Dokumen tersebut membahas tentang logam besi, mulai dari sejarah penemuan besi, keberadaan besi di alam, sifat-sifat besi, proses pembuatan besi, senyawa-senyawa besi, identifikasi besi, kegunaan besi, bahaya besi, dan penanganan besi.
las asetilin merupakan las yang menggunakan gas dari karbit dan oksigen yang dipadukan dengan menggunakan peralatan tertentu. Las asetilin ini banyak digunakan dalam dunia kerja ataupun dunia industri, materi ini juga dapat diaplikasikan ke dunia pendidikan untuk materi pelajaran sistem pengelasan
Besi tuang terbuat dari paduan besi dan karbon. Terdapat tiga jenis besi tuang yang umum digunakan yaitu besi tuang kelabu, besi tuang nodular, dan besi tuang putih, yang memiliki struktur dan sifat yang berbeda akibat perbedaan proses pembuatannya. Standar dan kodifikasi seperti SAE, AISI, dan UNS digunakan untuk mengklasifikasi jenis besi tuang. Kandungan unsur seperti karbon, silikon,
Dokumen tersebut membahas tentang golongan logam alkali tanah, mencakup sifat fisik dan kimia, reaksi kimia, dan kegunaan berbagai logam alkali tanah seperti berilium, magnesium, kalsium, stronsium, dan barium.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, penyebab, dan cara mencegah korosi pada logam. Korosi adalah proses degradasi material akibat lingkungan sekitarnya, yang dapat terjadi secara kimia maupun elektrokimia. Faktor-faktor seperti kontak air dan oksigen, keberadaan zat pengotor, suhu dan pH mempengaruhi laju korosi. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan pelapisan, men
Dapur kupola digunakan untuk meleburkan besi kasar dan merupakan dapur metalurgi yang menggunakan udara panas untuk meleburkan bijih besi dan membentuk besi kasar. Dapur ini memiliki beberapa bagian seperti daerah pemanasan, lebur, dan reduksi serta dilengkapi dengan tuyer dan lubang untuk mengeluarkan besi cair dan terak.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis logam non-fero, yaitu logam yang tidak mengandung besi. Terdapat beberapa jenis logam non-fero seperti logam berat, logam ringan, logam mulia, logam refraktori dan logam radioaktif, yang masing-masing memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda-beda.
Dokumen ini membahas perhitungan laju korosi pada logam. Laju korosi dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti temperatur dan pH, serta konsentrasi zat kimia. Ada dua metode untuk menghitung laju korosi yaitu kehilangan berat dan elektrokimia. Metode kehilangan berat mengukur penurunan massa logam akibat korosi dalam satuan mil per tahun.
Diagram fasa menunjukkan hubungan antara komposisi, temperatur, dan fasa yang terbentuk pada suatu paduan logam. Diagram ini berguna untuk memprediksi sifat dan perubahan fasa pada suatu paduan dengan variasi komposisi dan temperatur. Terdapat beberapa jenis diagram fasa berdasarkan kelarutan logam dalam keadaan cair dan padat.
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMLinda Rosita
Ìý
Laporan ini membahas percobaan pembuatan gas hidrogen dari reaksi aluminium foil dengan vixal. Tujuan percobaan adalah membuat dan mengetahui hubungan gas hidrogen hasil reaksi dengan aluminium. Reaksi yang terjadi adalah 2Al + 6H2O → 2Al(OH)3 + 3H2 dimana dihasilkan gas hidrogen. Semakin banyak aluminium foil dan konsentrasi katalis, semakin cepat gas hidrogen dihasilkan.
