Berduka adalah respon normal terhadap kehilangan yang memungkinkan individu melakukan koping secara bertahap untuk menerima kehilangan. Berduka diwujudkan secara unik pada setiap orang dan dipengaruhi pengalaman pribadi, budaya, dan keyakinan. Teori Engel menjelaskan proses berduka melalui lima fase mulai dari penyangkalan hingga penerimaan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan laporan asuhan keperawatan keluarga Ny. E yang terdiri dari suami dan anaknya.
2. Ny. E berumur 72 tahun mengeluhkan nyeri pada lutut dan kaki kirinya. Keluarga kurang mengetahui tentang penyebab dan penanganan masalah kesehatan yang dialami.
3. Berdasarkan pengkajian, masalah prioritas yang dihadapi keluarga ad
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
Ìý
Berduka merupakan reaksi normal terhadap kehilangan yang memungkinkan individu untuk memecahkan masalah dan menerima kehilangan secara bertahap. Gangguan berduka dapat terjadi akibat kematian orang terdekat secara tiba-tiba dan ditandai dengan kesulitan menjalankan peran sosial dan rasa bersalah yang berlebihan."
Modul ini membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak serta pentingnya bermain bagi anak. Bermain memiliki berbagai fungsi seperti membantu perkembangan sensorik, motorik, kognitif, sosialisasi, kreativitas, dan kesadaran diri anak. Jenis permainan dan karakteristiknya berbeda sesuai dengan usia anak."
Retensi urin dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kerusakan pusat miksi, hipertrofi prostat, atau trauma. Gejala umumnya meliputi nyeri saat berkemih, kesulitan berkemih, dan distensi kandung kemih. Penatalaksanaan meliputi kateterisasi, drainase, dan obat analgesik.
Isolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami penurunan atau tidak mampu berinteraksi dengan orang lain. Faktor penyebabnya antara lain kurangnya kasih sayang orang tua pada masa bayi, genetik, dan norma keluarga yang salah. Gejala isolasi sosial meliputi kurang spontan, apatis, ekspresi wajah sedih, komunikasi berkurang, menyendiri, dan kurang peduli lingkungan. Ada
Pasien mengeluh sesak nafas yang bertambah saat beraktivitas dan berkurang saat istirahat. Diagnosa keperawatan adalah pola napas tidak efektif akibat hambatan upaya napas. Tujuan intervensi adalah meningkatkan pola napas pasien dan mengurangi keluhan sesaknya.
Rencana asuhan keperawatan menjelaskan diagnosa hipertermi pada pasien dengan suhu tubuh 38,8°C. Tujuan penanganannya adalah mengembalikan suhu tubuh ke normal 36,5°C. Rencana meliputi pemantauan suhu, pemberian kompres hangat, kolaborasi pemberian antiperetik, serta edukasi kepada orang tua tentang pengukuran suhu tubuh. Hasil implementasi menunjukkan suhu tubuh normal kembali beserta peningkatan pemah
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi organ-organ terkait seperti ginjal, kandung kemih, dan meatus urinaria untuk mendeteksi gangguan pada sistem tersebut.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengkajian sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, dan sistem lainnya yang relevan untuk mendeteksi gangguan kardiovaskuler. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dada, jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, hati, usus, dan tulang untuk menilai gejala dan tanda-tanda klinis gangguan kardiovaskuler. Output urine dan
Nasopharyngeal Airway (NPA) merupakan salah satu alat bantu pernapasan yang dapat membantu menjaga terbukanya saluran napas pasien meski masih memiliki refleks batuk atau muntah. NPA memiliki beberapa keunggulan dibandingkan alat bantu pernapasan lainnya seperti dapat dipasang pada pasien dengan trauma maksilofasial dan tidak menutupi mulut sehingga lebih nyaman dipakai. Namun penggunaan NPA juga mem
Dibawah ini adalah contoh Soal ukom perawat dan kunci jawaban.
1. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena mengalami kejang saat di rumah sampai lidahnya berdarah karena tergigit.
Apakah tindakan keperawatan yang menjadi prioritas pada kasus yang dialami oleh Tn. B?
Dapatkan soal soal uji kompetensi perawat terlengkap di www.kumpulanukom.blogspot.com dan Kumpulanukom.blogspot.com serta ukomperawat.blogspot.com
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pernafasan, mulai dari anatomi organ-organ sistem pernafasan seperti hidung, faring, laring, trakea, bronkus, alveoli, dan paru-paru. Juga dibahas proses fisiologi sistem pernafasan yaitu ventilasi, difusi, dan transportasi gas.
The use of restraints at WCMC increased significantly over the previous year. Restraints are primarily used in the CCU and are only applied after alternative methods have been tried or considered. Only trained staff can apply restraints and they must be documented thoroughly. Alternative methods and guidelines for different types of restraints are also outlined.
Children may sometimes need to be restrained for medical procedures or examinations. The document discusses various restraint techniques and important safety considerations for restraining children. Key restraint methods include mummy restraints, elbow/knee restraints, abdominal restraints, extremity restraints using clove hitch knots, finger restraints, crib-net restraints, jacket restraints, safety belts, and splints. Proper padding and loose restraints are important to avoid complications like restricted circulation or pressure sores.
Isolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami penurunan atau tidak mampu berinteraksi dengan orang lain. Faktor penyebabnya antara lain kurangnya kasih sayang orang tua pada masa bayi, genetik, dan norma keluarga yang salah. Gejala isolasi sosial meliputi kurang spontan, apatis, ekspresi wajah sedih, komunikasi berkurang, menyendiri, dan kurang peduli lingkungan. Ada
Pasien mengeluh sesak nafas yang bertambah saat beraktivitas dan berkurang saat istirahat. Diagnosa keperawatan adalah pola napas tidak efektif akibat hambatan upaya napas. Tujuan intervensi adalah meningkatkan pola napas pasien dan mengurangi keluhan sesaknya.
Rencana asuhan keperawatan menjelaskan diagnosa hipertermi pada pasien dengan suhu tubuh 38,8°C. Tujuan penanganannya adalah mengembalikan suhu tubuh ke normal 36,5°C. Rencana meliputi pemantauan suhu, pemberian kompres hangat, kolaborasi pemberian antiperetik, serta edukasi kepada orang tua tentang pengukuran suhu tubuh. Hasil implementasi menunjukkan suhu tubuh normal kembali beserta peningkatan pemah
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi organ-organ terkait seperti ginjal, kandung kemih, dan meatus urinaria untuk mendeteksi gangguan pada sistem tersebut.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengkajian sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, dan sistem lainnya yang relevan untuk mendeteksi gangguan kardiovaskuler. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dada, jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, hati, usus, dan tulang untuk menilai gejala dan tanda-tanda klinis gangguan kardiovaskuler. Output urine dan
Nasopharyngeal Airway (NPA) merupakan salah satu alat bantu pernapasan yang dapat membantu menjaga terbukanya saluran napas pasien meski masih memiliki refleks batuk atau muntah. NPA memiliki beberapa keunggulan dibandingkan alat bantu pernapasan lainnya seperti dapat dipasang pada pasien dengan trauma maksilofasial dan tidak menutupi mulut sehingga lebih nyaman dipakai. Namun penggunaan NPA juga mem
Dibawah ini adalah contoh Soal ukom perawat dan kunci jawaban.
1. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena mengalami kejang saat di rumah sampai lidahnya berdarah karena tergigit.
Apakah tindakan keperawatan yang menjadi prioritas pada kasus yang dialami oleh Tn. B?
