PPT KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2 PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGELOLAAN SU...NUROHMANNUROHMAN2
油
Modul ini membahas tentang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, di mana pemimpin diharapkan dapat memaksimalkan potensi dan aset yang dimiliki komunitas untuk membangun kemandirian dan hasil yang berkelanjutan. Pemimpin dituntut mengelola tujuh aset utama yaitu modal manusia, sosial, politik, agama dan budaya, fisik, lingkungan, serta finansial. Pengelolaan sumber daya yang tepat diharapkan d
Pemaparan VISI GURU PENGGERAK_Pendampingan Individu Ke-2.pptxRinaNugrahennySunard
油
Dokumen ini membahas tentang visi sekolah SMK Negeri 1 Kota Serang. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain definisi visi sekolah, visi pendidikan nasional Indonesia, visi SMK Negeri 1 Kota Serang saat ini, serta pertanyaan-pertanyaan pemantik untuk merumuskan visi baru yang lebih berpihak pada murid beserta program-program yang dapat dikembangkan.
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.3. Visi Guru PenggerakpptxNovitaYosmira1
油
Demonstrasi kontekstual modul 1.3 Visi Guru Penggerak, Manajemen Perubahan Inkuiri Apresiatif BAGJA.
Dokumen ini di buat untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 8.
Dokumen tersebut merupakan laporan tugas demonstrasi kontekstual dari calon guru penggerak tentang inkuiri apredasi. Laporan tersebut menjelaskan tentang langkah-langkah B-A-G-J-A untuk merencanakan perubahan di sekolah, yaitu membuat pertanyaan, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana, dan atur eksekusi. Tujuannya adalah mewujudkan pembelajaran yang aman, nyaman, dan men
A. Penerapan budaya positif di sekolah memerlukan kerja sama antara semua pihak, termasuk guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat. Guru berperan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendorong tumbuhnya motivasi internal siswa.
1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 STUDI KASUS (1) (1).pptxADEHARADEHAR
油
Maaf, saya tidak mendapatkan konteks lengkap dari kasus tersebut. Bisakah Anda memberikan ringkasan singkat tentang kasusnya? Ringkasan akan membantu saya memahami situasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait kasus tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Guru menghadapi dilema etika ketika harus menentukan siswa mana saja yang layak naik kelas, mengingat beberapa siswa memiliki nilai di bawah ketentuan minimal. Keputusan yang diambil adalah tetap menaikkan kelas siswa tersebut dengan syarat mereka menyelesaikan tugas tambahan untuk memenuhi kriteria nilai mata pelajaran.
Dokumen tersebut merupakan laporan tugas demonstrasi kontekstual dari calon guru penggerak tentang inkuiri apredasi. Laporan tersebut menjelaskan tentang langkah-langkah B-A-G-J-A untuk merencanakan perubahan di sekolah, yaitu membuat pertanyaan, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana, dan atur eksekusi. Tujuannya adalah mewujudkan pembelajaran yang aman, nyaman, dan men
A. Penerapan budaya positif di sekolah memerlukan kerja sama antara semua pihak, termasuk guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat. Guru berperan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendorong tumbuhnya motivasi internal siswa.
1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 STUDI KASUS (1) (1).pptxADEHARADEHAR
油
Maaf, saya tidak mendapatkan konteks lengkap dari kasus tersebut. Bisakah Anda memberikan ringkasan singkat tentang kasusnya? Ringkasan akan membantu saya memahami situasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait kasus tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Guru menghadapi dilema etika ketika harus menentukan siswa mana saja yang layak naik kelas, mengingat beberapa siswa memiliki nilai di bawah ketentuan minimal. Keputusan yang diambil adalah tetap menaikkan kelas siswa tersebut dengan syarat mereka menyelesaikan tugas tambahan untuk memenuhi kriteria nilai mata pelajaran.
1.4.j Koneksi antar Materi tentang budaya positifTutiOktaviani
油
#merdekabelajar
#guruberbagi
#semangatberbagi
#idepraktikbaik
#terubelajar
#terus berkarya
#janganlemah
#budayapositif #disiplinpositif #keyakinankelas #kebutuhan dasar manusia #motivasi manusia dalam berbuat
5 posisi kontrol ada sebagai penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, dan manajer
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 11 Agustus 2016
Tutorial ini menjelaskan langkah-langkah lengkap dalam membuat halaman website menggunakan Divi Builder, sebuah visual builder yang memungkinkan pengguna membangun website tanpa perlu coding.
Proses dimulai dari instalasi & aktivasi Divi, pembuatan halaman baru, hingga pemilihan layout yang sesuai. Selanjutnya, tutorial ini membahas cara menambahkan section, row, dan module, serta menyesuaikan tampilan dengan tab Design untuk mengatur warna, font, margin, animasi, dan lainnya.
Optimalisasi tampilan website juga menjadi fokus, termasuk pengaturan agar responsif di berbagai perangkat, penyimpanan halaman, serta penetapan sebagai homepage. Penggunaan Global Elements & Reusable Templates turut dibahas untuk mempercepat proses desain.
Hasil akhirnya, halaman website tampak profesional dan menarik tanpa harus coding.
2. Momen yang paling penting atau
menantang atau mencerahkan bagi
saya dalam proses pembelajaran
Modul 1.1 hingga Modul 1.2
Perasaan yang muncul saat momen
itu terjadi
Pemahaman yang terjadi dalam
diri sesudah mempelajari dan
mengerjakan semua aktifitas pada
modul 1.2
pengembangan diri yang sederhana,
konkret dan rutin yang dapat saya
lakukan sendiri dari sekarang,
untuk membantu menguatkan nilai-
nilai dan peran saya sebagai Guru
Penggerak
3. Modul 1.4 sebagai modul terahir dalam runtutan pembelajaran modul 1 sudah
hampir selesai dan karya terahir pada tahap pembelajaran ini adalah menyusun
refleksi dan mengkaitkan dengan pembelajaran modul 1.1 Falsafah Pendidikan KHD,
Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak dan modul 1.3 Visi Guru Penggerak yang
sudah terlampaui.
Pembelajaran Modul 1.4 merupakan modul yang membekali calon guru penggerak
tentang teori teori budaya positif di lingkungan sekolah. Kami memulai memulai
pembelajaran dengan alur Mulai dari diri dimana kami menemukan banyak aktifitas
yang harus kami kerjakan dan komentari. kesemuannya mengarah pada
pemahaman budaya positif di lingkungan sekolah.
Selanjutnya pada modul 1.4.f setelah menyelesaikan semua aktifitas dan diskusi
dalam budaya positif, kami diajak pada aktifitas tentnag budaya disiplin positif dan
nilai nilai kebajikan universal dimana didalamnya mengajak kita untuk menyadari
bahwa motivasi intrinsik adalah sumber dari keberhasilan dalam penerapan budaya
positif di lingkungan sekolah melalui segitiga restitusinya.
Dalam segala keterbatasan baik itu waktu dan pikiran dimana banyak aktifitas
sekolah yang terjadi di waktu yang bersamaan, kami diajak kedalam sebuah ruang
kolaborasi. kami diminta untuk bekerja secara kelompok dimana setiap kelompok
terdiri dari empat anggota guna mendiskusikan tentang kasus yang disediakan. ada
empat studi kasus yang perlu kita tanggapi dan selesaikan. dan Pada kesempatan ini
saya dengan segala maaf tidak bisa mengikuti kegiatan dan aktifitas kolaborasi ini
dengan kehadiran penuh.
Peristiwa
4. Dihari selanjutnya tepatnya pada tanggal 22 Mei, Kami mempresentasikan hasil
diskusi di hari sebelumnya. saya mendapatkan giliran yang ke tiga. dari presentasi dan
alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. kami mempresentasikan sesuai dengan
kesepakatan yang telah kami buat.
Kemudian dalam modul 1.4.g.2 kami diminta untuk menyerakhan hasil diskusi kami
menjadi sebuah karya untuk kita jadikan dokumen yang kemudian menjadi fortofolio
kami. Dengan sedikit merubah tampilan dan isi dari rekan setim, saya
mengumpulkannya dalam format Flip Book.
Setelah, karya modul.1.4.g.2 terselesaikan kemudian karya selanjutnya yang wajib
kami kumpulkan adalah Demonstrasi kontekstual dimana kami diminta untuk
membuat sebuah skenario segitiga restitusi dan mengkaryakannya dalam bentuk
Video. Alhamdulillah, dalam segala keterbatasan, saya mampu menyelesaikannya
dalam rentang waktu yang ditetapkan.
Terahir dalam Modul ini, kami diajak dalam aktifitas elaborasi dimana kami diberikan
tempat untuk mendapatkan pembelajaran lebih mendetail berkaitan dengan Budaya
positif dan disiplin positif serta nilai kebajikan Universal lebih mendalam.
Peristiwa
5. Memasuki pembelajaran modul 1.4, tentang budya Positif pada
dasarnya materi yang saya ingin sekali dalami terutama pada
pembahasan bagaimana guru menumbuhkan motivasi internal. Banyak
harapan akan kebermanfaatan materi materi di modul ini yang saya
ingin wujudkan. Akan tetapi, kenyataanya ketidak puasan yang saya
dapati. Padatnya jadwal aktifitas dan kegiatan sekolah dan karya karya
dalam modul ini, menempatkan saya pada posisi tidak puas dengan
kedalaman materi yang saya miliki. dari 100 % materi yang ada saya
hanya mampu menyerap kurang dari 30 persennya.
Selanjutnya, dalam keterbatasan waktu yang saya miliki, muncul
perasaan senang manakala karya karya yang begitu padat pada modul
ini satu demi satu terselesaikan meski ketidak puasan atas karya saya
masih muncul seiring akan berahirnya pembelajaran pada modul ini.
Semangat dan terus semangat- Yuk kamu bisa adalah kalimat yang
muncul untuk menyemangati diri. dan InsyaAllah semuanya ada yang
bisa saya terapkan dalam kehidupan keseharian saya sebagai seorang
guru
6. Kehidupan
adalah tarian.
Saat Anda
gagal,
lengkapi
tarian tersebut
dengan
senyum.
Jalaludin Rumi
Dalam rentang 2 minggu, dari mulai dari diri sampai alur Elaborasi dan karya karya yang tercipta, ada
tihal mendasar yang bisa saya ambil sebagai pembelajaran .
Dalam budaya kita, makna kata 'disiplin' sering diartikan sebagai upaya seseorang memaksa orang
lain untuk patuh, yang seringkali dikaitkan dengan ketidaknyamanan. Namun, sebenarnya disiplin
seharusnya menjadi bagian yang ditanamkan pada diri individu sebagai upaya membentuk karakter
yang kuat. Misalnya, dalam mendidik anak, penting untuk menerapkan nilai-nilai positif, seperti yang
ditemukan dalam teori kontrol oleh Dr. William Glasser, di mana guru, orang tua, atau atasan harus
memainkan peran sebagai manajer, bukan sebagai penghukum atau pembuat rasa bersalah.
1.
Dalam memahami perilaku manusia, penting untuk mengetahui kebutuhan dasar yang sedang
mereka penuhi. Menurut Dianne Gossen, perilaku manusia didorong oleh keinginan untuk
menghindari ketidaknyamanan, mendapatkan imbalan dari orang lain, dan menjadi diri mereka
sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini. Penerapan hukuman dan penghargaan untuk mengontrol
perilaku seringkali tidak efektif dalam jangka panjang, dan dapat menyebabkan penghargaan
dipandang sebagai hukuman.
2.
Posisi kontrol yang diambil oleh guru dalam menyikapi perilaku murid juga memainkan peran
penting. Posisi yang diharapkan adalah sebagai manajer, di mana guru mendorong motivasi intrinsik
murid dan membantu mereka menanamkan nilai-nilai kebajikan. Sementara itu, restitusi adalah
proses yang memungkinkan murid untuk memperbaiki kesalahan mereka dan tumbuh menjadi
individu yang lebih kuat secara karakter. Proses ini melibatkan tiga tahapan: menstabilkan identitas,
memvalidasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan. Dengan demikian, pendekatan yang
lebih holistik dalam mendidik dan mengontrol perilaku, serta memperbaiki kesalahan, dapat
membentuk budaya positif yang kuat di lingkungan pendidikan.
3.
Pembelajaran
Perkecillah dirimu,
maka kau akan
tumbuh lebih besar
daripada dunia.
Tiadakan dirimu,
maka jati dirimu akan
terungkap tanpa kata-
kata.
Jalaluddin Rumi
7. Selanjutnya, Berkaitan dengan keterhubungan antar materi dalam modul 1 ini saya menemukan
bahwa:
Pertama, Falsafah Kihadjar Dewantara yang mengedepankan pendidikan sebagai upaya
membentuk manusia yang berkualitas dan bermartabat memberikan dasar yang kokoh bagi
peran dan nilai guru penggerak dalam sistem pendidikan. Falsafah tersebut menekankan
pentingnya pendidikan yang mengakar pada nilai-nilai budaya lokal sambil mengadopsi prinsip-
prinsip universal yang menginspirasi. Dalam konteks ini, guru penggerak tidak hanya bertindak
sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing yang mempraktikkan dan mengamalkan nilai-
nilai kebajikan universal dalam interaksi sehari-hari dengan siswa dan lingkungan sekolah.
Selanjutnya, Visi dan prakarsa perubahan yang diemban oleh guru penggerak berakar pada
falsafah Kihadjar Dewantara dan nilai-nilai kebajikan universal. Mereka tidak hanya berusaha untuk
meningkatkan prestasi akademis siswa, tetapi juga untuk membentuk budaya sekolah yang inklusif
dan berorientasi pada kebaikan bersama. Dengan memperkuat disiplin positif dan mendorong
pengembangan karakter yang kuat, guru penggerak bertujuan untuk menciptakan lingkungan
belajar yang memberdayakan siswa untuk mencapai potensi maksimal mereka, baik secara
akademis maupun personal.
Terahir, Budaya dan disiplin positif yang dipromosikan oleh guru penggerak merupakan
implementasi konkret dari nilai-nilai kebajikan universal seperti kejujuran, tanggung jawab, dan
empati. Dengan menanamkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, guru penggerak
membentuk lingkungan yang mendukung pertumbuhan holistik siswa, memungkinkan mereka
untuk menjadi individu yang sadar, berempati, dan bertanggung jawab dalam masyarakat. Dengan
demikian, koneksi antara falsafah Kihadjar Dewantara, peran dan nilai guru penggerak, serta visi
dan prakarsa perubahan mereka membentuk landasan yang solid untuk transformasi positif
dalam pendidikan.
Pembelajaran