ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Akuntansi Manajemen
Memprediksi
Potensi
Kebangkrutan
BUDI HARTO
Garis Besar Presentasi
POKOK PEMBAHASAN
Kelangsungan Usaha dan Ancaman Kebangkrutan
Penyebab Kegagalan
Manfaat Informasi Kebangkrutan
Alat Pendeteksi Kebangkrutan
Analisis Altman Z-Score
Analisis Springate Score
Analisis Zmijewski Score
Kelangsungan
Usaha dan
Ancaman
Kebangkrutan
KEBANGKRUTAN
Diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam
menjalankan operasi untuk mencapai tujuannya.
Kegagalan ekonomis berarti pendapatan
perusahaan tidak mampu menutup biaya sendiri.
Sedangkan kegagalan keuangan berarti
perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajibannya ketika harus dipenuhi, walaupun
total nilai aset melebihi kewajiban totalnya.
Kebangkrutan atau kegagalan keuangan perusahaan diartikan sebagai
ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya
pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan ata kesulitan
likuiditas yang mungkin sebagai awal kebangkrutan.
Suatu perusahaan dianggap mengalami kebangkrutan atau kegagalan
keuangan ketika tingkat pengembalian yang diperoleh perusahaan lebih kecil
dari total biaya uang harus dikeluarkannya - dalam jangka panjang. Kesulitan
keuangan yang terus menerus dihadapi perusahaan karena biaya yang
dikeluarkan lebih besar dari pendapatannya akan mengancam kelangsungan
usaha perusahaan dalam jangka panjang. Akumulasi kesulitan mengelola
keuangan dalam jangka panjang akan mengakibatkan nilai aset yang lebih
kecil dibandingkan dengan kewajiban totalnya.
a. Perusahaan yang menghadapi technically insolvent, jika
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya yang segera
jatuh tempo tetapi nilai aset perusahaan lebih tinggi daripada
utangnya.
3 Jenis Kegagalan
dalam perusahaan :
b. Perusahaan yang menghadapi legally insolvent, jika nilai aset
perusahaan lebih rencah daripada nilai utang perusahaan.
c. Perusahaan yang menghadapi kebangkrutan, yaitu jika tidak
dapat membayar utangnya dan oleh pengadilan dinyatakan pailit
Penyebab kegagalan
perusahaan digolongan :
Adanya utang yang terlalu besar sehingga memberikan beban tetap yang berat
bagi perusahaan
Adanya current liabilities yang terlalu besar di atas current assets
Lambatnya penagihan piutang atau banyaknya bad debt
Kesalahan dalam deviden policy
Tidak cukupnya dana-dana penyusutan
Kesalahan pengelolaan dibidang keuangan meliputi :
FAKTOR INTERNAL1.
Penyebab kegagalan
perusahaan digolongan :
Kesalahan dalam pemilihan tempat kedudukan perusahaan
Kesalahan dalam penentuan produk yang dihasilkan
Kesalahan dalam penentuan besarnya perusahaan
Kurang baiknya struktur organisasi perusahaan
Kesalahan dalam pemilihan pimpinan perusahaan
Kesalahan dalam kebijakan pembelian
Kesalahan dalam kebijakan produksi
Kesalahan dalam kebijakan pemasaran
Adanya ekspansi yang berlebih-lebihan
Kesalahan pengelolaan dibidang nonkeuangan meliputi :
FAKTOR INTERNAL1.
Penyebab kegagalan
perusahaan digolongan :
Penyebab eksternal adalah berbagai hal yang timbul dan berasal dari luar
perusahaan :
a. Kondisi perekonomian secara makro, baik domestik maupun internasional
b. Adanya persaingan yang ketat
c. Berkurangnya permintaan terhadap produk yang dihasilkannya
d. Turunnya harga-harga dan sebagainya
2. FAKTOR EKSTERNAL
Manfaat Informasi
KEBANGKRUTAN
Manajemen
Pemberi Pinjaman (Kreditor)
Investor
Pemerintah
Akuntan Publik
Informasi kebangkrutan sangat bermanfaat bagi beberapa pihak berikut ini :
1.
2.
3.
4.
5.
ALAT PENDETEKSI
KEBANGKRUTAN
Altman Z-Score
Springate Model
Zmijewski Model.
1.
2.
3.
ANALISIS ALTMAN
Z-SCORE
Adalah metode untuk memprediksi keberlangsungan hidup suatu perusahaan
dengan mengkombinasikan beberapa rasio keuangan yang umum dan
pemberian bobot yang berbeda satu dengan lainnya. Itu berarti dengan Z-
Score dapat diprediksi kemungkinan kebangkrutan suatu perusahaan.
Analisis Z-Score pertama kali dikemukakan oleh Edward I Altman pada tahun
1968 sebagai hasil penelitiannya. Setelah menyeleksi 22 rasio keuangan,
ditemukan 5 rasio yang dapat dikombinasikan untuk melihat perusahaan yang
bangkrut dan tidak bangkrut. Altman melakukan beberapa penelitian dengan
objek perusahaan yang berbeda kondisinya.
Rumus Z-Score pertama dihasilkan Altman pada tahun 1968. Rumus Altman lebih cocok
dgunakan untuk memprediksi keberlangsungan usaha perusahaan manufaktur yang go public.
Rumus pertama sebagai berikut :
Definisi dari diskriminasi Z (zeta) :
Rasio ini mengukur profitabilitas yaitu tingkat pengembalian atas aset yang dihitung dengan membagi laba
sebelum bunga dan pajak (EBIT) tahunan perusahaan dengan total aset pada neraca akhir tahun.
Rasio profotabilitas yang mendeteksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, ditinjau dari
kemampuan perusahaan bersangkutan dalam memperoleh laba dibanding kecepatan perputaran operating
aset sebagai ukuran efisiensi usaha.
Mengukur likuiditas dengan membandingkan aset likuid bersih dengan total aset. Aset likuid bersih/modal kerja
adalah aset lancar dikurangi total kewajiban lancar (aset lancar - utang lancar).
C. RASIO X3 (EBIT : TOTAL ASET)
B. RASIO X2 (LABA DITAHAN : TOTAL ASET)
A. RASIO X1 (MODAL KERJA : TOTAL ASET)
Rasio ini mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aset untuk menghasilkan penjualan yang
merupakan operasi inti dari perusahaan untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya.
Rasio ini kebalikan dari utang per modal sendiri (DER). Nilai modal sendiri adalah nilai pasar modal sendiri yaitu
jumlah saham dikalikan dengan pasar saha per lembar sahamnya (jumlah lembar saham x harga pasar saham
E. RASIO X5 (PENJUALAN : TOTAL ASET)
D. RASIO X4 (NILAI SAHAM : TOTAL UTANG)
Dalam membentuk model ini hanya memasukkan perusahaan manufaktur yang go public saja.
Penelitian yang dilakukan Altman pada tahun 1946 sampai 1965 tentu saja berbeda dengan kondisi sekarang,
sehingga proporsi untuk setiap variabel sudang kurang tepat lagi untuk digunakan.
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Z-Score akan menghasilkan skor berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya. Skor tersebut harus dibandingkan dengan standar penilaian berikut :
Z > 2,99 = Zona Aman
1,81 < Z > 2,99 = Zona Abu-abu
Z < 1,81 = Zona Berbahaya
Model kebangkrutan Altman memiliki sejumlah keterbatasan antara lain:
Pada tahun 1984, Altman melakukan penelitian diberbagai negara terhadap perusahaan manufaktur yang tidak
go public. Hasil penelitian tersebut menghasilkan rumusan Z-Score yang kedua sebagai berikut :
Rumus Z-Score lebih tepat digunakan untuk perusahaan manufaktur non go public, untuk itu Altman melakukan
penelitian di Mexico (negara berkembang) dengan harapan dapat digunakan dalam perusahaan go public dan
non go public
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Z-Score akan menghasilkan skor berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya. Skor tersebut harus dibandingkan dengan standar penilaian berikut :
Z > 2,9 = Zona Aman
1,23 < Z > 2,9 = Zona Abu-abu
Z < 1,23 = Zona Berbahaya
Setelah melakukan penelitian perusahaan manufaktur dan menghasilkan 2 rumus pendeteksi kebangkrutan.
Rumus Z-Score terakhir merupakan rumus yang sangat fleksibel karena bisa digunakan untuk berbagai jenis
bidang usaha perusahaan, baik yang go public maupu tidak dan cocok digunakan di negara berkembang
seperti indonesia. Rumus Z-Score ketiga sebagai berikut :
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Z-Score akan menghasilkan skor berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya. Skor tersebut harus dibandingkan dengan standar penilaian berikut :
Z > 2,6 = Zona Aman
1,1 < Z > 2,6 = Zona Abu-abu
Z < 1,1 = Zona Berbahaya
Tiga penelitian yang dilakukan Altman dengan 3 objek penelitian yang berbeda menghasilkan tiga rumus
pendeteksi kebangkrutan yang berbeda. Tolak ukur ketiga rumus Z-Score digunakan untuk menilai
keberlangsungan hidup berbagai perusahaan :
Contoh Kasus
PT Jaya Perkasa perusahaan
distributor komputer di
Surabaya melaporkan laporan
keuangannya 4 tahun terakhir
sebagai berikut :
Contoh Kasus
PT Jaya Perkasa perusahaan
distributor komputer di
Surabaya melaporkan laporan
keuangannya 4 tahun terakhir
sebagai berikut :
Modal kerja dihitung dengan cara mengurangkan total aset lancar dengan total kewajiban lancar yang dimilikinya
(aset lancar - utang lancar). Sedangkan EBIT diperoleh dengan menambahkan laba (rugi) bersih dengan jumlah
pajak yang dibayar dan jumlah bunga yang dibayar (laba bersih + Pajak + bunga). Nilai Buku utang adalah jumlah
utang total yang menjadi kewajiban perusahaan pada saat ini.
Penjelasan :
Guna memprediksi keberlangsungan usaha perusahaan dimasa
datang, perusahaan menghitung potensi kebangkrutan, dengan
menggunakan rumus Altman Z-Score sebagai berikut :
Analisis Springate
Score
SPRINGATE SCORE
Metode untuk memprediksi keberlangsungan hidup
suatu perushaan dengan mengkombinasikan
beberapa rasio keuangan yang umum dengan
diberikan bobot yang berbeda satu dengan lainnya
Dihasilkan oleh Gordon L.V. Springate pada tahun 1978 sebagai
pengembangan dari Altman Z.Score. Model Springate adalah
model rasio yang menggunakan multiple discriminate analysis
(MDA)
Model Springate menekankan pada profitabilitas sebagai
komponen yang paling berpengaruh terhadap kebangkrutan.
Hasil penelitian menghasilkan rumus Springate Score sebagai
berikut :
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus
Springate Score akan menghasilkan skor berbeda
antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya. Skor tersebut harus dibandingkan dengan
standar penilaian berikut :
Z > 2,862 = Perusahaan Sehat
Z < 2,862 = Perusahaan Potensial Bangkrut
Jika nilai Z diatas 0,862, maka perusahaan
diklasifikasikan masi dalam kategori sehat. Jika nilai
Z dibawah 0,862 maka perusahaan dinilai sedang
berada dalam bahaya kebangkrutan.
KasusBerdasarkan data keuangan PT Jaya Perkasa, dengan
menggunakan Springate Score dalam memprediksi
kebangkrutan perusahaan.
Modal kerja dihitung dengan cara mengurangkan total aset lancar dengan total kewajiban
lancar yang dimilikinya (aset lancar - utang lancar). Sedangkan EBIT diperoleh dengan
menambahkan laba (rugi) bersih dengan jumlah pajak yang dibayar dan jumlah bunga
yang dibayar (laba bersih + Pajak + bunga). EBT diperoleh dengan menambahkan laba
(rugi) bersih dengan jumlah pajak yang dibayar (laba bersih + pajak)
dimana :
X1 = Modal Kerja : Total Aset
X2 = EBIT : Total Aset
X3 = EBT : Utang Lancar
X4 = Penjualan : Total Aset
Berdasarkan data selama 4 tahun tersebut, jika digunakan rumus Springate Score akan
dihasilkan nilai sebagai berikut :
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Springate Score akan menghasilkan
skor berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Skor tersebut
harus dibandingkan dengan standar penilaian berikut :
Z > 2,862 = Perusahaan Sehat
Z < 2,862 = Perusahaan Potensial Bangkrut
Membandingkan hasil perhitungan antara metode Altman Z Score dan Springate Score
terlihat berbeda. Dengan menggunakan Springate Score, perusahaan dinilai mulai
memasuki wilayah berbahaya dan berpotensi bangkrut pada tahun 2013 ketika sudah
memasuki tingkat kerugian yang besar. sedangkan pada tahun 2012 ketika laba yang
diperoleh perusahaan semakin kecil, hasil penilaian dengan metode ini masih
menghasilkan nilai positif. Pada tahun 2012, ketika menggunakan Altman Z Score,
Perusahaan sudah dinyatakan dalam wilayah berbahaya.
