Modul ini membahas tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan bagi guru sebagai pemimpin pembelajaran. Terdapat empat paradigma dilema etika yang dijelaskan yaitu individu lawan masyarakat, kebenaran lawan kesetiaan, keadilan lawan belas kasihan, dan jangka pendek lawan jangka panjang. Modul ini memberikan contoh-contoh kasus dilema etika beserta pertanyaan-pertanyaan untuk membantu pemahaman
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bkNur Arifaizal Basri
油
Laporan ini memberikan ringkasan program bimbingan konseling di SMAN 2 Pamekasan tahun 2019-2020, meliputi pelaksanaan berbagai layanan seperti orientasi siswa, konseling, bimbingan belajar, dan pemantauan prestasi serta permasalahan siswa untuk mendukung perkembangan mereka.
Dokumen tersebut membahas lima posisi kontrol guru dalam menerapkan disiplin positif yang berpusat pada murid, yaitu penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, pemantau, dan manajer. Posisi-posisi kontrol ini dijelaskan lebih lanjut beserta contoh dialog antara guru dan murid yang terlambat hadir sekolah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang budaya positif di sekolah dan perubahan paradigma dari kontrol eksternal menjadi kontrol internal.
2. Dokumen juga membedakan antara hukuman dan konsekuensi positif serta menjelaskan pentingnya memenuhi kebutuhan dasar manusia.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang 5 posisi kontrol yang dapat mendorong motivasi internal siswa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Diskusi tentang visi dan prakarsa perubahan di sekolah untuk meningkatkan minat dan semangat belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran baru yaitu Quizizz.
2. Langkah-langkah yang diambil meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi bersama guru lain untuk mengukur ketercapaian target peningkatan minat belajar siswa
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pembelajaran modul 2.2 membahas pentingnya penerapan pembelajaran sosial dan emosional di sekolah yang meliputi lima kompetensi yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan bertanggung jawab serta dilaksanakan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang bimbingan dan konseling pada anak usia dini, termasuk tujuan, fungsi, perbedaan dengan penyuluhan dan nasehat, karakteristik konseling, peran guru, dan faktor yang mempengaruhi permasalahan anak.
Salinan Materi Coaching Mapel Umum disekolah.pptxheruheru31
油
Coaching di sekolah bisa menjadi alat yang efektif untuk membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka. Berikut beberapa materi coaching yang bisa diterapkan:
Untuk Siswa
Pengembangan Diri:
Menetapkan tujuan: Membantu siswa menetapkan tujuan yang SMART (Spesifik, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).
Manajemen waktu: Melatih siswa untuk mengatur waktu belajar dan aktivitas lainnya secara efektif.
Mengatasi stres: Memberikan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk meningkatkan fokus dan konsentrasi.
Meningkatkan kepercayaan diri: Membantu siswa mengenali kekuatan dan kelemahan diri, serta membangun kepercayaan diri.
Pengembangan Akademik:
Teknik belajar efektif: Mengajarkan berbagai teknik belajar seperti mind mapping, SQ3R, dan Feynman Technique.
Mengatasi kesulitan belajar: Memberikan dukungan dan strategi untuk mengatasi kesulitan dalam mata pelajaran tertentu.
Persiapan ujian: Membantu siswa dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian dengan baik.
Pengembangan Sosial:
Komunikasi efektif: Melatih siswa untuk berkomunikasi dengan baik, baik secara verbal maupun nonverbal.
Keterampilan interpersonal: Membantu siswa membangun hubungan yang baik dengan teman sebaya dan guru.
Kepemimpinan: Mengembangkan potensi kepemimpinan siswa melalui berbagai aktivitas.
Untuk Guru
Meningkatkan efektivitas mengajar:
Mengembangkan rencana pembelajaran: Membantu guru dalam merancang pembelajaran yang menarik dan efektif.
Mengelola kelas: Memberikan strategi untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Memberikan umpan balik: Melatih guru untuk memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa.
Membangun hubungan dengan siswa:
Menjalin hubungan yang positif: Membantu guru membangun hubungan yang baik dan saling percaya dengan siswa.
