Dokumen tersebut membahas kriteria diagnosis dan manajemen infeksi dengue menurut pedoman WHO 2009. Infeksi dengue dibedakan menjadi tanpa gejala berbahaya, dengan gejala berbahaya, dan dengue berat berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium. Pasien akan mendapat tatalaksana rawat jalan, rawat inap, atau rawat darurat tergantung tingkat keparahan penyakitnya."
Diare akut didefinisikan sebagai buang air besar encer yang berlangsung kurang dari 14 hari. Penyebabnya meliputi infeksi bakteri, virus, dan parasit serta keracunan makanan. Diagnosis didasarkan pada riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium. Penatalaksanaannya meliputi rehidrasi cairan dan elektrolit serta terapi etiologis dan simtomatis. Komplikasinya antara lain dehidrasi dan sepsis.
1. Stroke iskemik adalah gangguan otak akibat penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kematian.
2. Faktor risiko utama stroke iskemik adalah hipertensi, penyakit jantung, diabetes, merokok, dan usia lanjut.
3. Tatalaksana stroke iskemik meliputi pengendalian gejala akut, pencegahan komplikasi, trombolisis dini, dan rehabilitasi.
Buku ini memberikan update terbaru tentang definisi, epidemiologi, patofisiologi, gejala, dan penatalaksanaan sepsis. Sepsis didefinisikan sebagai respons sistemik radang terhadap infeksi yang dapat menyebabkan disfungsi organ. Buku ini menjelaskan berbagai tingkatan keparahan sepsis mulai dari SIRS, sepsis, sepsis berat, hingga syok septik beserta kriterianya. Penatalaksanaan sepsis meliputi antibiotik, drainase, dukungan organ, dan terapi sp
Kunjungan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kesehatan ibu hamil yang bertujuan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental ibu selama kehamilan agar persalinan, masa nifas, dan pemberian ASI dapat berjalan dengan baik. ANC meliputi pemeriksaan fisik, tes laboratorium, imunisasi, dan konseling gizi untuk mendeteksi dini kelainan kehamilan seperti anemia dan hipertensi serta memantau pert
Ginjal memainkan peran penting dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, serta mengendalikan tingkat konsentrasi berbagai zat dalam darah. Ginjal melakukan filtrasi darah untuk membentuk urin, dan mereabsorpsi beberapa zat seperti glukosa, asam amino, dan elektrolit. pH urin dapat menjadi indikator gangguan keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
Dokumen tersebut membahas produksi dan sirkulasi cairan serebrospinal (likuor) dalam sistem ventrikel otak dan ruang subaraknoid. Likuor diproduksi terutama oleh pleksus korioidea di ventrikel lateral dan mengalir melalui ventrikel dan ruang subaraknoid, melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Pemeriksaan likuor (lumbal punksi) berguna untuk diagnosis penyakit sistem saraf pusat.
Desensitisasi cara bedreskad penyuntikan tetanusShinta Nurjanah
油
Desensitisasi cara Bedreskad adalah metode pemberian antitetanus serum secara bertahap untuk pasien yang hipersensitif terhadap suntikan langsung. Serum diberikan dalam dosis yang semakin besar setiap 30 menit, dengan pemantauan gejala hipersensitivitas. Jika terjadi reaksi berat, pemberian dihentikan dan pasien diobati. Cara ini bertujuan menghindari reaksi alergi parah sambil memberikan kekebalan terhadap tetanus.
Penyakit batu empedu merupakan masalah kesehatan penting yang sering tidak menimbulkan keluhan. Batu empedu dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan komposisi kimianya. Gejala batu empedu bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga nyeri dan komplikasi seperti kolangitis dan pankreatitis. Diagnosis didasarkan pada riwayat pasien dan pemeriksaan penunjang seperti USG dan MRCP. Pen
Kasus perempuan 65 tahun dengan keluhan nyeri pangkal paha kanan setelah jatuh di kamar mandi 5 hari lalu. Penderita memiliki riwayat penyakit komorbid seperti diabetes, hipertensi, jantung, rematik, dan stroke.
Kasus ini mendiagnosis pasien dengan sindrom nefrotik berdasarkan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Diagnosis bandingnya adalah glomerulonefritis akut pasca streptokokus karena hasil pemeriksaan anti streptolisin reaktif. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, diet protein rendah, obat prednison dan transfusi albumin.
