Praktikan membuat garam Mohr dengan melarutkan serbuk besi dalam asam sulfat untuk membentuk larutan FeSO4 dan mencampurkannya dengan larutan (NH4)2SO4 yang dibuat dari netralisasi asam sulfat dan amonia. Larutan dicampur dan dipanaskan hingga mengkristal menjadi garam Mohr (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O.
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifNaufa Nur
Ìý
Dokumen tersebut merangkum prosedur analisis kualitatif zat melalui uji kering dan basah, dengan mengamati sifat seperti bentuk, warna, dan perubahan saat dipanaskan. Prosedur tersebut digunakan untuk mengidentifikasi analit yang belum diketahui.
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalori yang dilepaskan saat pembakaran sempurna suatu zat. Zat sampel dibakar di dalam tabung beroksigen yang tercelup di dalam air (kalorimeter). Panas hasil pembakaran akan diserap air, sehingga kenaikan suhunya dapat diukur untuk menentukan kalori zat sampel. Prinsipnya bekerja pada sistem terisolasi di mana kalori reaksi sama dengan kalori
Identifikasi anion-anion (CO3-2, HCO3-, S2O3-2) dilakukan dengan mereaksikan larutan natrium karbonat, natrium bikarbonat, dan natrium tiosulfat dengan berbagai zat kimia. Hasilnya berupa endapan berwarna putih, kuning, coklat, atau tidak terjadi reaksi yang membedakan ketiga anion tersebut.
Kelompok 2 melakukan identifikasi anhidrida asam dan asil halida dengan melakukan beberapa reaksi kimia seperti pembentukan anilida, hidrolisis, uji asam hidroksamat, pembentukan ester menggunakan reaksi Schotten-Baumann, dan identifikasi dengan perak nitrat. Kelompok tersebut juga melakukan identifikasi alkohol menggunakan asetil klorida, oksidasi Jones, cerium amonium nitrat,
Metode pemisahan dan identifikasi kation dan anion dalam larutan kimia. Kation dan anion yang mungkin hadir perlu diidentifikasi dan dipisahkan karena dapat membentuk senyawa yang tidak larut atau mengganggu proses identifikasi kation lainnya. Metode yang digunakan meliputi pengendapan, pembentukan kompleks, reduksi, dan oksidasi.
Laporan praktikum ini membahas tentang pengujian kesadahan air dengan metode titrasi kompleksometri. Metode ini melibatkan pembentukan kompleks antara ion logam Ca2+ dan Mg2+ dengan EDTA sebagai titran. Titik akhir ditandai perubahan warna dari merah anggur menjadi biru. Hasil pengukuran kesadahan air dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesadahan air, yaitu air lunak, sedang, keras, atau sangat
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
1. Asam anhidrida terbentuk dari dua molekul asam yang melepaskan satu molekul air.
2. Amida tidak reaktif namun banyak terdapat di alam, contohnya protein.
3. Lemak dan minyak merupakan triester gliserol yang dapat disabunkan menjadi sabun.
Dokumen tersebut merangkum proses sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat. Prosesnya meliputi refluks campuran bahan selama satu jam, dievaporasi, dipisahkan menjadi dua lapisan, dan diperoleh etil asetat murni setelah dikeringkan dan disaring.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan menstandarisasi larutan standar HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakannya untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan. Larutan HCl distandarisasi dengan boraks sebagai larutan standar primer, sedangkan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat. Kedua larutan standar kemudian digunakan untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka melalui
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)nailaamaliaa
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang asam karboksilat dan ester. Asam karboksilat merupakan senyawa yang mengandung gugus karboksil dan memiliki sifat yang unik. Ester dibentuk melalui reaksi antara asam karboksilat dan alkohol. Kedua senyawa ini memiliki berbagai sifat fisika dan kimia serta digunakan dalam berbagai bidang.
Laporan praktikum kimia fisika tentang pengaruh suhu terhadap kelarutan zat. Mahasiswa mengukur kelarutan asam oksalat, benzoat, dan borat pada berbagai suhu dan menghitung kalor pelarutannya menggunakan persamaan Van't Hoff. Hasilnya menunjukkan kelarutan zat-zat tersebut berkurang dengan penurunan suhu dan kalor pelarutannya dapat dihitung.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi kation melalui analisis kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeteksi unsur kimia dalam larutan tidak diketahui dengan mereaksikan larutan tersebut dengan beberapa pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. Kation-kation diklasifikasikan ke dalam 5 golongan berdasarkan sifat kimianya terhadap pereaksi tertentu seperti asam klorida dan hidrogen sulfida. Golongan I
Dokumen tersebut menjelaskan tentang spektrofotometer serapan atom (atomic absorption spectrophotometer/AAS) yang digunakan untuk menganalisis kandungan logam dalam suatu sampel. AAS bekerja dengan cara memanaskan sampel hingga teratomisasi, kemudian mengukur absorbsi radiasi oleh atom-atom logam bebas tersebut pada panjang gelombang khas masing-masing unsur logam. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai metode penyiapan samp
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
Ìý
Laporan praktikum kimia ini memberikan ringkasan singkat tentang sintesis asam benzoat dari oksidasi toluena menggunakan KMnO4. Prosesnya melibatkan reaksi oksidasi toluena menjadi aldehida lalu asam benzoat dalam kondisi basa. Hasil akhir adalah kristal asam benzoat berbentuk panjang tajam berwarna putih seberat 0,171 gram.
Kelompok 2 melakukan identifikasi anhidrida asam dan asil halida dengan melakukan beberapa reaksi kimia seperti pembentukan anilida, hidrolisis, uji asam hidroksamat, pembentukan ester menggunakan reaksi Schotten-Baumann, dan identifikasi dengan perak nitrat. Kelompok tersebut juga melakukan identifikasi alkohol menggunakan asetil klorida, oksidasi Jones, cerium amonium nitrat,
Metode pemisahan dan identifikasi kation dan anion dalam larutan kimia. Kation dan anion yang mungkin hadir perlu diidentifikasi dan dipisahkan karena dapat membentuk senyawa yang tidak larut atau mengganggu proses identifikasi kation lainnya. Metode yang digunakan meliputi pengendapan, pembentukan kompleks, reduksi, dan oksidasi.
Laporan praktikum ini membahas tentang pengujian kesadahan air dengan metode titrasi kompleksometri. Metode ini melibatkan pembentukan kompleks antara ion logam Ca2+ dan Mg2+ dengan EDTA sebagai titran. Titik akhir ditandai perubahan warna dari merah anggur menjadi biru. Hasil pengukuran kesadahan air dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesadahan air, yaitu air lunak, sedang, keras, atau sangat
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
1. Asam anhidrida terbentuk dari dua molekul asam yang melepaskan satu molekul air.
2. Amida tidak reaktif namun banyak terdapat di alam, contohnya protein.
3. Lemak dan minyak merupakan triester gliserol yang dapat disabunkan menjadi sabun.
Dokumen tersebut merangkum proses sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat. Prosesnya meliputi refluks campuran bahan selama satu jam, dievaporasi, dipisahkan menjadi dua lapisan, dan diperoleh etil asetat murni setelah dikeringkan dan disaring.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan menstandarisasi larutan standar HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakannya untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan. Larutan HCl distandarisasi dengan boraks sebagai larutan standar primer, sedangkan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat. Kedua larutan standar kemudian digunakan untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka melalui
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)nailaamaliaa
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang asam karboksilat dan ester. Asam karboksilat merupakan senyawa yang mengandung gugus karboksil dan memiliki sifat yang unik. Ester dibentuk melalui reaksi antara asam karboksilat dan alkohol. Kedua senyawa ini memiliki berbagai sifat fisika dan kimia serta digunakan dalam berbagai bidang.
