Proyeksi peta digunakan untuk memindahkan garis-garis di bumi ke bidang datar peta dengan mengurangi distorsi. Terdapat beberapa jenis proyeksi seperti azimuthal, kerucut, dan tabung, yang masing-masing memiliki ciri khas. Sistem proyeksi yang banyak digunakan di Indonesia adalah Universal Transverse Mercator karena bentuk geografis Indonesia.
Pengantar Structure from Motion PhotogrammetryDany Laksono
油
Structure from Motion (SfM) photogrammetry can be used to extract 3D point cloud data and generate digital elevation models (DEMs) from optical camera sensors. The SfM process involves feature detection, feature matching between images, sparse reconstruction to estimate camera positions and an initial 3D geometry, dense reconstruction using multi-view stereo to generate depth maps and a dense point cloud, and texturing to create 3D models. The resulting products include sparse and dense point clouds, DEMs, and textured 3D models. While powerful, SfM has limitations for scenes with featureless surfaces, repetitive patterns, or thin structures. Open-source SfM software includes WebODM, OpenMVG,
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi geografis dan analisis spasial, termasuk definisi SIG, jenis-jenis analisis spasial seperti jarak, luas, keliling, dan hubungan antar unsur spasial, serta contoh aplikasi analisis spasial seperti buffer dan overlay.
Dokumen tersebut membahas tentang kelembagaan pertanian di Indonesia. Kelembagaan pertanian adalah norma atau kebiasaan yang terstruktur untuk memenuhi kebutuhan petani. Dokumen ini menjelaskan berbagai masalah yang dihadapi petani dan kelembagaan petani seperti lemahnya modal, posisi tawar, dan masalah pemasaran. Dokumen ini juga memberikan solusi seperti konsolidasi petani dalam kelompok tani untuk meningkatkan posisi t
Laporan ini membahas kalibrasi radiometrik citra Landsat 8 menggunakan ENVI 5.1. Tahapan meliputi konversi DN ke radiance dan reflectance secara manual dan otomatis. Hasilnya, konversi ke radiance sama, sedangkan konversi ke reflectance berbeda akibat pembulatan nilai manual.
Manajemen Alat dan Mesin Pertanian (pertemuan 2 dan 3)Iqrimha Lairung
油
Dokumen tersebut membahas pengelolaan alat dan mesin pertanian yang efisien, termasuk pemahaman karakteristik alat, pemeliharaan yang tepat, dan operasi yang efektif. Faktor kunci operasi yang efektif adalah pengemudian alat yang akurat, kecepatan yang sesuai, dan pola lintasan yang meminimalkan waktu pembelokan. Pemilihan pola lintasan yang tepat dapat meningkatkan efisiensi area kerja.
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim Musnanda Satar
油
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan iklim, termasuk definisi, tanda-tanda, dampak, upaya mitigasi dan adaptasi. Dokumen tersebut juga membahas peran Indonesia dalam mengurangi emisi, termasuk sasaran penurunan emisi, serta peran restorasi ekosistem dan pengelolaan hutan mangrove dan lahan gambut di kabupaten Mimika untuk menangani dampak perubahan iklim.
Contoh penelitian kualitatif yang perlu perbaikanPurwo Adi Wibowo
油
Studi ini meneliti fenomena partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan anggaran pemerintah daerah di Kota Malang. Penelitian sebelumnya menunjukkan partisipasi masyarakat masih rendah dan bersifat formal. Namun penelitian terbaru menunjukkan peningkatan partisipasi masyarakat. Tulisan ini bermaksud mengeksplorasi lebih jauh perubahan fenomena partisipasi masyarakat dalam penyusunan ang
This document discusses coordinate system transformations and map projections. It begins with an introduction to coordinate systems and how they are used to give locations on maps. It then describes how the actual shape of the Earth is more like an ellipsoid than a perfect sphere. This leads to distortions when trying to represent the spherical Earth on a flat map. The document goes on to explain different map projections which try to minimize these distortions, though all projections distort some map properties. It emphasizes the importance of choosing the appropriate projection depending on what properties need to be preserved for the map's intended use. Transformations between different coordinate systems and projections are also covered.
Makalah ini membahas dua masalah utama yaitu masalah kependudukan dan lingkungan hidup di Indonesia. Masalah kependudukan meliputi besarnya jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah namun sumber daya alam terbatas, persebaran penduduk yang tidak merata, rendahnya kualitas penduduk dalam hal pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Sedangkan masalah lingkungan hidup meliputi lahan kritis, kerusakan hutan, pence
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAVAnton Suprojo
油
UAV memiliki beberapa keunggulan untuk pemetaan seperti fleksibilitas waktu dan operasional, biaya investasi dan operasional yang lebih rendah dibanding pesawat berawak, mampu terbang dibawah awan, resolusi yang lebih tajam, dan sistem yang cepat, akurat, serta otomatis. UAV dapat menghasilkan citra dengan resolusi tinggi untuk kebutuhan pemetaan dengan biaya yang lebih rendah dibanding metode konvensional.
Teks tersebut membahas tentang penyakit frambusia, termasuk pengertian, etiologi, patofisiologi, cara penularan, klasifikasi, dan upaya pemberantasannya. Frambusia disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang menyerang kulit dan tulang, menimbulkan berbagai manifestasi klinis seperti benjolan kulit dan deformasi tulang. Penyakit ini dapat diberantas karena mudah dideteksi dan disembuhkan dengan antib
Bencana didefinisikan sebagai peristiwa yang mengancam kehidupan manusia akibat faktor alam dan/atau manusia. Ada 5 pandangan mengenai bencana, tetapi pandangan holistik dianggap paling tepat karena melihat bencana sebagai fenomena kompleks antara alam dan perilaku manusia. Tingkat risiko bencana dipengaruhi oleh ancaman, kerentanan, dan kapasitas masyarakat.
Klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri minimal dari subjek dan predikat, dan berpotensi menjadi kalimat. Terdapat beberapa jenis klausa berdasarkan susunan elemen internalnya seperti klausa lengkap, tak lengkap, verbal intransitif, dan lainnya. Klausa juga dapat dikelompokkan menjadi koordinatif dan subordinatif berdasarkan hubungannya dalam kalimat.
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)Riva Anggraeni
油
Dokumen ini membahas karakteristik ekosistem tropika yang dipengaruhi oleh faktor iklim, jenis tanah, dan kondisi biologis, serta sistem pertanian tropika yang tidak seragam dan keragaman tanaman akan mempengaruhi hasil panen di wilayah tersebut.
Dokumen ini membahas tentang resistensi pertahanan tanaman terhadap serangga. Ada dua jenis mekanisme pertahanan tanaman, yaitu pertahanan pasif yang tidak tergantung infeksi patogen dan terdiri atas mekanisme fisik dan biokimia, serta pertahanan aktif yang hanya muncul saat tanaman diinfeksi. Faktor tanaman, serangga, dan lingkungan mempengaruhi ketahanan tanaman, yang dapat berupa ketahanan ekologis, genetis
Laporan ini membahas tentang digitasi dalam Sistem Informasi Geografis. Melalui proses digitasi, objek-objek seperti jalan, rumah, dan sawah yang semula berbentuk raster pada citra satelit dapat dikonversi ke format digital. Laporan ini menjelaskan cara membuat shapefile baru untuk batas administrasi, jalan, dan kota melalui proses digitasi menggunakan software ArcGIS 10.0.
1. Peta adalah representasi dua dimensi dari ruang tiga dimensi yang memberikan informasi tentang lokasi, bentuk permukaan bumi, dan potensi suatu daerah.
2. Terdapat berbagai jenis peta berdasarkan isi, bentuk, dan skala. Peta dapat berisi informasi umum maupun khusus tentang suatu daerah.
3. Unsur-unsur peta meliputi judul, legenda, skala, dan simbol yang memberikan petunjuk membaca dan memahami inform
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang mengalirkan air tawar dari hulu ke hilir. Terdapat berbagai jenis sungai berdasarkan sumber air, debit air, asal kejadiannya, dan struktur geologi. Sungai memiliki bagian-bagian seperti hulu, tengah, dan hilir dengan ciri-ciri masing-masing. Daerah aliran sungai (DAS) merupakan wilayah penampungan air hujan yang mengalir ke sungai. DAS perlu di
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Helmas Tanjung
油
Dokumen tersebut membahas metode untuk memprediksi laju erosi tanah, khususnya menggunakan model Universal Soil Loss Equation (USLE). Model USLE memprediksi laju erosi berdasarkan faktor erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng, penutup lahan, dan tindakan konservasi tanah. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara menentukan nilai masing-masing faktor dan mengklasifikasikan tingkat b
Makalah ini membahas sistem proyeksi peta dan jenis-jenis proyeksinya. Sistem proyeksi peta adalah proses pemindahan titik-titik di permukaan bumi ke dalam bidang datar, dengan menggunakan berbagai bidang proyeksi seperti azimuthal, kerucut, dan silinder. Jenis proyeksi peta dibedakan menurut bidang proyeksinya, modifikasi, ciri yang dipertahankan, dan karakteristik bidang proyeksi.
Contoh penelitian kualitatif yang perlu perbaikanPurwo Adi Wibowo
油
Studi ini meneliti fenomena partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan anggaran pemerintah daerah di Kota Malang. Penelitian sebelumnya menunjukkan partisipasi masyarakat masih rendah dan bersifat formal. Namun penelitian terbaru menunjukkan peningkatan partisipasi masyarakat. Tulisan ini bermaksud mengeksplorasi lebih jauh perubahan fenomena partisipasi masyarakat dalam penyusunan ang
This document discusses coordinate system transformations and map projections. It begins with an introduction to coordinate systems and how they are used to give locations on maps. It then describes how the actual shape of the Earth is more like an ellipsoid than a perfect sphere. This leads to distortions when trying to represent the spherical Earth on a flat map. The document goes on to explain different map projections which try to minimize these distortions, though all projections distort some map properties. It emphasizes the importance of choosing the appropriate projection depending on what properties need to be preserved for the map's intended use. Transformations between different coordinate systems and projections are also covered.
Makalah ini membahas dua masalah utama yaitu masalah kependudukan dan lingkungan hidup di Indonesia. Masalah kependudukan meliputi besarnya jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah namun sumber daya alam terbatas, persebaran penduduk yang tidak merata, rendahnya kualitas penduduk dalam hal pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Sedangkan masalah lingkungan hidup meliputi lahan kritis, kerusakan hutan, pence
Foto Udara menggunakan Pesawat tanpa awak - UAVAnton Suprojo
油
UAV memiliki beberapa keunggulan untuk pemetaan seperti fleksibilitas waktu dan operasional, biaya investasi dan operasional yang lebih rendah dibanding pesawat berawak, mampu terbang dibawah awan, resolusi yang lebih tajam, dan sistem yang cepat, akurat, serta otomatis. UAV dapat menghasilkan citra dengan resolusi tinggi untuk kebutuhan pemetaan dengan biaya yang lebih rendah dibanding metode konvensional.
Teks tersebut membahas tentang penyakit frambusia, termasuk pengertian, etiologi, patofisiologi, cara penularan, klasifikasi, dan upaya pemberantasannya. Frambusia disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang menyerang kulit dan tulang, menimbulkan berbagai manifestasi klinis seperti benjolan kulit dan deformasi tulang. Penyakit ini dapat diberantas karena mudah dideteksi dan disembuhkan dengan antib
Bencana didefinisikan sebagai peristiwa yang mengancam kehidupan manusia akibat faktor alam dan/atau manusia. Ada 5 pandangan mengenai bencana, tetapi pandangan holistik dianggap paling tepat karena melihat bencana sebagai fenomena kompleks antara alam dan perilaku manusia. Tingkat risiko bencana dipengaruhi oleh ancaman, kerentanan, dan kapasitas masyarakat.
Klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri minimal dari subjek dan predikat, dan berpotensi menjadi kalimat. Terdapat beberapa jenis klausa berdasarkan susunan elemen internalnya seperti klausa lengkap, tak lengkap, verbal intransitif, dan lainnya. Klausa juga dapat dikelompokkan menjadi koordinatif dan subordinatif berdasarkan hubungannya dalam kalimat.
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)Riva Anggraeni
油
Dokumen ini membahas karakteristik ekosistem tropika yang dipengaruhi oleh faktor iklim, jenis tanah, dan kondisi biologis, serta sistem pertanian tropika yang tidak seragam dan keragaman tanaman akan mempengaruhi hasil panen di wilayah tersebut.
Dokumen ini membahas tentang resistensi pertahanan tanaman terhadap serangga. Ada dua jenis mekanisme pertahanan tanaman, yaitu pertahanan pasif yang tidak tergantung infeksi patogen dan terdiri atas mekanisme fisik dan biokimia, serta pertahanan aktif yang hanya muncul saat tanaman diinfeksi. Faktor tanaman, serangga, dan lingkungan mempengaruhi ketahanan tanaman, yang dapat berupa ketahanan ekologis, genetis
Laporan ini membahas tentang digitasi dalam Sistem Informasi Geografis. Melalui proses digitasi, objek-objek seperti jalan, rumah, dan sawah yang semula berbentuk raster pada citra satelit dapat dikonversi ke format digital. Laporan ini menjelaskan cara membuat shapefile baru untuk batas administrasi, jalan, dan kota melalui proses digitasi menggunakan software ArcGIS 10.0.
1. Peta adalah representasi dua dimensi dari ruang tiga dimensi yang memberikan informasi tentang lokasi, bentuk permukaan bumi, dan potensi suatu daerah.
2. Terdapat berbagai jenis peta berdasarkan isi, bentuk, dan skala. Peta dapat berisi informasi umum maupun khusus tentang suatu daerah.
3. Unsur-unsur peta meliputi judul, legenda, skala, dan simbol yang memberikan petunjuk membaca dan memahami inform
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang mengalirkan air tawar dari hulu ke hilir. Terdapat berbagai jenis sungai berdasarkan sumber air, debit air, asal kejadiannya, dan struktur geologi. Sungai memiliki bagian-bagian seperti hulu, tengah, dan hilir dengan ciri-ciri masing-masing. Daerah aliran sungai (DAS) merupakan wilayah penampungan air hujan yang mengalir ke sungai. DAS perlu di
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Helmas Tanjung
油
Dokumen tersebut membahas metode untuk memprediksi laju erosi tanah, khususnya menggunakan model Universal Soil Loss Equation (USLE). Model USLE memprediksi laju erosi berdasarkan faktor erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng, penutup lahan, dan tindakan konservasi tanah. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara menentukan nilai masing-masing faktor dan mengklasifikasikan tingkat b
Makalah ini membahas sistem proyeksi peta dan jenis-jenis proyeksinya. Sistem proyeksi peta adalah proses pemindahan titik-titik di permukaan bumi ke dalam bidang datar, dengan menggunakan berbagai bidang proyeksi seperti azimuthal, kerucut, dan silinder. Jenis proyeksi peta dibedakan menurut bidang proyeksinya, modifikasi, ciri yang dipertahankan, dan karakteristik bidang proyeksi.
Pert 1 KD 3.2 Dasar-Dasar Pemetaan, PJ dan SIG.pdfVolltZ
油
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar peta dan pemetaan, meliputi pengertian peta, unsur-unsur peta, jenis-jenis peta berdasarkan isi dan skala, serta proyeksi peta.
1. Ada beberapa cara untuk mengubah skala peta, seperti mengubah skala angka menjadi skala grafis atau sebaliknya, mengubah skala garis menjadi skala angka, atau mengubah skala satu sistem ukur menjadi sistem lain seperti inci-mil.
2. Proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem koordinat bumi ke bidang datar peta. Ada beberapa jenis proyeksi yang berbeda kelebihan dan
Dokumen tersebut membahas tentang kartografi dan unsur-unsur penting dalam pembuatan peta. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) kartografi adalah ilmu dan teknik pembuatan peta, (2) unsur-unsur penting dalam pembuatan peta antara lain proyeksi, simbol, tata warna, dan keterangan peta, (3) tujuan pembuatan peta adalah untuk menyampaikan informasi geografis secara visual.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem proyeksi peta, termasuk proyeksi menurut bidang, simetri, kedudukan terhadap bumi, dan ketentuan geometri. Berbagai jenis proyeksi dijelaskan seperti proyeksi azimuthal, silindris, kerucut, serta proyeksi Mercator dan manfaatnya.
Rencana pelaksanaan pembelajaran IPS kelas IV semester 1 membahas tentang membaca peta lingkungan setempat dengan skala sederhana. Materi ini diajarkan selama 3 pertemuan dengan kegiatan eksplorasi dan elaborasi untuk menanamkan karakter disiplin, hormat, tekun, jujur dan teliti pada siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar pemetaan, yang mencakup pengertian peta, jenis-jenis peta berdasarkan skala dan isi data, komponen-komponen peta seperti judul, garis astronomis, skala, dan simbol, serta penjelasan mengenai proyeksi dan transformasi peta.
Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah ini disusun secara ringkas dari beberapa referensi. Mencakup bahasan tentang pengertian survei, peta, pengukuran jarak, sudut, azimut, bearing, penggunaan pita ukur, theodolite, dan waterpas, perhitungan poligon, beda tinggi, luas dan volume. Disamping itu disertai pula contoh hitungan sederhana untuk memudahkan pemahaman dari setiap materi. Modul ini dapat dijadikan pegangan praktis dalam mempelajari survei dan pemetaan tingkat dasar.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan dan penggambaran peta dasar. Peta dasar adalah peta yang digunakan sebagai acuan untuk membuat peta lainnya dan meliputi unsur-unsur topografi. Dokumen ini menjelaskan komponen peta dasar seperti skala, legenda, dan proyeksi serta metode penggambaran peta dasar dengan menjiplak peta acuan ke kertas.
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxZuk辿t Printing
油
Makalah ini membahas tentang penyusunan penilaian media pembelajaran dengan lima langkah yaitu membuat rencana dan tujuan pembelajaran, menentukan teknik penilaian, pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian, dan penyesuaian pembelajaran. Ada dua teknik penilaian yakni tes dan non-tes yang masing-masing memiliki jenisnya sendiri.
Makalah ini membahas tentang manajemen perpustakaan sekolah, dengan menjelaskan pengertian perpustakaan sekolah dan manajemen perpustakaan sekolah, implementasi perpustakaan sekolah dalam pendidikan, pengembangan koleksi, serta visi, misi dan kebijakan perpustakaan sekolah. Juga dibahas kendala dalam manajemen perpustakaan sekolah."
Makalah ini membahas tentang fiqih muamalah dengan merangkum beberapa poin penting. Pertama, fiqih muamalah adalah pengetahuan tentang hukum-hukum yang mengatur hubungan antar manusia dalam aktivitas ekonomi dan sosial. Kedua, ruang lingkup fiqih muamalah dibagi menjadi adabiyah dan madaniyah. Ketiga, prinsip-prinsip fiqih muamalah adalah berdasarkan persetujuan k
Makalah ini membahas tentang fiqih janazah, mulai dari menjenguk orang sakit, tanda-tanda sakaratul maut, ta'ziyah, dan perawatan jenazah seperti memandikan, mengafani, menshalati, dan menguburkan."
Makalah ini membahas tentang dana pensiun yang meliputi pengertian,dasar hukum,jenis,struktur organisasi,dan pembentukan dana pensiun. Ada dua jenis dana pensiun yaitu dana pensiun pemberi kerja dan dana pensiun lembaga keuangan. Setiap dana pensiun memiliki struktur organisasi berupa pengurus dan dewan pengawas.
Makalah ini membahas tentang dana pensiun yang terdiri dari dua jenis yaitu dana pensiun pemberi kerja dan dana pensiun lembaga keuangan. Dana pensiun bertujuan memberikan jaminan kesejahteraan bagi karyawan pada masa pensiun dengan menghimpun dan mengelola dana secara khusus.
Makalah ini membahas tentang integral yang merupakan operasi invers dari diferensiasi. Integral dibagi menjadi integral tak tentu dan integral tertentu. Integral tak tentu belum memiliki batasan sedangkan integral tertentu memiliki batasan atas dan bawah. Integral bermanfaat dalam berbagai bidang seperti ekonomi, teknologi, dan fisika."
Makalah ini membahas tiga gejala psikologi yaitu perhatian, sugesti, dan kelelahan. Perhatian adalah pemusatan aktivitas individu terhadap suatu objek. Sugesti adalah pengaruh terhadap pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang. Kelelahan disebabkan aktivitas berlangsung terus menerus yang menghabiskan energi jasmani dan rohani.
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfZuk辿t Printing
油
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.pdf
1. PENGERTIAN PROYEKSI PETA DAN KLASIFIKASI PROYEKSI PETA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
KARTOGRAFI
Dosen Pengampu :
Kurnia Maulidi Noviantoro, M.Pd.
Disusun Oleh : Kelompok 3
Uswatun Hasanah 201210500061
Laeylatul Karomah 201210500049
Hasby Amrullah 201210500053
Anton Dwi Cahyo 201210500038
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TADRIS UMUM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
2023
2. i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni Bapak
Kurnia Maulidi Noviantoro, M.Pd yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan
mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul Pengertian Proyeksi Peta
Dan Klasifikasi Proyeksi Peta dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan
kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur dengan
tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan
makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materiil,
terutama kepada Dosen Pembimbing dan teman-teman sekalian.
Kraksaan, 8 Maret 2023
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
A. Pengertian Proyeksi Peta......................................................................................... 3
B. Syarat-Syarat Proyeksi Peta.................................................................................... 4
C. Klasifikasi Peta (jenis-jenis proyeksi peta)............................................................. 4
D. Sistem Proyeksi Peta Di Indonesia ......................................................................... 6
E. Manfaat Proyeksi Peta ............................................................................................ 6
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 9
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peta merupakan gambaran suatu tempat seperti kota, negara atau benua yang
mengungkapkan fitur utamanya. Jadi krisis dapat diartikan sebagai kegiatan
penggambaran permukaan bumi yang di proyeksikan ke dalam bidang datar dengan
skala tertentu. Sebuah peta dasar dibuat dengan skala terkecil mulai dari 1 : 50.000
sampai 1 :250.000.
Proyeksi diartikan sebagai metoda atau cara dalam usaha mendapatkan bentuk
ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik.Secara umum,
proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara pengiriman
data topografi dari permukaan Bumi ke atas permukaan peta. Proyeksi peta adalah
teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau seluruh
permukaan tiga dimensi yang berbentuk kasaran bola ke permukaan datar dua
dimensi dengan distorsi sedikit mungkin. Dalam bayangan peta diupayakan sistem
yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta.
Bentuk bumi bukanlah bola tetapi lebih menyerupai elips 3 dimensi atau
ellipsoid. Istilah ini sinonim dengan istilah spheroid yang digunakan untuk
menyatakan bentuk bumi. Karena bumi tidak seragam, maka digunakan istilah geoid
untuk menyatakan bentuk bumi yang menyerupai ellipsoid tetapi dengan bentuk
muka yang sangat tidak beraturan.
Proyeksi diartikan sebagai metode atau cara dalam usaha mendapatkan bentuk
ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik. Proyeksi peta
merupakan cara memindahkan garis lintang atau paralel dan garis bujur atau
meridian di bola bumi (globe) ke bidang datar yang berbentuk peta. Analoginya
adalah sama dengan saat kita akan menghitung luas kulit jeruk. Untuk
menghitungnya kita harus mengupasnya dan meletakkannya di bidang datar. Karena
awalnya kulit jeruk tersebut 3 dimensi dengan dikupas dan diletakkan mendatar
maka dipaksakan menjadi 2 dimensi maka sebagai akibatnya terjadi perubahan dari
bentuk awal yang dikarenakan adanya sobekan, mengembang atau berkerut.
5. 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Proyeksi Peta?
2. Apa saja Syarat-Syarat Proyeksi Peta?
3. Apa saja Klasifikasi Peta (jenis-jenis proyeksi peta)?
4. Bagaimanakah Sistem Proyeksi Peta Di Indonesia?
5. Apa Manfaat Proyeksi Peta?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian proyeksi peta
2. Untuk mengetahui Syarat-Syarat Proyeksi Peta
3. Untuk mengetahui Klasifikasi peta (jenis-jenis proyeksi peta)
4. Untuk mengetahui Sistem Proyeksi Peta Di Indonesia
5. Untuk mengetahui Manfaat Proyeksi Peta
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Proyeksi Peta
Peta pada dasarnya merupakan bagian dari adanya penunjuk kenampakan
yang ada di dalam permukaan bumi. Dalam peranan untuk memberikan
penunjuknya diperlukan proyeksi peta. Alasannya karena proyeksi dalam sebuah
peta sangat bermanfaat untuk menggambarkan seluruh kenampakan permukaan
bumi tanpa adanya kesalahan sekaligus penyimpangan yang dikenal distorsi
sehingga dalam hal inilah pembuatan peta memerlukan gambaran bentuk bola
yang disebut dengan globe.
Suatu proyeksi memiliki nilai guna tersendiri bagi suatu bidang. Terlebih
proyeksi peta yang menjadi suatu objek pembelajaran pada konsep geografi untuk
mengetahui berbagai bentuk tempat di seluruh permukaan bumi, alasannya karena
penggambaran peta tidak dilakukan dengan ukuran yang akurat. Namun pada
bentuk perkecil yang dihitung menggunakan skala. Skala adalah jarak pada
gambar yang mewakili jarang sebenarnya yang berbanding satuan luas.
Proyeksi diartikan sebagai metoda atau cara dalam usaha mendapatkan
bentuk ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik.
Proyeksi peta merupakan cara mengangkut garis lintang atau paralel dan garis
bujur atau meridian di bola bumi (globe) ke bidang datar yang berbentuk peta.
Analoginya adalah sama dengan saat kita akan menghitung luas kulit jeruk. Untuk
menghitungnya kita harus mengupasnya dan meletakkannya di bidangdatar.
Karena awalnya kulit jeruk tersebut 3 dimensi dengan dikupas dan diletakkan
mendatar maka dipaksakan menjadi 2 dimensi maka sebagai akibatnya terjadi
perubahan dari bentuk awal yang dikarenakan adanya sobekan, mengembang atau
berkerut.
Secara umum, proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari cara pengiriman data topografi dari permukaan Bumi ke atas
permukaan peta. Proyeksi Peta adalah prosedur matematis yang memungkinkan
hasil pengukuran yang dilakukan di permukaan bumi fisis dapat digambarkan
diatas bidang datar (peta).
Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar, dalam ukuran
(luas, jarak) bentuk permukaan bumi pada peta, maka dalam pembuatan peta
7. 4
digunakan proyeksi peta. Biaya peta adalah teknik transfer harga permukaan bumi
yang lengkung (bulat) ke bidang datar.
Disisi lain, pada penggambaran proyeksi peta, diperlukan beberapa hal
penting yang harus diperhatikan. Hal tersebut adalah proyeksi peta harus bersifat
equivalen, equidistant, dan conform.
B. Syarat-syarat Proyeksi Peta
Biaya merupakan cara pengiriman jalur paralel dan meridian dari globe ke
peta. Globe yang digambarkan ke bidang datar atau peta tentu akan mengalami
kesalahan-kesalahan. Kesalahan yang terjadi pada saat penggambaran disebut
distorsi, proyeksi peta harus memenuhi persyaratan berikut ini :
1. Syarat Equivalen
Luas daerah yang digambarkan pada peta harus memiliki kenyamanan
perbandingan dengan luas daerah yang sebenarnya, diwujudkan dalam bentuk
skala. Sehingga perbandingan luas pada peta dan luas daerah sebenarnya bisa
berlaku sama pada setiap daerah yang digambarkan pada peta.
2. Syarat Equidistant
Selain harus equivalen sebuah peta yang baik harus equidistant. Syarat jarak
antara dua daerah yang digambarkan pada peta harus memiliki kesamaan
perbandingan dengan jarak yang sebenarnya, di wujudkan dalam skala.
3. Syarat Confrom
Yang terakhir yang paling penting saat melakukan proyeksi peta adalah peta
harus conform. Syarat peta harus menggambarkan sebuah wilayah dalam
bentuk yang sama dengan keadaan aslinya. Jika peta tidak sama dengan
aslinya, peta tersebut tidak akan mampu memberikan perbandingan jarak dan
luas secara akurat dan tepat.
C. Klasifikasi Peta (jenis-jenis proyeksi peta)
Proyeksi peta dapat diklasifikan menjadi beberapa macam atau jenis
berdasarkan bidang proyeksi yang digunakan, posisi sumbu simetri bidang
proyeksi, kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, dan ketentuan geometrik
yang dipenuhi (Mutiara, Ira A, 2004).
8. 5
1. Proyeksi Azimuthal
Proyeksi Azimuthal (Zenithal Projection) adalah proyeksi yang
dilakukan dengan menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya.
Bidang datar pada proyeksi azimuthal menyinggung bola bumi pada satu titik
yang terpusat. Titik persinggungan yang dapat dipilih pada proyeksi ini
misalnya titik pusat kutub, equator, maupun suatu titik tertentu antara kutub
dan equator. Kendati demikian, jenis proyeksi azimuthal paling baik apabila
digunakan untuk memproyeksikan daerah di sekitar kutub.
Kita dapat mengenali suatu peta yang dibuat dengan proyeksi
azimuthal dengan melihat beberapa ciri atau karakteristik. Berikut ini ciri ciri
proyeksi azimuthal tersebut.
a. Garis-garis bujur menjadi garis lurus yang semuanya berpusat di kutub
bumi (biasanya kutub utara).
b. Garis lintang dalam bentuk lingkaran yang mengelilingi kutub secara
konsentris.
c. Sudut antara satu garis bujur dengan garis bujur lainnya memiliki besar
yang sama.
d. Dengan menggunakan jenis proyeksi ini, seluruh permukaan bumi akan
membentuk lingkaran.
2. Proyeksi Kerucut
Proyeksi kerucut (Conical Projection) adalah proyeksi peta kerucut
adalah proyeksi peta yang berbentuk kerucut. Proyeksi peta ini dianggap
sebagai bidang proyeksi yang cocok untuk menggambarkan karakteristik
benua eropa. Alasannya karena proyeksi peta kerucut tidak dapat digunakan
untuk menggambarkan daerah kutub dan juga daerah khatulistiwa.
Kita dapat mengenali suatu peta yang dibuat dengan proyeksi kerucut
dengan melihat beberapa ciri atau karakteristik. Berikut ini ciri ciri proyeksi
kerucut tersebut.
a. Garis-garis bujur menjadi garis lurus yang berkonvergensi di kutub bumi.
b. Garis-garis lintang digambar menjadi suatu busur lingkaran tidak penuh
yang konsentris terhadap kutub bumi sebagai titik pusatnya.
c. Peta tidak dapat menggambarkan permukaan bumi secara keseluruhan
akibat adanya potongan pada sisi bawah proyeksi kerucut.
9. 6
d. Dengan menggunakan proyeksi ini, permukaan bumi yang diproyeksikan
akan tergambar pada satu bidang lingkaran yang tidak penuh sempurna,
persis seperti sisi kerucut yang dihamparkan.
3. Proyeksi Tabung atau Silinder
Proyeksi tabung (Mercator Projection) adalah proyeksi peta yang
dilakukan pada bidang tabung dengan sisi-sisi sampingnya menyinggung
katulistiwa. Jenis proyeksi ini merupakan yang paling sering digunakan pada
beberapa tahun terakhir karena dianggap mampu menggambarkan daerah yang
luas. Kendati demikian, proyeksi tabung hanya memenuhi syarat equivalent,
equidistant, dan conform pada daerah di sekitar katulistiwa. Sementara di
wilayah kutub utara dan selatan, proyeksi akan memekarkan garis lintang.
Kita dapat mengenali suatu peta yang dibuat dengan proyeksi tabung
dengan melihat beberapa ciri atau karakteristik, di antaranya garis lintang
dangan garis bujur digambarkan dalam bentuk garis lurus saling memotong,
serta peta yang dibuat dengan jenis proyeksi ini akan tergambar pada bidang
persegi panjang atau persegi.
D. Sistem Proyeksi Peta Di Indonesia
Sistem proyeksi peta yang banyak digunakan untuk Indonesia umumnya
menggunakan proyeksi silinder, namun untuk modifikasi atau gubahan maka
menggunakan proyeksi seperti :
1. Proyeksi mercator
2. Proyeksi transverse mercator
3. Proyeksi universal transverse mercator atau yang kita kenal dengan UTM.
Indonesia menggunakan proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)
karena melihat kondisi geografi Indonesia yang membujur di sekitar garis
lingkar khatulistiwa dari barat sampai ke timur yang relatif seimbang.
E. Manfaat Proyeksi Peta
Adapun manfaat dari adanya proyeksi peta adalah sebagai berikut;
1. Memberikan Kemiripan
10. 7
Proyeksi peta bermanfaat untuk mengambarkan sebuah bentuk permukaan
bumi yang ditinjau dari kemiripan bentuk dan jaraknya. Sehingga dalam hal ini
proyeksi peta memerlukan skala agar kemiripan jarak pada proyeksi dapat
terpercaya sesuai keasliannya. Proyeksi peta mempunyai skala perbandingan
dengan dasar 1 cm pada peta yaitu 1 cm pada jarak aslinya.
Sebagai contoh proyeksi peta dengan skala 1 : 250.000 maka mengandung
arti bahwa 1 cm pada peta sama dengan jarak aslinya 250.000 cm. dasar
penghitungan skala tersebut menggunakan bantuan alat ukur jarak dan luas.
Tidak hanya menggukan centi meter tapi dapat juga menggunakan satuan
ukur yang lain. Namun karena bidang datar penggunaan proyeksi hanya sebatas
centi meter maka centu meter lah yang digunakan sebagai tolak ukur sebuah jarak
dalam proyeksi peta.
2. Mengetahui Bentuk dan Jarak
Proyeksi dalam sebuah peta sangat bermanfaat untuk mengetahui bentuk
dan jarak kemiripan peta globe dengan bentuk bumi yang asli, manfaat proyeksi
peta adalah untuk teknik menggambar yang disertai dengan tingkat ketelitian yang
tinggi, hal ini disebabkan pemberian skala yang tidak bisa asal menyantumkan
namun dengan sumber-sumber referensi yang tepat.
3. Memanfaatkan Penggunaan Garis Bujur dan Garis Lintang
Manfaat terakhir dari proyeksi peta adalah untuk memanfaatkan
penggunaan garis bujur dan garis lintang dalam sebuah proyeksi yang selama ini
kita gunakan hanya untuk mengukur luas suatu tempat pada peta saja. Padahal
masing-masing jenis proyeksi peta tersebut memiliki sub bagian dari jenis yang
mempunyai fungsi beragam.
11. 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari cara pemindahan data topografi dari permukaan Bumi ke atas
permukaan peta. Proyeksi Peta adalah prosedur matematis yang memungkinkan
hasil pengukuran yang dilakukan di permukaan bumi fisis bisa digambarkan diatas
bidang datar (peta).
Proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara
pengiriman data topografi dari permukaan Bumi ke atas permukaan peta. Proyeksi
Peta adalah prosedur matematis yang memungkinkan hasil pengukuran yang
dilakukan di permukaan bumi fisis dapat digambarkan diatas bidang datar (peta).
Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar, dalam ukuran
(luas, jarak) bentuk permukaan bumi pada peta, maka dalam pembuatan peta
digunakan proyeksi peta. Biaya peta adalah teknik transfer harga permukaan bumi
yang lengkung (bulat) ke bidang datar.
Disisi lain, pada penggambaran proyeksi peta, diperlukan beberapa hal
penting yang harus diperhatikan. Hal tersebut syarat-syarat proyeksi peta yaitu
peta harus bersifat equivalen, equidistant, dan conform.
12. 9
DAFTAR PUSTAKA
Bakosurtanal 1979. Transformasi Koordinat Geografi ke Koordinat UTM-Grid
Spheroid
Mutiara, I. 2004. Diklat Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota. Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan-ITS, Surabaya
Nasional Indonesia. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional Prihandito, A.
1988. Proyeksi Peta. Penerbit Kanisius Yogyakarta Purwohardjo, U. 1986.
Hitung dan Proyeksi Geodesi II. Jurusan Teknik Geodesi FTSP-ITB, Bandung
Robinson, H.Arthur, Morrison, Joell, Muehrcke, C.Phillip, et al. 1995. Elements of