Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (Depkes, 2006).
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, prosedur dan pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh."
Dokumen tersebut membahas tentang tanda-tanda infeksi yang dapat dirasakan seperti nyeri, panas, pembengkakan, kemerahan, perubahan fungsi jaringan, dan timbulnya nanah. Tanda-tanda tersebut muncul karena respon tubuh berupa peningkatan aliran darah ke area infeksi untuk melawan patogen penyebab infeksi.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar pemberian obat, termasuk definisi pemberian obat, persiapan pemberian obat yang tepat, berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian obat, dan perhitungan dosis obat berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pasien di rumah sakit, (2) Mencakup pengertian, tujuan, unsur-unsur, etiologi, dan langkah-langkah pelaksanaan keselamatan pasien, (3) Langkah-langkah pelaksanaan mencakup standar kebersihan, dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, dan metode sterilisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang peran dan fungsi perawat, di mana peran perawat meliputi pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti. Sedangkan fungsi perawat terdiri dari fungsi independen, dependen dan interdependen.
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerYesi Tika
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kardiovaskuler yang terdiri atas jantung, darah, dan pembuluh darah. Jantung berfungsi mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Dokumen ini juga menjelaskan anatomi dan fisiologi jantung serta pembuluh darah.
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitRahayoe Ningtyas
Ìý
Dokumen tersebut membahas beberapa metode untuk menganalisis kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit, termasuk metode rasio, Gillies, dan standar Depkes. Metode-metode tersebut mempertimbangkan faktor seperti tingkat ketergantungan pasien, jumlah pasien, dan jam perawatan yang dibutuhkan."
Patient Safety dan Pencegahan Infeksi Dalam Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita:
1. Strategi Hemat Biaya Untuk Meningkatkan Keamanan Ibu Dan Perawatan Bayi Baru Lahir
2. Sumber Daya Dan Sistem yang Dibutuhkan Untuk Menerapkan Rekomendasi
Dokumen tersebut membahas konsep dasar pemberian obat, termasuk definisi pemberian obat, persiapan pemberian obat yang tepat, berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian obat, dan perhitungan dosis obat berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pasien di rumah sakit, (2) Mencakup pengertian, tujuan, unsur-unsur, etiologi, dan langkah-langkah pelaksanaan keselamatan pasien, (3) Langkah-langkah pelaksanaan mencakup standar kebersihan, dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, dan metode sterilisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang peran dan fungsi perawat, di mana peran perawat meliputi pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti. Sedangkan fungsi perawat terdiri dari fungsi independen, dependen dan interdependen.
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerYesi Tika
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kardiovaskuler yang terdiri atas jantung, darah, dan pembuluh darah. Jantung berfungsi mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Dokumen ini juga menjelaskan anatomi dan fisiologi jantung serta pembuluh darah.
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitRahayoe Ningtyas
Ìý
Dokumen tersebut membahas beberapa metode untuk menganalisis kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit, termasuk metode rasio, Gillies, dan standar Depkes. Metode-metode tersebut mempertimbangkan faktor seperti tingkat ketergantungan pasien, jumlah pasien, dan jam perawatan yang dibutuhkan."
Patient Safety dan Pencegahan Infeksi Dalam Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita:
1. Strategi Hemat Biaya Untuk Meningkatkan Keamanan Ibu Dan Perawatan Bayi Baru Lahir
2. Sumber Daya Dan Sistem yang Dibutuhkan Untuk Menerapkan Rekomendasi
Tiga langkah utama untuk mengembangkan budaya keselamatan pasien adalah mendorong pelaporan terbuka, membuat sistem pencatatan data sebagai prioritas, dan menggunakan pendekatan sistem yang menyeluruh bukan individual. Hal ini dapat dicapai dengan kepemimpinan yang kuat, tim yang kompak, serta komitmen tinggi untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep keselamatan pasien di rumah sakit, yang mencakup pembentukan komite keselamatan pasien rumah sakit, standar keselamatan pasien, pengelolaan risiko keselamatan pasien, dan 7 langkah untuk mencapai keselamatan pasien di rumah sakit."
budaya keselamatan pasien di rumah saakit.pptIsnaMasruroh2
Ìý
budaya keselamatan rumah Budaya keselamatan merupakan kombinasi antara sikap, norma dan persepsi pekerja terhadap keselamatan kerja. Salah satu cara untuk melihat lingkungan sosial pekerja sebagai faktor pembentuk budaya keselamatan, yaitu dengan melihat persepsi pekerja terhadap lingkungan sosialnyasakit. adalah tentang manusia dan bagaimana mereka bekerja sama. Tidak ada definisi baku tentang budaya keselamatan namun ada dua hal utama yang umum untuk semua definisi. 1. Ini tentang nilai-nilai, sikap, keyakinan dan perilaku masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi antar anggota tim kesehatan dalam monitoring dan evaluasi keselamatan pasien, peran bidan, serta tujuh langkah menuju keselamatan pasien yang meliputi peningkatan kesadaran, dukungan staf, sistem pelaporan, pembelajaran, dan pencegahan cedera.
