Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...Warung Bidan
Ìý
Teks tersebut membahas tentang pemeriksaan yang dilakukan terhadap ibu bersalin untuk mengetahui kondisi kesehatannya, meliputi pemeriksaan umum, khusus, dan penunjang. Pemeriksaan umum melihat kondisi umum, vital, dan status presentasi ibu. Pemeriksaan khusus menilai kondisi janin dan persalinan ibu melalui pengukuran TFU, palpasi, dan pemeriksaan dalam. Pemeriksaan penunjang digunak
Retensio plasenta adalah kondisi dimana plasenta tidak lahir setelah 30 menit setelah bayi lahir. Penyebabnya meliputi atonia uteri, kontraksi rahim yang tidak normal, plasenta yang menempel terlalu erat, dan kelainan bentuk plasenta. Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menyebabkan perdarahan berlebihan dan infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi nifas, termasuk penyebabnya (ekstogen, autogen, endogen), jenis mikroba penyebabnya, faktor risiko, gejala, pencegahannya selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Pencegahan meliputi sterilisasi peralatan, higiene, isolasi pasien, dan pengobatan seperti antibiotik dan perawatan lain sesuai komplikasinya.
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, gejala, faktor penyebab, penatalaksanaan, pencegahan, dan konsep dasar asuhan keperawatan pada klien post partum dengan komplikasi blues. Beberapa poin penting adalah blues post partum adalah depresi ringan sementara setelah melahirkan yang berlangsung 3-7 hari, didukung dengan komunikasi terapeutik dan dukungan keluarga, serta skrining dengan EPDS untuk mencegah ganggu
Teks tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada masa nifas, termasuk konsep dasar nifas fisiologis, perubahan yang terjadi pada organ reproduksi wanita, tujuan asuhan masa nifas, program kunjungan, dan perawatan masa nifas seperti diet, laktasi, dan cuti hamil dan bersalin.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen distosia bahu pada persalinan, termasuk faktor risiko, gejala, dan berbagai manuver manual untuk melahirkan bahu bayi seperti manuver McRoberts, manuver anterior disimpaction, manuver "corkscrew", dan ekstraksi vakum. Dokumen juga menjelaskan indikasi dan teknik pelaksanaan ekstraksi vakum.
Gawat janin merupakan kondisi yang membahayakan bagi ibu dan janin yang disebabkan oleh hipoksia. Diagnosis dapat dilakukan melalui pengenalan tanda klinis, mekoneum hijau kental, pemantauan denyut jantung janin, atau pemeriksaan pH darah janin. Penting bagi tenaga medis untuk memahami dan menangani pasien sesuai prosedur standar.
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui retakan kulit puting susu dan menyebabkan sumbatan pada saluran susu. Gejalanya berupa payudara yang hangat, bengkak, dan nyeri terutama saat menyusui. Pencegahannya meliputi menjaga kebersihan diri dan memastikan bayi menyusu dengan posisi yang benar.
Klien berkonsultasi dengan bidan mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya. Bidan menjelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntik, pil, implan, kondom dan IUD beserta keuntungan dan kerugiannya. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, klien memutuskan untuk menggunakan IUD karena cocok untuk jangka panjang. Klien kemudian meminta saran mengenai waktu pemasangan
Bayi laki-laki berusia 11 hari bernama K mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 setelah pemeriksaan menunjukkan kondisinya sehat. Ibunya diberi penjelasan manfaat imunisasi dan disarankan memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur plasenta manual yang dilakukan bidan untuk mengeluarkan plasenta dari kavum uteri secara manual setelah persalinan. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi persiapan pasien dan peralatan, teknik memasukkan tangan secara obstetrik ke dalam kavum uteri, pelepasan dan pengeluaran plasenta secara hati-hati, serta pengecekan keutuhan plasenta dan keada
Plasenta previa merupakan kondisi dimana plasenta berimplantasi di bagian bawah rahim, menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan antepartum yang berulang. Diagnosis didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Penatalaksanaannya meliputi persalinan per vaginam, persalinan per abdominal, atau penanganan secara ekspektatif. Plasenta previa berisiko
Dokumen ini membahas persiapan menjadi orang tua, termasuk persiapan fisik, psikologis, dan finansial. Persiapan fisik meliputi kesehatan calon ibu dan ayah, sedangkan persiapan psikologis melibatkan penerimaan dan persiapan menjadi orang tua. Persiapan finansial membutuhkan perencanaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan anak.