Dapatkan soal soal uji kompetensi perawat terlengkap di www.kumpulanukom.blogspot.com dan Kumpulanukom.blogspot.com serta ukomperawat.blogspot.com
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pernafasan, mulai dari anatomi organ-organ sistem pernafasan seperti hidung, faring, laring, trakea, bronkus, alveoli, dan paru-paru. Juga dibahas proses fisiologi sistem pernafasan yaitu ventilasi, difusi, dan transportasi gas.
The use of restraints at WCMC increased significantly over the previous year. Restraints are primarily used in the CCU and are only applied after alternative methods have been tried or considered. Only trained staff can apply restraints and they must be documented thoroughly. Alternative methods and guidelines for different types of restraints are also outlined.
Children may sometimes need to be restrained for medical procedures or examinations. The document discusses various restraint techniques and important safety considerations for restraining children. Key restraint methods include mummy restraints, elbow/knee restraints, abdominal restraints, extremity restraints using clove hitch knots, finger restraints, crib-net restraints, jacket restraints, safety belts, and splints. Proper padding and loose restraints are important to avoid complications like restricted circulation or pressure sores.
This document discusses various restraint techniques used for children during medical procedures. It describes restraints like mummy, elbow, knee, abdominal, ankle, wrist, finger, crib-net, and jacket restraints. The purpose of restraints is to safely complete examinations, treatments, and prevent injury while allowing procedures to be performed. Proper restraint selection and application is important to maintain comfort and circulation without causing physical or psychological harm to the child. Complications can be prevented by following safety guidelines for restraint use.
The Use of Restraints in a Pediatric PopulationKimberly Allan
Ìý
This document discusses the use of restraints and seclusion on pediatric psychiatric populations. It begins by stating the learning objectives, which are to recognize different types of restraints, understand the restraint process, and identify methods to reduce restraints. It then defines three types of restraints - physical, chemical, and seclusion. The document outlines the restraint process, including initiation, monitoring, assessment, and release. It reviews research showing why reducing restraints is important. Two intervention models for reduction - collaborative problem solving and comprehensive behavioral management - are presented. Case studies of successful programs utilizing the Six Core Strategies framework are described. The document concludes with a discussion of hypothetical patient scenarios.
The document discusses guidelines for the use of restraint in patients. It defines restraint as restricting a person's freedom of movement or decision making. Restraint should only be used as an emergency therapeutic measure when no other options are available. A physician must write the restraint order and reassess the patient every 24 hours. Nurses are responsible for assessment, documentation, and monitoring policy implementation. Alternative measures should be attempted first before using restraint. Staff must be educated on proper restraint use and documentation is required. The goal is to use restraint only when necessary and remove it as soon as possible.
This presentation provides nursing staff education on safely restraining patients when necessary. It aims to teach alternatives to restraints and safe restraint application and monitoring. Key points include obtaining proper physician orders, using restraints as a last resort, monitoring restrained patients every 15 minutes, and documenting care provided. The goal is to educate on restraint safety and providing a safe environment for restrained patients.
This document provides information on the nurse's role and responsibilities regarding the use of restraints. It defines restraints and outlines general principles, indications, types, risks, and guidelines for their use. The nurse's role includes obtaining a doctor's order, monitoring the restrained patient every 15 minutes, documenting checks every 2 hours, and considering the earliest removal of restraints. Alternatives to restraints should always be tried first to reduce risk of harm.
Manajemen krisis psikiatri meliputi tindakan-tindakan untuk menangani pasien gangguan jiwa yang mengalami krisis seperti amuk, gelisah, atau berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Peran perawat meliputi pemberian obat, restrain fisik, dan monitoring kondisi pasien. Restrain hanya boleh dilakukan jika diperlukan untuk keselamatan, dengan mempertimbangkan hak pasien dan melakukan dokumentasi.
K3 di rumah sakit bertujuan untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan bagi tenaga medis. Alat pelindung diri (APD) seperti sepatu keselamatan, apron, sarung tangan, masker, pelindung mata dan topi digunakan untuk melindungi dari bahaya seperti cipratan darah atau cairan tubuh. APD harus digunakan dengan benar dan dibuang dengan hati-hati setelah selesai bekerja.
