Imunisasi merupakan upaya memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terbentuk zat anti untuk mencegah penyakit tertentu. Dokumen ini membahas mengenai pengertian, tujuan, jenis, dan jadwal imunisasi dasar serta booster yang dianjurkan untuk mencegah berbagai penyakit seperti TBC, polio, campak, dan hepatitis.
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memberikan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, campak, hepatitis B, tetanus, dan pneumonia. Ada beberapa jenis imunisasi rutin untuk bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur serta imunisasi tambahan dan khus
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui pemberian vaksin secara aktif atau pasif. Imunisasi memberikan manfaat seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan angka kematian dan kesakitan, serta mencegah penyakit seperti TBC, difteri, tetanus, polio, campak, dan hepatitis B.
Dokumen ini membahas tentang nutrisi seimbang yang dibutuhkan ibu hamil, termasuk jenis zat gizi penting seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Zat-zat gizi tersebut diperlukan untuk kesehatan ibu dan janin, pertumbuhan janin, mencegah penyakit seperti anemia, dan sebagai transportasi makanan. Dianjurkan untuk makan bergizi seimbang dengan aneka ragam makanan beberapa
Dokumen tersebut merangkum jadwal dan jenis imunisasi dasar yang diberikan kepada bayi dan anak, termasuk hepatitis B, polio, BCG, DPT, campak, dan Hib. Imunisasi ini bertujuan untuk mencapai tingkat kekebalan yang memadai untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti hepatitis, polio, tuberkulosis, tetanus, pertusis, campak, dan infeksi Hib.
Dokumen tersebut membahas tentang vaksinasi polio, termasuk jenis vaksin polio, cara kerja, dosis pemberian, efek samping, dan kontraindikasinya. Vaksin polio terdiri dari vaksin polio inaktif (IPV) yang diberikan secara suntik dan vaksin virus polio oral (OPV) yang diberikan secara oral. Kedua jenis vaksin bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap virus polio dengan memicu produksi antibodi di tub
Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibodi. Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh. dan memberikan kekebalan bayi dan anak.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubu. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan lainnya serta menyoroti tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengukuran antropometri pada bayi dan balita di Posyandu. Pengukuran antropometri meliputi penimbangan berat badan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Dokumen ini menjelaskan tujuan, alat, dan langkah-langkah melakukan masing-masing pengukuran secara detail dan benar.
Infeksi TORCH pada kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada janin, seperti kematian janin, kelainan bawaan, atau gangguan perkembangan. Diagnosis infeksi TORCH bergantung pada pemeriksaan serologi seperti IgG, IgM, dan IgG Avidity untuk menentukan apakah terjadi infeksi primer. Upaya pencegahan meliputi memasak daging hingga matang dan mencuci buah-buahan serta sayuran sebelum dikon
Dokumen tersebut membahas tentang anemia pada remaja putri. Anemia disebabkan oleh produksi sel darah merah yang tidak optimal akibat kekurangan zat besi, kerusakan atau destruksi sel darah merah yang berlebihan, atau kehilangan darah yang berlebihan. Remaja putri rentan terhadap anemia karena pertumbuhan cepat, kebutuhan zat besi yang meningkat, dan kehilangan darah rutin selama haid. Untuk mencegah anemia, remaja putri
Dokumen tersebut memberikan nasihat kepada anak-anak untuk memilih jajanan sehat dengan memperhatikan warna, rasa, harga, tanggal kadaluarsa, dan kemasannya agar terhindar dari gangguan kesehatan seperti diare, mual, dan pusing. Anak diperingatkan untuk memilih jajanan yang masih segar dan dikemas dengan baik.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita dalam pemantauan pertumbuhan. Dokumen menjelaskan prosedur penimbangan dan pengukuran yang tepat agar hasilnya akurat untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi yang merupakan metode pencegahan utama penyakit infeksi. Terdapat berbagai jenis vaksin yang diberikan sesuai jadwal untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit seperti campak, polio, HIB, pneumokokus, hepatitis, dan lainnya. Imunisasi sangat penting untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yaitu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit menular melalui pemberian vaksin pada bayi, anak, dan orang dewasa. Imunisasi dapat dilakukan secara aktif maupun pasif, dengan tujuan mencegah penyakit tertentu. Faktor-faktor seperti status kekebalan tubuh, genetik, dan kualitas vaksin dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHsri wahyuni
Ìý
2.1 Kebutuhan Fisik Nutrisi,Cairan dan Personal Hygiene
1. Pemberian minum
Masa neonatus (0-28hari)
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
b. Pedoman menyusui ASI antara lain:
Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
c. Perawatan payudara selama ibu menyusui
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara.