Analisis Zmijewski
Score
Zmijewski Score adalah metode untuk memprediksi
keberlangsungan hidup suatu perusahaan dengan
mengkombinasikan beberapa rasio keuangan umum yang
memberikan bobot yang berbeda satu dengan lainnya.
Zmijewski Score menggunakan analisisi rasio yang mengukur
kinerja, leverage dan likuiditas perusahaan untuk model prediksi
kebangkrutan yang dibangunnya. Model ini menekankan pada
jumlah utang sebagai komponen berpengaruh.
Model ini dihasilkan oleh Zmijewski pada tahun 1984 sebagai
pengembangan model yang telah ada sebelumnya. Berawal
memprediksi keberlangsungan hidup sebuah badan usaha.
KRITERIA YANG DIGUNAKAN DALAM METODE INI
SEMAKIN BESAR HASILNYA YANG DIDAPAT BERARTI
SEMAKIN BESAR PULA POTENSI KEBANGKRUTAN
PERUSAHAAN. DENGAN KATA LAIN, JIKA PERHITUNGAN
MENGHASILKAN NILAI POSITIF, MAKA PERUSAHAN
BERPOTENSI BANGKRUT. SEMAKIN BESAR NILAI
POSITIFNYA, SEMAKIN BESAR PULA POTENSI
KEBANGKRUTANNYA.
Model ini menekankan pada jumlah utang sebagai
komponen yang paling berpengaruh terhadap
kebangkrutan. Sedangkan model Springate dan Altman
lebih menekankan pada profitabilitas sebagai komponen
yang paling berpengaruh terhadap kebangkrutan.
Penelitian di Indonesia dengan menggunakan ketiga
model tersebut pada perusahaan di BEI yang mengalami
delisting menunjukkan bahwa model Zmijewski lebih
akurat dalam memprediksi delisting dibandingkan
metode Altman dan Springate.
KasusBerdasarkan data keuangan PT Jaya Perkasa, dengan
menggunakan Springate Score dalam memprediksi
kebangkrutan perusahaan.
Hasil penilaian nilai Z selama 4 tahun harus dibandingkan dengan tolak ukur niilai yang
dihasilkan oleh rumus Zmijewski Score yang akan menghasilan prediksi kebangkrutan. Bila
perhitungan menghasilkan nilai negatif, maka perusahaan tidak berpotensi bangkrut.
Sebaliknya bila perhitungan bernilai positif, maka perusahaan berpotensi bangkrut.
dimana :
X1 = Laba Bersih : Total Aset = ROA
X2 = Total Utang : Total Aset = Debt Ratio
X3 = Aset Lancar : Utang Lancar = Liquidity Ratio
Terima Kasih!
KAMI TAK SABAR UNTUK BEKERJA BERSAMA ANDA.

More Related Content

What's hot (20)

Nilai saham
Nilai sahamNilai saham
Nilai saham
Adelina Yusyak
Ìý
Manajemen keuangan part 1 of 5
Manajemen keuangan part 1 of 5Manajemen keuangan part 1 of 5
Manajemen keuangan part 1 of 5
Judianto Nugroho
Ìý
Analisa rasio keuangan
Analisa rasio keuanganAnalisa rasio keuangan
Analisa rasio keuangan
Stefanus Dewanto
Ìý
Analisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasiAnalisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasi
Universitas Mulawarman Samarinda
Ìý
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaanAnalisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Ansello Ari Making
Ìý
Ekuitas
EkuitasEkuitas
Ekuitas
DIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO
Ìý
Perbedaan Agen dan cabang
Perbedaan Agen dan cabangPerbedaan Agen dan cabang
Perbedaan Agen dan cabang
rizky nurul chasanah
Ìý
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolioPortofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Judianto Nugroho
Ìý
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Leo Dhunt
Ìý
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Herna Ferari
Ìý
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resikoManajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Judianto Nugroho
Ìý
Mengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelola
Mengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelolaMengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelola
Mengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelola
arvinko
Ìý
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODALARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
Roni Saputra
Ìý
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Corinna Theodora
Ìý
Portofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaan
Portofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaanPortofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaan
Portofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaan
Judianto Nugroho
Ìý
Model Indeks Tunggal
Model Indeks TunggalModel Indeks Tunggal
Model Indeks Tunggal
Trisnadi Wijaya
Ìý
Perusahaan investasi
Perusahaan investasi Perusahaan investasi
Perusahaan investasi
Mutiara Adawiah
Ìý
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Fajar Sandy
Ìý
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
Trisnadi Wijaya
Ìý
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Rizky Akbar
Ìý
Manajemen keuangan part 1 of 5
Manajemen keuangan part 1 of 5Manajemen keuangan part 1 of 5
Manajemen keuangan part 1 of 5
Judianto Nugroho
Ìý
Analisa rasio keuangan
Analisa rasio keuanganAnalisa rasio keuangan
Analisa rasio keuangan
Stefanus Dewanto
Ìý
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaanAnalisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Analisis laporan keuangan kinerja perusahaan
Ansello Ari Making
Ìý
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolioPortofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Judianto Nugroho
Ìý
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Leo Dhunt
Ìý
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Herna Ferari
Ìý
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resikoManajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Judianto Nugroho
Ìý
Mengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelola
Mengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelolaMengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelola
Mengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelola
arvinko
Ìý
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODALARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
ARUS KAS DAN BEBERAPA TOPIK LAIN DALAM PENGANGGARAN MODAL
Roni Saputra
Ìý
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Corinna Theodora
Ìý
Portofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaan
Portofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaanPortofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaan
Portofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaan
Judianto Nugroho
Ìý
Model Indeks Tunggal
Model Indeks TunggalModel Indeks Tunggal
Model Indeks Tunggal
Trisnadi Wijaya
Ìý
Perusahaan investasi
Perusahaan investasi Perusahaan investasi
Perusahaan investasi
Mutiara Adawiah
Ìý
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Fajar Sandy
Ìý
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
Trisnadi Wijaya
Ìý
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Rizky Akbar
Ìý

Similar to Memprediksi kebangkrutan (20)

Uas mnj keuangan (artikel nur faizah 191500169)
Uas mnj keuangan (artikel nur faizah 191500169)Uas mnj keuangan (artikel nur faizah 191500169)
Uas mnj keuangan (artikel nur faizah 191500169)
AhmadrifkihamdaniRif
Ìý
ppt mata kuliah kewirwusahaan kwlompok 5.pptx
ppt mata kuliah kewirwusahaan kwlompok 5.pptxppt mata kuliah kewirwusahaan kwlompok 5.pptx
ppt mata kuliah kewirwusahaan kwlompok 5.pptx
fidelhandini
Ìý
298-Article Text-1047-1-10-20210925.pdf
298-Article Text-1047-1-10-20210925.pdf298-Article Text-1047-1-10-20210925.pdf
298-Article Text-1047-1-10-20210925.pdf
IreneAprilia2
Ìý
Kmpk 1 ppt.pdf
Kmpk 1 ppt.pdfKmpk 1 ppt.pdf
Kmpk 1 ppt.pdf
WindiLarasati
Ìý
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptxBISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
DebiCarolina2
Ìý
587 1721-1-pb
587 1721-1-pb587 1721-1-pb
587 1721-1-pb
rikasaragih
Ìý
Project Kreatif Kewirausahaan - XII KD 3.11.pptx
Project Kreatif Kewirausahaan - XII  KD 3.11.pptxProject Kreatif Kewirausahaan - XII  KD 3.11.pptx
Project Kreatif Kewirausahaan - XII KD 3.11.pptx
FaizalAlifiandi1
Ìý
Bab 7 - Analisa Rasio Profitabilitas
Bab 7 - Analisa Rasio ProfitabilitasBab 7 - Analisa Rasio Profitabilitas
Bab 7 - Analisa Rasio Profitabilitas
Supriyanto, S.E., M.M. Dosen
Ìý
portofolio-investasi-bab-15-analisis-perusahaan-190513053236.pdf
portofolio-investasi-bab-15-analisis-perusahaan-190513053236.pdfportofolio-investasi-bab-15-analisis-perusahaan-190513053236.pdf
portofolio-investasi-bab-15-analisis-perusahaan-190513053236.pdf
daniameida
Ìý
ANALISISIS RASIO Lap.Keu.ppt
ANALISISIS RASIO Lap.Keu.pptANALISISIS RASIO Lap.Keu.ppt
ANALISISIS RASIO Lap.Keu.ppt
ISRAFIL MUNAWARAH, SE,. M.Ak
Ìý
Risiko-financial-distress adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengantisipa...
Risiko-financial-distress adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengantisipa...Risiko-financial-distress adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengantisipa...
Risiko-financial-distress adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengantisipa...
djure1
Ìý
pengertian laba rugi
pengertian laba rugipengertian laba rugi
pengertian laba rugi
Livi Pungus
Ìý
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
AdillaShafaNafisaMar
Ìý
Pb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.pptPb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Deby Andriana
Ìý
Makalah ALK Kelompok 4 PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk.pdf
Makalah ALK Kelompok 4 PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk.pdfMakalah ALK Kelompok 4 PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk.pdf
Makalah ALK Kelompok 4 PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk.pdf
syailashaayuamalia
Ìý
Pb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan pptPb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan ppt
Deby Andriana
Ìý
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdfRaisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
BimoKunDwiCahyo
Ìý
Pasar Saham -27 financial ratio 01
Pasar Saham -27 financial ratio  01Pasar Saham -27 financial ratio  01
Pasar Saham -27 financial ratio 01
KuliahKita
Ìý
3. TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - ALK.pptx
3. TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - ALK.pptx3. TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - ALK.pptx
3. TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - ALK.pptx
AnggaPratama111616
Ìý
6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt
6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt
6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt
haris916240
Ìý
Uas mnj keuangan (artikel nur faizah 191500169)
Uas mnj keuangan (artikel nur faizah 191500169)Uas mnj keuangan (artikel nur faizah 191500169)
Uas mnj keuangan (artikel nur faizah 191500169)
AhmadrifkihamdaniRif
Ìý
ppt mata kuliah kewirwusahaan kwlompok 5.pptx
ppt mata kuliah kewirwusahaan kwlompok 5.pptxppt mata kuliah kewirwusahaan kwlompok 5.pptx
ppt mata kuliah kewirwusahaan kwlompok 5.pptx
fidelhandini
Ìý
298-Article Text-1047-1-10-20210925.pdf
298-Article Text-1047-1-10-20210925.pdf298-Article Text-1047-1-10-20210925.pdf
298-Article Text-1047-1-10-20210925.pdf
IreneAprilia2
Ìý
Kmpk 1 ppt.pdf
Kmpk 1 ppt.pdfKmpk 1 ppt.pdf
Kmpk 1 ppt.pdf
WindiLarasati
Ìý
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptxBISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
DebiCarolina2
Ìý
587 1721-1-pb
587 1721-1-pb587 1721-1-pb
587 1721-1-pb
rikasaragih
Ìý
Project Kreatif Kewirausahaan - XII KD 3.11.pptx
Project Kreatif Kewirausahaan - XII  KD 3.11.pptxProject Kreatif Kewirausahaan - XII  KD 3.11.pptx
Project Kreatif Kewirausahaan - XII KD 3.11.pptx
FaizalAlifiandi1
Ìý
portofolio-investasi-bab-15-analisis-perusahaan-190513053236.pdf
portofolio-investasi-bab-15-analisis-perusahaan-190513053236.pdfportofolio-investasi-bab-15-analisis-perusahaan-190513053236.pdf
portofolio-investasi-bab-15-analisis-perusahaan-190513053236.pdf
daniameida
Ìý
Risiko-financial-distress adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengantisipa...
Risiko-financial-distress adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengantisipa...Risiko-financial-distress adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengantisipa...
Risiko-financial-distress adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengantisipa...
djure1
Ìý
pengertian laba rugi
pengertian laba rugipengertian laba rugi
pengertian laba rugi
Livi Pungus
Ìý
Pb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.pptPb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Pb15 keuangan dan akuntansi.ppt
Deby Andriana
Ìý
Makalah ALK Kelompok 4 PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk.pdf
Makalah ALK Kelompok 4 PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk.pdfMakalah ALK Kelompok 4 PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk.pdf
Makalah ALK Kelompok 4 PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk.pdf
syailashaayuamalia
Ìý
Pb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan pptPb14 analisis keuangan ppt
Pb14 analisis keuangan ppt
Deby Andriana
Ìý
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdfRaisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
BimoKunDwiCahyo
Ìý
Pasar Saham -27 financial ratio 01
Pasar Saham -27 financial ratio  01Pasar Saham -27 financial ratio  01
Pasar Saham -27 financial ratio 01
KuliahKita
Ìý
3. TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - ALK.pptx
3. TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - ALK.pptx3. TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - ALK.pptx
3. TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - ALK.pptx
AnggaPratama111616
Ìý
6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt
6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt
6. Risiko Kredit (1).ppt6. Risiko Kredit (1).ppt
haris916240
Ìý

More from budieto (20)

Konsep dasar dan motivasi Berwirausaha.pdf
Konsep dasar dan motivasi Berwirausaha.pdfKonsep dasar dan motivasi Berwirausaha.pdf
Konsep dasar dan motivasi Berwirausaha.pdf
budieto
Ìý
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus Akuntansi Perusahaan DagangSiklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
budieto
Ìý
Balance Scorecard
Balance ScorecardBalance Scorecard
Balance Scorecard
budieto
Ìý
Angaran investasi
Angaran investasiAngaran investasi
Angaran investasi
budieto
Ìý
EVA dan residual income
EVA dan residual incomeEVA dan residual income
EVA dan residual income
budieto
Ìý
Manfaat analisis biaya volume-laba
Manfaat analisis biaya volume-labaManfaat analisis biaya volume-laba
Manfaat analisis biaya volume-laba
budieto
Ìý
Kinerja Manajemen
Kinerja ManajemenKinerja Manajemen
Kinerja Manajemen
budieto
Ìý
Anggaran Fleksibel
Anggaran Fleksibel Anggaran Fleksibel
Anggaran Fleksibel
budieto
Ìý
Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi PertanggungjawabanAkuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi Pertanggungjawaban
budieto
Ìý
Anggaran Komprehensif
Anggaran KomprehensifAnggaran Komprehensif
Anggaran Komprehensif
budieto
Ìý
Acc principle jurnal khusus
Acc principle   jurnal khususAcc principle   jurnal khusus
Acc principle jurnal khusus
budieto
Ìý
Activity based costing
Activity based costingActivity based costing
Activity based costing
budieto
Ìý
Proyeksi neraca
Proyeksi neracaProyeksi neraca
Proyeksi neraca
budieto
Ìý
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan SaranKesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran
budieto
Ìý
Jurnal Khusus
Jurnal KhususJurnal Khusus
Jurnal Khusus
budieto
Ìý
Target Costing
Target CostingTarget Costing
Target Costing
budieto
Ìý
Anggaran kas
Anggaran kasAnggaran kas
Anggaran kas
budieto
Ìý
Kasus akuntansi perusahaan dagang
Kasus akuntansi perusahaan dagangKasus akuntansi perusahaan dagang
Kasus akuntansi perusahaan dagang
budieto
Ìý
7. siklus akuntansi perusahaan dagang
7. siklus akuntansi perusahaan dagang7. siklus akuntansi perusahaan dagang
7. siklus akuntansi perusahaan dagang
budieto
Ìý
Variabel dan definisi penelitian
Variabel dan definisi penelitianVariabel dan definisi penelitian
Variabel dan definisi penelitian
budieto
Ìý
Konsep dasar dan motivasi Berwirausaha.pdf
Konsep dasar dan motivasi Berwirausaha.pdfKonsep dasar dan motivasi Berwirausaha.pdf
Konsep dasar dan motivasi Berwirausaha.pdf
budieto
Ìý
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus Akuntansi Perusahaan DagangSiklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
budieto
Ìý
Balance Scorecard
Balance ScorecardBalance Scorecard
Balance Scorecard
budieto
Ìý
Angaran investasi
Angaran investasiAngaran investasi
Angaran investasi
budieto
Ìý
EVA dan residual income
EVA dan residual incomeEVA dan residual income
EVA dan residual income
budieto
Ìý
Manfaat analisis biaya volume-laba
Manfaat analisis biaya volume-labaManfaat analisis biaya volume-laba
Manfaat analisis biaya volume-laba
budieto
Ìý
Kinerja Manajemen
Kinerja ManajemenKinerja Manajemen
Kinerja Manajemen
budieto
Ìý
Anggaran Fleksibel
Anggaran Fleksibel Anggaran Fleksibel
Anggaran Fleksibel
budieto
Ìý
Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi PertanggungjawabanAkuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi Pertanggungjawaban
budieto
Ìý
Anggaran Komprehensif
Anggaran KomprehensifAnggaran Komprehensif
Anggaran Komprehensif
budieto
Ìý
Acc principle jurnal khusus
Acc principle   jurnal khususAcc principle   jurnal khusus
Acc principle jurnal khusus
budieto
Ìý
Activity based costing
Activity based costingActivity based costing
Activity based costing
budieto
Ìý
Proyeksi neraca
Proyeksi neracaProyeksi neraca
Proyeksi neraca
budieto
Ìý
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan SaranKesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran
budieto
Ìý
Jurnal Khusus
Jurnal KhususJurnal Khusus
Jurnal Khusus
budieto
Ìý
Target Costing
Target CostingTarget Costing
Target Costing
budieto
Ìý
Anggaran kas
Anggaran kasAnggaran kas
Anggaran kas
budieto
Ìý
Kasus akuntansi perusahaan dagang
Kasus akuntansi perusahaan dagangKasus akuntansi perusahaan dagang
Kasus akuntansi perusahaan dagang
budieto
Ìý
7. siklus akuntansi perusahaan dagang
7. siklus akuntansi perusahaan dagang7. siklus akuntansi perusahaan dagang
7. siklus akuntansi perusahaan dagang
budieto
Ìý
Variabel dan definisi penelitian
Variabel dan definisi penelitianVariabel dan definisi penelitian
Variabel dan definisi penelitian
budieto
Ìý

Recently uploaded (11)

MSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptx
MSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptxMSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptx
MSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptx
purbojadmiko2
Ìý
PPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptx
PPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptxPPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptx
PPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptx
yizreelbreemer2015
Ìý
Panelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdf
Panelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdfPanelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdf
Panelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdf
AdhiRohadhi1
Ìý
Panelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdf
Panelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdfPanelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdf
Panelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdf
AdhiRohadhi1
Ìý
materi panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
materi panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAHmateri panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
materi panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
rusyanto22
Ìý
5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2) Deret Gradien.pptx
5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2)  Deret Gradien.pptx5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2)  Deret Gradien.pptx
5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2) Deret Gradien.pptx
RozyAhmad3
Ìý
ELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdf
ELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdfELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdf
ELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdf
ELTONMPO88
Ìý
BAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptx
BAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptxBAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptx
BAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptx
jesikacantika46
Ìý
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGAN
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGANTUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGAN
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGAN
jesikacantika46
Ìý
Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...
Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...
Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...
o200240021
Ìý
Pertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.ppt
Pertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.pptPertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.ppt
Pertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.ppt
CepiJuniarPrayoga1
Ìý
MSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptx
MSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptxMSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptx
MSDM P12 Relasi dan Negosiasi Karyawan.pptx
purbojadmiko2
Ìý
PPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptx
PPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptxPPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptx
PPT Kelompok 2 Bersaing Dengan Menggunakan Teknologi Informasi.pptx
yizreelbreemer2015
Ìý
Panelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdf
Panelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdfPanelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdf
Panelis 1 - Penasihat Khusus Kemenko Kemaritiman dan Investasi.pdf
AdhiRohadhi1
Ìý
Panelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdf
Panelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdfPanelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdf
Panelis 2 - Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK.pdf
AdhiRohadhi1
Ìý
materi panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
materi panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAHmateri panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
materi panggah ARKAS 4 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
rusyanto22
Ìý
5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2) Deret Gradien.pptx
5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2)  Deret Gradien.pptx5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2)  Deret Gradien.pptx
5 Ekotek - Pembayaran Deret Seragam (2) Deret Gradien.pptx
RozyAhmad3
Ìý
ELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdf
ELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdfELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdf
ELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdf
ELTONMPO88
Ìý
BAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptx
BAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptxBAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptx
BAB 1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI_TINJAUAN UMUM.pptx
jesikacantika46
Ìý
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGAN
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGANTUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGAN
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN KEUANGAN
jesikacantika46
Ìý
Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...
Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...
Perbandingan Fatwa Hukum Ekonomi Syariah (MHES) - Fatwa Fatwa Bitcoin Indones...
o200240021
Ìý
Pertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.ppt
Pertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.pptPertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.ppt
Pertemuan 1- Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.ppt
CepiJuniarPrayoga1
Ìý

Memprediksi kebangkrutan

  • 2. Garis Besar Presentasi POKOK PEMBAHASAN Kelangsungan Usaha dan Ancaman Kebangkrutan Penyebab Kegagalan Manfaat Informasi Kebangkrutan Alat Pendeteksi Kebangkrutan Analisis Altman Z-Score Analisis Springate Score Analisis Zmijewski Score
  • 3. Kelangsungan Usaha dan Ancaman Kebangkrutan KEBANGKRUTAN Diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi untuk mencapai tujuannya. Kegagalan ekonomis berarti pendapatan perusahaan tidak mampu menutup biaya sendiri. Sedangkan kegagalan keuangan berarti perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya ketika harus dipenuhi, walaupun total nilai aset melebihi kewajiban totalnya.
  • 4. Kebangkrutan atau kegagalan keuangan perusahaan diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan ata kesulitan likuiditas yang mungkin sebagai awal kebangkrutan. Suatu perusahaan dianggap mengalami kebangkrutan atau kegagalan keuangan ketika tingkat pengembalian yang diperoleh perusahaan lebih kecil dari total biaya uang harus dikeluarkannya - dalam jangka panjang. Kesulitan keuangan yang terus menerus dihadapi perusahaan karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dari pendapatannya akan mengancam kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Akumulasi kesulitan mengelola keuangan dalam jangka panjang akan mengakibatkan nilai aset yang lebih kecil dibandingkan dengan kewajiban totalnya.
  • 5. a. Perusahaan yang menghadapi technically insolvent, jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya yang segera jatuh tempo tetapi nilai aset perusahaan lebih tinggi daripada utangnya. 3 Jenis Kegagalan dalam perusahaan : b. Perusahaan yang menghadapi legally insolvent, jika nilai aset perusahaan lebih rencah daripada nilai utang perusahaan. c. Perusahaan yang menghadapi kebangkrutan, yaitu jika tidak dapat membayar utangnya dan oleh pengadilan dinyatakan pailit
  • 6. Penyebab kegagalan perusahaan digolongan : Adanya utang yang terlalu besar sehingga memberikan beban tetap yang berat bagi perusahaan Adanya current liabilities yang terlalu besar di atas current assets Lambatnya penagihan piutang atau banyaknya bad debt Kesalahan dalam deviden policy Tidak cukupnya dana-dana penyusutan Kesalahan pengelolaan dibidang keuangan meliputi : FAKTOR INTERNAL1.
  • 7. Penyebab kegagalan perusahaan digolongan : Kesalahan dalam pemilihan tempat kedudukan perusahaan Kesalahan dalam penentuan produk yang dihasilkan Kesalahan dalam penentuan besarnya perusahaan Kurang baiknya struktur organisasi perusahaan Kesalahan dalam pemilihan pimpinan perusahaan Kesalahan dalam kebijakan pembelian Kesalahan dalam kebijakan produksi Kesalahan dalam kebijakan pemasaran Adanya ekspansi yang berlebih-lebihan Kesalahan pengelolaan dibidang nonkeuangan meliputi : FAKTOR INTERNAL1.
  • 8. Penyebab kegagalan perusahaan digolongan : Penyebab eksternal adalah berbagai hal yang timbul dan berasal dari luar perusahaan : a. Kondisi perekonomian secara makro, baik domestik maupun internasional b. Adanya persaingan yang ketat c. Berkurangnya permintaan terhadap produk yang dihasilkannya d. Turunnya harga-harga dan sebagainya 2. FAKTOR EKSTERNAL
  • 9. Manfaat Informasi KEBANGKRUTAN Manajemen Pemberi Pinjaman (Kreditor) Investor Pemerintah Akuntan Publik Informasi kebangkrutan sangat bermanfaat bagi beberapa pihak berikut ini : 1. 2. 3. 4. 5.
  • 10. ALAT PENDETEKSI KEBANGKRUTAN Altman Z-Score Springate Model Zmijewski Model. 1. 2. 3.
  • 11. ANALISIS ALTMAN Z-SCORE Adalah metode untuk memprediksi keberlangsungan hidup suatu perusahaan dengan mengkombinasikan beberapa rasio keuangan yang umum dan pemberian bobot yang berbeda satu dengan lainnya. Itu berarti dengan Z- Score dapat diprediksi kemungkinan kebangkrutan suatu perusahaan. Analisis Z-Score pertama kali dikemukakan oleh Edward I Altman pada tahun 1968 sebagai hasil penelitiannya. Setelah menyeleksi 22 rasio keuangan, ditemukan 5 rasio yang dapat dikombinasikan untuk melihat perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut. Altman melakukan beberapa penelitian dengan objek perusahaan yang berbeda kondisinya.
  • 12. Rumus Z-Score pertama dihasilkan Altman pada tahun 1968. Rumus Altman lebih cocok dgunakan untuk memprediksi keberlangsungan usaha perusahaan manufaktur yang go public. Rumus pertama sebagai berikut :
  • 13. Definisi dari diskriminasi Z (zeta) : Rasio ini mengukur profitabilitas yaitu tingkat pengembalian atas aset yang dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) tahunan perusahaan dengan total aset pada neraca akhir tahun. Rasio profotabilitas yang mendeteksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, ditinjau dari kemampuan perusahaan bersangkutan dalam memperoleh laba dibanding kecepatan perputaran operating aset sebagai ukuran efisiensi usaha. Mengukur likuiditas dengan membandingkan aset likuid bersih dengan total aset. Aset likuid bersih/modal kerja adalah aset lancar dikurangi total kewajiban lancar (aset lancar - utang lancar). C. RASIO X3 (EBIT : TOTAL ASET) B. RASIO X2 (LABA DITAHAN : TOTAL ASET) A. RASIO X1 (MODAL KERJA : TOTAL ASET) Rasio ini mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aset untuk menghasilkan penjualan yang merupakan operasi inti dari perusahaan untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya. Rasio ini kebalikan dari utang per modal sendiri (DER). Nilai modal sendiri adalah nilai pasar modal sendiri yaitu jumlah saham dikalikan dengan pasar saha per lembar sahamnya (jumlah lembar saham x harga pasar saham E. RASIO X5 (PENJUALAN : TOTAL ASET) D. RASIO X4 (NILAI SAHAM : TOTAL UTANG)
  • 14. Dalam membentuk model ini hanya memasukkan perusahaan manufaktur yang go public saja. Penelitian yang dilakukan Altman pada tahun 1946 sampai 1965 tentu saja berbeda dengan kondisi sekarang, sehingga proporsi untuk setiap variabel sudang kurang tepat lagi untuk digunakan. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Z-Score akan menghasilkan skor berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Skor tersebut harus dibandingkan dengan standar penilaian berikut : Z > 2,99 = Zona Aman 1,81 < Z > 2,99 = Zona Abu-abu Z < 1,81 = Zona Berbahaya Model kebangkrutan Altman memiliki sejumlah keterbatasan antara lain: Pada tahun 1984, Altman melakukan penelitian diberbagai negara terhadap perusahaan manufaktur yang tidak go public. Hasil penelitian tersebut menghasilkan rumusan Z-Score yang kedua sebagai berikut :
  • 15. Rumus Z-Score lebih tepat digunakan untuk perusahaan manufaktur non go public, untuk itu Altman melakukan penelitian di Mexico (negara berkembang) dengan harapan dapat digunakan dalam perusahaan go public dan non go public Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Z-Score akan menghasilkan skor berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Skor tersebut harus dibandingkan dengan standar penilaian berikut : Z > 2,9 = Zona Aman 1,23 < Z > 2,9 = Zona Abu-abu Z < 1,23 = Zona Berbahaya Setelah melakukan penelitian perusahaan manufaktur dan menghasilkan 2 rumus pendeteksi kebangkrutan. Rumus Z-Score terakhir merupakan rumus yang sangat fleksibel karena bisa digunakan untuk berbagai jenis bidang usaha perusahaan, baik yang go public maupu tidak dan cocok digunakan di negara berkembang seperti indonesia. Rumus Z-Score ketiga sebagai berikut :
  • 16. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Z-Score akan menghasilkan skor berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Skor tersebut harus dibandingkan dengan standar penilaian berikut : Z > 2,6 = Zona Aman 1,1 < Z > 2,6 = Zona Abu-abu Z < 1,1 = Zona Berbahaya Tiga penelitian yang dilakukan Altman dengan 3 objek penelitian yang berbeda menghasilkan tiga rumus pendeteksi kebangkrutan yang berbeda. Tolak ukur ketiga rumus Z-Score digunakan untuk menilai keberlangsungan hidup berbagai perusahaan :
  • 17. Contoh Kasus PT Jaya Perkasa perusahaan distributor komputer di Surabaya melaporkan laporan keuangannya 4 tahun terakhir sebagai berikut :
  • 18. Contoh Kasus PT Jaya Perkasa perusahaan distributor komputer di Surabaya melaporkan laporan keuangannya 4 tahun terakhir sebagai berikut :
  • 19. Modal kerja dihitung dengan cara mengurangkan total aset lancar dengan total kewajiban lancar yang dimilikinya (aset lancar - utang lancar). Sedangkan EBIT diperoleh dengan menambahkan laba (rugi) bersih dengan jumlah pajak yang dibayar dan jumlah bunga yang dibayar (laba bersih + Pajak + bunga). Nilai Buku utang adalah jumlah utang total yang menjadi kewajiban perusahaan pada saat ini. Penjelasan : Guna memprediksi keberlangsungan usaha perusahaan dimasa datang, perusahaan menghitung potensi kebangkrutan, dengan menggunakan rumus Altman Z-Score sebagai berikut :
  • 20. Analisis Springate Score SPRINGATE SCORE Metode untuk memprediksi keberlangsungan hidup suatu perushaan dengan mengkombinasikan beberapa rasio keuangan yang umum dengan diberikan bobot yang berbeda satu dengan lainnya Dihasilkan oleh Gordon L.V. Springate pada tahun 1978 sebagai pengembangan dari Altman Z.Score. Model Springate adalah model rasio yang menggunakan multiple discriminate analysis (MDA) Model Springate menekankan pada profitabilitas sebagai komponen yang paling berpengaruh terhadap kebangkrutan. Hasil penelitian menghasilkan rumus Springate Score sebagai berikut :
  • 21. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Springate Score akan menghasilkan skor berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Skor tersebut harus dibandingkan dengan standar penilaian berikut : Z > 2,862 = Perusahaan Sehat Z < 2,862 = Perusahaan Potensial Bangkrut Jika nilai Z diatas 0,862, maka perusahaan diklasifikasikan masi dalam kategori sehat. Jika nilai Z dibawah 0,862 maka perusahaan dinilai sedang berada dalam bahaya kebangkrutan.
  • 22. KasusBerdasarkan data keuangan PT Jaya Perkasa, dengan menggunakan Springate Score dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. Modal kerja dihitung dengan cara mengurangkan total aset lancar dengan total kewajiban lancar yang dimilikinya (aset lancar - utang lancar). Sedangkan EBIT diperoleh dengan menambahkan laba (rugi) bersih dengan jumlah pajak yang dibayar dan jumlah bunga yang dibayar (laba bersih + Pajak + bunga). EBT diperoleh dengan menambahkan laba (rugi) bersih dengan jumlah pajak yang dibayar (laba bersih + pajak) dimana : X1 = Modal Kerja : Total Aset X2 = EBIT : Total Aset X3 = EBT : Utang Lancar X4 = Penjualan : Total Aset
  • 23. Berdasarkan data selama 4 tahun tersebut, jika digunakan rumus Springate Score akan dihasilkan nilai sebagai berikut : Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Springate Score akan menghasilkan skor berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Skor tersebut harus dibandingkan dengan standar penilaian berikut : Z > 2,862 = Perusahaan Sehat Z < 2,862 = Perusahaan Potensial Bangkrut Membandingkan hasil perhitungan antara metode Altman Z Score dan Springate Score terlihat berbeda. Dengan menggunakan Springate Score, perusahaan dinilai mulai memasuki wilayah berbahaya dan berpotensi bangkrut pada tahun 2013 ketika sudah memasuki tingkat kerugian yang besar. sedangkan pada tahun 2012 ketika laba yang diperoleh perusahaan semakin kecil, hasil penilaian dengan metode ini masih menghasilkan nilai positif. Pada tahun 2012, ketika menggunakan Altman Z Score, Perusahaan sudah dinyatakan dalam wilayah berbahaya.
  • 24. Analisis Zmijewski Score Zmijewski Score adalah metode untuk memprediksi keberlangsungan hidup suatu perusahaan dengan mengkombinasikan beberapa rasio keuangan umum yang memberikan bobot yang berbeda satu dengan lainnya. Zmijewski Score menggunakan analisisi rasio yang mengukur kinerja, leverage dan likuiditas perusahaan untuk model prediksi kebangkrutan yang dibangunnya. Model ini menekankan pada jumlah utang sebagai komponen berpengaruh. Model ini dihasilkan oleh Zmijewski pada tahun 1984 sebagai pengembangan model yang telah ada sebelumnya. Berawal memprediksi keberlangsungan hidup sebuah badan usaha.
  • 25. KRITERIA YANG DIGUNAKAN DALAM METODE INI SEMAKIN BESAR HASILNYA YANG DIDAPAT BERARTI SEMAKIN BESAR PULA POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN. DENGAN KATA LAIN, JIKA PERHITUNGAN MENGHASILKAN NILAI POSITIF, MAKA PERUSAHAN BERPOTENSI BANGKRUT. SEMAKIN BESAR NILAI POSITIFNYA, SEMAKIN BESAR PULA POTENSI KEBANGKRUTANNYA. Model ini menekankan pada jumlah utang sebagai komponen yang paling berpengaruh terhadap kebangkrutan. Sedangkan model Springate dan Altman lebih menekankan pada profitabilitas sebagai komponen yang paling berpengaruh terhadap kebangkrutan. Penelitian di Indonesia dengan menggunakan ketiga model tersebut pada perusahaan di BEI yang mengalami delisting menunjukkan bahwa model Zmijewski lebih akurat dalam memprediksi delisting dibandingkan metode Altman dan Springate.
  • 26. KasusBerdasarkan data keuangan PT Jaya Perkasa, dengan menggunakan Springate Score dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. Hasil penilaian nilai Z selama 4 tahun harus dibandingkan dengan tolak ukur niilai yang dihasilkan oleh rumus Zmijewski Score yang akan menghasilan prediksi kebangkrutan. Bila perhitungan menghasilkan nilai negatif, maka perusahaan tidak berpotensi bangkrut. Sebaliknya bila perhitungan bernilai positif, maka perusahaan berpotensi bangkrut. dimana : X1 = Laba Bersih : Total Aset = ROA X2 = Total Utang : Total Aset = Debt Ratio X3 = Aset Lancar : Utang Lancar = Liquidity Ratio
  • 27. Terima Kasih! KAMI TAK SABAR UNTUK BEKERJA BERSAMA ANDA.