Dokumen tersebut membahas tentang metalurgi serbuk, yang merupakan proses pembentukan benda kerja dari logam yang dihancurkan menjadi serbuk, kemudian disinter untuk mengikat partikelnya. Dibahas pula proses pembuatan serbuk, pencampuran, kompaksi, sintering, dan finishing. Keuntungan metalurgi serbuk adalah kontrol presisi yang tinggi dan biaya produksi rendah, sedangkan kelemahannya adalah biaya peralatan mahal dan keter
Transformasi fasa adalah perubahan struktur kristal dan komposisi suatu bahan akibat perubahan suhu atau tekanan. Terdapat tiga jenis transformasi fasa pada logam yaitu bergantung difusi, tidak bergantung difusi, dan bergantung difusi dengan perubahan komposisi. Kinetika transformasi fasa terdiri dari nukleasi dan pertumbuhan fasa baru. Mikrostruktur yang terbentuk bergantung pada laju pendinginan seperti yang ditunjukkan pada
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
Ìý
Dokumen tersebut membahas tiga jenis baja karbon berdasarkan kadar karbonnya yaitu baja karbon rendah, menengah, dan tinggi. Baja karbon rendah memiliki kadar karbon hingga 0,3% dan digunakan untuk konstruksi umum. Baja karbon menengah memiliki kadar karbon 0,3-0,7% dan digunakan untuk komponen mesin. Baja karbon tinggi memiliki kadar karbon di atas 0,7% dan digunakan unt
Terak merupakan produk sampingan dari proses pirometalurgi yang terdiri atas oksida, seperti CaO, FeO, MgO, dan SiO2. Terak berperan penting dalam memisahkan gangue dan menghilangkan kotoran dari logam cair, serta menyerap inklusi non-logam. Komposisi dan sifat fisikokimia terak mempengaruhi kualitas produk peleburan. Terak dapat digunakan kembali sebagai bahan baku industri se
1. Pemotongan plasma dan pencungkilan dapat dilakukan pada logam konduktif seperti besi dan baja dengan menggunakan plasma yang dihasilkan dari ionisasi gas seperti udara.
2. Alat pemotong plasma UPC-1040 mampu memotong bahan hingga ketebalan 40mm dengan kecepatan 50mm/menit dan dilengkapi aksesoris dasar seperti busur dan selang.
3. Teknik pemotongan melibatkan penekanan tombol pelat
Dokumen tersebut membahas tentang golongan logam alkali tanah, mencakup sifat fisik dan kimia, reaksi kimia, dan kegunaan berbagai logam alkali tanah seperti berilium, magnesium, kalsium, stronsium, dan barium.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, penyebab, dan cara mencegah korosi pada logam. Korosi adalah proses degradasi material akibat lingkungan sekitarnya, yang dapat terjadi secara kimia maupun elektrokimia. Faktor-faktor seperti kontak air dan oksigen, keberadaan zat pengotor, suhu dan pH mempengaruhi laju korosi. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan pelapisan, men
Dapur kupola digunakan untuk meleburkan besi kasar dan merupakan dapur metalurgi yang menggunakan udara panas untuk meleburkan bijih besi dan membentuk besi kasar. Dapur ini memiliki beberapa bagian seperti daerah pemanasan, lebur, dan reduksi serta dilengkapi dengan tuyer dan lubang untuk mengeluarkan besi cair dan terak.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis logam non-fero, yaitu logam yang tidak mengandung besi. Terdapat beberapa jenis logam non-fero seperti logam berat, logam ringan, logam mulia, logam refraktori dan logam radioaktif, yang masing-masing memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda-beda.
Dokumen ini membahas perhitungan laju korosi pada logam. Laju korosi dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti temperatur dan pH, serta konsentrasi zat kimia. Ada dua metode untuk menghitung laju korosi yaitu kehilangan berat dan elektrokimia. Metode kehilangan berat mengukur penurunan massa logam akibat korosi dalam satuan mil per tahun.
Diagram fasa menunjukkan hubungan antara komposisi, temperatur, dan fasa yang terbentuk pada suatu paduan logam. Diagram ini berguna untuk memprediksi sifat dan perubahan fasa pada suatu paduan dengan variasi komposisi dan temperatur. Terdapat beberapa jenis diagram fasa berdasarkan kelarutan logam dalam keadaan cair dan padat.
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMLinda Rosita
Ìý
Laporan ini membahas percobaan pembuatan gas hidrogen dari reaksi aluminium foil dengan vixal. Tujuan percobaan adalah membuat dan mengetahui hubungan gas hidrogen hasil reaksi dengan aluminium. Reaksi yang terjadi adalah 2Al + 6H2O → 2Al(OH)3 + 3H2 dimana dihasilkan gas hidrogen. Semakin banyak aluminium foil dan konsentrasi katalis, semakin cepat gas hidrogen dihasilkan.
