Adapun peran⎼peran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik
2. Guru Sebagai Pengajar
3. Guru Sebagai Pembimbing
4. Guru Sebagai Pelatih
5. Guru Sebagai Penasehat
6. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
7. Guru Sebagai Model dan Teladan
8. Guru Sebagai Pribadi
9. Guru Sebagai Peneliti
10. Guru Sebagai Pendorong Kreativitas
11. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
12. Guru Sebagai Pekerja Rutin
13. Guru Sebagai Pemindah Kemah
14. Guru Sebagai Pembawa Cerita
15. Guru Sebagai Aktor
16. Guru Sebagai Emansipator
17. Guru Sebagai Evaluator
18. Guru Sebagai Pengawet
19. Guru Sebagai Kulminator
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)setyawatiDK
Ìý
Buku "Pengantar Pendidikan" memberikan gambaran menyeluruh tentang hakikat manusia, pengertian pendidikan, unsur-unsur pendidikan, landasan dan asas pendidikan, permasalahan pendidikan, sistem pendidikan nasional, dan hubungan antara pendidikan dengan pembangunan dalam kurang dari tiga kalimat.
Masalah guru di Indonesia meliputi kualitas, jumlah, distribusi, dan kesejahteraan guru. Solusi yang diajukan adalah meningkatkan sistem pendidikan dan kualitas guru serta dukungan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang problematika masyarakat modern yang dihadapi akibat perkembangan teknologi dan pola pikir rasional. Problematika tersebut antara lain terpecahnya kepribadian manusia, penyalahgunaan iptek, pandangan iman yang dangkal, pola hubungan yang bersifat materialistik, dan tingginya stress serta frustasi. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya peran akhlak tasawuf dalam mengintegrasikan kembali
Aqidah adalah keyakinan yang mendasari agama Islam. Terdiri dari 3 prinsip utama: 1) Berserah diri kepada Allah dengan bertauhid, 2) Taat kepada Allah dengan melakukan perintah-Nya, 3) Berlepas dari syirik. Sumber aqidah meliputi al-Qur'an, sunnah, akal sehat, dan ijma' ulama.
Makalah ini membahas tentang korelasi antara agama dan ekonomi, pandangan para tokoh sosiologi mengenai hubungan antara agama dan ekonomi, serta analisis fenomena sosial terkini yang berkaitan dengan topik tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang kode etik profesi guru di Indonesia. Secara garis besar, dibahas mengenai pengertian kode etik profesi guru, tujuan dan fungsinya, serta sikap profesional yang harus dimiliki guru dalam berhubungan dengan berbagai pihak seperti peserta didik, orang tua/wali murid, sekolah, rekan sejawat, dan masyarakat."
TUGAS LATIHAN AGAMA SEBAGAI TUGAS AKHIR UNTUK MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KR...Agnes Yodo
Ìý
Makalah ini membahas tentang keberadaan Allah dalam agama Kristen. Pertama, dijelaskan berbagai teori tentang Allah seperti deisme, ateisme, dan monoteisme. Kemudian diuraikan bahwa Allah adalah roh, esa, kekal, mahakuasa, dan mahahadir. Lalu disebutkan sifat-sifat Allah seperti kudus dan adil. Terakhir dijelaskan penyataan Allah melalui alam semesta dan firman.
Dokumen tersebut membahas permasalahan pendidikan di Indonesia yang meliputi mutu pendidikan, relevansi pendidikan, dan pemerataan kesempatan pendidikan. Mutu pendidikan Indonesia rendah karena sarana yang kurang memadai dan guru yang kurang berkualitas. Relevansi pendidikan juga masih rendah karena kurangnya kesesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja. Pemerataan kesempatan pendidikan juga belum merata di seluruh wilayah dan kel
1. Dokumen tersebut membahas tentang berbagai teori kebenaran dalam epistemologi, termasuk kebenaran absolut, relatif, spekulatif, korespondensi, dan pragmatis.
2. Beberapa teori kebenaran yang dijelaskan adalah kebenaran absolut yang mengacu pada standar objektif yang menentukan benar dan salah, kebenaran relatif yang bergantung pada sudut pandang subjektif, dan kebenaran pragmatis di mana sesuatu dianggap benar jika berman
Lingkungan pendidikan terdiri atas 3 jenis yakni lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga membentuk sikap awal, sekolah memberikan ilmu pengetahuan, sedangkan masyarakat melatih kemampuan praktis. Ketiganya saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pendidikan.
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan ModernSastra Diharlan
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang iman dan takwa serta implementasinya dalam kehidupan modern. Iman dan takwa dijelaskan secara teologis dan tanda-tanda orang beriman dan bertakwa ditulis. Dokumen ini juga membahas tantangan zaman modern seperti globalisasi dan modernisasi yang berpengaruh terhadap kehidupan umat Islam serta peran iman dan takwa dalam menjawab problematika tersebut.
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikanErta Erta
Ìý
Teks tersebut membahas tentang kondisi, karakteristik, dan dimensi perencanaan pendidikan. Secara umum, perencanaan pendidikan merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan pendidikan namun masih sering dijadikan faktor pelengkap. Teks tersebut juga membahas mengenai kondisi, karakteristik, dan dimensi perencanaan pendidikan secara lebih rinci."
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian moral, perkembangan moral menurut Piaget dan Kohlberg, serta pengaruh teori perkembangan moral tersebut dalam dunia pendidikan. Piaget membagi perkembangan moral menjadi tahap pra-operasional, konkret, dan formal. Sedangkan Kohlberg membaginya menjadi tingkat prekonvensional, konvensional, dan postkonvensional. Kedua teori tersebut berpengaruh dalam pendidikan dengan menekankan pengemb
Dokumen tersebut membahas tentang Islam dan kebudayaan. Secara khusus membahas pengertian Islam dan kebudayaan, hubungan antara Islam dan kebudayaan, Islam dan kebudayaan Arab pra-Islam, serta Islam dan kebudayaan Indonesia."
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganDevia Titania
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pertumbuhan adalah perubahan fisik secara kuantitatif, sedangkan perkembangan adalah perubahan kualitatif. Terdapat tiga aliran yang mempengaruhi perkembangan yaitu nativisme, empirisme, dan konvergensi. Prinsip-prinsip perkembangan manusia meliputi kematangan, kesatuan, tempo dan
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikPutriMeka
Ìý
Perkembangan peserta didik dipengaruhi oleh kondisi-kondisi seperti pengaruh keluarga, pengaruh gizi, kematangan, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, keshatan,dan stimulasi lingkungan.
Perkembangan fisik peserta didik akan mempengaruhi proses belajar peserta didik, sehingga sangat penting bagi pendidik untuk memahami karakteristik perkembangan fisik peserta didiknya.
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianSeptia Darmayanti
Ìý
Makalah ini membahas perkembangan kognitif, emosional, dan kepribadian pada masa remaja menurut teori-teori perkembangan. Secara khusus, makalah ini menjelaskan perkembangan kognitif remaja menurut teori Piaget yaitu melalui tahap operasi formal yang mencakup pemikiran deduktif, induktif, dan abstrak.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum Sekolah Tinggi Islam Blambangan (STIB) Banyuwangi meliputi relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efektivitas, efisiensi, dan pendidikan sepanjang hayat.
Makalah ini membahas tentang korelasi antara agama dan ekonomi, pandangan para tokoh sosiologi mengenai hubungan antara agama dan ekonomi, serta analisis fenomena sosial terkini yang berkaitan dengan topik tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang kode etik profesi guru di Indonesia. Secara garis besar, dibahas mengenai pengertian kode etik profesi guru, tujuan dan fungsinya, serta sikap profesional yang harus dimiliki guru dalam berhubungan dengan berbagai pihak seperti peserta didik, orang tua/wali murid, sekolah, rekan sejawat, dan masyarakat."
TUGAS LATIHAN AGAMA SEBAGAI TUGAS AKHIR UNTUK MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KR...Agnes Yodo
Ìý
Makalah ini membahas tentang keberadaan Allah dalam agama Kristen. Pertama, dijelaskan berbagai teori tentang Allah seperti deisme, ateisme, dan monoteisme. Kemudian diuraikan bahwa Allah adalah roh, esa, kekal, mahakuasa, dan mahahadir. Lalu disebutkan sifat-sifat Allah seperti kudus dan adil. Terakhir dijelaskan penyataan Allah melalui alam semesta dan firman.
Dokumen tersebut membahas permasalahan pendidikan di Indonesia yang meliputi mutu pendidikan, relevansi pendidikan, dan pemerataan kesempatan pendidikan. Mutu pendidikan Indonesia rendah karena sarana yang kurang memadai dan guru yang kurang berkualitas. Relevansi pendidikan juga masih rendah karena kurangnya kesesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja. Pemerataan kesempatan pendidikan juga belum merata di seluruh wilayah dan kel
1. Dokumen tersebut membahas tentang berbagai teori kebenaran dalam epistemologi, termasuk kebenaran absolut, relatif, spekulatif, korespondensi, dan pragmatis.
2. Beberapa teori kebenaran yang dijelaskan adalah kebenaran absolut yang mengacu pada standar objektif yang menentukan benar dan salah, kebenaran relatif yang bergantung pada sudut pandang subjektif, dan kebenaran pragmatis di mana sesuatu dianggap benar jika berman
Lingkungan pendidikan terdiri atas 3 jenis yakni lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga membentuk sikap awal, sekolah memberikan ilmu pengetahuan, sedangkan masyarakat melatih kemampuan praktis. Ketiganya saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pendidikan.
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan ModernSastra Diharlan
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang iman dan takwa serta implementasinya dalam kehidupan modern. Iman dan takwa dijelaskan secara teologis dan tanda-tanda orang beriman dan bertakwa ditulis. Dokumen ini juga membahas tantangan zaman modern seperti globalisasi dan modernisasi yang berpengaruh terhadap kehidupan umat Islam serta peran iman dan takwa dalam menjawab problematika tersebut.
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikanErta Erta
Ìý
Teks tersebut membahas tentang kondisi, karakteristik, dan dimensi perencanaan pendidikan. Secara umum, perencanaan pendidikan merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan pendidikan namun masih sering dijadikan faktor pelengkap. Teks tersebut juga membahas mengenai kondisi, karakteristik, dan dimensi perencanaan pendidikan secara lebih rinci."
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian moral, perkembangan moral menurut Piaget dan Kohlberg, serta pengaruh teori perkembangan moral tersebut dalam dunia pendidikan. Piaget membagi perkembangan moral menjadi tahap pra-operasional, konkret, dan formal. Sedangkan Kohlberg membaginya menjadi tingkat prekonvensional, konvensional, dan postkonvensional. Kedua teori tersebut berpengaruh dalam pendidikan dengan menekankan pengemb
Dokumen tersebut membahas tentang Islam dan kebudayaan. Secara khusus membahas pengertian Islam dan kebudayaan, hubungan antara Islam dan kebudayaan, Islam dan kebudayaan Arab pra-Islam, serta Islam dan kebudayaan Indonesia."
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganDevia Titania
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pertumbuhan adalah perubahan fisik secara kuantitatif, sedangkan perkembangan adalah perubahan kualitatif. Terdapat tiga aliran yang mempengaruhi perkembangan yaitu nativisme, empirisme, dan konvergensi. Prinsip-prinsip perkembangan manusia meliputi kematangan, kesatuan, tempo dan
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikPutriMeka
Ìý
Perkembangan peserta didik dipengaruhi oleh kondisi-kondisi seperti pengaruh keluarga, pengaruh gizi, kematangan, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, keshatan,dan stimulasi lingkungan.
Perkembangan fisik peserta didik akan mempengaruhi proses belajar peserta didik, sehingga sangat penting bagi pendidik untuk memahami karakteristik perkembangan fisik peserta didiknya.
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianSeptia Darmayanti
Ìý
Makalah ini membahas perkembangan kognitif, emosional, dan kepribadian pada masa remaja menurut teori-teori perkembangan. Secara khusus, makalah ini menjelaskan perkembangan kognitif remaja menurut teori Piaget yaitu melalui tahap operasi formal yang mencakup pemikiran deduktif, induktif, dan abstrak.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum Sekolah Tinggi Islam Blambangan (STIB) Banyuwangi meliputi relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efektivitas, efisiensi, dan pendidikan sepanjang hayat.
Standar proses pendidikan adalah pedoman pelaksanaan pembelajaran guru untuk mencapai tujuan pendidikan. Ia berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, membantu guru dan kepala sekolah merencanakan program, serta memandu pengawas mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran. Standar proses terdiri atas silabus yang merencanakan kegiatan semesteran dan RPP yang merinci langkah pembelajaran pertemuan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang model permintaan agregat dan penawaran agregat dalam teori makroekonomi klasik dan Keynesian.
2. Model ini menjelaskan hubungan antara tingkat harga agregat, output agregat, dan bagaimana keseimbangan ekonomi tercapai.
3. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang dapat memengaruhi pergeseran kurva permintaan dan penawaran agregat.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kompetensi moral guru dalam mendidik siswa. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa pendidikan bertujuan membentuk siswa menjadi manusia yang bermoral melalui interaksi antara guru dan siswa, namun kompetensi moral guru perlu ditingkatkan agar dapat mendidik siswa sesuai dengan nilai-nilai masyarakat. Dokumen ini juga membahas tentang penurun
Makalah ini membahas tentang peran guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah dari sudut pandang teoritis dan praktis. Secara teoritis, guru sebagai pendidik bertugas mentransfer nilai-nilai kepada siswa dan menjadi teladan bagi siswa. Sementara sebagai pengajar, tugas utama guru adalah membantu perkembangan intelektual, afektif dan psikomotor siswa melalui penyampaian pengetahuan. Secara pra
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Guru memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa dan masyarakat melalui pengajaran, pelatihan, dan menjadi teladan. Tugas utama guru adalah mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada siswa, tetapi juga membantu pengembangan siswa secara manusiawi dan berperan dalam pembangunan masyarakat. Di era modern, guru diharapkan mamp
Tugasan ini membahaskan peranan penting guru dalam mendidik murid dan membentuk generasi masa depan. Guru perlu diberikan kuasa autonomi untuk menjalankan tugas mengajar secara efektif serta memastikan kualiti pendidikan. Walau bagaimanapun, terdapat segelintir masyarakat yang tidak sepenuhnya menyokong konsep autonomi guru kerana menganggap peranan guru hanya terhad kepada penyampaian ilmu.
1. Dokumen tersebut membahasakan peranan penting guru dalam mencapai perpaduan kaum dan aspirasi negara.
2. Ia juga menjelaskan lima peringkat perkembangan guru dari guru permulaan hingga guru pakar berdasarkan pengalaman dan kemahiran.
3. Profesionalisme guru dapat dicapai melalui peningkatan pengetahuan dan kemahiran mengajar sepanjang kerjaya.
pentingnya seorang guru mengunakan fasilitas yang udah di buat pendahulu kita"orang yg lebih cakap" dalam mengubah ara secara instan dan bermartabat dalam menapaki masa yang mendunia tidak ada batas,etika,waktu,budaya,dan tata cara yang seremonial.selamat datang era baru yang berpondasi kepada jati diri bangsa yang bermartabat dan nasionalisme
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas latar belakang pentingnya kompetensi kepribadian bagi guru dalam mendidik siswa.
2. Kompetensi kepribadian guru meliputi kemampuan berinteraksi dengan siswa, orangtua, dan masyarakat serta menjadi teladan bagi siswa.
3. Penelitian ini bertujuan mengetahui kompetensi kepribadian
Dokumen tersebut membahas tentang peran guru dalam mendidik siswa untuk menghadapi tantangan abad ke-21 melalui pendidikan yang memberdayakan. Guru perlu memahami konsep pembelajaran merdeka dan selalu berinovasi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Pendidikan optimal melibatkan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Mayawi Karim
Ìý
Teks tersebut membahas peran penting guru dalam proses belajar dan pembelajaran. Guru memainkan peran sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, dan pembaharu untuk memfasilitasi proses belajar siswa secara efektif. Teks tersebut juga menjelaskan berbagai upaya yang dilakukan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran, seperti membuat ilustrasi dan memberikan panduan.
1. 1
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru
berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan
persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Profesi guru
pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan mengembangkan
pengetahuan peserta didik. Tetapi, beberapa dasawarsa terakhir konsep, persepsi
dan penilaian terhadap profesi guru mulai bergeser. Hal itu selain karena
perubahan pandangan manusia-masyarakat terhadap integritas seseorang
yang berkaitan dengan produktivitas ekonomisnya, juga karena
perkembangan yang cukup radikal di bidang pengetahuan dan teknologi, terutama
bidang informasi dan komunikasi, yang kemudian mendorong pengembangan
media belajar dan paradigma teknologi pendidikan. Dalam perkembangan
berikutnya, sekaligus sebagai biasnya, guru mulai mengalami dilema eksistensial.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Citra Guru Profesional ?
2. Apa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Citra Guru ?
3. Bagaimana Identifikasi dan Contoh Citra Guru ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Definisi Citra Guru
2. Menjelaska Citra Guru dari Masa ke-masa
3. Mengetahui Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Citra Guru
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Menurut kamus besar bahasa indonesia terdapat pengertian kata citra dan
profesional
Citra merupakan gambaran, rupa, gambaran yang dimiliki mengenai orang
banyak, mengenai pribadi, organisasi atau produk, kesan mental yang ditimbulkan
oleh sebuah kata, fase atau kalimat dan merupakan unsur dasar yang khas dalam
karya prosa untuk evaluasi
Profesi merupakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan atau pendidikan
tertentu
Profesional, berkenaan dengan pekerjaan, berkenaan dengan keahlian,
memerlukan kepandaian khusus untuk melaksanakannya, mengharuskan
citra adanya pembayaran untuk melakukannya
Profesionalisme merupakan kualitas, mutu dan tindak tanduk yang
merupakan suatu profesi
Guru (dalam bahasa jawa) seorang yang harus digugu dan harus ditiru oleh
semua muridnya. Harus di gugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya
senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Segala
ilmu pengetahuan yang datang dari guru dijadikan sebagai sebuah kebenaran yang
tidak perlu dibuktikan atau diteliti lagi. Seorang guru juga harus ditiru, artinya
seorang guru menjadi suri tauladan bagi semua muridnya. Mulai dari cara berfikir,
cara bebicara, hingga cara berprilaku sehai-hari. Sebagai seorang yang harus
digugu dan ditiru seorang dengan sendirinya memiliki peran yang luar biasa
dominannya bagi murid.
Dalam sebuah proses pendidikan guru merupakan satu komponen yang
sangat penting, selain komponen lainnya seperti tujuan, kurikulum, metode,
sarana dan prasarana lingkungan, dan evaluasi
3. 3
Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang
berbentuk multidimensional guru yang demikian adalah guru yang secara internal
memenuhi kriteria administratif, akademis dan kepribadian.
Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru
berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan
persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Profesi guru
pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan mengembangkan
pengetahuan peserta didik. Tetapi, beberapa dasawarsa terakhir konsep, persepsi
dan penilaian terhadap profesi guru mulai bergeser.
Hal itu selain karena perubahan pandangan manusia-masyarakat terhadap
integritas seseorang yang berkaitan dengan produktivitas ekonomisnya, juga
karena perkembangan yang cukup radikal di bidang pengetahuan dan teknologi,
terutama bidang informasi dan komunikasi, yang kemudian mendorong
pengembangan media belajar dan paradigma teknologi pendidikan. Dalam
perkembangan berikutnya, sekaligus sebagai biasnya, guru mulai mengalami
dilema eksistensial.
Slogan pahlawan tanpa tanda jasa senantiasa melekat pada profesi guru.
Hal ini didasarkan pada pengabdiannya yang begitu tinggi dan tulus dalam dunia
pendidikan. Tidak hanya itu, sikap kearifan, kedisiplinan, kejujuran, ketulusan,
kesopanan serta sebagai sosok panutan menjadikan profesi satu ini berbeda
dengan yang lain. Lantaran tanggung jawab dari profesi guru tidak berhenti pada
selesai ia mengajar, melainkan keberhasilan siswa dalam menangkap, memahami,
mempraktekkan serta mengamalkan ilmu yang diterima dalam kehidupan sehari-
hari baik langsung maupun tak langsung.
Hal ini membuat citra seorang guru di mata masyarakat selalu berada di
tempat yang lebih baik dan mulia. Djamin (1999) mengemukakan citra guru
mempunyai arti sebagai suatu penilaian yang baik dan terhormat terhadap
4. 4
keseluruhan penampilan yang merupakan sosok pengembang profesi ideal dalam
lingkup fungsi, peran dan kinerja.
Citra guru ini tercermin melalui:
Keunggulan mengajar,
Memiliki hubungan yang harmonis dengan peserta didik, dan
Memiliki hubungan yang harmonis pula terhadap sesama teman seprofesl
dan pihak lain baik dalam sikap maupun kemampuan profesional.
Dari sudut pandang peserta didik, citra guru ideal adalah seseorang yang
senantiasa memberi motivasi belajar yang mempunyai sifatfsifat keteladanan,
penuh kasih sayang, serta mampu mengajar di dalam suasana yang
menyenangkan.
2.2 Citra Guru dalam Masyarakat Tradisional (Pramodem)
Di dalam bahasa Sansekerta, guru berarti yang dihormati. Rasa hormat ini
sampai kini masih hidup di tengah masyarakat tradisional/pedesaan. Mereka
masih menaruh rasa hormat dan status sosial yang tinggi terhadap profesi guru. Di
kepulauan Sangihe, misalnya, masyarakat menyebut guru pria dengan panggilan
tuan, lengkapnya tuan guru, suatu panggilan yang penuh rasa kagum dan hormat
terhadap profesi guru.
Masyarakat pedesaan umumnya menganggap profesi guru sebagai profesi
orang suci (saint) yang mampu memberi pencerahan dan dapat mengembangkan
potensi yang tersimpan di dalam diri siswa. Selain itu sebagian besar masyarakat
tradisional memiliki mitos yang kuat bahwa guru adalah profesi yang tidak pernah
mengeluh dengan gaji yang minim, profesi yang dapat dilakukan oleh siapa saja
dan profesi yang bangga dengan gelar pahlawan tanpa tanda jasa.
Dalam pandangan masyarakat tradisional, guru dianggap profesional jika
anak sudah dapat membaca, menulis dan berhitung, atau anak mendapat nilai
tinggi, naik kelas dan lulus ujian.
5. 5
2.3 Citra Guru dalam Masyarakat Modern
Dalam pandangan masyarakat modern, guru belum merupakan profesi
yang profesional jika hanya mampu membuat murid membaca, menulis dan
berhitung, atau mendapat nilai tinggi, naik kelas, dan lulus ujian. Masyarakat
modern menganggap kompetensi guru belum lengkap jika hanya dilihat dari
keahlian dan ketrampilan yang dimiliki melainkan juga dari orientasi guru
terhadap perubahan dan inovasi.
Bagi masyarakat modern, eksistensi guru yang mandiri, kreatif, dan
inovatif merupakan salah satu aspek penting untuk membangun kehidupan
bangsa. Banyak ahli berpendapat bahwa keberhasilan negara Asia Timur (Cina,
Korsel dan Jepang) muncul sebagai negara industri baru karena didukung oleh
penduduk/SDM terdidik dalam jumlah yang memadai sebagai hasil sentuhan
manusiawi guru.
Salah satu bangsa modern yang menghargai profesi guru adalah bangsa
Jepang. Bangsa Jepang menyadari bahwa guru yang bermutu merupakan kunci
keberhasilan pem bangunan. She no on wa yama yori mo ta/(ai umiyorimo fu/(ai
yang berarti jasa guru lebih tinggi dari gunung yang paling tinggi, lebih dalam
dari laut paling dalam. Hal ini merupakan ungkapan penghargaan bangsa Jepang
terhadap profesi guru.
Guru pada sejumlah negara maju sangat dihargai karena guru secara spesifik,
Memiliki kecakapan dan kemampuan untuk memimpin dan mengelola
pendidikan;
Memiliki ketajaman pemahaman dan kecakapan intektual, cerdas
emosional dan sosial untuk membangun pendidikan yang bermutu; dan
Memiliki perencanaan yang matang, bijaksana, kontekstual dan efektil
untuk membangun humanware (SDIVI) yang unggul, bermaltabat dan
memiliki daya saing.
Keunggulan mereka adalah terus maju untuk mencapai yang terbaik dan
memperbaiki yang terpuruk. Mereka secara berkelanjutan (sustainable) terus
menigkatkan mutu diri dari guru biasa ke guru yang baik dan terus berupaya
6. 6
meningkat ke guru yang Iebih baik dan akhirnya menjadi guru yang terbaik, yang
mampu memberi inspirasi, ahli dalam materi, memiliki moral yang tinggi dan
menjadi teladan yang baik bagi siswa.
Di negara kita, guru yang memiliki keahlian spesialisasi harus diakui
masih Iangka. Walaupun sudah sejak puluhan tahun disiapkan, namun hasilnya
masih belum nampak secara nyata. Ini disebabkan karena masih cukup banyak
guru yang belum memiliki konsep diri yang baik, tidaktepat menyandang predikat
sebagai guru, dan mengajar mata pelajaran yang tidak sesuai dengan keahliannya
(m/Vsmatch). Semuanya terjadi karena kemandirian guru belum nampak secara
nyata, yaitu sebagian guru belum mampu melihat konsep dirinya (se/fconsepz),
ide dirinya (se/fidea), dan realita dirinya (se/frea/ity). Tipe guru sepeni ini
mustahil dapat menciptakan suasana kegiatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan (PAKEM).
Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru
berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan
persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Dalam hal ini
profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan
mengembangkan pengetahuan pesena didik. Namun, beberapa dasawarsa terakhir
konsep, persepsi, dan penilaian terhadap profesi guru mulai bergeser.
Hal itu selain karena perubahan pandangan manusia-masyarakat terhadap
integritas seseorang yang berkaitan dengan produktivitas ekonomisnya, juga
karena perkembangan yang cukup radikal di bidang pengetahuan dan teknologi,
terutama bidang informasi dan komunikasi, yang kemudian mendorong
pengembangan media belajar dan paradigma teknologi pendidikan. Dalam
perkembangan berikutnya, sekaligus sebagai biasnya, guru mulai mengalami
dilema eksistensial. Artinya, penguasaan ilmu pengetahuan tidak lagi menjadi
hegemoni guru, tetapi menyebar seluas perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi seperti dunia penerbitan, buku, majalah, koran, Serta media elektronik
lainnya. Untuk itu, posisi krusial guru perlu dijernihkan tatkala kita hendak
merumuskan kembali pendidikan yang Iebih memajukan masa depan generasi
berikutnya.
7. 7
Dengan demikian, para guru dituntut tampil lebih profesional, lebih tinggi
ilmu pengetahuannya dan lebih cekatan dalam penguasaan teknologi komunikasi
dan informasi. Artinya, guru mau tidak mau dan dituntut harus terus
meningkatkan kecakapan dan pengetahuannya selangkah ke depan lebih dari
pengetahuan masyarakat dan anak didiknya. Dalam kehidupan bermasyarakat pun
guru diharapkan lebih bermoral dan berakhlak daripada masyarakat kebanyakan,
tetapi di situlah muncul problem tatkala para guru tidak memiliki kemampuan
materi untuk memiliki segala akses dan jaringan informasi sepeti TV, buku-buku,
majalah, dan koran. Guru-guru memiliki gaji dan tunjangan yang jauh dari cukup
untuk meningkatkan profesinya sekaligus memperkaya informasi mengenai
perkembangan pengetahuan dan berbagai dinamika kehidupan modern. Sehingga,
rasanya sangat sulit di era modern ini guru dapat tampil lebih profesional,
memiliki tanggung jawab moral profesi sebagai konsekuensi etisnya.
2.4 Guru Abad 21 adalah Guru dengan Profesionalitas Tinggi
Memasuki abad 21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Menurut
Wardiman Djojonegoro dalam ke|1as kerjanya yang disampaikan pada
SeminarNasional Wawasan Profesi Guru Tahun ZUUQ ICMI On/vil Jawa Timur
di Surabaya tanggal 21 Desember 1996, bangsa kita menyiapkan diri untuk
memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ciri SDM yang
berkualitas tersebut adalah
Memiliki kemampuan dalam menguasai keahlian dalam suatu bidang yang
berkaitan dengan iptek;
Mampu bekerja secara profesional dengan orientasimutu dan keunggulan;
dan
Dapat menghasilkan karya-kalya unggul yang mampu bersaing secara
global sebagai hasil dari keahlian dan profesionalitasnya.
Makagiansar (1990) menyebutkan bahwa untuk menghadapi era
globalisasi, Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam bidang pendidikan
adalah ketidakpastian. Untuk itu seseorang harus memiliki empat kemampuan,
yaitu kemampuan antisipasi, kemampuan menge|1i dan mengatasi masalah,
kemampuan mengakomodasi, dan kemampuan melakukan reorientasi.
8. 8
Tilaar (1998) menyatakan bahwa masyarakat millenium ketiga nanti mempunyai
karakteristik masyarakat teknologi, masyarakat terbuka dan masyarakat madani
yang secara keseluruhan akan berpengaruh pada visi, misi dan tujuan pendidikan.
Pertumbuhan teknologi akan mengubah bentuk dan cara hidup manusia yang
sama sekali akan berlainan dengan kehidupan manusia dewasa ini. Teknologi
dapat memajukan kehidupan manusia tetapi juga dia akan mampu menghancurkan
kebudayaan manusia itu sendiri. Kemajuan teknologi pula yang akan membuka
dunia sekaan tanpa batas, baik geografis, sosial maupun budaya. Saling
keterpengaruhanantara bangsa yang satu dengan bangsa yang Iain akan menjadi
ciri utama masyarakatterbuka.
Secara optimistik, masyarakat yang terbuka tersebut akan bermuara pada
lahirya masyarakat madani, masyarakat yang berkembang baik kemampuan
intelektualnya, maupun aspek- aspek kehidupan lainnya Sena tanggung jawabnya.
Sesungguhnya, dengan tantangan yang dihadapi ke depan adalah globalisasi
dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat kuat, kemampuan dasar
yang mesti dimiliki bangsa ini tidak boleh hanya sebatas penguasaan kemampuan
membaca, menulis dan berhitung. Harusjauh melampaui tiga hal tersebut.
Menghadapi tantangan demikian, diperlukan guru yang benar-benar
profesional. Tilaar (1998) memberikan empat ciri utama agar seorang guru
terkelompok ke dalam guru yang profesional. Masing-masing adalah:
Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang;
Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik
Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat; dan
Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan.
Menurut Djojonegoro (1996) guru yang bermutu memiliki paling tidak
empat kriteria utama, yaitu kemampuan profesional, upaya profesional, waktu
yang dicurahkan untuk kegiatan profesional dan kesesuaian antara keahlian dan
pekerjaannya. Kemampuan profesional meliputi kemampuan intelegensia, sikap
dan prestasi kerjanya. Upaya profesional adalah upaya seorang guru untuk
mentransformasikan kemampuan profesional yang dimilikinya ke dalam tindakan
9. 9
mendidik dan mengajar secara nyata. Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan
profesional menunjukkan intensitas waktu dari seorang guru yang
dikonsentrasikan untuktugas-tugas profesinya. Guru yang bermutu ialah mereka
yang dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil. Untuk itu guru
harus menguasai keahliannya, baik dalam disiplin ilmu pengetahuan maupun
metodologi mengajarnya.
Selanjutnya Samani (1996) mengemukakan empat prasyarat agar seorang
guru dapat profesional. Masing-masing adalah kemampuan guru
mengolah/menyiasati kurikulum, kemampuan guru mengaitkan materi kurikulum
dengan Iingkungan, kemampuan guru memotivasi siswa untuk belajar sendiri dan
kemampuan guru untuk mengintegrasikan berbagai bidang Studi/mata pelajaran
menjadi kesatuan konsep yang utuh. Nlasih terkait dengan harapan-harapan yang
digayutkan di pundaksetiap guru, H. Muhammad Surya, Ketua Umum Pengurus
Besar PGRI, mengemukakan ada sembilan karakteristik citra guru yang
diidealkan. Nlasing- masing adalah guru yang:
Memiliki semangatjuang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan
ketaqwaan yang mantap,
Mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan
tuntutan Iingkungan dan perkembangan iptek,
Mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain,
Memiliki etos kerja yang kuat,
Memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karir,
Berjiwa profesionalitas tinggi,
Memiliki kesejahteraan Iahir dan batin, material dan nonmaterial,
Memiliki wawasan masa depan, dan
Mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu.
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Guru
Sudjana (dalam Mustafa, 2005) menjelaskan rendahnya pengakuan
masyarakat terhadap profesi guru yang mengakibatkan rendahnya citra guru
disebabkan oleh faktor berikut:
10. 10
1. Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapa pundapat menjadi
guru asalkan ia berpengetahuan;
2. Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk
mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi
guru; dan
3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha
mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru,
penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya.
Syah (2000) menyorot rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme
guru, penguasaan guru terhadap materi dan metode pengajaran yang masih berada
di bawah standar, sebagai penyebab rendahnya mutu guru yang bermuara pada
rendahnya citra guru. Secara rinci dari aspek guru rendahnya mutu guru menurut
Sudarminta (dalam Nlujiran, 2005) antara Iain tampak dari gejala-gejala berikut:
1. Lemahnya penguasaan bahan yang diajarkan;
2. Ketidaksesuaian antara bidang Studi yang dipelajari guru dan yang dalam
kenyataan Iapangan yang diajarkan;
3. kurang efektifnya cara pengajaran;
4. Kurangnya wibawa guru di hadapan murid;
5. Lemahnya motivasi dan dedikasi untuk menjadi pendidik yang sungguh-
sungguh; semakin banyak yang kebetulan menjadi guru dan tidak betul-
betul menjadi guru;
6. Kurangnya kematangan emosional, kemandirian berpikir, dan keteguhan
sikap dalam cukup banyak guru sehingga dari kepribadian mereka
sebenarnya tidak siap sebagai pendidik; kebanyakan guru dalam hubungan
dengan murid masih hanya berfungsi sebagai pengajar dan belum sebagai
pendidik; dan
7. Relatif rendahnya tingkat intelektual para mahasiswa calon guru yang
masuk LPTK (Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan) dibandingkan
dengan yang masuk Universitas.
11. 11
Uraian di atas memberikan penekanan bahwa profesionalisme merupakan
Salah satu garansi bagi peningkatan citra guru. Hal ini sejalan dengan pesan
penting yang muncul dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen. Pengakuan guru dan dosen sebagai profesi diharapkan dapat memacu
tumbuhnya kesadaran terhadap mutu dan gilirannya akan meningkatkan citra guru
di tengah masyarakat. Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 7 (1) bahwa profesi
guru dan dosen mempakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu.
Sanusi (1991) menunjuk ciri-ciri profesi, mencakup fungsi dan
signifikansi sosial dari profesi tersehut, keterampilan para anggota profesi yang
diperoleh melalui pendidikan dan atau Iatihan yang akuntabel, adanya disiplin
ilmu yang kokoh, kode etik, dan adanya imbalan finansial dan material yang
sepadan. Kemudian, secara teknis penguatan profesionalisme itu dikaitkan dengan
pentingnya perhatian terhadap kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa Salah satu upaya untuk meningkatkan citra
guru adalah dengan menguasai kompetensi guru dengan baik.
12. 12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Citra guru mempunyai arti sebagai suatu penilaian yang baik dan terhormat
terhadap keseluruhan penampilan yang merupakan sosok pengembang profesi
ideal dalam Iingkup fungsi, peran dan kinerja.
2. Citra guru ini tercermin melalui keunggulan mengajar, memiliki hubungan
yang harmonis dengan peserta didik, memiliki hubungan yang harmonis pula
terhadap sesama teman seprofesi dan pihak Iain baik dalam sikap maupun
kemampuan profesional.
3. Masyarakat pedesaan umumnya menganggap profesi guru sebagai profesi
orang suci yang mampu memberi pencerahan dan dapat mengembangkan
potensi yang tersimpan di dalam diri siswa. Selain itu sebagian besar
masyarakat tradisional memiliki mitos yang kuat bahwa guru adalah profesi
yang tidak pernah mengeluh dengan gaji yang minim, profesi yang dapat
dilakukan oleh siapa saja dan profesi yang bangga dengan
4. Dalam pandangan masyarakat modern, guru belum merupakan profesi yang
profesional jika hanya mampu membuat murid membaca, menulis dan
berhitung, atau mendapat nilai tinggi, naik kelas dan Iulus ujian. Nlasyarakat
modern menganggap kom-petensi guru belum Iengkap jika hanya dilihat dari
keahlian dan ketrampilan yang dimiliki melainkan juga dari orientasi guru
terhadap perubahan dan inovasi.
5. Sudjana dalam Mustafa (2005) menjelaskan rendahnya pengakuan masyarakat
terhadap profesi guru yang mengakibatkan rendahnya citra guru disebabkan
oleh faktor berikut, (1) adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapa
pun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan; (2) kekurangan guru di
daerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang
tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru; (3) banyak guru yang belum
menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu.
Perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk
kepuasan dan kepentingan pribadinya
13. 13
3.2 Saran
Makalah ini kami susun dengan sangat sederhana, sehingga besar
kemungkinan banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kebesaran hati teman-teman dan pembaca agar
kiranya memberikan kritik dan saran yang dapat melengkapi kekurangan
makalah ini.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu
14. 14
DAFTAR PUSTAKA
 Bafadal, Ibrahim.2004 Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah
Dasar.Jakarta:Bumi Aksara
 Chulsum Umi, Windy Novia.2006 kamus Besar Bahasa
Indonesia.Surabaya:Kashiko
 Aqid Zainal, Elham Rohmati.2008.Membangun Profesionalisme Guru dan
Pengawas Sekolah.Bandung:CV. Yrama Widya
 Supriadi, Dedi 1999. Mengangkat Citra dan Martabat Guru Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa.