Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan pneumonia. ISPA merupakan penyakit pernapasan yang umum di Indonesia yang dapat menyebabkan kematian pada bayi dan anak-anak. Pneumonia adalah komplikasi berat dari ISPA yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di paru-paru. Dokumen ini menjelaskan gejala, diagnosis, klasifikasi, epidemiologi, dan pencegahan ISPA serta
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan efusi pleura yang merupakan komplikasi dari pneumonia. Pneumonia disebabkan oleh infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan.
2. Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebab dan area paru yang terkena. Gejalanya antara lain demam, batuk, dan nafas cepat. Patofisiologinya adalah infeksi yang menyebabkan peradangan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). ISPA merupakan masalah kesehatan penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. Dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan ISPA pada anak.
Pneumonia merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia yang menyebabkan kematian, terutama pada balita. Indonesia menduduki peringkat keenam untuk kasus pneumonia pada balita. Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang menginfeksi paru-paru dan menyebabkan peradangan. Gejala utamanya adalah batuk dan napas pendek. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan riwayat pasien. Penatalaksanaan berfokus
1. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang umumnya disebabkan oleh bakteri dan virus, dan menyerang anak-anak terutama yang berusia di bawah 2 tahun.
2. Gejala ISPA antara lain batuk, pilek, demam, dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Faktor risiko penularan meliputi usia, status gizi dan imunisasi, serta lingkungan yang lembab.
3. Diagnosis ISPA didasarkan pada pemeriksaan fisik se
Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia, termasuk definisi, penyebab, gejala, diagnosis, komplikasi, kelompok berisiko, pencegahan, dan pengobatan pneumonia. Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau jamur, menimbulkan gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan tes laboratorium, sementara pengobatannya umumnya menggun
ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut merupakan penyakit infeksi yang menyerang saluran pernafasan bagian atas dan bawah. Gejala umum ISPA antara lain demam, batuk, dan sesak napas. Pneumonia merupakan komplikasi ISPA yang menyerang parenkim paru dan ditandai dengan gejala demam beserta satu atau lebih gejala pernapasan. Pencegahan ISPA dan pneumonia dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan, gizi
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang merupakan penyakit umum yang diderita masyarakat. ISPA dapat menyerang bagian atas maupun bawah saluran pernapasan dan sering terjadi pada anak-anak. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, penyebab, gejala, tanda bahaya, perawatan di rumah, dan pencegahan ISPA.
Dokumen tersebut merupakan rancangan satuan acara penyuluhan mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang mencakup tujuan, subpokok bahasan, media, kegiatan, evaluasi, sumber, dan materi penyuluhan tentang ISPA seperti pengertian, klasifikasi, penyebab, gejala, penularan, pencegahan dan penanganannya.
1. Infeksi saluran pernafasan pada neonatus ditandai dengan demam, obstruksi pernafasan, dan ketidaknyamanan. 2. Diagnosis didasarkan pada kultur dan hitungan darah, sedangkan gejala utama meliputi batuk dan suara pernafasan. 3. Penatalaksanaan berfokus pada menjaga kebebasan pernafasan, menghilangkan sekret, dan menangani kecemasan orang tua.
Pneumonia merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia yang menyebabkan kematian, terutama pada balita. Indonesia menduduki peringkat keenam untuk kasus pneumonia pada balita. Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang menginfeksi paru-paru dan menyebabkan peradangan. Gejala utamanya adalah batuk dan napas pendek. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan riwayat pasien. Penatalaksanaan berfokus
1. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang umumnya disebabkan oleh bakteri dan virus, dan menyerang anak-anak terutama yang berusia di bawah 2 tahun.
2. Gejala ISPA antara lain batuk, pilek, demam, dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Faktor risiko penularan meliputi usia, status gizi dan imunisasi, serta lingkungan yang lembab.
3. Diagnosis ISPA didasarkan pada pemeriksaan fisik se
Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia, termasuk definisi, penyebab, gejala, diagnosis, komplikasi, kelompok berisiko, pencegahan, dan pengobatan pneumonia. Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau jamur, menimbulkan gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan tes laboratorium, sementara pengobatannya umumnya menggun
ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut merupakan penyakit infeksi yang menyerang saluran pernafasan bagian atas dan bawah. Gejala umum ISPA antara lain demam, batuk, dan sesak napas. Pneumonia merupakan komplikasi ISPA yang menyerang parenkim paru dan ditandai dengan gejala demam beserta satu atau lebih gejala pernapasan. Pencegahan ISPA dan pneumonia dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan, gizi
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang merupakan penyakit umum yang diderita masyarakat. ISPA dapat menyerang bagian atas maupun bawah saluran pernapasan dan sering terjadi pada anak-anak. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, penyebab, gejala, tanda bahaya, perawatan di rumah, dan pencegahan ISPA.