Dokumen tersebut membahas tentang metalurgi serbuk, yang merupakan proses pembentukan benda kerja dari logam yang dihancurkan menjadi serbuk, kemudian disinter untuk mengikat partikelnya. Dibahas pula proses pembuatan serbuk, pencampuran, kompaksi, sintering, dan finishing. Keuntungan metalurgi serbuk adalah kontrol presisi yang tinggi dan biaya produksi rendah, sedangkan kelemahannya adalah biaya peralatan mahal dan keter
Transformasi fasa adalah perubahan struktur kristal dan komposisi suatu bahan akibat perubahan suhu atau tekanan. Terdapat tiga jenis transformasi fasa pada logam yaitu bergantung difusi, tidak bergantung difusi, dan bergantung difusi dengan perubahan komposisi. Kinetika transformasi fasa terdiri dari nukleasi dan pertumbuhan fasa baru. Mikrostruktur yang terbentuk bergantung pada laju pendinginan seperti yang ditunjukkan pada
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
Ìý
Dokumen tersebut membahas tiga jenis baja karbon berdasarkan kadar karbonnya yaitu baja karbon rendah, menengah, dan tinggi. Baja karbon rendah memiliki kadar karbon hingga 0,3% dan digunakan untuk konstruksi umum. Baja karbon menengah memiliki kadar karbon 0,3-0,7% dan digunakan untuk komponen mesin. Baja karbon tinggi memiliki kadar karbon di atas 0,7% dan digunakan unt
Terak merupakan produk sampingan dari proses pirometalurgi yang terdiri atas oksida, seperti CaO, FeO, MgO, dan SiO2. Terak berperan penting dalam memisahkan gangue dan menghilangkan kotoran dari logam cair, serta menyerap inklusi non-logam. Komposisi dan sifat fisikokimia terak mempengaruhi kualitas produk peleburan. Terak dapat digunakan kembali sebagai bahan baku industri se
1. Pemotongan plasma dan pencungkilan dapat dilakukan pada logam konduktif seperti besi dan baja dengan menggunakan plasma yang dihasilkan dari ionisasi gas seperti udara.
2. Alat pemotong plasma UPC-1040 mampu memotong bahan hingga ketebalan 40mm dengan kecepatan 50mm/menit dan dilengkapi aksesoris dasar seperti busur dan selang.
3. Teknik pemotongan melibatkan penekanan tombol pelat
Presentasi materi pengetahuan bahan teknik besi dan paduanyaNadiaRusding
Ìý
Peralatan industri proses (PIP),, pengetahuan bahan industri. Besi dan paduannya.Besi adalah logam unsur kimia dengan simbol Fe dan nomor atom 26. Besi adalah salah satu logam yang paling umum dan paling banyak digunakan dalam industri dan konstruksi. Besi memiliki kandungan karbon yang bervariasi, dari 0,02% hingga 2,1% berat, tergantung pada jenis besi. Besi digunakan untuk membuat baja karbon, yang dikelompokkan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Proses pembuatan baja melibatkan pengecoran, pencanaian, atau penempaan. Karbon merupakan salah satu unsur terpenting dalam baja, karena dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja,, Besi adalah logam unsur kimia dengan simbol Fe dan nomor atom 26. Besi adalah salah satu logam yang paling umum dan paling banyak digunakan dalam industri dan konstruksi. Besi memiliki kandungan karbon yang bervariasi, dari 0,02% hingga 2,1% berat, tergantung pada jenis besi. Besi digunakan untuk membuat baja karbon, yang dikelompokkan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Proses pembuatan baja melibatkan pengecoran, pencanaian, atau penempaan
1
2
.
Baja paduan dibagi menjadi tiga macam: 1. Baja paduan rendah (low alloy steel), 2. Baja paduan menengah (medium alloy steel), dan 3. Baja paduan tinggi (high alloy steel). Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya kurang dari 1%, baja paduan menengah memiliki kandungan paduan total sekitar 5%, dan baja paduan tinggi memiliki kandungan paduan total lebih dari 10%
Dokumen tersebut membahas proses ekstraksi besi dan pembuatan baja serta proses pembuatan pipa. Secara singkat, proses ekstraksi besi melibatkan reduksi bijih besi menjadi besi cair melalui tanur tiup dengan menggunakan kokas dan udara panas. Baja dibuat dengan menghilangkan karbon dari besi cair melalui oksigenasi. Pipa dibuat menggunakan berbagai proses seperti cor, las, dan ekstrusi dengan mandrel
Teks tersebut membahas tentang zona terimbas panas (HAZ) dan perlakuan panas pada las sambungan. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa (1) HAZ mengalami perubahan struktur mikro meski tidak mencair, (2) ukuran butir kristal di HAZ ditentukan oleh suhu dan waktu, dan (3) perlakuan panas setelah las dapat meningkatkan keuletan dan mengurangi regangan.
