PENULISAN LAPORAN SESI KAUNSELING INDIVIDUSalwa Samsudin
油
KEBERKESANAN PENGAPLIKASIAN TEORI
& KEMAHIRAN KAUNSELING 1. 1. Pengaplikasian Teori Pemusatan Perorangan - Humanistik
2. Kemahiran Kaunseling yang Digunakan
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARFazHani Faz
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas peranan guru kaunseling dalam menangani masalah disiplin pelajar khususnya masalah buli dan gengsterisme di sekolah.
2) Beberapa faktor yang menyebabkan masalah tersebut adalah latar belakang keluarga dan pengaruh lingkungan seperti media dan teman sebaya.
3) Masalah tersebut perlu ditangani karena berdampak buruk pada pembang
Dokumen tersebut membahas masalah seorang guru yang memiliki sifat panas baran. Guru tersebut memberikan tekanan berlebihan kepada siswa untuk mencapai prestasi yang baik dan memberikan hukuman berlebihan untuk kesalahan-kesalahan kecil. Dokumen tersebut menganalisis masalah guru tersebut berdasarkan Teori Realitas dan memberikan rekomendasi untuk mengubah perilaku guru agar lebih positif.
Ringkasan dokumen ini memberikan laporan sesi kaunseling individu antara seorang kaunselor dengan seorang pelajar wanita. Pelajar wanita ini menghadapi masalah tekanan akademik dan konflik dengan ibunya berkaitan keinginan ibunya untuk menjodohkannya pada usia muda ketika dia masih belajar. Melalui sesi kaunseling, pelajar wanita ini dibantu untuk berbincang dengan ibunya secara terbuka dan
Kemahiran asertif membolehkan seseorang menyatakan pendapat dan perasaan dengan jujur tetapi masih menghormati hak orang lain. Ia terbahagi kepada tiga komponen utama iaitu keupayaan untuk meluahkan perasaan, pendapat, dan mempertahankan hak diri sendiri. Orang yang asertif tidak mudah dipengaruhi atau malu untuk bersuara.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut memberikan contoh rubrik penilaian proses dan produk untuk kemahiran membina jambatan dalam subjek Teknologi dan Reka Bentuk. Rubrik tersebut menyenaraikan kriteria penilaian dan skala markah untuk setiap kriteria.
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri kaunselor yang profesional dan efektif, termasuk kemampuan komunikasi yang baik, pengetahuan tentang pembangunan manusia, dan kemampuan berkonsultasi dengan berbagai kelompok masyarakat."
Teori terapi realiti yang dikembangkan oleh William Glasser berfokus pada tanggungjawab individu atas tingkah lakunya sendiri dan kemampuannya untuk memilih tingkah laku yang bermakna bagi memenuhi kebutuhannya. Terapi bertujuan membantu klien belajar cara-cara baru untuk memenuhi kebutuhannya secara efektif.
Dokumen tersebut membahas mengenai konsep populasi dan persampelan dalam penelitian. Populasi didefinisikan sebagai kelompok manusia dengan karakteristik yang sama, sedangkan persampelan adalah proses pemilihan unsur-unsur dalam populasi untuk mewakili populasi penelitian. Terdapat dua metode persampelan yaitu secara acak dan nonacak, dengan masing-masing memiliki teknik pelaksanaan tertentu. Ukuran sampel minimal yang
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membincangkan berbagai kaedah persampelan yang digunakan dalam penyelidikan, termasuk persampelan rawak, sistematik, berstrata, kelompok, mudah, bertujuan, rantai dan kuota. Kaedah-kaedah ini penting untuk memilih sampel yang mewakili populasi agar hasil kajian dapat digeneralisasikan.
This document provides an overview of machine learning and various machine learning techniques. It discusses what machine learning is, different types of learning tasks like classification and regression, how performance is measured, and different types of training experiences like direct supervision and reinforcement learning. It then covers specific machine learning algorithms like classification using Rocchio's algorithm, nearest neighbor learning, Bayesian learning approaches, and text categorization using naive Bayes.
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri kaunselor yang profesional dan efektif, termasuk kemampuan komunikasi yang baik, pengetahuan tentang pembangunan manusia, dan kemampuan berkonsultasi dengan berbagai kelompok masyarakat."
