際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Rika Susanti
Dellery Mela Usman
 Buku II KUHP
 Untuk menilai berat ringannya cedera,
penyidik memerlukan bantuan tenaga
medis
 Berkaitan dengan pasal dan sanksi hukum
thd pelaku
 Penyidik
 dalam menangani kasus luka, keracunan
atau mati
 Yang diduga karena tindak pidana
 Dapat meminta bantuan dokter ahli
kehakiman, dokter atau ahli lainnya
 Dokter gigi sebagai ahli lainnya
 Dapat dimintai bantuannya untuk
 Memberikan bantuan kepada penyidik dan
hakim dalam rangka pengungkapan kasus
tindak pidana
 Supaya berat cedera dapat ditentukan secara
akurat
 Vonis dijatuhkan secara adil
 Yang bersalah dapat dihukum sesuai
perbuatannya
 Yang tidak bersalah dapat dibebaskan
 Merupakan kewajiban hukum
 Jika dilanggar: sanksi pidana
1. Ps. 224 KUHP: 9 bulan penjara
2. Ps. 216 KUHP: 4 bulan penjara
 Kasus cedera pada daerah mulut
 Kasus susila: penentuan umur
 Kasus cedera/keracunan dengan komplikasi
penyakit gigi dan mulut
 Kasus identifikasi: Bencana massal,
pembunuhan
 Kasus kedokteran olahraga: jenis kelamin
 Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan
 Pembuatan VeR bersama dokter
 Pembuatan surat keterangan ahli
 Pemberian kesaksian ahli di pengadilan
 Meyakinkan hakim mengenai TP yang terjadi
 Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana,
kecuali dengan sekurangnya 2 ALAT BUKTI
yang sah dia memperoleh KEYAKINAN bahwa
benar terjadi Tindak Pidana dan benar
terdakwalah yang bersalah melakukannya
 Sistim pembuktian negatif
 Alat bukti yang sah, adalah:
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli *
3. Surat *
4. Petunjuk *
5. Keterangan terdakwa
Peran dokter gigi dalam tindak pidana
 Disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan
memerlukan ahli kedokteran gigi khusus,
bukan hanya dokter gigi yang berkualifikasi
dalam pengobatan
 Ahli Odontologi Forensik sangat sedikit
 sulit mendatangkannya
 Jika ada kasus
 dipanggil
 material pemeriksaan disimpan dan dikirim
1. Interpretasi jejas gigitan
2. Identitas korban: kasus individual dan bencana
massal
 Bukti dental digunakan untuk
mengidentifikasi pelaku suatu kejahatan
yang meninggalkan bekas gigitan
 Penganiayaan anak
 Kejahatan seksual
 Pada bayi lokasi gigitan biasanya di lengan,
tangan, bahu,pipi,bokong dan trunkus
 Pada kejahatan seksual : mamae dan puting
susu
 Jejas gigitan tidak hanya terbentuk akibat
gigi. Bibir dapat menyebabkan jejas jika
terjadi hisapan yang kuat
 Jejas gigitan menggambarkan deretan gigi
depan (6 gigi atas dan 6 gigi bawah bagian
depan)
 Gigi seri dapat memberikan bantuan khusus
ketika dia mencolok
 Gigitan manusia berbentuk oval yang dangkal
 Gigitan hewan berbentuk parabola/ U
 hilang karena proses abrasi hanya bertahan
sampai penyembuhan kulit lengkap
 Jejas gigitan: abrasi, kemerahan, laserasi
dan kombinasi
 Langkah pertama, jejas gigitan difoto dari
beberapa sudut berbeda
 Langkah kedua adalah swab air liur di jejas
gigitan lalu dikirim ke laboratorium serologi
 Langkah ketiga adalah membuat cetakan gigi
di jejas gigitan
 Langkah keempat pengawetan area kulit
yang meliputi daerah jejas gigitan dengan
formalin untuk pemeriksaan selanjutnya
 Setelah beberapa hari periksa ulang jejas
gigitan
 Pasien datang meminta pertolongan medis.
Apakah dokter wajib lapor ke penyidik? Lihat
pasal 108 KUHAP
 Pasien mengadu ke polisi, datang ke RS
bersama polisi yang membawa SPV
 Pasien datang dengan membawa SPV tanpa
diantar oleh penyidik. Keabsahan pasien
sebagai barang bukti TP ?
 SPV datang terlambat. Pemeriksaan yang
mana yang akan dimasukkan dalam VER?
