Manajemen krisis psikiatri meliputi tindakan-tindakan untuk menangani pasien gangguan jiwa yang mengalami krisis seperti amuk, gelisah, atau berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Peran perawat meliputi pemberian obat, restrain fisik, dan monitoring kondisi pasien. Restrain hanya boleh dilakukan jika diperlukan untuk keselamatan, dengan mempertimbangkan hak pasien dan melakukan dokumentasi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sistem kegawatdaruratan yang meliputi pengertian, prinsip, tujuan, dan tahapan manajemen kegawatdaruratan sehari-hari seperti triase, survey primer dan sekunder, stabilisasi, serta transfer pasien.
2. Tahapan triase dan survey primer meliputi penilaian dan tindakan awal untuk mengamankan jalan nafas, ventilasi, sirkulasi, status neurologis, serta eksposur
Dokumen tersebut berisi analisis beban kerja dari beberapa jabatan perawat di Puskesmas Tigo Baleh. Mencakup tugas pokok dan penunjang masing-masing jabatan seperti perawat JFU, perawat terampil, perawat mahir, dan perawat penyelia. Juga menyertakan hasil, waktu penyelesaian, beban kerja, dan pegawai yang dibutuhkan untuk masing-masing tugas.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan mata perioperatif, mulai dari persiapan pasien sebelum operasi (pre-operatif), selama operasi (intra-operatif), hingga pasca operasi (post-operatif). Mencakup pengkajian kesehatan pasien, diagnosis keperawatan, dan intervensi-intervensi yang diberikan untuk mencegah komplikasi dan memastikan kesembuhan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pasien di rumah sakit, meliputi standar keselamatan pasien, insiden keselamatan pasien, tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit, dan sembilan solusi keselamatan pasien WHO.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga diagnosa keperawatan yaitu: 1) Defisit nutrisi, 2) Nyeri akut, dan 3) Resiko infeksi. Diagnosa tersebut mencakup gejala, tanda, tujuan, kriteria hasil, intervensi observasi dan terapeutik yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Dokumen tersebut berisi analisis beban kerja dari beberapa jabatan perawat di Puskesmas Tigo Baleh. Mencakup tugas pokok dan penunjang masing-masing jabatan seperti perawat JFU, perawat terampil, perawat mahir, dan perawat penyelia. Juga menyertakan hasil, waktu penyelesaian, beban kerja, dan pegawai yang dibutuhkan untuk masing-masing tugas.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan mata perioperatif, mulai dari persiapan pasien sebelum operasi (pre-operatif), selama operasi (intra-operatif), hingga pasca operasi (post-operatif). Mencakup pengkajian kesehatan pasien, diagnosis keperawatan, dan intervensi-intervensi yang diberikan untuk mencegah komplikasi dan memastikan kesembuhan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pasien di rumah sakit, meliputi standar keselamatan pasien, insiden keselamatan pasien, tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit, dan sembilan solusi keselamatan pasien WHO.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga diagnosa keperawatan yaitu: 1) Defisit nutrisi, 2) Nyeri akut, dan 3) Resiko infeksi. Diagnosa tersebut mencakup gejala, tanda, tujuan, kriteria hasil, intervensi observasi dan terapeutik yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
油
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
3. Tanda dan
Gejala :
Pasien Mondar mandir
Berteriak teriak, menimbulkan suasana
gaduh
Tatapan mata tajam,
Susah tidur,
Memukul benda atau tempat tidur
Menggangu atau menyerang pasien lain,
perawat atau tenaga kesehatan yang lain
Pasien menolak instruksi, nasehat atau
arahan
4. PERAN PERAWAT DALAM SITUASI
KRISIS
Kolaborasi medis pemberian psikofarmaka
Melakukan restrain (Managemen krisis)
Managemen lingkungan
Beri instruksi pada pasien lain terkait kondisi
pasien kritis
Monitoring kondisi klien
8. Restrain
Semua metode yang bertujuan untuk
melakukan pembatasan aktivitas yang
membahayakan baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun merusak lingkungan.
