Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi yang merupakan metode pencegahan utama penyakit infeksi. Terdapat berbagai jenis vaksin yang diberikan sesuai jadwal untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit seperti campak, polio, HIB, pneumokokus, hepatitis, dan lainnya. Imunisasi sangat penting untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubu. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan lainnya serta menyoroti tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
Dokumen tersebut membahas tentang vaksinasi polio, termasuk jenis vaksin polio, cara kerja, dosis pemberian, efek samping, dan kontraindikasinya. Vaksin polio terdiri dari vaksin polio inaktif (IPV) yang diberikan secara suntik dan vaksin virus polio oral (OPV) yang diberikan secara oral. Kedua jenis vaksin bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap virus polio dengan memicu produksi antibodi di tub
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memberikan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, campak, hepatitis B, tetanus, dan pneumonia. Ada beberapa jenis imunisasi rutin untuk bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur serta imunisasi tambahan dan khus
Dokumen tersebut membahas tentang pemasangan IUD pada model, meliputi pengertian IUD, mekanisme kerjanya, indikasi dan kontraindikasinya, serta waktu yang tepat untuk pemasangan IUD. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah praktik pemasangan IUD mulai dari konseling hingga persiapan klien dan alat serta ruangan operasi.
Dokumen tersebut membahas prosedur penyuntikan yang aman, meliputi penggunaan alat suntik sekali pakai, teknik penyuntikan yang benar, pencegahan luka tusukan jarum, dan pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi."
Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibodi. Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh. dan memberikan kekebalan bayi dan anak.
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)Indah Triayu
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS dalam kehamilan dan penatalaksanaannya. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain bahwa risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dikurangi menjadi kurang dari 5% dengan memberikan terapi antiretroviral untuk ibu hamil dan bayi baru lahir, serta menyusui dengan pengganti ASI. WHO merekomendasikan pemberian regimen TDF+3TC(FTC)+EFV untuk semua ibu hamil
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasLilis c'Ben
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas, mencakup pengertian, standar pelayanan, jenis pelayanan untuk bayi dan balita seperti pemantauan pertumbuhan, imunisasi, dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang.
Dokumen tersebut membahas tentang ukuran dan postur janin pada akhir kehamilan, termasuk diameter dan lingkar kepala janin, sikap tubuh, letak, presentasi, dan posisi janin dalam rahim ibu. Juga dijelaskan istilah-istilah yang sering digunakan dalam memeriksa dan menentukan posisi janin.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Terdapat definisi kegawatdaruratan, prinsip dasar penilaian awal kasus, prinsip umum penanganan seperti memastikan jalan napas bebas, pemberian oksigen, cairan, dan antibiotika, serta penanganan definitif masalah utama dan rujukan. Dibahas pula medikamentosa, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan dalam penanganan kegawat
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang resusitasi bayi baru lahir yang mengalami gangguan pernapasan. Langkah-langkahnya meliputi evaluasi kondisi bayi, perawatan rutin seperti memberikan kehangatan dan membersihkan saluran napas, hingga tindakan resusitasi lanjut seperti ventilasi, kompresi dada, dan pemberian epinefrin jika diperlukan.
1. Proses adaptasi yang kompleks terjadi pada bayi baru lahir dari kehidupan intrauterus menuju kehidupan ekstrauterus, termasuk perubahan sistem pernafasan, peredaran darah, pengaturan suhu, pencernaan, kekebalan tubuh, ginjal, reproduksi, muskuloskeletal, neurologi, dan integumen.
2. Beberapa adaptasi utama adalah permulaan nafas, penyesuaian sirkulasi darah, pengaturan suhu tubuh, pematangan sist
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan antenatal (ANC) yang berkualitas, meliputi kunjungan yang difokuskan pada kualitas oleh petugas kesehatan terampil, persiapan kelahiran dan kesiagaan menghadapi komplikasi, serta deteksi dan penatalaksanaan kondisi dan komplikasi kehamilan."
Infeksi TORCH pada kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada janin, seperti kematian janin, kelainan bawaan, atau gangguan perkembangan. Diagnosis infeksi TORCH bergantung pada pemeriksaan serologi seperti IgG, IgM, dan IgG Avidity untuk menentukan apakah terjadi infeksi primer. Upaya pencegahan meliputi memasak daging hingga matang dan mencuci buah-buahan serta sayuran sebelum dikon
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang standar asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien khususnya neonatus, bayi, dan balita.
Vaksinasi dasar untuk bayi dan anak meliputi vaksin BCG, DPT, polio, campak, hepatitis B, dan Hib yang diberikan secara bertahap pada usia 0-12 bulan untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, hepatitis B, dan meningitis. Imunisasi boster juga diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun untuk memperkuat kekebalan.
Dokumen tersebut membahas prosedur penyuntikan yang aman, meliputi penggunaan alat suntik sekali pakai, teknik penyuntikan yang benar, pencegahan luka tusukan jarum, dan pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi."
Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibodi. Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh. dan memberikan kekebalan bayi dan anak.
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)Indah Triayu
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS dalam kehamilan dan penatalaksanaannya. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain bahwa risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dikurangi menjadi kurang dari 5% dengan memberikan terapi antiretroviral untuk ibu hamil dan bayi baru lahir, serta menyusui dengan pengganti ASI. WHO merekomendasikan pemberian regimen TDF+3TC(FTC)+EFV untuk semua ibu hamil
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasLilis c'Ben
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas, mencakup pengertian, standar pelayanan, jenis pelayanan untuk bayi dan balita seperti pemantauan pertumbuhan, imunisasi, dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang.
Dokumen tersebut membahas tentang ukuran dan postur janin pada akhir kehamilan, termasuk diameter dan lingkar kepala janin, sikap tubuh, letak, presentasi, dan posisi janin dalam rahim ibu. Juga dijelaskan istilah-istilah yang sering digunakan dalam memeriksa dan menentukan posisi janin.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Terdapat definisi kegawatdaruratan, prinsip dasar penilaian awal kasus, prinsip umum penanganan seperti memastikan jalan napas bebas, pemberian oksigen, cairan, dan antibiotika, serta penanganan definitif masalah utama dan rujukan. Dibahas pula medikamentosa, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan dalam penanganan kegawat
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang resusitasi bayi baru lahir yang mengalami gangguan pernapasan. Langkah-langkahnya meliputi evaluasi kondisi bayi, perawatan rutin seperti memberikan kehangatan dan membersihkan saluran napas, hingga tindakan resusitasi lanjut seperti ventilasi, kompresi dada, dan pemberian epinefrin jika diperlukan.
1. Proses adaptasi yang kompleks terjadi pada bayi baru lahir dari kehidupan intrauterus menuju kehidupan ekstrauterus, termasuk perubahan sistem pernafasan, peredaran darah, pengaturan suhu, pencernaan, kekebalan tubuh, ginjal, reproduksi, muskuloskeletal, neurologi, dan integumen.
2. Beberapa adaptasi utama adalah permulaan nafas, penyesuaian sirkulasi darah, pengaturan suhu tubuh, pematangan sist
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan antenatal (ANC) yang berkualitas, meliputi kunjungan yang difokuskan pada kualitas oleh petugas kesehatan terampil, persiapan kelahiran dan kesiagaan menghadapi komplikasi, serta deteksi dan penatalaksanaan kondisi dan komplikasi kehamilan."
Infeksi TORCH pada kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada janin, seperti kematian janin, kelainan bawaan, atau gangguan perkembangan. Diagnosis infeksi TORCH bergantung pada pemeriksaan serologi seperti IgG, IgM, dan IgG Avidity untuk menentukan apakah terjadi infeksi primer. Upaya pencegahan meliputi memasak daging hingga matang dan mencuci buah-buahan serta sayuran sebelum dikon
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang standar asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien khususnya neonatus, bayi, dan balita.
Vaksinasi dasar untuk bayi dan anak meliputi vaksin BCG, DPT, polio, campak, hepatitis B, dan Hib yang diberikan secara bertahap pada usia 0-12 bulan untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, hepatitis B, dan meningitis. Imunisasi boster juga diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun untuk memperkuat kekebalan.
Dokumen tersebut merangkum jadwal dan jenis imunisasi dasar yang diberikan kepada bayi dan anak, termasuk hepatitis B, polio, BCG, DPT, campak, dan Hib. Imunisasi ini bertujuan untuk mencapai tingkat kekebalan yang memadai untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti hepatitis, polio, tuberkulosis, tetanus, pertusis, campak, dan infeksi Hib.
Sebuah produsen obat di Karanganyar ditutup karena menyalurkan vaksin palsu yang tidak sesuai aturan. Vaksin tersebut dibeli dari perusahaan tidak resmi. Kepala BP POM menyebutkan bahwa kasus obat palsu yang masuk pasar meningkat saat ini.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis vaksin yang diberikan pada dewasa dan lansia, termasuk vaksin influenza yang harus diberikan setiap tahun, vaksin pneumokokus yang diberikan sekali dalam 5 tahun, dan vaksin herpes zoster yang diberikan sekali seumur hidup pada orang dewasa berusia 50-59 tahun.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis vaksinasi untuk mencegah penyakit menular seperti campak, cacar air, tetanus, difteri, pertusis, polio, hepatitis B, dan tuberkulosis. Jenis vaksin yang digunakan meliputi vaksin hidup yang dilemahkan, vaksin mati, subunit, serta imunoglobulin. Vaksin-vaksin tersebut memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit tersebut.
Vaksinasi polio dan BCG merupakan program imunisasi rutin yang dilaksanakan di Indonesia untuk mencegah penyakit poliomielitis dan tuberkulosis. Vaksin oral polio (OPV) diberikan sejak bayi baru lahir sebagai dosis awal, kemudian diulangi pada usia 2-3 bulan, sedangkan vaksin BCG diberikan untuk mencegah tuberkulosis. Kedua program imunisasi ini telah membantu menurunkan angka kejadian kedua penyakit
Imunisasi merupakan upaya memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terbentuk zat anti untuk mencegah penyakit tertentu. Dokumen ini membahas mengenai pengertian, tujuan, jenis, dan jadwal imunisasi dasar serta booster yang dianjurkan untuk mencegah berbagai penyakit seperti TBC, polio, campak, dan hepatitis.
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Penyakit ini menyebar luas di Indonesia dan menyebabkan banyak kasus dan kematian, terutama di Surabaya dan Semarang. Gejala klinisnya bervariasi dari demam ringan hingga syok dengan tanda laboratorium seperti trombositopenia. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Penatalaksanaan tergantung
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh bakteri atau virus dan menyerang anak usia 2 bulan hingga 5 tahun. Gejalanya berupa batuk, kesulitan bernafas, demam, dan kehilangan nafsu makan. Bahaya ISPA jika tidak diobati adalah anak tidak bisa minum, kejang, dan berat badan menurun. Penanganannya dengan memberi obat demam, obat batuk tradisional, menjaga kebersihan, dan se
Tiga kalimat:
Laporan kasus seorang laki-laki berusia 79 tahun dengan keluhan sesak nafas kronis selama 2 tahun. Pasien merokok dan memiliki riwayat batuk lama. Pemeriksaan menemukan tanda-tanda gangguan paru obstruktif kronis seperti wheezing dan ronchi. Diagnosisnya adalah penyakit paru obstruktif kronis yang diobati dengan oksigen, antibiotik, dan obat pernapasan.
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
Ìý
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
2. PENDAHULUAN
Imunisasi merupakan
pencegahan primer terhadap
penyakit infeksi yang paling
efektif. Imunisasi bukan saja
dapat melindungi individu dari
penyakit yang serius namun
dapat juga menghindari
tersebarnya penyakit menular
4. DEFINISI
• Imunisasi adalah suatu pemindahan
atau transfer antibody secara pasif.
Imunisasi adalah suatu cara untuk
meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen,
sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen yang serupa, tidak terjadi
penyakit
5. TUJUAN IMUNISASI
• Untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan
penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat
(populasi) atau
menghilangkan penyakit
tertentu dari dunia.
7. PROSEDUR IMUNISASI
• Prosedur imunisasi dimulai dari
menyiapkan dan membawa
vaksin, mempersiakan anak dan
orang tua, teknik penyuntikan
yang aman, pencatatan,
pembuangan limbah sampai
pada teknik penyimpanan dan
penggunaan sisa vaksin dengan
benar.
9. BCG
• Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1
tahun dan 0,1 ml untuk anak (>1
tahun). Vaksin BCG diberikan secara
intrakutan di daerah lengan kanan
atas.
• KIPI : limfadenitis, BCG-itis
• Rekomendasi
– BCG diberikan pada bayi < 2bulan.
– Pada bayi yang kontak erat dengan
penderita TB sebaiknya diberikan
profilaksis dulu, apabila pasien kontak
sudah tenang bayi dapat diberi BCG.
