Pemantauan Status Gizi ini memberikan informas itentang status gizi balita secara berkesinambungan, yang diharapkan dapat dipergunakan dalam penentuan arah kebijakan perbaikan gizi masyarakat agar lebih efektif,esisien dan tepat sasaran. Sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap tercapainya peningkatan derajat kesehatanmasyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Gerakan memasyarakatkan makan ikan bertujuan meningkatkan konsumsi ikan masyarakat untuk meningkatkan gizi dan kesehatan
2) Ikan kaya akan protein, vitamin, mineral dan asam lemak omega-3 yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan otak
3) Pemerintah menetapkan target konsumsi ikan nasional menjadi 38kg per kapita per tahun untuk meningkatkan ketahanan pangan
Buku ini berisi profil kesehatan Indonesia tahun 2013 yang mencakup data demografi, sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan, kesehatan ibu dan anak, serta pengendalian penyakit dan lingkungan. Data dikumpulkan dari berbagai instansi terkait untuk memberikan gambaran menyeluruh kondisi kesehatan di Indonesia.
Makalah ini membahas tentang kejadian stunting pada anak usia balita 0-5 tahun di Indonesia. Stunting didefinisikan sebagai kondisi dimana balita memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari anak seusianya. Prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sekitar 37% menurut data Riskesdas 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi stunting antara lain status gizi ibu hamil dan ASI, serta status sosial ekonomi kel
Presentase kesehatan balita gizi buruk dari 5 kota Provinsi JabarDithades Berlyalivia
Ìý
Dokumen ini memberikan informasi tentang presentase balita dengan gizi buruk di 5 kota di Jawa Barat pada tahun 2012. Kota Cirebon memiliki persentase tertinggi yaitu 1.48%, sedangkan Kota Depok memiliki persentase terendah yaitu 0.11%. Secara umum, dokumen ini menganalisis data gizi buruk pada anak balita di wilayah tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi derajat dehidrasi, diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien diare, serta faktor-faktor penyebab dan pencegahan terjadinya diare.
Terjadi peningkatan signifikan AKI di Indonesia dari 228 (tahun 2007) menjadi 359 (tahun 2012) per 100.000 kelahiran hidup, yang memperlihatkan lemahnya sistem kesehatan ibu dan reproduksi serta ketidakefektifan program Kependudukan dan Keluarga Berencana. Angka kematian ibu Indonesia kini terburuk dari negara-negara miskin di Asia. Perbaikan sistem dan peningkatan anggaran kesehatan ibu serta penguatan peran daerah sang
Dokumen tersebut membahas pendekatan manajemen program gizi meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan intervensi. Secara khusus dibahas mengenai ruang lingkup masalah gizi di Indonesia seperti stunting, kurang vitamin A, dan yodium serta langkah-langkah untuk menanggulanginya melalui intervensi spesifik dan sensitif.
Dokumen ini memberikan data persentase jumlah balita dengan gizi buruk di 5 kota/kabupaten di Jawa Barat pada tahun 2012 berdasarkan Kementerian Kesehatan. Persentase terendah ditemukan di Bogor dan tertinggi di Cianjur. Faktor ekonomi dan kesehatan dapat mempengaruhi status gizi anak.
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan stunting melalui 5 paket layanan konvergensi stunting desa yang mencakup layanan kesehatan ibu dan anak serta konseling gizi terpadu.