PEMERIKSAAN FISIK :
1. KONSEP DASAR PEMERIKSAAN FISIK
2. PEMERIKSAAN FISIK PER SISTEM
3. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
4. PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN BALITA
5. 6 KESADRAN YANG TERJADI PADA BAYI NORMAL
6. APGAR SCORE
Perdarahan post partum adalah perdarahan melebihi 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir.
Klasifikasi perdarahan post partum terbagi atas 2 :
Perdarahan post partum primer/dini (early postpartum hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam pertama, dan Perdarahan post partum sekunder/lambat (late postpartum hemorrhage)
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen distosia bahu pada persalinan, termasuk faktor risiko, gejala, dan berbagai manuver manual untuk melahirkan bahu bayi seperti manuver McRoberts, manuver anterior disimpaction, manuver "corkscrew", dan ekstraksi vakum. Dokumen juga menjelaskan indikasi dan teknik pelaksanaan ekstraksi vakum.
Gawat janin merupakan kondisi yang membahayakan bagi ibu dan janin yang disebabkan oleh hipoksia. Diagnosis dapat dilakukan melalui pengenalan tanda klinis, mekoneum hijau kental, pemantauan denyut jantung janin, atau pemeriksaan pH darah janin. Penting bagi tenaga medis untuk memahami dan menangani pasien sesuai prosedur standar.
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui retakan kulit puting susu dan menyebabkan sumbatan pada saluran susu. Gejalanya berupa payudara yang hangat, bengkak, dan nyeri terutama saat menyusui. Pencegahannya meliputi menjaga kebersihan diri dan memastikan bayi menyusu dengan posisi yang benar.
Klien berkonsultasi dengan bidan mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya. Bidan menjelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntik, pil, implan, kondom dan IUD beserta keuntungan dan kerugiannya. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, klien memutuskan untuk menggunakan IUD karena cocok untuk jangka panjang. Klien kemudian meminta saran mengenai waktu pemasangan
Bayi laki-laki berusia 11 hari bernama K mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 setelah pemeriksaan menunjukkan kondisinya sehat. Ibunya diberi penjelasan manfaat imunisasi dan disarankan memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur plasenta manual yang dilakukan bidan untuk mengeluarkan plasenta dari kavum uteri secara manual setelah persalinan. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi persiapan pasien dan peralatan, teknik memasukkan tangan secara obstetrik ke dalam kavum uteri, pelepasan dan pengeluaran plasenta secara hati-hati, serta pengecekan keutuhan plasenta dan keada
Plasenta previa merupakan kondisi dimana plasenta berimplantasi di bagian bawah rahim, menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan antepartum yang berulang. Diagnosis didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Penatalaksanaannya meliputi persalinan per vaginam, persalinan per abdominal, atau penanganan secara ekspektatif. Plasenta previa berisiko
Dokumen ini membahas persiapan menjadi orang tua, termasuk persiapan fisik, psikologis, dan finansial. Persiapan fisik meliputi kesehatan calon ibu dan ayah, sedangkan persiapan psikologis melibatkan penerimaan dan persiapan menjadi orang tua. Persiapan finansial membutuhkan perencanaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan anak.
PEMERIKSAAN FISIK :
1. KONSEP DASAR PEMERIKSAAN FISIK
2. PEMERIKSAAN FISIK PER SISTEM
3. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
4. PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN BALITA
5. 6 KESADRAN YANG TERJADI PADA BAYI NORMAL
6. APGAR SCORE
Perdarahan post partum adalah perdarahan melebihi 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir.
Klasifikasi perdarahan post partum terbagi atas 2 :
Perdarahan post partum primer/dini (early postpartum hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam pertama, dan Perdarahan post partum sekunder/lambat (late postpartum hemorrhage)
Dokumen tersebut merupakan laporan pendahuluan dan asuhan kebidanan pada Ny. A dengan persalinan kala I fase aktif. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, fisiologi, fase-fase, tanda bahaya, manajemen, dukungan, dan pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis ibu selama persalinan kala I.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap ibu bernama Ny. D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi pada tahun 2016. Dokumen ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir, dan adaptasi fisiologis bayi setelah kelahiran.
Persalinan adalah proses keluarnya janin dan plasenta dari uterus yang ditandai dengan kontraksi rahim yang menipis dan membuka serviks serta mengeluarkan lendir darah dari vagina. Faktor yang mempengaruhi persalinan adalah tenaga, jalan lahir, dan janin. Ada tanda-tanda persalinan seperti rasa sakit yang datang berkala setiap 10 menit atau lebih sering di perut bagian bawah dan keluarnya lendir darah, serta tanda b
Dokumen tersebut membahas mengenai pengertian keluarga berencana, tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta menurunkan angka kelahiran, dan jenis-jenis alat kontrasepsi seperti kondom, pil, IUD, suntik, serta tindakan sterilisasi untuk mencegah kehamilan.
