikan dalam jumlah yang benar.
Metode Penyusutan Aset Tetap (Tangible fixed assets)Riki Ardoni
Ìý
Aset tetap merupakan bagian dari neraca yang dilaporkan oleh manajemen dalam setiap periode atau setiap tahun. Dimana aset tetap dibedakan lagi menjadi dua yaitu :
Aset tetap berwujud (tangible fixed assets)
Aset tetap tak berwujud (intangible fixed assets)
Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Biaya Akuisisi, Maintenance, Depresiasi (Accounting For Non Accountant)Mitha Viani
Ìý
Dokumen ini membahas tentang akuntansi aset tetap dan tidak berwujud, termasuk akuisisi, depresiasi, penurunan nilai, dan pelepasan aset. Metode depresiasi yang dijelaskan adalah garis lurus, saldo menurun ganda, dan unit produksi. Aset tidak berwujud dan sumber daya alam juga didiskusikan.
Bab 10 membahas akuntansi untuk aset tetap dan aset tidak berwujud. Mendiskusikan cara mengklasifikasi biaya aset tetap, menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus, unit produksi, dan saldo menurun, serta akuntansi untuk sewa guna usaha dan aset tidak berwujud.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengertian aktiva tetap berwujud, pengelompokan aktiva tetap, prinsip penilaian aktiva tetap, harga perolehan aktiva tetap, dan cara-cara perolehan aktiva tetap seperti pembelian, pertukaran, dan pembelian angsuran.
1. Dokumen membahas tentang break even analysis dan penyusutan (depresiasi) untuk perhitungan investasi.
2. Metode penyusutan yang dijelaskan adalah garis lurus, keseimbangan menurun, dan jumlah angka tahun.
3. Contoh penggunaan rumus penyusutan untuk mesin pemotong kayu menggunakan ketiga metode tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang depresiasi, penggantian, dan umur alat produksi. Secara ringkas, depresiasi adalah penurunan nilai fisik suatu barang selama waktu dan penggunaan, penggantian dilakukan ketika kondisi alat sudah tidak memadai, dan umur alat adalah periode waktu dimana alat masih dapat digunakan secara ekonomis.
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang analisis biaya penerapan alat dan mesin, termasuk biaya tetap, biaya tidak tetap, dan beberapa metode penyusutan seperti garis lurus, saldo menurun, dan jumlah angka tahun.
Ayat Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasachillastiady
Ìý
Ayat jurnal penyesuaian (AJP) digunakan untuk menyesuaikan saldo akun agar sesuai dengan keadaan aktual dengan membuat dua jenis AJP, yaitu antisipasi untuk transaksi yang belum dicatat dan transitoris untuk transaksi yang perlu disesuaikan. Contoh AJP antisipasi meliputi beban yang masih harus dibayar, pendapatan yang belum diterima, dan penyusutan, sedangkan contoh AJP transitorisnya adalah beban
Bab 5 membahas aktiva tetap berwujud yang memiliki bentuk fisik dan digunakan dalam operasi perusahaan secara permanen. Aktiva tetap didepresiasi untuk mengalokasikan harga perolehan menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan metode garis lurus, saldo menurun, atau satuan produksi.
METODE PENYUSUTAN DALAM KETENTUAN PERPAJAKANRiki Ardoni
Ìý
Metode penyusutan dalam ketentuan perpajakan di Indonesia terdiri dari metode garis lurus dan metode saldo menurun untuk aset non-bangunan, serta hanya metode garis lurus untuk bangunan. Penyusutan dimulai pada bulan pengeluaran aset atau selesainya proyek, dan dihitung secara proporsional untuk tahun pertama.
Pada umumnya ada 2 macam penyebab suatu transaksi memerlukan penyesuaian yaitu :
1. Keadaan dimana suatu transaksi sudah terjadi tetapi informasi tersebut belum dicatat dalam perkiraan yang biasanya disebut ayat antisipasi. Contohnya :
-Beban yang masih harus dibayar. Contohnya, hutang gaji.
