ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
ABSTRAK
Pada percobaan yang telah dilakukan digunakan larutan H2O2 yang berfungsi sebagai
reaktan dekomposisi, larutan KI 0,1M berfungsi sebagai katalis dan H2O berfungsi sebagai reaktan
dan sebagai pelarut dalam proses dekomposisi, dan larutan Hg(NO3)2 berfungsi sebagai agen
pendeteksi adanya kandungan KI dalam sampel yang dihasilkan. Dalam percobaan ini digunakan
peralatan yang didesain tertutup agar tidak ada udara yang masuk. Tujuan dilakukannya reaksi di
tempat yang tertutup adalah agar tidak ada gas lain yang yang ikut bereaksi. Jika terjadi sedikit
kebocoran pada alat maka akan mempengaruhi kecepatan reaksi. Adapun tanda-tanda alat yang
mengalami kebocoran yaitu ketika reaksi dijalankan maka volume gas O2 akan naik ke atas secara
tiba-tiba.
Ketika larutan KI dicampur dengan H2O menghasilkan larutan tidak berwarna dan bening
dan setelah ditambah H2O2 warna larutan tersebut berubah menjadi kuning bening tanpa
gelembung. Pada saat campuran KI, H2O dan H2O2 dalam erlenmeyer ditutup dan
direaksikan muncul gelembung yang menandakan adanya gas O2 yang dihasilkan dalam
reaksi tersebut. Pada larutan 3 dihasilkan gelembung paling banyak dibanding larutan 1
dan larutan 2. Hal ini disebabkan jumlah H2O2 yang ditambahkan saat reaksi dua kali lebih
banyak dibanding larutan 1 dan larutan 2. Semakin banyak H2O2 yang ditambahkan saat
reaksi maka semakin banyak jumlah gelembung yang dihasilkan. Adapun persamaan reaksi
yang terjadi dalam percobaan ini yaitu :
2H2O2 (aq) + 2I-
(aq) 2H2O(l) + 2IO-
(aq)
H2O2 (aq) + 2IO-
(aq) H2O(l) + O2 (g) + 2I-
(aq)
H2O2 (aq) + 2I-
(aq) H2O(l) + ½ O2 (g) + 2I-
(aq)
2KI(aq) + Hg(NO3)2(aq) 2KNO3(aq) + HgI2(s)
Dari data yang diperoleh didapatkan grafik hubungan waktu(s) dan volume(ml) yang
ditunjukkan pada gambar 1. Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa waktu yang diperlukan
untuk bereaksi pada larutan 3 lebih cepat dari pada larutan 1 dan larutan 2. Hal ini disebabkan
pada larutan 3 ditambahkan H2O2 dua kali lebih banyak sehingga gas O2 yang dihasilkan
lebih banyak dan menyebabkan reaksi yang terjadi lebih cepat. Pada larutan 2 diperlukan
waktu yang lebih singkat dari pada larutan 1 karena pada larutan 2 ditambahkan larutan KI dua
kali lebih banyak. Disini larutan KI berfungsi sebagai katalis sehingga semakin banyak
larutan KI yang ditambahkan maka reaksi yang terjadi lebih cepat dan dibutuhkan waktu
yang lebih singkat. Pada percobaan efek suhu 40 áµ’C waktu yang diperlukan oleh larutan 2 lebih
singkat dari pada larutan 3 karena pada larutan 2 ditambahkan KI lebih banyak yang mana KI
sebagai katalis yang dapat mempercepat reaksi. Pada percobaan identifikasi katalis semua hasil
sampel baik pada suhu ruang maupun suhu 40 áµ’C positif adanya katalis yang masih terdapat pada
hasil percobaan. Hal ini ditandai terbentuknya endapan orange. Khusus pada larutan 2 dihasilkan
endapan berwarna orange tua karena pada larutan 2 ditambahkan KI lebih banyak.