Dokumen tersebut membahas proses pendinginan logam dan pengolahan baja. Secara umum, dibahas proses annealing, normalizing, hardening, dan tempering untuk mengubah sifat baja. Juga dibahas metalurgi fisik dan proses pengolahan besi dari biji hingga menjadi benda jadi, serta sifat-sifat fisik logam seperti kekuatan dan kekerasan.
Udara dipermukaan bumi ini terdiri atas campuran dari bermacam-macam gas.
Komposisi dari macam-macam gas tersebut adalah sebagai berikut : 78 % vol. gas 21
% vol. nitrogen, dan 1 % gas lainnya seperti carbon dioksida, argon, helium, krypton,
neondan xenon. Dalam sistem pneumatik udara difungsikan sebagai media transfer
dan sebagai penyimpan tenaga (daya) yaitu dengan cara dikempa atau dimampatkan.
Udara termasuk golongan zat fluida karena sifatnya yang selalu mengalir dan bersifat
compressible(dapat dikempa). Sifat-sifat udara senantiasa mengikuti hukum-hukum
gas. Karakteristik udara dapat diidentifikasikan sebagai berikut : a) Udara mengalir dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah, b) Volume udara tidak tetap. c) Udara dapat
dikempa (dipadatkan), d) Berat jenis udara 1,3 kg/m³, e) Udara tidak berwarna
Dokumen tersebut membahas tentang tembaga dan paduannya. Tembaga adalah logam yang banyak digunakan karena sifatnya yang mudah dikerjakan, tahan korosi, dan konduktor listrik yang baik. Tembaga dapat dipadukan dengan unsur lain seperti seng, timah, berilium untuk membentuk paduan seperti brass, bronze, dan tembaga berilium yang memiliki sifat yang berbeda-beda. Dokumen juga menjelaskan pro
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis logam dan bahan penghantar listrik lainnya beserta sifat dan aplikasinya. Terdapat definisi dari ferro, besi tuang, besi tempa, baja lunak hingga baja karbon tinggi. Juga dibahas mengenai logam non-fero seperti seng, timah hitam, tembaga, dan alumunium. Dokumen ini juga membahas mengenai penghantar cair seperti air raksa, asam sulfat
Dokumen ini membahas proses pembuatan baja dari scrap besi melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah peleburan scrap di dalam tungku listrik untuk menghasilkan baja cair, diikuti dengan pengaturan komposisi kimia dan suhu di dalam tungku ladle. Langkah selanjutnya adalah pencetakan baja cair menjadi billet melalui mesin pencetakan berkelanjutan. Billet kemudian dipotong men
The process of steelmaking involves converting iron ore or scrap metal into s...Shah Nadzri Jasmir
Ìý
The process of steelmaking involves converting iron ore or scrap metal into steel through various techniques, each designed to meet specific quality and production demands. Steel is one of the most widely used materials in construction, manufacturing, and infrastructure due to its strength, durability, and versatility. The entire steelmaking process is a complex blend of chemical reactions, mechanical processing, and energy-intensive methods. While the precise process varies based on the type of steel being produced and the desired characteristics, the steelmaking industry typically follows a few core steps.
1. Raw Materials: Iron Ore, Coke, and Flux
Steel production begins with the collection of raw materials, typically iron ore, coke, and flux (limestone or dolomite). These ingredients provide the necessary elements to create steel.
Iron Ore: The primary raw material for steelmaking. The most common ores are hematite (Fe₂O₃) and magnetite (Fe₃O₄), which are mined from the earth and refined to concentrate the iron content.
Coke: Derived from coal, coke acts as a fuel and reducing agent during the steelmaking process. It plays a crucial role in heating the materials to the temperatures needed to reduce iron ore into metallic iron.