Memahami kebutuhan siswa: Melatih guru untuk memahami kebutuhan dan gaya belajar masing-masing siswa.
Pengembangan profesional:
Menetapkan tujuan pengembangan diri: Membantu guru menetapkan tujuan pengembangan profesional.
Mencari mentor: Memfasilitasi guru untuk mencari mentor yang dapat membimbing mereka.
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bkNur Arifaizal Basri
油
Laporan ini memberikan ringkasan program bimbingan konseling di SMAN 2 Pamekasan tahun 2019-2020, meliputi pelaksanaan berbagai layanan seperti orientasi siswa, konseling, bimbingan belajar, dan pemantauan prestasi serta permasalahan siswa untuk mendukung perkembangan mereka.
Dokumen tersebut membahas lima posisi kontrol guru dalam menerapkan disiplin positif yang berpusat pada murid, yaitu penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, pemantau, dan manajer. Posisi-posisi kontrol ini dijelaskan lebih lanjut beserta contoh dialog antara guru dan murid yang terlambat hadir sekolah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang budaya positif di sekolah dan perubahan paradigma dari kontrol eksternal menjadi kontrol internal.
2. Dokumen juga membedakan antara hukuman dan konsekuensi positif serta menjelaskan pentingnya memenuhi kebutuhan dasar manusia.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang 5 posisi kontrol yang dapat mendorong motivasi internal siswa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Diskusi tentang visi dan prakarsa perubahan di sekolah untuk meningkatkan minat dan semangat belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran baru yaitu Quizizz.
2. Langkah-langkah yang diambil meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi bersama guru lain untuk mengukur ketercapaian target peningkatan minat belajar siswa
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pembelajaran modul 2.2 membahas pentingnya penerapan pembelajaran sosial dan emosional di sekolah yang meliputi lima kompetensi yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan bertanggung jawab serta dilaksanakan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang bimbingan dan konseling pada anak usia dini, termasuk tujuan, fungsi, perbedaan dengan penyuluhan dan nasehat, karakteristik konseling, peran guru, dan faktor yang mempengaruhi permasalahan anak.
Salinan Materi Coaching Mapel Umum disekolah.pptxheruheru31
油
Coaching di sekolah bisa menjadi alat yang efektif untuk membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka. Berikut beberapa materi coaching yang bisa diterapkan:
Untuk Siswa
Pengembangan Diri:
Menetapkan tujuan: Membantu siswa menetapkan tujuan yang SMART (Spesifik, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).
Manajemen waktu: Melatih siswa untuk mengatur waktu belajar dan aktivitas lainnya secara efektif.
Mengatasi stres: Memberikan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk meningkatkan fokus dan konsentrasi.
Meningkatkan kepercayaan diri: Membantu siswa mengenali kekuatan dan kelemahan diri, serta membangun kepercayaan diri.
Pengembangan Akademik:
Teknik belajar efektif: Mengajarkan berbagai teknik belajar seperti mind mapping, SQ3R, dan Feynman Technique.
Mengatasi kesulitan belajar: Memberikan dukungan dan strategi untuk mengatasi kesulitan dalam mata pelajaran tertentu.
Persiapan ujian: Membantu siswa dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian dengan baik.
Pengembangan Sosial:
Komunikasi efektif: Melatih siswa untuk berkomunikasi dengan baik, baik secara verbal maupun nonverbal.
Keterampilan interpersonal: Membantu siswa membangun hubungan yang baik dengan teman sebaya dan guru.
Kepemimpinan: Mengembangkan potensi kepemimpinan siswa melalui berbagai aktivitas.
Untuk Guru
Meningkatkan efektivitas mengajar:
Mengembangkan rencana pembelajaran: Membantu guru dalam merancang pembelajaran yang menarik dan efektif.
Mengelola kelas: Memberikan strategi untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Memberikan umpan balik: Melatih guru untuk memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa.
Membangun hubungan dengan siswa:
Menjalin hubungan yang positif: Membantu guru membangun hubungan yang baik dan saling percaya dengan siswa.
