Aset Based Community Development untuk pendidikanSabarinaNurSarah
油
Aset Based Community Development untuk pendidikan Aset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanvAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanvAset Based Community Development untuk pendidikanvvvAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanvvAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanvAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanvAset Based Community Development untuk pendidikanvvvvvAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanvAset Based Community Development untuk pendidikanvAset Based Community Development untuk pendidikanvvvvAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanvvAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untuk pendidikanAset Based Community Development untu
Intip Secuplik Program Pendidikan Guru Penggerak-Sosialisasi.pptxSTEFANISANGGELIAALFA
油
Program Guru Penggerak bertujuan untuk meningkatkan peran guru sebagai pelopor pembelajaran di sekolah. Program ini menekankan pada pengembangan kompetensi guru untuk menerapkan pembelajaran berbasis kebutuhan siswa dan pengelolaan sumber daya sekolah secara efektif. Guru diharapkan dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal.
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merupakan kemampuan dalam...amiruddinrahim
油
Sekolah digambarkan sebagai ekosistem yang saling berkaitan antara unsur biotik dan abiotik. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling berhubungan dan memengaruhi faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran, mengelola sumber daya ekosistem sekolah dapat dilakukan dengan mengembangkan asset-aset tersebut berdas
Komunitas Belajar (Kombel) merupakan salah satu bentuk pengimplementasian Kurikulum Merdeka. Dimana, sekelompok Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) belajar bersama dan berkolaborasi secara terjadwal serta berkelanjutan
Modul ini membahas tentang pengelolaan sumber daya dalam pembelajaran, termasuk mengelola potensi murid, sarana prasarana, dan lingkungan sekolah untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Guru diharapkan dapat memetakan dan memanfaatkan berbagai aset yang ada guna meningkatkan proses dan hasil pembelajaran serta peningkatan mutu pendidikan.
Elaborasi Pemahaman Modul 3.2 Angkt.11.pdfAlionAmardi1
油
Modul 3.2 bertujuan untuk memberikan
paradigma perubahan berpikir positif untuk dapat
mengembangkan potensi sekolah
Modul 3.2 menjadi penguatan sekaligus tempat
latihan mengaplikasikan konsep berpikir positif
CGP yang sudah terbangun dari modul-modul
sebelumnya (Modul 1 dan modul 2)
Maksud pendidikan itu adalah
menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar
mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat
Karakteristik PKBA (Pengembangan Komunitas Berbasis Aset)
1
Mempraktikkan dialog berkelanjutan dan partisipasi anggota masyarakat.
Bagaimana sekolah kami mempraktikkan dialog berkelanjutan terjadi yang
sekaligus mendorong perilaku yang menghargai keragaman antar warga sekolah
demi masa depan murid-murid.
2
Menumbuhkan komitmen terhadap tempat, yaitu perilaku akan memperkuat koneksi
warga baik komunitas, lingkungan, dan ekonomi lokal mereka.
Bagaimana sekolah memperkuat komitmen warga sekolah untuk saling bergotong
royong demi kemajuan murid-murid.
3
Membangun koneksi dan kolaborasi.
Bagaimana sekolah mendorong perencanaan dan tindakan dilakukan secara
Kolaboratif dan melibatkan warga sekolah, masyarakat sekitar, organisasi yang
ada, dan aset lainnya.
Mengenal dirinya sendiri dan membangun aset yang ada.
Bagaimana sekolah bisa fokus pada pembangunan sumber daya yang tersedia,
kapasitas yang kita miliki, serta kekuatan dan aspirasi yang sudah ada.
5
Membentuk masa depannya.
Bagaimana sekolah menciptakan visi sebagai perwakilan dari cita-cita yang ingin
diwujudkan pada murid-muridnya.
6
Bertindak dengan obsesi ide dan peluang.
Bagaimana sekolah mendorong pencarian tanpa akhir untuk ide-ide baru dan tepat,
pengembangan sumber daya internal dan eksternal. Dari pada menanyakan Ada masalah
apa? dan Bagaimana memperbaikinya?, lebih baik bertanya Apa yang telah berhasil
dilakukan? dan Bagaimana mengupayakan agar lebih baik lagi?
Manusia
Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
SDM dengan pengetahuan, kecerdasan, keterampilan yang ada di komunitas,
masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Bisa siapapun.