Trigger finger adalah kondisi yang disebabkan oleh inflamasi dan penyempitan pada pulley A1 yang menyebabkan nyeri dan kesulitan fleksi/ekstensi jari. Kondisi ini paling sering terjadi pada ibu jari dan jari manis, dan multifaktorial yang melibatkan trauma lokal dan stres berulang pada tendon. Penatalaksanaannya meliputi injeksi kortikosteroid, splinting, NSAID, dan pembedahan untuk melonggarkan pulley.
Dokumen tersebut membahas tentang acute kidney injury (AKI) yang ditandai dengan peningkatan kreatinin serum lebih dari 0.3 mg/dl per hari atau penurunan output urin kurang dari 0.5 ml/kg/jam selama lebih dari 6 jam. AKI diklasifikasikan menggunakan kriteria RIFLE dan AKIN berdasarkan kenaikan kadar kreatinin serum dan volume urin. Terdapat tiga penyebab AKI yaitu prerenal, renal, dan pascarenal yang m
Dokumen tersebut membahas tentang stabilisasi neonatus pasca resusitasi atau sebelum dirujuk. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam stabilisasi tersebut, yaitu suhu tubuh, kebutuhan gula darah, pernapasan, tekanan darah, pemeriksaan laboratorium, serta dukungan emosi bagi orangtua dan petugas kesehatan."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis, etiologi, penilaian risiko, dan penatalaksanaan awal pasien pankreatitis akut, termasuk peran hidrasi agresif, antibiotik, dan tindakan lainnya.
Dokumen tersebut membahas produksi dan sirkulasi cairan serebrospinal (likuor) dalam sistem ventrikel otak dan ruang subaraknoid. Likuor diproduksi terutama oleh pleksus korioidea di ventrikel lateral dan mengalir melalui ventrikel dan ruang subaraknoid, melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Pemeriksaan likuor (lumbal punksi) berguna untuk diagnosis penyakit sistem saraf pusat.
Desensitisasi cara bedreskad penyuntikan tetanusShinta Nurjanah
油
Desensitisasi cara Bedreskad adalah metode pemberian antitetanus serum secara bertahap untuk pasien yang hipersensitif terhadap suntikan langsung. Serum diberikan dalam dosis yang semakin besar setiap 30 menit, dengan pemantauan gejala hipersensitivitas. Jika terjadi reaksi berat, pemberian dihentikan dan pasien diobati. Cara ini bertujuan menghindari reaksi alergi parah sambil memberikan kekebalan terhadap tetanus.
Penyakit batu empedu merupakan masalah kesehatan penting yang sering tidak menimbulkan keluhan. Batu empedu dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan komposisi kimianya. Gejala batu empedu bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga nyeri dan komplikasi seperti kolangitis dan pankreatitis. Diagnosis didasarkan pada riwayat pasien dan pemeriksaan penunjang seperti USG dan MRCP. Pen
Kasus perempuan 65 tahun dengan keluhan nyeri pangkal paha kanan setelah jatuh di kamar mandi 5 hari lalu. Penderita memiliki riwayat penyakit komorbid seperti diabetes, hipertensi, jantung, rematik, dan stroke.
Kasus ini mendiagnosis pasien dengan sindrom nefrotik berdasarkan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Diagnosis bandingnya adalah glomerulonefritis akut pasca streptokokus karena hasil pemeriksaan anti streptolisin reaktif. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, diet protein rendah, obat prednison dan transfusi albumin.
Trigger finger adalah kondisi yang disebabkan oleh inflamasi dan penyempitan pada pulley A1 yang menyebabkan nyeri dan kesulitan fleksi/ekstensi jari. Kondisi ini paling sering terjadi pada ibu jari dan jari manis, dan multifaktorial yang melibatkan trauma lokal dan stres berulang pada tendon. Penatalaksanaannya meliputi injeksi kortikosteroid, splinting, NSAID, dan pembedahan untuk melonggarkan pulley.
