Konda-Kondi adalah permainan tradisional masyarakat Jawa di Johor yang melibatkan dua batang kayu dan lubang untuk memainkan permainan mengumpan dan mengejar kayu. Ia memerlukan pemain berfikiran tajam dan kuat untuk memenangi permainan ini dengan mata tertinggi. Permainan ini biasanya dimainkan bersama keluarga sebagai hiburan dan untuk mengeratkan hubungan.
Permainan tradisional Melayu seperti congkak, wau, dan konda-kondi telah ada sejak zaman dahulu sebagai hiburan dan untuk mempertahankan identiti budaya. Congkak melibatkan pemain menggerakkan biji-biji di atas papan berlubang, manakala wau dan layang-layang diterbangkan dengan menarik tali. Konda-kondi pula melibatkan pemain melempar dan memukul kayu pendek dengan kayu panjang untuk m
Makalah ini membahas potensi permainan tradisional ular naga sebagai media pembelajaran matematika himpunan. Permainan ini diadaptasi dengan memilih siswa sebagai anggota ular yang masuk ke gerbang yang dijaga dua siswa. Setelah selesai, siswa memilih kelompok kanan atau kiri sesuai himpunan Venn diagram. Permainan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi himpunan.
GAYA BAHASA Drama Tenang-Tenang Air di Tasik (BMP3073)SUFINA SHUKRI
Ìý
Beberapa nilai yang dapat diketahui pembaca dalam drama Tenang-tenang Air di Tasik ini antara lain:
1. Nilai persaudaraan dan kasih sayang. Ini dapat dilihat dari hubungan Muzafar dan Muzamir yang merupakan adik beradik kembar yang terpisah sejak kecil.
2. Nilai keberanian. Ini dapat dilihat daripada keberanian peserta-peserta kursus berkayak walaupun mereka mempunyai kecacatan
Tugas komputer 2PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN ULAR NAGA PANJAN...university of medan
Ìý
Permainan ular naga bertujuan melatih motorik kasar dan sosialisasi anak. Pemain membentuk barisan seperti ular yang mengitari dua anak sebagai "gerbang", sambil menyanyikan lagu. Anak yang tertangkap harus memilih salah satu penjaga dan bergabung dengannya. Permainan ini mengasah kognisi, bahasa, motorik dan kemampuan sosial anak.
Saya menulis untuk berkongsi pengalaman bercuti saya di kampung nenek baru-baru ini, di mana saya menghabiskan masa dengan memetik buah-buahan dan membantu nenek, serta menikmati udara segar dan aktiviti seperti
Majlis sambutan Hari Guru di sekolah saya diadakan untuk menghargai jasa guru. Acaranya termasuk ucapan, persembahan oleh murid, dan penyampaian hadiah kepada guru berjasa.
Rakan saya yang telah berpindah ke sekolah lain bertanyakan perbezaan antara sekolah lama dan barunya dalam suratnya. Saya menjawab dengan menjelaskan beberapa perbezaan seperti guru, kawan, kelas dan aktiviti kokurikulum. Saya mengucapkan harapan semoga dia cepat beradaptasi dengan persekitaran baru.
Bahan Ajar & Materi Divisi Pendidikan Kelompok KKNajelestari
Ìý
Program pendidikan di desa ini meliputi pelajaran agama, bahasa Inggris, dan matematika untuk anak-anak. Materi pelajaran terdiri dari pengenalan wudhu, sholat, huruf, angka, dan binatang. Kegiatan dilaksanakan dalam kelompok kecil setiap hari.
Kaedah penyelidikan tentang pelbagai kaum di Malaysia. Ini merangkumi kaum melayu, cina iban, india dan juga kaum yang lain. Pelbagai aspek dikaji iaitu cara hidup dalam masyarakat, perkahwinan dan juga kematian.
Congkak merupakan permainan tradisional Melayu yang telah wujud sejak zaman Kesultanan Melaka. Permainan ini melibatkan papan dan biji-biji congkak, dan dimainkan oleh dua orang. Tujuannya adalah memindahkan biji-biji ke kampung lawan sehingga tamat.
Dokumen ini membahas tentang sejarah dan jenis-jenis alat musik angklung yang berasal dari Jawa Barat. Angklung adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu dan telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Alat musik ini pertama kali dikembangkan oleh masyarakat Sunda terkait dengan upacara panen padi.
1. Tari tradisional Muna yang menggambarkan gerakan indah dan berirama antara dua orang yang berlawanan jenis dengan menghindari sentuhan secara lembut dan sopan sambil diiringi alat musik tradisional.
2. Tari tradisional Muna yang berasal dari perpaduan tari Islam dan ditarikan saat panen singkong untuk membuat kue tradisional.
3. Tari penghormatan untuk para pahlawan di Muna yang ditarikan ole
Dokumen tersebut membahas berbagai alat musik tradisional Indonesia, seperti angklung dari Sunda, gamelan dari Jawa, kacapi dari Jawa, calung dari Sunda, rindik dari Bali, gordang dari Sumatera Utara, serunai dari Aceh, djembe dari Bali, tifa dan triton dari Papua, talempong dari Minangkabau, sampek dari Kalimantan, kolintang dari Sulawesi Utara, bedug yang digunakan di berbagai
Tiga kumpulan etnik terbesar di Malaysia ialah Melayu, Cina dan India. Sabah dan Sarawak juga mempunyai pelbagai kumpulan etnik peribumi dengan budaya dan warisan yang unik.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis tari tradisional dari berbagai provinsi di Indonesia. Beberapa tari yang disebutkan antara lain Tari Saudati dari Aceh, Tari Tor Tor dari Sumatra Utara, Tari Tanggai dari Sumatra Selatan, Tari Andun dari Bengkulu, Tari Sekapur Sirih dari Jambi, Tari Jangget dari Lampung, Tari Badrong Lesung dari Banten, dan Tari Topeng serta Tari Ondel-ondel dari DKI J
Seni musik jawa barat angklung [autosaved]eliaferlanda
Ìý
Angklung adalah alat musik tradisional Jawa Barat yang terbuat dari bambu. Ia memiliki sejarah panjang sebagai bagian dari upacara keagamaan dan pertanian masyarakat Sunda. Saat ini, angklung digunakan dalam berbagai konteks hiburan dan pendidikan.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang provinsi Jawa Timur. Terdapat informasi tentang suku, bahasa, agama, ibu kota, pulau, rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas, dan lagu daerah di Jawa Timur.
Genderang Sisibah adalah alat musik tradisional Pakpak Barat yang terdiri dari sembilan gendang berukuran berbeda. Alat musik ini dimainkan dalam upacara adat untuk menyampaikan pesan dan permohonan kepada roh leluhur. Masing-masing gendang diberi nama sesuai pola ritme dan kedudukannya dalam kelompok musik.
Rakan saya yang telah berpindah ke sekolah lain bertanyakan perbezaan antara sekolah lama dan barunya dalam suratnya. Saya menjawab dengan menjelaskan beberapa perbezaan seperti guru, kawan, kelas dan aktiviti kokurikulum. Saya mengucapkan harapan semoga dia cepat beradaptasi dengan persekitaran baru.
Bahan Ajar & Materi Divisi Pendidikan Kelompok KKNajelestari
Ìý
Program pendidikan di desa ini meliputi pelajaran agama, bahasa Inggris, dan matematika untuk anak-anak. Materi pelajaran terdiri dari pengenalan wudhu, sholat, huruf, angka, dan binatang. Kegiatan dilaksanakan dalam kelompok kecil setiap hari.
Kaedah penyelidikan tentang pelbagai kaum di Malaysia. Ini merangkumi kaum melayu, cina iban, india dan juga kaum yang lain. Pelbagai aspek dikaji iaitu cara hidup dalam masyarakat, perkahwinan dan juga kematian.
Congkak merupakan permainan tradisional Melayu yang telah wujud sejak zaman Kesultanan Melaka. Permainan ini melibatkan papan dan biji-biji congkak, dan dimainkan oleh dua orang. Tujuannya adalah memindahkan biji-biji ke kampung lawan sehingga tamat.
Dokumen ini membahas tentang sejarah dan jenis-jenis alat musik angklung yang berasal dari Jawa Barat. Angklung adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu dan telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Alat musik ini pertama kali dikembangkan oleh masyarakat Sunda terkait dengan upacara panen padi.
1. Tari tradisional Muna yang menggambarkan gerakan indah dan berirama antara dua orang yang berlawanan jenis dengan menghindari sentuhan secara lembut dan sopan sambil diiringi alat musik tradisional.
2. Tari tradisional Muna yang berasal dari perpaduan tari Islam dan ditarikan saat panen singkong untuk membuat kue tradisional.
3. Tari penghormatan untuk para pahlawan di Muna yang ditarikan ole
Dokumen tersebut membahas berbagai alat musik tradisional Indonesia, seperti angklung dari Sunda, gamelan dari Jawa, kacapi dari Jawa, calung dari Sunda, rindik dari Bali, gordang dari Sumatera Utara, serunai dari Aceh, djembe dari Bali, tifa dan triton dari Papua, talempong dari Minangkabau, sampek dari Kalimantan, kolintang dari Sulawesi Utara, bedug yang digunakan di berbagai
Tiga kumpulan etnik terbesar di Malaysia ialah Melayu, Cina dan India. Sabah dan Sarawak juga mempunyai pelbagai kumpulan etnik peribumi dengan budaya dan warisan yang unik.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis tari tradisional dari berbagai provinsi di Indonesia. Beberapa tari yang disebutkan antara lain Tari Saudati dari Aceh, Tari Tor Tor dari Sumatra Utara, Tari Tanggai dari Sumatra Selatan, Tari Andun dari Bengkulu, Tari Sekapur Sirih dari Jambi, Tari Jangget dari Lampung, Tari Badrong Lesung dari Banten, dan Tari Topeng serta Tari Ondel-ondel dari DKI J
Seni musik jawa barat angklung [autosaved]eliaferlanda
Ìý
Angklung adalah alat musik tradisional Jawa Barat yang terbuat dari bambu. Ia memiliki sejarah panjang sebagai bagian dari upacara keagamaan dan pertanian masyarakat Sunda. Saat ini, angklung digunakan dalam berbagai konteks hiburan dan pendidikan.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang provinsi Jawa Timur. Terdapat informasi tentang suku, bahasa, agama, ibu kota, pulau, rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas, dan lagu daerah di Jawa Timur.
Genderang Sisibah adalah alat musik tradisional Pakpak Barat yang terdiri dari sembilan gendang berukuran berbeda. Alat musik ini dimainkan dalam upacara adat untuk menyampaikan pesan dan permohonan kepada roh leluhur. Masing-masing gendang diberi nama sesuai pola ritme dan kedudukannya dalam kelompok musik.
Dokumen tersebut memberikan daftar dan penjelasan singkat mengenai berbagai kebudayaan tradisional di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, seperti tarian, musik, permainan, dan kesenian rakyat. Termasuk di antaranya adalah Tari Ntiarasino, Tari Linda, Kantola, Hule, Kalego, Kaghati (layangan), Silat Ewa Wuna, Musik Tradisional Muna, Atraksi Kuda, dan Gambus Muna. Kebudayaan-kebudayaan ter
2. Konda Kondi.Ape benda itu?.Binatang?.Bangunan?.Ataupun
makanan?.Erm.Konda Kondi itu sebenarnya adalah permainan tradisional
kita.Saya baru sahaja mengetahui bagaimana hendak bermain pemainan
tradisional ini.Ibu saya mengajar saya bagaimana hendak bermain permainan
ini.Kami sekeluarga bermain permainan ini di pantai petang tadi.Maklum lah.Cuti
sekolah.Jadi kami meluangkan masa lapang bersama keluarga dengan bermain
permainan tradisional.Saya rasa,ramai yang tidak tahu bagaimana hendak
bermain permainan ini.Jangan risau.Saya akan terangkan.
Konda- kondi juga dikenali sebagai Perik Mata memerlukan fikiran yang tajam
dan kekuatan pemain, iaitu ketika memikir arah yang selamat untuk menguis
kayu dan mengejar kayu yang dikuis untuk mematikan pihak lawan. Permainan
ini memerlukan kawasan lapang.Peralatan yang diperlukan adalah terdiri
daripada dua batang kayu kecil berukuran, l5cm dan 30cm panjang. Kedua- dua
batang kayu ini berbentuk bulat dan berukuran 2cm garis pusat. Kayu yang
pendek dipanggil anak dan yang panjang dipanggil ibu. Lubang sedalam 15cm
juga dikorek bagi meletakkan kayu panjang.Undian secara 'wan to som'
dijalankan bagi membentuk pasukan dan menetapkan pasukan mana yang harus
memainkan terlebih dahulu.
~Permainan Pertama
Pemain pertama memulakan permainan dengan meletakkan kayu pendek
melintang lubang, kayu panjang digunakan untuk menguis kayu pendek itu
supaya melambung ke udara, setelah itu kayu panjang diletakkan semula
melintang lubang sementara itu, ahli pasukan lawan hendaklah cuba menyambut
kayu pendek yang dikuis oleh pemain itu sebelum jatuh ke tanah. Jika pasukan
lawan berjaya berbuat demikian, semua pemain daripada kumpulan yang sedang
bermain itu dikira mati. Permainan akan diambil alih pula oleh pasukan lawan,
tetapi jika pasukan lawan gagal menyambutnya, mana- mana ahli hendaklah
membalingkan kayu pendek masuk ke dalam lubang ataupun mengena kayu
panjang.Jika kayu itu masuk ke dalam lubang atau pun terkena kayu panjang
yang diletakkan melintang tadi, cuma pemain itu sahaja yang dikira mati.
Sebaliknya, jika kayu yang dibaling oleh pemain lawan itu tidak mengenai lubang
atau kayu panjang itu, pemain tersebut boleh mendapatkan mata dengan
mengira jarak kayu itu jatuh dari lubang. Satu jarak kayu panjang dikira satu
mata.
~Permainan Kedua
3. Pemain tadi akan mengambil kayu pendek dan melambungkan ke udara,
kemudian memukulnya kuat dengan kayu panjang. Dia diberi peluang sebanyak
tiga kali jika pukulan pertama atau keduanya tidak kuat.Sekali bagi pemain
lawan cuba menyambut jika tidak berjaya. Pemain tadi boleh mendapat mata,
dengan kiraan yang sama. Mata yang diperoleh dicampur dengan mata daripada
langkah pertama tadi.