-Pendapatan yang seharusnya sudah diterima tetapi belum dicatat oleh perusahaannya. Contohnya, piutang perusahaan.
-Penyusutan aktiva tetap.
2. Keadaan dimana transaksi sudah dicatat dalam perkiraan yang bersangkutan tetapi saldo perkiraan masih harus disesuaikan agar dapat disajikan dalam jumlah yang benar.
Metode Penyusutan Aset Tetap (Tangible fixed assets)Riki Ardoni
Ìý
Aset tetap merupakan bagian dari neraca yang dilaporkan oleh manajemen dalam setiap periode atau setiap tahun. Dimana aset tetap dibedakan lagi menjadi dua yaitu :
Aset tetap berwujud (tangible fixed assets)
Aset tetap tak berwujud (intangible fixed assets)
Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Biaya Akuisisi, Maintenance, Depresiasi (Accounting For Non Accountant)Mitha Viani
Ìý
Dokumen ini membahas tentang akuntansi aset tetap dan tidak berwujud, termasuk akuisisi, depresiasi, penurunan nilai, dan pelepasan aset. Metode depresiasi yang dijelaskan adalah garis lurus, saldo menurun ganda, dan unit produksi. Aset tidak berwujud dan sumber daya alam juga didiskusikan.
Bab 10 membahas akuntansi untuk aset tetap dan aset tidak berwujud. Mendiskusikan cara mengklasifikasi biaya aset tetap, menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus, unit produksi, dan saldo menurun, serta akuntansi untuk sewa guna usaha dan aset tidak berwujud.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengertian aktiva tetap berwujud, pengelompokan aktiva tetap, prinsip penilaian aktiva tetap, harga perolehan aktiva tetap, dan cara-cara perolehan aktiva tetap seperti pembelian, pertukaran, dan pembelian angsuran.
1. Dokumen membahas tentang break even analysis dan penyusutan (depresiasi) untuk perhitungan investasi.
2. Metode penyusutan yang dijelaskan adalah garis lurus, keseimbangan menurun, dan jumlah angka tahun.
3. Contoh penggunaan rumus penyusutan untuk mesin pemotong kayu menggunakan ketiga metode tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang depresiasi, penggantian, dan umur alat produksi. Secara ringkas, depresiasi adalah penurunan nilai fisik suatu barang selama waktu dan penggunaan, penggantian dilakukan ketika kondisi alat sudah tidak memadai, dan umur alat adalah periode waktu dimana alat masih dapat digunakan secara ekonomis.
Depresiasi (penyusutan) adalah alokasi harga perolehan aktiva berwujud secara periodik sebagai biaya. Faktor yang mempengaruhi besarnya depresiasi antara lain harga perolehan, nilai sisa, dan taksiran umur ekonomis. Terdapat berbagai metode perhitungan depresiasi seperti garis lurus, jam jasa, hasil produksi, dan saldo menurun. Metode yang paling umum digunakan adalah garis lurus dan saldo menurun
Bab 5 membahas aktiva tetap berwujud yang memiliki bentuk fisik dan digunakan dalam operasi perusahaan secara permanen. Aktiva tetap didepresiasi untuk mengalokasikan harga perolehan menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan metode garis lurus, saldo menurun, atau satuan produksi. Perhitungan depresiasi mempertimbangkan harga perolehan, nilai residu, dan masa manfaat aktiva.
Selain tanah, aktiva tetap mengalami penyusutan nilai. Tinggal pertanyaannya adalah bagaimanakah caranya menghitung nilai penyusutan aktiva tetap?
Semoga materi ini cukup jelas dan membantu.
Selamat belajar dan sukses.
Amortisasi dan Penyusutan (Matematika Keuangan)Kelinci Coklat
Ìý
Modul ini membahas tentang amortisasi dan penyusutan. Amortisasi adalah pembayaran utang secara periodik, sedangkan penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aset tetap sepanjang masa manfaatnya. Modul ini menjelaskan berbagai metode amortisasi dan penyusutan beserta contoh perhitungannya.