Dokumen ini membahas latar belakang tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia serta faktor-faktor yang berhubungan dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) seperti status gizi ibu, Lingkar Lengan Atas (LILA), dan umur ibu. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan LILA dan umur ibu dengan kejadian BBLR di wilayah kerja puskesmas di Bali tahun 2010-2012. Hasil penelitian diharapkan
Dokumen tersebut membahas mengenai stunting pada balita dan bagaimana cara mendeteksi dan mencegahnya. Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan balita lebih pendek dari yang seharusnya. Deteksi dini stunting dapat dilakukan dengan menimbang dan mengukur tinggi badan balita secara rutin di posyandu untuk memantau pertumbuhannya. Stunting dapat dicegah dengan memastikan ibu hamil dan balita mendapat as
Jumlah balita penderita stunting terbanyak yaitu ada di Puskesmas Benteng yaitu sebanyak 402 balita. Faktor penyebab stunting yang terdapat di kelurahan dayeuh luhur wilayah kerja puskesmas benteng yaitu peran ibu dalam pemberian nutrisi balita yang dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan dan pekerjaan ibu. Perlu ada pendidikan kesehatan kepada ibu tentang pentingnya pemberian nutrisi pada balita.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi gizi dan masalah gizi masyarakat. Epidemiologi gizi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan masalah gizi pada populasi, serta menganalisis faktor-faktor penyebabnya seperti asupan makanan, kondisi kesehatan, dan lingkungan. Gizi buruk dapat terjadi karena kekurangan zat gizi akibat faktor agen, inang, dan lingkungan, serta
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangAna Sengga
Ìý
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang status gizi anak-anak di TK Siloam Kota Baru dengan melihat faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, dan pekerjaan orang tua.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi anak-anak tersebut berdasarkan berbagai variabel.
3. Metode yang digunakan adalah penelitian observasional dengan desain pot
Makalah ini membahas tentang kejadian stunting pada anak usia balita 0-5 tahun di Indonesia. Stunting didefinisikan sebagai kondisi dimana balita memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari anak seusianya. Prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sekitar 37% menurut data Riskesdas 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi stunting antara lain status gizi ibu hamil dan ASI, serta status sosial ekonomi kel
Presentase kesehatan balita gizi buruk dari 5 kota Provinsi JabarDithades Berlyalivia
Ìý
Dokumen ini memberikan informasi tentang presentase balita dengan gizi buruk di 5 kota di Jawa Barat pada tahun 2012. Kota Cirebon memiliki persentase tertinggi yaitu 1.48%, sedangkan Kota Depok memiliki persentase terendah yaitu 0.11%. Secara umum, dokumen ini menganalisis data gizi buruk pada anak balita di wilayah tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi derajat dehidrasi, diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien diare, serta faktor-faktor penyebab dan pencegahan terjadinya diare.
Terjadi peningkatan signifikan AKI di Indonesia dari 228 (tahun 2007) menjadi 359 (tahun 2012) per 100.000 kelahiran hidup, yang memperlihatkan lemahnya sistem kesehatan ibu dan reproduksi serta ketidakefektifan program Kependudukan dan Keluarga Berencana. Angka kematian ibu Indonesia kini terburuk dari negara-negara miskin di Asia. Perbaikan sistem dan peningkatan anggaran kesehatan ibu serta penguatan peran daerah sang
Dokumen tersebut membahas pendekatan manajemen program gizi meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan intervensi. Secara khusus dibahas mengenai ruang lingkup masalah gizi di Indonesia seperti stunting, kurang vitamin A, dan yodium serta langkah-langkah untuk menanggulanginya melalui intervensi spesifik dan sensitif.
Dokumen ini memberikan data persentase jumlah balita dengan gizi buruk di 5 kota/kabupaten di Jawa Barat pada tahun 2012 berdasarkan Kementerian Kesehatan. Persentase terendah ditemukan di Bogor dan tertinggi di Cianjur. Faktor ekonomi dan kesehatan dapat mempengaruhi status gizi anak.
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan stunting melalui 5 paket layanan konvergensi stunting desa yang mencakup layanan kesehatan ibu dan anak serta konseling gizi terpadu.
