際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Gangguan Asam Basa
Managing ICU patients without a working knowledge of acid-base disorders is like trying to clap
your hands when you have none; i.e., it simply cant be done Marino PL-The ICU Book
Konsep Dasar
 Nilai normal pH darah: 7.35-7.45
 Perubahan pada pH tidak berbanding linear dengan perubahan jumlah ion H+
Mengapa Penting Dipelajari?
 Efek langsung dari gangguan asam-basa sebenarnya ringan
 Tetapi mendeteksi gangguan asam basa dapat membantu diagnosis bagi dokter yang teliti
 Jika gangguannya ekstrim (pH<7.0 atau >7.7), dapat mengakibatkan disfungsi organ
 Respon pasien terhadap gangguan asam-basa dapat memperburuk kondisi pasien
Efek Gangguan Asam Basa
Klasifikasi Gangguan Asam Basa
Acid-Base Map
Respon Sekunder
Ingat bahwa respon sekunder kurang tepat disebut respon kompensasi, karena respon
sekunder jarang menormalkan pH
Anion Gap
 Menentukan apakah asidosis metabolik disebabkan oleh akumulasi asam non-
volatil atau kehilangan bikarbonat
 Merupakan parameter untuk mengestimasi jumlah anion yang tidak terukur
(unmeasured anion/ UA)
 Unmeasured anion = albumin, fosfat, sulfat, urate, lactat, dll
 Dipengaruhi oleh albumin, sehingga jika terdapat hipoalbuminemia maka rumus
harus dikoreksi
 AG normal = 8-12 mEq/L
 Non AG metabolic acidosis = hyperchloremic acidosis
Klasifikasi berdasarkan Anion Gap
MUDPILES = Methanol, Uremia, Diabetic Ketoacidosis, Propylene glycol, Ingestion, Lactic
Acidemia, Ethylene glycol toxicity, Salicylate (high anion gap)
HARD-ASS = Hyperalimentation, Addison disease, Renal tubular acidosis, Diarrhea,
Acetazolamide, Spironolactone, Saline infusion (normal anion gap)
Delta Gap (Gap-Gap Ratio)
 Membandingkan kelebihan AG dengan kekurangan HCO3
 Delta gap = 1  high AG metabolic acidosis
 Delta gap<1  ada normal AG metabolic acidosis sekunder
 Delta gap>1  ada metabolic alkalosis sekunder
Manfaat Urine Electrolyte
 1. Membedakan penyebab normal anion gap metabolic acidosis: dari ginjal atau saluran
cerna?
 2. Membedakan jenis metabolic alkalosis: chloride sensitive atau chloride resistant?
 3. Membedakan early dan late metabolic alkalosis
 Delta gap: (Na +K)-Cl
 Pasien 1 = (10+25)-54 = 19; pasien 2 = 3. Pasien 1 = ginjal, pasien 2 = gut
 Gap dikarenakan adanya NH4
Manfaat Urine Electrolyte
 Chloride sensitive: Cl<15 meq/l; chloride resistant: Cl>15 meq/l
 Pasien 1 = 59; pasien 2 = 19
 Gap dikarenakan adanya HCO3
 Pasien 1 = early, pasien 2 = late
Klasifikasi Metabolic Alkalosis
Acute Respiratory Acidosis
Chronic Respiratory Acidosis
Respiratory Alkalosis
Rule of Five
1. Tentukan status pH
2. Tentukan apakah proses primer berupa metabolik atau
respiratori
3. Hitung anion gap serum
4. Hitung derajat kompensasi
5. Hitung delta gap
Contoh Kasus
Seorang laki-laki berusia 22 tahun dating ke IGD dengan keluhan gelisah,
demam, takikardi, dan hipertensi. Pasien tersebut mengalami disorientasi
dan tidak bisa memberikan riwayat yang jelas. Temannya terlihat khawatir,
namun juga tidak memberi kronologis yang spesifik dan hanya mengatakan
bahwa kemarin mereka mengadakan pesta. Mereka tidak mengaku telah
mengkonsumsi obat, dan hanya mengatakan pasien minum alcohol tetapi
tidak berkendara.
Pemeriksaan: HR 124 reguler, RR 30, BP 180/110 mmHg, suhu 38.7 C, SaO2
90%. Pasien disorientasi, pupil dilatasi, terdapat tremor simetris ketika
bergerak, 15 menit sebelum ke IGD pasien mengalami kejang tonik-klonik
Hasil Lab
AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg
Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l
Albumin: 4.2 g/dL
Rule 1
 AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg
 Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l
 Albumin: 4.2 g/dL
Terdapat acidemia karena pH<7.35
Rule 2
HCO3 <25  primary metabolic acidosis. Perhatikan bahwa PaCO2 sama
sekali tidak menurun
 AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg
 Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l
 Albumin: 4.2 g/dL
Rule 3
Anion gap = Na  (Cl + HCO3) = 128  (88 + 18) = 22 = peningkatan anion gap.
Albumin normal jadi tidak perlu dikoreksi. Kesimpulan terdapat anion gap
metabolic acidosis
 AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg
 Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l
 Albumin: 4.2 g/dL
Rule 4
Cek kompensasi. PaCO2 harusnya turun 1.3 setiap penurunan 1mEq/l HCO3.
