1. Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi dan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti difteri, pertusis, polio, campak, tetanus, tuberkulosis, dan hepatitis B.
2. Juga membahas tentang jenis kekebalan, baik kekebalan pasif maupun aktif, serta jadwal dan cara pemberian berbagai vaksin imunisasi anak dan dewasa.
3. Termasuk penjelasan singkat mengenai karakteristik
Program imunisasi bertujuan mencegah penyakit menular melalui vaksinasi. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi rutin untuk bayi dan anak, serta strategi untuk mencapai target vaksinasi universal dan eliminasi penyakit tertentu seperti tetanus dan polio.
Dokumen tersebut membahas tentang program imunisasi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1956 untuk mengendalikan dan mencegah penyakit menular melalui vaksinasi. Dokumen ini menjelaskan jenis penyakit yang dicakup dalam program imunisasi beserta gejala, penyebab, dan cara pencegahannya melalui vaksinasi.
Demam tifoid, disentri, dan difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, yaitu Salmonella typhi, Shigella dysentriae, dan Corynebacterium diphtheriae. Ketiga penyakit ini menimbulkan gejala demam dan gangguan pencernaan serta dapat menular melalui kontak dengan orang atau benda terkontaminasi. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan isolasi bakteri, sementara pengobatannya meliputi
Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia pada anak dan peran penting imunisasi PCV untuk mencegah pneumonia. Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan demam, batuk dan kesulitan bernafas, dan merupakan penyebab kematian nomor satu pada anak di dunia. Imunisasi PCV diberikan kepada seluruh bayi untuk mencegah pneumonia yang disebabkan bakteri Pneumokokus. Imunisasi PCV aman dan efektif untuk
Vaksin Hib dan vaksin DPT digunakan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri berbahaya pada anak-anak. Vaksin Hib mencegah infeksi oleh bakteri Hib yang dapat menyerang otak, paru-paru, dan organ tubuh lainnya, sementara vaksin DPT mencegah difteri, pertusis, dan tetanus, yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan parah dan kematian. Jika anak tidak divak
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang merupakan penyakit umum yang diderita masyarakat. ISPA dapat menyerang bagian atas maupun bawah saluran pernapasan dan sering terjadi pada anak-anak. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, penyebab, gejala, tanda bahaya, perawatan di rumah, dan pencegahan ISPA.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi DPT yang digunakan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Imunisasi DPT diberikan sebanyak tiga kali karena pada pemberian pertama belum memiliki kadar antibodi yang memadai. Imunisasi DPT bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap ketiga penyakit tersebut sekaligus.
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan imunitas khususnya penyakit polio. Polio disebabkan oleh virus polio yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Vaksinasi polio merupakan cara pencegahan utama dengan memberikan vaksin oral polio vaccine atau inactivated polio vaccine sejak bayi.
Daftar nama 10 siswa beserta nomor induk masing-masing, definisi anak dan remaja, daftar 10 penyakit umum pada anak beserta penjelasan singkat tentang cacar air dan diare, serta beberapa faktor risiko penyakit-penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang program imunisasi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1956 untuk mengendalikan dan mencegah penyakit menular melalui vaksinasi. Dokumen ini menjelaskan jenis penyakit yang dicakup dalam program imunisasi beserta gejala, penyebab, dan cara pencegahannya melalui vaksinasi.
Demam tifoid, disentri, dan difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, yaitu Salmonella typhi, Shigella dysentriae, dan Corynebacterium diphtheriae. Ketiga penyakit ini menimbulkan gejala demam dan gangguan pencernaan serta dapat menular melalui kontak dengan orang atau benda terkontaminasi. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan isolasi bakteri, sementara pengobatannya meliputi
Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia pada anak dan peran penting imunisasi PCV untuk mencegah pneumonia. Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan demam, batuk dan kesulitan bernafas, dan merupakan penyebab kematian nomor satu pada anak di dunia. Imunisasi PCV diberikan kepada seluruh bayi untuk mencegah pneumonia yang disebabkan bakteri Pneumokokus. Imunisasi PCV aman dan efektif untuk
Vaksin Hib dan vaksin DPT digunakan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri berbahaya pada anak-anak. Vaksin Hib mencegah infeksi oleh bakteri Hib yang dapat menyerang otak, paru-paru, dan organ tubuh lainnya, sementara vaksin DPT mencegah difteri, pertusis, dan tetanus, yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan parah dan kematian. Jika anak tidak divak
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang merupakan penyakit umum yang diderita masyarakat. ISPA dapat menyerang bagian atas maupun bawah saluran pernapasan dan sering terjadi pada anak-anak. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, penyebab, gejala, tanda bahaya, perawatan di rumah, dan pencegahan ISPA.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi DPT yang digunakan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Imunisasi DPT diberikan sebanyak tiga kali karena pada pemberian pertama belum memiliki kadar antibodi yang memadai. Imunisasi DPT bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap ketiga penyakit tersebut sekaligus.
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan imunitas khususnya penyakit polio. Polio disebabkan oleh virus polio yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Vaksinasi polio merupakan cara pencegahan utama dengan memberikan vaksin oral polio vaccine atau inactivated polio vaccine sejak bayi.
Daftar nama 10 siswa beserta nomor induk masing-masing, definisi anak dan remaja, daftar 10 penyakit umum pada anak beserta penjelasan singkat tentang cacar air dan diare, serta beberapa faktor risiko penyakit-penyakit tersebut.
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
leafleat pd3i (pencegahan penyakit menular dengan imunisasi dasar lengkap
1. Pertusis
(Batuk 100 hari)
Tetanus
Neonatorum
Gejala Pertusis
Batuk yang keras terus menerus, diawali tarikan
napas panjang lewat mulut seperti bunyi melengking
dan terkadang disertai muntah setelah batuk.
Imunisasi DPT-HB-Hib
lengkap sesuai jadwal
pada bayi dan anak
usia di bawah dua
tahun.
Lakukan protokol
kesehatan seperti
memakai masker,
mencuci tangan
dengan sabun dan
menjaga jarak.
Pertusis (batuk 100 hari) atau batuk rejan
adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Pertusis.
Cara penularannya melalui percikan ludah saat
batuk, bersin dan bicara, serta penggunaan alat
makan minum bersama
Persalinan di fasilitas kesehatan
Merawat tali pusat dengan bersih sesuai
arahan petugas kesehatan
Memeriksakan bayi baru lahir ke fasilitas
kesehatan sesuai jadwal
Mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib pada
bayi dan anak usia di bawah dua tahun,
imunisasi Dt dan Td pada anak usia sekolah
dasar/sederajat dan imunisasi Td pada
wanita usia subur (berdasarkan penapisan)
Gejala Tetanus Neonatarum
Kesulitan menyusu/minum
Mulut mencucu
Kejang
Kaku
Tetanus Neonatorum adalah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Tetanus yang mengenai
bayi baru lahir.
Cara penularannya melalui proses persalinan,
pemotongan dan perawatan tali pusat yang
tidak bersih.
Segera hubungi petugas kesehatan
terdekat jika menemukan:
Bayi baru lahir yang sulit menyusu/minum
disertai mulut mencucu dan kejang atau kaku
Bayi baru lahir yang meninggal yang tidak
diketahui penyebabnya.
Cegah Pertusis dengan:
Sesak
nafas
Pendarahan
pada mata
Kurang gizi/
Malnutrisi
Jika tidak ditangani dapat menimbulkan
komplikasi.
Cegah Tetanus Neonatorum dengan:
Segera hubungi dan periksakan Anak
dengan gejala Pertusis ke Petugas
Kesehatan terdekat untuk diobati dan
diambil sampel swab tenggorokan.
AYO
LAPORKAN!
Penyakit yang
Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi
(PD3I)
Hubungi Petugas Surveilans Kami
Nama :
No. Telp :
KENALI GEJALA & TANDANYA
CEGAH PENULARANNYA
POLIO
CAMPAK-RUBELA
DIFTERI
TETANUS NEONATORUM
PERTUSIS
2. Difteri
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Difteri yang dapat menyerang semua
usia dan mengakibatkan sesak nafas bahkan
kematian.
Cara penularannya melalui percikan ludah saat
batuk, bersin, dan bicara, serta penggunaan
alat makan minum bersama.
Campak-Rubela
Polio
Gejala Campak-Rubela
Demam dan bintik kemerahan.
Imunisasi DPT-HB-Hib lengkap sesuai jadwal
pada bayi dan anak usia di bawah dua tahun,
Imunisasi DT dan Td pada Anak usia sekolah
dasar,
Imunisasi Td pada wanita usia subur (berdasarkan
penapisan).
Cegah Difteri dengan:
Nyeri
Menelan
Demam/
tanpa
demam
Terlihat
selaput
putih dalam
tenggorokan
Leher
bengkak
Segera hubungi dan periksakan ke petugas
kesehatan setempat jika menemukan seseorang
yang memiliki gejala:
Jika masyarakat berkontak
dengan penderita Difteri,
maka diwajibkan untuk:
Minum obat antibiotik
sesuai arahan petugas
kesehatan (puskesmas/
RS) harus sampai habis
Mendapatkan dan
melengkapi imunisasi
Diambil swab
tenggorokan sesuai
arahan petugas
Pakai masker
Selama masa minum
obat bagi kontak erat
dan petugas kesehatan
Isolasi penderita
di fasilitas kesehatan
Batasi kontak
dengan penderita
Difteri
Cuci tangan pakai
sabun dan bilas
dengan air bersih
Penting!
Komplikasi apabila tidak segera ditangani:
Diare
Radang paru
Radang otak
Kebutaan
Gizi buruk
Bahkan
kematian
Jika mengenai ibu hamil
dapat menyebabkan:
Keguguran
Bayi lahir mati
Bayi yang dilahirkan
mengalami kecacatan,
kelainan jantung, kelainan
mata, ketulian dan
keterlambatan tumbuh
kembang.
Campak Rubela
Imunisasi Campak-Rubela
sesuai jadwal pada usia 9
bulan dan 18 bulan serta usia
sekolah kelas 1 SD/sederajat.
Pemberian vitamin A
pada Anak dengan
gejala Campak-Rubela.
Isolasi penderita
Jauhkan penderita dari
Ibu hamil.
Makan makanan bergizi.
Cegah Campak-Rubela dengan:
Batasi kontak dengan
penderita yang bergejala
demam dan bintik-bintik
kemerahan
Cegah Polio dengan:
Imunisasi Polio (tetes dan suntik) lengkap
sesuai jadwal pada bayi.
Cuci tangan pakai sabun dan bilas dengan
air bersih
Stop BAB sembarangan
Tabel Jadwal Imunisasi Polio
Jenis Imunisasi
Imunisasi polio tetes (OPV 1)
Imunisasi polio tetes (OPV 2)
Imunisasi polio tetes (OPV 3)
Imunisasi polio tetes (OPV 4)
dan polio suntik (IPV 1)
Usia
1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
Segera hubungi petugas kesehatan terdekat
Jika ditemukan Anak usia di bawah 15 tahun:
Dengan gejala lumpuh/layuh/lemas/lemah
atau keterbatasan gerak yang muncul secara
mendadak atau tiba-tiba dan bukan disebabkan
karena trauma
Ikuti arahan petugas kesehatan untuk
mengambil sampel tinja Anak sebanyak 2x
guna memastikan penyakit Polio.
S
e
l
a
p
u
t
P
u
t
i
h
Segera hubungi dan periksakan ke petugas
kesehatan setempat
Jika menemukan seseorang (semua usia) dengan
gejala demam dan bintik-bintik kemerahan.
Ikuti arahan petugas kesehatan untuk mengambil
sampel darah guna memastikan penyakit
Campak-Rubela.
Image by CDC
Polio adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Polio dan
sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan kelumpuhan dan cacat seumur hidup.
Salah satu gejala Polio adalah lumpuh layuh.
Lumpuh layuh adalah semua kelumpuhan yang
terjadi secara mendadak dan bersifat layuh
atau lemas. Setiap lumpuh layuh pada anak usia
di bawah 15 tahun HARUS DILAPORKAN
kepada petugas kesehatan terdekat.
Cara penularannya melalui air atau makanan
yang tercemar oleh tinja yang mengandung virus Polio.
Penyakit yang disebabkan oleh virus Campak
dan virus Rubela yang dapat menyerang semua
usia dan dapat mengakibatkan kematian.
Cara penularannya melalui
percikan ludah penderita pada saat
batuk, bersin atau bicara serta
penggunaan alat makan minum bersama.