Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yaitu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit menular melalui pemberian vaksin pada bayi, anak, dan orang dewasa. Imunisasi dapat dilakukan secara aktif maupun pasif, dengan tujuan mencegah penyakit tertentu. Faktor-faktor seperti status kekebalan tubuh, genetik, dan kualitas vaksin dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian
Kegawatdaruratan neonatal sering terjadi karena asfiksia pada saat lahir yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor ibu, plasenta, janin, atau persalinan. Tindakan resusitasi harus segera dilakukan dengan menilai pernafasan, denyut jantung, dan warna kulit bayi. Bayi berat badan rendah rentan terhadap hipotermi dan infeksi sehingga perawatan khusus perlu diberikan. Sepsis neonatorum merupakan
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubu. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan lainnya serta menyoroti tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
Dokumen tersebut membahas tentang vaksinasi polio, termasuk jenis vaksin polio, cara kerja, dosis pemberian, efek samping, dan kontraindikasinya. Vaksin polio terdiri dari vaksin polio inaktif (IPV) yang diberikan secara suntik dan vaksin virus polio oral (OPV) yang diberikan secara oral. Kedua jenis vaksin bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap virus polio dengan memicu produksi antibodi di tub
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yaitu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit menular melalui pemberian vaksin. Terdapat beberapa metode imunisasi seperti imunisasi aktif dan pasif, serta berbagai program imunisasi seperti imunisasi rutin, tambahan, dan kampanye khusus untuk penyakit tertentu. Faktor-faktor seperti status kekebalan, genetik, dan kualitas vaksin dapat memp
Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibodi. Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh. dan memberikan kekebalan bayi dan anak.
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memberikan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, campak, hepatitis B, tetanus, dan pneumonia. Ada beberapa jenis imunisasi rutin untuk bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur serta imunisasi tambahan dan khus
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Terdapat definisi kegawatdaruratan, prinsip dasar penilaian awal kasus, prinsip umum penanganan seperti memastikan jalan napas bebas, pemberian oksigen, cairan, dan antibiotika, serta penanganan definitif masalah utama dan rujukan. Dibahas pula medikamentosa, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan dalam penanganan kegawat
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi yang merupakan metode pencegahan utama penyakit infeksi. Terdapat berbagai jenis vaksin yang diberikan sesuai jadwal untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit seperti campak, polio, HIB, pneumokokus, hepatitis, dan lainnya. Imunisasi sangat penting untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang program imunisasi di Indonesia yang meliputi landasan hukum, tujuan, target, indikator, rencana kegiatan, jenis imunisasi, jadwal imunisasi, keberhasilan, tantangan, dan harapan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan cakupan imunisasi.
Pada masa nifas yang berlangsung kira-kira 6 minggu setelah melahirkan, tanda-tanda vital seperti suhu, nadi, tekanan darah, dan pernafasan akan mengalami perubahan dari keadaan normal sebelum kehamilan dan perlu dipantau.
Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta sebelum bayi lahir. Dokumen ini membahas klasifikasi, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan solusio plasenta berdasarkan derajat pelepasan plasenta, bentuk perdarahannya, dan tingkat gejala klinis. Solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan berat dan syok yang membahayakan ibu dan janin, sehingga diperlukan
Dokumen tersebut merangkum jadwal dan jenis imunisasi dasar yang diberikan kepada bayi dan anak, termasuk hepatitis B, polio, BCG, DPT, campak, dan Hib. Imunisasi ini bertujuan untuk mencapai tingkat kekebalan yang memadai untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti hepatitis, polio, tuberkulosis, tetanus, pertusis, campak, dan infeksi Hib.
Obstruksi biliaris adalah penyumbatan saluran empedu yang menyebabkan empedu tidak dapat mengalir ke usus. Penyebabnya adalah batu empedu, tumor, radang, atau cedera saluran empedu. Gejalanya berupa nyeri perut, ikterus, demam, dan muntah. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan laboratorium. Penatalaksanaannya meliputi penghilangan penyebab sumbatan secara bedah atau drenase, serta pemberian g
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui pemberian vaksin secara aktif atau pasif. Imunisasi memberikan manfaat seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan angka kematian dan kesakitan, serta mencegah penyakit seperti TBC, difteri, tetanus, polio, campak, dan hepatitis B.
