1. Dokumen tersebut berisi catatan tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran dan alternatif solusi untuk masalah tersebut.
2. Dua masalah utama yang diidentifikasi adalah rendahnya minat membaca siswa dan guru belum menggunakan metode pembelajaran yang relevan.
3. Beberapa alternatif solusi yang diusulkan antara lain meningkatkan literasi membaca, menggunakan metode interaktif seperti bermain peran,
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docxIdaRoyanti3
油
Dokumen tersebut membahas alternatif solusi untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil kognitif siswa melalui penerapan model pembelajaran inovatif seperti diskusi kelompok, pembelajaran berbasis masalah, dan peer teaching untuk meningkatkan motivasi belajar, serta pembelajaran berbasis proyek, inkuiri, dan demonstrasi untuk meningkatkan hasil kognitif siswa. Model-model tersebut dijelaskan kelebihan dan kekurangannya beserta
LK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docxAliyahya_john
油
Dokumen mengidentifikasi 6 masalah utama dalam pembelajaran di sekolah, yaitu (1) kesulitan siswa dalam belajar mandiri dan bertanggung jawab, (2) belum adanya penanganan khusus untuk siswa berkebutuhan khusus, (3) kurangnya komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua, (4) kurangnya penerapan model pembelajaran inovatif, (5) kurangnya kegiatan literasi dan pemah
Kumpulan Program Benahi mencakup 10 program untuk meningkatkan literasi, numerasi, dan karakter siswa SMP melalui peningkatan kapasitas guru dan kepala sekolah, penguatan pembelajaran, pembentukan komunitas belajar, dan penyusunan kurikulum sekolah.
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docxmutia171878
油
Dokumen tersebut merangkum hasil eksplorasi penyebab masalah yang diidentifikasi terkait rendahnya minat, keaktifan, semangat dan motivasi belajar peserta didik melalui kajian literatur dan wawancara. Beberapa penyebab utama yang diidentifikasi antara lain kurangnya dukungan dan motivasi dari guru dan keluarga, penggunaan smartphone, serta metode pembelajaran yang kurang menarik.
LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah - Umum.pdfSriHertati1
油
Dokumen tersebut membahas tentang penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa bernama Sri Hertati untuk menentukan akar penyebab masalah dan masalah yang akan diselesaikan melalui penelitian tindakan kelas. Dua masalah yang diidentifikasi adalah rendahnya motivasi belajar siswa dan kurangnya minat baca siswa. Akar penyebab utama motivasi rendah adalah model pembelajaran yang kurang inovatif sedangkan penyebab k
Dokumen tersebut berisi analisis penyebab masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran. Beberapa penyebab masalah yang diidentifikasi antara lain kurangnya variasi dan stimulus dalam pembelajaran, kurang optimalnya komunikasi antara guru dan siswa beserta orang tua, serta belum maksimalnya pemanfaatan teknologi dan sarana pembelajaran.
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat adalah:
1. Dokumen tersebut membahas perbaikan pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan di kelas 3 SD dengan menggunakan alat peraga.
2. Perbaikan dilakukan dalam 2 siklus dengan merencanakan, pelaksanaan, dan refleksi setiap siklusnya.
3. Hasil refleksi menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dapat meningkatkan minat
Model model belajar dan rumpun model mengajar by dewinta susantiSchool
油
Dokumen tersebut membahas empat model pembelajaran yaitu belajar kolaboratif, quantum learning, tematik learning, dan empat rumpun model mengajar yang terdiri dari model sosial, pemprosesan informasi, personal, dan sistem perilaku. Dokumen ini menjelaskan hakikat, manfaat, dan prinsip-prinsip dasar dari masing-masing model pembelajaran tersebut.
Ada beberapa masalah utama yang diidentifikasi dalam dokumen tersebut, yaitu (1) semangat dan kemampuan belajar siswa kelas 4 yang masih rendah khususnya dalam literasi dan numerasi, (2) kesulitan belajar siswa termasuk yang berkebutuhan khusus belum terakomodasi dengan baik, (3) hubungan antara guru dan orang tua siswa yang kurang erat, (4) pemahaman dan pemanfaatan model pembelajaran inov
LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah - Umum.pdfSriHertati1
油
Dokumen tersebut membahas tentang penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa bernama Sri Hertati untuk menentukan akar penyebab masalah dan masalah yang akan diselesaikan melalui penelitian tindakan kelas. Dua masalah yang diidentifikasi adalah rendahnya motivasi belajar siswa dan kurangnya minat baca siswa. Akar penyebab utama motivasi rendah adalah model pembelajaran yang kurang inovatif sedangkan penyebab k
Dokumen tersebut berisi analisis penyebab masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran. Beberapa penyebab masalah yang diidentifikasi antara lain kurangnya variasi dan stimulus dalam pembelajaran, kurang optimalnya komunikasi antara guru dan siswa beserta orang tua, serta belum maksimalnya pemanfaatan teknologi dan sarana pembelajaran.