Flux (Limestone or Dolomite): These materials are used to remove impurities from the molten metal during the refining process. They combine with unwanted elements, such as sulfur and silica, to form slag.
The combination of these raw materials in the blast furnace enables the production of pig iron, which serves as the base material for steel production.
2. Blast Furnace: Producing Pig Iron
The blast furnace is the first step in transforming iron ore into molten iron, also called pig iron. This process involves smelting the iron ore at high temperatures in the presence of coke and flux.
Blast Furnace Structure
The furnace is a massive steel structure lined with refractory bricks to withstand the high temperatures required to smelt the iron ore. It has several distinct parts:
Top Hopper: Where raw materials (iron ore, coke, and flux) are loaded into the furnace.
Tuyeres: Blasts of hot air, typically enriched with oxygen, are blown into the furnace through these nozzles, creating the heat necessary for smelting.
Hearth: The base of the furnace where molten pig iron and slag collect.
Process Flow
Charging: Raw materials are loaded into the furnace from the top in layers—iron ore, coke, and flux are added sequentially.
Smelting: As the materials descend into the furnace, the hot air blown in from the tuyeres burns the coke, generating carbon monoxide (CO). The carbon monoxide reacts with the iron ore (iron oxide) to reduce it to molten iron.
Reduction Reaction: Fe₂O₃ + 3CO → 2Fe + 3CO₂
This reduction process separates oxygen from the iron, leaving behind molten iron.
Formation of Slag: The flux, usually limestone, combines with impurities like silica to form a separate layer called slag. The slag floats on top of the m
Proses elektroplating melibatkan pelapisan logam pada benda kerja melalui reaksi elektrokimia menggunakan arus listrik. Proses ini terjadi ketika ion logam bergerak dari anoda ke katoda dan mengendap di permukaan katoda akibat reaksi reduksi. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pelapisan antara lain konsentrasi elektrolit, sirkulasi larutan, rapat arus, dan aditif. Pelapisan seng umumnya menggun
ITmk3 merupakan proses pembuatan besi generasi ketiga yang menggunakan prinsip Rotary Hearth Furnace untuk menghasilkan pig iron berkualitas tinggi dalam bentuk besi nugget dengan konsumsi energi yang lebih rendah dan lebih ramah lingkungan dibandingkan proses sebelumnya. Proses ini memanfaatkan batu bara untuk mengurangi bijih besi menjadi besi nugget melalui tiga zona pemanasan.
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
✅ Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
✅ Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
✅ Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
✅ Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
✅ Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
✅ Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
📌 Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
2. Secondary Prosess
ï‚— Adalah proses pemurnian baja cair
yang di lakukan di ladle furnace (LF)
untuk melayani dapur listrik proses,
dan menyediakan bahan baku baja cair
ke mesin pengecoran kontinyu (CCM).
3. Tujuan dari proses sekunder
ï‚— Mengatur temperatur baja cair yang akurat sebagai bahan
baku untuk pengecoran
ï‚— Mengatur komposisi akhir baja cair dengan kemampuan
koreksi komposisi sebagai unsur pemadu
ï‚— Homogenisasi baja cair melalui pengadukan dengan gas
ï‚— Peningkatan kebersihan baja melalui deoksidasi dan
desulfurisasi
ï‚— Bertindak sebagai buffer antara unit peleburan dan unit
pengecoran
ï‚— Meningkatkan fleksibilitas dalam produksi berbagai jenis
dan kualitas baja
5. ï‚— Ladle
Merupakan wadah untuk menampung
baja cair.
Desain ladle untuk ladle furnace
menggunakan ladle yang ada, dengan
kapasitas :
Nominal : 130 ton
Maksimal : 15o ton
Minimal : 80 ton
Diameter atas : 3700mm
Diameter bawah : 3500mm
Tinggi total : 3700mm
7. ï‚— Ladle Transfer Car (LTC)
Berfungsi sebagai alat tansformasi ladle berisi baja cair penuh dari posisi
standby ke posisi treatment LF dan sebaliknya.
Digerakan oleh 2 set penggerak motor listrik yang dikontrol oleh frekwensi
converter dilengkapi dengan 4 roda, 2 diantaranya secara independent masing-
masing digerakan oleh sebuah single wheel drive.