Memahami kebutuhan siswa: Melatih guru untuk memahami kebutuhan dan gaya belajar masing-masing siswa.
Pengembangan profesional:
Menetapkan tujuan pengembangan diri: Membantu guru menetapkan tujuan pengembangan profesional.
Mencari mentor: Memfasilitasi guru untuk mencari mentor yang dapat membimbing mereka.
Panduan :
1.Mendampingi Kepala Sekolah dalam mendiskusikan isu-isu praktik kepemimpinan pembelajaran dan perencanaan kerja kepala sekolah
2.Memfasilitasi refleksi Kepala Sekolah dalam penerapan program kerja sekolah
LMS_Sesi 1_Modul 4_Coaching_Definisi sampai RASA (1).pdfUmmu Fitriyah
油
Dokumen tersebut membahas tentang peran pengajar praktik sebagai coach bagi calon guru penggerak dalam mengembangkan kompetensi mereka, di mana pengajar praktik berperan sebagai mitra yang mendengarkan secara aktif dan mengajukan pertanyaan untuk memicu pemikiran calon guru penggerak."
PENJELASAN REFLEKSI MODUL 2.3 Coaching adalah proses kolaborasi sistematis de...ahmadzaini10748
油
Coaching adalah proses kolaborasi sistematis dengan fokus pada solusi masalah, berorientasi pada hasil untuk membantu seseorang belajar bukan mengajariny
Bimbingan Rakan Sebaya Guru atau Pembimbing Instruksi (Peer Coaching / Instructional Coaches) merujuk kepada strategi secara sistematik untuk memerhatikan pengajaran guru lain dengan menggunakan kitaran prakonferensi, pemerhatian dan pascakonferensi. Peer Coaching (PC) ialah salah satu strategi untuk memperbaiki pelaksanaan kurikulum terhadap strategi, teknik dan kemampuan guru dalam pembelajaran (Hasbrouck, 1997).
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Penggunaan coaching oleh pengajar praktik dalam membimbing calon guru penggerak dan melakukan supervisi akademik
2. Prinsip-prinsip pemberian umpan balik dan supervisi berbasis coaching seperti tujuan membangun, menggunakan pertanyaan untuk memahami pandangan orang lain, memberikan apresiasi, dan umpan balik konstruktif
3. Contoh percakapan coaching dalam berbagai tah
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
3. 1. Peserta mendapatkan pemahaman
tentang rangkaian supervisi akademik
yang dapat dilakukan dengan sesama
rekan sejawat.
2. Peserta dapat memahami pola pikir
Teknik coaching dalam rangkaian
supervisi akademik
Tujuan
4. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Agenda
Mempelajari teknik coaching dalam
kegiatan supervisi akademik.
Mempelajari rangkaian supervisi
akademik untuk evaluasi kegiatan
pembelajaran.
5. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Pemetaan Harapan (10 menit)
Dengan tujuan dan agenda
seperti di atas, apa harapan
yang Bapak/Ibu ingin capai
dalam rangkaian seminar kali
ini?
Perubahan apa yang diharapkan
muncul dalam diri Anda?
Tuliskan di kertas tempel!
7. Peserta mampu:
- membedakan coaching dengan metode
pendampingan lainnya
- memahami konsep coaching, pola pikir
coach, dan prinsip coaching
- mempraktikan alur percakapan
coaching dengan TIRTA
Tujuan
8. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Training Mentoring Coaching Facilitating Consulting
Definisi
Tujuan
Mengajarkan suatu
strategi atau teknik
kepada seseorang
yang relevan dengan
pekerjaan.
Memberikan saran
dan contoh untuk
dipelajari oleh
seseorang untuk
meningkatkan
kinerjanya
Memberdayakan
seseorang untuk
meningkatkan
kinerja dengan
mengungkap
potensi dirinya
Membantu
sekelompok orang
dalam mengambil
keputusan kelompok
atau organisasi
Memberikan
rekomendasi
berdasarkan hasil
analisis untuk
pengembangan
organisasi
Lingkup Komunitas Belajar
Individu atau
kelompok
Individu atau
kelompok.