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat adalah:
1. Dokumen tersebut membahas perbaikan pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan di kelas 3 SD dengan menggunakan alat peraga.
2. Perbaikan dilakukan dalam 2 siklus dengan merencanakan, pelaksanaan, dan refleksi setiap siklusnya.
3. Hasil refleksi menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dapat meningkatkan minat
Model model belajar dan rumpun model mengajar by dewinta susantiSchool
油
Dokumen tersebut membahas empat model pembelajaran yaitu belajar kolaboratif, quantum learning, tematik learning, dan empat rumpun model mengajar yang terdiri dari model sosial, pemprosesan informasi, personal, dan sistem perilaku. Dokumen ini menjelaskan hakikat, manfaat, dan prinsip-prinsip dasar dari masing-masing model pembelajaran tersebut.
Ada beberapa masalah utama yang diidentifikasi dalam dokumen tersebut, yaitu (1) semangat dan kemampuan belajar siswa kelas 4 yang masih rendah khususnya dalam literasi dan numerasi, (2) kesulitan belajar siswa termasuk yang berkebutuhan khusus belum terakomodasi dengan baik, (3) hubungan antara guru dan orang tua siswa yang kurang erat, (4) pemahaman dan pemanfaatan model pembelajaran inov
1. Dokumen tersebut membahas pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD di Kabupaten Buton Utara. 2. Metode diskusi kelompok diterapkan dalam dua siklus untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan meningkatkan partisipasi siswa. 3. Hasilnya menunjukkan peningkatan prestasi sebagian besar siswa, meskipun satu siswa mas
Dokumen tersebut membahas pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dan menunjukkan peningkatan prestasi sebagian besar siswa, meski masih ada satu siswa yang belum mencapai standar.
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxEvasusantie1
油
Dokumen tersebut merangkum empat masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran dan eksplorasi alternatif solusi untuk mengatasinya. Masalah tersebut adalah rendahnya pemahaman peserta didik, kurangnya pembelajaran berbasis tinggi, kurang inovatifnya model pembelajaran, dan rendahnya minat peserta didik. Alternatif solusi yang diusulkan antara lain meningkatkan model pembelajaran yang interaktif, menerapkan pembel
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMK.docxDewiLadjimDewi
油
Dokumen tersebut membahas eksplorasi penyebab masalah pembelajaran peserta didik SMK melalui kajian literatur, wawancara dengan guru dan pakar, serta analisis hasil eksplorasi untuk mengidentifikasi penyebab masalah secara spesifik seperti kurangnya inovasi guru dan minat baca siswa yang rendah.
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMP N 64 Bengkulu Utara
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Berbicara (Speaking Skill) Siswa Dalam Bahasa Inggris
Penulis Siswati,S.Pd
Tanggal 27 Agustus 2022 dan 12 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
1. Latar Belakang Masalah:
Berdasarkan identifikasi masalah dan eksplorasi penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur serta wawancara terhadap ahli, kepala sekolah, rekan sejawat dan siswa teridentifikasi masalah yang perlu penanganan segera yaitu rendahnya motivasi belajar dan kemampuan berbicara (Speaking Skill) siswa dalam Bahasa Inggris. Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya:
A. Kondisi Siswa
1. Lemahnya kosa kata siswa.
2. Lemahnya literasi dan numerasi siswa.
3. Siswa sulit memahami materi yang diajarkan.
4. Siswa kurang percaya diri pada saat presentasi atua mengemukakan pendapat.
5. Siswa malas ketika mengerjakan tugas dari guru.
6. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran.
