1.4.j Koneksi antar Materi tentang budaya positifTutiOktaviani
油
#merdekabelajar
#guruberbagi
#semangatberbagi
#idepraktikbaik
#terubelajar
#terus berkarya
#janganlemah
#budayapositif #disiplinpositif #keyakinankelas #kebutuhan dasar manusia #motivasi manusia dalam berbuat
5 posisi kontrol ada sebagai penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, dan manajer
A. Penerapan budaya positif di sekolah memerlukan kerja sama antara semua pihak, termasuk guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat. Guru berperan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendorong tumbuhnya motivasi internal siswa.
Koneksi Antar Materi Modul 1.4_Pirdayati_20240818_100716_0000.pptxpirdayati72
油
Modul ini berisikan bahasan tentang budaya positif yang ada disekolah yang mencakup konsep-konsep sepertidisiplin positif, teori kontrol, motivasi, penghargaan, posisikontrol guru dll. modul ini juga berisi pentingnya melibatkan siswa dan mengubah posisi kontrol guru menjadi manajer dalam menciptakan budaya positif di kelas. modul ini adalah rangkuman dari semua modul yang ada di 1.4
Koneksi Antar Materi Modul 1.4_Pirdayati_20240818_100716_0000.pptxpirdayati72
油
Modul ini berisikan bahasan tentang budaya positif yang ada disekolah yang mencakup konsep-konsep sepertidisiplin positif, teori kontrol, motivasi, penghargaan, posisikontrol guru dll. modul ini juga berisi pentingnya melibatkan siswa dan mengubah posisi kontrol guru menjadi manajer dalam menciptakan budaya positif di kelas. modul ini adalah rangkuman dari semua modul yang ada di 1.4
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
Tutorial ini menjelaskan langkah-langkah lengkap dalam membuat halaman website menggunakan Divi Builder, sebuah visual builder yang memungkinkan pengguna membangun website tanpa perlu coding.
Proses dimulai dari instalasi & aktivasi Divi, pembuatan halaman baru, hingga pemilihan layout yang sesuai. Selanjutnya, tutorial ini membahas cara menambahkan section, row, dan module, serta menyesuaikan tampilan dengan tab Design untuk mengatur warna, font, margin, animasi, dan lainnya.
Optimalisasi tampilan website juga menjadi fokus, termasuk pengaturan agar responsif di berbagai perangkat, penyimpanan halaman, serta penetapan sebagai homepage. Penggunaan Global Elements & Reusable Templates turut dibahas untuk mempercepat proses desain.
Hasil akhirnya, halaman website tampak profesional dan menarik tanpa harus coding.
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA
油
Bagaimana menyiapkan Paskah yang alkitabiah dan berkesan untuk anak-anak Sekolah Minggu? Yuk, ikuti GoPaskah! "Paskah dan Sekolah Minggu". Acara yang pasti bermanfaat bagi guru-guru, pelayan anak, remaja, dan pemuda untuk membekali bagaimana mengajarkan makna Paskah seperti yang diajarkan Alkitab.
Hadirlah pada:
Tanggal: Senin, 10 Maret 2025
Waktu: Pukul 10.3012.00 WIB
Tempat: Online, via Zoom (wajib daftar)
Guest: Dr. Choi Chi Hyun (Ketua J-RICE Jakarta)
Daftar sekarang: http://bit.ly/form-mlc
GRATIS!
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami:
WA Admin: 0821-3313-3315
Email: live@sabda.org
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #Paskah2025 #KematianKristus #kebangkitankristus #SekolahMinggu
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA
油
koneksi antar materi calon guru penggerak modul1.4.pptx
1. Koneksi Antar Materi - Modul
1.4
Budaya Positif
AGUS SUPRIYONO
C G P A N G K ATA N 11
2. Momen yang paling penting
atau menantang atau
mencerahkan bagi saya dalam
proses pembelajaran Modul
1.1 hingga Modul 1.4
Perasaan yang muncul saat
momen itu terjadi
Pemahaman yang terjadi dalam
diri sesudah mempelajari dan
mengerjakan semua aktifitas
pada modul 1.4
pengembangan diri yang
sederhana, konkret dan rutin
yang dapat saya lakukan
sendiri dari sekarang, untuk
membantu menguatkan nilai-
nilai dan peran saya sebagai
Guru Penggerak
3. M o d u l 1.4 sebagai modul terahir d a l a m runtutan pembelajaran modul 1 sudah
hampir selesai dan ka r y a terahir pada tahap pembelajaran ini adalah m e n y u s u n
refleksi dan mengkaitkan dengan pembelajaran modul 1
.
1 F a l s a f a h Pendidikan K H D,
M o d u l 1.2 Nilai dan P e r a n G u r u Penggerak dan modul 1.3 Visi G u r u Penggerak yang
sudah terlampaui.
P e m b e l a j a ra n M o d u l 1.4 m e r u p a k a n modul yang membekali calon guru penggerak
tentang teori teori budaya positif di lingkungan sekolah. K a m i m em u l a i memulai
pembelajaran dengan alur Mulai dari diri di ma n a kami m e n e m u k a n banyak aktifitas
yang h a r u s kami kerjakan dan komentari. k e s e m u a n n y a m e n g a ra h pada
p e m a h a m a n budaya positif di lingkungan sekolah.
Selanjutnya pada modul 1.4.f setelah menyelesaikan s e m u a aktifitas dan diskusi
d a l a m budaya positif, kami diajak pada aktifitas tentnag budaya disiplin positif dan
nilai nilai kebajikan universal d ima n a didalamnya mengajak kita untuk menyadari
b a h w a motivasi intrinsik adalah s u m b e r dari keberhasilan d a l a m penerapan budaya
positif di lingkungan sekolah melalui segitiga restitusinya.
D a l a m segala keterbatasan baik itu waktu dan pikiran d ima n a banyak aktifitas
sekolah yang terjadi di waktu yang b er sa ma a n , kami diajak kedalam sebuah ruang
kolaborasi. kami dibagi menjadi 3 kelompok, setiapkelompok terdiri dari 3-4 anggota
guna mendiskusikan tentang kasus yang disediakan. ada empat studi kasus yang
perlu kita tanggapi dan selesaikan. Kemudian dipresentasikan
Peristiw
a
4. 7 Agustus mempresentasikan hasil
diskusi di hari sebelumnya. s a y a mendapatkan giliran yang ke tiga. dari presentasi dan
alhamdulillah s e m u a berjalan dengan lancar. kam i mem presen tasikan sesuai dengan
kesepakatan yang telah kami buat.
K e m u d i a n da l a m modul 1.4.g.2 kami diminta untuk m e n y e ra k h a n hasil diskusi kami
menjadi sebu ah k a r y a untuk kita jadikan d ok u m e n yang kemudian menjadi fortofolio
kami.
Setelah, k a r y a modul.1.4.g.2 terselesaikan kemudian k a r y a selanjutnya yang wajib
kami kumpulkan adalah D emon strasi kontekstual d i m a n a kam i diminta untuk
m e m b u a t sebuah skenario segitiga restitusi dan m e n g k a r y a k a n n y a d a l a m bentuk
Video. Alhamdulillah, d a l a m segala keterbatasan, s a y a m a m p u menyelesaikannya
d a l a m rentang waktu yang ditetapkan.
Terahir d a l a m M o d u l ini, kami diajak d a l a m aktifitas elaborasi d i m a n a kam i diberikan
tempat untuk mendapatkan pembelajaran lebih mendetail berkaitan dengan B u d a y a
positif dan disiplin positif serta nilai kebajikan Universal lebih m e n d a l a m .
Peristiwa Dihari selanjutnya
tepatnya pada tanggal
5. M e m a s u k i pembelajaran modul 1.4, tentang budya Positif pada
d a s a r n y a materi yang s a y a ingin sekali dalami terutama pada
p e m b a h a s a n bagaimana guru m e n u m b u h k a n motivasi internal. B a n y a k
h a ra pa n a k a n kebermanfaatan materi materi di modul ini yang sa ya
ingin wujudkan..
Selanjutnya, d a l a m keterbatasan waktu yang s a y a miliki, mun cu l
pe ra sa a n senang m a n a k a l a k a r y a k a r y a yang begitu padat pada modul
ini satu demi satu terselesaikan meski ketidak puasan atas k a r y a sa ya
m a s i h m u n cu l seiring a k a n berahirnya pembelajaran pada modul ini.
Sem a n g a t dan terus semangat- Y u k k a m u bisa adalah kalimat yang
m u n cu l untuk menyemangati diri. dan InsyaAllah s e m u a n y a a da yang
bisa s a y a terapkan d a l a m kehidupan keseharian s a y a sebagai seorang
guru
6. D a l a m rentang 2 minggu, dari mulai dari diri sampai alur Elaborasi d an k a r y a k a r y a yang tercipta, ada hal
m e n d a s a r yang bisa s a y a ambil sebagai pembelajaran .
1. D a l a m budaya kita, m a k n a kata 'disiplin' sering diartikan sebagai upaya seseorang m e m a k s a orang
lain untuk patuh, yang seringkali dikaitkan dengan ketidaknyamanan. N a m u n , se b e n a r n ya disiplin
s e h a r u s n y a menjadi bagian yang ditanamkan pada diri individu sebagai upaya me mb e n tu k karakter
yang kuat. Misalnya, d a l a m mendidik anak, penting untuk m e n e ra p k a n nilai-nilai positif, seperti yang
ditemukan d a l a m teori kontrol oleh Dr. W i l l i a m Gl asse r, di m a n a guru, orang tua, atau atasan h a r u s
m e m a i n k a n pe ran sebagai man aj e r, bukan sebagai penghukum atau pembuat r a s a bersalah.
2. D a l a m m e m a h a m i perilaku manusia, penting untuk mengetahui kebutuhan d a s a r yang sedang
m e r e k a penuhi. M e n u r u t Dianne Go s s e n , perilaku m a n u s i a didorong oleh keinginan untuk
menghindari ketidaknyamanan, mendapatkan imbalan dari orang lain, da n menjadi diri m e re k a
sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini. P e n e r a p a n h u k u m a n da n penghargaan untuk mengontrol
perilaku seringkali tidak efektif d a l a m jangka panjang, d an dapat me n y e b ab k an penghargaan
dipandang sebagai hukuman.
3. Posisi kontrol yang diambil oleh guru d a l a m menyikapi perilaku mu r i d juga m e m a i n k a n peran
penting. Posisi yang diharapkan adalah sebagai man aje r, di m a n a guru me n d oron g motivasi intrinsik
mu r i d da n m e m b a n t u m e r e k a m e n a n a m k a n nilai-nilai kebajikan. S e m e n t a r a itu, restitusi adalah
proses yang me mu n g k i n ka n mu r i d untuk memperbaiki kesalahan m e r e k a d an tumbuh menjadi
individu yang lebih kuat s e c a ra karakter. P r o s e s ini melibatkan tiga tahapan: menstabilkan identitas,
memvalidasi tindakan yang salah, da n m e n a n y a k a n keyakinan. D e n g a n demikian, pendekatan yang
lebih holistik d a l a m mendidik da n mengontrol perilaku, serta memperbaiki kesalahan, dapat
me mb e n tu k budaya positif yang kuat di lingkungan pendidikan.
Pembelajaran
7. Selanjutnya, Berkaitan dengan keterhubungan antar materi dalam modul 1 ini saya
menemukan bahwa:
Pertama, Falsafah Kihadjar Dewantara yang mengedepankan pendidikan sebagai
upaya
membentuk manusia yang berkualitas dan bermartabat memberikan dasar yang kokoh
bagi peran dan nilai guru penggerak dalam sistem pendidikan. Falsafah tersebut
menekankan pentingnya pendidikan yang mengakar pada nilai-nilai budaya lokal sambil
mengadopsi prinsip- prinsip universal yang menginspirasi. Dalam konteks ini, guru
penggerak tidak hanya bertindak sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing yang
mempraktikkan dan mengamalkan nilai- nilai kebajikan universal dalam interaksi sehari-hari
dengan sis wa dan lingkungan sekolah.
Selanjutnya, Visi dan prakarsa perubahan yang diemban oleh guru penggerak berakar
pada falsafah Kihadjar Dewantara dan nilai-nilai kebajikan universal. Mereka tidak hanya
berusaha untuk meningkatkan prestasi akademis siswa, tetapi juga untuk membentuk budaya
sekolah yang inklusif dan berorientasi pada kebaikan bersama. Dengan memperkuat
disiplin positif dan mendorong pengembangan karakter yang kuat, guru penggerak
bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang memberdayakan sis wa untuk
mencapai potensi maksimal mereka, baik secara akademis maupun personal.
Terahir, Budaya dan disiplin positif yang dipromosikan oleh guru penggerak
merupakan implementasi konkret dari nilai-nilai kebajikan universal seperti kejujuran,
tanggung jawab, dan empati. Dengan menanamkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari
di sekolah, guru penggerak membentuk lingkungan yang mendukung pertumbuhan holistik
siswa, memungkinkan mereka untuk menjadi individu yang sadar, berempati, dan
bertanggung jawab dalam masyarakat. Dengan demikian, koneksi antara falsafah Kihadjar
Dewantara, peran dan nilai guru penggerak, serta visi dan prakarsa perubahan mereka
membentuk landasan yang solid untuk transformasi positif dalam pendidikan.
Pembelajaran
9. Sekolah sepatutnya menjadi tempat yang aman, nyaman dan
menyenangkan bagi semua warga sekolah khususnya murid
untuk belajar. Hal ini tentunya sejalan dengan filosofi Ki Hajar
Dewantara bahwa pembelajaran disekolah seharusnya bisa
membuat murid memperoleh kebahagiaan setinggi-tingginya
melalui merdeka belajar. Seorang guru memiliki tugas mendidik
sekaligus mengajar murid-murid disekolah. Oleh karena itu, aksi
nyata yang dapat dilakukan adalah menerapkan budaya positif
yang diawali dengan perubahan paradigma teori kontrol dan
disiplin positif melalui keyakinan kelas
10. Tujuan
Membangun disiplin positif melalui penerapan budaya positif
Menyusun kesepakatan kelas atau keyakinan kelas
Menumbuhkan motivasi intrinsik murid untuk disiplin sesuai kesepakatan kelas
11. Tolok ukur
Terbentuknya keyakinan kelas melalui kesepakatan kelas
Murid memiliki motivasi instrinsik dalam membangun disiplin dirinya
Siswa mampu menerapkan dan menjalankan keyakinan kelas yang
telah dibuat
12. Lini masa
Membuat rancangan aksi nyata
Berkordinasi dengan kepala sekolah untuk mendesiminasikan pentingnya
penerapan budaya positif di sekolah
Sosialisasi kepada warga sekolah meliputi, kepala sekolah, guru, peserta didik,
dan tenaga kependidikan terkait budaya positif disekolah
Berkolaborasi dengan teman sejawat yang akan dikembangkan menjadi keyakinan
dikelas masing-masing
Mensosialisasikan budaya positif kepada murid
Wali kelas/ guru menyusun kesepakatan / keyakinan kelas dan konsekuensi logis
bersama-sama murid dan guru
Wali kelas/ guru bersama murid menandatangani kontrak kesepakatan dan
disampaikan kewali murid
Melakukan survey kepada murid dalam mencapai kelas impian
Evaluasi dan refleksi
13. dukungan
Dukungan dari kepala sekolah, wali murid, guru mata pelajaran
serta murid agar tindakan yang disusun bersama dapat
terlaksana dengan benar
Sarana prasarana untuk menyiapkan ruangan proyektor
Orang tua dalam menerapkan budaya positif dirumah