 Masa Bayi (29-1 tahun)
ASI ekslusif diberikan selama 6 bulan setelah itu baru ditambah asupan nutrisinya dengan MPASI. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi,tetapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya peroses pembentukkan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu.
 Masa Prasekolah (1-6 tahun)
• 1-2 tahun : ASI DAN MPASI dan cairan lainnya
• 3-6 tahun : Seperti cairan yang dibutuhkan remaja
- air mineral
- Susu Formula
-Sari Buah
- DLL
2. Menolong BAB pada Bayi
 Masa Neonatus ( 0-28hari)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna cokelat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai hari keenam. Bayi yang baru lahir diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan feses dari pada mereka yang makan kemudian. Feses dari bayi yang menyusu dengan ASI akan berbeda dengan bayi yang menyusu dengan susu botol. Fesef dari bayi ASI lebih lunak, berwarna kuning emas,dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Bayi yang berdefekasi segera setelah makan merupakan suatu kondisi yang normal atau defekasise sebanayk 1 kali setaiap 3 tau 4 hari. Walaupun demikian, konsitensi feses tetap lunak dan tidak berbentuk. Fesef dari bayi yang minum susu formula lebih berbentuk dibandingkan dengan bayai yang menyusu ASI,namun tetap lunak, berwarna kuning pucat, dan memiliki bau yang khas. Feses ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah feses akan berkurang pada minggu kedua,yang awalnya frekuwensi defekasi
Tahapan pemberian makanan pendamping asiKharima SD
Ìý
Dokumen tersebut membahas tahapan pemberian makanan pendamping ASI mulai dari usia 6 bulan hingga 2 tahun. Tahapan tersebut meliputi pemberian bubur susu dan nasi tim yang secara bertahap meningkatkan teksturnya menjadi lebih padat seiring pertumbuhan bayi, serta menambahkan berbagai jenis lauk pauk protein hewani dan sayuran. Pemberian makanan harus sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi dengan
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yaitu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit menular melalui pemberian vaksin. Terdapat beberapa metode imunisasi seperti imunisasi aktif dan pasif, serta berbagai program imunisasi seperti imunisasi rutin, tambahan, dan kampanye khusus untuk penyakit tertentu. Faktor-faktor seperti status kekebalan, genetik, dan kualitas vaksin dapat memp
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengukuran antropometri pada bayi dan balita di Posyandu. Pengukuran antropometri meliputi penimbangan berat badan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Dokumen ini menjelaskan tujuan, alat, dan langkah-langkah melakukan masing-masing pengukuran secara detail dan benar.