~Permainan Ketiga
Seterusnya, pemain beralih kepada langkah ketiga yang dipanggil patuk ular.
Pemain menyandarkan kayu pendek di tepi lubang, kemudian mengetuk hujung
kayu pendek itu dengan kayu panjang. Jika pukulan dibuat dengan baik, kayu
pendek akan melentik ke udara. Pemain itu hendaklah bersedia untuk memukul
kayu pendek itu sebelum jatuh ke tanah, dengan menggunakan kayu panjang.
Tempat kayu pendek itu jatuh dikira mata, iaitu mengiranya dengan
menggunakan kayu panjang, kiraan mata tetap sama seperti sebelumnya.
Pasukan yang mempunyai mata tertinggi memenangi perlawanan ini
KEMPLING: SATU KESENIAN JAWA DI JOHOR
Oleh HAI ROZZAMAN JALAL
DALAM masyarakat majmuk di negara kita, pelbagai jenis kebudayaan dan
kesenian ada pada masyarakat masing-masing.
Kedatangan masyarakat Jawa ke tanah air kita terutamanya di selatan
Semenanjung beberapa kurun yang lalu telah membawa banyak kesenian
yang kini hampir dilupakan, dibawa oleh arus kemewahan teknologi moden.
Banyak kesenian masyarakay Jawa seperti kuda kepang, wayang kulit,
ketoprak, barongan, pencak silat dan kempling hampir dilupakan oleh generasi
baru kerana usaha-usaha untuk memeliharanya tiada.
Kesenian itu sesetengahnya masih hidup lagi terutama di kampung-
kampung yang dihuni oleh masyarakat Jawa di mana generasi tua masih ada.
Kempling merupakan salah satu kesenian masyarakat Jawa yang telah
wujud sejak dahulu lagi dan kini hampir dilupakan oleh masyarakat itu sendiri
tanpa ada inisiatif untuk menghidupkannya agar tidak pupus dari ingatan
generasi yang ada.
Kesenian kempling ini pada kebiasaannya dipersembahkan di majlis-majlis
keramaian seperti majlis berkhatan, perkahwinan, Maulidur Rasul, menyambut
kelahiran bayi, potong jambul dan sebagainya.
Pada dasarnya, kumpulan kempling ini ditubuhkan sebagai kesenian
hiburan masyarakat Jawa kerana pada ketika itu tiada alat-alat hiburan seperti
radio dan televisyen.
4. Selain itu, dengan adanya kumpulan kempling di sesebuah kampung,
masyarakatnya sama ada golongan tua atau muda dapat disatukan dan
berkumpul mempelajari kesenian nenek moyang mereka.
Permainan kempling ini mempunyai unsur-unsur keagamaan yang memuji-
muji kebesaran Allah SWT dan Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW.
Nazam atau lirik bagi permainan kempling ini berpandukan kepada
berzanji atau rawi.
Terdapat enam jenis alat permainan kempling yang mempunyai bunyi dan
fungsi yang berlainan.
Alat-alat itu ialah jidur, gendang, karon, kempling dan dua buah kempol.
Kesemua alat-alat ini diperbuat dari kulit kambing manakala baluhnya
daripada kayu.
Kombinasi keenam-enam alatan kempling ini melahirkan satu bunyian
yang indah dan menarik. Ada ketikanya, ia dapat didengar sehingga
beberapa kilometer terutama pada waktu malam.
Bagi memulakan permainan kempling ini, bacaan surah al-Fatihah dan
selawat ke atas Nabi Muhammad SAW dibaca terlebih dahulu. Kemudian
barulah dimulakan berpandukan bab-bab yang terdapat di dalam berzanji.
Sebenarnya permainan kempling tiada had masa yang tertentu tetapi ia
memerlukan masa yang agak panjang bergantung kepada berapa lagu dan
bab di dalam berzanji.
Pada kebiasaannya, permainan kempling ini dimainkan pada waktu
malam dan akan membawa ke pagi. Ia juga boleh dimainkan atau
dipersembahkan pada waktu siang atau malam mengikut kehendak tuan
rumah.
Mereka akan bermain secara bergilir-gilir dan berjaga dari malam hingga
ke pagi atau dipanggil "lek-lek'an" dalam bahasa Jawa.
Apabila sesebuah lagu atau bab selesai dimainkan, ia akan
diselangselikan dengan bacaan berzanji dan akan dimulakan semula apabila
bacaan satu bab berzanji tamat.
Tuan rumah akan menyediakan hidangan kuih-muih dan minuman bagi
menghilangkan rasa mengantuk para pemain kempling.
Permainan kempling ini akan ditamatkan dengan selawat ke atas Nabi
Muhammad SAW.
Sebenarnya, kesenian kempling ini merupakan salah satu cara memuji-muji
Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh masyarakat Jawa dahulu
berpandukan berzanji.