Kelompok atau
organisasi.
Organisasi
Luaran
Praktik penerapan
hasil pelatihan.
Cenderung lebih
standar mengacu
pada kurikulum atau
tujuan pelatihan.
Praktik penerapan
hasil mentoring.
Cenderung lebih
mengikuti kekayaan
pengalaman mentor.
Praktik atau
perspektif baru
hasil kesadaran
atau inspirasi yang
didapatkan dari
coaching.
Cenderung lebih
kontekstualisasi
berdasarkan
kapasitas peserta.
Keputusan tentang
strategi, kebijakan,
atau program hasil
proses fasilitasi
kelompok.
Cenderung lebih
kontekstualisasi
sesuai potensi
kelompok atau
organisasi dan
kondisi lingkungan.
Keputusan tentang
strategi, kebijakan,
atau program hasil
proses konsultasi
organisasi.
Cenderung lebih
kontekstualisasi
sesuai potensi
organisasi dan
kondisi
lingkungan.
Metode Pendampingan
9. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Training Mentoring Coaching Facilitating Consulting
Definisi
Dibutuhkan
oleh
Anggota
komunitas belajar
yang akan
menangani posisi
atau pekerjaan
baru atau akan
mempelajari
suatu strategi
atau teknik baru.
Orang yang
akan menangani
posisi atau
pekerjaan baru
atau akan
mempelajari
suatu strategi
atau teknik
baru.
Orang yang ingin
meningkatkan
kinerjanya
berdasarkan hasil
refleksi
pengalamannya
yang relevan.
Kelompok orang yang
ingin mengambil
keputusan yang
berdampak besar
atau pengembangan
yang melibatkan
sejumlah
aspek/pihak.
Organisasi yang
ingin melakukan
perubahan atau
pengembangan
dalam lingkup
organisasi.
Sangat dibutuhkan
terutama oleh
organisasi yang
terpuruk.
Lebih tepat
bila
Jumlah orang
yang banyak dan
waktu terbatas.
Menyediakan
contoh yang bisa
dipelajari dan
diadopsi.
Waktu relatif
terbatas untuk
pengembangan.
Menyediakan
contoh yang
bisa dipelajari
dan diadopsi.
Ada potensi atau
praktik baik yang
bisa dikembangkan
seseorang.
Bertujuan membuat
seseorang menjadi
berdaya melakukan
perubahan.
Bertujuan
memberdayakan
kelompok atau
organisasi melakukan
perubahan.
Butuh inovasi atau
diferensiasi praktik
sesuai konteks
kelompok atau
organisasi
Bertujuan membantu
organisasi bangkit
dari kondisi terpuruk
atau melakukan
perubahan besar.
Mengombinasikan
dengan pilihan
metode yang lain
Metode Pendampingan
13. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Definisi Coaching
Hubungan kemitraan dengan klien,
dalam suatu percakapan yang
kreatif dan memicu pemikiran,
untuk memaksimalkan potensi
pribadi dan profesional klien
15. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Prinsip-prinsip Coaching
Seorang coach harus
membangun rasa
setara
Kemitraan ditunjukkan
dengan
mengedepankan
tujuan coachee
Kemitraan
Percakapan 2 arah
Percakapan dilakukan
untuk menggali,
memetakan situasi
coachee
Percakapan ditujukan
untuk menghasilkan
pemikiran atau ide-ide
baru
Percakapan
Kreatif
Percakapan harus
ditutup dengan
kesimpulan yang
dinyatakan oleh
coachee
Percakapan
menghasilkan rencana
tindakan
Memaksimalkan
Potensi
16. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Fokus pada
Coachee
1
Memiliki
Kesadaran Diri
yang Kuat
3
Bersikap terbuka
dan ingin tahu lebih
banyak
Saya membantu
coachee melihat
peluang-peluang
baru
4
Pola Pikir seorang Coach
2
17. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Fokus Pada Coachee
Coach memusatkan perhatian pada orang
yang dicoachingnya, bukan pada "topik" yang
dibawanya dalam percakapan.