Teori terapi realiti yang dikembangkan oleh William Glasser berfokus pada tanggungjawab individu atas tingkah lakunya sendiri dan kemampuannya untuk memilih tingkah laku yang bermakna bagi memenuhi kebutuhannya. Terapi bertujuan membantu klien belajar cara-cara baru untuk memenuhi kebutuhannya secara efektif.
Dokumen tersebut membahas mengenai konsep populasi dan persampelan dalam penelitian. Populasi didefinisikan sebagai kelompok manusia dengan karakteristik yang sama, sedangkan persampelan adalah proses pemilihan unsur-unsur dalam populasi untuk mewakili populasi penelitian. Terdapat dua metode persampelan yaitu secara acak dan nonacak, dengan masing-masing memiliki teknik pelaksanaan tertentu. Ukuran sampel minimal yang
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membincangkan berbagai kaedah persampelan yang digunakan dalam penyelidikan, termasuk persampelan rawak, sistematik, berstrata, kelompok, mudah, bertujuan, rantai dan kuota. Kaedah-kaedah ini penting untuk memilih sampel yang mewakili populasi agar hasil kajian dapat digeneralisasikan.
This document provides an overview of machine learning and various machine learning techniques. It discusses what machine learning is, different types of learning tasks like classification and regression, how performance is measured, and different types of training experiences like direct supervision and reinforcement learning. It then covers specific machine learning algorithms like classification using Rocchio's algorithm, nearest neighbor learning, Bayesian learning approaches, and text categorization using naive Bayes.
Dokumen tersebut membahas tentang tekanan emosi yang dihadapi guru akibat tanggung jawab dan perubahan peran mereka di era globalisasi dan modernisasi. Kajian menunjukkan tingkat stres guru berada pada tingkat sedang akibat beban kerja berlebih dan hubungan antarpribadi. Langkah-langkah seperti pelatihan dan dukungan administrasi diperlukan untuk membantu guru mengelola stres.
1. Dokumen tersebut membahasikan penggunaan aplikasi YouTube dalam pengajaran dan pembelajaran berbantukan komputer. Ia menjelaskan latar belakang, sejarah, dan manfaat penggunaan YouTube untuk pendidikan. Kajian ini bertujuan menilai kesesuaian konten dan aspek teknis aplikasi YouTube untuk pembelajaran.
Dokumen tersebut membahasikan pentaksiran pendidikan moral di sekolah rendah. Ia menjelaskan proses pentaksiran formal dan tidak formal serta kepentingannya dalam menilai pencapaian pelajar dan meningkatkan pembelajaran moral."
Tekanan emosi dalam kalangan guru disebabkan oleh beberapa faktor seperti bebanan tugas yang berlebihan, perubahan dasar pendidikan yang kerap, dan masalah disiplin murid. Guru perlu mengamalkan teknik pengurusan diri seperti bersenam, berdoa, membaca Al-Quran, dan berkomunikasi dengan rakan sekerja untuk mengurangkan tahap stres.
Dokumen tersebut membahasikan sistem penilaian pendidikan di Malaysia, terutamanya Penilaian Kendalian Sekolah Rendah (PKSR) dan Penilaian Berasaskan Sekolah (PBS). PKSR adalah penilaian formatif yang dilaksanakan oleh guru untuk menilai perkembangan murid secara menyeluruh. PBS pula merupakan penilaian baharu yang lebih holistik untuk menilai aspek kognitif, afektif dan psikomotor murid selaras den
Kajian ini bertujuan untuk meningkatkan kemahiran murid dalam memahami ayat matematik melalui pengenalan teknik baru pengajaran. Ia melibatkan murid kelas Matematik di sebuah sekolah menengah yang menunjukkan kelemahan dalam soalan pemahaman. Tinjauan awal melalui pemerhatian, ujian pra, dan soal selidik mendedahkan masalah ini disebabkan sikap malas murid dan kekurangan penekanan guru. Tindakan
Model Pembelajaran PKN SD/MI Berbasis Portofolio dijelaskan dalam dokumen ini, termasuk pengertian portofolio, konsep dasar pembelajaran portofolio, dan langkah-langkahnya yang terdiri atas mengidentifikasi masalah, memilih masalah untuk dikaji, mengumpulkan informasi, dan mengembangkan portofolio kelas beserta spesifikasinya.