Dokumen tersebut merupakan rancangan satuan acara penyuluhan mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang mencakup tujuan, subpokok bahasan, media, kegiatan, evaluasi, sumber, dan materi penyuluhan tentang ISPA seperti pengertian, klasifikasi, penyebab, gejala, penularan, pencegahan dan penanganannya.
1. Infeksi saluran pernafasan pada neonatus ditandai dengan demam, obstruksi pernafasan, dan ketidaknyamanan. 2. Diagnosis didasarkan pada kultur dan hitungan darah, sedangkan gejala utama meliputi batuk dan suara pernafasan. 3. Penatalaksanaan berfokus pada menjaga kebebasan pernafasan, menghilangkan sekret, dan menangani kecemasan orang tua.
2. DEFINISI
• Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
merupakan penyakit yang sering dijumpai
dengan manifestasi ringan sampai berat.
• ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi
saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran
Pernapasan Akut.
• ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas
dan saluran pernapasan bagian bawah
• ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atau
ISPA berat, dapat menjadi pneumonia.
7. EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi ISPA th 2007 di Indonesia adalah 25,5%
(rentang: 17,5% - 41,4%) dengan 16 provinsi di
antaranya mempunyai prevalensi di atas angka
nasional.
• Kasus ISPA pada umumnya terdeteksi berdasarkan
gejala penyakit, kecuali di Sumatera Selatan lebih
banyak didiagnosis oleh tenaga kesehatan.
• Prevalensi pneumonia tahun 2007 di Indonesia adalah
2,1% (rentang: 0,8% - 5,6%).
9. EPIDEMIOLOGI
• Empat belas dari 33 provinsi mempunyai
prevalensi di atas angka nasional.
• Kasus pneumonia pada umumnya terdeteksi
berdasarkan diagnosis gejala penyakit, kecuali
di Sumatera Selatan dan Papua.
• Provinsi dengan prevalensi ISPA tinggi juga
menunjukkan prevalensi pneumonia tinggi,
antara lain Nusa Tenggara Timur,Nanggroe
Aceh Darussalam, Papua Barat, Gorontalo, dan
Papua.
10. EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi ISPA tertinggi pada balita (>35%), sedangkan
terendah pada kelompok umur 15 - 24 tahun.
• Prevalensi cenderung meningkat lagi sesuai dengan
meningkatnya umur.
• Prevalensi antara laki-laki dan perempuan relatif
sama, dan sedikit lebih tinggi di pedesaan.
Prevalensi ISPA cenderung lebih tinggi pada kelompok
dengan pendidikan dan tingkat pengeluaran RT per
kapita lebih rendah.
11. EPIDEMIOLOGI
• Karakteristik responden pneumonia serupa
dengan karakteristik responden ISPA,
kecuali pada kelompok umur ≥55 tahun (>3%)
pneumonia lebih tinggi.
• Pneumonia klinis terdeteksi relatif lebih tinggi
pada laki-laki dan satu setengah kali
lebih banyak di perdesaan dibandingkan di
perkotaan.
• Pneumonia cenderung lebih tinggi pada
kelompok yang memiliki pendidikan dan tingkat
pengeluaran RT per kapita lebih rendah.
12. Gejala & Tanda Umum
• Demam
• Sakit kepala
• Nyeri tenggorokan
• Hidung buntu, pilek
• Batuk
• Nafas cepat & dalam
• Suhu tubuh
meningkat
• Retraksi intercostal
• Gambaran paru
abnormal
• Pemeriksaan darah
abnormal
13. KLASIFIKASI ISPA
• Di atas 5 th :
• Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh
adanya tarikan dinding dada kedalam (chest
indrawing)..
• • Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh
batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan
dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong
bukan pneumonia
14. KLASIFIKASI ISPA
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit
yaitu :
• • Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan
dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik
napas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak
menangis atau meronta).
• • Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah
untuk usia 2 -12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk
usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.
• • Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan
dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
16. DEFINISI PNEUMONIA
• Pneumonia adalah inflamasi yang
mengenai parenkim paru
• Sebagian besar disebabkan oleh
mikroorganisme (virus/bakteri) dan
sebagian kecil disebabkan oleh faktor lain
18. Tempat Terjadinya..
• Pneumonia-masyarakat (community-
acquired pneumonia), bila infeksinya
terjadi di masyarakat
• Pneumonia-RS atau pneumonia
nosokomial (hospital-acquired
pneumonia).
19. Faktor resiko yang meningkatkan insiden
pneumonia
• · Umur < 2 bulan
• · Laki-laki
• · Gizi kurang
• · Berat badan lahir rendah
• · Tidak mendapat ASI memadai
• · Polusi udara
• · Kepadatan tempat tinggal
• · Imunisasi yang tidak memadai
• · Membedong anak (menyelimuti berlebihan)
• · Defisiensi vitamin A
20. • Secara umum terdapat 3 (tiga) faktor
resiko terjadinya ISPA yaitu :
– faktor lingkungan
– faktor individu anak
– serta faktor perilaku.