7. Siswa sering ngobrol pada saat pembelajaran.
8. Siswa malas masuk kelas.
B. Kondisi Guru
1. Guru belum maksimal dalam merancang dan menerapkan model-model pembelajaran inovatif.
2. Guru belum maksimal dalam mempersiapkan media pembelajaran.
3. Guru masih mendominasi dari seluruh proses pembelajaran.
4. Guru kurang memberikan language exposure kepada siswa.
5. Guru belum memanfaatkan tekhnologi dalam pembelajaran (TPACK).
Ada beberapa model pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan dalam pembelajaran diantaranya Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
Problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) sehingga melibatkan siswa untuk terlibat dalam kegiatan diskusi dalam memecahkan masalah dan siswa dapat lebih memahami isi pelajaran maupun menguasai materi yang diberikan karena pemecahan masalah yang mereka temukan sendiri sehingga lebih mudah dalam mengingat materi esensial yang sedang dipelajari. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membantu siswa untuk memahami hakekat belajar sebagai cara berpikir bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran dari guru berdasarkan buku teks. Model pembelajaran PBL membantu siswa mengembangkan pengetahuannya dan membantu siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri serta merangsang siswa untuk belajar secara berkelanjutan (continue).
Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk memperdalam pengetahuannya sekaligus mengembangkan kegiatan melalui problem solving dan investigasi.
1. Guru menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan media interaktif dan konkret untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi pola barisan bangun datar.
2. Langkah-langkah yang diambil meliputi pemilihan model dan media pembelajaran, serta pengkondisian kelas yang berpusat pada peserta didik.
3. Hasilnya metode ini efektif, terlihat dari peningkatan ketercapaian KKM peserta didik dan peningkatan aktif
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsAinul Yaqin
油
File ini adalah lembar kerja mahasiswa untuk mata kuliah Applied Artificial Intelligence in Information Systems. Tujuan pembelajarannya mencakup pemahaman tentang Decision Support Systems (DSS), Business Intelligence (BI), proses pengambilan keputusan, analisis bisnis, manajemen kinerja bisnis, kolaborasi, manajemen pengetahuan, serta teknologi canggih dan tren terkini dalam sistem informasi.
Lembar kerja ini terdiri dari 14 bab yang mencakup berbagai topik, yaitu:
Decision Support and Business Intelligence
Decision Making, Systems, Modeling, and Support
Decision Support Systems Concepts, Methodologies, and Technologies
Modeling and Analysis
Data Mining for Business Intelligence
Artificial Neural Networks for Data Mining
Text and Web Mining
Data Warehousing
Business Performance Management
Collaborative Computer-Supported Technologies and Group Support Systems
Knowledge Management
Artificial Intelligence and Expert Systems
Advanced Intelligent Systems
Management Support Systems Emerging Trends and Impacts
Setiap babnya memiliki format yang sama, yaitu tujuan pembelajaran, pengantar materi, kegiatan belajar (pemahaman konsep, tugas, diskusi kelompok), penilaian, dan refleksi. Kegiatan belajar sangat bervariasi, mulai dari menjawab pertanyaan, menggambar diagram, analisis kasus, melakukan eksperimen menggunakan tools tertentu, hingga diskusi kelompok dan presentasi.
Referensi utama yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah buku Decision Support and Business Intelligence Systems oleh Turban, E., Sharda, R., & Delen, D.
Lembar kerja ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi mahasiswa untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep penting dalam kecerdasan buatan terapan pada sistem informasi, melalui kombinasi pembelajaran teoretis dan tugas-tugas praktis.
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraDadang Solihin
油
Banyak pertanyaan tentang bagaimana nasib Jakarta setelah tidak menjadi Ibu Kota Negara lagi. Sebagian besar masyarakat berkomentar bahwa Jakarta akan menjadi pusat bisnis. Jakarta diproyeksikan akan menjadi pusat ekonomi nasional pasca pemindahan ibu kota negara. Tentunya hal ini akan membuat Jakarta tetap akan menjadi magnet bagi investor, masyarakat ataupun pemerintah. Kawasan penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diproyeksikan akan menjadi kawasan aglomerasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxKanaidi ken
油
LK 1.3 penentuan penyebab masalah.pdf
1. LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah
Nama Mahasiswa : IPAH HOLIFAH
Asal Institusi : SMKS MERDESA
Petunjuk: Setelah mengeksplorasi penyebab-penyebab masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan akar penyebab masalah yang
paling mendekati konteks yang dihadapi guru di kelas/sekolahnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam penentuan
akar penyebab masalah:
1. Berkonsultasi dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat dan pakar/pihak terkait:
o Diskusikan temuan Anda mengenai penyebab masalah
o Bagikan informasi tentang penyebab masalah yang telah Anda identifikasi dan jelaskan konteks spesifik yang Anda hadapi.
o Tanyakan pendapat, saran, dan rekomendasi mereka dalam menentukan akar penyebab masalah yang paling relevan.
