ppt budaya positif OK membenatu guru dalam mengembangkan budaya pptxahmadzaini10748
油
Jadi budaya positif di sekolah ialah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab.
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfBrainyChen1
油
Modul ini membahas tentang budaya positif di sekolah. Terdapat beberapa konsep kunci yang dibahas seperti perubahan paradigma belajar, disiplin positif, nilai-nilai kebajikan universal, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, serta restitusi. Modul ini juga menjelaskan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang positif, aman, dan nyaman agar siswa dapat berpikir dan bertindak secara mandiri dan bertanggung jawab
Materi Pendidikan Guru Penggerak Budaya Positif.pptxEDYSUSENO4
油
file ini materi berisi tentang materi pendidikan guru penggerak angkatan 10 balai besaar guru penggerak sumatra utara, materi ini tentang budaya positif yang akan didimplementasi di sekolah dengan menggunakan restitusi budaya positif yang dimaksud adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid. Hal itu dilakukan agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat, dan bertanggung jawab. Dalam kebanyakan sekolah di Indonesia, contoh budaya sekolah yang sudah berjalan dengan baik adalah budaya senyum, salam, dan sapa. Tentunya, budaya sekolah tersebut masih perlu dilaksanakan mengingat perannya yang dapat membuat sekolah menjadi lingkungan yang nyaman. trimakasih
Dokumen tersebut membahas tentang kolaborasi antara 4 anggota kelompok dalam mengerjakan tugas ruang. Dibahas pula tentang budaya positif, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, serta model disiplin positif yaitu restitusi."
"Saya mengerti kamu merasa marah/kecewa/frustasi. Semua perasaan itu wajar. Bagaimana kalau kita bicarakan cara-cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhanmu tanpa menyakiti orang lain?"
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 11 Agustus 2016
More Related Content
Similar to Salinan dari Diseminasi Budaya Positif.pptx (20)
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfBrainyChen1
油
Modul ini membahas tentang budaya positif di sekolah. Terdapat beberapa konsep kunci yang dibahas seperti perubahan paradigma belajar, disiplin positif, nilai-nilai kebajikan universal, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, serta restitusi. Modul ini juga menjelaskan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang positif, aman, dan nyaman agar siswa dapat berpikir dan bertindak secara mandiri dan bertanggung jawab
Materi Pendidikan Guru Penggerak Budaya Positif.pptxEDYSUSENO4
油
file ini materi berisi tentang materi pendidikan guru penggerak angkatan 10 balai besaar guru penggerak sumatra utara, materi ini tentang budaya positif yang akan didimplementasi di sekolah dengan menggunakan restitusi budaya positif yang dimaksud adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid. Hal itu dilakukan agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat, dan bertanggung jawab. Dalam kebanyakan sekolah di Indonesia, contoh budaya sekolah yang sudah berjalan dengan baik adalah budaya senyum, salam, dan sapa. Tentunya, budaya sekolah tersebut masih perlu dilaksanakan mengingat perannya yang dapat membuat sekolah menjadi lingkungan yang nyaman. trimakasih
Dokumen tersebut membahas tentang kolaborasi antara 4 anggota kelompok dalam mengerjakan tugas ruang. Dibahas pula tentang budaya positif, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, serta model disiplin positif yaitu restitusi."
"Saya mengerti kamu merasa marah/kecewa/frustasi. Semua perasaan itu wajar. Bagaimana kalau kita bicarakan cara-cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhanmu tanpa menyakiti orang lain?"
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 11 Agustus 2016
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraDadang Solihin
油
Banyak pertanyaan tentang bagaimana nasib Jakarta setelah tidak menjadi Ibu Kota Negara lagi. Sebagian besar masyarakat berkomentar bahwa Jakarta akan menjadi pusat bisnis. Jakarta diproyeksikan akan menjadi pusat ekonomi nasional pasca pemindahan ibu kota negara. Tentunya hal ini akan membuat Jakarta tetap akan menjadi magnet bagi investor, masyarakat ataupun pemerintah. Kawasan penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diproyeksikan akan menjadi kawasan aglomerasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
4. Anda adalah A Tugas B
Tugas Anda adalah mengepalkan
salah satu tangan Anda. Coba Anda
bayangkan bahwa Anda menyimpan
sesuatu yang sangat berharga di
dalam kepalan tangan Anda. Anda
perlu menjaga benda tersebut
sekuat tenaga Anda karena begitu
pentingnya untuk kehidupan Anda.
Mencoba dengan segala cara
untuk membuka kepalan tangan
A. Boleh membujuk,
menghardik, mengintimidasi,
memarahi, menggoda,
menggelitik, bahkan menawari.
5. Apakah Anda atau B membuka kepalan tangan Anda?
Mengapa, apa alasan Anda atau B membuka kepalan
tangan Anda?