Dokumen tersebut membahas tentang acute kidney injury (AKI) yang ditandai dengan peningkatan kreatinin serum lebih dari 0.3 mg/dl per hari atau penurunan output urin kurang dari 0.5 ml/kg/jam selama lebih dari 6 jam. AKI diklasifikasikan menggunakan kriteria RIFLE dan AKIN berdasarkan kenaikan kadar kreatinin serum dan volume urin. Terdapat tiga penyebab AKI yaitu prerenal, renal, dan pascarenal yang m
Dokumen tersebut membahas tentang stabilisasi neonatus pasca resusitasi atau sebelum dirujuk. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam stabilisasi tersebut, yaitu suhu tubuh, kebutuhan gula darah, pernapasan, tekanan darah, pemeriksaan laboratorium, serta dukungan emosi bagi orangtua dan petugas kesehatan."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis, etiologi, penilaian risiko, dan penatalaksanaan awal pasien pankreatitis akut, termasuk peran hidrasi agresif, antibiotik, dan tindakan lainnya.
Dr. Melisa Anggraeni merangkap jabatan sebagai dokter spesialis anak di Siloam Hospitals Lippo Cikarang dan narasumber rubrik kesehatan anak di majalah detik.com. Ia memperoleh gelar dokter umum dari Universitas Brawijaya dan spesialis anak dari Universitas Padjadjaran. Tulisan-tulisannya telah dipublikasikan di berbagai jurnal kedokteran.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan pasien dengue hemorrhagik fever (DHF). DHF adalah penyakit infeksi virus yang menyebabkan demam berdarah dan komplikasi seperti syok. Asuhan mencakup pemantauan gejala klinis, pemberian cairan oral atau infus, dan pengendalian lingkungan untuk mencegah penularan penyakit.
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue. Indonesia merupakan daerah endemis DBD dengan jumlah kasus tertinggi di Asia Tenggara. Manifestasi klinis DBD meliputi demam, nyeri otot dan sendi, ruam, dan trombositopenia. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan penurunan trombosit serta peningkatan hematokrit. Penatalaksanaan berfokus pada pemberian cairan
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA
油
Bagaimana menyiapkan Paskah yang alkitabiah dan berkesan untuk anak-anak Sekolah Minggu? Yuk, ikuti GoPaskah! "Paskah dan Sekolah Minggu". Acara yang pasti bermanfaat bagi guru-guru, pelayan anak, remaja, dan pemuda untuk membekali bagaimana mengajarkan makna Paskah seperti yang diajarkan Alkitab.
Hadirlah pada:
Tanggal: Senin, 10 Maret 2025
Waktu: Pukul 10.3012.00 WIB
Tempat: Online, via Zoom (wajib daftar)
Guest: Dr. Choi Chi Hyun (Ketua J-RICE Jakarta)
Daftar sekarang: http://bit.ly/form-mlc
GRATIS!
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami:
WA Admin: 0821-3313-3315
Email: live@sabda.org
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #Paskah2025 #KematianKristus #kebangkitankristus #SekolahMinggu
Tutorial ini menjelaskan langkah-langkah lengkap dalam membuat halaman website menggunakan Divi Builder, sebuah visual builder yang memungkinkan pengguna membangun website tanpa perlu coding.
Proses dimulai dari instalasi & aktivasi Divi, pembuatan halaman baru, hingga pemilihan layout yang sesuai. Selanjutnya, tutorial ini membahas cara menambahkan section, row, dan module, serta menyesuaikan tampilan dengan tab Design untuk mengatur warna, font, margin, animasi, dan lainnya.
Optimalisasi tampilan website juga menjadi fokus, termasuk pengaturan agar responsif di berbagai perangkat, penyimpanan halaman, serta penetapan sebagai homepage. Penggunaan Global Elements & Reusable Templates turut dibahas untuk mempercepat proses desain.
Hasil akhirnya, halaman website tampak profesional dan menarik tanpa harus coding.
Implikasi dari Persamaan Cauchy-Riemann
Jika persamaan Cauchy-Riemann berlaku, maka fungsi memiliki turunan kompleks di seluruh daerah tersebut.
Fungsi holomorf otomatis analitik, yang berarti dapat dikembangkan dalam deret Taylor di sekitar titik mana pun dalam domainnya.
Fungsi holomorf memiliki sifat konformal, yang berarti mempertahankan sudut antara kurva yang berpotongan.
2. Clinical Updates UGM 2020
PENDAHULUAN
Insidensi dengue terus meningkat
Tanda dan gejala bervariasi ringan-berat banyak
kasus tidak terlaporkan atau didiagnosis sebagai
penyakit lain
Sekitar setengah dari populasi dunia saat ini
berisiko terinfeksi
Sekitar 100-400 juta orang terinfeksi setiap
tahun, > 8 0 % bergejala ringan dan
asimptomatik
WHO. Fact sheets: Dengue and severe dengue. 2019.[cited 24 January 2020].Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue.