Fokus diletakkan pada bagaimana topik apa
pun yang dibawa oleh coachee, dapat
membawa kemajuan pada coachee, sesuai
keinginan coachee.
18. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Bersikap Terbuka
Coach memiliki pikiran yang terbuka terhadap
pemikiran-pemikiran coachee
Ditandai dengan minimnya penilaian/pelabelan
atau analisa tentang baik/buruk atau
benar/salahnya pemikiran tersebut
Ditandai juga dengan kemampuan menerima
pemikiran dengan tenang, dan tidak
menjadi emosional
19. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Bersikap Ingin
Tahu Lebih Banyak
Seorang coach memelihara rasa ingin tahu
(curiosity) yang besar terhadap apa yang
membuat coacheenya memiliki
pemikiran/pendapat/perasaan tertentu
20. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Memiliki Kesadaran Diri
yang Kuat
Kesadaran diri yang kuat membantu coach
untuk bisa menangkap adanya perubahan yang
terjadi selama pembicaraan
Juga mampu menangkap adanya emosi/energi
yang timbul dan mempengaruhi percakapan,
baik dari dalam diri maupun dari coachee
21. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Saya membantu coachee
melihat peluang-peluang
baru
Coach harus mampu membantu coachee
melihat peluang perkembangan yang ada dan
juga bisa membawa coachee melihat masa
depan
23. Dirjen GTK Kemendikbudristek
PRESENCE
Kemampuan untuk hadir utuh bagi coachee
kita.
Badan - pikiran - hati selaras saat sedang
melakukan percakapan dengan coachee
Ini bagian dari Kesadaran Diri
Ini membantu munculnya mindset dan
kompetensi yang lain
Bersikap terbuka
Bersikap sabar
Bersikap ingin tahu lebih banyak
24. Dirjen GTK Kemendikbudristek
MENDENGARKAN AKTIF
Kemampuan untuk fokus pada apa
yang dikatakan oleh lawan bicara
dan memahami keseluruhan
makna yang tidak terucapkan.
25. Dirjen GTK Kemendikbudristek
MENDENGARKAN AKTIF
3 ALASAN TIDAK BISA MENDENGARKAN
Asumsi - sudah mempunyai anggapan
tertentu tentang suatu situasi
Judgment/Melabel -memberi label pada
seseorang dalam situasi tertentu
Asosiasi - mengaitkan dengan pengalaman
pribadi
27. Dirjen GTK Kemendikbudristek
MENGAJUKAN
PERTANYAN
BERBOBOT
Bentuk pertanyaan terbuka: menggunakan kata APA -
BAGAIMANA - SEBERAPA.
Tidak menggunakan kata KENAPA atau MENGAPA
karena akan terasa menyudutkan coachee, ganti dengan
pertanyaan APA YANG MEMBUAT ?
BUKAN pertanyaan TERTUTUP maupun
MENGARAHKAN seperti Apakah, Sudahkah, Apa
sudah, pertanyaan yang dijawab dengan Ya atau Tidak
28. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Contoh Pertanyaan
HINDARI GUNAKAN
Apakah Anda sudah melakukan ? Sejauh ini apa upaya yang sudah
dilakukan?
Apakah Anda sudah memahami
tentang ?
Apa yang Bapak/Ibu pahami tentang ?
Kenapa Anda memutuskan tujuan
tersebut?
Apa yang membuat Bapak/Ibu ingin
mencapai tujuan tersebut?
Berapa jumlah guru yang Anda
pimpin?
Bagaimana kondisi para guru di sekolah
yang Bapak/Ibu pimpin?
29. Dirjen GTK Kemendikbudristek
MENDENGARKAN &
BERTANYA DENGAN
RASA
R - receive
A - acknowledge
S - summarize
A - ask
Model mendengarkan yang dikembangkan
oleh Julian Treasure
R
A
S
A
30. Dirjen GTK Kemendikbudristek
RECEIVE (Terima)
Menangkap kata kunci - kata-kata yang diucapkan klien
CIRI-CIRI KATA KUNCI:
diucapkan berulang-ulang
diucapkan dengan intonasi tertentu
berupa kata yang aneh/metafora/analogi
tertangkap ada emosi saat diucapkan
menggambarkan kondisi perasaan/pemikiran dia
saat itu
diucapkan setelah "tapi" atau "namun".