Depresiasi dalam Akuntansi dan Bisnis: Pengertian dan MetodeNoorAmelia7
Ìý
Depresiasi, atau dalam Bahasa Indonesia sering disebut dengan penyusutan, adalah konsep akuntansi yang digunakan untuk menggambarkan penurunan nilai aset tetap karena penggunaan, keusangan, atau kemajuan teknologi.
Sebagai analogi sederhana, bayangkan Anda membeli sebuah laptop untuk bisnis Anda dengan harga awal yang cukup mahal. Setiap tahun, nilai laptop tersebut berkurang karena munculnya model yang lebih baru dan lebih canggih, serta dari segi fisik, laptop tersebut juga mengalami penurunan performa karena penggunaan yang terus-menerus. Proses inilah yang disebut dengan depresiasi. Dalam dunia akuntansi, depresiasi membantu perusahaan mengalokasikan biaya aset tersebut selama masa manfaatnya, bukan hanya pada saat pembelian.Depresiasi sering kali dianggap sebagai istilah yang rumit dalam dunia akuntansi, namun pemahamannya esensial bagi setiap pengusaha yang ingin mengelola asetnya dengan efektif. Apa itu Depresiasi? Pada dasarnya, depresiasi adalah proses penurunan nilai aset tetap, seperti gedung, mesin, atau alat transportasi, seiring dengan berjalannya waktu dan penggunaannya. Konsep ini tidak hanya penting untuk memahami bagaimana nilai aset berkurang, tetapi juga vital dalam strategi perencanaan keuangan untuk mengoptimalkan manfaat pajak dan menyusun laporan keuangan yang akurat. Dengan menggali lebih dalam tentang depresiasi, kita dapat memahami bagaimana aset berkontribusi pada alur kas dan keuntungan perusahaan dari waktu ke waktu, serta mempersiapkan kita untuk pengambilan keputusan yang lebih informasi tentang investasi dan penggantian aset.
Ada berbagai elemen yang bisa mempengaruhi seberapa cepat atau lambat sebuah aset mengalami penyusutan nilai. Memahami faktor-faktor ini tidak hanya akan membantu Anda dalam menghitung depresiasi, tapi juga dalam strategi pengelolaan aset yang lebih efektif.
1. Harga Perolehan Awal, Tentu saja, harga awal membeli aset memiliki pengaruh besar terhadap jumlah total depresiasi yang akan diakui. Semakin mahal harga aset, biasanya semakin besar pula biaya depresiasi yang harus diakui setiap tahunnya.
2. Nilai Residu, Ini adalah perkiraan nilai yang masih bisa diperoleh dari aset tersebut setelah tidak digunakan lagi, atau di akhir masa manfaatnya. Semakin tinggi nilai residu, semakin rendah depresiasi tahunan yang perlu diakui.
3. Usia Manfaat: Usia manfaat adalah estimasi berapa lama aset tersebut akan produktif sebelum menjadi usang atau tidak efektif digunakan lagi. Usia manfaat ini sangat berpengaruh dalam menghitung depresiasi, terutama menggunakan metode garis lurus.
4. Pola Pemakaian, Intensitas dan cara penggunaan aset juga mempengaruhi kecepatan penyusutan. Misalnya, sebuah mesin yang dioperasikan 24 jam sehari akan lebih cepat menyusut nilainya dibandingkan dengan mesin yang hanya dioperasikan beberapa jam dalam sehari.
5. Kemajuan Teknologi dan Perubahan Pasar, Dalam era yang serba cepat ini, kemajuan teknologi bisa membuat aset menjadi cepat usang.
Dengan mengakui depresiasi,
2. Penerimaan : a
Royalty : -b
Pendapatan Kotor : c (a-b)
Biaya Operasi : -d
Depresiasi : -e
Amortisasi : -f
Pendapatan terpajak
Sebelum deplesi : g= c-(d+e+f)
50%limit deplesi : -h
% deplesi : -i
Cost deplesi : -j
Pendapatan terpajak : k = g-(h/i/j)
Pajak : -l
Profit/keuntungan : m = k-l
Depresiasi : e
Amortisasi : f
Deplesi : h/i/j
Modal Kerja kembali : n*
Capital Cost : -o**
Cash flow : p = m (e+f+h/i/j)
*dilakukan pada akhir umur proyek
** dilakukan pada tahun ke-0
Cash flow modal sendiri
3. Depresiasi :
penurunan nilai fisik barang dengan berlalunya waktu dan penggunaan.