3. Langkah 1.
Penilaian
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Langkah 2.
Diagnosis, penilaian
fase, dan keparahan
penyakit
Langkah 3.
Manajemen
Disease notification
Tatalaksana yang sesuai
WHO-TDR. Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control-new edition. WHO; 2009.
Pendekatan dan Langkah manajemen
4. Perjalanan klinis infeksi
dengue
Fase Demam Fase Kritis Fase Penyembuhan
Hari ke-
Suhu tubuh
Gejala
klinis berat
yang
mungkin
terjadi
Hasil
pemeriksaan
laboratorium
Dehidrasi
Plasma leakage/Syok
Perdarahan
Penyerapan cairan
Cairan berlebih dalam
darah
Gangguan organ
Hematokrit
Trombosit
IgG IgM anti
dengue
5. Kapan anak dicurigai terinfeksi
dengue?
Clinical Updates UGM 2020
Diagnosis presumtif
Tinggal/riwayat berpergian ke area endemik dengue.
Demam disertai minimal dua kriteria berikut:
Mual
muntah
Ruam Nyeri
Tes torniket
(+)
Leukopenia
Warning
signs
WHO-TDR. Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control-new edition. WHO; 2009.
6. Warning signs
Clinical Updates UGM 2020
Nyeri perut dan nyeri tekan perut
Muntah persisten
Klinis akumulasi cairan
Perdarahan mukosa
Letargi, gelisah
Pembesaran hepar >2cm
Lab: Ht meningkat dengan
penurunan trombosit yang cepat
9. Timeline tes diagnostik
yang tepat pada infeksi
dengue
WHO-TDR. Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control-new edition. WHO; 2009.
10. Klasifikasi Dengue
WHO
1997 2009 2011
Dengue fever Dengue without warning signs Dengue fever
DHF grade I Dengue with warning signs DHF grade I
DHF grade II DHF grade II
DHF grade III Severe dengue DHF grade III
DHF grade IV DHF grade IV
* Expanded dengue
syndrome
11. WHO dengue
guidelines
Guideline Main Issues
WHO 1997 Basic knowledge on epidemiology, pathogenesis, diagnosis and
case management, dengue outbreak, and vector control
WHO-TDR 2009 Warning signs to catch more dengue cases
Classification on severe dengue
Case management depend on disease severity
WHO-SEARO 2011 Use warning signs for early shock detection.
Classification of expanded dengue syndrome
Lab investigation for A-B-C-S
際際滷 Sri Rezeki
12. WHO-TDR. Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control-new edition. WHO; 2009.
Klasifikasi Dengue WHO 2009
13. 19
ICD 10 ICD 11
A90 Dengue fever
[classical dengue]
1D2Z Dengue fever, unspecified
Terminologi yang sesuai: Classical dengue, classical dengue fever, seven-day dengue
fever, dengue fever
1D20 Dengue without warning signs
Terminologi yang sesuai: Dengue fever without warning signs, dengue haemorrhagic
fever grade 1, dengue haemorrhagic fever without warning signs
A91 Dengue haemorrhagic
fever
1D21 Dengue with warning signs
Terminologi yang sesuai: Dengue fever with warning signs, DHF
, dengue
haemorrhagic fever with warning signs, dengue haemorrhagic fever grade 2
1D22 Severe dengue
Terminologi yang sesuai: Severe dengue fever, dengue shock syndrome, severe
dengue haemorrhagic fever
WHO. International Classificationof Disease 11th Revision [Internet]. WHO. [cited 04 February 2020].Available from: https://icd.who.int/en
15. - Mual muntah
- Ruam
- Nyeri
- Tes tornikuet (+)
- Leukopenia
- Warning signs
- Nyeri perut dan nyeri
tekan perut
- Muntah persisten
- Klinis akumulasi cairan
- Perdarahan mukosa
- Letargi, gelisah
- Pembesaran hepar >2cm
- Lab: Ht meningkat
dengan penurunan
trombosit yang cepat
Warning signs
Diagnosis
presumtif Tinggal/riwayat berpergian ke area endemik dengue.