(JCAHO,2001)
10. Diagnosa Keperawatan Apa Saja
Yang Perlu Dilakukan Restrain
Crisis phase patient
Risk for falls
Risk for injury
Activity intolerance
Risk violence directed to self/others
11. Restrain Sebaiknya dihindari !! Kecuali :
Pasien menunjukkan perilaku membahayakan
dirinya sendiri dan orang lain
Pasien membahayakan, perlu alternatif untuk
menjaga keamanaan
Bila dilakukan restrain fisik perlu
dipertimbangkan sebagai usaha terakhir setelah
alternatif lain tidak berhasil
Restrain yang dipilih pertama kali adalah
restrain yang paling baik, tidak restriktif
Perawat perlu selalu memperlakukan pasien
dengan menjaga martabat pasien
12. Apa saja yang perlu dipertimbangkan
dalam melakukan restrain
Pasien mempunyai hak untuk bebas dari
restrain
Keluarga pasien harus dilibatkan dalam rencana
restrain
Restrain alternatif terakhir dan harus
didokumentasikan
13. Lanjutan
Saat terpasang restrain, pasien perlu
dimonitor dan dikaji :
1.Pasien perlu OBSERVASI dalam 2 jam
sekali selama 24 jam
2.Pasien anak (9-17 tahun) dikaji dalam 2
jam
4. TTV, Sirkulasi & rentang gerak, Tanda-
tanda cidera, Hidrasi dan Nutrisi
14. Lanjutan
Kebutuhan pasien harus dipenuhi,
sediakan kebutuhan cairan, nutrisi dan
bantuan toilteng setiap 2 jam
Kaji integritas kulit setiap 2 jam dan
sediakan latihan ROM
Dokumentasikan mengenai mengapa,
bagaimana, dimana dan untuk berapa
lama restrain dilakukan dan monitoring
pasien.
15. Tujuan dilakukan Restrain
Pasien dibatasi oleh restrain
Pasien bebas dari cedera
Pasien tidak mengalami kerusakan integritas
kulit
Pasien tidak mencederai diri, orang lain dan
merusak lingkungan
Keluarga pasien menunjukkan pemahaman
mengenai penggunaan restrain dan peran
mereka dalam perawatan klien
16. Teknik-Teknik Restrain
Teknik restrain ektremitas
Teknik jaket atau vest restrain
Teknik restrain elbow restrain
Teknik restrain mummy restrain (pada
bayi)
Teknik gurita restrain (pada bayi)
Teknik baju restrain
25. Teknik Baju Restrain
Alat yang digunakan berupa baju dengan
lengan panjang sampai bisa mengikat
pada badan klien
Bahan yang digunakan adalah bahan
yang kuat dari benang atau katun atau
sejenisnya
Untuk pasien yang masih kondisi akut
Perlu diperhatikan cara pengikatan yang
perlu kencang
27. Cara restrain
Prosedur persiapan Restrain ;
1. Siapkan alat fixasi (Tali atau Jaket Restrain)
2. Siapkan tim pelaksana minimal 5 orang,
dengan satu orang berlaku sebagai ketua
tim
3. Pastikan benar pada pasien yang
mempunyai resiko mencederai diri, orang
lain maupun lingkungan
4. Jelaskan pada pasien dan keluarga / pasien
sekitarnya tentang tujuan mengapa pasien
harus di restrain, lamanya tindakan dan
indikasi pelepasan restrain tsb.
PENTING ..!! Mintalah persetujuan
keluarga / penanggung jawab (informed
consent )
28. 5. Jangan memberikan penjelasan yang
bersifat merendahkan (bukan hukuman)
6. Lingkungan tempat mengikat harus
bersih, bebas dari serangga / benda
berbahaya.
7. Tetap mempertahankan komunikasi
verbal saat klien terjaga
8. Beri posisi anatomis pada klien saat
diikat atau posisi dengan tangan satu
berada diatas dan satunya berada
dibawah -> ikatan tidak terjangkau
oleh klien.
29. 9. Ganti posisi klien setiap 2 jam sekali
10. Observasi daerah pengikatan (Pantau
kondisi kulit: warna, temperatur, sensasi;
Lakukan latihan gerak pada tungkai
yang diikat secara bergantian setiap 2
jam; Lakukan perubahan posisi tidur
dan periksa tanda-tanda vital setiap 2
jam)
11. Pertahankan privasi dan penuhi
kebutuhan pasien (nutrisi, eliminasi,
hidrasi dan kebersihan diri.)
30. 12. Lepaskan ikatan ketika px dlm kondisi
stabil dan dpt mengendalikan prilakunya
13. Pelepasan dimulai dari kaki kiri, kaki
kanan, tangan kiri dan diakhiri dg
tangan kanan (tergantung extremitas
dominan)
14. Anjurkan px untuk mobilisasi bertahap
15. Pendokumentasian kondisi klien.