Infeksi TORCH pada kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada janin, seperti kematian janin, kelainan bawaan, atau gangguan perkembangan. Diagnosis infeksi TORCH bergantung pada pemeriksaan serologi seperti IgG, IgM, dan IgG Avidity untuk menentukan apakah terjadi infeksi primer. Upaya pencegahan meliputi memasak daging hingga matang dan mencuci buah-buahan serta sayuran sebelum dikon
Dokumen tersebut membahas tentang anemia pada remaja putri. Anemia disebabkan oleh produksi sel darah merah yang tidak optimal akibat kekurangan zat besi, kerusakan atau destruksi sel darah merah yang berlebihan, atau kehilangan darah yang berlebihan. Remaja putri rentan terhadap anemia karena pertumbuhan cepat, kebutuhan zat besi yang meningkat, dan kehilangan darah rutin selama haid. Untuk mencegah anemia, remaja putri
Dokumen tersebut memberikan nasihat kepada anak-anak untuk memilih jajanan sehat dengan memperhatikan warna, rasa, harga, tanggal kadaluarsa, dan kemasannya agar terhindar dari gangguan kesehatan seperti diare, mual, dan pusing. Anak diperingatkan untuk memilih jajanan yang masih segar dan dikemas dengan baik.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita dalam pemantauan pertumbuhan. Dokumen menjelaskan prosedur penimbangan dan pengukuran yang tepat agar hasilnya akurat untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi yang merupakan metode pencegahan utama penyakit infeksi. Terdapat berbagai jenis vaksin yang diberikan sesuai jadwal untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit seperti campak, polio, HIB, pneumokokus, hepatitis, dan lainnya. Imunisasi sangat penting untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yaitu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit menular melalui pemberian vaksin pada bayi, anak, dan orang dewasa. Imunisasi dapat dilakukan secara aktif maupun pasif, dengan tujuan mencegah penyakit tertentu. Faktor-faktor seperti status kekebalan tubuh, genetik, dan kualitas vaksin dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHsri wahyuni
Ìý
2.1 Kebutuhan Fisik Nutrisi,Cairan dan Personal Hygiene
1. Pemberian minum
Masa neonatus (0-28hari)
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
b. Pedoman menyusui ASI antara lain:
Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
c. Perawatan payudara selama ibu menyusui
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara.
 Masa Bayi (29-1 tahun)
ASI ekslusif diberikan selama 6 bulan setelah itu baru ditambah asupan nutrisinya dengan MPASI. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi,tetapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya peroses pembentukkan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu.
 Masa Prasekolah (1-6 tahun)
• 1-2 tahun : ASI DAN MPASI dan cairan lainnya
• 3-6 tahun : Seperti cairan yang dibutuhkan remaja
- air mineral
- Susu Formula
-Sari Buah
- DLL
2. Menolong BAB pada Bayi
 Masa Neonatus ( 0-28hari)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna cokelat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai hari keenam. Bayi yang baru lahir diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan feses dari pada mereka yang makan kemudian. Feses dari bayi yang menyusu dengan ASI akan berbeda dengan bayi yang menyusu dengan susu botol. Fesef dari bayi ASI lebih lunak, berwarna kuning emas,dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Bayi yang berdefekasi segera setelah makan merupakan suatu kondisi yang normal atau defekasise sebanayk 1 kali setaiap 3 tau 4 hari. Walaupun demikian, konsitensi feses tetap lunak dan tidak berbentuk. Fesef dari bayi yang minum susu formula lebih berbentuk dibandingkan dengan bayai yang menyusu ASI,namun tetap lunak, berwarna kuning pucat, dan memiliki bau yang khas. Feses ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah feses akan berkurang pada minggu kedua,yang awalnya frekuwensi defekasi
Tahapan pemberian makanan pendamping asiKharima SD
Ìý
Dokumen tersebut membahas tahapan pemberian makanan pendamping ASI mulai dari usia 6 bulan hingga 2 tahun. Tahapan tersebut meliputi pemberian bubur susu dan nasi tim yang secara bertahap meningkatkan teksturnya menjadi lebih padat seiring pertumbuhan bayi, serta menambahkan berbagai jenis lauk pauk protein hewani dan sayuran. Pemberian makanan harus sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi dengan
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yaitu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit menular melalui pemberian vaksin. Terdapat beberapa metode imunisasi seperti imunisasi aktif dan pasif, serta berbagai program imunisasi seperti imunisasi rutin, tambahan, dan kampanye khusus untuk penyakit tertentu. Faktor-faktor seperti status kekebalan, genetik, dan kualitas vaksin dapat memp
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi dan vaksinasi. Secara singkat, imunisasi bertujuan untuk mencegah penyakit menular dengan memberikan antigen ke dalam tubuh sehingga dapat memproduksi antibodi. Vaksin dibuat dari kuman yang dilemahkan atau dimatikan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Indonesia telah melaksanakan program imunisasi sejak tahun 1956 untuk mengendalikan berbagai penyakit menular seperti cacar,
5 jenis vaksin imunisasi dasar untuk bayi, yaitu vaksin Polio, Campak, BCG, Hepatitis B, dan DPT. Vaksin-vaksin ini diberikan secara suntikan atau tetesan mulut untuk mencegah 7 penyakit berbahaya pada bayi seperti TBC, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus, Poliomielitis, Campak dan Hepatitis B. Jadwal dan cara pemberian vaksin ditetapkan.