Laporan praktikum kimia fisika tentang pengaruh suhu terhadap kelarutan zat. Mahasiswa mengukur kelarutan asam oksalat, benzoat, dan borat pada berbagai suhu dan menghitung kalor pelarutannya menggunakan persamaan Van't Hoff. Hasilnya menunjukkan kelarutan zat-zat tersebut berkurang dengan penurunan suhu dan kalor pelarutannya dapat dihitung.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi kation melalui analisis kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeteksi unsur kimia dalam larutan tidak diketahui dengan mereaksikan larutan tersebut dengan beberapa pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. Kation-kation diklasifikasikan ke dalam 5 golongan berdasarkan sifat kimianya terhadap pereaksi tertentu seperti asam klorida dan hidrogen sulfida. Golongan I
Dokumen tersebut menjelaskan tentang spektrofotometer serapan atom (atomic absorption spectrophotometer/AAS) yang digunakan untuk menganalisis kandungan logam dalam suatu sampel. AAS bekerja dengan cara memanaskan sampel hingga teratomisasi, kemudian mengukur absorbsi radiasi oleh atom-atom logam bebas tersebut pada panjang gelombang khas masing-masing unsur logam. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai metode penyiapan samp
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
Ìý
Laporan praktikum kimia ini memberikan ringkasan singkat tentang sintesis asam benzoat dari oksidasi toluena menggunakan KMnO4. Prosesnya melibatkan reaksi oksidasi toluena menjadi aldehida lalu asam benzoat dalam kondisi basa. Hasil akhir adalah kristal asam benzoat berbentuk panjang tajam berwarna putih seberat 0,171 gram.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat unsur halogen seperti klor, brom dan iod serta cara pembuatannya. Juga membahas tentang ion kompleks dan sifat khas unsur transisi seperti besi dan mangan melalui serangkaian percobaan.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur analisis kuantitatif untuk menentukan kadar besi pada sampel garam tunjung (FeSO4.7H2O) dengan cara mengoksidasi besi (II) menjadi besi (III) yang lebih stabil, kemudian diendapkan sebagai besi (III) hidroksida dan dipijarkan menjadi besi (III) oksida untuk ditimbang.
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Ìý
Garam besi (III) diendapkan dari larutan tawas ferri amonium sulfat menggunakan basa lemah NH4OH, membentuk endapan berwarna merah kecoklatan berbentuk selai yang merupakan Fe(OH)3. Kadar Fe dihitung setelah endapan dipijarkan menjadi Fe2O3. Suhu diperlukan untuk menghasilkan endapan yang baik.
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatRidwan Ajipradana
Ìý
Garam besi (III) diendapkan dengan NH4OH membentuk endapan merah kecoklatan Fe(OH)3. Endapan ini dipanaskan untuk menghasilkan Fe2O3 hitam kecoklatan. Kadar Fe diukur melalui proses ini dengan mempertimbangkan suhu yang tepat untuk mendapatkan endapan.
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriHesti Radean
Ìý
Proposal ini menjelaskan rencana untuk menganalisis kadar kesadahan total dan kadar besi dalam sampel air sumur di Ngastihartjo, Kasih, Bantul menggunakan metode volumetri dan gravimetri."
Besi (Fe) memiliki peran penting dalam berbagai bidang industri dan kehidupan. Fe digunakan untuk membangun infrastruktur dan alat transportasi. Senyawanya seperti besi klorida dan besi sulfat dimanfaatkan dalam pengolahan limbah, pengecatan, dan industri tekstil. Fe juga berperan dalam tubuh melalui hemoglobin dan mioglobin.
Dokumen tersebut membahas tentang belerang dan sifat-sifatnya. Belerang dapat ditemukan secara alami dalam berbagai bentuk kristal dan merupakan unsur penting dalam kehidupan. Belerang dapat mengalami modifikasi kristal pada berbagai suhu dan dapat dihasilkan dalam bentuk gas seperti hidrogen sulfida. Asam sulfat merupakan senyawa penting yang dapat bereaksi dengan berbagai zat.
Data Pengamatan tetraamin kelompok 8 (2).pptxanis305582
Ìý
Dokumen ini merangkum percobaan pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga(II) sulfat dari reaksi antara CuSO4.5H2O dan NH3. Prosesnya melibatkan pembentukan endapan berwarna ungu setelah ditambah etanol dan didiamkan, yang kemudian disaring dan dikeringkan untuk menghasilkan kristal berwarna biru keunguan dengan rendemen 53%. Sifat-sifat kristal tersebut juga diuji dengan melarutkannya
Proses pembuatan asam sulfat dengan proses bilik timbal dan proses kontak dijelaskan. Pada proses bilik timbal, gas SO2, NO, dan NO2 direaksikan di menara glover dan bilik timbal untuk menghasilkan asam sulfat. Pada proses kontak, SO2 dioksidasi menjadi SO3 menggunakan katalis seperti platina atau vanadium oksida, lalu diubah menjadi asam sulfat pekat. Kedua proses melibatkan serangkaian tahap peman
Traditional Games In The Indonesian Independence DayDila Adila
Ìý
Traditional games are an important part of celebrating Indonesian Independence Day each August 17th. Some common traditional games played include panjat pinang (climbing a slippery nut tree to retrieve prizes), tarik tambang (tug of war between teams), makan kerupuk (a cracker eating contest without using hands), balap karung (a sack race), and balap kelereng (a marble carrying race where dropped marbles result in elimination). These games foster a spirit of friendly competition and community participation in commemorating Indonesia's independence from colonial rule.