10. Hep B
• Vaksin hepatitis B (hep B) harus
segera diberikan setelah lahir,
• Vaksin diberikan secara
intramuscular dalam.
• Bayi dg HBsAg :
– Tdk diketahui : berikan HB0 dlm 12
jm pertama (bb >2000 gram)
– Positif : HbsAg dan HBIG dlm 12 jm
pertama
11. • Ulangan hep B (hepB 4) dapat
dipertimbangkan pada umur 10-12
tahun apabila kadar anti HBs<10 ug
• Imunisasi pada bayi prematur
• Efek samping
– Umumnya berupa reaksi local yang
ringan dan bersifat sementara.
Kadang-kadang dapat menimbulkan
demam ringan untuk 1-2 hari.
• Kontra indikasi (-)
12. DTwP (whole-cell pertussis) dan DTap
(acelluler pertussis)
• Dosis DTwP atau DTaP atau DT adalah
0,5 ml, intramuscular, baik untuk
imunisasi dasar maupun ulangan.
• Kejadian ikutan pasca imunisasi DTP
– Reaksi local kemerahan, bengkak dan
nyeri
– Proporsi Demam ringan dengan reaksi
local sama dan diantaranya dapat
mengalami hiperpireksia.
– inconsolable crying
– Terjadinya ensefelopati dan raksi
anafilaktik
13. • Kontra indikasi
– anafilaksis pada pemberian vaksin
sebelumnya.
– Ensefalopati sesudah pemberian vaksin
pertusis sebelumnya.
– Keadaan lain dapat dinyatakan sebagai
perhatian khusus (precaution)
– Riwayat kejang dalam keluarga dan
kejang yang tidak berhubungan dengan
pemberian vaksin sebelumnya
14. POLIO
• Terdapat 2 macam vaksin polio:
• IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin
Salk), mengandung virus polio yang
telah dimatikan dan diberikan melalui
suntikan.
• OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin
Sabin), mengandung vaksin hidup
yang telah dilemahkan dan diberikan
dalam bentuk pil atau cairan.
15. • Dosis pertama dan kedua diperlukan
untuk menimbulkan respon kekebalan
primer, sedangkan dosis ketiga dan
keempat diperlukan untuk meningkatkan
kekuatan antibody sampai pada tingkat
yang tertinggi.
• Cara Pemberian:
Bisa lewat suntikan atau lewat mulut (
• Efek Samping:
Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja
yang mengalami pusing, diare ringan, dan
sakit otot.
16. CAMPAK (MORBILLI)
• Indikasi
Untuk Imunisasi aktif terhadap penyakit campak.
• Komposisi
Tiap dosis vaksin yang sudah dilarutkan
mengandung : Virus Campak >= 1.000 CCID50,
Kanamycin sulfat <= 100 mcg, Erithromycin <= 30
mcg
• Dosis dan Cara Pemberian
Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang
disuntikkan secara SUBKUTAN
• Efek Samping:
Umumnya tidak ada
• Sediaan
Vaksin tersedia dalam kemasan vial 10 dosis + 5 ml
pelarut dalam ampul.
17. Imunisasi HIB
• Sesuai namanya, imunisasi ini bermanfaat untuk
mencekal kuman HiB (Haemophyllus influenzae
type B).
• Terdapat dua jenis vaksin Hib konjungat yang yang
berisi PRP-T (capsular polysaccharide polyriibosyl
ribitol phosphate- konjugasi dengan protein
tetanus) dan PRP-OMP (PRP berkonjugasi outer
membrane protein complex).
• Dosis
– Satu dosis Hib berisi 0,5 ml, diberikan secara
intramuscular.
– Tersedia vaksin kombinasi (DTwP/Hib, DTaP/Hib,
DTaP/Hib/IPV (vaksin kombinasi yang beredar berisi
vaksin Hib PRT-P) dalam kemasan prefilled syringe
0,5 ml.
18. PCV
• PCV atau Pneumococcal Vaccine alias
imunisasi pneumokokus memberikan
kekebalan terhadap serangan penyakit IPD
(Invasive Peumococcal Diseases), yakni
meningitis (radang selaput otak), bakteremia
(infeksi darah), dan pneumonia (radang paru).
• Terdapat 2 jenis vaksin pneumokokus yang
beredar di Indonesia, pneumococus
polysaccharide vaccine (PPV23) dan
pneumococcal conjungate vaccine (PCV7).