Apakah Anda atau B menutup kepalan tangan Anda?
Mengapa, apa alasan Anda atau B tetap menutup kepalan
tangan Anda?
Dalam kegiatan ini, sesungguhnya siapa yang memegang
kendali atau kontrol untuk membuka atau menutup kepalan
tangan?
6. 01 02
04 03
Guru mengontrol murid
kita tidak dapat memaksa murid
untuk berbuat sesuatu jikalau
murid tersebut memilih untuk
tidak melakukannya.
Penguatan positif efektif
dan bermanfaat
Segala usaha untuk
mempengaruhi murid agar
mengulangi suatu perilaku
tertentu, adalah suatu usaha
untuk mengontrol murid
tersebut.
Orang dewasa memiliki
hak untuk memaksa
Perilaku memaksa tidak akan
efektif untuk jangka waktu
panjang, dan sebuah hubungan
permusuhan akan terbentuk.
Kritik dan membuat orang
merasa bersalah dapat
menguatkan karakter
Menggunakan kritik dan rasa
bersalah untuk mengontrol murid
menuju pada identitas gagal.
7. Stimulus Respon Teori Kontrol
Realitas (Kebutuhan ) kita sama Realitas kita berbeda
Semua Orang melihat yang sama
Kita mencoba mengubah orang agar
berpandangan sama dengan kita
Orang lain bisa mengontrol saya & Saya
bisa mengontrol Orang lain
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu
kesalahan
Setiap orang memiliki gambaran berbeda
Kita berusaha memahami pandangan
orang lain
Semua perilaku memiliki tujuan
Hanya anda yang dapat mengontrol diri
anda
8. Dalam budaya kita, makna kata disiplin
dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan
seseorang pada orang lain untuk
mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung
menghubungkan kata disiplin dengan
ketidaknyamanan.
9. dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada
disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu
bersifat self discipline yaitu kita sendiri yang
mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya,
tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak
cakap melakukan self discipline, wajiblah
penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan
peraturan demikian itulah harus ada di dalam
suasana yang merdeka.
(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi,
Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima,
2013, Halaman 470)
10. Disiplin sebagai bentuk kontrol diri, yaitu
belajar untuk kontrol diri agar dapat
mencapai suatu tujuan mulia. Tujuan mulia
di sini mengacu pada nilai-nilai atau
prinsip-prinsip mulia yang dianut
seseorang. Kita namakan nilai-nilai tersebut
sebagai nilai-nilai kebajikan (virtues) yang
universal.
11. 1. Beriman,
bertakwa kepata
Tuhan YME dan
Berakhlak Mulia, 2.
Mandiri, 3. Bernalar
Kritis, 4. Berkebine-
kaan Global, 5.
Gotong royong, 6.
Kreatif
PROFIL PELAJAR
PANCASILA
Toleransi, Rasa
Hormat, Integritas,
Mandiri,
Menghargai,
Antusias, Empati,
Keingintahuan,
Kreativitas, Kerja
sama, Percaya diri,
Komitmen
IBO PRIMARY
YEARS PROGRAM
Cinta Tuhan dan
segenap ciptaannya,
kemandirian dan
tanggungjawab,
Amanah, Hormat
dan santun,
Dermawan dll
INDONESIAN
HARITAGE
FONDASION
12. Hukuman dapat
mendisiplinkan
anak.
SETUJU / TIDAK
Pemberian hukuman
dengan hal positif
seperti membaca
atau membersihkan
halaman sekolah
dapat meningkatkan
disiplin anak.
Memberi
penghargaan dapat
meningkatkan
motivasi anak.
SETUJU / TIDAK SETUJU / TIDAK
14. Untuk menghindari
ketidaknyamanan atau
hukuman
1 2
Untuk mendapatkan
imbalan atau
penghargaan dari orang
lain
3
Untuk menjadi orang yang
mereka inginkan dan
menghargai diri sendiri
dengan nilai-nilai yang
mereka percaya
15. Hukuman bersifat
tidak terencana atau
tiba-tiba, murid
tidak dilibatkan,
bersifat satu arah,
murid hanya
menerima tanpa
kesepakatan.
HUKUMAN
Sudah terencana
atau sudah
disepakati, sudah
dibahas dan
disetujui oleh murid
dan guru.
KONSEKUENSI Proses menciptakan
kondisi bagi murid
untuk memperbaiki
kesalahan mereka,
sehingga, mereka
bisa kembali pada
kelompok mereka dg
karakter yang lebih
kuat
RESTITUSI
18. 01
Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Jika kita menggunakan penghargaan lagi, dan lagi, maka orang tersebut akan bergantung pada
penghargaan yang diberikan, serta kehilangan motivasi dari dalam
02
Penghargaan Tidak Efektif
Jika kita memberikan seseorang suatu penghargaan untuk melakukan sesuatu, maka kita harus terus
menerus memberikan penghargaan itu jika kita ingin orang tersebut meneruskan perilaku yang kita inginkan.
03
Penghargaan Merusak Hubungan
Penghargaan menciptakan persaingan di dalam kelas, dan persaingan menciptakan kecemasan, Mereka yang
percaya bahwa mereka tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghargaan akan berhenti
mencoba
04
Penghargaan Mematikan Kreativitas
Dalam tugas-tugas memecahkan masalah, para murid memakan waktu lebih lama dan memberikan jalan
keluar kurang kreatif, saat mereka dijanjikan suatu penghargaan.
PENGHARGAAN = MENGHUKUM
19. Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan.
Restitusi memperbaiki hubungan
Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan
Restitusi menuntun untuk melihat dalam diri
Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan
Restitusi menguatkan
Restitusi fokus pada solusi
Restitusi mengembalikan murid yang berbuatsalah pada kelompoknya
20. Tindakan Guru Hukuman atau konsekuensi
Mencatat 100 kali dalam buku sebuah kalimat :saya tidak akan
terlambat lagi, karena terlambat ke sekolah
Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat
Push Up 15 kali krn tidak menggunakan masker ke sekolah
Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret
Membersihkan tumpahan air dimeja karena tersenggol
Lari mngelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk
mapel PJOK
21. 3
KEYAKINAN KELAS
Keyakinan kelas merupakan kesepakatan antara murid dan guru yang
bersumber dari ide dan harapan murid, sedangkan peraturan berasal dari
satu pihak saja, biasanya guru. Keyakinan kelas bersifat lebih abstrak dan
berupa nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal, sedangkan peraturan
lebih rinci namun bersifat kaku.
22. 4
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Seluruh tindakan manusia memiliki tujuan tertentu. Semua yang kita
lakukan adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, sebetulnya saat
itu kita sedang memenuhi satu atau lebih dari satu kebutuhan dasar kita
23. 04
Kebutuhan bertahan hidup (survival) adalah kebutuhan yang bersifat
fisiologis untuk bertahan hidup misalnya kesehatan, rumah, dan makanan.
Kebutuhan untuk disayangi dan
diterima meliputi kebutuhan akan
hubungan dan koneksi sosial,
kebutuhan untuk memberi dan
menerima kasih sayang dan
kebutuhan untuk merasa menjadi
bagian dari suatu kelompok
Kebutuhan untuk bebas adalah
kebutuhan akan kemandirian, otonomi,
memiliki pilihan dan mampu
mengendalikan arah hidup seseorang
Kebutuhan ini berhubungan dengan
kekuatan untuk mencapai sesuatu,
menjadi kompeten, menjadi terampil,
diakui atas prestasi dan keterampilan
kita, didengarkan dan memiliki rasa
harga diri
Kebutuhan akan kesenangan adalah
kebutuhan untuk mencari kesenangan,
bermain, dan tertawa.
BERTAHAN
HIDUP
25. Tisa dan Hana dipanggil masuk
ke ruangan Ibu Dewi, kepala
sekolah SMA Makmur. Ibu Dewi
baru saja mendapatkan
pengaduan dari ibunda Tisa,
bahwa Hana menggunakan
kata-kata kasar, dan merendah-
rendahkan Tisa di sosial media.
Anto jarang sekali hadir di
pembelajaran jarak jauh, dan pada
saat hadir pun, Anto seringkali
menggunakan kata-kata kasar di
kolom chat mengejek teman-
temannya. Hal ini sudah sangat
mengganggu dan beberapa orang
tua murid yang mengikuti
pembelajaran daring mengeluhkan
tentang perilaku Anto di
pembelajaran jarak jauh.
KASUS 1 KASUS 2
Bila Anda adalah seorang kepala sekolah, penerapan disiplin
apakah yang akan Anda lakukan untuk kasus Hana dan kasus
Anto? Mengapa?
27. Seorang penghukum bisa menggunakan
hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang
yang menjalankan posisi penghukum,
senantiasa mengatakan bahwa sekolah
memerlukan sistem atau alat yang dapat
lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi.
28. Nada suara tinggi, bahasa tubuh:
mata melotot, dan jari
menunjuk-nunjuk menghardik.
Terlambat lagi, pasti terlambat
lagi, selalu datang terlambat,
kapan bisa datang tepat waktu?
Kemungkinan murid marah dan
mendendam atau bersifat agresif.
Bisa jadi sesudah kembali duduk,
murid tersebut akan mencoret-
coret bukunya atau meja tulisnya.