21. • 1. Faktor lingkungan
– a. Pencemaran udara dalam rumah
– b. Ventilasi rumah
– c. Kepadatan hunian rumah
• 2. Faktor individu anak
– a. Umur anak
– b. Berat badan lahir
– c. Status gizi
– d. Vitamin A
– e. Status Imunisasi
• 3. Faktor perilaku
22. Pengaruh Usia
ï‚— Usia pasien merupakan faktor yang
memegang peranan penting pada
perbedaan dan kekhasan pneumonia anak
ï‚— Terutama dalam spektrum
oEtiologi
oGambaran klinis
oStrategi pengobatan
23. Etiologi
ï‚— Neonatus dan bayi kecil
o Streptokokus grup B
o Bakteri gram negatif seperti E. Colli,
Pseudomonas sp, atau Klebsiella sp
o Chlamydia trachomatis
ï‚— Bayi yang lebih besar dan anak balita
o Streptococcus pneumoniae
o Haemophillus influenzae tipe B
o Staphylococcus aureus
24. Viral Pneumonia
ï‚— Penyebab utama pneumonia di negara maju
ï‚— Etiologi virus tersering :
o Respiratory Syncytial Virus (RSV)
o Rhinovirus
o Virus Parainfluenzae
ï‚— Secara klinis, umumnya pneumonia bakteri
sulit dibedakan dengan pneumonia virus.
27. Gejala Infeksi Umum
• Demam
• Sakit kepala
• Gelisah
• Malaise
• Penurunan napsu makan
• Keluhan gastrointestinal seperti mual,
muntah, atau diare
29. Pneumonia Pada Neonatus dan
Bayi Kecil
• Sering terjadi akibat transmisi vertikal ibu-
anak yang berhubungan dengan proses
persalinan
• Infeksi terjadi akibat kontaminasi dengan
sumber infeksi dari ibu, misalnya melalui
aspirasi mekonium, cairan amnion, atau
dari serviks ibu.
30. Pneumonia Pada Neonatus dan
Bayi Kecil
ï‚— Serangan apnea
ï‚— Sianosis
ï‚— Merintih
ï‚— Napas cuping hidung
ï‚— Takipnea
ï‚— Letargi, muntah
ï‚— Tidak mau minum
ï‚— Takikardi atau bradikardi
ï‚— Retraksi subkosta
ï‚— Demam
32. Pneumonia Pada Neonatus dan
Bayi Kecil
• Angka mortalitas sangat tinggi di negara
maju, yaitu dilaporkan 20-50%
• Angka kematian di Indonesia dan di
negara berkembang lainnya diduga lebih
tinggi
33. Faktor resiko yang meningkatkan angka
kematian pneumonia
• · Umur < 2 bulan
• · Tingkat sosial ekonomi rendah
• · Gizi kurang
• · Berat badan lahir rendah
• · Tingkat pendidikan ibu yang rendah
• · Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah
• · Kepadatan tempat tinggal
• · Imunisasi yang tidak memadai
• · Menderita penyakit kronis
34. Diagnosis
ï‚—Predikator paling kuat pneumonia adalah
demam, sianosis, dan lebih dari satu
gejala respiratori sebagai berikut :
o Takipnea
o Batuk
o Napas cuping hidung
o Retraksi
o Ronki
o Suara napas melemah
36. Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana
Untuk Pelayanan Kesehatan Primer
Bayi berusia dibawah 2 bulan
ï‚—Pneumonia
o Bila ada napas cepat atau sesak napas
o Harus dirawat dan diberikan antibiotik
ï‚—Bukan pneumonia
o Tidak ada napas cepat atau sesak napas
o Tidak perlu dirawat, cukup diberikan
pengobatan simptomatis
37. Tatalaksana
• Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap
adalah pengobatan kausal dengan
antibiotika yang sesuai, serta tindakan
suportif
• Antibiotik dipilih berdasarkan pengalaman
empiris, yaitu kemungkinan etiologi
penyebab dengan mempertimbangkan
usia dan keadaan klinis pasien serta faktor
epidemiologis
38. • Keluarga perlu mengetahui serta mengamati tanda
keluhan dini pneumonia dan kapan mencari pertolongan
dan rujukan pada sistem pelayanan kesehatan
• Dalam penanganan ISPA tingkat keluarga
keseluruhannya dapat digolongkan menjadi 3 (tiga)
kategori yaitu:
– perawatan penunjang oleh ibu balita
– tindakan yang segera dan pengamatan tentang perkembangan
penyakit balita
– pencarian pertolongan pada pelayanan kesehatan