Di sini HCO3 turun 7mEq/l. Berarti PCO2 seharusnya = 40-(1.3 x 7) = 31
mmHg. Tetapi di sini PaCO2 40 mmHg, berarti pada pasien ini terdapat juga
respiratory acidosis
 AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg
 Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l
 Albumin: 4.2 g/dL
Rule 5
Harus dihitung delta gap. Setiap peningkatan 1 anion gap harus disertai
penurunan 1 mEq/l HCO3. Di sini peningkatan anion gap = 22-10 = 12. HCO3
seharusnya = 25-12 = 13. Tetapi HCO3 di sini 18, sehingga pada pasien ini
juga terdapat metabolic alkalosis
 AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg
 Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l
 Albumin: 4.2 g/dL
Kesimpulan
Pasien mengalami triple acid-base disturbance: anion gap metabolic acidosis,
respiratory acidosis, dan metabolic alkalosis
Diagnosis akhir: Konsumsi MDMA/ ecstasy
 AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg
 Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l
 Albumin: 4.2 g/dL
Base Excess dan Standard Base Excess
Disebut juga metode Copenhagen
 Base Excess = dosis asam atau alkali yang dibutuhkan untuk mengembalikan
pH normal (7.4) pada darah in vitro dalam kondisi standar (37 C pada PCO2
40 mmHg)
Standard Base Excess = dosis asam atau alkali yang dibutuhkan untuk
mengembalikan pH normal (7.4) pada cairan ekstraseluler dalam kondisi
standar (37 C pada PCO2 40 mmHg)
BE normal di arteri = -3 sampai 3
Metode Stewart
H+ dan HCO3- bukanlah variable independen, melainkan variable dependen
 SID normal = 40 mEq/l
Terapi Asidosis Metabolik
Yang dikoreksi adalah gangguan metaboliknya, bukan asidosisnya
Kecuali jika pH<7, dapat diberi trial infusion 遜 dari HCO3 deficit
Terapi Alkalosis Metabolik Chloride-Sensitive
Terapi Alkalosis Metabolik Chloride-Resistant
Referensi
 1. Marino PL. The ICU Book. 4th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Health; 2014: hlm. 587-
628
 2. Kellum JA. Acid-base disorders. In: Vincent JL, Abraham E, Moore FA, Kochanek PM, Fink
MP, editors. Textbook of critical care. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011: hlm.
 3. Preston RA. Acid-base, fluids, and electrolytes made ridiculously simple. 1st ed.
Hollywood Oak: MedMaster Publishing; 2002: hlm. 97-143.
 4. Whittier WL, Rutecki GW. Primer on clinical acid-base problem solving. Dis Mon. 2004;
50: 117-62.
 5. George YWH. Easy way to understand Stewarts acid-base. 1-40.
 6. Mehta AN, Emmett M. Approach to acid-base disorders. In: Gilbert SJ, Weiner DE,
Gipson DS, Perazella MA, Tonelli M, editors. National kidney foundations primer on kidney
diseases. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014: hlm. 113-22.
Terima Kasih
most acid-base disorders are mild and well tolerated, but they allow the astute clinician to recognize
underlying disorders that might be difficult to diagnose or even suspect otherwise.
Kellum JA  Textbook of Critical Care
Etiologi Umum
Metabolic Acidosis
 Disebabkan oleh kelebihan asam atau kekurangan konsentrasi bikarbonat plasma
 Kelebihan asam bisa didapatkan dari:
 1. Peningkatan produksi hydrogen endogen, seperti pada ketoacidosis, L-lactic acidosis, D-
lactic acidosis, dan intoksikasi salisilat
 2. Metabolisme ingested toksin, seperti methanol, ethylene glycol, dan paraldehyde
 3. Penurunan ekskresi hydrogen oleh ginjal seperti pada uremic acidosis dan distal renal
tubular acidosis (type I RTA)
 Kekurangan bikarbonat bisa dari:
 1. Kehilangan dari ginjal pada proximal renal tubular acidosis (type II RTA)
 2. Diare (gastrointestinal loss)
 Diklasifikasikan menurut ada tidaknya peningkatan anion gap
High Anion-Gap Metabolic Acidosis
 Disebabkan oleh penambahan asam dari endogen (ketoacidosis, lactic acidosis, uremic
acidosis, intoksikasi salisilat) atau penambahan dari eksogen (ethylene glycol, methanol)
 Disebabkan oleh penambahan ion H+ dengan unmeasured anion yang membuffernya,
yaitu terjadi penurunan konsentrasi HCO3-
Diabetic Ketoacidosis
 Ciri-ciri:
 1. High anion gap metabolic acidosis
 2. Acidemia berat (pH<7.15)
 3. Hiperglikemi
 4. deplesi ECFV
 5. Deplesi kalium meski konsentrasi kalium serum bisa normal atau meningkat
 Oksidasi asam lemak inkomplit  ketoacid  anion gap
 Biasa pada insulin dependent DM
 Gejala penyerta: tachypnea, polyuria, polydipsia, academia berat, urine dipstick positif
keton
 Dipstick tidak bisa mendeteksi beta-hidroksibutirat, bisa underestimate level keton
L-lactic Acidosis
 Bentuk asidosis laktat paling umum
 Disebabkan oleh hipoksia jaringan
 Tipe A: disebabkan oleh gangguan yang diasosiasikan dengan hipotensi dan hipoksemi
berat
 Tipe B: penyebab lainnya, antara lain:
 1. Kondisi umum seperti sepsis, penyakit liver berat, DM, dan berbagai keganasan
