際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Cara Mengubah Skala
Perlu Anda pahami juga bahwa jenis skala peta yang ada dapat diubah sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan. Lalu bagaimana cara merubahnya?Untuk merubah skala peta ada
beberapa cara seperti:
1. Mengubah skala angka ke skala grafik
Contoh:
Dalam peta tertulis skala 1 : 300.000, ubahlah ke dalamskala grafik/garis.
Penyelesaian:
Skala 1 : 300.000 berarti 1 bagian di peta menunjukkan 300.000 bagian di lapangan.
Apabila dibuat dalam cm, maka 1 cm di peta = 300.000 cm di lapangan. Bila dibuat skala
grafiknya berarti tiap-tiap cm atau dalam satu kotak nilainya 300.000 cm atau 3 km. Bila
digambarkan skala grafiknya sebagai berikut:
2. Mengubah skala garis menjadi skala angka
Contoh:
Skala garis digambarkan seperti di bawah ini, ubahlah menjadi skala angka!
Penyelesaian:
Pada peta dengan skala ini berarti tiap panjang garis (kotak) menggambarkan 2 km di
lapangan sehingga apabila tiap kotak antara 0 . 2  4 dan 4  6 masing-masing jika diukur
= 2 cm maka:
2 cm = 2 km
1 cm = 1 km
1 cm = 100.000 cm
Sehingga skala angkanya menjadi 1 : 100.000
3. Mengubah skala angka menjadi skala inci - mil
Contoh:
Skala angka 1 : 500.000, ubahlah menjadi skala inci-mil!
Penyelesaian:
Skala 1 : 500.000 ini berarti tiap 1 inci = 500.000 inci di lapangan.
500.000 inci dijadikan mil = = 7,89, yang kemudian dibulatkan menjadi 8
mil.
Jadi skala inci-milnya = 1 : 8
Perlu Anda ingat bahwa!
4. Mengubah skala grafik menjadi skala mil-inci
Contoh:
Jika diketahui grafik sepanjang 5 cm menunjukkan jarak 10 mil di lapangan, ubahlah
menjadi skala angka dan inci-mil!
Penyelesaian:
5 cm = 10 mil dijadikan inci terlebih dahulu sehingga 5 cm =
(dibulatkan). Berarti 2 inci = 10 mil di lapangan. Jadi 1 inci sesuai dengan 5 mil dilapangan
oleh karena itulah skalanya 1 : 5.
Bila diubah ke dalam bentuk skala angka sebagai berikut:
1 inci = 5 mil yang berarti 5 x 63.360 = 316.800 inci
Jadi skala angkanya 1 : 316.800
5. Mengubah skala dengan sistem grid bujur sangkar (Gridsquare)
Sistem grid bujur sangkar disebut juga metode Union Jack
Contoh:
Peta dengan skala 1 : 200.000 ubahlah menjadi peta berskala 1 : 100.000
Penyelesaian:
Bila digambarkan bentuk petanya sebagai berikut:
Sampai disini apakah Anda sudah memahami? Bila belum, ulangi lagi membaca materi
kegiatan 1 di atas!
1. Proyeksi Peta
Apabila Anda ingin menggambarkan perubahan benda yang berukuran tiga dimensi ke
benda yang berukuran dua dimensi, benda itu harus diproyeksikan ke bidang datar.
Teknik proyeksi ini juga berlaku untuk memindahkan letak titik-titik pada permukaan bumi
ke bidang datar yag dinamakan PROYEKSI PETA.
Secara khusus pengertian dari proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem paralel (garis
lintang) dan meridian (garis bujur) berbentuk bola (Globe) ke bidang datar (peta). Hasil
pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan menjadi peta.Pemindahan dari globe ke
bidang datar harus diusahakan akurat. Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada
kesalahan maka proses pemindahan harus memperhatikan syarat -syarat di bawah ini:
1. Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap), persis
seperti pada gambar peta di globe bumi.
2. Luas permukaan yang diubah harus tetap.
3. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap.
Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus
adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saja
untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi
hanyalah satu saja dari syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka
bumi.
Anda paham penjelasan di atas? Belum? Baiklah!
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat
menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi
wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta
yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi kita harus
mengadakan kompromi antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi tersebut,
keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi mempunyai
kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian mukabumi yang
digambarkan.
Bila diminta untuk memetakan seluruh permukaan bumi, maka Anda dituntut harus tepat
dalam memilih proyeksi yang digunakan. Pemilihan proyeksi tergantung pada:
- Bentuk, luas dan letak daerah yang dipetakan.
- Ciri-ciri tertentu/ciri asli yang akan dipertahankan.
Sekarang perhatikan terlebih dahulu gambar berikut ini!
Pada gambar 03.3 Anda dapat melihat perubahan bentuk dari segi empat pada globe:
Berubah menjadi: pada bidang datar.
Sebagai akibatnya dapat dilihat pada gambar 03.4 berikut ini.
Pada gambar 03.4 bagian tengah globe yaitu daerah sekitar garis khatulistiwa sedikit
mengalami distorsi (penyimpangan) sedangkan daerah kutub mengalami distorsi yaitu
menjadi lebih besar.
Proyeksi ini cocok untuk mempertahankan bentuk sekitar khatulistiwa.
Titik singgung antara permukaan bola bumi dan bidang datar dapat terletak pada kutub,
ekuator atau antara kutub dan ekuator.
Misalnya Anda akan memproyeksikan garis-garis meridian dan garis-garis lintang. Jika titik
singgung antara bidang datar dan permukaan bola bumi terletak di kutub utara, setelah
diproyeksikan garis lintang akan taampak sebagai lingkaran konsentris yang mengelilingi
kutub. Garis meridian akan tampak sebagai garis lurus yang berpusat di kutub dengan
sudut yang sama.
Perhatikan gambar berikut ini!
Pada gambar 03.6 Anda dapat melihat perubahan bentuk pada garis lingkaran terluar. Garis
tersebut lebih besar dari garis di globe. Jadi paling banyak mengalami distorsi. Pada bagian
kutub relatif tidak mengalami perubahan atau distorsi, jadi hampir mendekati kesesuaian.
Proyeksi ini cocok untuk mempertahankan bentuk sekitar kutub.
2. Macam - macam proyeksi peta
1
.
Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan
a. Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas di atas peta
sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala.
b.
Proyeksi Konform artinya bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan
sama dengan bentuk aslinya.
c.
Proyeksi Ekuidistan artinya jarak-jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi
setelah dikalikan skala.
2
.
Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris
a. Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi.
b. Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi.
c. Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau
terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial.
3
.
Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan
a. Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang datar
sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada
satu titik.
Untuk memperjelas silahkan perhatikan lagi gambar 03.5.
Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada
titik pusat proyeksi.
Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal:
a. Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub.
b. Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi
kutub.
c. Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama.
d. Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk
lingkaran.
Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:
a. Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
b. Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan
ekuator.
c. Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu
tempat antara kutub dan ekuator.
Untuk memperjelas pemahaman, perhatikan gambar berikut ini!
Khusus proyeksi Azimut Normal cocok untuk memproyeksikan daerah kutub.
Perhatikan gambar berikut ini!
Gambar 03.8. Peta daerah kutub utara hasil proyeksi Azimuth Normal
Karena proyeksi Azimuthal paling tepat untuk menggambarkan kutub, maka
penggambaran kutub melalui proyeksi ini dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1
.
Proyeksi Gnomonik
Pada proyeksi ini pusat proyeksi terapat di titik pusat bola bumi. Ekuator
tergambar hingga tak terbatas. Lingkaran paralel berubah ke arah luar
mengalami pembesaran yang cepat dan ekuator tidak mampu digambarkan
karena pembesaran tak terhingga tadi. Pada daerah lintang 45属 akan mengalami
pembesaran 3 kali.
Perhatikan gambar dibawah ini!
Gambar 03.10. Lingkaran besar diproyeksikan sebagai garis lurus
2
.
Proyeksi Azimuthal Stereografik
Titik sumber proyeksi di kutub berlawanan dengan titik singgung bidang proyeksi
dengan kutub bola bumi. Jadi jarak antara lingkaran paralel tergambar semakin
membesar ke arah luar.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini!
3
.
Proyeksi Azimuthal Orthografik
Proyeksi ini menggunakan titik yang letaknya tak terhingga sebagai titik sumber
proyeksi. Akibatnya sinar proyeksinya sejajar dengan sumbu bumi.
Lingkaran paralel akan diproyeksikan dengan keliling yang benar atau ekuidistan.
Jarak antara lingkaran garis lintang akan semakin mengecil bila semakin jauh
dari pusat.
Gambar 03.12. Proyeksi Azimuthal Orthografik, hanya sesuai dekat pusat peta
saja
b. Proyeksi Kerucut (Conical Projection), Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garisgaris
meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya
cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki
paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis
lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari.
Perhatikan Gambar berikut ini!
Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang
menyinggung atau memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya
ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar
daerah daerah di lintang 45属.
Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Proyeksi kerucut normal atau standar
Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel
(Paralel Standar).
2. Proyeksi Kerucut Transversal
Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.
3. Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.
Dari gambar tersebut dapat dikemukakan ciri-ciri proyeksi kerucut antara lain:
1. Semua garis bujur merupakan garis lurus dan berkonvergensi di kutub.
2. Garis lintang merupakan suatu busur lingkaran yang konsentris dengan titik
pusatnya adalah salah satu kutub bumi.
3. Tidak dapat menggambarkan seluruh permukaan bumi karena salah satu kutub
bumi tidak dapat digambarkan.
4. Seluruh proyeksi tidak merupakan satu lingkaran sempurna, sehingga baik
untuk menggambarkan daerah lintang rendah.
c. Proyeksi Silinder atau Tabung
Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang
proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi.
Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua
garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis
lurus vertikal.
Perhatikan gambar-gambar berikut ini!
Skala peta
Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
1. Dapat menggambarkan daerah yang luas.
2. Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
3. Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
4. Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.
Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator,
karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.
Proyeksi Azimuthal, proyeksi kerucut (conical) dan proyeksi silinder (cylindrical)
termasuk kelompok proyeksi murni. Penggunaan jenis proyeksi-proyeksi murni ini
sangat terbatas.
Nah sampai di sini apakah Anda telah memahami uraian di atas? Bila belum ulangi
sekali lagi membaca uraian materi di atas dan cobalah menggambarkan setiap jenis
proyeksi!
d. Proyeksi Gubahan (Proyeksi Arbitrary)
Proyeksi-proyeksi ini dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta yang kita
jumpai sehari-hari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara
perhitungan.
Contoh-contoh proyeksi gubahan antara lain:
1
.
Proyeksi Bonne (Equal Area) Sifat-sifatnya sama luas. Sudut dan jarak benar
pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian
tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia
yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
2
.
Proyeksi Sinusoidal
Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah dan
daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak
antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja.
Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa.
Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
3
.
Proyeksi Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh
muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola
bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar.
Sifat-sifat proyeksi Mercator yaitu:
a. Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi
distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub.
b.
Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian
vertikal benar menurut skala.
c.
Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator,
interval jarak makin membesar.
d. Proyeksinya adalah konform.
e.
Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak
terhingga.
4
.
Proyeksi Mollweide
Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.
5
.
Proyeksi Gall
Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang mendekati
kutub.
Gambar 03.23. Proyeksi Gall
6
.
Proyeksi Homolografik (Goode)
Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang
terjadi pada proyeksiMollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran
Gambar 03.23. Proyeksi Gall
Untuk selanjutnya kapan masing-masing proyeksi itu dipakai? Jawabannya begini!
Kalau yang akan digambarkan itu antara lain:
1. Seluruh Dunia
a. Dalam dua belahan bumi: pakai Proyeksi Zenithal Kutub.
b.
Peta-peta statistika (penyebaran penduduk, hasil pertanian dsb.): pakailah
Mollweide.
c. Arus laut, iklim : pakai Mollweide atau Gall.
d. Navigasi dengan arah kompastetap : pakai Mercator.
e. Navigasi dengan jarak terpendek yaitu melalui lingkaran besar : pakai
Gnomonik.
2. Daerah Kutub Gunakan proyeksi Zenithal sama jarak.
3. Daerah belahan bumi sebelah selatan, gunakan:
a. Sinusoidal
b. Bonne
4.
Untuk daerah yang lebar ke samping dan terletak tidak jauh dari khatulistiwa: pilih
salah satu dari proyeksi jenis kerucut.
5.
Untuk daerah yang membujur pipih Utara-Selatan dan terletak tidak jauh dari
khatulistiwa maka pilih Proyeksi Bonne.

More Related Content

What's hot (20)

Otonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasiOtonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasi
maneicon22
Bab 1 Pengantar Ilmu Sejarah.pptx
Bab 1 Pengantar Ilmu Sejarah.pptxBab 1 Pengantar Ilmu Sejarah.pptx
Bab 1 Pengantar Ilmu Sejarah.pptx
HendrianaHendriana
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
Tuti Rina Lestari
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Rpbowo
PETA & PEMETAAN.ppt
PETA & PEMETAAN.pptPETA & PEMETAAN.ppt
PETA & PEMETAAN.ppt
MukriyadiMukriyadi
1b menghitung skala
1b menghitung skala1b menghitung skala
1b menghitung skala
Eddy Soesanto
aspek aspek geografi
aspek aspek geografiaspek aspek geografi
aspek aspek geografi
Tika Noprija
Persebaran fauna di dunia
Persebaran fauna di duniaPersebaran fauna di dunia
Persebaran fauna di dunia
Pramesti Widya Utami
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Nurul Afdal Haris
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan GajahmungkurLaporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Sally Indah N
PPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis PetaPPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis Peta
Agnas Setiawan
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Rahmat261158
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptxBab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
GhufronAffandy
PPT BAB 9 TANAH DAN KEBERLANGSUNGAN KEHIDUPAN.pdf
PPT BAB 9 TANAH DAN KEBERLANGSUNGAN  KEHIDUPAN.pdfPPT BAB 9 TANAH DAN KEBERLANGSUNGAN  KEHIDUPAN.pdf
PPT BAB 9 TANAH DAN KEBERLANGSUNGAN KEHIDUPAN.pdf
IbnuUbaidillah17
Makalah sejarah manusia purba
Makalah sejarah manusia purbaMakalah sejarah manusia purba
Makalah sejarah manusia purba
Septian Muna Barakati
MAKALAH EKOSISTEM
MAKALAH EKOSISTEMMAKALAH EKOSISTEM
MAKALAH EKOSISTEM
Vuriyakelompok8
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
bramantiyo marjuki
Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanah
Husna Kadir
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJALAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
Sansanikhs
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationPeta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Retno Pratiwi
Otonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasiOtonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasi
maneicon22
Bab 1 Pengantar Ilmu Sejarah.pptx
Bab 1 Pengantar Ilmu Sejarah.pptxBab 1 Pengantar Ilmu Sejarah.pptx
Bab 1 Pengantar Ilmu Sejarah.pptx
HendrianaHendriana
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Rpbowo
1b menghitung skala
1b menghitung skala1b menghitung skala
1b menghitung skala
Eddy Soesanto
aspek aspek geografi
aspek aspek geografiaspek aspek geografi
aspek aspek geografi
Tika Noprija
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Nurul Afdal Haris
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan GajahmungkurLaporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Sally Indah N
PPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis PetaPPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis Peta
Agnas Setiawan
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Rahmat261158
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptxBab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
GhufronAffandy
PPT BAB 9 TANAH DAN KEBERLANGSUNGAN KEHIDUPAN.pdf
PPT BAB 9 TANAH DAN KEBERLANGSUNGAN  KEHIDUPAN.pdfPPT BAB 9 TANAH DAN KEBERLANGSUNGAN  KEHIDUPAN.pdf
PPT BAB 9 TANAH DAN KEBERLANGSUNGAN KEHIDUPAN.pdf
IbnuUbaidillah17
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
bramantiyo marjuki
Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanah
Husna Kadir
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJALAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
Sansanikhs
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationPeta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Retno Pratiwi

Similar to Skala peta (20)

Proy. peta
Proy. petaProy. peta
Proy. peta
aukfar
Sistem proyeksi dan sistem koordinat (recovered)
Sistem proyeksi dan sistem koordinat (recovered)Sistem proyeksi dan sistem koordinat (recovered)
Sistem proyeksi dan sistem koordinat (recovered)
Di-diixk Sfrt
Proyeksi peta
Proyeksi petaProyeksi peta
Proyeksi peta
ProfesorSaran
C_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptx
C_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptxC_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptx
C_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptx
ssuser74065b
Navigasi Tutorial
Navigasi TutorialNavigasi Tutorial
Navigasi Tutorial
pindotutuko
2. map projection
2. map projection2. map projection
2. map projection
Martince Bani
Bahan ajar perpetaan minggu 6
Bahan ajar perpetaan  minggu 6Bahan ajar perpetaan  minggu 6
Bahan ajar perpetaan minggu 6
ukris
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Gian Adiwinata
Pengantar kartografi
Pengantar kartografiPengantar kartografi
Pengantar kartografi
jetgeo96
Presentation1 media pembelajaran
Presentation1 media pembelajaranPresentation1 media pembelajaran
Presentation1 media pembelajaran
Fuji Hastuti
Bab 4 proyeksi peta
Bab 4 proyeksi petaBab 4 proyeksi peta
Bab 4 proyeksi peta
Widia Widiarsih
21 peta
21 peta21 peta
21 peta
RudiniTakapi
PENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptx
PENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptxPENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptx
PENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptx
KurikulumwaSman14
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografi
Andi Ilham
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan.pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan.pptx
AsriSiregar1
sistem PROYEKSI PETA, jenis proyeksi .pptx
sistem PROYEKSI PETA, jenis proyeksi .pptxsistem PROYEKSI PETA, jenis proyeksi .pptx
sistem PROYEKSI PETA, jenis proyeksi .pptx
NurlinaAbdullah1
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografi
fikrul islamy
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan(1).pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan(1).pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan(1).pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan(1).pptx
armiyiiaalaah1
PROYEKSI PETA
PROYEKSI PETAPROYEKSI PETA
PROYEKSI PETA
mayasungeb
Proy. peta
Proy. petaProy. peta
Proy. peta
aukfar
Sistem proyeksi dan sistem koordinat (recovered)
Sistem proyeksi dan sistem koordinat (recovered)Sistem proyeksi dan sistem koordinat (recovered)
Sistem proyeksi dan sistem koordinat (recovered)
Di-diixk Sfrt
C_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptx
C_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptxC_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptx
C_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptx
ssuser74065b
Navigasi Tutorial
Navigasi TutorialNavigasi Tutorial
Navigasi Tutorial
pindotutuko
2. map projection
2. map projection2. map projection
2. map projection
Martince Bani
Bahan ajar perpetaan minggu 6
Bahan ajar perpetaan  minggu 6Bahan ajar perpetaan  minggu 6
Bahan ajar perpetaan minggu 6
ukris
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Gian Adiwinata
Pengantar kartografi
Pengantar kartografiPengantar kartografi
Pengantar kartografi
jetgeo96
Presentation1 media pembelajaran
Presentation1 media pembelajaranPresentation1 media pembelajaran
Presentation1 media pembelajaran
Fuji Hastuti
PENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptx
PENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptxPENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptx
PENGETAHUAN_DASAR_PEMETAAN.pptx
KurikulumwaSman14
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografi
Andi Ilham
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan.pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan.pptx
AsriSiregar1
sistem PROYEKSI PETA, jenis proyeksi .pptx
sistem PROYEKSI PETA, jenis proyeksi .pptxsistem PROYEKSI PETA, jenis proyeksi .pptx
sistem PROYEKSI PETA, jenis proyeksi .pptx
NurlinaAbdullah1
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografi
fikrul islamy
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan(1).pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan(1).pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan(1).pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan(1).pptx
armiyiiaalaah1
PROYEKSI PETA
PROYEKSI PETAPROYEKSI PETA
PROYEKSI PETA
mayasungeb

Recently uploaded (20)

Buku Mengokohkan Karakter Pancasila Melalui Integrasi Nilai nilai Keagamaan
Buku Mengokohkan Karakter Pancasila Melalui Integrasi Nilai nilai KeagamaanBuku Mengokohkan Karakter Pancasila Melalui Integrasi Nilai nilai Keagamaan
Buku Mengokohkan Karakter Pancasila Melalui Integrasi Nilai nilai Keagamaan
ssuser521b2e1
keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...
keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...
keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...
ssuser327180
Presentasi-Persuasif-Program-Sekolah-Berbasis-Data-SDN-Tegalwangi-2025 (3).pptx
Presentasi-Persuasif-Program-Sekolah-Berbasis-Data-SDN-Tegalwangi-2025 (3).pptxPresentasi-Persuasif-Program-Sekolah-Berbasis-Data-SDN-Tegalwangi-2025 (3).pptx
Presentasi-Persuasif-Program-Sekolah-Berbasis-Data-SDN-Tegalwangi-2025 (3).pptx
sdntegalwangi
Keragaman Alam Indonesia materi IPS.pptx
Keragaman Alam Indonesia materi IPS.pptxKeragaman Alam Indonesia materi IPS.pptx
Keragaman Alam Indonesia materi IPS.pptx
aifi3
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
03. DISTRIBUSI FREKUENSI (Ilmu Komputer Unpak).pdf
03. DISTRIBUSI FREKUENSI (Ilmu Komputer Unpak).pdf03. DISTRIBUSI FREKUENSI (Ilmu Komputer Unpak).pdf
03. DISTRIBUSI FREKUENSI (Ilmu Komputer Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...
Kanaidi ken
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdfRencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
edenmanoppo
Sosialisasi Pesantren Ramadhan untuk sekolah.pptx
Sosialisasi Pesantren Ramadhan untuk sekolah.pptxSosialisasi Pesantren Ramadhan untuk sekolah.pptx
Sosialisasi Pesantren Ramadhan untuk sekolah.pptx
shofwanwinarlik
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptxPPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
rahmiati190700
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri SemarangBuku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
iztawanasya1
1. Trafo Tegangan 2. Trafo Tegangan Magnetik 3. Trafo Pembagi Tegangan Ka...
1. Trafo Tegangan  	2. Trafo Tegangan Magnetik  	3. Trafo Pembagi Tegangan Ka...1. Trafo Tegangan  	2. Trafo Tegangan Magnetik  	3. Trafo Pembagi Tegangan Ka...
1. Trafo Tegangan 2. Trafo Tegangan Magnetik 3. Trafo Pembagi Tegangan Ka...
poenyarha
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdfKUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
PT. DUTA MEDIA PRESS
1. KISI-KISI SOAL PSAJ BAHASA INGGRIS 2025 - Elis Sulastri.docx
1. KISI-KISI SOAL PSAJ BAHASA INGGRIS 2025 - Elis Sulastri.docx1. KISI-KISI SOAL PSAJ BAHASA INGGRIS 2025 - Elis Sulastri.docx
1. KISI-KISI SOAL PSAJ BAHASA INGGRIS 2025 - Elis Sulastri.docx
AhsanBodonk
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1
SABDA
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Buku Mengokohkan Karakter Pancasila Melalui Integrasi Nilai nilai Keagamaan
Buku Mengokohkan Karakter Pancasila Melalui Integrasi Nilai nilai KeagamaanBuku Mengokohkan Karakter Pancasila Melalui Integrasi Nilai nilai Keagamaan
Buku Mengokohkan Karakter Pancasila Melalui Integrasi Nilai nilai Keagamaan
ssuser521b2e1
keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...
keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...
keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...
ssuser327180
Presentasi-Persuasif-Program-Sekolah-Berbasis-Data-SDN-Tegalwangi-2025 (3).pptx
Presentasi-Persuasif-Program-Sekolah-Berbasis-Data-SDN-Tegalwangi-2025 (3).pptxPresentasi-Persuasif-Program-Sekolah-Berbasis-Data-SDN-Tegalwangi-2025 (3).pptx
Presentasi-Persuasif-Program-Sekolah-Berbasis-Data-SDN-Tegalwangi-2025 (3).pptx
sdntegalwangi
Keragaman Alam Indonesia materi IPS.pptx
Keragaman Alam Indonesia materi IPS.pptxKeragaman Alam Indonesia materi IPS.pptx
Keragaman Alam Indonesia materi IPS.pptx
aifi3
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
03. DISTRIBUSI FREKUENSI (Ilmu Komputer Unpak).pdf
03. DISTRIBUSI FREKUENSI (Ilmu Komputer Unpak).pdf03. DISTRIBUSI FREKUENSI (Ilmu Komputer Unpak).pdf
03. DISTRIBUSI FREKUENSI (Ilmu Komputer Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...
Kanaidi ken
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdfRencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
edenmanoppo
Sosialisasi Pesantren Ramadhan untuk sekolah.pptx
Sosialisasi Pesantren Ramadhan untuk sekolah.pptxSosialisasi Pesantren Ramadhan untuk sekolah.pptx
Sosialisasi Pesantren Ramadhan untuk sekolah.pptx
shofwanwinarlik
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptxPPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
rahmiati190700
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri SemarangBuku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
iztawanasya1
1. Trafo Tegangan 2. Trafo Tegangan Magnetik 3. Trafo Pembagi Tegangan Ka...
1. Trafo Tegangan  	2. Trafo Tegangan Magnetik  	3. Trafo Pembagi Tegangan Ka...1. Trafo Tegangan  	2. Trafo Tegangan Magnetik  	3. Trafo Pembagi Tegangan Ka...
1. Trafo Tegangan 2. Trafo Tegangan Magnetik 3. Trafo Pembagi Tegangan Ka...
poenyarha
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdfKUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
PT. DUTA MEDIA PRESS
1. KISI-KISI SOAL PSAJ BAHASA INGGRIS 2025 - Elis Sulastri.docx
1. KISI-KISI SOAL PSAJ BAHASA INGGRIS 2025 - Elis Sulastri.docx1. KISI-KISI SOAL PSAJ BAHASA INGGRIS 2025 - Elis Sulastri.docx
1. KISI-KISI SOAL PSAJ BAHASA INGGRIS 2025 - Elis Sulastri.docx
AhsanBodonk
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1
SABDA
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP

Skala peta

  • 1. Cara Mengubah Skala Perlu Anda pahami juga bahwa jenis skala peta yang ada dapat diubah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Lalu bagaimana cara merubahnya?Untuk merubah skala peta ada beberapa cara seperti: 1. Mengubah skala angka ke skala grafik Contoh: Dalam peta tertulis skala 1 : 300.000, ubahlah ke dalamskala grafik/garis. Penyelesaian: Skala 1 : 300.000 berarti 1 bagian di peta menunjukkan 300.000 bagian di lapangan. Apabila dibuat dalam cm, maka 1 cm di peta = 300.000 cm di lapangan. Bila dibuat skala grafiknya berarti tiap-tiap cm atau dalam satu kotak nilainya 300.000 cm atau 3 km. Bila digambarkan skala grafiknya sebagai berikut: 2. Mengubah skala garis menjadi skala angka Contoh: Skala garis digambarkan seperti di bawah ini, ubahlah menjadi skala angka! Penyelesaian: Pada peta dengan skala ini berarti tiap panjang garis (kotak) menggambarkan 2 km di lapangan sehingga apabila tiap kotak antara 0 . 2 4 dan 4 6 masing-masing jika diukur = 2 cm maka: 2 cm = 2 km 1 cm = 1 km 1 cm = 100.000 cm Sehingga skala angkanya menjadi 1 : 100.000 3. Mengubah skala angka menjadi skala inci - mil Contoh: Skala angka 1 : 500.000, ubahlah menjadi skala inci-mil! Penyelesaian: Skala 1 : 500.000 ini berarti tiap 1 inci = 500.000 inci di lapangan. 500.000 inci dijadikan mil = = 7,89, yang kemudian dibulatkan menjadi 8
  • 2. mil. Jadi skala inci-milnya = 1 : 8 Perlu Anda ingat bahwa! 4. Mengubah skala grafik menjadi skala mil-inci Contoh: Jika diketahui grafik sepanjang 5 cm menunjukkan jarak 10 mil di lapangan, ubahlah menjadi skala angka dan inci-mil! Penyelesaian: 5 cm = 10 mil dijadikan inci terlebih dahulu sehingga 5 cm = (dibulatkan). Berarti 2 inci = 10 mil di lapangan. Jadi 1 inci sesuai dengan 5 mil dilapangan oleh karena itulah skalanya 1 : 5. Bila diubah ke dalam bentuk skala angka sebagai berikut: 1 inci = 5 mil yang berarti 5 x 63.360 = 316.800 inci Jadi skala angkanya 1 : 316.800 5. Mengubah skala dengan sistem grid bujur sangkar (Gridsquare) Sistem grid bujur sangkar disebut juga metode Union Jack Contoh: Peta dengan skala 1 : 200.000 ubahlah menjadi peta berskala 1 : 100.000 Penyelesaian: Bila digambarkan bentuk petanya sebagai berikut:
  • 3. Sampai disini apakah Anda sudah memahami? Bila belum, ulangi lagi membaca materi kegiatan 1 di atas! 1. Proyeksi Peta Apabila Anda ingin menggambarkan perubahan benda yang berukuran tiga dimensi ke benda yang berukuran dua dimensi, benda itu harus diproyeksikan ke bidang datar. Teknik proyeksi ini juga berlaku untuk memindahkan letak titik-titik pada permukaan bumi ke bidang datar yag dinamakan PROYEKSI PETA. Secara khusus pengertian dari proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem paralel (garis lintang) dan meridian (garis bujur) berbentuk bola (Globe) ke bidang datar (peta). Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan menjadi peta.Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan akurat. Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan maka proses pemindahan harus memperhatikan syarat -syarat di bawah ini: 1. Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap), persis seperti pada gambar peta di globe bumi. 2. Luas permukaan yang diubah harus tetap. 3. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap. Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saja untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka bumi. Anda paham penjelasan di atas? Belum? Baiklah! Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi
  • 4. wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi kita harus mengadakan kompromi antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi tersebut, keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi mempunyai kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian mukabumi yang digambarkan. Bila diminta untuk memetakan seluruh permukaan bumi, maka Anda dituntut harus tepat dalam memilih proyeksi yang digunakan. Pemilihan proyeksi tergantung pada: - Bentuk, luas dan letak daerah yang dipetakan. - Ciri-ciri tertentu/ciri asli yang akan dipertahankan. Sekarang perhatikan terlebih dahulu gambar berikut ini! Pada gambar 03.3 Anda dapat melihat perubahan bentuk dari segi empat pada globe:
  • 5. Berubah menjadi: pada bidang datar. Sebagai akibatnya dapat dilihat pada gambar 03.4 berikut ini. Pada gambar 03.4 bagian tengah globe yaitu daerah sekitar garis khatulistiwa sedikit mengalami distorsi (penyimpangan) sedangkan daerah kutub mengalami distorsi yaitu menjadi lebih besar. Proyeksi ini cocok untuk mempertahankan bentuk sekitar khatulistiwa.
  • 6. Titik singgung antara permukaan bola bumi dan bidang datar dapat terletak pada kutub, ekuator atau antara kutub dan ekuator. Misalnya Anda akan memproyeksikan garis-garis meridian dan garis-garis lintang. Jika titik singgung antara bidang datar dan permukaan bola bumi terletak di kutub utara, setelah diproyeksikan garis lintang akan taampak sebagai lingkaran konsentris yang mengelilingi kutub. Garis meridian akan tampak sebagai garis lurus yang berpusat di kutub dengan sudut yang sama. Perhatikan gambar berikut ini!
  • 7. Pada gambar 03.6 Anda dapat melihat perubahan bentuk pada garis lingkaran terluar. Garis tersebut lebih besar dari garis di globe. Jadi paling banyak mengalami distorsi. Pada bagian kutub relatif tidak mengalami perubahan atau distorsi, jadi hampir mendekati kesesuaian. Proyeksi ini cocok untuk mempertahankan bentuk sekitar kutub. 2. Macam - macam proyeksi peta 1 . Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan a. Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala. b. Proyeksi Konform artinya bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan bentuk aslinya. c. Proyeksi Ekuidistan artinya jarak-jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi setelah dikalikan skala. 2 . Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris a. Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi. b. Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi. c. Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial. 3 . Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan a. Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. Untuk memperjelas silahkan perhatikan lagi gambar 03.5. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi. Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal: a. Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub. b. Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi kutub. c. Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama. d. Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran. Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu: a. Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub. b. Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
  • 8. c. Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator. Untuk memperjelas pemahaman, perhatikan gambar berikut ini! Khusus proyeksi Azimut Normal cocok untuk memproyeksikan daerah kutub. Perhatikan gambar berikut ini! Gambar 03.8. Peta daerah kutub utara hasil proyeksi Azimuth Normal Karena proyeksi Azimuthal paling tepat untuk menggambarkan kutub, maka penggambaran kutub melalui proyeksi ini dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
  • 9. 1 . Proyeksi Gnomonik Pada proyeksi ini pusat proyeksi terapat di titik pusat bola bumi. Ekuator tergambar hingga tak terbatas. Lingkaran paralel berubah ke arah luar mengalami pembesaran yang cepat dan ekuator tidak mampu digambarkan karena pembesaran tak terhingga tadi. Pada daerah lintang 45属 akan mengalami pembesaran 3 kali. Perhatikan gambar dibawah ini!
  • 10. Gambar 03.10. Lingkaran besar diproyeksikan sebagai garis lurus 2 . Proyeksi Azimuthal Stereografik Titik sumber proyeksi di kutub berlawanan dengan titik singgung bidang proyeksi dengan kutub bola bumi. Jadi jarak antara lingkaran paralel tergambar semakin membesar ke arah luar. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini!
  • 11. 3 . Proyeksi Azimuthal Orthografik Proyeksi ini menggunakan titik yang letaknya tak terhingga sebagai titik sumber proyeksi. Akibatnya sinar proyeksinya sejajar dengan sumbu bumi. Lingkaran paralel akan diproyeksikan dengan keliling yang benar atau ekuidistan. Jarak antara lingkaran garis lintang akan semakin mengecil bila semakin jauh dari pusat.
  • 12. Gambar 03.12. Proyeksi Azimuthal Orthografik, hanya sesuai dekat pusat peta saja
  • 13. b. Proyeksi Kerucut (Conical Projection), Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garisgaris meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari. Perhatikan Gambar berikut ini! Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45属.
  • 14. Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu: 1. Proyeksi kerucut normal atau standar Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel Standar). 2. Proyeksi Kerucut Transversal Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus. 3. Proyeksi Kerucut Oblique (Miring) Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring. Dari gambar tersebut dapat dikemukakan ciri-ciri proyeksi kerucut antara lain: 1. Semua garis bujur merupakan garis lurus dan berkonvergensi di kutub. 2. Garis lintang merupakan suatu busur lingkaran yang konsentris dengan titik pusatnya adalah salah satu kutub bumi. 3. Tidak dapat menggambarkan seluruh permukaan bumi karena salah satu kutub bumi tidak dapat digambarkan. 4. Seluruh proyeksi tidak merupakan satu lingkaran sempurna, sehingga baik untuk menggambarkan daerah lintang rendah.
  • 15. c. Proyeksi Silinder atau Tabung Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal. Perhatikan gambar-gambar berikut ini!
  • 17. Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu: 1. Dapat menggambarkan daerah yang luas. 2. Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa. 3. Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus. 4. Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya. Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang. Proyeksi Azimuthal, proyeksi kerucut (conical) dan proyeksi silinder (cylindrical) termasuk kelompok proyeksi murni. Penggunaan jenis proyeksi-proyeksi murni ini sangat terbatas. Nah sampai di sini apakah Anda telah memahami uraian di atas? Bila belum ulangi sekali lagi membaca uraian materi di atas dan cobalah menggambarkan setiap jenis proyeksi! d. Proyeksi Gubahan (Proyeksi Arbitrary) Proyeksi-proyeksi ini dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta yang kita jumpai sehari-hari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara perhitungan. Contoh-contoh proyeksi gubahan antara lain: 1 . Proyeksi Bonne (Equal Area) Sifat-sifatnya sama luas. Sudut dan jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
  • 18. 2 . Proyeksi Sinusoidal Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
  • 19. 3 . Proyeksi Mercator Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar. Sifat-sifat proyeksi Mercator yaitu: a. Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub. b. Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar menurut skala. c. Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval jarak makin membesar. d. Proyeksinya adalah konform. e. Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.
  • 20. 4 . Proyeksi Mollweide Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta. 5 . Proyeksi Gall Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang mendekati kutub. Gambar 03.23. Proyeksi Gall 6 . Proyeksi Homolografik (Goode) Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang
  • 21. terjadi pada proyeksiMollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran Gambar 03.23. Proyeksi Gall Untuk selanjutnya kapan masing-masing proyeksi itu dipakai? Jawabannya begini! Kalau yang akan digambarkan itu antara lain: 1. Seluruh Dunia a. Dalam dua belahan bumi: pakai Proyeksi Zenithal Kutub. b. Peta-peta statistika (penyebaran penduduk, hasil pertanian dsb.): pakailah Mollweide. c. Arus laut, iklim : pakai Mollweide atau Gall. d. Navigasi dengan arah kompastetap : pakai Mercator. e. Navigasi dengan jarak terpendek yaitu melalui lingkaran besar : pakai Gnomonik. 2. Daerah Kutub Gunakan proyeksi Zenithal sama jarak. 3. Daerah belahan bumi sebelah selatan, gunakan: a. Sinusoidal b. Bonne 4. Untuk daerah yang lebar ke samping dan terletak tidak jauh dari khatulistiwa: pilih salah satu dari proyeksi jenis kerucut. 5. Untuk daerah yang membujur pipih Utara-Selatan dan terletak tidak jauh dari khatulistiwa maka pilih Proyeksi Bonne.