Tanda-tanda persalinan by siti fatimatul rohmahMia Wibowo
Ìý
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang 5 tanda-tanda awal persalinan yang dirasakan ibu hamil, yaitu nyeri di selangkangan, sakit pada panggul dan tulang belakang, keluarnya lendir bercampur darah, kontraksia rahim, dan pecahnya air ketuban.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang vulva hygiene untuk pasien wanita nifas atau yang tidak dapat membersihkan diri sendiri, meliputi tujuan, persiapan alat, pelaksanaan prosedur membersihkan daerah kelamin dan vulva secara sistematis, serta anjuran cara ibu hamil melakukan kebersihan daerah intim secara mandiri.
ANC adalah pemeriksaan kehamilan rutin untuk menjaga kesehatan fisik dan mental ibu hamil agar persalinan berjalan lancar dan ibu dapat menyusui dengan baik. Pemeriksaan ini penting untuk mengurangi komplikasi, menjaga kesehatan ibu dan janin, serta memastikan persalinan berjalan aman. Pemeriksaan meliputi penimbangan, pengukuran tensi darah, pemeriksaan janin, dan pemberian tablet besi. Ibu ham
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut menjelaskan proses dan asuhan persalinan kala dua mulai dari tanda-tanda awal hingga kelahiran bayi beserta penatalaksanaannya oleh bidan, termasuk posisi meneran yang tepat dan tindakan pencegahan serta penanganan komplikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan postpartum yang merupakan salah satu penyebab kematian ibu pasca melahirkan. Perdarahan postpartum diklasifikasikan menjadi dua, yaitu early postpartum yang terjadi dalam 24 jam setelah persalinan dan late postpartum yang terjadi lebih dari 24 jam. Tiga hal penting dalam menangani perdarahan postpartum adalah menghentikan perdarahan, mencegah syok, dan mengganti darah yang hilang.
1. Dokumen membahas proses persalinan normal yang terdiri atas 4 tahap dan berlangsung selama 18 jam tanpa komplikasi
2. Kelancaran persalinan dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu kekuatan ibu, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin
3. Dokumen juga menjelaskan tahapan dan intervensi keperawatan yang diberikan pada setiap tahap persalinan
Dokumen tersebut merangkum asuhan keperawatan untuk ibu intranatal dan persalinan, mulai dari fase laten aktif hingga fase pengawasan pascapersalinan. Terdapat 4 kala persalinan yang masing-masing memuat pengkajian, lingkup masalah, dan tindakan keperawatan yang sesuai. Dokumen ini memberikan panduan lengkap mengenai proses dan asuhan persalinan normal pada ibu.
Dokumen tersebut merupakan daftar 58 langkah asuhan persalinan normal yang mencakup tahapan sebelum, selama, dan sesudah persalinan. Langkah-langkah tersebut meliputi pengenalan gejala persalinan kala dua, persiapan peralatan dan obat, pemantauan pembukaan dan keadaan janin, bimbingan meneran, pertolongan kelahiran bayi, penanganan bayi baru lahir, penatalaksanaan persalinan kala tiga termas
Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi dengan alat kuretase seperti sendok kerokan. Sebelum kuretase, penolong harus memeriksa letak dan ukuran uterus serta keadaan serviks untuk mencegah kecelakaan seperti perforasi. Kuretase digunakan untuk mengeluarkan sisa konsepsi pada abortus inkomplit, mola hidatidosa, blighted ovum, dan missed abortion.
Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi dengan alat kuretase seperti sendok kerokan. Sebelum kuretase, penolong harus memeriksa letak dan ukuran uterus serta keadaan serviks untuk mencegah kecelakaan seperti perforasi. Kuretase digunakan untuk mengeluarkan sisa konsepsi pada abortus inkomplit, mola hidatidosa, blighted ovum, dan missed abortion.
Dokumen tersebut membahas tentang persalinan normal dan retensio plasenta. Persalinan normal terjadi dalam empat tahap dan melibatkan pembukaan serviks, pengeluaran bayi, pelepasan plasenta, dan observasi. Retensio plasenta terjadi jika plasenta tidak dilepaskan selama 30 menit setelah kelahiran bayi, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti adhesi atau inkreta plasenta. Penanganannya mel
Dokumen tersebut membahas tentang persalinan kala III dan IV. Kala III meliputi pelepasan dan kelahiran plasenta setelah bayi lahir, sedangkan Kala IV adalah periode 1-2 jam pasca persalinan untuk pemulihan stabilitas fisiologi ibu dan bayi baru lahir. Dokumen ini juga menjelaskan tanda, gejala, penyebab, dan tindakan untuk kondisi seperti atonia uteri dan perdarahan berlebihan pasca persalinan.