Fisik
Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses
pembelajaran.
Infrastruktur atau sarana prasarana
Lingkungan/alam
Potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam
upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup.
Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari
pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan
kembali.
Bisa dalam bentuk norma atau aturan yang mengikat warga
masyarakat.
bisa dalam bentuk kelompok, komunitas, institusi, lembaga,
asosiasi, dan sebagainya.
Politik
Berkaitan dengan kebijakan dan kekuasaan
Kemampuan kelompok untuk memengaruhi distribusi sumber
daya di dalam unit sosial
Contoh: kepala sekolah yang akan menggunakan
kewenangannya untuk membuat kebijakan-kebijakan yang
mengakomodi
Dokumen ini membahas mengenai modal dan aset daerah Kecamatan Kepahiang dan sekitarnya yang terdiri dari modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, dan modal agama/budaya.
Intip Secuplik Program Pendidikan Guru Penggerak-Sosialisasi.pptxSTEFANISANGGELIAALFA
油
Program Guru Penggerak bertujuan untuk meningkatkan peran guru sebagai pelopor pembelajaran di sekolah. Program ini menekankan pada pengembangan kompetensi guru untuk menerapkan pembelajaran berbasis kebutuhan siswa dan pengelolaan sumber daya sekolah secara efektif. Guru diharapkan dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal.
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merupakan kemampuan dalam...amiruddinrahim
油
Sekolah digambarkan sebagai ekosistem yang saling berkaitan antara unsur biotik dan abiotik. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling berhubungan dan memengaruhi faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran, mengelola sumber daya ekosistem sekolah dapat dilakukan dengan mengembangkan asset-aset tersebut berdas
Komunitas Belajar (Kombel) merupakan salah satu bentuk pengimplementasian Kurikulum Merdeka. Dimana, sekelompok Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) belajar bersama dan berkolaborasi secara terjadwal serta berkelanjutan
Modul ini membahas tentang pengelolaan sumber daya dalam pembelajaran, termasuk mengelola potensi murid, sarana prasarana, dan lingkungan sekolah untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Guru diharapkan dapat memetakan dan memanfaatkan berbagai aset yang ada guna meningkatkan proses dan hasil pembelajaran serta peningkatan mutu pendidikan.
Elaborasi Pemahaman Modul 3.2 Angkt.11.pdfAlionAmardi1
油
Modul 3.2 bertujuan untuk memberikan
paradigma perubahan berpikir positif untuk dapat
mengembangkan potensi sekolah
Modul 3.2 menjadi penguatan sekaligus tempat
latihan mengaplikasikan konsep berpikir positif
CGP yang sudah terbangun dari modul-modul
sebelumnya (Modul 1 dan modul 2)
Maksud pendidikan itu adalah
menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar
mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat
Karakteristik PKBA (Pengembangan Komunitas Berbasis Aset)
1
Mempraktikkan dialog berkelanjutan dan partisipasi anggota masyarakat.
Bagaimana sekolah kami mempraktikkan dialog berkelanjutan terjadi yang
sekaligus mendorong perilaku yang menghargai keragaman antar warga sekolah
demi masa depan murid-murid.
2
Menumbuhkan komitmen terhadap tempat, yaitu perilaku akan memperkuat koneksi
warga baik komunitas, lingkungan, dan ekonomi lokal mereka.
Bagaimana sekolah memperkuat komitmen warga sekolah untuk saling bergotong
royong demi kemajuan murid-murid.
3
Membangun koneksi dan kolaborasi.
Bagaimana sekolah mendorong perencanaan dan tindakan dilakukan secara
Kolaboratif dan melibatkan warga sekolah, masyarakat sekitar, organisasi yang
ada, dan aset lainnya.
Mengenal dirinya sendiri dan membangun aset yang ada.
Bagaimana sekolah bisa fokus pada pembangunan sumber daya yang tersedia,
kapasitas yang kita miliki, serta kekuatan dan aspirasi yang sudah ada.
5
Membentuk masa depannya.
Bagaimana sekolah menciptakan visi sebagai perwakilan dari cita-cita yang ingin
diwujudkan pada murid-muridnya.
6
Bertindak dengan obsesi ide dan peluang.