Gambar 1. Grafik antara waktu(s) dan volume(ml)
Berdasarkan grafik yang diperoleh didapatkan nilai laju reaksi. Pada percobaan yang
menggunakan suhu ruang yang mempunyai nilai laju reaksi terendah yaitu 14,91 adalah larutan 3
karena waktu yang diperlukan sangat singkat. Hal ini sudah sesuai dengan teori yaitu dengan
adanya katalis dan konsentrasi reaktan (H2O2) yang besar menyebabkan semakin besar tumbukan
dinding partikel maka waktu yang diperlukan untuk bereaksi singkat sehingga nilai laju reaksi
kecil. Dalam percobaan yang menggunakan suhu 40áµ’C yang mempunyai nilai laju reaksi terendah
yaitu 2,5 adalah larutan 2 karena waktu yang diperlukan sangat singkat. Hal ini sudah sesuai
dengan teori yaitu dengan adanya katalis yang banyak dan digunakan suhu yang tinggi waktu yang
diperlukan untuk bereaksi singkat sehingga nilai laju reaksi kecil.
Dari nilai laju reaksi diperoleh nilai orde reaksi pada larutan KI sebesar 1,10, pada larutan
H2O2 nilai orde reaksi sebesar 0,14 dan nilai orde reaksi pada larutan H2O sebesar 1,25.
Selanjutnya didapatkan nilai k sebesar 5,036. Sehingga dari semua data yang diperoleh dihasilkan
persamaan laju reaksi yaitu : (v) rata-rata = 5,036 (H2O2) 0,14 (KI) 1,10 (H2O) 1,25.
Dari hasil diatas, kita dapat memanfaatkan gas O2 yang dihasilkan dari reaksi KI dan H2O2
untuk menggerakan PISTON mobil sehingga PISTON dapat langsung menggerakan BAN
mobil,karena konsep ini piston langsung terhubung dengan BAN MOBILTANPA DINAMO
,Efisiensi bisa lebih tinggi. dengan hasil diatas kita bisa menyimpulkan semakin banyak
katalis yang ditambahkan maka semakin cepat waktu untuk bereaksi dan nilai laju reaksi
semakin kecil, semakin tinggi suhu yang digunakan maka semakin cepat waktu untuk
bereaksi dan nilai laju reaksi semakin kecil, semakin banyak katalis yang ditambahkan
maka semakin banyak endapan yang dihasikan.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
37 38 39 40 41 42 43
Volume(ml)
Waktu(s)
Larutan 1 pada suhu
ruang
Larutan 2 pada suhu
ruang
Larutan 3 pada suhu
ruang
Larutan 3 pada suhu
40
Larutan 2 pada suhu
40
UNTUK KONSEP PENGGERAK PISTON MENGGUNAKAN GAS O2 HASIL REAKSI
DEKOMPOSISI H202 DENGAN KALIUM IODIDA
Ini menggunakan 2 WD untuk menghemat energy dan efisien.Konsep ini menggunakan dua piston
penggerak, pada piston pertama gas akan masuk dari tepi atas lalu menggerakan piston pertama
maju ketika pada batas tertentu diberi lubang outlet,selanjutnya gas akan dialirkan menuju piston
kedua , nah di piston kedua ini akan mulai bergerak /tertekan seperti pada piston pertama.Pada saat
bersamaan,piston yang pertama akan bergerak mundur karena TEKANAN yang BERKURANG
karena adanya gas yang keluar / mengalir menuju piston ke dua. Piston pertama dan kedua di
letakan sejajar namun pergerakanya bergantian maju dan mundur.Setelah gas O2 berhasil
menggerakan piston yang kedua,gas akan dialirkan ke bagian Stopping Mecanism.