2. Analisis dan Pertimbangan:
o Tinjau kembali data dan informasi yang telah Anda kumpulkan selama eksplorasi penyebab masalah.
o Pertimbangkan konteks kelas/sekolah yang Anda hadapi dan evaluasi akar penyebab masalah yang paling relevan untuk situasi
tersebut.
o Identifikasi akar penyebab masalah yang memiliki dampak signifikan terhadap hasil pembelajaran atau tantangan yang
dihadapi oleh guru dalam tugas sehari-hari.
3. Penentuan Masalah dan Akar Penyebab:
o Pilih minimal 2 (dua) masalah yang paling sesuai dengan tugas keseharian guru.
o Jelaskan akar penyebab dari setiap masalah yang dipilih secara rinci.
o Tinjau kembali penelitian dan analisis Anda untuk memastikan akar penyebab tersebut relevan dan memiliki potensi untuk
diatasi.
Pastikan untuk mencatat informasi yang diperoleh dalam lembar kerja dan gunakan sebagai panduan dalam langkah-langkah berikutnya
untuk menemukan solusi bagi masalah yang telah diidentifikasi.
2. Hasil eksplorasi penyebab
masalah
akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
(data pendukung)
Masalah terpilih yang akan
diselesaikan
1. Rendahnya motivasi belajar
peserta didik, dikarenakan;
1. Penggunaan bahasa dan
perbedaan persepsi saat
berkomunikasi sehingga
materi yang disampaikan
tidak dipahami oleh
peserta didik.
2. Pembelajaran guru
cenderung mengunakan
metode ceramah yang
berpusat pada peserta
didik.
3. Waktu dan tempat belajar
yang tidak tepat dapat
menyebabkan peserta
didik kurang termotivasi.
4. Peserta didik tidak
memiliki harapan dan
cita-cita.
- Kurangnya guru dalam
menerapkan metode
pembelajaran yang
dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta
didik.
Setelah dianalisis metode
pembelajaran belum dapat
meningkatkan motivasi belajar
peserta didik adalah karena :
1. Metode pembelajaran masih
berpusat pada guru.
2. Guru belum menggunakan
metode pembelajaran yang
menarik saat proses
pembelajaran.
3. Guru belum bisa
meningkatkan motivasi belajar
siswa.
4. Guru kurang interaktif dengan
siswa karena siswa pasif
mendengarkan penjelasan dari
guru.
Hal ini sejalan dengan pendapat :
Djamarah dan Zain (2014: 46)
mengemukakan bahwa:
Metode adalah suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan
penggunaannya bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai
setelah pengajaran berakhir.
Kompetensi guru diperlukan dalam
pemilihan metode yang tepat.
- Rendahnya motivasi
belajar peserta didik
3. Hasil eksplorasi penyebab
masalah
akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
(data pendukung)
Masalah terpilih yang akan
diselesaikan
Menurut Darsono dalam Darmadi
(2017:175) Pembelajaran adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru sedemikian rupa sehingga
tingkah laku siswa berubah ke arah
yang lebih baik.
Pramuningdita dalam Fitriana, Utaya
dan Budijanto (2016:663)
mengemukakan bahwa, Proses
pembelajaran yang baik dan
berorientasi pada siswa dengan
memaksimalkan potensi dan bakat
siswa serta mengembalikan proses
belajar alami yang lebih memacu
pada kebutuhan minat, kemampuan
serta gaya belajar siswa sesuai
dengan tingkat perkembangannya
sehingga diharapkan terjadi
peningkatan hasil belajar.