 2. Asidosis laktat yang disebabkan oleh racun atau obat, seperti phenformin dan ethanol
 3. Gangguan herediter
D-lactic Acidosis
 Sangat jarang, terjadi pada pasien dengan short-bowel, biasa setelah operasi small bowel
bypass untuk pengobatan obesitas massif rekuren
 Karbohidrat tidak difermentasi secara komplit oleh bakteri  menghasilkan D-lactic acid
 poorly metabolized pada animal
 Pasien memiliki episode gangguan neurologis, meliputi ataksia, slurred speech, confusion,
high anion-gap metabolic acidosis
 Diagnosis berdasarkan klinis, pada pemeriksaan lab rutin biasa hanya diukur L-lactic acid
Alcoholic Ketoacidosis
 Kondisi serius yang terjadi pada alkoholik kronis, khususnya setelah binge drinking disertai
kurangnya asupan kalori
 Efek starvasi dan ethanol  percepatan ketogenesis
 Gejala penyerta: nausea, muntah, nyeri abdominal
 Ditemukan ECFV depletion, hipoglikemi, perdarahan GI, pankreatitis akut
 Poor food intake  deplesi fosforus dan magnesium, meski konsentrasi fosfor dan
magnesium serum bisa di rentang normal
 Dipstick test untuk ketone bisa underestimasi karena tingginya rasio beta-hidroksibutirat/
asetoasetat
 Dapat juga ditemukan alkalosis metabolic karena muntah, dan dapat juga ditemukan
respiratory alkalosis
Uremic Acidosis
 Mild-moderate CKD: biasa hanya normal anion-gap metabolic acidosis
 Normal anion-gap disebabkan oleh kegagalan eliminasi ion hydrogen oleh produksi dan
ekskresi NH4+
 Jika GFR <20% normal, baru high anion-gap metabolic acidosis
 Ini karena jika GFR semakin turun, akan ada retensi unmeasured anion seperti sulfat,
fosfat, dan anion organik
Intoksikasi Salisilat
 Salisilat  mengganggu respiratory center  lebih sering menyebabkan respiratory
alkalosis terlebih dahulu
 Respiratory alkalosis  baru muncul metabolic acidosis
 Salisilat mengganggu beberapa proses metabolism  akumulasi asam laktat dan ketoacid
 meningkatkan anion gap
 Salisilatnya sendiri hanya berkontribusi sedikit pada anion gap
Intoksikasi Ethylene Glycol
 Diakibatkan oleh meminum antifreeze atau cairan radiator
 Biasanya memiliki riwayat alkoholisme
 Ethylene glycol dimetabolisme oleh alcohol dehydrogenase menjadi zat toksik yang
mengakibatkan:
 1. high anion gap acidosis
 2. Disfungsi CNS akut: ataxia, confusion, seizure, coma
 3. AKI
 4. Kristal kalsium oksalat di urin (salah satu zat toksiknya adalah oxalic acid)
Intoksikasi Methanol
 Dimetabolisme oleh alcohol dehydrogenase menjadi formic acid
 Formic acid  high anion gap acidosis
 Dapat disertai optic neuritis dengan kebutaan, dan pankreatitis
Hubungan Anion Gap & HCO3-
 Kalau anion gap meningkat, maka bisa diprediksi bahwa konsentrasi HCO3- akan turun
 Misalnya jika anion gap naik 15mEq/L, maka HCO3- diprediksi turun sebesar 15 mEq/L
 Tapi hubungannya tidak selali 1:1, karena H+ juga dibuffer oleh tulang dan intraselular
 Pada lactic acidosis, rasionya 1.5
 Pada ketoacidosis, rasionya hamper 1
 Dari hubungan ini, kita bisa mendapatkan petunjuk dari HCO3-:
Normal Anion-Gap Acidosis
 Diklasifikasikan berdasarkan apakah diasosiasikan dengan hipokalemi atau hiperkalemi
 Disebut juga hyperchloremic metabolic acidosis
Mild-Moderate Renal Failure
 Mild-moderate renal failure  kegagalan ammoniagenesis ginjal  kegagalan ginjal untuk
membuffer H+ berlebih  normal anion-gap acidosis
 Biasanya konsentrasi kalium serum normal, namun jika terdapat potassium load atau GFR
< 10-20%  bisa terjadi hiperkalemi
GI Loss of HCO3-
 Acute secretory diarrhea  hipokalemi
 Jika asidosis metabolic berat, mungkin diperlukan HCO3- replacement
Distal/ type I RTA
 Tubulus renal tidak mampu untuk mengeliminasi hydrogen secara adekuat
 pH urin tidak mampu diturunkan lebih dari 5.3, meski ada academia
 Serum potassium: 2.0-3.0 mEq/L  hipokalemi
 Pasien memiliki batu kalsium fosfat dan nefrokalsinosis
 Tata laksana pada deplesi ECFV dan academia akan mengkoreksi hipokalemi
Proksimal/ type II RTA
 Gangguan pada reabsorbsi HCO3- di tubulus proksimal, hipokalemi atau normokalemi
 Dikarenakan resetting threshold reabsorbsi HCO3- ke nilai yang lebih rendah
 Diasosiasikan dengan defek reabsorbsi beberapa solute lain, seperti: asam amino, glukosa,
fosfor, urate
 Fanconi syndrome: generalized failure of proximal tubular reabsorbtion
 Pasien tidak memiliki masalah dalam eliminasi hydrogen, jadi pH urin bisa <5.3
Type IV RTA
 Defisiensi aldosterone atau berkurangnya responsiveness tubulus terhadap aldosterone 
hiperkalemi dan normal anion gap acidosis
 Penyebab umum hyporeninemic hypoaldosteron (bisa ditemukan pada pasien diabetes)
 aktivitas renin plasma rendah, hiperkalemi, dan normal gap acidosis
 Mirip hipoaldosteronisme, tapi pasien tidak respon terhadap mineralokortikoid
replacement
Penyebab Alkalosis Metabolik
 Perlu peningkatan HCO3- serta maintenancenya

More Related Content

What's hot (20)

Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
Wahyu Purnama
Kebutuhan Cairan
Kebutuhan CairanKebutuhan Cairan
Kebutuhan Cairan
Gilang Rizki
Anemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokromAnemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokrom
Gabriella Jermia
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Lecturer at Institute of Health Science Banyuwangi
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
Fais PPT
Pendekatan Stewart Asam Basa
Pendekatan Stewart Asam BasaPendekatan Stewart Asam Basa
Pendekatan Stewart Asam Basa
Isman Firdaus
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Syscha Lumempouw
Tekanan Intrakranial
Tekanan IntrakranialTekanan Intrakranial
Tekanan Intrakranial
Aris Rahmanda
Hashimoto disease
Hashimoto diseaseHashimoto disease
Hashimoto disease
Yeni Anggraini
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
Briliant Nissa
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran ManajemenDiagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
mataharitimoer MT
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
fikri asyura
Interpretasi agd
Interpretasi agdInterpretasi agd
Interpretasi agd
Priya Yaksa
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
SofiaNofianti
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Syscha Lumempouw
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Seascape Surveys
Epilepsy
EpilepsyEpilepsy
Epilepsy
Aris Rahmanda
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulitPemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
peternugraha
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
Wahyu Purnama
Kebutuhan Cairan
Kebutuhan CairanKebutuhan Cairan
Kebutuhan Cairan
Gilang Rizki
Anemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokromAnemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokrom
Gabriella Jermia
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
Fais PPT
Pendekatan Stewart Asam Basa
Pendekatan Stewart Asam BasaPendekatan Stewart Asam Basa
Pendekatan Stewart Asam Basa
Isman Firdaus
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Syscha Lumempouw
Tekanan Intrakranial
Tekanan IntrakranialTekanan Intrakranial
Tekanan Intrakranial
Aris Rahmanda
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
Briliant Nissa
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran ManajemenDiagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
mataharitimoer MT
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
fikri asyura
Interpretasi agd
Interpretasi agdInterpretasi agd
Interpretasi agd
Priya Yaksa
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
SofiaNofianti
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Syscha Lumempouw
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Seascape Surveys
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulitPemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
peternugraha

Similar to Gangguan asam basa (20)

Analisa gas darah
Analisa gas darahAnalisa gas darah
Analisa gas darah
nimatulizzah30
Analisa gas darah.pptx
Analisa gas darah.pptxAnalisa gas darah.pptx
Analisa gas darah.pptx
AbrahamWilliam4
Teori Stewart.pptx
Teori Stewart.pptxTeori Stewart.pptx
Teori Stewart.pptx
DayuSatriani1
Interpretasi AGD.pptx Diskusi kasus intgerpretasi
Interpretasi AGD.pptx Diskusi kasus intgerpretasiInterpretasi AGD.pptx Diskusi kasus intgerpretasi
Interpretasi AGD.pptx Diskusi kasus intgerpretasi
danangandi
KESEIMBANGAN ASAM BASA.pptx
KESEIMBANGAN ASAM BASA.pptxKESEIMBANGAN ASAM BASA.pptx
KESEIMBANGAN ASAM BASA.pptx
ssuser9d6a83
MANAJEMEN ASAM BASA_PML_11.3.2023.PDF.FIX.pdf
MANAJEMEN ASAM BASA_PML_11.3.2023.PDF.FIX.pdfMANAJEMEN ASAM BASA_PML_11.3.2023.PDF.FIX.pdf
MANAJEMEN ASAM BASA_PML_11.3.2023.PDF.FIX.pdf
slameticu117
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
andibtv
374101247-Keseimbangan-Asam-Dan-Basa-Ppt.ppt
374101247-Keseimbangan-Asam-Dan-Basa-Ppt.ppt374101247-Keseimbangan-Asam-Dan-Basa-Ppt.ppt
374101247-Keseimbangan-Asam-Dan-Basa-Ppt.ppt
SonofZeus11
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
yudhiabimanyun
AGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdf
AGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdfAGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdf
AGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdf
SonofZeus11
Dr anik
Dr anikDr anik
Dr anik
andreei
Asuhan Keperawatan pada Asidosis Metabolik.ppt
Asuhan Keperawatan pada Asidosis Metabolik.pptAsuhan Keperawatan pada Asidosis Metabolik.ppt
Asuhan Keperawatan pada Asidosis Metabolik.ppt
