際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
LEMAK KAKAO
DAN
PENGGANTINYA
Pendahuluan
Lemak kakao merupakan produk primer
pengolahan biji kakao
Lemak kakao merupakan salah satu lemak
spesial dan paling berharga dalam industri
konfeksioneri
Lemak kakao dihargai karena variasi asam
lemaknya yang sangat sederhana dan
kemampuannya dalam membentuk tekstur
produk
Oleh David Monniaux - Self-photographed, CC BY-SA 3.0,
https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=3139704
Bersifat padat dan stabil pada suhu ruang,
Mempunyai titik leleh yang tajam dan mendekati suhu
tubuh manusia,
Mempunyai sifat dapat dipatahkan (snap) apabila di-
tempering dengan benar.
Karakteristik Lemak Kakao
Karakteristik yang unik secara fisik maupun organoleptik
yang tidak dapat ditemukan pada lemak/minyak jenis lain
antara lain:
Karakter Lemak Kakao
Lemak kakao dimanfaatkan dalam industri konfeksioneri (cokelat)
karena kemampuannya membentuk tekstur yang khas dan fitur melt in
the mouth (leleh di dalam mulut)
Komposisi lemak kakao yang didominasi oleh asam lemak jenuh (stearat,
mp 69oC dan palmitat, mp 63oC), lemak kakao besifat padat dan stabil
pada suhu ruang. Asam lemak tidak jenuh berantai 1 (oleat) dalam
lemak kakao membuat titik leleh lemak kakao tidak terlalu tinggi.
Komposisi Lemak Kakao
Tiga asam lemak utama yaitu asam stearat (stearic acid-
C18:0, 33.3  37.4 %), asam oleat (oleic acid  C18:1, 32.9 
34.6%), asam palmitat (palmitic acid  C16:0, 24  25.8%)
dan sebagian kecil asam lemak lain seperti asam linoleat
(linoleaic acid C18:2), asam linolenat (linolenic acid 
C18:3), asam arachidat (arachidic acid  C20:0), dan asam
behenat (behenic acid  C22:0) (Podlaha et al., 1984:
Francis, 1999)
Asam stearat (stearic acid-C18:0)
Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=2839649
Oleh Jynto and Ben Mills - Derived from File:Caproic-acid-3D-balls.png.,
Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=11080927
Asam palmitat (palmitic acid  C16:0)
Oleh BartVL71 - Karya sendiri, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=4996751
Oleh Jynto and Ben Mills - Derived from File:Caproic-acid-3D-balls.png., Domain Publik,
https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=11080920
Asam oleat (oleic acid  C18:1)
Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=762580
Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=762620
Asam lenoleat (linoleaic acid C18:2)
Oleh Edgar181 di Wikipedia bahasa Inggris - Transferred from en.wikipedia to Commons.,
Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=1828429
Oleh Ben Mills - Karya sendiri,
Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=6843674
Asam lenolenat (linolenic acid  C18:3)
Oleh en:User:Edgar181 - en:Image:ALAnumbering.png, re-drawn in BKchem+perl+inkscape+vim,
Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=2961900
Asam arachidat (arachidic acid  C20)
Asam behenat (behenic acid  C22)
Tabel komposisi asam lemak (%) beberapa lemak kakao dari beberapa negara
Kandungan asam lemak pada lemak kakao ditentukan juga oleh
faktor iklim dan tempat tumbuh kakao (Chasairi dan Dimick, 1989).
Kakao yang ditanam di pada daerah bersuhu rendah cenderung
lebih lunak karena mempunyai kandungan asam lemak tidak jenuh
(oleat dan linoleat) yang lebih tinggi.
Iklim basah dengan intensitas hujan yang tinggi akan
menghasilkan lemak kakao dengan kandungan asam stearat dan
oleat yang dominan, sedangkan pada daerah kering dengan
intensitas cahaya matahari yang tinggi, akan menghasilkan lemak
kakao dengan kandungan asam palmitat yang lebih tinggi.
Perbedaan kandungan asam lemak menentukan kombinasi
trigliserida/triacylglycerol (TAG) dalam lemak kakao dan
menghasilkan variasi titik leleh lemak kakao secara
keseluruhan.
Lemak kakao dari Malaysia dan Indonesia mempunyai
karakteristik lemak yang keras dengan titik leleh tinggi
karena kandungan asam oleatnya yang lebih rendah,
lemak kakao dari Brazil yang mempunyai kandungan asam
oleat lebih tinggi sehingga mempunyai tekstur yang lebih
lunak (Chaiseri dan Dimick, 1989; Lipp dan Anklam, 1997)
TAG 1-palmitoyl-2-oleoyl-3-stearin (POSt) yang
merupakan kombinasi dari asam palmitat, oleat, dan
stearat yang mencakup sekitar 34,6-38,3% dari
lemak total
TAG 2-oleoyl distearin (StOSt), kombinasi asam
stearat dan oleat, mencakup sekitar 23,7-26,8%
TAG 2-oleoyl dipalmitin (POP), kombinasi asam
palmitat dan oleat, mencakup sekitar 13,8-16,4%
TAG utama lemak kakao
TAG POSt, StOSt, dan POP merupakan TAG yang mempunyai
titik leleh yang cukup berdekatan (35-41,7 oC). Hal ini
membuat lemak kakao dapat meleleh dengan cepat dan
sempurna pada suhu tubuh manusia (36,5-37,5 oC)
menghasilkan kesan mouthfeel yang baik dengan daya
pelepasan aaroma (flvour) yang optimum, kesan aftertaste
yang nyaman pada mulut (clean).