2 Rendahnya Kemampuan guru
dalam menggunakan teknologi
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan
tentang guru belum optimal
dalam memanfaatkan teknologi
informasi dalam proses
Setelah dilakukan analisis
eksplorasi penyebab
masalah, maka dapat
diidentifikasikan akar
penyebab masalah sebagai
berikut :
Setelah ditentukan akar penyebab
masalah, maka dapat ditentukan
analisis akar penyebab masalah
sebagai berikut :
1. Guru kurang berinisiatif
memanfaatkan teknologi
pembelajaran yang ada di
4. Hasil eksplorasi penyebab
masalah
akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
(data pendukung)
Masalah terpilih yang akan
diselesaikan
pembelajaran, maka dapat hasil
analisis eksplorasi penyebab
masalah adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya semangat dan
wawasan Guru dalam
pemanfaatan Teknologi
2. Guru tidak berkolaborasi dan
berinovasi dengan teknologi
3. Minimnya pengetahuan guru
terhadap perkembangan
teknologi
4.Kurangnya sarana teknologi
penunjang pembelajaran
5. Akses jaringan internet yang
belum stabil.
Guru tidak berkolaborasi
dan berinovasi dengan
teknologi pembelajaran.
sekolah seperti laptop,
chromebook, Handphone,
infocus dan sebagainya.
2. Guru hanya menggunakan
buku yang tersedia.
Hal ini sejalan dengan :
Definisi teknologi pendidikan oleh
Association for Educational
Communications Technology (AECT)
1960 fokus pada komunikasi audio-
visual adalah cabang dari teori dan
praktek pendidikan yang terutama
berkepentingan dengan mendesain,
dan menggunakan pesan guna
mengendalikan proses belajar,
mencakup kegiatan: (a) mempelajari
kelemahan dan kelebihan suatu
pesan dalam proses belajar; (b)
penstrukturan dan sistematisasi oleh
orang maupun instrumen dalam
lingkungan pendidikan, meliputi:
perencanaan, produksi, pemilihan,
manajemen dan pemanfaatan dari
komponen maupun keseluruhan
sistem pembelajaran. Tujuan
praktisnya adalah pemanfaatan tiap
metode dan medium komunikasi
secara efektif untuk membantu
pengembangan potensi pembelajar
secara maksimal.
5. Hasil eksplorasi penyebab
masalah
akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
(data pendukung)
Masalah terpilih yang akan
diselesaikan
Wina Sanjaya (2009) mendefinisikan
Inovasi pembelajaran sebagai suatu
ide, gagasan atau tindakan-tindakan
tertentu dalam bidang kurikulum dan
pembelajaran yang dianggap baru
untuk memecahkan masalah
pendidikan.
Syah dan Kariadinata (2010)
berpendapat bahwa Pembelajaran
inovatif dapat menyeimbangkan
fungsi otak kiri dan kanan apabila
dilakukan dengan mengelola media
yang berbasis teknologi dalam proses
pembelajaran. Sehingga, terjadi
proses dalam membangun rasa
pecaya diri pada siswa.
3. Guru kurang mampu dalam
merancang pembelajaran yang
mengarah kepada Higher Order
Thinking Skills (HOTS)
maka dapat hasil analisis
eksplorasi penyebab masalah
adalah sebagai berikut :
1. Guru kurang termotivasi
untuk belajar atau
meningkatkan
kemampuan nya untuk
mendalami pembelajaran
HOTS
Setelah dilakukan analisis
eksplorasi penyebab
masalah, maka dapat
diidentifikasikan akar
penyebab masalah sebagai
berikut :
- Siswa kesulitan
dalam
menyelesaikan soal
HOTS (High Order
Thinking Skill)
Setelah ditentukan akar penyebab
masalah, maka dapat ditentukan
analisis akar penyebab masalah
sebagai berikut :
1. Guru masih kurang intens
berdiskusi dengan rekan sejawat
mengenai penyusunan soal
HOTS
2. Guru kurang melatih
kesadaran/Motivasi untuk
meningkatkan kemampuan
dalam melatih soal HOTS
3. Guru kurang inisiatif dalam
mencari referensi penyusunan
soal HOTS
6. Hasil eksplorasi penyebab
masalah
akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
(data pendukung)
Masalah terpilih yang akan
diselesaikan
2. Guru kurang membiasakan
siswa untuk berpikir tingkat
tinggi.
3. Guru jarang memberikan soal
berbentuk Literasi numerasi,
HOTS di kelas
4. Guru tidak dibekali dengan
pelatihan-pelatihan
pembuatan soal berbasis
literasi, numerasi, dan HOTS
4. Guru masih melaksanakan
pembelajaran berbasis dan
pembuatan soal LOTS
Hal ini sejalan dengan pendapat :
- Abdullah (2019) : Keterampilan
berfikir tingkat tinggi (higher order
thinking skills) berbeda dengan
berfikir tingkat tinggi (HOT).