31. Dirjen GTK Kemendikbudristek
ACKNOWLEDGE
(Beri tanda)
Memberi tanda/sinyal bahwa kita mendengarkan
Dengan anggukan, dengan kontak mata
Jika percakapan dilakukan secara daring, bisa
dengan mengatakan "O..", "Ya..".
Memberikan perhatian penuh pada coachee.
Tidak sibuk mencatat
Tidak terganggu dengan situasi lain
32. Dirjen GTK Kemendikbudristek
SUMMARIZE (Rangkum)
Saat coachee selesai bercerita, rangkum untuk
memastikan pemahaman kita sama
Rangkuman berupa satu kalimat yang bersesuaian
maknanya dengan yang diucapkan coachee
Gunakan kata kunci
Digunakan juga untuk merangkum potongan-potongan
informasi yang telah didapatkan sebelum ini.
Mintakan konfirmasi dari coachee apakah rangkuman kita
betul
33. Dirjen GTK Kemendikbudristek
ASK (Tanya)
Berdasarkan yang kita dengar dan hasil
merangkum (summarizing), ajukan pertanyaan
yang membuat pemahaman coachee lebih dalam
tentang situasinya
Pertanyaan harus merupakan hasil mendengarkan
- mengandung penggalian atas kata kunci atau
emosi yang sudah dikonfirmasi
Dalam format pertanyaan terbuka: menggunakan
apa, bagaimana, seberapa, kapan, siapa atau di
mana.
Jangan gunakan mengapa atau apakah atau
sudahkah.
37. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Penggunaan Kompetensi Coaching
Dalam sesi coaching, akan ada
alur tertentu yang harus diikuti.
Sesi coaching harus terjadwal
Lamanya 30-90 menit
Dalam Sesi Coaching
Bisa tidak terjadwal
Didorong oleh kebutuhan untuk
memiliki teman berpikir menghadapi
situasi tertentu atau kebutuhan untuk
mengetahui kemajuan
Dalam Percakapan dengan
Tujuan Tertentu
39. Dirjen GTK Kemendikbudristek
HADIR SEPENUHNYA
Pastikan Anda bisa hadir
sepenuhnya, agar
memudahkan untuk fokus
kepada coachee.
Jangan melakukan coaching
saat sulit untuk hadir
sepenuhnya:
tanggal/jam sibuk Anda,
sedang sakit.
SABAR, SABAR, SABAR
Menguatkan kualitas sabar
di dalam diri, sehingga
selama percakapan bisa
merespons pada saat yang
tepat serta mampu
memberikan ruang kepada
coachee untuk bicara
BERSIKAP TERBUKA DAN INGIN TAHU
Berniat untuk tidak memberi label
pada coachee atau apapun yang
dikatakannya
Bangun kualitas keingintahuan Anda,
tahan diri untuk memberi nasihat atau
memberikan solusi.
Pusatkan rasa ingin tahu pada apa
yang ada di balik ucapan-ucapan atau
pemikiran-pemikiran coachee.
Tips untuk bisa Presence
40. Dirjen GTK Kemendikbudristek
ALUR PERCAKAPAN TIRTA
TIRTA
Menggali dan
memetakan situasi saat
ini. Hubungkan fakta-
fakta yang ada.
I (Identifikasi)
2
Menyepakati topik
pembicaraan dan hasil
pembicaraan
T (Tujuan)
1
Berkomitmen akan
langkah selanjutnya
TA (Tanggung
Jawab)
4
Mengembangkan ide
untuk alternatif rencana
aksi/solusi
R (Rencana Aksi)
3
41. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Tujuan yang kita tentukan di sini adalah TUJUAN
PERCAKAPAN (30-90), bukan tujuan yang lain.