Ingat dokter takut pasal 322 KUHP
Sebagai attending doctor (dokter klinik)
- anamnesis, pemeriksaan fisik,
laboratorium
- Pengobatan untuk kesembuhan pasien
Sebagai assessing doctor (dokter forensik)
- anamnesis, pemeriksaan forensik klinik,
pemeriksaan penunjang
- dalam rangka pembuatan VER dan saksi ahli
 Dokter Unit Gawat Darurat RS
 Dokter spesialis bukan forensik, yang
merawat pasien
 Dokter gigi
 Dokter spesialis forensik (klinik)
 Lihat penjelasan pasal 133(1) KUHAP
Anamnesis
 Riwayat kejadian
 WHAT, WHEN, WHERE, HOW, WHO
 Luka-luka / cedera
 Penyebab luka
 Pengobatan yang telah diterima
 Riwayat penyakit / cedera terdahulu
 Pemeriksaan terhadap adanya noda, bercak,
kotoran, debu
 Pemeriksaan terhadap adanya robekan
 Pengumpulan barang bukti
 Pakaian dilepaskan untuk memeriksa tubuh
secara keseluruhan
 Dokumentasi
 Dekskripsi tertulis
 Foto
 Menyeluruh (ujung rambut-ujung kaki)
 Pemeriksaan Umum:
 Kesadaran, nadi, tekanan darah, nutrisi, berat, tinggi,
dll
 Jantung, paru, perut, anggota badan
 Pemeriksaan Khusus:
 Luka-luka
 Pemeriksaan lain: syaraf, radiologis, Lab, dll
 Deskripsi harus akurat dan menggunakan istilah yang
tepat
 Gunakan bahasa yang dapat dimengerti Gunakan
diagram tubuh untuk menggambarkan letak luka
 Foto bila perlu
 Analisa pola luka
Pemeriksaan Laboratorium
 Pengambilan dan pengiriman sampel
Peran dokter gigi dalam tindak pidana
 Dilakukan secara lengkap
 Untuk menentukan jenis luka, posisi, gambaran
luka, ukuran
 Penentuan penyebab luka
 Kalau perlu dengan dokumentasi foto atau
gambaran skematis
 Luka lecet: lecet geser, lecet tekan, jejas kuku,
jejas gantung, jejas jerat
 Memar: memar, memar kacamata, jejas ban,
jejas pukulan rotan
 Luka terbuka tajam: luka iris, bacok dan tusuk
 Luka terbuka tumpul
 Luka tembak
 Luka bakar
 Bagian tubuh yang terkena, posisi luka, sisi
kanan atau kiri
 Ketinggian dari tumit: perkiraan posisi dan
ketinggian pelaku
 Pelaku kidal/kinan
 Rekonstruksi penyerangan
 Luka tajam: dari ukuran luka dapat
diperkirakan ukuran pisau, bermata
satu/dua
 Luka tembak: dari ukuran luka dapat
diperkirakan sudut tembakan, perkiraan
jarak tembak
 Luka lecet tekan dan perdarahan tepi:
gambaran permukaan benda, cetakan
ukuran benda
 Memar: dari warna dapat ditentukan saat
perlukaan
 Lecet akibat basa atau asam: dari pola lelehan
dapat diketahui posisi korban saat penyerangan
 Luka percobaan bunuh diri: pergelangan tangan,
leher dan perut
 Luka perlawanan (tangkis)
 Pasien rawat jalan: pada saat kontrol/
Masalah: jika berobat ke 2 tempat berbeda
 Pasien rawat inap: perkembangan dicatat
selama perawatan. Masalah: dokter yang
menangani banyak
 Luka derajat I: identik dengan penganiayaan
ringan
- pasal 352 KUHP: maks 3 bulan
- Cedera tersebut tidak menyebabkan
penyakit atau halangan daral menjalankan
pekerjaan jabatan/pencaharian
 Luka derajat II: identik dengan penganiayaan
 Pasal 351 (1): maks 2 tahun 8 bulan
  Luka tersebut TELAH menyebabkan
penyakit atau halangan dalam menjalankan
pekerajaan jabatan/pencaharian UNTUK
SEMENTARA WAKTU
 Luka derajat III: identik dengan
penganiayaan berat
 Pasal 351(2) KUHP
 Luka tersebut telah menyebabkan . (Pasal
90 KUHP)
Peran dokter gigi dalam tindak pidana
 Dapat menunjukkan arah
 Dapat menunjukkan benda penyebab
 Dapat menunjukkan permukaan benda penyebab
 Dapat menunjukkan perkiraan Waktu kekerasan
 Dapat menunjukkan ciri pelaku: kidal/ kinan
 Dapat untuk memperkirakan waktu kekerasan:
dari warnanya
 Dapat mrenunjukkan bentuk benda penyebab
 Letak: dapat menunjukkan aksi-reaksi korban dan
pelaku (rekonstruksi)
 Dari bentuknya mungkin dapat menunjukkan
kemungkinan benda penyebab
 Kadang dapat membantu rekonstruksi
 Efek luka umumnya berat dan mengundang
banyak komplikasi
 Dokter klinik sering tidak memperhatikan
perbedaannya
 Dampaknya besar secara hukum: menentukan
senjata penyebab perlukaan
 Harus memperhatikan cerita kejadian dari
pasiennya.
 Ketinggian pelaku
 Posisi pelaku pada saat penyerangan
 Kidal/kinan
 Kerokan kuku: golongan darah, DNA
 Kekerasan seksual: golongan darah dan DNA
Peran dokter gigi dalam tindak pidana

More Related Content

What's hot (20)

1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
hasril hasanuddin
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
wahyuni majid
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..
asih gahayu
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalSistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Budionno Abdulloh
Tugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorialTugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorial
Trianike Nur Aini
Keterangan karies gigi
Keterangan karies gigiKeterangan karies gigi
Keterangan karies gigi
07051994
SIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS MENSTRUASISIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS MENSTRUASI
shelviaa
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
mutia fauziah
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIENKOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
asih gahayu
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel
Dedy Purnama
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre KlinikAlat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
wahyuni majid
struktur histologis gigi
struktur histologis gigistruktur histologis gigi
struktur histologis gigi
wayan sugiritama
Presentasi therapeutic decision making
Presentasi therapeutic decision makingPresentasi therapeutic decision making
Presentasi therapeutic decision making
eliza kristina
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNGANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
Sulistia Rini
9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas
hasril hasanuddin
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
hasril hasanuddin
4.oklusi
4.oklusi4.oklusi
4.oklusi
asih gahayu
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Vina Widya Putri
satpel penyakit gigi dan mulut pada anak
satpel penyakit gigi dan mulut pada anaksatpel penyakit gigi dan mulut pada anak
satpel penyakit gigi dan mulut pada anak
wahyuni majid
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Ingenhouz
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan IngenhouzPraktikum Fotosintesis Pada Percobaan Ingenhouz
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Ingenhouz
Hariyatunnisa Ahmad
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
hasril hasanuddin
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
wahyuni majid
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..
asih gahayu
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalSistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Budionno Abdulloh
Keterangan karies gigi
Keterangan karies gigiKeterangan karies gigi
Keterangan karies gigi
07051994
SIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS MENSTRUASISIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS MENSTRUASI
shelviaa
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIENKOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
asih gahayu
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel
Dedy Purnama
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre KlinikAlat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
wahyuni majid
struktur histologis gigi
struktur histologis gigistruktur histologis gigi
struktur histologis gigi
wayan sugiritama
Presentasi therapeutic decision making
Presentasi therapeutic decision makingPresentasi therapeutic decision making
Presentasi therapeutic decision making
eliza kristina
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNGANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
Sulistia Rini
9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas
hasril hasanuddin
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
hasril hasanuddin
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Vina Widya Putri
satpel penyakit gigi dan mulut pada anak
satpel penyakit gigi dan mulut pada anaksatpel penyakit gigi dan mulut pada anak
satpel penyakit gigi dan mulut pada anak
wahyuni majid
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Ingenhouz
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan IngenhouzPraktikum Fotosintesis Pada Percobaan Ingenhouz
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Ingenhouz
Hariyatunnisa Ahmad

Similar to Peran dokter gigi dalam tindak pidana (20)

Peran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.ppttPeran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Dellery Usman
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.pptILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
eeeeee35
KULIAH FORENSIK ok.ppt
KULIAH FORENSIK ok.pptKULIAH FORENSIK ok.ppt
KULIAH FORENSIK ok.ppt
eeeeee35
Buku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensikBuku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensik
rahmadhini ELKRI
forensik
forensikforensik
forensik
blofoma
Odontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras KorbanOdontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras Korban
Firda Fauzian
Visum et repertum d kalangan fakultas hukum.ppt
Visum et repertum d kalangan fakultas hukum.pptVisum et repertum d kalangan fakultas hukum.ppt
Visum et repertum d kalangan fakultas hukum.ppt
dovisitepu
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
dacilganteng
pemeriksaan visum pada korban kekerasan seksualdr.Surya.pptx
pemeriksaan visum pada korban kekerasan seksualdr.Surya.pptxpemeriksaan visum pada korban kekerasan seksualdr.Surya.pptx
pemeriksaan visum pada korban kekerasan seksualdr.Surya.pptx
SuryaAndriAntara
ppt refarat.pptx
ppt refarat.pptxppt refarat.pptx
ppt refarat.pptx
amirah203733
87014_ppt forensik - peran drg dalam sidang.pptx
87014_ppt forensik - peran drg dalam sidang.pptx87014_ppt forensik - peran drg dalam sidang.pptx
87014_ppt forensik - peran drg dalam sidang.pptx
EggaAndini
87127_SIDIK BIBIR PSPDG 2019 kkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
87127_SIDIK  BIBIR  PSPDG 2019 kkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx87127_SIDIK  BIBIR  PSPDG 2019 kkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
87127_SIDIK BIBIR PSPDG 2019 kkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
EggaAndini
Sken 2 Blok 30 jasvioaehoiunhcfiuavnuavvergwg egkelompok D1 kasus.pptx
Sken 2 Blok 30  jasvioaehoiunhcfiuavnuavvergwg egkelompok D1 kasus.pptxSken 2 Blok 30  jasvioaehoiunhcfiuavnuavvergwg egkelompok D1 kasus.pptx
Sken 2 Blok 30 jasvioaehoiunhcfiuavnuavvergwg egkelompok D1 kasus.pptx
CharlosRohy
1 & 2. KONSEP MANUSIA & KDM.ppt
1 & 2. KONSEP MANUSIA & KDM.ppt1 & 2. KONSEP MANUSIA & KDM.ppt
1 & 2. KONSEP MANUSIA & KDM.ppt
ViaRahmah3
Pengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiPengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologi
Nova Ci Necis
Pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, pemeriksaan TKP dan Exhumasi.pptx
Pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, pemeriksaan TKP dan Exhumasi.pptxPemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, pemeriksaan TKP dan Exhumasi.pptx
Pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, pemeriksaan TKP dan Exhumasi.pptx
muhammadyusufarrozhi
Sken 2 Blok 30 - Charlos Rohy (102017052).pptx
Sken 2 Blok 30 - Charlos Rohy (102017052).pptxSken 2 Blok 30 - Charlos Rohy (102017052).pptx
Sken 2 Blok 30 - Charlos Rohy (102017052).pptx
CharlosRohy
Praklinik 2.pptxbyvyvtcyvybunubycez jl kbig
Praklinik 2.pptxbyvyvtcyvybunubycez jl kbigPraklinik 2.pptxbyvyvtcyvybunubycez jl kbig
Praklinik 2.pptxbyvyvtcyvybunubycez jl kbig
SriMaharaniRani
Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1
Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1
Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1
wadnag
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.ppttPeran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Dellery Usman
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.pptILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
eeeeee35
KULIAH FORENSIK ok.ppt
KULIAH FORENSIK ok.pptKULIAH FORENSIK ok.ppt
KULIAH FORENSIK ok.ppt
eeeeee35
Buku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensikBuku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensik
rahmadhini ELKRI
forensik
forensikforensik
forensik
blofoma
Odontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras KorbanOdontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras Korban
Firda Fauzian
Visum et repertum d kalangan fakultas hukum.ppt
Visum et repertum d kalangan fakultas hukum.pptVisum et repertum d kalangan fakultas hukum.ppt
Visum et repertum d kalangan fakultas hukum.ppt
dovisitepu
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
dacilganteng
pemeriksaan visum pada korban kekerasan seksualdr.Surya.pptx
pemeriksaan visum pada korban kekerasan seksualdr.Surya.pptxpemeriksaan visum pada korban kekerasan seksualdr.Surya.pptx
pemeriksaan visum pada korban kekerasan seksualdr.Surya.pptx
SuryaAndriAntara
ppt refarat.pptx
ppt refarat.pptxppt refarat.pptx
ppt refarat.pptx
amirah203733
87014_ppt forensik - peran drg dalam sidang.pptx
87014_ppt forensik - peran drg dalam sidang.pptx87014_ppt forensik - peran drg dalam sidang.pptx
87014_ppt forensik - peran drg dalam sidang.pptx
EggaAndini
87127_SIDIK BIBIR PSPDG 2019 kkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
87127_SIDIK  BIBIR  PSPDG 2019 kkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx87127_SIDIK  BIBIR  PSPDG 2019 kkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
87127_SIDIK BIBIR PSPDG 2019 kkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
EggaAndini
Sken 2 Blok 30 jasvioaehoiunhcfiuavnuavvergwg egkelompok D1 kasus.pptx
Sken 2 Blok 30  jasvioaehoiunhcfiuavnuavvergwg egkelompok D1 kasus.pptxSken 2 Blok 30  jasvioaehoiunhcfiuavnuavvergwg egkelompok D1 kasus.pptx
Sken 2 Blok 30 jasvioaehoiunhcfiuavnuavvergwg egkelompok D1 kasus.pptx
CharlosRohy
1 & 2. KONSEP MANUSIA & KDM.ppt
1 & 2. KONSEP MANUSIA & KDM.ppt1 & 2. KONSEP MANUSIA & KDM.ppt
1 & 2. KONSEP MANUSIA & KDM.ppt
ViaRahmah3
Pengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiPengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologi
Nova Ci Necis
Pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, pemeriksaan TKP dan Exhumasi.pptx
Pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, pemeriksaan TKP dan Exhumasi.pptxPemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, pemeriksaan TKP dan Exhumasi.pptx
Pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, pemeriksaan TKP dan Exhumasi.pptx
muhammadyusufarrozhi
Sken 2 Blok 30 - Charlos Rohy (102017052).pptx
Sken 2 Blok 30 - Charlos Rohy (102017052).pptxSken 2 Blok 30 - Charlos Rohy (102017052).pptx
Sken 2 Blok 30 - Charlos Rohy (102017052).pptx
CharlosRohy
Praklinik 2.pptxbyvyvtcyvybunubycez jl kbig
Praklinik 2.pptxbyvyvtcyvybunubycez jl kbigPraklinik 2.pptxbyvyvtcyvybunubycez jl kbig
Praklinik 2.pptxbyvyvtcyvybunubycez jl kbig
SriMaharaniRani
Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1
Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1
Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1
wadnag

More from dentalid (14)

Inpres nomor 3 tahun 2017
Inpres nomor 3 tahun 2017Inpres nomor 3 tahun 2017
Inpres nomor 3 tahun 2017
dentalid
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakitPedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
dentalid
Gangguan Muskuloskeletal Pada Praktik Dokter Gigi Dan Upaya Pencegahannya
Gangguan Muskuloskeletal Pada Praktik Dokter Gigi Dan Upaya PencegahannyaGangguan Muskuloskeletal Pada Praktik Dokter Gigi Dan Upaya Pencegahannya
Gangguan Muskuloskeletal Pada Praktik Dokter Gigi Dan Upaya Pencegahannya
dentalid
Renstra Kemenkes 2015 2019
Renstra Kemenkes 2015 2019Renstra Kemenkes 2015 2019
Renstra Kemenkes 2015 2019
dentalid
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgiPanduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
dentalid
Diagnosis and conservative treatment of skeletal
Diagnosis and conservative treatment of skeletalDiagnosis and conservative treatment of skeletal
Diagnosis and conservative treatment of skeletal
dentalid
Evaluation of shear bond strength of veneering
Evaluation of shear bond strength of veneeringEvaluation of shear bond strength of veneering
Evaluation of shear bond strength of veneering
dentalid
Modified maximum tangential stress criterion for fracture behavior of zirconi...
Modified maximum tangential stress criterion for fracture behavior of zirconi...Modified maximum tangential stress criterion for fracture behavior of zirconi...
Modified maximum tangential stress criterion for fracture behavior of zirconi...
dentalid
KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIA
KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIAKODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIA
KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIA
dentalid
Odontologi Forensik
Odontologi ForensikOdontologi Forensik
Odontologi Forensik
dentalid
Global economic impact of dental diseases
Global economic impact of dental diseasesGlobal economic impact of dental diseases
Global economic impact of dental diseases
dentalid
Visagism : The Art of Dental Composition
Visagism : The Art of Dental CompositionVisagism : The Art of Dental Composition
Visagism : The Art of Dental Composition
dentalid
Importance of Digital Dental Photography in the Practice of Dentistry
Importance of Digital Dental Photography in the Practice of DentistryImportance of Digital Dental Photography in the Practice of Dentistry
Importance of Digital Dental Photography in the Practice of Dentistry
dentalid
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
dentalid
Inpres nomor 3 tahun 2017
Inpres nomor 3 tahun 2017Inpres nomor 3 tahun 2017
Inpres nomor 3 tahun 2017
dentalid
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakitPedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
dentalid
Gangguan Muskuloskeletal Pada Praktik Dokter Gigi Dan Upaya Pencegahannya
Gangguan Muskuloskeletal Pada Praktik Dokter Gigi Dan Upaya PencegahannyaGangguan Muskuloskeletal Pada Praktik Dokter Gigi Dan Upaya Pencegahannya
Gangguan Muskuloskeletal Pada Praktik Dokter Gigi Dan Upaya Pencegahannya
dentalid
Renstra Kemenkes 2015 2019
Renstra Kemenkes 2015 2019Renstra Kemenkes 2015 2019
Renstra Kemenkes 2015 2019
dentalid
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgiPanduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
dentalid
Diagnosis and conservative treatment of skeletal
Diagnosis and conservative treatment of skeletalDiagnosis and conservative treatment of skeletal
Diagnosis and conservative treatment of skeletal
dentalid
Evaluation of shear bond strength of veneering
Evaluation of shear bond strength of veneeringEvaluation of shear bond strength of veneering
Evaluation of shear bond strength of veneering
dentalid
Modified maximum tangential stress criterion for fracture behavior of zirconi...
Modified maximum tangential stress criterion for fracture behavior of zirconi...Modified maximum tangential stress criterion for fracture behavior of zirconi...
Modified maximum tangential stress criterion for fracture behavior of zirconi...
dentalid
KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIA
KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIAKODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIA
KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIA
dentalid
Odontologi Forensik
Odontologi ForensikOdontologi Forensik
Odontologi Forensik
dentalid
Global economic impact of dental diseases
Global economic impact of dental diseasesGlobal economic impact of dental diseases
Global economic impact of dental diseases
dentalid
Visagism : The Art of Dental Composition
Visagism : The Art of Dental CompositionVisagism : The Art of Dental Composition
Visagism : The Art of Dental Composition
dentalid
Importance of Digital Dental Photography in the Practice of Dentistry
Importance of Digital Dental Photography in the Practice of DentistryImportance of Digital Dental Photography in the Practice of Dentistry
Importance of Digital Dental Photography in the Practice of Dentistry
dentalid
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
dentalid

Recently uploaded (20)

DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptxDRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
sulastrifar1453
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
9.-Buku-Panduan-Departemen-Dermatologi-Venerologi (1).pdf
9.-Buku-Panduan-Departemen-Dermatologi-Venerologi (1).pdf9.-Buku-Panduan-Departemen-Dermatologi-Venerologi (1).pdf
9.-Buku-Panduan-Departemen-Dermatologi-Venerologi (1).pdf
ErikhaAnggrainy
Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies.ppt di Indonesia x
Kejadian Luar  Biasa (KLB) rabies.ppt di Indonesia xKejadian Luar  Biasa (KLB) rabies.ppt di Indonesia x
Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies.ppt di Indonesia x
LiestyaRisnawati1
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.pptSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
arifpolkesma
5. Peranan Statistika dalam Penelitian (31 Maret 15).ppt
5. Peranan Statistika dalam Penelitian (31 Maret 15).ppt5. Peranan Statistika dalam Penelitian (31 Maret 15).ppt
5. Peranan Statistika dalam Penelitian (31 Maret 15).ppt
arifapoteker99
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptxImplementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
PatmaCuanta
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.pptKegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
arifpolkesma
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptxKegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
IrfanNersMaulana
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptxMateri 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
gikyulomi
materi pengertian-statistik-dan-data.ppt
materi pengertian-statistik-dan-data.pptmateri pengertian-statistik-dan-data.ppt
materi pengertian-statistik-dan-data.ppt
arifapoteker99
PPT KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK.pptx
PPT KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK.pptxPPT KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK.pptx
PPT KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK.pptx
Intan Patria
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignmentPPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
dwfqqeg
PPT-UEU-Epidemiologi Gizi-Pertemuan-2-rev28032020 (1).pdf
PPT-UEU-Epidemiologi Gizi-Pertemuan-2-rev28032020 (1).pdfPPT-UEU-Epidemiologi Gizi-Pertemuan-2-rev28032020 (1).pdf
PPT-UEU-Epidemiologi Gizi-Pertemuan-2-rev28032020 (1).pdf
AisyahGEmbhelz
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
HasriSasmita1
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - MasyarakatPanduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
HasriSasmita1
PPT POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT PHBS.pptx
PPT POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT PHBS.pptxPPT POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT PHBS.pptx
PPT POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT PHBS.pptx
Intan Patria
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahunpemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
Anonymous2x1IlfU8
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptxDRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
sulastrifar1453
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
9.-Buku-Panduan-Departemen-Dermatologi-Venerologi (1).pdf
9.-Buku-Panduan-Departemen-Dermatologi-Venerologi (1).pdf9.-Buku-Panduan-Departemen-Dermatologi-Venerologi (1).pdf
9.-Buku-Panduan-Departemen-Dermatologi-Venerologi (1).pdf
ErikhaAnggrainy
Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies.ppt di Indonesia x
Kejadian Luar  Biasa (KLB) rabies.ppt di Indonesia xKejadian Luar  Biasa (KLB) rabies.ppt di Indonesia x
Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies.ppt di Indonesia x
LiestyaRisnawati1
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.pptSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
arifpolkesma
5. Peranan Statistika dalam Penelitian (31 Maret 15).ppt
5. Peranan Statistika dalam Penelitian (31 Maret 15).ppt5. Peranan Statistika dalam Penelitian (31 Maret 15).ppt
5. Peranan Statistika dalam Penelitian (31 Maret 15).ppt
arifapoteker99
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptxImplementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
PatmaCuanta
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.pptKegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
arifpolkesma
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptxKegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
IrfanNersMaulana
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptxMateri 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
gikyulomi
materi pengertian-statistik-dan-data.ppt
materi pengertian-statistik-dan-data.pptmateri pengertian-statistik-dan-data.ppt
materi pengertian-statistik-dan-data.ppt
arifapoteker99
PPT KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK.pptx
PPT KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK.pptxPPT KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK.pptx
PPT KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK.pptx
Intan Patria
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignmentPPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
dwfqqeg
PPT-UEU-Epidemiologi Gizi-Pertemuan-2-rev28032020 (1).pdf
PPT-UEU-Epidemiologi Gizi-Pertemuan-2-rev28032020 (1).pdfPPT-UEU-Epidemiologi Gizi-Pertemuan-2-rev28032020 (1).pdf
PPT-UEU-Epidemiologi Gizi-Pertemuan-2-rev28032020 (1).pdf
AisyahGEmbhelz
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
HasriSasmita1
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - MasyarakatPanduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
HasriSasmita1
PPT POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT PHBS.pptx
PPT POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT PHBS.pptxPPT POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT PHBS.pptx
PPT POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT PHBS.pptx
Intan Patria
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahunpemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
Anonymous2x1IlfU8

Peran dokter gigi dalam tindak pidana

  • 2. Buku II KUHP Untuk menilai berat ringannya cedera, penyidik memerlukan bantuan tenaga medis Berkaitan dengan pasal dan sanksi hukum thd pelaku
  • 3. Penyidik dalam menangani kasus luka, keracunan atau mati Yang diduga karena tindak pidana Dapat meminta bantuan dokter ahli kehakiman, dokter atau ahli lainnya
  • 4. Dokter gigi sebagai ahli lainnya Dapat dimintai bantuannya untuk Memberikan bantuan kepada penyidik dan hakim dalam rangka pengungkapan kasus tindak pidana
  • 5. Supaya berat cedera dapat ditentukan secara akurat Vonis dijatuhkan secara adil Yang bersalah dapat dihukum sesuai perbuatannya Yang tidak bersalah dapat dibebaskan
  • 6. Merupakan kewajiban hukum Jika dilanggar: sanksi pidana 1. Ps. 224 KUHP: 9 bulan penjara 2. Ps. 216 KUHP: 4 bulan penjara
  • 7. Kasus cedera pada daerah mulut Kasus susila: penentuan umur Kasus cedera/keracunan dengan komplikasi penyakit gigi dan mulut Kasus identifikasi: Bencana massal, pembunuhan Kasus kedokteran olahraga: jenis kelamin
  • 8. Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan Pembuatan VeR bersama dokter Pembuatan surat keterangan ahli Pemberian kesaksian ahli di pengadilan Meyakinkan hakim mengenai TP yang terjadi
  • 9. Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana, kecuali dengan sekurangnya 2 ALAT BUKTI yang sah dia memperoleh KEYAKINAN bahwa benar terjadi Tindak Pidana dan benar terdakwalah yang bersalah melakukannya Sistim pembuktian negatif
  • 10. Alat bukti yang sah, adalah: 1. Keterangan saksi 2. Keterangan ahli * 3. Surat * 4. Petunjuk * 5. Keterangan terdakwa
  • 12. Disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan memerlukan ahli kedokteran gigi khusus, bukan hanya dokter gigi yang berkualifikasi dalam pengobatan
  • 13. Ahli Odontologi Forensik sangat sedikit sulit mendatangkannya Jika ada kasus dipanggil material pemeriksaan disimpan dan dikirim
  • 14. 1. Interpretasi jejas gigitan 2. Identitas korban: kasus individual dan bencana massal
  • 15. Bukti dental digunakan untuk mengidentifikasi pelaku suatu kejahatan yang meninggalkan bekas gigitan Penganiayaan anak Kejahatan seksual
  • 16. Pada bayi lokasi gigitan biasanya di lengan, tangan, bahu,pipi,bokong dan trunkus Pada kejahatan seksual : mamae dan puting susu
  • 17. Jejas gigitan tidak hanya terbentuk akibat gigi. Bibir dapat menyebabkan jejas jika terjadi hisapan yang kuat Jejas gigitan menggambarkan deretan gigi depan (6 gigi atas dan 6 gigi bawah bagian depan) Gigi seri dapat memberikan bantuan khusus ketika dia mencolok
  • 18. Gigitan manusia berbentuk oval yang dangkal Gigitan hewan berbentuk parabola/ U hilang karena proses abrasi hanya bertahan sampai penyembuhan kulit lengkap Jejas gigitan: abrasi, kemerahan, laserasi dan kombinasi
  • 19. Langkah pertama, jejas gigitan difoto dari beberapa sudut berbeda Langkah kedua adalah swab air liur di jejas gigitan lalu dikirim ke laboratorium serologi Langkah ketiga adalah membuat cetakan gigi di jejas gigitan
  • 20. Langkah keempat pengawetan area kulit yang meliputi daerah jejas gigitan dengan formalin untuk pemeriksaan selanjutnya Setelah beberapa hari periksa ulang jejas gigitan
  • 21. Pasien datang meminta pertolongan medis. Apakah dokter wajib lapor ke penyidik? Lihat pasal 108 KUHAP Pasien mengadu ke polisi, datang ke RS bersama polisi yang membawa SPV
  • 22. Pasien datang dengan membawa SPV tanpa diantar oleh penyidik. Keabsahan pasien sebagai barang bukti TP ? SPV datang terlambat. Pemeriksaan yang mana yang akan dimasukkan dalam VER? Ingat dokter takut pasal 322 KUHP
  • 23. Sebagai attending doctor (dokter klinik) - anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium - Pengobatan untuk kesembuhan pasien Sebagai assessing doctor (dokter forensik) - anamnesis, pemeriksaan forensik klinik, pemeriksaan penunjang - dalam rangka pembuatan VER dan saksi ahli
  • 24. Dokter Unit Gawat Darurat RS Dokter spesialis bukan forensik, yang merawat pasien Dokter gigi Dokter spesialis forensik (klinik) Lihat penjelasan pasal 133(1) KUHAP
  • 25. Anamnesis Riwayat kejadian WHAT, WHEN, WHERE, HOW, WHO Luka-luka / cedera Penyebab luka Pengobatan yang telah diterima Riwayat penyakit / cedera terdahulu
  • 26. Pemeriksaan terhadap adanya noda, bercak, kotoran, debu Pemeriksaan terhadap adanya robekan Pengumpulan barang bukti Pakaian dilepaskan untuk memeriksa tubuh secara keseluruhan Dokumentasi Dekskripsi tertulis Foto
  • 27. Menyeluruh (ujung rambut-ujung kaki) Pemeriksaan Umum: Kesadaran, nadi, tekanan darah, nutrisi, berat, tinggi, dll Jantung, paru, perut, anggota badan Pemeriksaan Khusus: Luka-luka Pemeriksaan lain: syaraf, radiologis, Lab, dll
  • 28. Deskripsi harus akurat dan menggunakan istilah yang tepat Gunakan bahasa yang dapat dimengerti Gunakan diagram tubuh untuk menggambarkan letak luka Foto bila perlu Analisa pola luka Pemeriksaan Laboratorium Pengambilan dan pengiriman sampel
  • 30. Dilakukan secara lengkap Untuk menentukan jenis luka, posisi, gambaran luka, ukuran Penentuan penyebab luka Kalau perlu dengan dokumentasi foto atau gambaran skematis
  • 31. Luka lecet: lecet geser, lecet tekan, jejas kuku, jejas gantung, jejas jerat Memar: memar, memar kacamata, jejas ban, jejas pukulan rotan Luka terbuka tajam: luka iris, bacok dan tusuk Luka terbuka tumpul Luka tembak Luka bakar
  • 32. Bagian tubuh yang terkena, posisi luka, sisi kanan atau kiri Ketinggian dari tumit: perkiraan posisi dan ketinggian pelaku Pelaku kidal/kinan Rekonstruksi penyerangan
  • 33. Luka tajam: dari ukuran luka dapat diperkirakan ukuran pisau, bermata satu/dua Luka tembak: dari ukuran luka dapat diperkirakan sudut tembakan, perkiraan jarak tembak Luka lecet tekan dan perdarahan tepi: gambaran permukaan benda, cetakan ukuran benda
  • 34. Memar: dari warna dapat ditentukan saat perlukaan Lecet akibat basa atau asam: dari pola lelehan dapat diketahui posisi korban saat penyerangan Luka percobaan bunuh diri: pergelangan tangan, leher dan perut Luka perlawanan (tangkis)
  • 35. Pasien rawat jalan: pada saat kontrol/ Masalah: jika berobat ke 2 tempat berbeda Pasien rawat inap: perkembangan dicatat selama perawatan. Masalah: dokter yang menangani banyak
  • 36. Luka derajat I: identik dengan penganiayaan ringan - pasal 352 KUHP: maks 3 bulan - Cedera tersebut tidak menyebabkan penyakit atau halangan daral menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian
  • 37. Luka derajat II: identik dengan penganiayaan Pasal 351 (1): maks 2 tahun 8 bulan Luka tersebut TELAH menyebabkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerajaan jabatan/pencaharian UNTUK SEMENTARA WAKTU
  • 38. Luka derajat III: identik dengan penganiayaan berat Pasal 351(2) KUHP Luka tersebut telah menyebabkan . (Pasal 90 KUHP)
  • 40. Dapat menunjukkan arah Dapat menunjukkan benda penyebab Dapat menunjukkan permukaan benda penyebab Dapat menunjukkan perkiraan Waktu kekerasan Dapat menunjukkan ciri pelaku: kidal/ kinan
  • 41. Dapat untuk memperkirakan waktu kekerasan: dari warnanya Dapat mrenunjukkan bentuk benda penyebab Letak: dapat menunjukkan aksi-reaksi korban dan pelaku (rekonstruksi)
  • 42. Dari bentuknya mungkin dapat menunjukkan kemungkinan benda penyebab Kadang dapat membantu rekonstruksi Efek luka umumnya berat dan mengundang banyak komplikasi
  • 43. Dokter klinik sering tidak memperhatikan perbedaannya Dampaknya besar secara hukum: menentukan senjata penyebab perlukaan Harus memperhatikan cerita kejadian dari pasiennya.
  • 44. Ketinggian pelaku Posisi pelaku pada saat penyerangan Kidal/kinan Kerokan kuku: golongan darah, DNA Kekerasan seksual: golongan darah dan DNA