Dokumen tersebut membahas kerangka acuan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Puskesmas Dulukapa, Gorontalo Utara. Terdapat tujuh standar keselamatan pasien, enam sasaran peningkatan keselamatan, dan tiga langkah menuju keselamatan pasien yang meliputi membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien di rumah sakit, puskesmas, dan tingkat pusat;
2. Mengembangkan sistem pelaporan insiden untuk meningkatkan keselamatan pasien;
3. Menerapkan tujuh langkah keselamatan pasien, termasuk manajemen risiko dan pembelajaran dari insiden.
Dokumen tersebut membahas konsep keselamatan pasien di rumah sakit, meliputi tujuan, prinsip, komponen, dan standar-standar keselamatan pasien. Tujuan utamanya adalah menciptakan budaya keselamatan pasien dan mengurangi kejadian tidak diharapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang patient safety di rumah sakit. Ia menjelaskan pengertian patient safety, tujuan sistem keselamatan pasien, enam tujuan penanganan patient safety, dan langkah-langkah untuk menciptakan budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
2. Pengertian
• Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
• Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan (Depkes, 2006).
3. Prinsip Patient Safety
1. Kesadaran (awareness) tentang nilai keselamatan pasien
2. Komitmen pelayanan kesehatan berorientasi patient safety
3. Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko penyebab
insiden terkait patient safety
4. Kepatuhan pelaporan insiden terkait patient safety
5. Kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan pasien
tentang faktor risiko insiden terkait patient safety
6. Kemampuan mengidentifikasi akar masalah penyebab
masalah terkait patient safety
7. Kemampuan memanfaatkan informasi tentang kejadian
yang terjadi untuk mencegah kejadian berulang
4. Komponen
1. Sistem pelaporan insiden
2. Analisis belajar dan riset dari insiden
yang timbul
3. Pengembangan dan penerapan solusi
untuk menekan kesalahan dan kejadian
yang tidak diharapkan (KTD)
4. Penetapan berbagai standar keselamatan
pasien berdasarkan pengetahuan dan
riset (KKP-RS, 2007).
7. Sasaran Keselamatan Pasien Nasional
(SKPN),
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, pembedahan pada pasien
yang benar
5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
kesehatan
6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
8. Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien, pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapat
informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkunan
KTD :
2. Pendidikan bagi pasien dan keluarga, rumah sakit harus mendidik pasien
dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam
asuhan pasien
3. Keselamatan pasien dalam kesinambambungan pelayanan, rumah sakit
menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar
tenaga dan antar unit pelayanan.
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
peningkatan keselamatan pasien, rumah sakit harus mendisain proses baru
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Pendidikan bagi staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.
9. Langkah Pelaksanaan Pasien Safety
1. Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien. Ciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
2. Memimpin dan mendukung staf. Bangun komitmen dan fokus yang kuat dan
jelas tentang keselamatan pasien
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Kembangkan sistem dan
proses pengelolaan risiko serta lakukan identifikasi dan kajian hal yang
potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Pastikan staf agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian/insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada
KKPRSsekarang berubah menjadi KNKP.
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Kembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Dorong staf
untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian terjadi.
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien.
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian/maslah untuk melakukan
perubahan sistem pelayanan.
10. Monitoring & Evaluasi Pasien Safety
• Monitoring: Proses pengumpulan dan
analisis informaasi berdasarkan kriteria
yang sudah ditetapkan secara sistematis
dan continue tentang kegiatan dan program
• Evaluasi: Kegiatan membandingkan
realisasi masukan, keluaran dan hasil
terhadap rencana dan standar (Yumiari,
2017)
11. Monitoring & Evaluasi Pasien Safety
Di Rumah sakit
• Pimpinan Rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi
pada unit-unit kerja di rumah sakit, terkait dengan
pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja
Di propinsi
• Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program
Keselamatan Pasien Rumah Sakit di wilayah kerjanya
Di Pusat
• Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit di rumah sakit-rumah sakit
• Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal satu tahan
satu kali.