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
Ìý
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
2. Retensio Plasenta adalah terlambatnya
kelahiran plasenta selama setengah jam
setelah persalinan bayi. Pada beberapa
kasus dapat terjadi retensio plasenta
berulang (habitual retentio plasenta).
Plasenta harus dikeluarkan karena dapat
menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi
karena sebagai benda mati, dapat terjadi
plasenta inkarserata, dapat terjadi polip
plasenta, dan terjadi degenerasi ganas
korio karsinoma.
4. Menurut Wiknjosastro (2007) sebab retensio
plasenta dibagi menjadi 2 golongan
ialah sebab fungsional dan sebab patologi
anatomik.
Sebab fungsional
•His yang kurang kuat (sebab utama)
•Tempat melekatnya yang kurang
menguntungkan (contoh : di sudut tuba)
•Ukuran plasenta terlalu kecil
•Lingkaran kontriksi pada bagian bawah
perut
5. Sebab patologi anatomik (perlekatan
plasenta yang abnormal)
Plasenta belum terlepas dari dinding rahim
karena melekat dan tumbuh lebih dalam.
Menurut tingkat perlekatannya :
1. Plasenta adhesiva : plasenta yang
melekat pada desidua endometrium
lebih dalam.
2. Plasenta inkreta : vili khorialis tumbuh
lebih dalam dan menembus desidua
endometrium sampai ke miometrium.
6. 3. Plasenta akreta : vili khorialis tumbuh
menembus miometrium sampai ke
serosa.
4. Plasenta perkreta : vili khorialis tumbuh
menembus serosa atau peritoneum
dinding rahim.
14. Sikap umum bidan
a. Memperhatikan keadaan umum penderita
•Apakah anemis
•Bagaimana jumlah perdarahannya
•Keadaan umum penderita: tekanan darah, nadi,
dan suhu
•Keadaan fundus uteri: kontraksi dan tinggi fundus
uter
b. Mengetahui keadaan plasenta
•Apakah plasenta inkarserata
•Melakukan tes plasenta lepas: metode Kusnert,
metode Klein, metode Stassman, metode Manuaba
15. a. Retensio plasenta dengan perdarahan
•Langsung melakukan plasenta manual
b. Retensio plasenta tanpa perdarahan
•Setelah dapat memastikan keadaan umum penderita
segera memasang infus dan memberikan cairan
•Merujuk penderita ke pusat dengan fasilitas cukup,
untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik
•Memberikan transfusi
•Proteksi dengan antibiotika
•Mempersiapkan plasenta manual dengan legeartis
dalam keadaan pengaruh narkosa
17. Plasenta manual merupakan
tindakan operasi kebidanan untuk
melahirkan retensio plasenta. Teknik
operasi plasenta manual tidaklah sukar,
tetapi harus dipikirkan bagaimanan
persiapan agar tindakan teresebut dapat
menyelamatkan jiwa penderita.
Plasenta manual
Persiapan plasenta manual:
•Peralatan sarung tangan
•Desinfektan untuk genitalia eksterna
19. Langkah Cara melakukan
Persiapan : pasang set dan cairan infus,jelaskan pada
ibu prosedur dan tujuan tindakan , lanjutan anastesia
verbal atau analgesia per rectal, siapkan dan jalankan
prosedur pencegahan infeksi
Tindakan penetrasi ke dalam Kavum uteri : pastikan
kandung kemih dalam keadaan kosong; jepit tali
pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva,
tegangkan dengan suatu tangan sejajar lantai.
20. Secara obstetric masukkan tangan lainnya
(punggung tangan menghadap ke bawah)
ke dalam vagina dengan menelusuri sisi
bawah tali pusat ; setelah mencapai
bukaan serviks, kemudian minta seorang
asisten / penolong lain untuk
memegangkan klem tali pusat kemudian
pindahkan tangan luar untuk menahan
fundus uteri.