1. 10
A. TUJUAN PERCOBAAN
• Membuat besi (II) ammonium (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O atau garam Mohr dengan cara
kristalisasi.
• Mempelajari reaksi-reaksi kimia yang terjadi.
• Mempelajari kondisi proses antara lain: suhu, pengadukan, pH dan derajat lewat
jenuh.
• Mempelajari tahapan proses dan operasi antara lain: pemanasan, penyaringan (filtrasi)
dan pendinginan.
• Menghitung Yield produk garam Mohr
• Melakukan analisis kualitatif dan uji mikrobiologi produk garam Mohr.
B. DASAR TEORI
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh dan liat. Ia melebur
pada 1535o
C. Jarang terdapat besi komersil yang murni, biasanya besi mengandung sejumlah
kecil karbida, fosfida, silsida dari besi, serta sedikit grafit. Zat – zat pencemar ini
mempengaruhi kekuatan struktur besi. Besi dapat di magnetkan. HCl encer / pekat dan
H2SO4 encer melarutkan besi yang mana menghasilkan garam – garam besi (II) dan gas H2.
Garam besi (II) sulfat dapat bergabung dengan garam – garam sulfat dari garam
alkali, membentuk suatu garam rangkap dengan rumus umum yang dapat di gambarkan
sebagai M2Fe(SO4).6H2O , dimana M = logam – logam seperti K, Rb, Cs, dan NH4. Rumus
ini merupakan gabungan dua garam dengan anion yang sama yaitu M2SO4FeSO4.6H2O.
Untuk garam rangkap dengan M adalah NH4, yang dibuat dengan jumlah mol besi (II)
sulfat dan ammonium sulfat sama, maka hasil ini dikenal dengan garam Mohr. Garam Mohr
dibuat dengan mencampurkan kedua garm sulfat dan besi (II) ammonium, dimana masing –
masing garam dilarutkan sampai jenuh dan pada besi (II) ditambahkan sedikit asam. Pada
saat pendinginan hasil campuran pada kedua garam di atas akan diperoleh Kristal yang
berwarna hijau kebiru – biruan dengan bentuk monoklin. Garam Mohr tidak lain adalah
garam rangkap besi (II) ammonium sulfat dengan rumus molekul (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
Garam Mohr mempunyai banyak fungsi, tetapi garam Mohr biasanya digunakan untuk :
• Membuat larutan baku Fe2+
bagi analisis volumetric
• Sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetic
Kelompok 8 Kelas 1A | Laporan Pembuatan Garam Mohr
2. 10
• Untuk meramalkan urutan daya pengoksidasi oksidator K2Cr2O7 , KMnO4 dan KBrO3
( dengan konsentrasi yang sama ) terhadap ion Fe2+
.
• Dalam aneka industri digunakan dalam pembuatan tinta cetak hitam (sama seperti
ferosulfat), pewarnaan kulit, kain wool dan dapat digunakan sebagai desinfektan.
Reaksi :
I. Fe + H2SO4 20% ïƒ FeSO4 + H2
II. 2NH4OH + H2SO4 ïƒ (NH4)2SO4 + 2H2O
III. FeSO4 + (NH4)2SO4 ïƒ (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
C. SKEMA KERJA
1. Pembuatan larutan FeSO4
Kelompok 8 Kelas 1A | Laporan Pembuatan Garam Mohr
Siapkan gelas kimia yang berisi 5 gr
serbuk besi Masukan perlahan 40ml H2SO4 20 %
kedalam gelas kimia
Aduk campuran diatas hingga logam besi larut
Panaskan campuran atur suhu jangan terlalu tinggi
kira-kira sehingga larutan tidak jenuh.