Lebih buruk lagi, sepulang
sekolah, murid melihat motor atau
mobil bapak/ibu guru dan akan
menggores kendaraan tersebut
dengan paku.
output
29. Pada posisi ini biasanya guru akan bersuara
lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan
menggunakan keheningan yang membuat
orang lain merasa tidak nyaman, bersalah,
atau rendah diri
30. Nada suara
memelas/halus/sedih, bahasa
tubuh: merapat pada anak, lesu
Adi, kamu ini bagaimana ya?
Kamu sudah berjanji dengan ibu
tidak akan terlambat lagi. Kamu
kenapa ya senang sekali
mengecewakan Ibu. Ibu benar-
benar kecewa sekali.
Murid akan merasa bersalah.
Bersalah telah mengecewakan
ibu atau bapak gurunya. Murid
akan merasa menjadi orang yang
gagal dan tidak sanggup
membahagiakan orang lain.
Kadangkala sikap seperti ini lebih
berbahaya dari sikap penghukum,
karena emosi akan tertanam rapat
di dalam, murid menahan
perasaan.
output
31. Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti
murid, namun akan tetap berupaya
mengontrol murid melalui persuasi. Posisi
teman pada guru bisa negatif ataupun
positif. Positif di sini berupa hubungan baik
yang terjalin antara guru dan murid. Guru di
posisi teman menggunakan hubungan baik
dan humor untuk mempengaruhi seseorang.
32. Nada suara: ramah, akrab, dan
bercanda, bahasa tubuh:
merapat pada murid, mata dan
senyum jenaka
Adi, ayolah, bagaimana sih
kamu. Kemarin kamu sudah janji
ke bapak bukan, kenapa
terlambat lagi? (sambil tertawa
ringan).
Murid akan merasa senang dan
akrab dengan guru. Ini termasuk
dampak yang positif, hanya saja di
sisi negatif murid menjadi
tergantung pada guru tersebut.
Bila ada masalah, dia merasa bisa
mengandalkan guru tersebut
untuk membantunya. Akibat lain
dari posisi teman, Adi hanya akan
berbuat sesuatu bila yang
menyuruh adalah guru tersebut,
dan belum tentu berlaku yang
sama dengan guru atau orang
lain.
output
33. Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita
mengawasi, kita bertanggung jawab atas
perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi
pemantau berdasarkan pada peraturan-
peraturan dan konsekuensi. Dengan
menggunakan sanksi/konsekuensi, kita
dapat memisahkan hubungan pribadi kita
dengan murid, sebagai seseorang yang
menjalankan posisi pemantau.
34. Nada suara datar, bahasa tubuh
yang formal
Peraturannya apa?
Apa yang telah kamu lakukan?
Sanksi atau konsekuensinya
apa?
Murid memahami
konsekuensi yang harus
dijalankan karena telah
melanggar salah satu
peraturan sekolah. Guru tidak
menunjukkan suatu emosi
yang berlebihan, menjadi
marah atau membuat merasa
berbuat salah
output
35. Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat
sesuatu bersama dengan murid,
mempersilakan murid
mempertanggungjawabkan perilakunya,
mendukung murid agar dapat menemukan
solusi atas permasalahannya sendiri.
36. Nada suara tulus, bahasa tubuh
tidak kaku, mendekat ke murid
Apa yang kita yakini?
Apakah kamu meyakininya?
Apa rencana kamu untuk
memperbaiki hal ini?
Pada posisi Manajer maka
suara guru sebaiknya tulus.
Tidak perlu marah, tidak perlu
meninggikan suara, apalagi
menunjuk-nunjuk jari ke murid,
berkacak pinggang, atau
bersikap seolah-olah
menyesal, tampak sedih sekali
akan perbuatan murid ataupun
bersenda gurau menempatkan
diri sebagai teman murid.
output
37. Jika saya mengatakan ini? Saya adalah ...
Saya kecewa sekali dengan kamu
Kamu lagi... Cepat lari keliling lapangan!!!
Kok diulangi lagi sih, Ayolah jangan seperti itu terus...
Kamu tau perturannya apa kalau kamu tidak piket?
Apa keyakinan kelas yang kamu langgar?
Bagaimana cara memperbaiki kesalahan yang kamu buat?
39. 6
SEGITIGA RESTITUSI
Suatu Proses dialog yang dijalankan guru atau orang tua
agar dapat menghasilkan murid yang mandiri dan
bertanggungjawab
40. Kamu tentu punya alasan
mengapa melakukan itu.
Adakah cara yang lebih efektif
untuk mendapatkan apa yang
kamu butuhkan?
Kamu ingin menjadi orang
yang seperti apa?
Keyakinan kelas apa yang
telah kita sepakati
Setiap orang pasti pernah
melakukan kesalahan
Kamu bukan satu-satunya
yang pernah melakukan ini
41.
42.
43.
45. 1.Bagaimanakah perasaan anda setelah
mengikuti kegiatan desiminasi ini?
2.Apa rencana tindak lanjut anda kedepan
dalam menerapkan budaya positif di
sekolah?