Tujuan percakapan terdiri dari 2 hal:
Agenda/Topik Percakapan
Hasil dari Percakapan
Ada 2 Pertanyaan yang Harus diajukan:
Pertanyaan tentang Agenda:
Apa yang topik/agenda percakapan kita kali ini?
Pertanyaan tentang hasil:
Apa yang ingin Bapak/Ibu dapatkan dari
percakapan ini?
Tujuan
TIRTA
42. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Ini tahap saat coach membantu coachee
melihat/mengidentifikasi apa saja yang sebetulnya
ada di dalam situasinya saat ini.
Ini mencakup fakta yang kasat mata dan tak kasat
mata (perasaan, keinginan, dorongan)
Tujuan tahap ini adalah memperjelas, menggali
dan memetakan situasi
Contoh pertanyaan:
Situasinya sekarang seperti apa?
Apa yang mempengaruhi hal itu?
Situasi yang diinginkan seperti apa?
Apa yang bisa membuat itu terwujud?
Identifikasi
TIRTA
43. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Tahap ini adalah tahap mengeksplorasi
gagasan/kemungkinan dan rencana.
Jika coachee sudah bisa melihat situasi dengan cara baru
(tahap I) biasanya ia sudah siap diajak mengeksplorasi
gagasan atau alternatif baru
Dari tahap ini bisa keluar 1-3 gagasan, tidak perlu terlalu
banyak. Yang penting setiap gagasan harus dibuat spesifik
dan detil.
Di tahap ini, coach boleh brainstorming atau berbagi
pengalaman jika diminta.
Contoh Pertanyaan:
Ada gagasan apa untuk ?
Apa yang harus disiapkan untuk itu?
Apa yang bisa memastikan hal itu berjalan?
Apa kriteria yang diinginkan?
Apa lagi?
Rencana aksi
TIRTA
44. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Di tahap ini, tugas coach adalah mengukuhkan komitmen
coachee dan meminta coachee membangun struktur
akuntabilitasnya.
Minta coachee menyimpulkan, jangan coachnya.
Coach mungkin perlu mencatat komitmen dalam bentuk
action
Jadi apa yang akan dilakukan setelah sesi ini dari
alternatif-alternatif tadi?
Kapan? Siapa yang perlu dihubungi?
Bagaimana Bapak/Ibu memastikan ini bisa berjalan?
Siapa yang perlu dimintai dukungan?
Pertanyaan penutup:
Apa yang bisa disimpulkan dari sesi ini?
Apa yang menjadi insight dari sesi ini?
Contoh pertanyaan:
Tanggung Jawab
TIRTA
47. Peserta mampu memahami kegiatan
rangkaian supervisi akademik untuk
melakukan evaluasi kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan pada
satuan Pendidikan.
Tujuan
48. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Refleksi awal pemahaman (5 menit)
Apa yang pertama kali terlintas dalam
benak Bapak/ Ibu Ketika mendengar
kata Supervisi?
49. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Paradigma Supervisi Akademik
Supervisi akademik merupakan
serangkaian aktivitas yang bertujuan
untuk memberikan dampak secara
langsung pada guru dan kegiatan
pembelajaran mereka di kelas.
Supervisi akademik perlu dimaknai
secara positif sebagai kegiatan
berkelanjutan yang meningkatkan
kompetensi guru sebagai pemimpin
pembelajaran dalam mencapai tujuan
pembelajaran yakni pembelajaran yang
berpihak pada anak, dengan kata lain
meningkatkan performa pembelajaran.
50. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Hal peningkatan performa pembelajaran tersebut juga
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 57 Tahun 201 Tentang Standar
Nasional Pendidikan, bagian Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan berikut:
Pasal 14 ayat (1)
Dalam rangka meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, penilaian proses pembelajaran selain
dilaksanakan oleh pendidik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 yang dapat dilaksanakan oleh:
1.sesama pendidik;
2.kepala Satuan Pendidikan; dan/atau
3.Peserta Didik.