Contoh Gambar Ilustrasi

More Related Content

What's hot (20)

laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
qlp
Ìý
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
Stikes BTH Tasikmalaya
Ìý
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang
Fera Fajrin
Ìý
Ppt konduktometri
Ppt konduktometriPpt konduktometri
Ppt konduktometri
David Wibawa Aji
Ìý
Anor ii bab123siap cetak
Anor ii bab123siap cetakAnor ii bab123siap cetak
Anor ii bab123siap cetak
Mahbub Alwathoni
Ìý
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
vinsencius guntur
Ìý
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
Takdir Anis
Ìý
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
Ridha Faturachmi
Ìý
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
Dede Suhendra
Ìý
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
DeviPurnama
Ìý
Titrasi Metode Yodo-yodimetri
Titrasi Metode Yodo-yodimetriTitrasi Metode Yodo-yodimetri
Titrasi Metode Yodo-yodimetri
Auliabcd
Ìý
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
AgataMelati
Ìý
Halogen
HalogenHalogen
Halogen
UIN Alauddin Makassar
Ìý
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
wd_amaliah
Ìý
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Nurmalina Adhiyanti
Ìý
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Rihlatul adni
Ìý
Viskositas sebagai fungsi temperatur
Viskositas sebagai fungsi temperaturViskositas sebagai fungsi temperatur
Viskositas sebagai fungsi temperatur
Naufa Nur
Ìý
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat
Haris Nurhidayat
Ìý
Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)
UIN Alauddin Makassar
Ìý
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
Ìý
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
qlp
Ìý
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang
Fera Fajrin
Ìý
Anor ii bab123siap cetak
Anor ii bab123siap cetakAnor ii bab123siap cetak
Anor ii bab123siap cetak
Mahbub Alwathoni
Ìý
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
vinsencius guntur
Ìý
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
Takdir Anis
Ìý
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
Ridha Faturachmi
Ìý
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
Dede Suhendra
Ìý
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
DeviPurnama
Ìý
Titrasi Metode Yodo-yodimetri
Titrasi Metode Yodo-yodimetriTitrasi Metode Yodo-yodimetri
Titrasi Metode Yodo-yodimetri
Auliabcd
Ìý
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
AgataMelati
Ìý
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
wd_amaliah
Ìý
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Nurmalina Adhiyanti
Ìý
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Rihlatul adni
Ìý
Viskositas sebagai fungsi temperatur
Viskositas sebagai fungsi temperaturViskositas sebagai fungsi temperatur
Viskositas sebagai fungsi temperatur
Naufa Nur
Ìý
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat
Haris Nurhidayat
Ìý

Similar to Dekomposisi Hidrogen Peroksida (20)

Faktor yang mempengaruhi_laju
Faktor yang mempengaruhi_lajuFaktor yang mempengaruhi_laju
Faktor yang mempengaruhi_laju
Yulia Delesti
Ìý
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
Laila Sekar Langit
Ìý
PPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptx
PPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptxPPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptx
PPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptx
DedeDwika
Ìý
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksiLaporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
anggundiantriana
Ìý
Laporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju ReaksiLaporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju Reaksi
Husna Latifatul Karimah Karimah
Ìý
Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1
Leni Marlina
Ìý
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBoKecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Quina Fathonah
Ìý
kesetimbangan-kimia-hr2.ppt
kesetimbangan-kimia-hr2.pptkesetimbangan-kimia-hr2.ppt
kesetimbangan-kimia-hr2.ppt
DitaRatnaSari7
Ìý
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptxpresentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
farihatulummah62
Ìý
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
Emmy Nurul
Ìý
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
UNESA
Ìý
pengaruh katalisator terhadap laju reaksi
pengaruh katalisator terhadap laju reaksipengaruh katalisator terhadap laju reaksi
pengaruh katalisator terhadap laju reaksi
Putri Yusril
Ìý
laju_reaksi_ppt.ppt
laju_reaksi_ppt.pptlaju_reaksi_ppt.ppt
laju_reaksi_ppt.ppt
NinoMarcellino3
Ìý
LAJU REAKSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
LAJU REAKSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSILAJU REAKSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
LAJU REAKSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
nuraeni431
Ìý
Makalah_10 Makalah diskusi 2 kel 3 (stoikiometri )