Teks tersebut membahas tentang sistem imun dan imunisasi. Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh melawan antigen seperti virus atau bakteri, sedangkan imunisasi adalah proses meningkatkan kekebalan tubuh melalui vaksinasi. Teks ini juga membahas berbagai pendapat tentang imunisasi, baik yang mendukung manfaatnya maupun yang menentang dengan alasan bahayanya.
Teks tersebut membahas tentang imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus). Ia menjelaskan pengertian DPT sebagai vaksin kombinasi untuk mencegah ketiga penyakit tersebut, serta tujuan, waktu pemberian, cara pemberian, alat dan bahan, prosedur, efek samping, dan kontraindikasinya.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi pada anak. Secara ringkas:
1) Imunisasi bertujuan membentuk kekebalan tubuh anak terhadap penyakit berbahaya melalui pemberian vaksin
2) Terdapat dua jenis imunisasi, yaitu aktif dimana tubuh membuat sendiri antibodi, dan pasif dimana antibodi diberikan dari luar
3) Vaksin berisi kuman yang telah dilemahkan untuk merangsang tubuh membentuk antibodi
Dokumen ini membahas tentang gagal ginjal kronis, penyebabnya seperti infeksi, diabetes, batu ginjal, konsumsi berlebihan minuman dan obat-obatan, gejalanya seperti sering buang air kecil, pembengkakan tubuh, lesu dan pucat, serta pengobatannya seperti cuci darah, transplantasi ginjal, dan pencegahannya dengan menghindari minuman beralkohol dan soda serta jamu yang tidak legal.
Imunisasi penting untuk perlindungan kesehatan anak dan masyarakat. Berbagai penyakit berbahaya dapat dicegah melalui program imunisasi nasional yang lengkap dan tepat waktu."
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari efek merugikan zat kimia terhadap organisme. Toksikologi terbagi menjadi toksikologi forensik, klinis, dan lingkungan. Sejarah toksikologi dimulai dari zaman purbakala hingga pernyataan Paracelsus bahwa semua zat beracun tergantung pada dosisnya. Perkembangan terkini toksikologi terkait dengan peningkatan produksi bahan kimia untuk makanan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejalanya meliputi demam tinggi, nyeri sendi, dan penurunan trombosit yang dapat menyebabkan perdarahan. Pencegahannya meliputi pemberantasan sarang nyamuk, pengendalian biologis dengan ikan pemakan jentik, serta pengasapan area rawan menggunakan insektisida. Pemerintah telah mengambil kebij
Rotavirus is the leading cause of severe diarrhea in children worldwide. In India, it results in 100,000-150,000 child deaths per year. The virus is highly prevalent in India and symptoms include non-bloody diarrhea, vomiting, and dehydration. It is spread through the fecal-oral route. While the infection itself is self-limiting, treatment focuses on fluid replacement to prevent dehydration. Handwashing and vaccination are important for control and prevention.
Vaksinasi dasar untuk bayi dan anak meliputi vaksin BCG, DPT, polio, campak, hepatitis B, dan Hib yang diberikan secara bertahap pada usia 0-12 bulan untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, hepatitis B, dan meningitis. Imunisasi boster juga diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun untuk memperkuat kekebalan.