Jika mengacu pada taksonomi Bloom
yang direvisi, berfikir tingkat tinggi
terkait dengan kemampuan kognitif
dalam menganalisis, mengevaluasi,
dan mengkreasi.
Sedangkan keterampilan berfikir
tingkat tinggi (HOTS)berkaitan
dengan kemampuan menyelesaikan
permasalahan, berfikir kritis, dan
berfikir kreatif.
Berlandaskan pada taksonomi yang
sudah direvisi Anderson, maka
terdapat tiga ranah atau jenis
dalam aktivitas kemampuan
berfikir diantarnya;
1) HOTS
2) MOTS
3) LOTS
7. Hasil eksplorasi penyebab
masalah
akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
(data pendukung)
Masalah terpilih yang akan
diselesaikan
Pertama, HOTS atau kemampuan
berfikir tingkat tinggi, yang termasuk
kedalamnya adalah aspek
menganalisa (C4), aspek
mengevaluasi (C5) dan aspek
mencipta (C6).
Kedua, MOTS atau kemampuan
berfikir tingkat menengah yang
termasuk kedalamnya antara
lain, aspek menerapkan (C3).
Ketiga, LOTS atau kemampuan
berfikir tingkat rendah diantaranya,
aspek mengingat (C1), dan aspek
memaham i (C2).
4. Rendahnya Pemahaman
konsep Peserta
didik dalam dalam
pembelajaran
maka didapat hasil analisis
eksplorasi penyebab masalah
adalah sebagai berikut :
1. Kebanyakan siswa tidak
tertarik membaca istilah
yang tidak familiar dan
sulit dipahami
2. Gerakan Literasi sekolah
yang tidak berjalan sesuai
dengan apa yang
diharapkan.
Setelah dianalisis,
Peserta
didik masih belum memiliki
kemampuan pemahaman
konsep dalam pembelajaran
karena :
Lemahnya literasi dan
minat baca siswa dalam
pembelajaran Biologi (IPAS)
Setelah ditentukan akar penyebab
masalah, maka dapat ditentukan
analisis akar penyebab masalah
sebagai berikut :
1. Kurang maksimalnya Gerakan
Literasi Sekolah dalam setiap
pembelajaran.
2. Kurangnya minat membaca
peserta didik dan tidak
terbiasanya peserta didik
menjawab soal dalam bentuk
wacana, grafik, dan gambar
3. Proses literasi yang belum
secara utuh melibatkan siswa
kepada hakikat ilmu IPAS
secara utuh pula.
- Rendahnya
pemahaman konsep
peserta didik dalam
pembelajaran.
8. Hasil eksplorasi penyebab
masalah
akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
(data pendukung)
Masalah terpilih yang akan
diselesaikan
3. Tidak dimanfaatkannya
Perpustakaan sebagai
sarana penunjang
pembelajaran secara
maksimal
4. Belum memahami tujuan
literasi dengan baik.
Hal ini sejalan dengan
pendapat :
(Ombra, dkk : 2014)
Kemampuan membaca
memberikan kontribusi
terhadap penilaian literasi
sains, karena soal literasi
sains disajikan dalam bentuk
bacaan (teks) disertai beberapa
pertanyaan untuk dijawab
berdasarkan pemahaman teks.
(Hadi dan Mulyatiningsih,
2009) Kemampuan mmbaca
merupakan salah satu faktor
yang secara konsisten
mempengaruhi kemampuan
sains siswa.
Dalam literasi sains siswa
harus memiliki pemahaman
tentang konteks sains, salah
satunya adalah masalah
lingkungan hidup yang
berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
9. - Fitriana, Utaya dan Budijanto. 2016. Hubungan Persepsi Siswa tentang Proses Pembelajaran dengan Hasil Belajar Geografi di
Homeschooling Sekolah Dolan Kota Malang. Teori,Penelitian, dan Pengembangan, volume 1 artrikel no 4 Edisi April 2016, hlm 662-
667.
- Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta. CV Budi Utama
- Djamarah, S Bahri dan Zain, Aswan. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pt Rieneka Cipta.
- Sanjaya, Wina. 2009. STRATEGI PEMBELAJARAN Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.