• Vaksin PCV7 dikemas dalam prefilled syringe 5
ml dieberikan intramuskular.
19. MMR
• Memberikan kekebalan terhadap serangan
penyakit Mumps (gondongan/parotitis),
Measles (campak), dan Rubella (campak
Jerman).
• Toksin MMR diberikan pada umur 15 -18
bulan minimal interval 6 bulan antara
imunisasi campak (9 bulan) dan MMR.
Dosis satu kali 0,5 ml secara sub kutan.
• Apabila seorang anak telah mendapat
imunisasi MMR pada umur 12 -18 bulan
dan 6 tahun, imunisasi campak tambahan
pada umur 5-6 tahun tidak perlu diberikan.
Ulangan imunisasi MMR diberikan pada
umur 6 tahun.
20. Imunisasi Influenza
• Influenza merupakan penyakit infeksi
saluran napas yang disebabkan virus.
• Jadwal
Vaksin influenza diberikan pada anak
umur 6 sampai 23 bulan, baik anak
sehat maupun dengan risiko (asma,
penyakit jantung, penyakit sel sickle,
HIV, dan Diabetes).
21. Imunisasi Tifoid
• Ada 2 jenis vaksin tifoid yang bisa
diberikan ke anak, yakni vaksin oral
(Vivotif) dan vaksin suntikan
(TyphimVi). Keduanya efektif
mencekal demam tifoid alias
penyakit tifus, yaitu infeksi akut
yang disebabkan bakteri Salmonella
typhi.
• Imunisasi ulangan diberikan setiap
3-5 tahun.
22. • Jenis vaksin
– Vaksin kapsuler Vi polisakarida
• Diberikan pada umur lebih dua tahun,
ulangan dilakukan setiap 3 tahun.
• Kemasan dalam prefilled syringe 0,5 ml
pemberian secara intramuskular.
– Tifoid oral Ty21a
• Diberikan pada umur lebih dari 6 tahun.
• Dikemas dalam kapsul, diberikan 3 dosis
dengan interval selang sehari (hari 1,3,5).
23. Imunisasi Hepatitis A
• Vaksin Hep A diberikan pada umur
lebih dari 2 tahun. Vaksin kombinasi
HepB atau HepA diberikan pada bayi
kurang dari 12 bulan.
• Kemasan liquid satu dosis/vial
prefilled syringe 0,5 ml. Dosis
pediatrik 720 ELISA units diberikan 2
kali dengan interval 6-12 bulan,
intramuskular di daerah deltoid.
24. Imunisasi Varisela
• Memberikan kekebalan terhadap cacar air
atau chicken pox, penyakit yang disebabkan
virus varicella zooster
• Imunisasi varisela diberikan pada anak
umur lebih dari 5 tahun. Untuk anak yang
mengalami kontak dengan pasien varisela,
imunisasi dapat mencegah apabila
diberikan dalam kurun 72 jam setelah
kontak. Dosis 0,5 ml subkutan satu kali.
Untuk umur lebih dari 13 tahun atau
dewasa, diberikan 2 kali dengan jarak 4-8
minggu.
25. IMUNISASI HPV
• Terdapat 2 jenis vaksin HPV, vaksin
bivalen (tipe 16 dan 18, cervarix)
vaksin quadrivalen (tipe 6, 11, 16 dan
18, gardasil)
• Imunisasi vaksin HPV diperuntukkan
pada anak perempuan sejak umur >
10 tahun
• Dosis 0,5 ml diberikan secara
intramuskular pada deltoid
• Jadwal bivalen (0,1,dan 6 bulan);
kuadrivalen (0,2,6 bulan)
29. PENUTUP
• Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa imunisasi
merupakan cara preventif yang
efektif untuk mengurangi angka
mortalitas dan morbiditas pada
anak dan balita. Peningkatan
angka kecukupan imunisasi akan
meningkatkan angka harapan
hidup.
30. DAFTAR PUSTAKA
• Ign, Ranuh. 2008. Pedoman Imunisasi di
Indonesia edisi ketiga tahun 2008. IDAI
• Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2012. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2012. Depkes
• American academy of pediatrics. 2012.
AAP 2012 childhood and adult
immunization schedule. United states
• Karnen Grada, Baratawijaya. 2005.
Immunologi dasar. FKUI