21. Sambil menahan fundus uteri, memasukkan
tangan dalam hingga ke kavum uteri
sehingga mencapai tempat implantasi
plasenta ; bentangkan tangan obstetric
menjadi datar seperti memberi dalam ( ibu
jari merapat ke jari telunjuk dan jari-jari
lain merapat); tentukan implantasi
plasenta, temukan tepi plasenta paling
bawah . bila plasenta berimplantasi di
korpus belkang ,tali pusat tetap disebelah
atas dan sisipkan ujung jari-jari tangan
diantara plasenta dan dinding uterus
dimana punggung tangan menghadap ke
bawah ( posterior ibu ) ;
22. Bila di korpus depan maka pindahkan
tangan ke sebelah atas tali pusat dan
sisipkan ujung jari-jari tangan diantara
plasenta dan dinding uterus dimana
punggung tangan menghadap ke atas (
anterior ibu ); setelah ujung-ujung jari
tangan diantara plasenta dan dinding
maka perluasan pelepasan plasenta
dengan jalan menggeser tangan ke tangan
kiri sambil di geserkan ke atas ( cranial
ibu ) hingga semua perlekatan plasenta
terlepas dari dinding uterus.
Sementara satu tangan masih di dalam
kavum uteri , lakukan eksplorasi untuk
menilai tidak ada plasenta yang tertinggal
23. Pindahkan tangan luar dari fundus ke
supra symphisis ( tahan segemn
bawah uterus ) kemudian instruksikan
asisten / penolong untuk menarik tali
pusat sambil tangan dalam membawa
plasenta keluar (hindari adanya
percikan darah)
Lakukan penekanan dengan tangan
yang menahan suprasymphisis )
uterus kearah dorso cranial setelah
plasenta dilahirkan dan tempatkan
plasenta di dalam wadahh yang telah
disediakan
24. Lakukan tindakan pencegahan infeksi dengan
cara : dekontaminasi sarung tangan ( sebelum
dilepaskan ) dan peralatan lain yang digunakan;
lepaskan dan rendam sarung tangan dan
peralatan lainnya di dalam larutan clorin 0,5 %
selama 10 menit ; cuci tangan dengan sabun
dan air bersihh mengalir , keringkan tangan
dengan handuk bwersihh dan kering;
Lakukan pemantauan pasca tindakan: periksa
kembali tanda vital ibu : catat kondisi ibu dan
buat laporan tindakan : tuliskan rencana
pengobatan, tindakan yang masih diperlukan
dan asuhan lanjutan; beritahukan pada ibu dan
keluarganya bahwa tindakan ytelah selesai
tetapi ibu masih memerlukan pemantauan dan
asuhan lanjutan ; lanjutan pemantaun ibu
hingga 2 jam pasca tindakan sebelum keruang
rawat gabung.
26. KALA III
Pukul 11.10
Tempat : BPS Cinta Bunda
Ny. S berusia 32 tahun P3A0 post
partum 30 menit yang lalu plasenta
belum lahir .
27. Keadaan
umum
:Baik
TD :120/ 70 mmHg
Nadi :84 x/ menit
RR :22 x/menit
Suhu :370C
S : Ibu mengatakan perutnya
terasa mulas placenta belum lahir dan
ibu merasa gelisah
O : Pemeriksaan umum
28. Pemeriksaan fisik
Abdomen : Palpasi pada daerah perut didapatkan
uterus tidak teraba bulat,TFU 1 jari diatas
pusat .
Genetalia : perdarahan pervaginam,tali pusat jelujur
sebagian
• Jumlah darah yg keluar:
A : Partus kala III dengan plasenta belum lahir setelah
30 menit
29. P
:
•Beritahu ibu hasil pemeriksaan
•Menentramkan jiwa ibu
•Menjelaskan pada ibu tindakan yang mungkin dilakukan
•Menjelaskan pada ibu bahwa plasenta harus dikeluarkan
secara manual
•Melakukan observasi vital sign
•Melakukan manual plasenta
•Masukan 1 tangan kedalam vagina dengan menelusuri tali
pusat bagia bawah
•Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang
paling bawah
•Gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser
kranial sehingga semua permukaan maternal plasenta
dapat dilepaskan.
•Sementara satu tangan masih didalam kavum uteri,
lakukan eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada
bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus
•Keluarkan plasenta
30. •Mengobservasi perdarahan
•Mengobservasi kontraksi uterus
• Memeriksa placenta yang sudah dikeluarkan, selaput
dan kotiledonya
•Mengontrol luka yang terjadi pada vagina dan
perineum tidak ada robekan, perineum utuh .
•Melakuka masase fundus 15 detik
•Membersihkan ibu dan lakukan vulva hygiene setelah
plasenta dilahirkan
•Mengganti pakaian ibu dengan yang bersih
•Memberikan minuman dan anjurkan ibu untuk
istirahat
•Placenta lahir pukul 11.40, lengkap, berat 500 gr,
kotiledon 20 buah, insersi lateralis, panjang tali pusat
45 cm, diameter 200cm.