Dokumen ini membahas latar belakang tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia serta faktor-faktor yang berhubungan dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) seperti status gizi ibu, Lingkar Lengan Atas (LILA), dan umur ibu. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan LILA dan umur ibu dengan kejadian BBLR di wilayah kerja puskesmas di Bali tahun 2010-2012. Hasil penelitian diharapkan
Dokumen tersebut membahas mengenai stunting pada balita dan bagaimana cara mendeteksi dan mencegahnya. Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan balita lebih pendek dari yang seharusnya. Deteksi dini stunting dapat dilakukan dengan menimbang dan mengukur tinggi badan balita secara rutin di posyandu untuk memantau pertumbuhannya. Stunting dapat dicegah dengan memastikan ibu hamil dan balita mendapat as
Jumlah balita penderita stunting terbanyak yaitu ada di Puskesmas Benteng yaitu sebanyak 402 balita. Faktor penyebab stunting yang terdapat di kelurahan dayeuh luhur wilayah kerja puskesmas benteng yaitu peran ibu dalam pemberian nutrisi balita yang dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan dan pekerjaan ibu. Perlu ada pendidikan kesehatan kepada ibu tentang pentingnya pemberian nutrisi pada balita.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi gizi dan masalah gizi masyarakat. Epidemiologi gizi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan masalah gizi pada populasi, serta menganalisis faktor-faktor penyebabnya seperti asupan makanan, kondisi kesehatan, dan lingkungan. Gizi buruk dapat terjadi karena kekurangan zat gizi akibat faktor agen, inang, dan lingkungan, serta
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangAna Sengga
Ìý
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang status gizi anak-anak di TK Siloam Kota Baru dengan melihat faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, dan pekerjaan orang tua.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi anak-anak tersebut berdasarkan berbagai variabel.
3. Metode yang digunakan adalah penelitian observasional dengan desain pot
Teks tersebut membahas tentang latar belakang masalah gizi pada balita dan pendekatan positive deviance melalui kegiatan Pos Gizi. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa masalah gizi pada balita masih menjadi masalah utama di Indonesia yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti pola makan dan pengasuhan yang tidak tepat. Kegiatan Pos Gizi diharapkan dapat meningkatkan status gizi balita melalui pemberday
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...Anisa Imaniar
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap berat badan balita dengan gangguan gizi kurang di Polindes Watugede. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dan berat badan balita dijelaskan beserta manfaat dari pemberian makanan tambahan bagi balita dengan gangguan gizi."
1. Gizi buruk merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti tingkat pendapatan, pengetahuan ibu, dan akses pelayanan kesehatan.
2. Terdapat tiga jenis gizi buruk yaitu marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor, dengan gejala klinis yang berbeda untuk setiap jenisnya.
3. Upaya pemerintah untuk menanggulangi gizi bur
Dokumen tersebut membahas tentang Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) yang merupakan keluarga yang mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggota keluarganya dengan memiliki pengetahuan, sikap dan praktik gizi seimbang, serta mengkonsumsi makanan beraneka ragam yang sehat. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya memantau gizi dan pertumbuhan anggota keluarga secara teratur.
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan malnutrisi berat, yang mencakup definisi, kriteria diagnosis, pendekatan perawatan baik di pusat maupun berbasis masyarakat, serta pencegahannya. Ditemukan bahwa kasus malnutrisi berat di Indonesia umumnya merupakan malnutrisi kronis akibat keterlambatan deteksi, berbeda dengan kasus di Afrika yang lebih banyak akut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Failure to thrive (FTT) adalah kondisi dimana pertumbuhan tidak adekuat atau ketidakmampuan mempertahankan pertumbuhan.
2. Terdapat berbagai etiologi FTT seperti intake kalori yang tidak memadai, masalah absorpsi, atau penggunaan kalori yang berlebihan.
3. Tatalaksana FTT bertujuan meningkatkan status gizi melalui diet yang memadai untuk mencapai pertum
Dokumen tersebut membahas tentang program Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggota keluarganya melalui perilaku gizi seimbang. KADARZI menetapkan sasarannya pada tingkat keluarga karena pengambilan keputusan gizi dan sumber daya terkait gizi berada di tingkat keluarga. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai con
asupan gizi yang baik untuk bayi dan balitanovieRD
Ìý
bayi dan balita harus sangat diperhatikan. terlebih lagi dalam asupan makanan yang mereka konsumsi harus memenuhi standar gizi. apabila kekurangan dan kelebihan gizi akan menimbulkan beberapa penyakit.