TAG-TAG lainnya adalah OOA, StOA, StOO, StStL, MOO,
POL, OOO, dan POO (A = Arachidat, L = Laurat, M = Miristat)
yang mempunyai titik leleh lebih rendah. Keseluruhan variasi
TAG ini membuat titik leleh maksimum lemak kakao antara
30 -36,3oC.
Praktisi Mengajar Teknologi Pengolahan Kakao Materi 1 Lemak Kakao dan Penggantinya.pdf
lemak kakao dalam industri konfeksioneri berbasis cokelat
merupakan bahan baku yang sangat penting dan tidak
tergantikan, namun karena pasokan biji kakao yang fluktuatif
dan volatilitas harga yang tinggi membuat pasokan lemak dan
bubuk kakao sering terganggu, sedangkan permintaan pada
produk kofeksioneri semakin meningkat maka dikembangkan
produk-produk subtitute dan alternative yang bertujuan untuk
menggantikan fungsi lemak kakao secara parsial maupun
keseluruhan dengan harga yang lebih murah dan pasokan yang
lebih kontinu.
Sistem klasifikasi dagang
Sistem klasifikasi
akademis dan riset
a. CBE (cocoa butter equivalents)
CBE merupakan lemak nabati yang mempunyai sifat fisik dan kimia mirip
dengan lemak kakao dan dapat dicampur dalam semua proporsi tanpa
mengubah karakteristik lemak kakao (kemampuan pengristalan, kemampuan
snap, dan ketajaman leleh serta pengontrolan proses tempering).
Perubahan titik leleh dengan penambahan CBE merupakan keuntungan yang
dikehendaki.
Sumber : turunan minyak sawit, Illipe butter, Shea butter (Vitellaria
paradoxa), Kokum butter (Garcinta indica), dan Sal fat (Shorea robusta),
lemak biji mangga karena mengandung asam lemak palmitat, stearat, dan
oleat .
Proses CBE = minyak/lemak diproses terlebih dahulu dengan proses
fraksinasiataupun interesterifikasi untuk mendapatkan TAG yang diinginkan
(POP, POSt, dan StOSt).
Merupakan lemak nonlaurat dan didominasi TAG POP, POSt,
dan StOSt;
Dapat tercampur sempurna dengan lemak kakao dan
kompatibel secara fisik;
Didapatkan dari proses pemurnian dan fraksinasi saja, bukan
didapatkan dari proses modifikasi susunan TAG-nya secara
enzimatis.
Berdasarkan European Community 200/36/EC (EC, 2000)
penggunaan CBE dalamproduk cokelat hanya dibatasi sampai 5%.
CBE yang digunakan juga harus memenuhi syarat-syarat tertentu
antara lain:
Cocoa butter extender (CBEx) dan cocoa butter improver (CBIs)
adalah subgrrup dari CBE, dimana istilah ini digunakan pada CBE
yang mempunyai fungsi untuk mengubah kekerasan lemak kakao.
Penggunaan CBE yang didominasi oleh TAG bertitik leleh tinggi
(StOSt) akan meningkatkan kekerasan lemak kakao sehingga cocok
untuk digunakan pada daerah beriklim panas.
CBE dengan TAG bertitik leleh rendah (POP, OOA, StOA, StOO,
StStL, MOO, POL, OOO, dan POO) akan menurunkan kekerasan
lemak kakao asal Asia dan Afrika yang bertekstur keras.
b. Cocoa Butter Replacer (CBR)
Cocoa Butter Replacer (CBR) didefinisikan sebagai grup lemak non
laurat yang mempunyai komposisi asam lemak yang mirip dengan lemak
kakao tapi memiliki susunan TAG yang berbeda (Lipp dan Anklam, 1997).
CBR hanya dapat diaplikasikan dalam jumlah proporsi kecil. Proporsi
CBR yang terlalu tinggi akan mengubah karakteristik lemak kakao.
TAG kombinasi asam lemak stearat, palmitat, oleat, arachidat, linoleat,
linolenat , behenat, dan elaidat dalam konfigurasi selain POP, StOSt,
dan POSt (msal PEP, PPE, StEE, PlinSt, StLinSt) yang memilliki titik leleh
tinggi.
Sumber : minyak kedelai, minyak rapeseed, minyak kapas, minyak kacang
tanah, dan palm oil.
c. Cocoa Butter Subtitute (CBS)
CBS merupakan penggolongan lemak nabati yang memiliki sifat fisik serupa
dengan lemak kakao tetapi memiliki komposisi kimia yang benar-benar
berbeda.