Dokumen tersebut merangkum asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. D selama kehamilan, persalinan, masa nifas, dan bayi baru lahir normal di Klinik Bersalin Umi Rahma tahun 2017, mulai dari pemeriksaan antenatal care, proses persalinan, kunjungan masa nifas, hingga perkembangan bayi baru lahir.
Dokumen tersebut membahas pelaksanaan imunisasi PCV, termasuk manajemen vaksin dan logistik, jadwal dan cara pemberian vaksin, serta strategi pelaksanaan yang memperhatikan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Terdapat definisi kegawatdaruratan, prinsip dasar penilaian awal kasus, prinsip umum penanganan seperti memastikan jalan napas bebas, pemberian oksigen, cairan, dan antibiotika, serta penanganan definitif masalah utama dan rujukan. Dibahas pula medikamentosa, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan dalam penanganan kegawat
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi yang merupakan metode pencegahan utama penyakit infeksi. Terdapat berbagai jenis vaksin yang diberikan sesuai jadwal untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit seperti campak, polio, HIB, pneumokokus, hepatitis, dan lainnya. Imunisasi sangat penting untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang program imunisasi di Indonesia yang meliputi landasan hukum, tujuan, target, indikator, rencana kegiatan, jenis imunisasi, jadwal imunisasi, keberhasilan, tantangan, dan harapan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan cakupan imunisasi.
Pada masa nifas yang berlangsung kira-kira 6 minggu setelah melahirkan, tanda-tanda vital seperti suhu, nadi, tekanan darah, dan pernafasan akan mengalami perubahan dari keadaan normal sebelum kehamilan dan perlu dipantau.
Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta sebelum bayi lahir. Dokumen ini membahas klasifikasi, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan solusio plasenta berdasarkan derajat pelepasan plasenta, bentuk perdarahannya, dan tingkat gejala klinis. Solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan berat dan syok yang membahayakan ibu dan janin, sehingga diperlukan
Dokumen tersebut merangkum jadwal dan jenis imunisasi dasar yang diberikan kepada bayi dan anak, termasuk hepatitis B, polio, BCG, DPT, campak, dan Hib. Imunisasi ini bertujuan untuk mencapai tingkat kekebalan yang memadai untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti hepatitis, polio, tuberkulosis, tetanus, pertusis, campak, dan infeksi Hib.
Obstruksi biliaris adalah penyumbatan saluran empedu yang menyebabkan empedu tidak dapat mengalir ke usus. Penyebabnya adalah batu empedu, tumor, radang, atau cedera saluran empedu. Gejalanya berupa nyeri perut, ikterus, demam, dan muntah. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan laboratorium. Penatalaksanaannya meliputi penghilangan penyebab sumbatan secara bedah atau drenase, serta pemberian g
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui pemberian vaksin secara aktif atau pasif. Imunisasi memberikan manfaat seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan angka kematian dan kesakitan, serta mencegah penyakit seperti TBC, difteri, tetanus, polio, campak, dan hepatitis B.
Dokumen tersebut merangkum asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. D selama kehamilan, persalinan, masa nifas, dan bayi baru lahir normal di Klinik Bersalin Umi Rahma tahun 2017, mulai dari pemeriksaan antenatal care, proses persalinan, kunjungan masa nifas, hingga perkembangan bayi baru lahir.
Dokumen tersebut membahas pelaksanaan imunisasi PCV, termasuk manajemen vaksin dan logistik, jadwal dan cara pemberian vaksin, serta strategi pelaksanaan yang memperhatikan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.
Dokumen tersebut membahas tentang proses laktasi atau menyusui pada wanita. Proses ini sangat kompleks dan melibatkan berbagai organ dan hormon. Proses laktasi terdiri dari pembentukan, produksi, dan pemeliharaan air susu yang dipengaruhi oleh hormon seperti prolaktin dan oksitosin. Refleks hisapan bayi juga berperan penting dalam mekanisme pengeluaran air susu.
Modul ini membahas tentang penerapan komunikasi terapeutik pada berbagai tingkat usia, meliputi bayi dan anak, remaja, serta dewasa dan lansia. Modul ini menjelaskan aspek-aspek penting komunikasi pada setiap tingkat usia, bentuk-bentuk komunikasi yang sesuai, serta teknik-teknik yang dapat diterapkan oleh perawat.