Paradigma Supervisi Akademik
51. Dirjen GTK Kemendikbudristek
1.Pertumbuhan: setiap individu melihat
supervisi sebagai bagian dari daur belajar
bagi pengembangan performa sebagai
seorang guru,
2.Perkembangan: supervisi mendorong
individu dalam mengidentifikasi dan
merencanakan area pengembangan diri,
3.Pengawasan: sarana dalam monitoring
pencapaian tujuan pembelajaran.
Tujuan supervisi akademik ini terpadu dan
integral, tidak mengesampingkan tujuan
yang satu dari yang lainnya.
Tujuan Supervisi Akademik
52. Dirjen GTK Kemendikbudristek
1.Kemitraan: proses kolaboratif antara
supervisor dan guru
2.Konstruktif: bertujuan mengembangkan
kompetensi individu
3.Terencana
4.Reflektif
5.Objektif: data/informasi diambil
berdasarkan sasaran yang sudah disepakati
6.Berkesinambungan
7.Komprehensif: mencakup tujuan dari
proses supervisi akademik
Prinsip Supervisi Akademik
54. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Percakapan Pra Observasi
Percakapan pra-observasi ini biasanya berlangsung singkat sekitar 15 sampai 20
menit. Dengan menggunakan percakapan coaching untuk perencanaan,
supervisor dapat mencatat apa yang menjadi sasaran pengembangan guru.
Hal-hal yang diperhatikan pada percakapan pra observasi :
1.Supervisor menyampaikan tujuan besar supervisi dan tujuan dari percakapan
awal.
2.Guru menyampaikan rancangan pelaksanaan pembelajaran dan
menginformasikan aspek perkembangan yang hendak diobservasi
3.Supervisor dan guru menyepakati sasaran observasi, waktu kunjungan kelas
dan waktu percakapan pasca-observasi
4.Supervisor menginformasikan bahwa ia akan mencatat kegiatan pembelajaran
yang dilakukan guru di kelas
Contoh Rubrik Pra Observasi Kelas
56. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Observasi Pembelajaran
Supervisor melakukan pengamatan saat proses
pembelajaran
Supervisor menggunakan instrumen yang telah
ditentukan sebelumnya dan
Supervisor fokus pada sasaran yang sudah
disepakati.
Supervisor dapat mencatat hal-hal menarik di luar hal
yang sudah disepakati yang dapat bermanfaat bagi
guru dalam pengembangan kompetensi dirinya
sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada
murid.
58. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Pasca Observasi
Percakapan pasca-observasi idealnya berisikan
aktivitas berikut:
1. Tujuan percakapan: analisis hasil data observasi
2.Percakapan umpan balik
3.Percakapan perencanaan area pengembangan
4.Rencana aksi pengembangan diri
59. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Pasca Observasi
Dalam percakapan pasca-observasi:
Supervisor dapat menggunakan model percakapan untuk
refleksi dan percakapan untuk kalibrasi dengan menggunakan
data yang telah diambil pada saat kunjungan kelas sesuai
dengan kesepakatan akan aspek-aspek yang hendak
diperhatikan.
Supervisor memberikan ruang bagi guru berefleksi pada saat
analisis hasil data observasi
Guru diajak menemukan sendiri area pengembangan
selanjutnya dan perbaikan diri yang hendak dilakukan melalui
pertanyaan berbobot.
61. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Tindak Lanjut Supervisi
Kegiatan supervisi akademik tidak
berhenti saat rangkaian supervisi
klinis selesai.
Prinsip berkesinambungan dan
memberdayakan yaitu :
refleksi - perencanaan
pengembangan diri -
pengembangan proses
pembelajaran.
63. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Manfaat Kegiatan Supervisi Akademik
Evaluasi dan refleksi diri terhadap
kegiatan pembelajaran
Mengembangkan strategi dan
metode pembelajaran melalui
prinsip ATM (Amati, Tiru,
Modifikasi), apabila dilakukan
pada rekan sejawat (sesama guru)
Dapat digunakan sebagai laporan
dalam poin pengembangan diri :
Melakukan observasi
pembelajaran rekan sejawat (8
poin)