CBS dapat dicampur dengan lemak kakao dan hanya digunakan sebagai
pengganti total lemak kakao pada produk konfeksioneri.
CBS umumnya berasal dari minyak berbasis laurat minyak kelapa dan
minyak inti sawit dengan konfigurasi TAG LLL, LLM, LMM maupun dari
sumber lain dengan struktur TAG yang berbeda namun memiliki titik leleh
yang tinggi (Lipp dan Anklam, 1997; Lonchampt dan Hartel, 2004).
c. Cocoa Butter Subtitute (CBS)
CBS pada klasifikasi CBR merupakan golongan dari lemak nabati baik
berbasis laurat maupun nonlaurat yang hanya dapat dicampurkan
dengan lemak kakao pada proporsi yang terbatas.
Proporsi yang lebih tinggi akan menghasilkan campuran yang bersifat
eutectic. Pada beberapa jenis lemak ini, kadangkala proses tempering
tidak diperlukan untuk membentuk tekstur menyerupai lemak kakao (Lipp
dan Anklam, 1997; Lonchampt dan Hartel, 2004)
di Eropa, penggunaan produk CBS ini pada produk berbasis cokelat harus
disebuttkan sebagai bahan lain dalam komposisi produk (misal lemak inti
sawit). (EC, 2000; FSA, 2009).
d. Cocoa Butter Analog (CBAg)
CBAg merupakan bahan alternatif lemak kakao yang berbasis lemak hewani
yang memiliki fraksi padat lebih tinggi daripada lemak nabati.
Fraksi padat pada lemak hewani dihasilkan dari tingginya kandungan asam
lemak jenuhnya.
Bahan baku CBAg antara lain lemak babi, lemak sapi, lemak dari punuk unta
(Liu et al., 2007; Shekarchinades et al., 2009; Foorsell et al., 1992).
Pengembangan CBAg melibatkan proses transesterifikasi baik memlalui
proses kimia maupun enzimatis yang dilanjutkan dengan proses fraksinasi.
Secara umum CBAg mempunyai sifat yang hampir sama dengan CBE yang
dapat dicampur dengan lemak kakao dalam berbagai proporsi
Fenomena Eutectic
Ketika dua atau lebih lemak yang tidak kompatibel dicampurkan dalam
satu sistem, campuran tersebut dapat memilki titik leleh yang jauh lebih
rendah daripada titik leleh satu atau dua lemak penyusunnya.
Fenomena ini dikenal dengan istilah eutectic.
Pada lemak kakao, pencampuran lemak/minyak yang tidak kompatibel
justru dapat menghasilkan lemak yang terlalu lunak dan kehilangan
kemampuan untuk di-tempering.
Dalam pengembangan produk alternatiflemak kakao, sifat ini menjadi
indikator uji yang penting karena menunjukkan kompatibilitas suatu
lemak/minyak dengan lemak kakao
Fenomena Fat Blooming
Fat Blooming merupakan fenomena munculnya formasi kristal
lemak yang berbeda pada suatu sistem campuran lemak yang
homogen.
Munculnya fat bloom dalam suatu campuran lemak dapat
hanya berupa formasi kristal keputih-utihan berbentuk
lapisan tipis, becak-bercak kristal ataupun munculnya struktur
kristal yang heterogen dalam satu sistem campuran.
Pada penggunaan alternatif lemak kakao pada produk
konfeksioneri, fenomena ini merupakan hal yang harus
diperhatikan.
Fenomena Fat Blooming
Komposisi Bahan, fenomena fat blooming dapat disebabkan oleh penggunaan
bahan lemak yang tidak kompatibel dalam satu sistem.
Efek Pemrosesan yaitu proses tempering yang tidak tepat akan menghasilkan
fat bloom. Lonchampt dan Hartel (2004) menjelaskan bahwa kristal 硫 yang
terbentuk pada saat tempering setidaknya mencapai 2- 5% dari jumlah lemak
yang digunakan.
Penyimpanan produk berbahan lemak kakao pada temperatur yang tidak
sesuai juga berpotensi menghasilkan fat bloom. Suhu tinggi lebih dari 32oC
harus dihindari karena dapat memicu proses tempering ulang yang tidak
terkontrol. Suhu rendah (<18oC) merupakan kondisi yang optimal dalam
menekan fat bloom.
Menurut Lonchampt dan Hartel (2004) terdapat tiga faktor utama yang
menyebabkab terjadinya fat blooming :
Rekayasa Produk Cocoa Butter Alternatives (CBA)
Karakteristik fisik alami lemak/minyak pada suhu ruang
Komposisi asam lemak penyusun
Kombinasi TAG dalam lemak/minyak
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan pemilihan bahan baku
terkait kapabilitas suatu bahan dan kerumitan proses
pengolahannya, antara lain:
Fraksi padat menunjukkan komposisi asam lemak nya
didominasi oleh asam lemak berantai jenuh (asam
elaidat,laurat, miristat, palmitat, stearat, arachidat, dan
behenat).