Depresiasi adalah konsep akutansi yang menentukan deduksi tahunan
terhadap pendapatan sebelum pajak dengan demikian efek waku dan
penggunaan atas nilai aset dapat direfleksikan dalam laporan
keuangan perusahaan.
Deduksi depresiasi tahunan bertujuan untuk menyesuaikan nilai tahunan yang
digunakan oleh suatu aset dalam proses produksi dari pendapatan
berdasarkan umur ekonomis aktual aset.
Beberapa pengertian nilai yang berhubungan dengan depresiasi :
1. Market value (nilai pasar)
Nilai yang menyatakan brapa besar nilai dari suatu benda modal bila diperjualbelikan
2. Use value
Nilai berdasarkan kegunaan,jadi seseorang membeli benda modal berdasarkan nilai
kegunaan benda tersebut sebagai satuan porsi.
4. 3. Fair value :
Nilai benda modal yang ditentukan oleh pembeli dan penjual dengan keyakinan
bahwa harganya cukup wajar bagi keduanya.
4. Book value (nilai buku) :
Nilai dari benda modal seperti tercantum dalam pembukuan
5. Salvage value (nilai sisa) :
Nilai sisa dari benda modal.Nilai ini merupakan harga yang akan diperoleh bila
benda modal dijual sebagai barang bekas.
6. Scrap value :
Jumlah yang akan diperoleh jika benda modal dijual sebagai barang rongsokan
atau besi tua, biasanya = 0.
Guna Depresiasi
1. Penafsiran pajak
2. Biaya operasi
3. Mengumpulkan dana untuk penggantian alat/pabrik
4. Menghitung harga buku dari harga yang telah dipakai.
5. Pemilihan Metoda Depresiasi :
1. Dapat mengembalikan modal secepatnya
2. Tidak terlalu rumit
3. Dapat menjamin bahwa setiap saat nilai pembukuan tidak lebih besar dari nilai
sesungguhnya.
4. Tidak menyalahi ketentuan yang berlaku (cukup wajar) sehingga dapat diakui.
Macam metoda Depresiasi :
1. Metode Garis Lurus (Straight Line - SL)
2. Metode Keseimbangan Menurun (Declining Balance - DB)
3. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of The Year Digits- SYD)
4. Metode Produksi-Unit (Units of Production)
6. 1. Metode Garis Lurus (SL)
Metode SL mengasumsikan bahwa suatu jumlah tetap yang didepresiasikan setiap
tahunnya atas umur depresiasi (efektif) aset.
N = Umur depresiasi aset dalam tahun
C = Harga beli dari aset
L = Nilai sisa pada akhir tahun ke N
Dt = Depresiasi pada tahun ke t (1<t<N)
Bt = Nilai buku pada tahun ke t
Dt = (C-L)/N
Bt = C – t Dt
Contoh :
Harga alat gali Rp 900 juta, umur pakai selama 5 tahun, nilai sisa pada akhir tahun ke 5
adalah Rp 100 juta.
Depresiasi tiap tiap tahun (Dt) = (900-100)/5 = 160 juta
7. Tahun Depresiasi Nilai Buku
0 900
1 160 740
2 160 580
3 160 420
4 160 260
5 160 100
Nilai buku pada akhir tahun adalah
nilai sisa dari aset tersebut.
2. Metode Keseimbangan Menurun (Declining Balance - DB)
Diasumsikan bahwa depresiasi biaya tahunan merupakan
persentase tetap dari Bt pada permulaan tahun.
Rasio depresiasi dalam setiap satu tahun terhadap Bt pada permulaan
adalah tetap di seluruh umur aset dan ditandai dengan R (0<R<1).