Dokumen tersebut membahas konsep dan proses imunisasi pada anak, termasuk pengertian, jenis, dan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomielitis, campak, hepatitis B, dan typhus abdominalis. Dokumen ini juga menjelaskan proses pemberian imunisasi serta hal-hal yang perlu diperhatikan.
Dokumen tersebut membahas pentingnya menyusui ASI bagi balita. ASI memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan balita pada setiap tahap perkembangannya. Anak yang mendapat ASI eksklusif lebih sehat dan tahan terhadap penyakit dibandingkan yang hanya minum susu formula. Namun, banyak orangtua yang terpengaruh iklan sehingga lebih memilih memberikan susu formula.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang anestesi pediatri, mulai dari persiapan preoperatif seperti wawancara dan pemberian premedikasi, teknik induksi dan intubasi trakea, pemeliharaan selama operasi seperti sirkuit anestesi dan manajemen cairan, hingga manajemen nyeri pasca operasi dan komplikasi seperti batuk dan laringospasme.
Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan emosi dan perilaku bermasalah pada anak, seperti takut, temper tantrum, tics, tidur berjalan, perfeksionis, onar, trauma, autis, mekanisme pertahanan diri, si feminim dan si tomboy, serta narkoba/napza. Dibahas pula penyebab, gejala, dan dampak masing-masing gangguan tersebut bagi individu, keluarga, dan masyarakat.
Dokumen ini memberikan pedoman umum untuk melakukan pemeriksaan fisik pada anak, dengan menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang nyaman dan tidak mengancam, melibatkan anak dalam proses pemeriksaan, serta menenangkan anak sepanjang pemeriksaan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen laktasi, pengertian asi eksklusif, manfaat asi bagi ibu dan bayi, komposisi asi seperti colostrum, protein, lemak, karbohidrat, dan masalah-masalah dalam menyusui seperti puting lecet, payudara bengkak, dan masalah menyusui pada kondisi khusus ibu dan bayi.
2. Komposisi asi seperti colostrum kaya akan protein dan imunoglob
Paket modul ini berisi panduan dan modul-modul kegiatan untuk mempromosikan praktik menyusui dini dan ASI eksklusif di tingkat masyarakat. Tujuannya adalah mengurangi angka kematian bayi dengan memberikan informasi tentang manfaat menyusui sejak lahir dan satu jam pertama serta hanya menggunakan ASI. Modul-modulnya didesain agar mudah diadopsi secara lokal dengan biaya rendah tanpa media tambahan.
Ringkasan dari 10 tips sukses bekerja lancar menyusui adalah:
1. Persiapan jauh-hari untuk menyusui dan kembali bekerja, termasuk mencari dukungan.
2. Mengambil cuti panjang setelah melahirkan untuk memantapkan menyusui.
3. Belajar teknik memerah ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi saat bekerja.
Dokumen tersebut membahas tentang jadwal imunisasi untuk dua bayi yang lahir dari ibu dengan kondisi berbeda, yaitu ibu dengan hepatitis B dan ibu dengan TB paru. Dokumen juga menjelaskan definisi, tujuan, manfaat, syarat, dan jenis-jenis imunisasi dasar.
Dokumen tersebut merangkum karakteristik dan efek morfin sebagai prototipe opioid agonis. Morfin memiliki efek analgesi yang kuat namun juga menyebabkan efek samping seperti mual, sedasi, dan depresi ventilasi. Morfin lebih efektif untuk menghilangkan nyeri tumpul berkelanjutan dibandingkan nyeri tajam sementara.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi dan vaksinasi untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti campak, polio, hepatitis B, dan lainnya. Terdapat berbagai jenis vaksin seperti vaksin hidup yang dilemahkan, vaksin mati, dan vaksin subunit yang diberikan secara suntikan atau oral untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Vaksinasi merupakan upaya pencegahan penting untuk mencegah penyakit dan men
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, termasuk pengertian imunisasi, tujuan imunisasi, sasaran program imunisasi, manfaat imunisasi, jenis-jenis imunisasi, dan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti tuberkulosis, difteri, tetanus, pertusis, campak, polio, dan hepatitis B.
Sebuah produsen obat di Karanganyar ditutup karena menyalurkan vaksin palsu yang tidak sesuai aturan. Vaksin tersebut dibeli dari perusahaan tidak resmi. Kepala BP POM menyebutkan bahwa kasus obat palsu yang masuk pasar meningkat saat ini.
Imunisasi Dasar pada Bayi memberikan informasi tentang lima imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi, yaitu imunisasi BCG untuk mencegah tuberkulosis, imunisasi Hepatitis B untuk mencegah Hepatitis B, imunisasi DPT-HB tiga kali untuk mencegah difteri, pertusis, tetanus dan Hepatitis B, imunisasi polio empat kali untuk mencegah polio, serta imunisasi campak satu kali untuk mencegah camp
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen agar tidak terjadi penyakit bila terpapar antigen serupa. Tujuannya adalah mencegah penyakit tertentu pada individu maupun populasi, bahkan menghilangkan penyakit tertentu. Jenis imunisasi yang dibahas adalah imunisasi aktif dan pasif beserta cara kerjanya."
Imunisasi penting untuk perlindungan kesehatan anak dan masyarakat. Berbagai penyakit berbahaya dapat dicegah melalui program imunisasi nasional yang lengkap dan tepat waktu."
Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya imunisasi bagi bayi dan anak, termasuk jenis imunisasi wajib seperti polio, DPT, campak, BCG, dan hepatitis B yang diberikan pada usia tertentu untuk mencegah penyakit berbahaya dan meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi memberikan manfaat perlindungan dari penyakit serta mencegah penularan kepada orang lain.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok 2 yang terdiri dari 7 orang dan imunisasi atau vaksinasi yang merupakan teknologi kesehatan yang sangat berhasil untuk mencegah penyakit tertentu seperti TBC, polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis, dan campak dengan memberikan jadwal dan jenis vaksin yang diberikan.
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
油
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
油
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
2. 1. Pengertian
Imunisasi adalah pemberian kekebalan
tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar
tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi
seseorang.Imunisasi berasal dari kata imun
yang berarti kebal atau resisten. (Umar,2006).
3. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan
memberikan kekebalan atau resistensi pada
penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar
dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya
4. 2.Macam kekebalan : (cara timbul)
1.Aktif
Dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada
antigen, mis: imunisasi aktif, terpajan secara
alamiah.
Berlangsung lama memori imunologi
2.Pasif
Diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat individu
itu sendiri, mis: kekebalan janin yang diperoleh
dari ibu, imunisasi pasif.
Tidak berlangsung lama
5. 3. Tujuan Imunisasi
1. Untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang
sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa
menyebabkan kematian pada penderitanya
2. Membentuk sistem kekebalan tubuh untuk jangka
waktu yang panjang.
3. Tindakan pencegahan yang murah dan sangat efektif.
4. Memberikan perlindungan tanpa menimbulkan bahaya.
Efek samping yang serius jarang terjadi.
5. Menciptakan kekebalan Komunitas.
6. 4. Keberhasilan Imunisasi
ditentukan Oleh :
1. Status imun
2. Faktor genetik
3. Kualitas dan kuantitas vaksin
4. Cara pemberian
5. dosis pemberian
6. frekuensi pemberian
7. alat yang digunakan
8. jenis vaksin : vaksin hidup
7. 5. Macam macam imunisasi
Definisi: pemberian antigen pada inang untuk
menginduksi pembentukan antibodi dan
imunitas seluler.
Tujuan: menginduksi perlindungan terhadap
berbagai bahan infeksius
1. Imunisasi Aktif
8. Lanjutan
Bahan: materi yang diinaktivasi (mati) atau
bahan hidup yang dilemahkan
Lebih disukai karena:
- kadar antibodi tinggi dipertahankan dalam
jangka lebih lama
- frekuensi pemberian lebih jarang
- secara beriringan membentuk imunitas
seluler
9. 2. Imunisasi Pasif
Definisi: pemindahan imunitas pada inang
menggunakan produk imunologis yang sudah
terbentuk
Tujuan: memberikan perlindungan terhadap
antigen
Bahan: Imunoglobulin
10. Lanjutan .
Sasaran :
Individu yang tidak mampu membentuk antibodi
(agammaglobulinemia kongenital)
Pencegahan penyakit ketika waktu tidak
memungkinkan imunisasi aktif
(misal: pasca paparan)
Terapi penyakit tertentu yang secara normal
dicegah dengan imunisasi (misal: tetanus)
Terapi dalam kondisi imunisasi aktif tidak
tersedia atau tidak dapat dilaksanakan
(misal: tergigit ular)
11. 6. JENIS VAKSIN
1. Vaksin Hidup Attenuated
bakteri atau virus hidup yang dilemahkan
dengan cara pembiakan berulang-ulang
harus dpt berkembang biak respon imun
respon imun = infeksi alamiah
bersifat labil, rusak oleh panas & cahaya
contoh: campak, mumps, rubela, polio (virus)
BCG, demam tifoid oral (bakteri)
12. 2. Vaksin Inactivated
bakteri, virus/ komponennya yg dibuat tidak
aktif dgn pemanasan atau bahan kimia
tidak dapat replikasi seluruh dosis ag
tidak dapat menyebabkan penyakit
tidak dipengaruhi oleh ab yg beredar
selalu membutuhkan dosis ganda
sedikit atau tidak menimbulkan respon seluler
contoh: difteri, tetanus (toksoid)
haemophilus influenza(polisakarida)
13. 7. TATA CARA PEMBERIAN IMUNISASI
Sebelum melakukan imunisasi
memberitahu risiko vaksinasi dan tdk imunisasi
persiapan bila terjadi reaksi ikutan
baca dgn teliti informasi produk
tinjau apakah ada kontraindikasi
periksa pasien dan beri antipiretik bila perlu
periksa kondisi vaksin (warna, kadaluarsa)
pemberian sesuai jadwal
berikan vaksin dengan tehnik yang benar
14. Lanjutan .
Setelah pemberian imunisasi
berilah petunjuk kpd pengasuh/ortu apa yg
harus dikerjakan dalam kejadian reaksi biasa
atau reaksi ikutan yang lebih berat
catat imunisasi dalam rekam medis
laporkan hasil imunisasi ke Dinkes
periksa status imunisasi keluarga yg lain
15. 8. Penyimpanan Vaksin
Aturan umum: sebagian besar harus
didinginkan pada suhu 2-8o C DPT,
Hib, hepatitis B, hepatitis A (tdk beku)
OPV, Yellow fever (dapat dalam kead. beku)
Pengenceran
Vaksin kering yang beku harus diencerkan
Dengan pelarut khusus
Digunakan dalam periode waktu tertentu,
mis vaksin campak yg telah diencerkan cepat
berubah warna pada suhu kamar.
16. 9. Perlu diperhatikan pada anak sebelum imunisasi
Pernah mengalami kejadian ikutan yg berat
Alergi terhadap bahan dalam vaksin
Sedang terapi steroid, radioterapi/kemotx
Menderita sakit yg menurunkan imunitas
Tinggal serumah dg org lain yg imunitasnya turun
atau dalm terapi yg menurunkan imun
Bulan lalu mendapat vaksin virus hidup (campak,
poliomielitis, rubela)
Pada 3 bln lalu mendpt imunoglobulin/ transfusi
darah
17. Pemberian Paracetamol sesudah imunisasi
Mengurangi ketidaknyamanan pasca imunisasi
Dosis 15 mg/kgbb kepada bayi/anak, 3-4 X/hr
Reaksi KIPI
Reaksi lokal di tempat suntikan atau reaksi umum
Derajat ringan selama 1-2 hari
Lokal: kemerahan, gatal, nyeri kompres hangat
teraba benjolan kecil agak keras beberapa minggu
atau lebih tidak perlu tindakan
Lanjutan .
18. 10. Jenis imunisasi yang diberikan
saat bayi sebelum 1 tahun
1. Imunisasi BCG, Ketahanan terhadap penyakit
TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan
keberadaan virus tubercle bacii yang hidup
didalam darah. Itulah mengapa agar memiliki
kekebalan aktif, dimasukkan jenis basil tak
berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi
BCG (Bacillus Celmette-Guerin)
19. 2. Imunisasi Hepatitis B, Imunisasi ini
merupakan langkah efektif untuk mencegah
masuknya VHB, yaitu virus penyebab penyakit
hepatitis B. Hepatitis B dapat menyebabkan
sirosis atau pengerutan hati, bahkan lebih
buruk lagi mengakibatkan kanker hati.
3. Imunisasi Polio, Imunisasi polio akan
memberikan kekebalan terhadap serangan
virus polio. Penyakit akibat virus ini dapat
menyebabkan kelumpuhan.
20. Lanjutan
4. Imunisasi DTP, Dengan pemberian imunisasi DTP,
diharapkan penyakit difteri, tetanus, dan
pentusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil.
5. Imunisasi Campak, Sebenarnya bayi sudah
mendapatkan kekebalan campak dari ibunya.
Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari
ibunya semakin menurun sehingga butuh
antibodi tambahan lewat pemberian vaksin
campak. Penyakit ini disebabkan oleh virus
Morbili.
21. 6. Imunisasi HIB. Penyakit Hib bisa dicegah
melalui imunisasi Hib. Imunisasi Hib tidak
dapat melindungi kanak- kanak daripada
mendapat penyakit yang disebabkan oleh
bakteria/ virus yang lain. Kanak- kanak
mungkin boleh mendapat lain jenis jangkitan
radang paru- paru, radang selaput otak atau
selesma. Semua bayi berumur 2, 3 dan 5
bulan perlu diberi imunisasi Hib Imunisasi Hib
diberikan sebanyak 3 dos. Umur Dos: 2 bulan
Dos 1, 3 bulan Dos 2, 5 bulan Dos 3
22. 7. Imunisasi Rotavirus Rotavirus merupakan
penyakit yang banyak menyerang anak-anak
dan menyebabkan kematian. Studi terbaru
mengungkapkan vaksin rotavirus terbukti
efektif dan memberikan perlindungan yang
luas. Baru-baru ini sebuah vaksin rotavirus
diperkenalkan dan telah terbukti sangat efektif
serta memiliki beberapa manfaat yang tidak
terduga. Hal ini karena vaksin tersebut
memberikan perlindungan yang lebih luas bagi
anak yang menerima vaksin dan orang-orang
disekitarnya.
23. 8. Imunisasi Pnemokokus. Vaksin pneeumokokus
konjungat merupakan vaksin kedua yang
digunakan untuk mencegah radang selaput otak
(Hib adalah yang pertama). Dulu vaksin ini hanya
dianjurkan untuk dewasa berusia 65 tahun atau
lebih dan tidak digunakan pada anak karena tipe
vaksin yang terdahulu (polisakarida) tidak bagus
digunakan pada anak. Vaksin ini memberikan
kekebalan terhadap 7 strain bakteri
pneumokokus penyebab terbanyak infeksi serius
pada anak. Vaksin ini baru dapat mencega infeksi
telinga tengah, meningitis, pneumonia (radang
paru), dan bakteremia akibat bakteri
pneumokokus. Bayi harus mendapatkan vaksin ini
sebanyak 4 dosis, yang diberikan pada usia 2, 4, 6
dan 12 15 bulan
24. 9. Imunisasi influenza.
Imunisasi influenza untuk pencegahan influenza
musiman. Influenza (flu) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus influenza. Ada berbagai
jenis virus flu, dimana mereka sering ditularkan
melalui batuk dan bersin. Gejala influenza suhu
tinggi (demam), nyeri otot, batuk, sakit kepala
dan kelelahan yang ekstrim. Flu biasanya
berlangsung selama antara dua dan tujuh hari
dan biasanya membaik secara spontan.
Kebanyakan orang bisa sembuh sepenuhnya,
tetapi komplikasi, seperti infeksi dada atau
pneumonia, berkembang di beberapa kasus.
27. DATA CAKUPAN IMUNISASI
JANUARI S/D JULI 2013
DINAS KESEHATAN KAB. GROBOGAN
NO JENIS IMUNISASI HASIL PERSEN KET
1 HB 0 12.424 55,4 %
2 BCG 12.563 56,0 %
3 POLIO 1 12.586 56,1 %
4 DPT HB 1 12.024 53,7 %
5 POLIO 2 12.118 54,1 %
6 DPT HB 2 12.185 54,4 %
7 POLIO 3 11.995 53,6 %
8 DPT HB 3 11.895 53,1 %
9 POLIO 4 11.875 53,0 %
10 CAMPAK 12.397 55,4 %