Amati perubahan yang terjadi
Ukurlah suhu setiap 5 menit selama 30 menit lalu
periksa pH campuranya
3. 10
2. Pembuatan larutan (
Kelompok 8 Kelas 1A | Laporan Pembuatan Garam Mohr
Bila saat dipanaskan terjadi endapan biru
kehijauan tambahkan aquades untuk melarutkan
Saringlah campuran tersebut dalam keadaan panas
periksa PH filtrat yang diperoleh
Tambahkan 2 ml H2SO4 pada filtrat
untuk mempertahankan pH < 2
Uapkan hingga memperoleh larutan yang berwarna biru bening
Masukan 25ml asam sulfatSediakan gelas kimia yang telah berisi 35ml
Panaskan dan aduk selama 30 menit pada suhu 8
Catat suhu pH dan suhu setiap 5
Uapkan hingga larutan menjadi bening dengan pH
4. 10
3. Pembuatan kristal garam Mohr [( Fe . 6 O]
D. ALAT DAN BAHAN
ALAT SPESIFIKASI JUMLAH
Hot plate 2
Gelas kimia 300 mL 4
Gelas ukur 50 mL 1
Batang pengaduk 1
Pipet volume 25 mL 1
Pipet tetes 1
Bola hisap 1
Corong 1
Kaca arloji 1
Spatula 1
Botol semprot 1
Kelompok 8 Kelas 1A | Laporan Pembuatan Garam Mohr
Campurkan larutan A dan B dalam keadaan masih panas
Panaskan selama 30-35 menit dengan suhu 100-12 C
Ukur pH campuran hingga campuran mengalami penetralan (pH=7)
5. 10
Kertas saring 1
Tabel 1. Alat yang di gunakan
BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH
H2SO4 20% 67 mL
NH4OH 10% 35 mL
Aquades
BaCl 0,5 M
Serbuk Fe 5 gram
Tabel 2. Bahan yang digunakan
E. DATA PENGAMATAN
WAKTU
(MENIT)
SUHU
(0
C)
WARNA pH
5 81 Ungu 1
10 81 Ungu 1
15 72 Ungu 1
20 75 Ungu 1
25 76 Ungu 1
30 78 Ungu 1
Tabel 3. Data pengamatan NH4OH + H2SO4
WAKTU SUHU WARNA pH
Kelompok 8 Kelas 1A | Laporan Pembuatan Garam Mohr
6. 10
(MENIT) (0
C)
5 50 Ungu 1
10 48 Ungu 1
15 49 Ungu 1
20 51 Ungu 1
25 50 Ungu 1
30 49 Ungu 1
Tabel 4. Data pengamatan Fe + H2SO4
F. PENGOLAHAN DATA
Massa Serbuk Besi = 5 gram
Ar besi = 56 gram/mol
Mr Mohr = 392 gram/mol
Berat Garam Mohr = 1,24 gr
Menghitungmolgarammohr
FeSO4 + (NH4)2SO4 + 6H2O ïƒ (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
Mol Fe = mol garam Mohr
Mol Fe = mol (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
Mol Fe =
Mol Fe = = 0,0893 mol
1.1 MassagaramMohrsecarateori
MassaMohr =MolMohrxMrMohr
= 0,0893 mol x 392 gram/mol
=35,0056 gram
Kelompok 8 Kelas 1A | Laporan Pembuatan Garam Mohr
7. 10
1.2 Efisiensi/rendemen
=
= 3,54%
1.3 KemurniangaramMohr
Persentasekemurnian=
F. PEMBAHASAN
1. Dila Adila
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan sintesa garam mohr. Ada tiga tahap
reaksi yang dilalui. Reaksi pertama merupakan reaksi pelarutan serbuk Fe, adapaun
persamaannya sbb :
Fe + H2SO4 20% ïƒ FeSO4 + H2
Serbuk Fe dilarutkan dengan H2SO4 encer dan dilakukan diruang asam dengan
pemanasan dikarenakan jika digunakan asam sulfat yang pekat, maka akan dihasilkan suatu
ion-ion besi yang tidak diinginkan dan pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi.