Dokumen tersebut membahas terapi komplementer dan mobilisasi dini. Terapi komplementer merupakan pengobatan pendukung untuk pengobatan medis konvensional dan mencakup akupunktur, terapi hiperbarik, dan terapi herbal. Mobilisasi dini bertujuan mempertahankan kemandirian dengan membimbing pasien untuk bergerak dan berjalan seawal mungkin guna mencegah komplikasi kesehatan.
Dokumen tersebut membahas penanganan cidera muskuloskeletal oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2008. Dokumen menjelaskan anatomi tulang dan otot, mekanisme trauma, jenis cidera yang mungkin terjadi, tata laksana awal trauma, dan penanganan fraktur dan pembebatan.
Dokumen tersebut membahas rekomendasi WHO untuk tempat kerja dalam mencegah penyebaran COVID-19, termasuk melakukan penilaian risiko bagi pekerja yang berpotensi terpapar, mengembangkan rencana aksi pencegahan dan mitigasi, serta melindungi kesehatan, keselamatan, dan keamanan karyawan. Dokumen tersebut juga membahas pedoman kewaspadaan isolasi seperti menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, menggunak
DenCo AMD merupakan inovasi jas dokter yang dirancang untuk mencegah gangguan muskuloskeletal. Jas ini dilengkapi dengan alat penegak tubuh dan sistem vibrasi serta inframerah yang dikendalikan oleh mikrokontroler untuk mengurangi ketegangan otot. Jas ini diharapkan dapat membantu dokter gigi dalam mencegah gangguan otot akibat posisi kerja yang statis.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis kasus kecelakaan kerja dan tatalaksana ankle sprain. Secara ringkas, dibahas lima kategori kasus kecelakaan kerja yaitu fatality, lost time injury, restricted work day case, medical treatment cases, dan first aid cases. Kemudian dibahas gejala, pemeriksaan fisik termasuk tes-tes khusus, diagnosis, dan tatalaksana non-farmakologi untuk ankle sprain akut yang mencakup PRICE dan menghindari HARM.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
2. RESTRAIN
PENGERTIAN :
Restrain, adalah aplikasi langsung
kekuatan fisik pada seseorang, tanpa
atau dengan izin, untuk membatasi
kebebasan bergerak.
Pembatasan bisa dalam makna dibatasi
secara fisik ( Ekstremitas tubuh ).
3. TUJUAN :
ï‚ž Menghindari yg membahayakan pasien
selama pemberian asuhan
keperawatan.
ï‚ž Memberi perlindungan pada pasien dari
kecelakaan selama pemberian asuhan
keperawatan.
ï‚ž Memenuhi kebutuhan pasien akan
keselamatan dan rasa aman ( safety
and security needs ) selama pemberian
asuhan keperawatan.
4. DILAKUKAN PADA :
ï‚ž Pasien dengan kesadaran menurun
disertai gelisah.
ï‚ž Pasien dengan indikasi gangguan
kejiwaan ( gaduh gelisah ).
5. PERSIAPAN ALAT :
ï‚ž Pilihlah restrain yang cocok
ï‚ž Bantalan pelindung kulit / tulang
6. PERSIAPAN PASIEN :
ï‚ž Kaji keadaan pasien untuk menentukan
jenis restrain sesuai keperluan
ï‚ž Jelaskan tujuan dan prosedur
pemasangan restrain
7. CARA KERJA :
1. Cuci tangan
2. Gunakan restrain yang dipilih
3. Gunakan bantalan sebelum memasang restrain
4. Tingkatkan restrain
5. Cuci tangan
6. Buka / longgarkan restrain setiap 4 jam selama 30
mnt.
7. Kaji kembali kemungkinan adanya luka setiap 4
jam ( observasi warna kulit dan denyut pada
ekstremitas )
8. Catat hasil pengkajian sebelum dan sesudah
pemasangan restrain.