Dalam metode ini R = 2/N ketika digunakan keseimbangan menurun
200%, jika ditetapkan bahwa ditetapkan bahwa keseimbangan
menurun 150%, maka R = 1,5 N.
8. D1= B (R)
Dt = B (1 –R)t-1 (R)
Contoh diatas (tanpa nilai sisa) dikerjakan dengan metode keseimbangan
menurun 200%.
Tahun Depresiasi Nilai Buku
0 900
1 360 540
2 216 324
3 129,6 194,4
4 77,76 116,64
5 46,656 69,984
Nilai buku pada akhir tahun dikatakan Write Off, yang fungsinya sama dengan
Depresiasi.
9. 3. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of The Year Digits- SYD)
Faktor depresiasi untuk setiap tahun merupakan angka dari daftar
urutan terbalik untuk tahun terseut dibagi dengan jumlah angkanya.
Depresiasi adalah :
Nilai buku :
10. Berdasarkan data diatas maka depresiasi dengan metode jumlah angka menurun (SYD) :
Tahun Angka tahun dalam
Faktor
Depresiasi Depresiasi Nilai Buku
urutan terbalik
1 5 .5/15 266,67 633,33
2 4 .4/15 213,33 420,00
3 3 .3/15 160,00 260,00
4 2 .2/15 106,67 153,33
5 1 .1/15 53,33 100,00
Jumlah 15
4. Metode Produksi-Unit (Units of Production)
Hasil dari metode ini dalam Harga beli aset dikurangi nilai sisa dialokasikan
secara sama berdasarkan estimasi angka dari unit-unit yang diproduksi
sepanjang umur efektif aset.
11. Depresiasi per unit produk :
(C-L)/estimasi jangka waktu umur produksi dalam unit-unit
Contoh :
Sebuah alat yang digunakan dalam bisnis mempunyai harga $50.000
dan diharapkan nilai sisanya $10.000 serta alat tsb dapat digunakan
300.000 jam. Carilah tingkat deprsiasi per jam penggunaan, dan carilah
nilai bukunya setelah beroperasi selama 10.000 jam.
Depresiasi per unit produk : (50.000-10.000)/300.000 = $0,133 per jam
Setelah 10.000 jam, Bt = 50.000 – (0,133x10.000) = $ 48.670
12. Keseimbangan menurun yang dialihkan ke Garis Lurus
Berfungsi untuk menghindari Write off
Tahun Depresiasi (DDB)
Nilai Buku
DDB SL
Dep.yg
dipakai
Nilai
buku
0 900 900
1 360 540 180 360 540
2 216 324 135 216 324
3 129,6 194,4 108 129,6 194,4
4 77,76 116,64 97,2 97,2 97,2
5 46,656 69,984 97,2 97,2 0
13. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2008
TENTANG
PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG
NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
Metode penyusutan yang dibolehkan berdasarkan ketentuan ini
dilakukan:
•dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang
ditetapkan bagi harta tersebut (metode garis lurus atau straight-
line method); atau
•dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif
penyusutan atas nilai sisa buku (metode saldo menurun atau
declining balance method).
14. Penggunaan metode penyusutan atas harta harus dilakukan
secara taat asas.
Untuk harta berwujud berupa bangunan hanya dapat disusutkan
dengan metode garis lurus. Harta berwujud selain bangunan
dapat disusutkan dengan metode garis lurus atau metode
saldo menurun.
Dalam hal Wajib Pajak memilih menggunakan metode saldo
menurun, nilai sisa buku pada akhir masa manfaat harus
disusutkan sekaligus.
Contoh penggunaan metode garis lurus:
Sebuah gedung yang harga perolehannya Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah) dan masa manfaatnya 20 (dua puluh) tahun,
penyusutannya setiap tahun adalah sebesar : Rp50.000.000,00
atau (Rp1.000.000.000,00 : 20).
16. Contoh penggunaan metode saldo menurun:
Sebuah mesin yang dibeli dan ditempatkan pada bulan Januari 2009
dengan harga perolehan sebesar Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh
juta rupiah). Masa manfaat dari mesin tersebut adalah 4 (empat) tahun.