Asam sulfat encer akan mengoksidasi besi menjadi ion Fe2+
dan ion H+
dari asam sulfat yang
mengalami reduksi menjadi H2. Reaksi ini menghasilkan Fe2+
dari FeSO4 jenuh yang tidak
stabil diudara.
Kelompok 8 Kelas 1A | Laporan Pembuatan Garam Mohr
8. 10
Kemudian reaksi selanjutnya merupakan reaksi pembuatan larutan ammonium sulfat
jenuh.
2NH4OH + H2SO4 ïƒ (NH4)2SO4 + 2H2O
Reaksi ini merupakan reaksi penetralan NH4OH oleh H2SO4 sambil dipanaskan agar didapat
larutan ammonium sulfat yang jenuh. Larutan ini akan menghasilkan garam karena
merupakan campuran antara asam dan basa, dimana asamnya adalah asam sulfat 20 % dan
basanya adalah amoniak. Larutan ini adalah (NH4)2SO4. Namun pada praktikum, pH larutan
(NH4)2SO4 yang terbuat adalah 1. Hal ini ditimbulkan karena kemurnian zat keduanya tidak
tepat seperti yang ditentukan, kebersihan alat juga harus diperhatikan, atau adanya pengotor
dalam kedua zat.
Terakhir reaksi pencampuran garam – garam jenuh yang panas yaitu FeSO4 dan
(NH4)2SO4.
FeSO4 + (NH4)2SO4 ïƒ (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
Reaksi ini akan menghasilkan garam Mohr. Pendinginan dilakukan selama dua
minggu agar dihasilkan kristal (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O yang maksimal. Setelah diperhatikan
sebaiknya mengusahakan jumlah mol atau perbandingan mol dari FeSO4 dan (NH4)2SO4
sama, agar dihasilkan rendemen yang optimal.
2. Ulfa Nurul Azizah
Pada percobaan kali ini praktikan membuat garam Mohr. Pertama-tama praktikan
membuat larutan A dengan melarutkan 5 gr serbuk besi ke dalam 40ml asam sulfat 20%
kemudian dipanaskan. Perlahan-lahan serbuk besi larut, hal ini disebabkan karena asam sulfat
merupakan pelarut yang mengandung proton yang dapat diionkan dan bersifat asam kuat
atau lemah. Pemanasan yang dilakukan pada pelarutan ini, semakin mempercepat terjadinya
reaksi antara besi dengan asam sulfat sehingga hampir semua serbuk besi dapat melarut.
Larutan kemudian disaring, Adapun tujuan dari penyaringan adalah untuk menghindari
terbentuknya kristal pada suhu yang rendah dan tujuan dari pemanasan adalah adalah sebagai
katalis yaitu untuk mempercepat terjadinya reaksi sehingga hampir semua besi dapat melarut.
Larutan lalu diuapkan agar molekul air yang terdapat dalam larutan tersebut berkurang.
Filtrat tersebut mengandung garam besi (II) sulfat, dalam larutan garam ini mengandung ion
Kelompok 8 Kelas 1A | Laporan Pembuatan Garam Mohr
9. 10
Fe2+
yang memberikan warna biru kehijauan pada filtrat dan Pembentukan FeSO4 dari logam
Fe merupakan reaksi elektron berdasarkan prinsip termokimia. Reaksi yang terjadi yaitu:
Fe + H2SO4 → FeSO4 + H2
Berikutnya praktikan membuat larutan B, yaitu menetralkan 25ml asam sulfat 20%
dengan menambahkan amonia pekat. Setelah penambahan ± 35 ml amonia pekat ke dalam
larutan asam sulfat, dan dengan memasukkan pH indikator ke dalam larutan tersebut
diperoleh pH larutan 7. Reaksi antara asam sulfat dan larutan amonia merupakan reaksi
netralisasi, sehingga pH yang diperoleh adalah 7. Reaksi yang terjadi yaitu :
2NH3 + H2SO4 → (NH4)2SO4
Selanjutnya larutan A dimasukkan ke dalam larutan B, diperoleh larutan berwarna
hijau dengan sedikit endapan putih di dasar gelas piala. Campuran ini kemudian didinginkan
sehingga terbentuk kristal yang halus, setelah itu barulah kristal disaring sehingga diperoleh
garam Mohr. Dengan hasil yang didapatkan dari percobaan tersebut terdapat kesalahan dalam
pemanasan campuran larutan A dan B yang seharusnya di panaskan pada suhu 100-12 C
selama 30 menit tetapi praktikum pertama dipanaskan selama 10 menit dengan suhu C
yang mengakibatkan pH belum menjadi netral saat diuapkan dan garam morh tidak
mengkristal seperti yang seharusnya namun pada saat pemanasan ke dua dengan suhu C
sehingga larutan menjadi keruh dan harus di saring kembali untuk mendapatkan filtrat ke 2
dengan volume yang lebih sedikit namun dapat mengkristal menjadi garam mohr karna
menetralkan pH menjadi 7 karna memanaskan larutan dengan suhu tinggi.
3. Rima Agustin Merdekawati
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan pembuatan garam mohr
dengan melarutkan larutan FeSO4 dengan larutan (NH)2SO4. Larutan FeSO4 dibuat dengan
melarutkan 5 gram serbuk besi ke dalam larutan H2SO4 20%. Pada saat pencampuran larutan
terbentuklah buih dari serbuk besi sehingga perlu dilakukan pemanasan hingga suhunya
mendekati 50o
C untuk menghilangkan buih. Buih tersebut adalah gas hidrogen yang
merupakan produk samping dari pembentukan FeSO4. Selain itu pemanasan juga berfungsi
untuk mempercepat proses pelarutan serbuk besi menjadi Fe2+
. Pembentukan Fe2+
dapat di
identifikasi dengan perubahan warna larutan dari putih keabu-abuan menjadi hijau dan jika
didinginkan berwarna hijau muda. Kemudian penyaringan dilakukan saat larutan masih
Kelompok 8 Kelas 1A | Laporan Pembuatan Garam Mohr
10. 10
dalam kondisi panas, hal ini dilakukan agar tidak terbentuk kristal. Sedangkan larutan
(NH)2SO4 dengan mencampurkan larutan H2SO4 20% ke dalam larutan NH4OH 10%.
Kemudian campuran tadi dipanaskan hingga suhunya 80o
C dan uapkan hingga larutan
menjadi bening.
Filtrat dari larutan FeSO4 kemudian dicampurkan dengan larutan (NH4)2SO4 dan
dilakukan pemanasan. Setelah 30 menit proses pemanasan dihentikan dan kemudian larutan
didinginkan untuk mendapatkan garam Mohr yang diinginkan. Untuk mempercepat proses
pembentukan kristal garam Mohr maka larutan dipancing dengan memasukkan garam Mohr
asli. Garam mohr yang dihasilkan adalah 1,24 gram sehingga berat redemennya adalah 3,54
% dan kemurniannya adalah 96,135 %. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa garam yang
terbentuk sangatlah sedikit hal ini bisa disebabkan karena beberapa faktor seperti pH dari
larutan, suhu pada pemanasan, masih adanya besi yang belum terlarut, dan adanya zat
pengganggu dari luar. Selain itu dari data tersebut dapat diperoleh hubungan antara
rendemen dan kemurnian yaitu semakin kecil nilai rendemennya maka akan semakin besar
pula nilai kemurniannya semakin sedikit garam mohr yang dihasilkan maka tingkat
kemurnian yang didapatkan akan semakin besar.
G. KESIMPULAN
• Teknik yang dapat digunakan untuk membuat garam Mohr adalah dengan
mereaksikan FeSO4 jenuh dan (NH4)2SO4 jenuh pada suhu tinggi untuk kemudian
dilakukan pendinginan.
• Kondisi operasi maksimum adalah dengan pemanasan reaksi sekitar 80 – 100o
C dan
perbandingan mol FeSO4 jenuh dan (NH4)2SO4 adalah sama.
• Garam Mohr yang terbentuk adalah 1,24 gram. Persen rendemennya adalah 3,54%
H. DAFTAR PUSTAKA
Manfaati, Rintis,ST.,MT dkk. 2012. Praktikum Satuan Proses 1. Bandung: Politeknik
Negeri Bandung.
Kelompok 8 Kelas 1A | Laporan Pembuatan Garam Mohr