Dokumen tersebut membahas tentang cara membuat beberapa jenis karya tulis ilmiah untuk pengembangan profesi guru, yaitu diktat, modul, dan buku teks pelajaran. Langkah-langkah pembuatan masing-masing jenis karya tulis ilmiah dijelaskan secara rinci beserta contoh-contohnya.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya peningkatan pemahaman siswa SMP terhadap Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan nilai-nilai Pancasila. Dokumen tersebut mengidentifikasi masalah bahwa siswa kesulitan dalam praktik dan aplikasi sikap sesuai dengan materi PKn, lalu fokus pada upaya meningkatkan keterampilan siswa dalam bersikap sesuai Pancasila dengan membuat Laborator
Teks tersebut menjelaskan model ADDIE dan ASSURE untuk pengembangan media pembelajaran. Juga dijelaskan produk setiap tahapan model ADDIE dan contoh Garis Besar Isi Modul (GBIM). Selain itu, diberikan contoh Virtual Learning Resource Center (VLRC) sebagai sumber belajar berbasis web dan situs referensi terkait VLRC.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi pembelajaran dan program PPKHB (Pendidikan Peningkatan Kualitas Hasil Belajar). Secara garis besar dibahas mengenai pengertian, tujuan, sasaran, prosedur evaluasi pembelajaran, serta persyaratan dan komponen yang dinilai dalam program PPKHB untuk peningkatan kualifikasi akademik guru.
Kajian ini bertujuan mengenalpasti faktor-faktor yang mempengaruhi remaja terlibat dalam masalah sosial di sebuah sekolah di Melaka. Kajian menggunakan soal selidik untuk mengumpul data dari 86 pelajar. Dapatan menunjukkan faktor diri seperti ingin mencoba hal baru dan kebebasan berperanan. Faktor keluarga seperti tidak mematuhi arahan juga berpengaruh. Teori sosial menjelaskan mas
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah kelasAmalinaAzizah
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah untuk kelas XII SMA; (2) Mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian; (3) Juga membahas tinjauan pustaka dan metodologi penelitian yang digunakan untuk mengemb
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang permasalahan rendahnya pemahaman siswa kelas III SD terhadap konsep pecahan, tujuan meningkatkan pemahaman tersebut melalui penggunaan media pembelajaran, serta rencana pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk mencapai tujuan tersebut.
1. SENARAI SEMAK MASALAH MOONEY
SENARAI SEMAK MASALAH MOONEY
prepared by: Eddlie Stanis
TAJUK
1. PENGENALAN
2. PERINGKAT PENGUKURAN MPCL
3. LATAR BELAKANG ALAT UJIAN
4. TUJUAN SENARAI SEMAK MASALAH MOONEY
5. SUMBER-SUMBER PEMBENTUKAN ITEM DALAM SENARAI SEMAK
6. KEBOLEHPERCAYAAN
7. KAEDAH PENGANALISISAN DATA SENARAI SEMAK
8. LANGKAH DAN TEKNIK MENGURUSKAN SENARAI SEMAK DALAM SOAL SELIDIK
9. KESIMPULAN
10. SENARAI RUJUKAN
11. LAMPIRAN
SENARAI SEMAK MASALAH MOONEY (MOONEY PROBLEM CHECKLIST)
Pengenalan
Alat ukuran yang dipilih adalah Senarai Semak Masalah Mooney (Ross L. Mooney & Leonad
V. Gordon, 1950) College Form yang dibina bagi mengenalpasti masalah-masalah yang
sering dihadapi oleh para pelajar sekolah, pelajar kolej dan juga sesuai untuk golongan
Dewasa[1].
Senarai Semak Masalah Mooney ini bukan suatu ujian. Ianya hanya suatu senarai masalah-
masalah yang sering dialami oleh para pelajar dan remaja. Masalah-masalah yang
disenaraikan ialah masalah fizikal dan kesihatan, kewangan, sosial dan hiburan, pergaulan
dan seks, social psikologikal, psikologikal, moral dan agama, keluarga, akademik dan kerjaya,
penyesuaian serta kurikulum dan pengajaran.
2. Alat ukuran ini juga amat sesuai digunakan sebagai pra sesi kaunseling individu dan juga
dalam pembentukan kelompok. Ianya bertujuan untuk mengenalpasti masalah utama yang
dihadapi oleh para pelajar bagi menyedarkan mereka akan kepentingan berbincang
mengenai masalah yang dihadapi bersama dengan kaunselor. Para guru dan kaunselor juga
boleh menggunakan senarai semak ini bagi memahami masalah-masalah para pelajar
mereka dalam usaha untuk membantu klien.