Imunisasi dasar pada bayi bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit berbahaya melalui vaksinasi BCG, DPT, polio, campak, dan hepatitis B. Vaksin-vaksin ini diberikan secara berangsur sesuai jadwal untuk mencapai kekebalan yang optimal pada bayi.
Sebuah produsen obat di Karanganyar ditutup karena menyalurkan vaksin palsu yang tidak sesuai aturan. Vaksin tersebut dibeli dari perusahaan tidak resmi. Kepala BP POM menyebutkan bahwa kasus obat palsu yang masuk pasar meningkat saat ini.
Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya imunisasi bagi bayi dan anak, termasuk jenis imunisasi wajib seperti polio, DPT, campak, BCG, dan hepatitis B yang diberikan pada usia tertentu untuk mencegah penyakit berbahaya dan meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi memberikan manfaat perlindungan dari penyakit serta mencegah penularan kepada orang lain.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi dan vaksinasi untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti campak, polio, hepatitis B, dan lainnya. Terdapat berbagai jenis vaksin seperti vaksin hidup yang dilemahkan, vaksin mati, dan vaksin subunit yang diberikan secara suntikan atau oral untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Vaksinasi merupakan upaya pencegahan penting untuk mencegah penyakit dan men
Dokumen tersebut membahas tentang jadwal imunisasi untuk dua bayi yang lahir dari ibu dengan kondisi berbeda, yaitu ibu dengan hepatitis B dan ibu dengan TB paru. Dokumen juga menjelaskan definisi, tujuan, manfaat, syarat, dan jenis-jenis imunisasi dasar.
Imunisasi Dasar pada Bayi memberikan informasi tentang lima imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi, yaitu imunisasi BCG untuk mencegah tuberkulosis, imunisasi Hepatitis B untuk mencegah Hepatitis B, imunisasi DPT-HB tiga kali untuk mencegah difteri, pertusis, tetanus dan Hepatitis B, imunisasi polio empat kali untuk mencegah polio, serta imunisasi campak satu kali untuk mencegah camp
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara SehatYusneri Ahs
Ìý
Dokumen tersebut membahas peran tenaga kesehatan dalam peningkatan cakupan dan layanan imunisasi program. Imunisasi merupakan upaya untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan menggunakan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. Program imunisasi berhasil membebaskan Indonesia dari penyakit cacar, polio,
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara SehatYusneri Ahs
Ìý
Promkes imunisasi
1. PROMOSI KESEHATAN IMUNISASI
1. MATERI YANG AKAN DISAMPAIKAN
a. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan
vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah penyakit tertentu.
Vaksin adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan vaksin
ke dalam tubuh agar terbentuk zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Vaksin adalah
bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukan ke dalam tubuh
melalui suntikan ataupun peroral. Terbentuknya kekebalan tubuh juga dapat dipengarui oleh
beberapa faktor, diantaranya yaitu kadar antibodi yang tinggi pada saat dilakukan imunisasi, potensi
antigen yang disuntikan, dan waktu antara pemberian imunisasi. Di indonesia terdapat jenis
imunisasiyang diwajibkan oleh pemerintah, sebagaimana yang telah dicantumkan oleh WHO, yaitu
BCG, DPT, campak, polio, dan ditambah lagi dengan imunisasi Hepatitis B.
b. Tujuan imunisasi:
ï‚· Mencegah penyakit-penyakit tertentu
ï‚· Menghindari kecacatan
ï‚· Menurunkan kesakitan dan kematian
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi:
ï‚· TBC
ï‚· Poliomyelitis
ï‚· Difterus
ï‚· Pertusis
ï‚· Tetatus
ï‚· Campak
ï‚· Hepatitis B
2. c. Jenis imunisasi dasar dan Booster:
1. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit BCG yang berat. Imunisasi ini merupakan
vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberiannya satu
kali pada umur O-11 bulan, namun umumnya diberikan pada bayi dua atau tiga bulan. Cara
pemberiannya melalui intradermal dengan dosis 0,05 cc. Efek sampingnya dapat terjadi luka
pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi panas.