Fraksi cair menunjukkan komposisi asam lemaknya didominasi
oleh asam lemak tidak jenuh (oleat, linoleat, linolenat, dan
lain-lain).
a. Karakteristik fisik alami lemak/minyak pada suhu ruang
Komposisi merupakan indikator penting dalam pemilihan
bahan baku alterbnatif lemak kakao.
Lemak/minyak dengan asam lemak yang didominasi oleh
asam lemak palmitat, oleat, dan stearat potensial untuk
digunakan sebagai bahan baku CBE
b. Komposisi asam lemak penyusun
Kombinasi TAG POP, POS, san StOSt cocok sebagai CBE
dengan hanya melibatkan proses fraksinasi.
Lemak yang tersusun oleh kombnasi TAG yang berbeda perlu
melalui proses yang lebih rumit, seperti modifikasi asam
lemak (hidrogenasi) dan susunan TAG (interesterifikasi) baik
secara kimiawi maupun enzimatis.
c. Kombinasi TAG dalam lemak/minyak
Lemak merupakan bahan yang potensial digunakan sebagai bahan
baku CBE, CBS, dan CBR (menurut klasifikasi CBA) dengan melalui
proses fraksinasi dan/atau interesterifikasi.
Sedangkan minyak juga dapat digunakan sebagai bahan baku CBE
dan CBR melalui proses hidrogenasi, fraksinasi bertingkat serta
proses interesterifikasi.
Fraksinasi
Fraksinasi merupakan pemisahan fraksi lemak/minyak secara fisika
berdasarkan titik leleh dan/atau kelarutannya, baik menggunakan
metode pengatuan suhu (dry fractionation) penggunaan bahan aditif
detergen (lanza fractionation) atau dengan penggunaan pelarut
(solvent fractionation) .
Lemak/minyak dengan komposisi TAG yang mirip dengan lemak
kakao dapat dipisahkan dengan fraksinasi sederhana, namun
lemak/minyak yang berbeda komposisinya memerlukan proses
fraksinasi yang lebih rumit.
Hidrogenasi
Hidrogenasi merupakan rekayasa asam lemak secara kimia yang
bertujuan untuk mengubah struktur ikatan ganda pada asam lemak
menjadi rantai jenuh dengan penambahan hidrogen menggunakan
katalis Nikel.
Interestrifikasi
Interestrifikasi merupakan proses modifikasi komposisi TAG dengan
cara menukar asam lemak dalam satu TAG dengan asam lemak lain
dari TAG lain yang dilakukan secara kimiawi maupun enzimatis.
Interestrifikasi secara kimiawi mengacu pada penukaran asam llemak
antar-TAG secara acak.
Sedang Interestrifikasi secara enzimatis mengggunakan enzim
(golongan lipase) yang mampu secara spesifik menghidrolisi ikatan
dan menukar asam lemak dalam TAG sehingga rendemen yang
dihasilkan tinggi.
Kompatibilitas merupakan salah satu indikator uji dalam pengembangan
produk alternatif lemak kakao. Bebrapa instrumen uji yang dapat
digunakan untuk mengetahui kompatibilitas suatu lemak dengan lemak
kakao antara lain Differential Scanning Calorimeter (DSC), Nuclear
Magnetic Resonance (NMR), Texture Analyzer dan X-Ray Diffractometer
(XRD).
DSC merupakan instrumen yang paling populer dalam analisa
kompatibilitas alternatif lemak kakao yang bekerja dengan merekam laju
perpindahan energi (panas) yang terjadi antara sampel dengan lingkungan
analisis ketika terjadi kenaikan /penurunan suhu yang terkontrol.