Senarai Semak Masalah Mooney ini bukanlah diketagorikan sebagai suatu ujian. Ianya hanya
suatu senarai masalah-masalah yang sering dialami oleh para pelajar dan remaja. Masalah-
masalah yang disenaraikan ialah seperti masalah fizikal dan kesihatan, kewangan, sosial dan
hiburan, pergaulan dan seks, sosial psikologikal, moral dan agama, keluarga, akademik dan
kerjaya, penyesuaian serta kurikulum dan pengajaran.
Terdapat beberapa alat ujian dan inventori yang boleh digunakan untuk mendiagnosis dan
mengenal pasti masalah yang dihadapi oleh klien. Alat ujian dan inventori yang biasanya
digunakan adalah Mooney Problem Checklist (MPCL)[2]. Alat ukuran MPCL sangat popular di
Malaysia kerana ia sangat mudah ditadbir dan tidak memerlukan pengetahuan yang
mendalam. Disamping itu, MPCL selalunya dgunakan untuk mengenal pasti masalah klien
sebelum menjalankan sesuatu sesi kaunseling. Senarai Semak Masalah Mooney ini adalah
dibentuk untuk mengenal pasti masalah-masalah yang menggangu kaum remaja atau
pelajar di peringkat pelajar junior (J), pelajar sekolah tinggi (H), dan pelajar kolej (C).
Peringkat Pengukuran MPCL
1. Pelajar Junior (J)
2. Pelajar Sekolah Tinggi (H)
3. Pelajar Kolej (C).
3. Dalam penggunaan borang soal selidik MPCL[3], terdapat beberapa perbezaan yang ketara
dapat digunakan oleh penyelidik atau kaunselor dalam mengenal pasti masalah klien.
Antaranya ialah, borang MPCL pada peringkat junior (J) hanya terdapat 220 item atau soalan
yang digunakan manakala borang MPCL peringkat pelajar sekolah tinggi (H) dan pelajar kolej
(C) mengandungi 330 soalan. Perbezaan item dalam penggunaan borang MPCL adalah
kerana mungkin disebabkan oleh faktor umur klien. Contohnya, kandungan soalan atau
masalah klien dalam penggunaan borang MPCL peringkat junior adalah lebih sedikit
berbanding dengan borang peringkat sekolah tinggi dan kolej disebabkan oleh kemungkinan
klien pada peringkat junior tidak dapat menghabiskan soalan sekiranya mereka menjawab
soalan yang terlalu banyak. Apabila hal ini berlaku, maka kebolehpercayaan terhadap klien
mungkin kurang jika dibandingkan dengan pengisian soalan pada peringkat yang sepatutnya
(borang MPCL peringkat junior).
Latar Belakang Alat Ujian
Senarai semak masalah ini bermula apabila hasrat utama penerbit adalah untuk mempunyai
satu kaedah yang sistematik dalam meneroka permasalahan yang dihadapi oleh para
remaja. Pada tahun 1941 dan 1942[4], edisi pertama yang merangkumi tiga borang untuk
bidang pendidikan telah diterbitkan buat pertama kalinya. Penggunaan prosedurnya adalah
mudah di mana para pelajar hanya perlu membaca sepintas lalu item-item dan
menggariskan item yang berkaitan dengan masalah yang dinyatakan dan membulatkan
item-item yang ditanda pada awalnya berdasarkan keutamaan masalah yang sering
dihadapi. Mereka juga dikehendaki menulis satu rumusan pada akhir item tersebut bagi
membolehkan mereka memahami tentang isi kandungan item dan permasalahan yang
mereka hadapi.
4. Selain itu, dua lagi borang iaitu untuk para pelajar di kolej nursing dan "rural Youth" yang
telah diterbitkan pada tahun 1945 dan 1946[5].
Tujuan Senarai Semak Masalah Mooney
1. Membantu kaunselor menjalankan sesi kaunseling dengan klien setelah melihat senarai
masalah itu dan memberi perhatian yang wajarterhadap masalah-masalah yang hendak
dibincang.
2. Untuk memudahkan wawancara kaunseling dengan memberikan pelajar peluang untuk
meninjau dan meringkaskan masalah mereka sendiri.