Masyarakat dahulu yang tinggal di desa-desa menggunakan kesenian
seumpama ini untuk memupuk semangat kerjasama dan muhibah sambil
berbincang mengenai masalah yang dihadapi oleh penduduk kampung itu.
Untuk itu, bagi memelihara kesenian tradisional ini agar ia terus wujud dan
kekal sebagai kesenian warisan, generasi muda perlulah berusaha untuk
mewarisinya.
5. Pihak yang bertanggungjawab dalam bidang ini perlu sama-sama
mengambil daya usaha tertentu demi kesinambungan kesenian tradisional ini
supaya tidak luput dibawa arus kemodenan dan kebudayaan liar.
[Dipetik dari akhbar TRAS, Jumaat, 28 Jun
1996] ^
KEMPELINGAN
KEMPELINGAN satu lagi kesenian yang diwarisi dari masyarakat Jawa oleh
rakyat negeri Johor. Ia adalah sejenis permainan genderang mengiringi
bacaan rawi yang diambil dari berzanji sama ada bacaannya dalam bahasa
Arab (seperti dalam berzanji), bahasa Melayu (terjemahan) atau bahasa Jawa.
Pada asasnya, peralatan Kemplingan terdiri daripada tiga jenis alat iaitu
sebuah gendang, sebuah jidur dan empat buah kempeling yang bernada
berlainan. Ada yang menamakannya sebagai kempeling, tempong, kempol
dan piong. Namun pada masa ini, peralatan berkenaan sudah bertambah
dengan sepasang markas dan sebuah tambrin hingga menjadikan permainan
Kempelingan lebih rancak dan menarik.
Rangka alat Kempelingan ini diperbuat daripada pungka (pangkal) batang
kelapa, batang cempedak, leban atau durian mengikut kesesuaiannya.
Kawasan yang terdapat kumpulan Kempelingan ini kebanyakannya di
daerah Batu Pahat dan Muar. Pemainnya terdiri daripada 10 hingga 20 orang
dan ada juga kumpulan pemainnya mempunyai 23 orang.
Selain daripada memain alat Kempelingan sebahagiannya adalah
pembaca rawi atau nazam berzanji. Masing-masing boleh bergilir ganti serta
permainan itu sering diadakan untuk memeriahkan majlis keagamaan seperti di
majlis kesyukuran, perkahwinan, potong jambul dan berkhatan.
Ia juga berperanan seperti kompang untuk mengiringi perarakan pengantin.
[Dipetik dari Kuiz Warisan Johor (30), Berita Minggu & Yayasan Warisan Johor,
2000] ^
KUMPULAN KEMPELINGAN TERTUA
KUMPULAN Kempelingan tertua di negeri Johor ialah Kumpulan Kempelingan
Kampung Parit Simpan, Senggarang, Batu Pahat.
Ia ditubuhkan pada tahun 1924 oleh Wak Taib, tokoh kempelingan yang
berasal dari Jawa.
6. Apabila kumpulan berkenaan tidak bergiat selama beberapa tahun
kemudiannya ia dipugar kembali oleh Saniman (ketua) dan Haji Marhaban
(penolong) dalam tahun 1930.
Selepas itu Haji Marhaban Kasto (tokoh kesenian Kemplingan Johor) terus
mengasuh dan memimpin hingga menjadikan beliau adalah orang yang
bertanggungjawab terhadap pembangunan kumpulan berkenaan.
Peralatan yang digunakan oleh kumpulan ini adalah alat-alat yang berasas
sahaja iaitu sebuah jidur, sebuah gendang dan empat buah kempelingan yang
berlainan nada. Alat yang terpenting dalam permainan kempelingan ialah
jidur.
Permainan ini sebenarnya mengiringi bacaan rawi dan nazam berzanji yang
dilagukan. Ia dibuat dalam bahasa Arab atau terjemahan ke bahasa Melayu.
Bacaannya dikepalai oleh seorang ketua sebagai pelagu solo diiringi empat
hingga lima orang pembaca lain sebagai suara latarnya.
Sekurang-kurangnya 18 lagu dapat dimainkan oleh kumpulan ini dalam satu-
satu persembahan.
Kumpulan Kempelingan ini mempunyai 23 orang ahli dan pernah membuat
persembahan di luar negeri seperti di Pesta Kesenian Islam Berlin, Jerman.
Pada tahun 1986, mereka sekali lagi dijemput membuat persembahan di
Perancis, Belanda dan Itali.
[Dipetik dari Kuiz Warisan Johor (31), Berita Minggu & Yayasan Warisan Johor,
2000] ^
KEMPELINGAN DI PARIT SULONG
PARIT Sulong sebuah pekan kecil terletak di antara Muar (Bandar Maharani) -
Yong Peng dan Batu Pahat (Bandar Penggaram).
Untuk ke pekan berkenaan dari arah Batu Pahat ia boleh dilalui menerusi
Jalan Parit Jalil atau Jalan Simpang Lima.
Dengan memalui Jalan Simpang Lima, kita akan melintasi Kampung Parit
Lapis Maimon di mana sebuah kumpulan kempelingan boleh didapati.
Kumpulan itu ditubuhkan sebelum merdeka (1955) dan tenaga pengajarnya
yang pertama ialah Jaafar Sulaiman.
Kemudiannya ia dipimpin oleh Sulam Husain, Tusin Salamon dan Kasmi
Othman.
Selain daripada membuat persembahan lagu-lagu rawi dan nazam berzanji
dalam bahasa Arab, kumpulan berkenaan juga boleh membuat persembahan
dalam bahasa Jawa.
Ini menyebabkan ia banyak mendapat jemputan bermain terutama di
malam-malam rewang (gotong royong membuat persiapan jamuan) untuk
majlis kenduri atau walimah pada hari keesokannya.
7. sekurang-kurangnya empat hingga lima lagu dapat dipersembahkan dalam
sekali permainan.
Peralatan kempelingan untuk kumpulan itu dibuat sendiri oleh seorang
penduduk tempatan, Shahan Sharif yang amat berpengalaman menukangi
alat-alat berkenaan.
Jidurnya diperbuat daripada pangkal batang kelapa manakala gendang-
gendang yang lain (gendang, kempelingan, tepung, kempol dan piong)
diperbuat daripada batang cempedak.
Usaha membuat alat-alat berkenaan memakan waktu yang agak lama
sehingga setengah tahun.
[Dipetik dari Kuiz Warisan Johor (32), Berita Minggu & Yayasan Warisan Johor,
2000] ^
KUMPULAN KEMPELINGAN DI MUAR
SEKITAR daerah Muar, Johor terdapat beberapa kumpulan kempelingan seperti
di Kampung Parit Kemang, Parit Kasan, Parit Gani, Melayu Raya, Parit Satu dan
Parit Dua Sagil.
Di Kampung Parit Kasan, kumpulan kempelingan ini disebut sebagai
perkumpulan 'kempeling' sahaja, pada hal 'kempeling' itu adalah satu
daripada alat yang digunakan.
Kumpulan itu diketuai oleh Wahid Rebin dengan jurulatihnya Haji Tamyiz Alias.
Pada tahun ini, kumpulan berkenaan tersenarai dalam Projek Pemuliharaan
Kesenian Kemplingan Johor.
Peralatan yang digunakan terdiri daripada enam jenis alat tabuhan iaitu
jidur, gendang, kempeling, karon dan dua buah kempol.
Karon memainkan nada untuk meningkah tiga peralatan lain: kempeling dan
dua buah kempol.
Kombinasi keenam-enam peralatan ini dapat melahirkan irama yang
sungguh menarik untuk mengiringi bacaan rawi atau nazam petikan daripada
berzanji.
Sebenarnya, untuk mempelajari kesenian kempelingan ini memakan waktu
yang agak panjang kerana setiap pemain diperlukan untuk menghayati rentak
irama, kaedah menabuh dan cara memasukkan lagu nazam atau bacaan
rawi.
Seperti halnya, bermain kompang, kompang jidur atau mana-mana
genderang, kemasukan nada tingkah yang tidak tepat akan merosakkan irama
lagu yang dimainkan.
Bagi seseorang ketua kumpulan, peningkahan nada alat-alat permainan
inilah yang sangat diperhatikan.
8. [Dipetik dari Kuiz Warisan Johor (33), Berita Minggu & Yayasan Warisan Johor, 13 OGOS 2000]
JIDUR GENDANG
KEMPLING
KEMPOL KARON
BERZANJI
9. Batu Seremban juga dikenali sebagai permainan Selambut atau Serembat. Kanak-kanak
perempuan gemar memainkannya secara individu dan kebiasaannya dimainkan secara
berkumpulan seramai dua hingga empat orang atau lebih.
Guli kaca, biji getah, ketulan batu kerikil sederhana besar atau ketulan-ketulan objek lain
berbentuk bulat biasanya digunakan oleh kanak-kanak dalam permainan ini sebanyak lima
biji. Objek-objek ini dikenali sebagai buah.
Permainan ini sering dimainkan diwaktu lapang, di serambi rumah, di dalam rumah atau
dimana sahaja yang mereka gemari dengan memerlukan permukaan yang rata dan bersih.
Para pemain hendaklah duduk di atas lantai, dengan cara begini memudahkan permainan
tersebut dimainkan.
Menentukan Giliran
Sebelum permainan dimulakan, seorang demi seorang pemain dikehendaki menimbang
buah, bagi mendapatkan mata sebagai penentuan siapa yang akan bermain dahulu sebagai
pemain pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Cara menimbang buah adalah dengan
kesemua buah diletakkan di atas tapak tangan dan dilambung keudara, kemudiannya
hendaklah disambut pula dengan belakang tapak tangan. Jumlah buah yang dapat disambut
itu adalah dikira sebagai mata.
Cara Bermain
Dalam bermain Batu Seremban ini terdapat beberapa peringkat atau cara sambutan buah
yang berlainan. Bermula dengan peringkat pertama yang mudah dengan menggunakan
sebiji buah yang dinamakan sebagai buah satu hinggalah kepada peringkat lebih tinggi atau
peringkat yang teratas dinamakan buah tujuh.
Buah Satu
Kesemua buah hendaklah diselerakkan dengan cara menabur di atas lantai, berkeadaan
buah-buah itu tidak bersentuhan antara satu dengan yang lain. Sebiji buah diambil untuk
dijadikan ibu, dan ibu hendaklah dilambungkan keudara, dalam masa yang sama sementara
buah ibu masih berada diudara, sebiji lagi buah hendaklah dikutip. Dalam masa yang sama
pemain hendaklah menyambut buah ibu, apabila telah disambut sebiji buah hendaklah
digenggam di dalam tangan yang sebelah lagi. Perlakuan begini dibuat berterusan sehingga
kesemua buah di atas lantai itu habis dilambung dan disambut.
10. Buah Dua
Cara buah dua dimainkan adalah serupa seperti buah satu, tetapi buah yang dikutip
mestilah dengan dua biji serentak, ini bermakna hanya dua kali lambungan buah ibu
dilakukan.
Buah Tiga
Buah tiga pula terdapat sedikit perbezaan. Langkah pertama adalah dengan mengutip sebiji
buah dahulu, pada lambungan kali kedua pemain hendaklah mengutip tiga biji buah
serentak.
Buah Empat
Pemain mengutip kesemua empat biji buah di atas lantai dan dalam masa yang sama
hendaklah menyambut buah ibu yang telah dilambungkan.
Buah Lima
Diperingkat ini urutan dari memainkan buah empat, sementara di dalam tangan
tergenggam lima biji buah, sebiji dari buah hendaklah dilambungkan dan empat biji buah
baki hendaklah diletakkan di atas lantai pula serta menyambut buah ibu sahaja.
Buah Enam
Ditahap buah enam terdapat perbezaan, ianya juga dinamakan buah tukar dimana dua biji
buah dijadikan buah ibu. Apabila sebiji daripadanya dilambungkan ke udara maka sebiji lagi
buah ibu itu hendaklah ditukarkan dengan buah lain yang terdapat di atas lantai, sehingga
selesai.
Buah Tujuh
Buah tujuh adalah urutan dari peringkat permainan buah enam. Dua biji buah yang masih
berada di dalam tangan hendaklah dilambungkan serantak. Sementera itu sebiji buah
hendaklah dikutip. Buah ibu hendaklah disambut dengan kedua belah tangan, sebiji
disebelah kanan dan sebiji lagi disebelah kiri. Pada buah ibu yang terakhir dilambungkah
hendaklah juga disambut.
Menimbang
Setelah selesai kesemua peringkat dilalui, pemain hendaklah menimbang buah untuk
mendapatkan mata. Menimbang buah diperingkat ini ada dua kaedah. Cara pertama sama
seperti permulaan menentukan pemain, mata dikira hanya mengikut bilangan biji buah
yang dapat ditimbang. Tetapi jika buah yang ditimbang itu disambut dengan cara
mencangkuk, maka mata dikira sekali ganda dari jumlah biji buah yang dapat disambutnya.
Sekiranya pemain dapat bermain sehingga keperingkat menimbang dengan memperolehi
mata, maka pemain tersebut boleh meneruskan permainan semula, buah satu dan
seterusnya sehingga mati.
11. Mati Permainan
Sekiranya ibu tidak dapat disambut atau semasa mengutip buah di atas lantai tangan
mengenai biji buah yang lain atau tidak dapat mengutip buah sehingga ibu jatuh atau
semasa menimbang buah dan pemain tidak dapat walau sebiji buah ianya dikira mati
(permainan ditamatkan) dan permainan akan diserahkan kepada pemain seterusnya.
Permainan ini dikenali juga sebagai sepak bulu ayam, sebuyam atau chapteh. Dimainkan di
luar rumah oleh kanak-kanak lelaki seramai dua atau lebih. Jika terdapat ramai yang
bermain, kumpulan dengan terdiri beberapa orang boleh dibentuk.
Permainan ini adalah seperti permainan sepak raga, tetapi bola yang digunakan adalah dari
bulu ayam yang telah dibentuk seperti sejambak bunga.
Membuat Bola
Beberapa bahan asas diperlukan bagi membuat bola bulu ayam ini. Beberapa helai bulu
ayam yang terdapat pada ekor atau kepak ayam (tidak kurang dari tiga helai). Sebatang
paku sederhana besar, kepingan tiub tayar yang telah dibentuk bulat berukuran antara
4sm. garispusat dan getah skrap atau getah gelang sebagai pengikat.
Beberapa keping getah tiub yang telah dibentuk bulat hendaklah dicucok paku menembusi
ditengah-tengahnya. Lima helai bulu ayam sama panjang dilekatkan disekeliling paku tadi
dan diikat dengan getah sekrap atau getah gelang dengan kemas. Jika untuk mendapatkan
kekemasan bola tersebut sejenis gam yang kuat boleh digunakan sebelum ikatan dibuat.
Cara Bermain
Sebelum permainan dimulakan undian dijalankan terbelih dahulu bagi menentukan giliran.
Undian secara lai lai li tam plong untuk semua pemain bagi menentukan siapa yang perlu
memulakan terlebih dahulu mengikut gilirannya. Penentuan mata samada jumlah
timbangan terbanyak atau penetapan jumlah mata tertentu juga harus dipersetujui terlebih
dahulu.
Pemain disyaratkan menimbang bola bulu ayam tersebut dengan menggunakan tepi tumit
kaki (tepi kaki sebelah dalam) sahaja atau juga dengan lutut. Sepakan tidak dibenarkan,
jika dilakukan oleh pemain, ia dikira mati dan giliran pemain seterusnya mengambil alih
pula. Permainan juga dikira mati sekiranya bola jatuh ketanah.
Mata dikira dengan cara, pemain mestilah menimbang bola tanpa henti atau mati dengan
seberapa banyak timbangan yang dapat dilakukan. Pemain yang mendapat mata terendah
jumlah timbangan dikira kalah, dan ia akan dikenakan denda. Pemain yang kalah
dikehendaki melambungkan bola kepada pemenang, dan pemenang pula mestilah
menimbang bola sebanyak tiga kali, sekiranya pemenang gagal berbuat demikian maka
denda terhadap pemain yang kalah akan dikira tamat.
Pusingan seterusnya boleh dilakukan beberapa kali, pemain yang memenangi disetiap
pusingan atau jumlah kemenangan banyak kali dan melebihi dari yang lainnya dikira juara.
12. Permainan guli ialah melontarkan guli dengan tepat mengenai sasarannya. Ia biasanya
dimainkan oleh kanak-kanak lelaki berumur antara tujuh dan dua belas tahun. Jumlah
pemain tidak melebihi lima orang.
Kawasan tanah rata dan lapang adalah gelanggang yang sesuai untuk tempat bermain guli.
Biji guli yang digunakan untuk permainan ini adalah jenis guli yang diperbuat daripada batu
kapur, berwarna putih dan sebesar ibu jari kaki.
Gelanggang
Satu bulatan dilukiskan di atas tanah berukuran garispusat 1m. Ditengah-tengah bulatan
tersebut dilekukkan sebuah lubang sebesar 10sm. lebar dan sedalam 7sm. dengan
menggunakan tumit kaki yang dihentakkan ketanah. Lubang tersebut dinamakan lubang
induk. Satu garisan lurus dibina dengan jarak 3m. daripada garisan besar tersebut. Garisan
ini adalah sebagai penanda mula tempat permainan.
Cara Bermain
Untuk memulakan permainan setiap pemain hendaklah meleretkan biji guli masuk ke dalam
lubang induk. Guli yang masuk ke dalam lubang induk atau yang terhampir adalah dikira
sebagai pemain yang pertama memulakan permainan dan diikuti oleh guli-guli kedua
hampir dan seterusnya.
Pemain pertama akan menjentik gulinya kepada semua guli yang berada di dalam kawasan
bulatan agar terkeluar. Sekiranya jentikan tidak mengena ia dikira mati dan pemain kedua
akan membuat jentikan kepada guli-guli yang ada, begitulah seterusnya sehingga semua
pemain selesai membuat jentikan ke atas guli pemain lainnya.
Pemain boleh melepaskan gilirannya tetapi dengan syarat, ia mestilah memasukkan guli
miliknya ke dalam lubang induk terlebih dahulu. Pemain akan memastikan guli miliknya
sentiasa berada berhampiran dengan lubang induk setiap kali jentikan dilakukan. Ini
memudahkan mereka mengawal permainan.
Setiap pertukaran giliran kepada pemain berikutnya, pemain yang mengambil alih giliran
dikehendaki memasukkan guli miliknya ke dalam lubang induk terlebih dahulu sebelum
boleh menjetik guli lawan. Sekiranya guli tidak masuk ke dalam lubang induk, giliran untuk
pemain lain diberikan.
Kiraan mata berdasarkan banyaknya jumlah jentikan dibuat terhadap guli lawan sehingga
semua pemain selesai giliran.
Dua cara dendaan akan dikenakan terhadap pemain yang memungut jumlah mata
terendah. Pemain yang kalah akan memasukkan guli miliknya kedalam lubang induk dan
semua pemain akan memangkah guli tersebut. Cara kedua adalah dengan setiap pemain
menjentik sekali seorang ke atas guli yang kalah itu jauh dari kawasan bulatan.