Kompatibilitas
alternatif lemak kakao
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Praktisi Mengajar Teknologi Pengolahan Kakao Materi 1 Lemak Kakao dan Penggantinya.pdf (11)

Bio ethanol
Bio ethanolBio ethanol
Bio ethanol
Iwan Saputra
Lemak final
Lemak finalLemak final
Lemak final
21 Memento
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
Ernalia Rosita
margarin dari minyak kelapa sawit
margarin dari minyak kelapa sawitmargarin dari minyak kelapa sawit
margarin dari minyak kelapa sawit
FAJRUL MUBAROK
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTALKRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
AtikaYahdiyaniIkhsan
artikel ilmiah
artikel ilmiahartikel ilmiah
artikel ilmiah
shintia putri
artikel ilmiah
artikel ilmiahartikel ilmiah
artikel ilmiah
shintia putri
A1 c112031 artikel
A1 c112031 artikelA1 c112031 artikel
A1 c112031 artikel
shintia putri
SAWIT 4.ppt
SAWIT 4.pptSAWIT 4.ppt
SAWIT 4.ppt
LABPTB
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Puspipita Dewi
Makalah kimia tentang pengolahan minyak bumi
Makalah kimia tentang pengolahan minyak bumiMakalah kimia tentang pengolahan minyak bumi
Makalah kimia tentang pengolahan minyak bumi
gis nargis
Lemak final
Lemak finalLemak final
Lemak final
21 Memento
margarin dari minyak kelapa sawit
margarin dari minyak kelapa sawitmargarin dari minyak kelapa sawit
margarin dari minyak kelapa sawit
FAJRUL MUBAROK
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTALKRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
AtikaYahdiyaniIkhsan
A1 c112031 artikel
A1 c112031 artikelA1 c112031 artikel
A1 c112031 artikel
shintia putri
SAWIT 4.ppt
SAWIT 4.pptSAWIT 4.ppt
SAWIT 4.ppt
LABPTB
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Puspipita Dewi
Makalah kimia tentang pengolahan minyak bumi
Makalah kimia tentang pengolahan minyak bumiMakalah kimia tentang pengolahan minyak bumi
Makalah kimia tentang pengolahan minyak bumi
gis nargis

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKASOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
azizwidyamukti02
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
SofyanSkmspd
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsLembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Ainul Yaqin
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Dadang Solihin
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Murad Maulana
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdfKUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
PT. DUTA MEDIA PRESS
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
pinkypurpss
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptxSAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
Baharin Salleh
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptxPRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
NurulIlyas3
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdfBRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKASOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
azizwidyamukti02
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
SofyanSkmspd
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsLembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Ainul Yaqin
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Dadang Solihin
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Murad Maulana
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdfKUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
PT. DUTA MEDIA PRESS
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
pinkypurpss
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptxSAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
Baharin Salleh
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptxPRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
NurulIlyas3
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdfBRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah

Praktisi Mengajar Teknologi Pengolahan Kakao Materi 1 Lemak Kakao dan Penggantinya.pdf

  • 2. Pendahuluan Lemak kakao merupakan produk primer pengolahan biji kakao Lemak kakao merupakan salah satu lemak spesial dan paling berharga dalam industri konfeksioneri Lemak kakao dihargai karena variasi asam lemaknya yang sangat sederhana dan kemampuannya dalam membentuk tekstur produk Oleh David Monniaux - Self-photographed, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=3139704
  • 3. Bersifat padat dan stabil pada suhu ruang, Mempunyai titik leleh yang tajam dan mendekati suhu tubuh manusia, Mempunyai sifat dapat dipatahkan (snap) apabila di- tempering dengan benar. Karakteristik Lemak Kakao Karakteristik yang unik secara fisik maupun organoleptik yang tidak dapat ditemukan pada lemak/minyak jenis lain antara lain:
  • 4. Karakter Lemak Kakao Lemak kakao dimanfaatkan dalam industri konfeksioneri (cokelat) karena kemampuannya membentuk tekstur yang khas dan fitur melt in the mouth (leleh di dalam mulut) Komposisi lemak kakao yang didominasi oleh asam lemak jenuh (stearat, mp 69oC dan palmitat, mp 63oC), lemak kakao besifat padat dan stabil pada suhu ruang. Asam lemak tidak jenuh berantai 1 (oleat) dalam lemak kakao membuat titik leleh lemak kakao tidak terlalu tinggi.
  • 5. Komposisi Lemak Kakao Tiga asam lemak utama yaitu asam stearat (stearic acid- C18:0, 33.3 37.4 %), asam oleat (oleic acid C18:1, 32.9 34.6%), asam palmitat (palmitic acid C16:0, 24 25.8%) dan sebagian kecil asam lemak lain seperti asam linoleat (linoleaic acid C18:2), asam linolenat (linolenic acid C18:3), asam arachidat (arachidic acid C20:0), dan asam behenat (behenic acid C22:0) (Podlaha et al., 1984: Francis, 1999)
  • 6. Asam stearat (stearic acid-C18:0) Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=2839649 Oleh Jynto and Ben Mills - Derived from File:Caproic-acid-3D-balls.png., Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=11080927
  • 7. Asam palmitat (palmitic acid C16:0) Oleh BartVL71 - Karya sendiri, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=4996751 Oleh Jynto and Ben Mills - Derived from File:Caproic-acid-3D-balls.png., Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=11080920
  • 8. Asam oleat (oleic acid C18:1) Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=762580 Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=762620
  • 9. Asam lenoleat (linoleaic acid C18:2) Oleh Edgar181 di Wikipedia bahasa Inggris - Transferred from en.wikipedia to Commons., Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=1828429 Oleh Ben Mills - Karya sendiri, Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=6843674
  • 10. Asam lenolenat (linolenic acid C18:3) Oleh en:User:Edgar181 - en:Image:ALAnumbering.png, re-drawn in BKchem+perl+inkscape+vim, Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=2961900
  • 13. Tabel komposisi asam lemak (%) beberapa lemak kakao dari beberapa negara
  • 14. Kandungan asam lemak pada lemak kakao ditentukan juga oleh faktor iklim dan tempat tumbuh kakao (Chasairi dan Dimick, 1989). Kakao yang ditanam di pada daerah bersuhu rendah cenderung lebih lunak karena mempunyai kandungan asam lemak tidak jenuh (oleat dan linoleat) yang lebih tinggi. Iklim basah dengan intensitas hujan yang tinggi akan menghasilkan lemak kakao dengan kandungan asam stearat dan oleat yang dominan, sedangkan pada daerah kering dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi, akan menghasilkan lemak kakao dengan kandungan asam palmitat yang lebih tinggi.