Makalah_10 Makalah diskusi 2 kel 3 (stoikiometri )Makalah_10 Makalah diskusi 2 kel 3 (stoikiometri )
Makalah_10 Makalah diskusi 2 kel 3 (stoikiometri )
Bondan the Planter of Palm Oil
Ìý
Faktor yang mempengaruhi_laju
Faktor yang mempengaruhi_lajuFaktor yang mempengaruhi_laju
Faktor yang mempengaruhi_laju
Yulia Delesti
Ìý
PPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptx
PPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptxPPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptx
PPT KELOMPOK 6 KESETIMBANGAN.pptx
DedeDwika
Ìý
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksiLaporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
anggundiantriana
Ìý
Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1
Leni Marlina
Ìý
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBoKecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Quina Fathonah
Ìý
kesetimbangan-kimia-hr2.ppt
kesetimbangan-kimia-hr2.pptkesetimbangan-kimia-hr2.ppt
kesetimbangan-kimia-hr2.ppt
DitaRatnaSari7
Ìý
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptxpresentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
farihatulummah62
Ìý
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
Emmy Nurul
Ìý
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
UNESA
Ìý
pengaruh katalisator terhadap laju reaksi
pengaruh katalisator terhadap laju reaksipengaruh katalisator terhadap laju reaksi
pengaruh katalisator terhadap laju reaksi
Putri Yusril
Ìý
laju_reaksi_ppt.ppt
laju_reaksi_ppt.pptlaju_reaksi_ppt.ppt
laju_reaksi_ppt.ppt
NinoMarcellino3
Ìý
LAJU REAKSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
LAJU REAKSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSILAJU REAKSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
LAJU REAKSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
nuraeni431
Ìý
Makalah_10 Makalah diskusi 2 kel 3 (stoikiometri )
Makalah_10 Makalah diskusi 2 kel 3 (stoikiometri )Makalah_10 Makalah diskusi 2 kel 3 (stoikiometri )
Makalah_10 Makalah diskusi 2 kel 3 (stoikiometri )
Bondan the Planter of Palm Oil
Ìý

Dekomposisi Hidrogen Peroksida

  • 1. ABSTRAK Pada percobaan yang telah dilakukan digunakan larutan H2O2 yang berfungsi sebagai reaktan dekomposisi, larutan KI 0,1M berfungsi sebagai katalis dan H2O berfungsi sebagai reaktan dan sebagai pelarut dalam proses dekomposisi, dan larutan Hg(NO3)2 berfungsi sebagai agen pendeteksi adanya kandungan KI dalam sampel yang dihasilkan. Dalam percobaan ini digunakan peralatan yang didesain tertutup agar tidak ada udara yang masuk. Tujuan dilakukannya reaksi di tempat yang tertutup adalah agar tidak ada gas lain yang yang ikut bereaksi. Jika terjadi sedikit kebocoran pada alat maka akan mempengaruhi kecepatan reaksi. Adapun tanda-tanda alat yang mengalami kebocoran yaitu ketika reaksi dijalankan maka volume gas O2 akan naik ke atas secara tiba-tiba. Ketika larutan KI dicampur dengan H2O menghasilkan larutan tidak berwarna dan bening dan setelah ditambah H2O2 warna larutan tersebut berubah menjadi kuning bening tanpa gelembung. Pada saat campuran KI, H2O dan H2O2 dalam erlenmeyer ditutup dan direaksikan muncul gelembung yang menandakan adanya gas O2 yang dihasilkan dalam reaksi tersebut. Pada larutan 3 dihasilkan gelembung paling banyak dibanding larutan 1 dan larutan 2. Hal ini disebabkan jumlah H2O2 yang ditambahkan saat reaksi dua kali lebih banyak dibanding larutan 1 dan larutan 2. Semakin banyak H2O2 yang ditambahkan saat reaksi maka semakin banyak jumlah gelembung yang dihasilkan. Adapun persamaan reaksi yang terjadi dalam percobaan ini yaitu : 2H2O2 (aq) + 2I- (aq) 2H2O(l) + 2IO- (aq) H2O2 (aq) + 2IO- (aq) H2O(l) + O2 (g) + 2I- (aq) H2O2 (aq) + 2I- (aq) H2O(l) + ½ O2 (g) + 2I- (aq) 2KI(aq) + Hg(NO3)2(aq) 2KNO3(aq) + HgI2(s) Dari data yang diperoleh didapatkan grafik hubungan waktu(s) dan volume(ml) yang ditunjukkan pada gambar 1. Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa waktu yang diperlukan untuk bereaksi pada larutan 3 lebih cepat dari pada larutan 1 dan larutan 2. Hal ini disebabkan pada larutan 3 ditambahkan H2O2 dua kali lebih banyak sehingga gas O2 yang dihasilkan lebih banyak dan menyebabkan reaksi yang terjadi lebih cepat. Pada larutan 2 diperlukan waktu yang lebih singkat dari pada larutan 1 karena pada larutan 2 ditambahkan larutan KI dua kali lebih banyak. Disini larutan KI berfungsi sebagai katalis sehingga semakin banyak larutan KI yang ditambahkan maka reaksi yang terjadi lebih cepat dan dibutuhkan waktu yang lebih singkat. Pada percobaan efek suhu 40 áµ’C waktu yang diperlukan oleh larutan 2 lebih singkat dari pada larutan 3 karena pada larutan 2 ditambahkan KI lebih banyak yang mana KI sebagai katalis yang dapat mempercepat reaksi. Pada percobaan identifikasi katalis semua hasil sampel baik pada suhu ruang maupun suhu 40 áµ’C positif adanya katalis yang masih terdapat pada hasil percobaan. Hal ini ditandai terbentuknya endapan orange. Khusus pada larutan 2 dihasilkan endapan berwarna orange tua karena pada larutan 2 ditambahkan KI lebih banyak.
  • 2. Gambar 1. Grafik antara waktu(s) dan volume(ml) Berdasarkan grafik yang diperoleh didapatkan nilai laju reaksi. Pada percobaan yang menggunakan suhu ruang yang mempunyai nilai laju reaksi terendah yaitu 14,91 adalah larutan 3 karena waktu yang diperlukan sangat singkat. Hal ini sudah sesuai dengan teori yaitu dengan adanya katalis dan konsentrasi reaktan (H2O2) yang besar menyebabkan semakin besar tumbukan dinding partikel maka waktu yang diperlukan untuk bereaksi singkat sehingga nilai laju reaksi kecil. Dalam percobaan yang menggunakan suhu 40áµ’C yang mempunyai nilai laju reaksi terendah yaitu 2,5 adalah larutan 2 karena waktu yang diperlukan sangat singkat. Hal ini sudah sesuai dengan teori yaitu dengan adanya katalis yang banyak dan digunakan suhu yang tinggi waktu yang diperlukan untuk bereaksi singkat sehingga nilai laju reaksi kecil. Dari nilai laju reaksi diperoleh nilai orde reaksi pada larutan KI sebesar 1,10, pada larutan H2O2 nilai orde reaksi sebesar 0,14 dan nilai orde reaksi pada larutan H2O sebesar 1,25. Selanjutnya didapatkan nilai k sebesar 5,036. Sehingga dari semua data yang diperoleh dihasilkan persamaan laju reaksi yaitu : (v) rata-rata = 5,036 (H2O2) 0,14 (KI) 1,10 (H2O) 1,25. Dari hasil diatas, kita dapat memanfaatkan gas O2 yang dihasilkan dari reaksi KI dan H2O2 untuk menggerakan PISTON mobil sehingga PISTON dapat langsung menggerakan BAN mobil,karena konsep ini piston langsung terhubung dengan BAN MOBILTANPA DINAMO ,Efisiensi bisa lebih tinggi. dengan hasil diatas kita bisa menyimpulkan semakin banyak katalis yang ditambahkan maka semakin cepat waktu untuk bereaksi dan nilai laju reaksi semakin kecil, semakin tinggi suhu yang digunakan maka semakin cepat waktu untuk bereaksi dan nilai laju reaksi semakin kecil, semakin banyak katalis yang ditambahkan maka semakin banyak endapan yang dihasikan. 0 20 40 60 80 100 120 140 160 37 38 39 40 41 42 43 Volume(ml) Waktu(s) Larutan 1 pada suhu ruang Larutan 2 pada suhu ruang Larutan 3 pada suhu ruang Larutan 3 pada suhu 40 Larutan 2 pada suhu 40
  • 3. UNTUK KONSEP PENGGERAK PISTON MENGGUNAKAN GAS O2 HASIL REAKSI DEKOMPOSISI H202 DENGAN KALIUM IODIDA Ini menggunakan 2 WD untuk menghemat energy dan efisien.Konsep ini menggunakan dua piston penggerak, pada piston pertama gas akan masuk dari tepi atas lalu menggerakan piston pertama maju ketika pada batas tertentu diberi lubang outlet,selanjutnya gas akan dialirkan menuju piston kedua , nah di piston kedua ini akan mulai bergerak /tertekan seperti pada piston pertama.Pada saat bersamaan,piston yang pertama akan bergerak mundur karena TEKANAN yang BERKURANG karena adanya gas yang keluar / mengalir menuju piston ke dua. Piston pertama dan kedua di letakan sejajar namun pergerakanya bergantian maju dan mundur.Setelah gas O2 berhasil menggerakan piston yang kedua,gas akan dialirkan ke bagian Stopping Mecanism. Contoh Gambar Ilustrasi