1. Data Rekap Balita Gizi Buruk Di
Indonesia
2014/2015
Oleh:
Herdian Febri Ramadan
Tri Chandra Sugihartono
2.  Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses
terjadinya kekurangan gizi menahun. Gizi buruk
merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam
makanan sehari hari (Admin, 2008)
Gizi Buruk
3. 1. Penyebab Langsung
 Makanan dan penyakit dapat secara langsung
menyebabkan gizi buruk. Timbulnya gizi buruk tidak hanya
dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga
penyakit. Anak yang mendapat cukup banyak makanan
tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat
menderita gizi buruk. Demikian pula dengan anak yang
tidak memperoleh cukup makanan, maka daya tahan
tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang
penyakit.
Faktor penyebab masalah gizi
4. 2. Penyebab tidak langsung
 Ada tiga penyebab tidak langsung yang menyebabkan masalah
gizi yaitu :
 a. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai.
 Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan
pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah maupun mutu
gizinya.
 b. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan
masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian dan
dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik, baik fisik, mental dan sosial.
 c. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem
pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin
penyediaan air bersih dan sarana kesehatan dasar (Posyandu) yang
terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. (Supariasa,
2002)
Cont….
5. Pengukuran antropometri, apabila berat badan menurut umur (BB/U) dibandingkan
dengan tabel Z-score, apabila berada kurang dari - 3 SD positif gizi buruk kemudian dicocokkan
dengan z-score (TB/PB terhadap BB) apabila juga positif gizi buruk berarti termasuk gizi buruk
kronis apabila dengan TB/BB tidak positif maka termasuk gizi buruk akut, apabila tidak ada alat
ukur TB dan PB bisa juga dilanjutkan dengan pengukuran LILA bagian kiri balita, apabila LILAnya
kurang dari 11,5 cm maka balita tersebut gizi buruk akut.
 Tanda klinis dibedakan menjadi 3 yaitu :
 a. Marasmus dengan tanda-tanda :
 Anak sangat kurus
 Wajah seperti orang tua.
 Perut cekung
 Kulit keriput, jaringan lemak sangat sedikit
 b. Kwashiorkor
 Edema diseluruh tubuh, terutama pada wajah membulat dan sembab, rambut kusam, mudah
dicabut.
 c. Gabungan marasmus dan kwashiorkor disebut marasmic kwashiorkor pada KMS ada juga
istilah BGM adalah keadaan dimana letak berat badan balita berada dibawah garis merah
bada KMS Balita BGM belum tentu gizi buruk tetapi kalau status gizi buruk balita pasti BGM.
(Abdur, 2008)
Tanda-Tanda
6. Data Rekap Balita Gizi Buruk Di
Indonesia
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Gizi Buruk
2014 2015
7. Data Rekap Balita Gizi Buruk Di
Indonesia (Per Provinsi)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
2014
2015
8. No Provinsi 2014 2015
1 ACEH 3 0
2 SUMATERA UTARA 6 0
3 SUMATERA BARAT 1 0
4 SUMATERA SELATAN 18 2
5 LAMPUNG 23 4
6 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 8 0
7 DKI JAKARTA 153 0
8 JAWA BARAT 2 0
9 JAWA TENGAH 10 0
10 KALIMANTAN BARAT 32 0
11 KALIMANTAN TENGAH 9 2
12 SULAWESI SELATAN 181 42
13 SULAWESI BARAT 5 0
14 MALUKU 1 0
Total 452 50
9. Data diatas didapat dari
Direktorat Bina Gizi,
Kementerian
Kesehatan Republik
Indonesia