ssuser9df8d0
Air dan Elektrolit
Air dan ElektrolitAir dan Elektrolit
Air dan Elektrolit
Dedi Kun
keseimbangan asam basa
keseimbangan asam basakeseimbangan asam basa
keseimbangan asam basa
Yuli Thamrin
Keseimbangan Asam Basa (Pleno)
Keseimbangan Asam Basa (Pleno)Keseimbangan Asam Basa (Pleno)
Keseimbangan Asam Basa (Pleno)
Raymond Dwi Prasetya
AGD.ppt
AGD.pptAGD.ppt
AGD.ppt
harris681591
465103874.ppt
465103874.ppt465103874.ppt
465103874.ppt
MutiaDwisa
Alkalosis
AlkalosisAlkalosis
Alkalosis
andimuthmainna
Analisa gas darah.pptx
Analisa gas darah.pptxAnalisa gas darah.pptx
Analisa gas darah.pptx
AbrahamWilliam4
Teori Stewart.pptx
Teori Stewart.pptxTeori Stewart.pptx
Teori Stewart.pptx
DayuSatriani1
Interpretasi AGD.pptx Diskusi kasus intgerpretasi
Interpretasi AGD.pptx Diskusi kasus intgerpretasiInterpretasi AGD.pptx Diskusi kasus intgerpretasi
Interpretasi AGD.pptx Diskusi kasus intgerpretasi
danangandi
KESEIMBANGAN ASAM BASA.pptx
KESEIMBANGAN ASAM BASA.pptxKESEIMBANGAN ASAM BASA.pptx
KESEIMBANGAN ASAM BASA.pptx
ssuser9d6a83
MANAJEMEN ASAM BASA_PML_11.3.2023.PDF.FIX.pdf
MANAJEMEN ASAM BASA_PML_11.3.2023.PDF.FIX.pdfMANAJEMEN ASAM BASA_PML_11.3.2023.PDF.FIX.pdf
MANAJEMEN ASAM BASA_PML_11.3.2023.PDF.FIX.pdf
slameticu117
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
andibtv
374101247-Keseimbangan-Asam-Dan-Basa-Ppt.ppt
374101247-Keseimbangan-Asam-Dan-Basa-Ppt.ppt374101247-Keseimbangan-Asam-Dan-Basa-Ppt.ppt
374101247-Keseimbangan-Asam-Dan-Basa-Ppt.ppt
SonofZeus11
AGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdf
AGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdfAGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdf
AGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdf
SonofZeus11
Dr anik
Dr anikDr anik
Dr anik
andreei
Asuhan Keperawatan pada Asidosis Metabolik.ppt
Asuhan Keperawatan pada Asidosis Metabolik.pptAsuhan Keperawatan pada Asidosis Metabolik.ppt
Asuhan Keperawatan pada Asidosis Metabolik.ppt
ssuser9df8d0
Air dan Elektrolit
Air dan ElektrolitAir dan Elektrolit
Air dan Elektrolit
Dedi Kun
keseimbangan asam basa
keseimbangan asam basakeseimbangan asam basa
keseimbangan asam basa
Yuli Thamrin
465103874.ppt
465103874.ppt465103874.ppt
465103874.ppt
MutiaDwisa

Recently uploaded (19)

Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptxKegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
IrfanNersMaulana
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptxImplementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
PatmaCuanta
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptxMateri Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
rusilacrb06
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.pptKegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
arifpolkesma
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
HasriSasmita1
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignmentPPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
dwfqqeg
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahunpemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
Anonymous2x1IlfU8
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptxDRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
sulastrifar1453
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptxMateri 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
gikyulomi
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.pptASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
drevyagustin87
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - MasyarakatPanduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
HasriSasmita1
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.pptSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
arifpolkesma
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptxKegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
IrfanNersMaulana
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptxImplementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
PatmaCuanta
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptxMateri Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
rusilacrb06
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.pptKegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
arifpolkesma
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
HasriSasmita1
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignmentPPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
dwfqqeg
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahunpemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
Anonymous2x1IlfU8
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptxDRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
sulastrifar1453
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptxMateri 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
gikyulomi
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.pptASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
drevyagustin87
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - MasyarakatPanduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
HasriSasmita1
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.pptSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
arifpolkesma
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1

Gangguan asam basa

  • 1. Gangguan Asam Basa Managing ICU patients without a working knowledge of acid-base disorders is like trying to clap your hands when you have none; i.e., it simply cant be done Marino PL-The ICU Book
  • 2. Konsep Dasar Nilai normal pH darah: 7.35-7.45 Perubahan pada pH tidak berbanding linear dengan perubahan jumlah ion H+
  • 3. Mengapa Penting Dipelajari? Efek langsung dari gangguan asam-basa sebenarnya ringan Tetapi mendeteksi gangguan asam basa dapat membantu diagnosis bagi dokter yang teliti Jika gangguannya ekstrim (pH<7.0 atau >7.7), dapat mengakibatkan disfungsi organ Respon pasien terhadap gangguan asam-basa dapat memperburuk kondisi pasien
  • 7. Respon Sekunder Ingat bahwa respon sekunder kurang tepat disebut respon kompensasi, karena respon sekunder jarang menormalkan pH
  • 8. Anion Gap Menentukan apakah asidosis metabolik disebabkan oleh akumulasi asam non- volatil atau kehilangan bikarbonat Merupakan parameter untuk mengestimasi jumlah anion yang tidak terukur (unmeasured anion/ UA) Unmeasured anion = albumin, fosfat, sulfat, urate, lactat, dll Dipengaruhi oleh albumin, sehingga jika terdapat hipoalbuminemia maka rumus harus dikoreksi AG normal = 8-12 mEq/L Non AG metabolic acidosis = hyperchloremic acidosis
  • 9. Klasifikasi berdasarkan Anion Gap MUDPILES = Methanol, Uremia, Diabetic Ketoacidosis, Propylene glycol, Ingestion, Lactic Acidemia, Ethylene glycol toxicity, Salicylate (high anion gap) HARD-ASS = Hyperalimentation, Addison disease, Renal tubular acidosis, Diarrhea, Acetazolamide, Spironolactone, Saline infusion (normal anion gap)
  • 10. Delta Gap (Gap-Gap Ratio) Membandingkan kelebihan AG dengan kekurangan HCO3 Delta gap = 1 high AG metabolic acidosis Delta gap<1 ada normal AG metabolic acidosis sekunder Delta gap>1 ada metabolic alkalosis sekunder
  • 11. Manfaat Urine Electrolyte 1. Membedakan penyebab normal anion gap metabolic acidosis: dari ginjal atau saluran cerna? 2. Membedakan jenis metabolic alkalosis: chloride sensitive atau chloride resistant? 3. Membedakan early dan late metabolic alkalosis Delta gap: (Na +K)-Cl Pasien 1 = (10+25)-54 = 19; pasien 2 = 3. Pasien 1 = ginjal, pasien 2 = gut Gap dikarenakan adanya NH4
  • 12. Manfaat Urine Electrolyte Chloride sensitive: Cl<15 meq/l; chloride resistant: Cl>15 meq/l Pasien 1 = 59; pasien 2 = 19 Gap dikarenakan adanya HCO3 Pasien 1 = early, pasien 2 = late
  • 17. Rule of Five 1. Tentukan status pH 2. Tentukan apakah proses primer berupa metabolik atau respiratori 3. Hitung anion gap serum 4. Hitung derajat kompensasi 5. Hitung delta gap
  • 18. Contoh Kasus Seorang laki-laki berusia 22 tahun dating ke IGD dengan keluhan gelisah, demam, takikardi, dan hipertensi. Pasien tersebut mengalami disorientasi dan tidak bisa memberikan riwayat yang jelas. Temannya terlihat khawatir, namun juga tidak memberi kronologis yang spesifik dan hanya mengatakan bahwa kemarin mereka mengadakan pesta. Mereka tidak mengaku telah mengkonsumsi obat, dan hanya mengatakan pasien minum alcohol tetapi tidak berkendara. Pemeriksaan: HR 124 reguler, RR 30, BP 180/110 mmHg, suhu 38.7 C, SaO2 90%. Pasien disorientasi, pupil dilatasi, terdapat tremor simetris ketika bergerak, 15 menit sebelum ke IGD pasien mengalami kejang tonik-klonik
  • 19. Hasil Lab AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l Albumin: 4.2 g/dL
  • 20. Rule 1 AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l Albumin: 4.2 g/dL Terdapat acidemia karena pH<7.35
  • 21. Rule 2 HCO3 <25 primary metabolic acidosis. Perhatikan bahwa PaCO2 sama sekali tidak menurun AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l Albumin: 4.2 g/dL
  • 22. Rule 3 Anion gap = Na (Cl + HCO3) = 128 (88 + 18) = 22 = peningkatan anion gap. Albumin normal jadi tidak perlu dikoreksi. Kesimpulan terdapat anion gap metabolic acidosis AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l Albumin: 4.2 g/dL
  • 23. Rule 4 Cek kompensasi. PaCO2 harusnya turun 1.3 setiap penurunan 1mEq/l HCO3. Di sini HCO3 turun 7mEq/l. Berarti PCO2 seharusnya = 40-(1.3 x 7) = 31 mmHg. Tetapi di sini PaCO2 40 mmHg, berarti pada pasien ini terdapat juga respiratory acidosis AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l Albumin: 4.2 g/dL
  • 24. Rule 5 Harus dihitung delta gap. Setiap peningkatan 1 anion gap harus disertai penurunan 1 mEq/l HCO3. Di sini peningkatan anion gap = 22-10 = 12. HCO3 seharusnya = 25-12 = 13. Tetapi HCO3 di sini 18, sehingga pada pasien ini juga terdapat metabolic alkalosis AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l Albumin: 4.2 g/dL
  • 25. Kesimpulan Pasien mengalami triple acid-base disturbance: anion gap metabolic acidosis, respiratory acidosis, dan metabolic alkalosis Diagnosis akhir: Konsumsi MDMA/ ecstasy AGD: pH = 7.27, PaO2 = 84 mmHg, PaCO2 = 40 mmHg Elektrolit: HCO3 = 18 mEq/l, Na = 128 mEq/l, Cl = 88 mEq/l Albumin: 4.2 g/dL
  • 26. Base Excess dan Standard Base Excess Disebut juga metode Copenhagen Base Excess = dosis asam atau alkali yang dibutuhkan untuk mengembalikan pH normal (7.4) pada darah in vitro dalam kondisi standar (37 C pada PCO2 40 mmHg) Standard Base Excess = dosis asam atau alkali yang dibutuhkan untuk mengembalikan pH normal (7.4) pada cairan ekstraseluler dalam kondisi standar (37 C pada PCO2 40 mmHg) BE normal di arteri = -3 sampai 3
  • 27. Metode Stewart H+ dan HCO3- bukanlah variable independen, melainkan variable dependen SID normal = 40 mEq/l
  • 28. Terapi Asidosis Metabolik Yang dikoreksi adalah gangguan metaboliknya, bukan asidosisnya Kecuali jika pH<7, dapat diberi trial infusion 遜 dari HCO3 deficit
  • 29. Terapi Alkalosis Metabolik Chloride-Sensitive
  • 30. Terapi Alkalosis Metabolik Chloride-Resistant
  • 31. Referensi 1. Marino PL. The ICU Book. 4th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Health; 2014: hlm. 587- 628 2. Kellum JA. Acid-base disorders. In: Vincent JL, Abraham E, Moore FA, Kochanek PM, Fink MP, editors. Textbook of critical care. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011: hlm. 3. Preston RA. Acid-base, fluids, and electrolytes made ridiculously simple. 1st ed. Hollywood Oak: MedMaster Publishing; 2002: hlm. 97-143. 4. Whittier WL, Rutecki GW. Primer on clinical acid-base problem solving. Dis Mon. 2004; 50: 117-62. 5. George YWH. Easy way to understand Stewarts acid-base. 1-40. 6. Mehta AN, Emmett M. Approach to acid-base disorders. In: Gilbert SJ, Weiner DE, Gipson DS, Perazella MA, Tonelli M, editors. National kidney foundations primer on kidney diseases. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014: hlm. 113-22.
  • 32. Terima Kasih most acid-base disorders are mild and well tolerated, but they allow the astute clinician to recognize underlying disorders that might be difficult to diagnose or even suspect otherwise. Kellum JA Textbook of Critical Care
  • 34. Metabolic Acidosis Disebabkan oleh kelebihan asam atau kekurangan konsentrasi bikarbonat plasma Kelebihan asam bisa didapatkan dari: 1. Peningkatan produksi hydrogen endogen, seperti pada ketoacidosis, L-lactic acidosis, D- lactic acidosis, dan intoksikasi salisilat 2. Metabolisme ingested toksin, seperti methanol, ethylene glycol, dan paraldehyde 3. Penurunan ekskresi hydrogen oleh ginjal seperti pada uremic acidosis dan distal renal tubular acidosis (type I RTA) Kekurangan bikarbonat bisa dari: 1. Kehilangan dari ginjal pada proximal renal tubular acidosis (type II RTA) 2. Diare (gastrointestinal loss) Diklasifikasikan menurut ada tidaknya peningkatan anion gap
  • 35. High Anion-Gap Metabolic Acidosis Disebabkan oleh penambahan asam dari endogen (ketoacidosis, lactic acidosis, uremic acidosis, intoksikasi salisilat) atau penambahan dari eksogen (ethylene glycol, methanol) Disebabkan oleh penambahan ion H+ dengan unmeasured anion yang membuffernya, yaitu terjadi penurunan konsentrasi HCO3-
  • 36. Diabetic Ketoacidosis Ciri-ciri: 1. High anion gap metabolic acidosis 2. Acidemia berat (pH<7.15) 3. Hiperglikemi 4. deplesi ECFV 5. Deplesi kalium meski konsentrasi kalium serum bisa normal atau meningkat Oksidasi asam lemak inkomplit ketoacid anion gap Biasa pada insulin dependent DM Gejala penyerta: tachypnea, polyuria, polydipsia, academia berat, urine dipstick positif keton Dipstick tidak bisa mendeteksi beta-hidroksibutirat, bisa underestimate level keton
  • 37. L-lactic Acidosis Bentuk asidosis laktat paling umum Disebabkan oleh hipoksia jaringan Tipe A: disebabkan oleh gangguan yang diasosiasikan dengan hipotensi dan hipoksemi berat Tipe B: penyebab lainnya, antara lain: 1. Kondisi umum seperti sepsis, penyakit liver berat, DM, dan berbagai keganasan 2. Asidosis laktat yang disebabkan oleh racun atau obat, seperti phenformin dan ethanol 3. Gangguan herediter
  • 38. D-lactic Acidosis Sangat jarang, terjadi pada pasien dengan short-bowel, biasa setelah operasi small bowel bypass untuk pengobatan obesitas massif rekuren Karbohidrat tidak difermentasi secara komplit oleh bakteri menghasilkan D-lactic acid poorly metabolized pada animal Pasien memiliki episode gangguan neurologis, meliputi ataksia, slurred speech, confusion, high anion-gap metabolic acidosis Diagnosis berdasarkan klinis, pada pemeriksaan lab rutin biasa hanya diukur L-lactic acid
  • 39. Alcoholic Ketoacidosis Kondisi serius yang terjadi pada alkoholik kronis, khususnya setelah binge drinking disertai kurangnya asupan kalori Efek starvasi dan ethanol percepatan ketogenesis Gejala penyerta: nausea, muntah, nyeri abdominal Ditemukan ECFV depletion, hipoglikemi, perdarahan GI, pankreatitis akut Poor food intake deplesi fosforus dan magnesium, meski konsentrasi fosfor dan magnesium serum bisa di rentang normal Dipstick test untuk ketone bisa underestimasi karena tingginya rasio beta-hidroksibutirat/ asetoasetat Dapat juga ditemukan alkalosis metabolic karena muntah, dan dapat juga ditemukan respiratory alkalosis
  • 40. Uremic Acidosis Mild-moderate CKD: biasa hanya normal anion-gap metabolic acidosis Normal anion-gap disebabkan oleh kegagalan eliminasi ion hydrogen oleh produksi dan ekskresi NH4+ Jika GFR <20% normal, baru high anion-gap metabolic acidosis Ini karena jika GFR semakin turun, akan ada retensi unmeasured anion seperti sulfat, fosfat, dan anion organik
  • 41. Intoksikasi Salisilat Salisilat mengganggu respiratory center lebih sering menyebabkan respiratory alkalosis terlebih dahulu Respiratory alkalosis baru muncul metabolic acidosis Salisilat mengganggu beberapa proses metabolism akumulasi asam laktat dan ketoacid meningkatkan anion gap Salisilatnya sendiri hanya berkontribusi sedikit pada anion gap
  • 42. Intoksikasi Ethylene Glycol Diakibatkan oleh meminum antifreeze atau cairan radiator Biasanya memiliki riwayat alkoholisme Ethylene glycol dimetabolisme oleh alcohol dehydrogenase menjadi zat toksik yang mengakibatkan: 1. high anion gap acidosis 2. Disfungsi CNS akut: ataxia, confusion, seizure, coma 3. AKI 4. Kristal kalsium oksalat di urin (salah satu zat toksiknya adalah oxalic acid)
  • 43. Intoksikasi Methanol Dimetabolisme oleh alcohol dehydrogenase menjadi formic acid Formic acid high anion gap acidosis Dapat disertai optic neuritis dengan kebutaan, dan pankreatitis
  • 44. Hubungan Anion Gap & HCO3- Kalau anion gap meningkat, maka bisa diprediksi bahwa konsentrasi HCO3- akan turun Misalnya jika anion gap naik 15mEq/L, maka HCO3- diprediksi turun sebesar 15 mEq/L Tapi hubungannya tidak selali 1:1, karena H+ juga dibuffer oleh tulang dan intraselular Pada lactic acidosis, rasionya 1.5 Pada ketoacidosis, rasionya hamper 1 Dari hubungan ini, kita bisa mendapatkan petunjuk dari HCO3-:
  • 45. Normal Anion-Gap Acidosis Diklasifikasikan berdasarkan apakah diasosiasikan dengan hipokalemi atau hiperkalemi Disebut juga hyperchloremic metabolic acidosis
  • 46. Mild-Moderate Renal Failure Mild-moderate renal failure kegagalan ammoniagenesis ginjal kegagalan ginjal untuk membuffer H+ berlebih normal anion-gap acidosis Biasanya konsentrasi kalium serum normal, namun jika terdapat potassium load atau GFR < 10-20% bisa terjadi hiperkalemi
  • 47. GI Loss of HCO3- Acute secretory diarrhea hipokalemi Jika asidosis metabolic berat, mungkin diperlukan HCO3- replacement
  • 48. Distal/ type I RTA Tubulus renal tidak mampu untuk mengeliminasi hydrogen secara adekuat pH urin tidak mampu diturunkan lebih dari 5.3, meski ada academia Serum potassium: 2.0-3.0 mEq/L hipokalemi Pasien memiliki batu kalsium fosfat dan nefrokalsinosis Tata laksana pada deplesi ECFV dan academia akan mengkoreksi hipokalemi
  • 49. Proksimal/ type II RTA Gangguan pada reabsorbsi HCO3- di tubulus proksimal, hipokalemi atau normokalemi Dikarenakan resetting threshold reabsorbsi HCO3- ke nilai yang lebih rendah Diasosiasikan dengan defek reabsorbsi beberapa solute lain, seperti: asam amino, glukosa, fosfor, urate Fanconi syndrome: generalized failure of proximal tubular reabsorbtion Pasien tidak memiliki masalah dalam eliminasi hydrogen, jadi pH urin bisa <5.3
  • 50. Type IV RTA Defisiensi aldosterone atau berkurangnya responsiveness tubulus terhadap aldosterone hiperkalemi dan normal anion gap acidosis Penyebab umum hyporeninemic hypoaldosteron (bisa ditemukan pada pasien diabetes) aktivitas renin plasma rendah, hiperkalemi, dan normal gap acidosis Mirip hipoaldosteronisme, tapi pasien tidak respon terhadap mineralokortikoid replacement
  • 51. Penyebab Alkalosis Metabolik Perlu peningkatan HCO3- serta maintenancenya