Bagaimana sekolah mendorong pencarian tanpa akhir untuk ide-ide baru dan tepat,
pengembangan sumber daya internal dan eksternal. Dari pada menanyakan Ada masalah
apa? dan Bagaimana memperbaikinya?, lebih baik bertanya Apa yang telah berhasil
dilakukan? dan Bagaimana mengupayakan agar lebih baik lagi?
Manusia
Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
SDM dengan pengetahuan, kecerdasan, keterampilan yang ada di komunitas,
masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Bisa siapapun.
Fisik
Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses
pembelajaran.
Infrastruktur atau sarana prasarana
Lingkungan/alam
Potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam
upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup.
Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari
pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan
kembali.
Bisa dalam bentuk norma atau aturan yang mengikat warga
masyarakat.
bisa dalam bentuk kelompok, komunitas, institusi, lembaga,
asosiasi, dan sebagainya.
Politik
Berkaitan dengan kebijakan dan kekuasaan
Kemampuan kelompok untuk memengaruhi distribusi sumber
daya di dalam unit sosial
Contoh: kepala sekolah yang akan menggunakan
kewenangannya untuk membuat kebijakan-kebijakan yang
mengakomodi
Dokumen ini membahas mengenai modal dan aset daerah Kecamatan Kepahiang dan sekitarnya yang terdiri dari modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, dan modal agama/budaya.
Dokumen tersebut membahas mengenai berbagai modal/aset daerah yang dimiliki Kabupaten Kepahiang khususnya Kecamatan Kepahiang dan strategi pemanfaatannya, meliputi modal manusia, sosial, fisik, alam, finansial, politik, dan agama/budaya."
Dokumen tersebut membahas tentang koneksi antar materi modul 3.2 tentang pengelolaan sumber daya di sekolah. Terdapat beberapa poin penting yang dijelaskan, yaitu: 1) Sekolah merupakan ekosistem pendidikan yang terdiri atas faktor biotik dan abiotik yang saling berinteraksi; 2) Terdapat berbagai sumber daya di sekolah yang dapat dikelola secara tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; 3
Video ini menggambarkan upaya seorang guru dalam memanfaatkan sumber daya sekolah untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Guru tersebut bekerja sama dengan kepala sekolah dan rekan guru lain untuk merancang perubahan kelas, mendiskusikan harapan siswa untuk kelas impian, dan membantu mereka merencanakan dan merealisasikan kelas baru.
Dokumen ini membahas mengenai modal dan aset daerah Kecamatan Kepahiang dan sekitarnya yang terdiri dari modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, dan modal agama/budaya.
Ringkasan dari jurnal refleksi tersebut adalah:
Jurnal refleksi tersebut membahas pengalaman belajar melalui modul 3.2 tentang peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, dimana peserta belajar memahami pentingnya berpikir berbasis aset daripada berfokus pada kekurangan. Peserta belajar belajar untuk mengelola tujuh jenis aset sekolah untuk mengoptimalkan kualitas pembelajaran.
Undangan diskusi implementasi pemetaan dan strategi pemanfaatan aset SMPN 1 Kepahiang oleh calon guru penggerak pada program pendidikan guru penggerak. Diskusi akan berlangsung pada Senin, 27 Februari 2023 pukul 08.00 di Aula SMPN 1 Kepahiang.
Negosiasi #PlasticTreaty (Traktat Plastik) soal jadwal, waktu dan lokasi belum diumumkan resmi oleh UNEP
#AMDK muncul lagi, tetapi yang dibahas fokus kepada soal usia kelayakan pakai galon dan juga soal #gelasplastik yang tidak #layakdaurulang.
KLH berketetapan menutup sebanyak 306 TPA sampah di seluruh Indonesia karena menerapkan sistem pembuangan terbuka yang dinilai berbahaya terhadap lingkungan
2. Jurnal refleksi saya kali ini menggunakan model 4C, yaitu
Connection, Challenge, Concept, Change. Model ini dikembangkan
oleh Ritchhart Curch dan Morrison (2011)
MODEL REFLEKSI
Apa keterkaitan materi
yang didapat dengan
peran Anda sebagai Calon
guru Penggerak?
CONNECTION
Adakah ide, materi, atau
pendapat dari
narasumber yang berbeda
dari praktik yang Anda
jalankan selama ini?
CHALLENGE
Ceritakan konsep-konsep
utama yang Anda pelajari
dan menurut Anda
penting untuk terus
dibawa selama menjadi
Calon Guru Penggerak
atau bahkan setelah
menjadi guru.
Apa perubahan dalam diri
Anda yang ingin Anda
lakukan setelah
mendapatkan materi pada
hari ini?
CONCEPT CHANGE
3. Banyak hal atau peristiwa yang terjadi pada minggu ini, utamanya saat mempelajari modul
3.2 ini sehingga banyak hal dan ilmu baru yang saya dapatkan. Melalui alur MERDEKA,
kami memahami materi secara mendalam. Menariknya, saat di alur Ruang kolaborasi kami
berdiskusi, berlatih untuk memetakan aset yang ada di sekolah. Dilanjutkan dengan alur
Elaborasi kami bertemu dengan narasumber yang sangat hebat, sehingga pemahaman kami
dikuatkan. Pada alur Koneksi antar materi kami dapat mengaitkan materi Pengelolaan
Sumber Daya ini dengan modul sebelumnya. Kemudian modul ini kami Aksi Nyata agar
dapat memetakan dan mengoptimalkan aset yang ada di sekolah kami. Pada Aksi Nyata
kami melakukan diskusi bersama guru, murid, maupun wali murid.
Akhir minggu ini, kita awali dengan alur mulai diri, eksplorasi konsep modul 3.3 dan
lokakarya 4.
CONNECTION
01
4. Materi modul 3.2 Peran pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
mengajarkan kami sebagai calon guru penggerak, untuk dapat berfikir
berbasis aset, dimana kami dapat mengelola aset yang kami miliki (dari
pemetaan 7 aset utama) untuk dapat mengoptimalkan kualitas pembelajaran
yang berpusat pada murid.
Ketujuh aset yang ada, mulai dari aset manusia, sosial, fisik, lingkungan/alam,
agama dan budaya, politik dan finansial diharapkan dapat menjadi kekuatan
sekolah yang mendukung program-program sekolah.
CONNECTION
02
5. CHALLENGE
Bersama fasilitator pada
ruang kolaborasi kami
dimantapkan tentang
pentingnya mengetahui
aset apa saja yang harus
dioptimalkan sehingga
didapatkan sebuah solusi
untuk mengembangkan
sekolah.
Sebelum mempelajari
modul 3.2 ini, saya
cenderung berpikir
berbasis kekurangan
(defisit). Setelah saya
belajar melewati alur
MERDEKA, mindset saya
berubah. Sebuah solusi
bisa didapat dengan
mengelola aset yang ada
secara benar.
Bersama instruktur pada
Elaborasi pemahaman
kami semakin yakin
untuk dapat mengelola
sekolah dengan kekuatan
modal yang kami miliki,
baik itu modal internal
maupun eksternal yang
tidak kalah pentingnya
untuk diberdayakan
6. Modal manusia
Modal sosial
Modal fisik
Modal Finansial
Modal alam/lingkungan
Modal Politik
Modal agama dan Budaya
Konsep yang sangat penting (utama) adalah melakukan pemetaan aset sekolah
berdasarkan 7 modal aset yang meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dari kegiatan pemetaan ini kita dapat mengetahui dan memaksimalkan
penggunaan aset sekolah. Juga terus mengembangkan komunitas sekolah berbasis
aset menekankan pada kemandirian dari komunitas untuk menyelesaikan
tantangan yang dihadapi melalui kekuatan dan potensi yang ada dalam diri.
CONCEPT
03
7. Perubahan yang ingin saya lakukan adalah mengaplikasikan apa yang telah saya
pelajari pada modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan Sumber Daya. Sehingga merubah
pola pikir yang semula berpikir berbasis masalah menjadi berpikir berbasis aset.
Serta mengajak komunitas praktisi serta rekan sejawat terutama di lembaga sekolah
saya untuk menerapkan berpikir berbasis aset karena pendekatan berbasis aset ini
merupakan sebuah cara untuk menemukan dan menggali hal-hal yang positif.
Dengan menggunakan kekuatan sebagai kekuatan berpikir sehingga secara bersama-
sama bahu membahu membangun sekolah tercinta dengan potensi yang dimilikinya,
fokus pada pembangunan sumber daya yang ada di sekolah dalam rangka mewujudkan
merdeka belajar.
04
CHANGE