9. ï‚— Ladle Cover Tilting Device
Terdiri atas :
1. Ladle cover lifting device dengan
penggerak berupa elektroda dengan
sistim hidrolik.
2. 3 buah elektroda dengan kapasitas 30
MVA dengan laju pemanasan
4,3°C/min. Menggunakan bahan
graphite dengan diameter 400mm.
3. Ladle cover di desain dengan kontruksi
pendinginan air tube to tube penuh,
didesain untuk menghindari
pemasukan udara berlebih kedalam
ladle sehingga syarat optimum
desulpurisasi dicapai dengan design
yang tertutup.
11. ï‚— Dedusting
Berfungsi untuk menangkap debu yang di bangkitkan dari pemanasan ulang
(reheating) dan proses alloy handling dengan menggunakan teknologi bag
house filter berkapasitas 90.000 NM³/h.
13. ï‚— Alloy Feeding
Sistem pengisian material paduan secara kontinyu dan otomatis dan di bagi
dalam 2 proses pengisian.
- Proses pengisian storage bin (terdiri dari 12 bin dengan kapasitas 10 m³)
- Proses penambahan material paduan ke dalam LF
15. ï‚— Wire Feeding
Befungsi untuk
mengumpankan
alumunium wire atau CaSi
wire ke dalam baja cair,
pengumpanan wire ini
bertujuan untuk proses
deoksidasi ladle dan
modifikasi inklusi. Dan
wire coil di tempatkan
pada sebuah wadah yaitu
wire basket.
17. ï‚— Top And Bottom Stirring
Berfungsi untuk pengadukan baja cair yang di proses dengan gas argon
Penyambung antara saluran gas pada ladle dengan saluran gas pada
LTC di lakukan melalui kopling otomatis sehingga mengurangi kerja
manusia pada daerah yang tidak menyenangkan.
20. ï‚— Slag Treatment
Definisi
Slag merupakan sekumpulan senyawa oksida maupun sulfida dari hasil proses pemurnian maupun
erosi material refraktori.
Slag memberikan peranan penting sebagai pengontrol proses untuk meningkatkan kualitas baja,
yield alloy, penurunan refraktori, peningkatan produktivitas dan penghematan biaya operasi dapur
maupun LF.
Fungsi Slag di LF
ï‚— Menutupi baja cair untuk mempertahankan temperatur
ï‚— Sebagai flux untuk menyerap inklusi dari baja cair
ï‚— Mencegah reoksidasi dari baja
ï‚— Mengikat sukfur
ï‚— Menyetabilkan arc untuk melindungi refraktori
ï‚— Menyesuaikan dengan keadaan refraktori untuk mengurangi erosi lining
BUATLAH SLAG YANG BAIK SEBELUM
MEMBUAT BAJA YANG BAIK
21. ï‚— Deoksidasi
Penambahan unsur deoksidator seperti al, dengan tujuan untuk
mengikat oksigen terlarut di dalam baja (ex.FeO) menjadi alumina
yang akan terikat di dalam slag sebagai syarat pengaturan kebersihan
baja.
Oksigen terlarut (O) ditentukan oleh O-sensor (Celox), sedangkan O
total ditentukan dari hasil pengukuran spektro (Lab.Kimia).
Reaksi :
2Al + 3O = Al2O3
( Alumina Killed / A grade)
22. ï‚— Desulfurisasi
Adalah pengurangan kadar sulfur di dalam baja
dengan cara metode slag treatment maupun injeksi
CaSi wire maupun CaO.
Metode slag treatment
3(CaO) + 2 Al + 3 S => 3(CaS) + Al2O3
Injeksi CaSi
Ca + S => CaS
23. ï‚— Modifikasi Inklusi
Perubahan bentuk inklusi serpih menjadi bulat untuk
mencegah efek clogging sewaktu casting.
- Semula Alumina (Al2O3) menjadi oxida globular
(12CaO.7Al2O3).
- Semula alumina (Al2O3) menjadi Pxi-sulfida
globular (Ca,Mn)S
Dengan cara injeksi CaSi wire.
24. ï‚— Alloying
Penambahan ferro alloy dan material additive yang di
lakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
komposisi kimia baja cair sesuai target.
Jenis ferro alloy : FeSi, FeMn, SiMn, FeNb, FeV, FeTi,
FeMo, FeNi, FeCr, dll.