Kalau tarif penyusutan misalnya ditetapkan 50% (lima puluh persen),
penghitungan penyusutannya adalah sebagai berikut.
Tahun Tarif Penyusutan Nilai Buku
Harga Perolehan 150.000.000.
2009 50% 75.000.000 75.000.000
2010 50% 37.500.000 37.500.000
2011 50% 18.750.000 18.750.000
2012 Disusutkan
sekaligus
18.750.000 0
17. Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan
pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna
bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan muhibah (goodwill)
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang
dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan.
Untuk menghitung amortisasi, masa manfaat dan tarif amortisasi ditetapkan
sebagai berikut:
18. Harga perolehan harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya
termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna
usaha, hak pakai, dan muhibah (goodwill) yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun diamortisasi dengan
metode:
a. dalam bagian-bagian yang sama setiap tahun selama masamanfaat;
b. dalam bagian-bagian yang menurun setiap tahun dengan cara
menerapkan tarif amortisasi atas nilai sisa buku.
Khusus untuk amortisasi harta tak berwujud yang menggunakan
metode saldo menurun, pada akhir masa manfaat nilai sisa buku harta
tak berwujud atau hak-hak tersebut diamortisasi sekaligus.
19. DEPLESI
Apabila sumberdaya alam dikonsumsi dalam memproduksi produk
atau jasa, digunakan terminologi deplesi (penyusutan)
untuk menyatakan penurunan nilai sumber daya alam.
Ada dua cara untuk menghitung nilai deplesi :
1. Deplesi biaya
2. Metode Persentase :
a. Persentase deplesi untuk berbagai deposit mineral
b. 50% limit dari pendapatan kena pajak sebelum deplesi
Berdasarkan metode biaya unit deplesi ditentukan dengan membagi
penyesuaian cost basis dari cadangan dengan jumlah unit
yang akan ditambang.
20. Contoh :
Suatu usah tambang, pemilikan cadangan sebesar 1.000.000 ton
membutuhkan biaya $ 200.000. Produksi tahun 1 sebesar 100.000 ton,
tahun ke dua 200.000 ton. Hitung deplesi biaya !.
Tahun ke 1 Dep.biaya = 200.000 x (100.000/1.000.000) = $20.000
Tahun ke 2 dep.biaya = (200.000-20.000) x (200.000/900.000) = $40.000
No. Deposit Mineral %Deplesi
1. Minyak dan gas 22
2. Sulphur, uranium, asbes, nikel,timah, vanadium 22
3. Emas, perak, tambaga dan bijih besi 15
4. Batubara, lignit dan sodium chloride 10
5. Peat, batu apung dan pasir 5
Besarnya persentase deplesi untuk berbagai jenis deposit mineral
21. Menentukan deplesi yang diperbolehkan
Menghitung persen
penyusutan (% yang tepat x
pendapatan kotor)
Menghitung 50% dari
pendapatan kena pajak
tanpa nilai deplesi
Memilih yang
lebih KECIL
sebagai
persentase yang
diijinkan
Menghitung biaya
penyusutan (berdasarkan unit
penyusutan yang sesuai
Memilih yang
lebih BESAR
sebagai nilai
deplesi
22. Suatu usah tambang, pemilikan cadangan batubar sebesar 1 juta ton
membutuhkan biaya $ 200.000. Produksi tahun 1 sebesar 100.000 ton,
tahun ke dua 200.000 ton. Harga jual $10/ton. Biaya produksi $6/ton.
Penyusutan pada tahun pertama dan kedua adalah $100.000.
Persentase deplesi batubara 10%, dengan royalty 10%.
1 2
Pendapatan 1.000.000 2.000.000
Royalty 100.000 200.000
Pendapatan kotor 900.000 1.800.000
Biaya operasi 600.000 1.200.000
Depresiasi 100.000 100.000
Pendapatan terpajak
sebelum deplesi 200.000 500.000
10% Deplesi 90.000 180.000
50% limit deplesi 100.000 250.000
Deplesi biaya 20.000 40.000