  • 15. Perbedaan kandungan asam lemak menentukan kombinasi trigliserida/triacylglycerol (TAG) dalam lemak kakao dan menghasilkan variasi titik leleh lemak kakao secara keseluruhan. Lemak kakao dari Malaysia dan Indonesia mempunyai karakteristik lemak yang keras dengan titik leleh tinggi karena kandungan asam oleatnya yang lebih rendah, lemak kakao dari Brazil yang mempunyai kandungan asam oleat lebih tinggi sehingga mempunyai tekstur yang lebih lunak (Chaiseri dan Dimick, 1989; Lipp dan Anklam, 1997)
  • 16. TAG 1-palmitoyl-2-oleoyl-3-stearin (POSt) yang merupakan kombinasi dari asam palmitat, oleat, dan stearat yang mencakup sekitar 34,6-38,3% dari lemak total TAG 2-oleoyl distearin (StOSt), kombinasi asam stearat dan oleat, mencakup sekitar 23,7-26,8% TAG 2-oleoyl dipalmitin (POP), kombinasi asam palmitat dan oleat, mencakup sekitar 13,8-16,4% TAG utama lemak kakao
  • 17. TAG POSt, StOSt, dan POP merupakan TAG yang mempunyai titik leleh yang cukup berdekatan (35-41,7 oC). Hal ini membuat lemak kakao dapat meleleh dengan cepat dan sempurna pada suhu tubuh manusia (36,5-37,5 oC) menghasilkan kesan mouthfeel yang baik dengan daya pelepasan aaroma (flvour) yang optimum, kesan aftertaste yang nyaman pada mulut (clean). TAG-TAG lainnya adalah OOA, StOA, StOO, StStL, MOO, POL, OOO, dan POO (A = Arachidat, L = Laurat, M = Miristat) yang mempunyai titik leleh lebih rendah. Keseluruhan variasi TAG ini membuat titik leleh maksimum lemak kakao antara 30 -36,3oC.
  • 19. lemak kakao dalam industri konfeksioneri berbasis cokelat merupakan bahan baku yang sangat penting dan tidak tergantikan, namun karena pasokan biji kakao yang fluktuatif dan volatilitas harga yang tinggi membuat pasokan lemak dan bubuk kakao sering terganggu, sedangkan permintaan pada produk kofeksioneri semakin meningkat maka dikembangkan produk-produk subtitute dan alternative yang bertujuan untuk menggantikan fungsi lemak kakao secara parsial maupun keseluruhan dengan harga yang lebih murah dan pasokan yang lebih kontinu.
  • 20. Sistem klasifikasi dagang Sistem klasifikasi akademis dan riset
  • 21. a. CBE (cocoa butter equivalents) CBE merupakan lemak nabati yang mempunyai sifat fisik dan kimia mirip dengan lemak kakao dan dapat dicampur dalam semua proporsi tanpa mengubah karakteristik lemak kakao (kemampuan pengristalan, kemampuan snap, dan ketajaman leleh serta pengontrolan proses tempering). Perubahan titik leleh dengan penambahan CBE merupakan keuntungan yang dikehendaki. Sumber : turunan minyak sawit, Illipe butter, Shea butter (Vitellaria paradoxa), Kokum butter (Garcinta indica), dan Sal fat (Shorea robusta), lemak biji mangga karena mengandung asam lemak palmitat, stearat, dan oleat . Proses CBE = minyak/lemak diproses terlebih dahulu dengan proses fraksinasiataupun interesterifikasi untuk mendapatkan TAG yang diinginkan (POP, POSt, dan StOSt).
  • 22. Merupakan lemak nonlaurat dan didominasi TAG POP, POSt, dan StOSt; Dapat tercampur sempurna dengan lemak kakao dan kompatibel secara fisik; Didapatkan dari proses pemurnian dan fraksinasi saja, bukan didapatkan dari proses modifikasi susunan TAG-nya secara enzimatis. Berdasarkan European Community 200/36/EC (EC, 2000) penggunaan CBE dalamproduk cokelat hanya dibatasi sampai 5%. CBE yang digunakan juga harus memenuhi syarat-syarat tertentu antara lain:
  • 23. Cocoa butter extender (CBEx) dan cocoa butter improver (CBIs) adalah subgrrup dari CBE, dimana istilah ini digunakan pada CBE yang mempunyai fungsi untuk mengubah kekerasan lemak kakao. Penggunaan CBE yang didominasi oleh TAG bertitik leleh tinggi (StOSt) akan meningkatkan kekerasan lemak kakao sehingga cocok untuk digunakan pada daerah beriklim panas. CBE dengan TAG bertitik leleh rendah (POP, OOA, StOA, StOO, StStL, MOO, POL, OOO, dan POO) akan menurunkan kekerasan lemak kakao asal Asia dan Afrika yang bertekstur keras.
  • 24. b. Cocoa Butter Replacer (CBR) Cocoa Butter Replacer (CBR) didefinisikan sebagai grup lemak non laurat yang mempunyai komposisi asam lemak yang mirip dengan lemak kakao tapi memiliki susunan TAG yang berbeda (Lipp dan Anklam, 1997). CBR hanya dapat diaplikasikan dalam jumlah proporsi kecil. Proporsi CBR yang terlalu tinggi akan mengubah karakteristik lemak kakao. TAG kombinasi asam lemak stearat, palmitat, oleat, arachidat, linoleat, linolenat , behenat, dan elaidat dalam konfigurasi selain POP, StOSt, dan POSt (msal PEP, PPE, StEE, PlinSt, StLinSt) yang memilliki titik leleh tinggi. Sumber : minyak kedelai, minyak rapeseed, minyak kapas, minyak kacang tanah, dan palm oil.
  • 25. c. Cocoa Butter Subtitute (CBS) CBS merupakan penggolongan lemak nabati yang memiliki sifat fisik serupa dengan lemak kakao tetapi memiliki komposisi kimia yang benar-benar berbeda. CBS dapat dicampur dengan lemak kakao dan hanya digunakan sebagai pengganti total lemak kakao pada produk konfeksioneri. CBS umumnya berasal dari minyak berbasis laurat minyak kelapa dan minyak inti sawit dengan konfigurasi TAG LLL, LLM, LMM maupun dari sumber lain dengan struktur TAG yang berbeda namun memiliki titik leleh yang tinggi (Lipp dan Anklam, 1997; Lonchampt dan Hartel, 2004).
  • 26. c. Cocoa Butter Subtitute (CBS) CBS pada klasifikasi CBR merupakan golongan dari lemak nabati baik berbasis laurat maupun nonlaurat yang hanya dapat dicampurkan dengan lemak kakao pada proporsi yang terbatas. Proporsi yang lebih tinggi akan menghasilkan campuran yang bersifat eutectic. Pada beberapa jenis lemak ini, kadangkala proses tempering tidak diperlukan untuk membentuk tekstur menyerupai lemak kakao (Lipp dan Anklam, 1997; Lonchampt dan Hartel, 2004) di Eropa, penggunaan produk CBS ini pada produk berbasis cokelat harus disebuttkan sebagai bahan lain dalam komposisi produk (misal lemak inti sawit). (EC, 2000; FSA, 2009).
  • 27. d. Cocoa Butter Analog (CBAg) CBAg merupakan bahan alternatif lemak kakao yang berbasis lemak hewani yang memiliki fraksi padat lebih tinggi daripada lemak nabati. Fraksi padat pada lemak hewani dihasilkan dari tingginya kandungan asam lemak jenuhnya. Bahan baku CBAg antara lain lemak babi, lemak sapi, lemak dari punuk unta (Liu et al., 2007; Shekarchinades et al., 2009; Foorsell et al., 1992). Pengembangan CBAg melibatkan proses transesterifikasi baik memlalui proses kimia maupun enzimatis yang dilanjutkan dengan proses fraksinasi. Secara umum CBAg mempunyai sifat yang hampir sama dengan CBE yang dapat dicampur dengan lemak kakao dalam berbagai proporsi
  • 28. Fenomena Eutectic Ketika dua atau lebih lemak yang tidak kompatibel dicampurkan dalam satu sistem, campuran tersebut dapat memilki titik leleh yang jauh lebih rendah daripada titik leleh satu atau dua lemak penyusunnya. Fenomena ini dikenal dengan istilah eutectic. Pada lemak kakao, pencampuran lemak/minyak yang tidak kompatibel justru dapat menghasilkan lemak yang terlalu lunak dan kehilangan kemampuan untuk di-tempering. Dalam pengembangan produk alternatiflemak kakao, sifat ini menjadi indikator uji yang penting karena menunjukkan kompatibilitas suatu lemak/minyak dengan lemak kakao
  • 29. Fenomena Fat Blooming Fat Blooming merupakan fenomena munculnya formasi kristal lemak yang berbeda pada suatu sistem campuran lemak yang homogen. Munculnya fat bloom dalam suatu campuran lemak dapat hanya berupa formasi kristal keputih-utihan berbentuk lapisan tipis, becak-bercak kristal ataupun munculnya struktur kristal yang heterogen dalam satu sistem campuran. Pada penggunaan alternatif lemak kakao pada produk konfeksioneri, fenomena ini merupakan hal yang harus diperhatikan.
  • 30. Fenomena Fat Blooming Komposisi Bahan, fenomena fat blooming dapat disebabkan oleh penggunaan bahan lemak yang tidak kompatibel dalam satu sistem. Efek Pemrosesan yaitu proses tempering yang tidak tepat akan menghasilkan fat bloom. Lonchampt dan Hartel (2004) menjelaskan bahwa kristal 硫 yang terbentuk pada saat tempering setidaknya mencapai 2- 5% dari jumlah lemak yang digunakan. Penyimpanan produk berbahan lemak kakao pada temperatur yang tidak sesuai juga berpotensi menghasilkan fat bloom. Suhu tinggi lebih dari 32oC harus dihindari karena dapat memicu proses tempering ulang yang tidak terkontrol. Suhu rendah (<18oC) merupakan kondisi yang optimal dalam menekan fat bloom. Menurut Lonchampt dan Hartel (2004) terdapat tiga faktor utama yang menyebabkab terjadinya fat blooming :
  • 31. Rekayasa Produk Cocoa Butter Alternatives (CBA) Karakteristik fisik alami lemak/minyak pada suhu ruang Komposisi asam lemak penyusun Kombinasi TAG dalam lemak/minyak Beberapa hal yang menjadi pertimbangan pemilihan bahan baku terkait kapabilitas suatu bahan dan kerumitan proses pengolahannya, antara lain:
  • 32. Fraksi padat menunjukkan komposisi asam lemak nya didominasi oleh asam lemak berantai jenuh (asam elaidat,laurat, miristat, palmitat, stearat, arachidat, dan behenat). Fraksi cair menunjukkan komposisi asam lemaknya didominasi oleh asam lemak tidak jenuh (oleat, linoleat, linolenat, dan lain-lain). a. Karakteristik fisik alami lemak/minyak pada suhu ruang
  • 33. Komposisi merupakan indikator penting dalam pemilihan bahan baku alterbnatif lemak kakao. Lemak/minyak dengan asam lemak yang didominasi oleh asam lemak palmitat, oleat, dan stearat potensial untuk digunakan sebagai bahan baku CBE b. Komposisi asam lemak penyusun
  • 34. Kombinasi TAG POP, POS, san StOSt cocok sebagai CBE dengan hanya melibatkan proses fraksinasi. Lemak yang tersusun oleh kombnasi TAG yang berbeda perlu melalui proses yang lebih rumit, seperti modifikasi asam lemak (hidrogenasi) dan susunan TAG (interesterifikasi) baik secara kimiawi maupun enzimatis. c. Kombinasi TAG dalam lemak/minyak
  • 35. Lemak merupakan bahan yang potensial digunakan sebagai bahan baku CBE, CBS, dan CBR (menurut klasifikasi CBA) dengan melalui proses fraksinasi dan/atau interesterifikasi. Sedangkan minyak juga dapat digunakan sebagai bahan baku CBE dan CBR melalui proses hidrogenasi, fraksinasi bertingkat serta proses interesterifikasi.
  • 36. Fraksinasi Fraksinasi merupakan pemisahan fraksi lemak/minyak secara fisika berdasarkan titik leleh dan/atau kelarutannya, baik menggunakan metode pengatuan suhu (dry fractionation) penggunaan bahan aditif detergen (lanza fractionation) atau dengan penggunaan pelarut (solvent fractionation) . Lemak/minyak dengan komposisi TAG yang mirip dengan lemak kakao dapat dipisahkan dengan fraksinasi sederhana, namun lemak/minyak yang berbeda komposisinya memerlukan proses fraksinasi yang lebih rumit.
  • 37. Hidrogenasi Hidrogenasi merupakan rekayasa asam lemak secara kimia yang bertujuan untuk mengubah struktur ikatan ganda pada asam lemak menjadi rantai jenuh dengan penambahan hidrogen menggunakan katalis Nikel.
  • 38. Interestrifikasi Interestrifikasi merupakan proses modifikasi komposisi TAG dengan cara menukar asam lemak dalam satu TAG dengan asam lemak lain dari TAG lain yang dilakukan secara kimiawi maupun enzimatis. Interestrifikasi secara kimiawi mengacu pada penukaran asam llemak antar-TAG secara acak. Sedang Interestrifikasi secara enzimatis mengggunakan enzim (golongan lipase) yang mampu secara spesifik menghidrolisi ikatan dan menukar asam lemak dalam TAG sehingga rendemen yang dihasilkan tinggi.
  • 39. Kompatibilitas merupakan salah satu indikator uji dalam pengembangan produk alternatif lemak kakao. Bebrapa instrumen uji yang dapat digunakan untuk mengetahui kompatibilitas suatu lemak dengan lemak kakao antara lain Differential Scanning Calorimeter (DSC), Nuclear Magnetic Resonance (NMR), Texture Analyzer dan X-Ray Diffractometer (XRD). DSC merupakan instrumen yang paling populer dalam analisa kompatibilitas alternatif lemak kakao yang bekerja dengan merekam laju perpindahan energi (panas) yang terjadi antara sampel dengan lingkungan analisis ketika terjadi kenaikan /penurunan suhu yang terkontrol. Kompatibilitas alternatif lemak kakao