3. Untuk kajian pada rancangan tindakan individu, sehingga termasuk masalah yang paling
biasa dinyatakan oleh pelajar sebagai asas untuk pembangunan baru dan semakan,
kurikulum, dan program bimbingan sekolah.
4. Sebagai dasar untuk kelas induk, bimbingan kumpulan, dan program orientasi yang akan
membincangkan topik dan aktiviti kumpulan yang berkaitan dengan kepentingan peribadi
dan keperluan peserta.
5. Untuk meningkatkan pemahaman guru dalam mengajar kelas biasa dan menyarankan
pendekatan di mana mereka dapat membina hubungan yang lebih mendalam terhadap
murid-muridnya.
6. Untuk melakukan kajian atas masalah pelajar, membincangkan masalah yang berkaitan
dengan umur, latar belakang sosial, dan kemampuan sekolah; menafsirkan pola, dan
sebagainya.
7. Memahami masalah klien dan mengenal pasti klien yang memerlukan kaunseling dan
tujuan perkembangan kurikulum program kerjaya.
8. Digunakan sebagai asas program kerjaya kelompok dan program orientasi.
5. 9. Untuk merangsang klien memahami dan menganalisis dengan cepat keperluan-
keperluannya.
10. Untuk meningkatkan pemahaman guru kelas mengenai masalah pelajar di dalam darjahnya.
11. Menjalankan penyelidikan masalah-masalah pelajar di sekolah.
12. Untuk mengenal pasti perubahan dan perbezaan masalah dari segi umur, jantina, latar
belakang sosial, pola-pola minat dan lain-lain.
13. Untuk mengukur perubahan-perubanan yang terhasil daripada program pengurangan
masalah pelajar yang dilaksanakan.
14. Sebagai alat persediaan kumpulan yang menjurus kepada pembentukan rancangan tindakan
15. Sebagai asas untuk pembentukan kelompok bimbingan, program orientasi.
16. Sebagai alat penyelidikan permasalahan remaja.
Sumber-Sumber Pembentukan Item Dalam Senarai Semak
Item-item untuk edisi pra 1950'an[6] telah dibentuk berdasarkan kepada senarai utama
"master lists" sebanyak 5000 item daripada sumber-sumber berikut:
1. Pengalaman peribadi penulis sebagai kaunselor dan juga pentadbir sekolah.
Dalam pembentukan soal selidik MPCL, pengalaman peribadi penulis sebagai kaunselor dan
juga pentadbir sekolah adalah sangat perlu. Ini kerana, setiap pengalaman yang dilalui oleh
individu juga akan dilalui oleh individu lain pada masa-masa tertentu.
2. Analisis rekod-rekod kes dan temubual kaunseling dengan para pelajar sekolah dan juga
kolej.
Selain itu, analisis rekod-rekod kes dan temubual kaunseling dengan para pelajar sekolah
dan juga kolej juga adalah menjadi sumber rujukan utama penulis dalam menyediakan item-
item pada borang senarai semak.
3. Kajian penulisan lepas tentang masalah para pelajar.
6. Kajian penulisan lepas merujuk kepada bahan-bahan rujukan lain seperti buku, artikel dan
lain-lain yang dijadikan rujukan oleh penulis untuk membuat soal selidik MPCL. Terdapat
banyak faktor atau punca berlakunya masalah dalam kalangan pelajar dan remaja yang
boleh dimasukkan dalam item tersebut. Ini kerana, kemungkinan terdapatnya persamaan
tingkah laku antara individu.
4. Analisis perkataan yang telah ditulis oleh sebanyak 4,000 pelajar sekolah menengah di
Amerika Syarikat yang menjelaskan masalah peribadi.
Menurut Mooney (1950), penyediaan borang senarai semak ini juga adalah berdasarkan
kepada analisis kajian yang dibuat keatas 4000 pelajar di amerika syarikat. Melalui analisis
ini, beliau percaya bahawa tingkah laku yang ditunjukkan juga adalah dihadapi oleh pelajar-
pelajar atau remaja lain.
5. pelbagai sumber-sumber lain.
Dengan adanya sumber lain seperti pemerhatian tingkah laku ke atas individu, penyediaan
borang senarai semak dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam pemilihan item dalam senarai semak, penulis atau kaunselor akan menggunakan
beberapa kriteria yang penting untuk memudahkan klien menjawab soalan senarai semak
yang diberi. Di antara kriteria pemilihan item yang digunakan adalah berkaitan dengan[7]:
1. Bahasa yang mudah difahami oleh pelajar.
2. Perkataan yang pendek dan ringkas untuk pembacaan berulang.
3. Kesesuaian dari segi frasa individu.
4. Kenyataan yang "common" apabila ditadbirkan secara berterusan kepada sekumpulan
pelajar yang besar dan cukup serius untuk mewakili keutamaan kes-kes individu.
5. Kepentingan tahap kepayahan dari masalah minor kepada perkara yang utama.
7. 6. Cukup kabur dalam bidang yang menyentuh peribadi "touchy" supaya membolehkan
pelajar menanda item tersebut dengan perasaan bahawa dia masih boleh menyembunyikan
sesetengah hal spesifik berkaitan masalahnya.
7. Tertumpu kepada orientasi masalah peribadi berbanding orientasi sosial secara umum.
8. Reaksi yang spontan dalam jawapan yang akan diberikan oleh klien.
Kebolehpercayaan
Sekiranya data yang diperolehi digunakan untuk memahami kes-kes individu, maka faktor-
faktor yang mempengaruhi individu dan juga perasaannya haruslah diambil kira. perubahan
dalam respon item tidak menjadikan data sebagai tidak sah. skor-skor yang diperolehi
haruslah membantu dalam pencapaian matlamat temubual kaunseling[8].
Bagi tujuan penyelidikan, data yang diperolehi haruslah menunjukkan kestabilan kepada
kumpulan yang ingin dikaji. Kajian yang dilakukan oleh Gordon terhadap 116 pelajar
sebanyak dua kali menunjukkan bahawa kekerapan yang diperolehi pada item-item pada
ujian pertama dan kedua berkorelasi secara positif iaitu mempunyai pekali korelasi .93.
Kajian kedua yang dilakukan terhadap 4 kumpulan dimana MPCL telah ditadbirkan secara
berulangkali dalam tempoh satu hingga 10 minggu selepas pentadbiran pertama oleh Rank
Order menunjukkan bahawa pekali korelasi yang diperolehi adalah di antara .90 hingga .98.
Melalui kajian yang berulang ini menunjukkan bahawa MPCL menyediakan kestabilan dari
segi nilai kebolehpercayaan yang tinggi apabila ditadbirkan kepada kumpulan, bagi tujuan
perancangan program.
Kaedah Penganalisisan Data Senarai Semak
Kaedah penganalisisan Senarai Semak Masalah Mooney adalah sangat mudah iaitu
diketagorikan kepada 11 ketagori. (Sila lihat contoh Senarai Semak Masalah Mooney di
bahagian lampiran).
8. Di dalam senarai semak ini, Mooney (1950) membahagikan masalah-masalah yang
menggangu klien kepada 11 ketagori, setiap ketagori mengandungi 20 item, seperti yang
ditunjukkan dalam jadual 1.1[9].
Kekerapan
Ketagori Ketagori masalah Susunan item Meng-
ganggu
Amat
meng-
ganggu
1 Kesihatan dan pertumbuhan fisiologi 1-10 111-
120
2 Kewangan,keadaan kehidupan dan
pekerjaan
11-20 121-
130
3 Kegiatan sosial, hobi dan hiburan 21-30 131-
140
4 Pergaulan muda-mudi, perkhawinan
dan seks
31-40 141-
150
5 Hubungan sosial 41-50 151-
160
6 Perhubungan peribadi dan psikologi
(emosi)
51-60 161-
170
7 Rohani, moral dan agama 61-70 171-
180
8 Rumah tangga dan keluarga 71-80 181-
190
9. 9 Pelajaran dan kerjaya masa depan 81-90 191-
200
10 Penyesuaian dalam kerja 91-100 201-
210
11 Kurikulum dan pembelajaran 101-
110
211-
220
Jadual 1.1: kaedah penganalisisan data Senarai Semak Masalah Mooney
Langkah Dan Teknik Menguruskan Senarai Semak Dalam Soal Selidik
1. Tentukan objektif soal selidik.
2. Tentukan responden yang akan diambil dalam kajian.
3. Sediakan inventori dan alat soal selidik.
4. Edarkan senarai semak kepada responden diikuti dengan taklimat menjawabnya.
5. Kumpulkan semula senarai semak untuk membuat tafsiran.
6. Menyediakan laporan dengan cadangan mengatasi masalah kepada pihak yang berkenaan.
7. Tindakan susulan.
Kesimpulan
Walapun MPCL telah digunakan dalam beberapa kajian di malaysia dan dengan meluasnya
di barat, Sewart & Deiker, 1976[10] dalam Maznah (2000) menyatakan bahawa amat sedikit
sekali kajian dibuat tentang nilai psikometrik alat pengukuran MPCL. Kajian oleh Stewart &
Deiker (1976) yang melibatkan tiga kumpulan remaja di barat iaitu remaja delinkuen,
gangguan emosi dan remaja biasa telah mengkaji struktur faktor di peringkat item. Hasilnya
mendapati bahawa terdapat satu faktor umum yang dapat menjelaskan 20% daripada
jumlah varians. Hasil dapatan kajian ini juga serupa menurut kajian oleh Joshi (1964) dalam
10. Maznah (2000) yang melibatkan sekumpulan kanak-kanak di India. Dengan itu, dapat
disimpulkan bahawa walaupun MPCL dapat mengesan masalah-maslah khusus yang
dihadapi oleh pelajar, namun ia tidak dapat menjelaskan struktur faktor yang menjadi asas
kepada masalah-masalah ini. (Stewart & Deiker, (1976), dalam Maznah dan Kim phaik Lah,
(2000)).
Waters (1954) dalam Maznah (2000) menyatakan lagi bahawa alat ini digunakan untuk
menentukan pelajar-pelajar yang menghadapi masalah dan maklumat dari jawapan pelajar-
pelajar dapat menolong kaunselor dalam memahami masalah yang dihadapi oleh pelajar.
Senarai Rujukan
1. Abdul Rashid Hj. Mohamad, Bimbingan Dan Kaunseling 1, Longman, Petaling Jaya, 2005.
2. Amir Awang, Pengantar Bimbingan Dan Kaunseling Di Malaysia. Pulau Pinang: Universiti
Sains Malaysia, 1984.
3. Zainal Abidin Ahmad, Bimbingan Dan Kaunseling. Open University, Malaysia, 2006.
4. Mok Soon Sang, Pengurusan Bimbingan Dan Kaunseling, Penerbitan Multimedia, 2009.
5. Mokhtar Ismail. (1995). Penilaian Di Bilik Darjah. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan
Pustaka.
6. Pusat Perkembangan Kurikulum.( 1996). Penilaian Kendalian Sekolah. Kementerian
Pendidikan Malaysia.
7. Raminah Haji Sabran. (1991) Penilaian Dan Pengujian Bahasa Malaysia: Penerapannya Pada
Peringkat Sekolah Rendah. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka.
8. Mooney, R. L., & Gordon, L. V. (1950).Manual: the Mooney problem checklists. New York:
Psychological Corporation.
Internet
1. http://pro-counseling.blogspot.com/2008/02/Mooney-problem-checklists-review.html
11. [1] Abdul Rashid Hj. Mohamad, Bimbingan Dan Kaunseling 1, Longman, Petaling Jaya, 2005.
[2] 際際滷 ujian dan pengukuran, topic 1, 2010
[3] Zainal Abidin Ahmad, Bimbingan Dan Kaunseling. Open University, Malaysia, 2006.
[4] Mokhtar Ismail. (1995). Penilaian Di Bilik Darjah. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan
Pustaka.
[5] Amir Awang, Pengantar Bimbingan Dan Kaunseling Di Malaysia. Pulau Pinang: Universiti
Sains Malaysia, 1984.
[6] Raminah Haji Sabran. (1991) Penilaian Dan Pengujian Bahasa Malaysia: Penerapannya
Pada Peringkat Sekolah Rendah. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka.
[7] Mok Soon Sang, Pengurusan Bimbingan Dan Kaunseling, Penerbitan Multimedia, 2009.
[8] Pusat Perkembangan Kurikulum.( 1996). Penilaian Kendalian Sekolah. Kementerian
Pendidikan Malaysia.
[9] http://www.scribd.com/document_downloads/20399549?extension=doc
[10] http://www.scribd.com/doc/28256043/The-Problems-and-Adjustments-Encountered-
by-the-Nursing