Demam disertai minimal dua kriteria berikut:
16. Negatif/
Tanpa warning
signs
Dengue dengan warning
signs
ATAU
dengan salah satu
kriteria:
- Hamil, bayi, lansia,
DM, atau gagal ginjal
- Kondisi sosial, seperti
hidup sendiri, tempat
tinggal jauh dari RS
Severe Dengue
Pasien dengan salah satu
kriteria berikut:
- Kebocoran
berat dengan
plasma
syok
dan/atau akumulasi
cairan dan distres napas
- Perdarahan hebat
- Kerusakan organ berat
Membutuhkan
tatalaksana
emergensi
Rawat
jalan
Rujuk untuk
rawat inap
WHO-TDR. Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control-new edition. WHO; 2009.
A B C
18. GRUP A
Pemeriksaan Lab
Darah lengkap; Hematokrit
Tatalaksana
Tirah baring
Paracetamol 10-15 mg/kg/dosis tiap 4-6 jam
Jika hematokrit stabil, boleh dipulangkan
Pemantauan
Progresivitas penyakit dan jumlah leukosit
Suhu tubuh
Warning signs (sampai melewati fase kritis)
Tulis saran tatalaksana (misal kartu penanganan dengue di
rumah)
19. GRUP B
(Pasien dengan kondisi khusus)
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap; hematokrit
Tatalaksana
Sarankan cairan oral. Jika tidak bisa, dimulai dengan
cairan IV NaCl 0.9% atau RL dosis rumatan
Pemantauan
Pola demam
Volume cairan masuk dan keluar
Urine output
Warning signs
Ht, leukosit, trombosit
20. GRUP B
(Dengue dengan Warning Signs)
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap; hematokrit
Pemantauan
Tanda vital dan perfusi perifer (1-4 jam sampai melewati fase
kritis)
Urine output (4-6 jam)
Ht (sebelum dan sesudah terapi cairan, kemudian 6-12 jam)
Gula darah
Fungsi organ lain
21. Tatalaksana Dengue dengan Warning Signs
Cek Hematokrit
Cairan isotonis kristaloid 5-7 ml/kg/jam (1-2 jam)
3-5ml/kg/jam (2-4jam)
2-3 ml/kg/jam (2-4jam)
Atau sesuai respons klinis
Tetap/ sedikit naik
Klinis memburuk
Ht meningkat cepat
2-3 ml/kg/jam (2-4jam)
Ht + klinis
5-10 ml/kg/jam (1-2jam)
Ht + klinis
UO terpenuhi dan/atau asupan cairan adekuat
Ht turun dibawah rerata nilai pada pasien stabil
Turunkan cairan bertahap
22. GRUP C
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap; hematokrit; fungsi organ lain (sesuai
indikasi)
Tatalaksana
Syok Terkompensasi*
Syok Hipotensi**
Tatalaksana komplikasi perdarahan:
PRC 5-10 ml/kg atau 10-20 ml/kg whole blood
24. *Tatalaksana Dengue dengan Syok Terkompensasi
Crystalloid 5-10 ml/kg/jam selama 1 jam
3-5ml/kg/jam (2-4jam)
2-3 ml/kg/jam (2-4jam)
Turunkan cairan bertahap
Stop dalam 48 jam
Monitor tanda vital
Hb, Ht, trombo tiap 6-8 jam
Improved No improvement
Tidak gelisah
Nadi kuat
Tek drh stabil
Ht turun
Diuresis 1 ml/kgBB/jam
Tetesan dikurangi
5-7ml/kg/jam (1-2jam)
Perbaikan?
Naik/tinggi turun
Bolus ke-2
10-20ml/kg/jam (1jam)
Ht
Adakah perdarahan
signifikan?
Pertimbangkan
transfusi FWB
Bolus ke-3 (koloid)
10-20ml/kg 遜 - 1jam
25. **Syok
Hipotensi
O2 2-4 l/menit
Kristaloid/ koloid 20 ml/kg bolus
Evaluasi 15 menit overcome
Yes No
Kristaloid/koloid 10 ml/kg/jam
Selama 1 jam
Klinis stabil
Stop dalam 48 jam
Shock recovered
Perbaikan?
Syok teratasi
Ht
Naik/tinggi turun
Bolus ke-2 (koloid)
10-20ml/kg (遜 - 1jam)
Adakah perdarahan signifikan?
Pertimbangkan transfusi FWB
Tetesan sesuaikan
Evaluasi ketat
Evaluasi Ht setiap 6 jam
Ht
Naik/tinggi turun
Bolus ke-3 (koloid)
10-20ml/kg (遜 - 1jam)
Ht