2. Imunisasi DPT (Difteri, Fertusis, Tetanus)
Imunisasi ini menggunakan vaksin kuman difteri yang telah dihilangkan sifat berbahayanya,
akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoai). Frekuansi pemberian
tiga kali. Pemberian pertama tahap pengenalan terhadap vaksin utuk mengaktifkan organ
tubuh membentuk zat aktif. Pemberian ke dua dan ke tiga dimaksudkan untuk terbentuknya
zat aktif yang cukup. Waktu pemberian pada umur 2-11 bulan dengan interval empat
minggu. Cara pemberian dengan intramuskular dengan dosis 0,5 cc. Efek samping ringan
berupa pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan serta demam. Efek samping
berat yang muncul adalah menangis hebat kurang lebih empat jam, penurunan kesadaran,
kejang, ensephalopati, dan syok.
3. Imunisasi Campak
Imunisasi yang disunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena
penyakit ini sangat menular. Vaksin ini mengandung virus yang dilemahkan. Frekuensi
pemberian satu kali. Waktu pemberian pada umur 9-11 bulan. Cara pemberian melalui
subcutan dengan dosis 0,5 cc. Efek samping berupa ruam pada tempat suntikan dan panas.
4. Hepatitis B
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit hepatitis. Vaksin ini mengandung
HbsAG dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian sebanyak satu kali. Waktu pemberian umur
0-11 bulan dengan interval waktu empat minggu. Cara pemberian intra muskular dengan
dosis 0,5 cc.
5. Imunisasi polio
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat
menyebabkan kelumpuhan pada anak. Vaksin ini mengandung virus yang dilemahkan.
Frekuensi pemberian adalah empat kali pada umur0-11 bulan dengan interval empat
minggu. Cra pemberian melalui oral.
Imunisasi yang dianjurkan:
1. Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubella)
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak (measles), gondong parotis
epidemika (mumps), dan campak jerman (rubella). Antigen yang dipakai adalah virus campak
strain Edmonson yang dilemahkan, sedangkan virus rubella strain RA27/3 dan virus gondong
tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur satu tahun karena dikhawatirkan terjadi intervensi
dengan antibodi maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemik sbaiknya diberikan
3. imunissasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan boster
dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan.
2. Imuisasi tipus abdominal
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyalit tifus. Di indonesia terdapat
tiga jenis vaksin tifus abdominal, diantaranya:
a) Kuman yang dimatikan, diberikan untuk bayi 6-2 bulan dengan dosis 0,1 cc, pada
umur 1-2 tahun dengan dosis 0,2 cc, 2-12 tahun diberikan sebanyak dua kali dengan
interval empat minggu.
b) Kuman yang dilemahkan (vivotif, berna), dapat diberikan dalam bentuk kapsul
enteric coated sebelum makan pada hari ke-1, ke-2 dan ke-5 pada anak manusia
enamtahun, dan
c) Antigen kapsular Vi polysaccaharide (Typhim Vi, Pasteur Meriux) diberikan pada usia
dua tahun dan dapat diulang tiap dua tahun.
3. Imunisasi cacar air (varicella)
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit cacar air. Vaksin ini mengandung viru
hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan pemberiannya tunggal pada usia 12
tahun di daerah tropis dan bila usia 13 tahun imunisasi ini dapat diberikan dengan dua kali
suntikan interval 4-8 minggu.
4. Imunisasi hepatitis A
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. Pemberian
imunisasi dilakukan pada usia dua tahun untuk pemberian awal menggunakan vaksin havrix
(isinya virus hepatitis A strain M75 yang dilemahkan) dengan dua suntikan dengan interval
empat minggu dan boster nam bulan kemudian.
5. Imunisasi HiB (Haemophilus Influenzae Tipe B)
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe B. Vaksin
berbentuk polisakarida murni (PRP : purified capsular polysaccharide). Kuman H. Infuenza
tipe B antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein lain seperti Toxoid
tetanus (PRP-T), Toxoid dipteri (PRP-D atau PRPCR50), atau dengan kuman Monongococus
(PRP-OMPC). Pemberian awal PRP-T dilakukan sebanyak tiga kali suntikan dengan interval
dua bulan. Suntikan PRP-OMPC dilakukan dua kali suntikan dengan interval dua bulan,
kemudian booster-nya diberikan pada usia 18 bulan.
d. Kontra Indikasi
1. Sakit berat
2. Kortiko streoid
3. Penyakit ganas
4. Imuno DEF
5. Transfusi Darah (3 bulan)
4. e. Jadwal Imunisasi Dasar
UMUR JENIS VAKSIN CARA PEMBUKAAN
Lahir Hepatitis B Inj. IM
1 bulan BCG + Polio 1 Inj. IC + tetes
2 bulan DPT - HB - HiB 1 + Polio 2 Inj. IM + tetes
3 bulan DPT - HB - HiB 2 + Polio 3 Inj. IM + tetes
4 bulan DPT - HB - HiB 3 + Polio 4 Inj. IM + tetes
9 bulan Campak Inj. Subcutan
f. Jadwal Imunisasi Langan (Booster)
JENIS VAKSIN UMUR CARA PEMBERIAN
DPT 18 bulan IM
Polio 18 bulan TETES
Hepatitis B 18 bulan IM
HiB 18 bulan IM
Campak 2 tahun SC
g. Tempat Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi dapat diperoleh pada :
1. Posyandu
2. Puskesmas
3. Bidan / dokter praktek
4. Rumah bersalin
5. Rumah sakit
h. Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi
1. BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan ke
puskesmas.
2. DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan berikan
kempres dingin.
3. Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.
2. Tempat Pelaksanaan
Promosi kesehatan imunisasi ini dapat dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang
mudah dijangkau oleh masyarakat seperti puskesmas dan posyandu.
5. 3. Pengorganisasian
PELAKSANA
ï‚· Bidan desa dan staff puskesmas
ï‚· Kader-kader posyandu
ï‚· Tokoh masyarakat setempat
SASARAN
ï‚· Secara umum promosi ini ditujukan bagi seluruh anggota keluarga dalam masyarakat,
khususnya bagi keluarga yang memiliki bayi usia 0 – 2 tahun, serta ibu hamil.
4. Tempat dan waktu pelaksanaan
Di posyandu, sebelum kegiatan posyandu dimulai.
Di puskesmas secara swadaya dapat diaksanakan setiap hari sabtu dan mengkoordinasi masyarakat
di wilayah puskesmas tersebut, atau mermbuat rencana, atau membuat rencana penyuluhan
dengan format:
Hari / Tanggal : Tanggal X, Bulan N, Tahun Y
Waktu : 30 menit
Tempat : Desa Z
5. Pelaksanaan Kegiatan
6. ï‚· Di posyandu dapat dilaksanakan dengan cara kekeluargaan dengan media sederhana seperti
buku KIA/poster oleh bidan serta kader.
ï‚· Di puskesmas bisa dengan memberi konseling atau seminar singkat oleh tokoh tokoh
masyarakat setempat atau bidan, atau dengan membuat satuan acara penyuluhan sebagai
berikut:
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 2 menit Pembukaan
o Penyampaian salam
o Perkenalan
o Menjelaskan topik penyuluhan
o Menjelaskan tujuan
o Kontrak waktu
a. Membalas salam
b. Memperhatikan
c. Memperhatikan
d. Memperhatikan
e. Memperhatikan
2 13 menit Pelaksanaan
o Penyampaianmateri mengenai :
o Pengertian imunisasi
o Tujuan imunisasi
o Penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi
o Jenis imunisasi
o Sesi Tanya jawab
Memperhatikan penjelasan dan
mencermati materi
3 3 menit Evaluasi
o Memberikan pertanyaan lisan
(menanyakan kembali)
Partisipasi aktif
3 2 menit Terminasi
o Menyimpulkan hasil penyuluhan
o Mengakhiri dengan salam
Memperhatikan
Menjawab salam
METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab