際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
M.K TEKNIK PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN
Oleh :
Dr.Kiman Siregar, S.TP,M.Si
E-mail : ksiregar.unsyiah@gmail.com
HP : 08128395848, WA : 085260408568
Program Studi Teknik Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
2015
Pendinginan dan Pembekuan
Tujuannya :
 Memperpanjang masa simpan produk pertanian
 Mempertahankan mutu produk pertanian
Jenis-jenis mesin/teknologi pendinginan :
Pendinginan Kompresi Uap
Pendinginan Absorbsi
Pendinginan Cooling Tower
Pendinginan Nokturnal
Pendinginan Vakum
RANGKAIAN SISTEM PENDINGIN KOMPRESI UAP
RANGKAIAN SISTEM PENDINGIN KOMPRESI UAP
P
tev
m
1
2
2`3
4
tk
tev
tk
h3=h4 h1 h2 h
DIAGRAM HUBUNGAN TEKANAN DAN ENTHALPI (P  h)
Kapasitas Refrigerasi
Kapasitas refrigerasi diperoleh dari perubahan refrigeran dari fase cair
ke gas dan menerima panas dari lingkungan yang terjadi pada
evaporator.
 41refev hhmq  
Kompresor
Kerja yang dilakukan refrigeran selama kompresi isentropik dihitung
berdasarkan perubahan entalphi dikalikan dengan laju aliran
refrigeran.
 12ref hhmThp
Mesin Pendinginan Absorbsi
Kompresi uap
- kompresor
Absorbsi :
- absorber
- generator
Kondensor
Evaporator
Katup
cekik
uap
tekanan
tinggi
tekanan
rendah
Gambar 6-1 Perbedaan siklus kompresi uap dengan
siklus absorbsi
generator kondensor
evaporatorabsorber
1
2
3
4
5
Gambar 6-2 Bagan alir proses pendinginan absorbsi
katup
cekik
tekanan
tinggi
tekanan
rendah
larutan pekat (zat penyerap + refrigeran)
larutan encer (zat penyerap + refrigeran)
uap refrigeran
refrigeran cair
Catatan :
katup
cekik
6
7
8
Mesin Pendinginan Absorbsi
PENDINGINAN VAKUM
 Proses terjadi pendinginan vakum didasarkan
pada proses penguapan sebagian air dari
bahan yang didinginkan yang terjadi pada
tekanan ruang yang sangat rendah
 Pada saat terjadinya penguapan, diperlukan
entalpi berupan panas laten penguapan yang
dapat diserap dari bahan itu sendiri
(lingkungan sekitarnya)
Keunggulan Pendinginan Vakum :
 Laju pendinginan yang cepat
 Keseragaman suhu yang baik, karena proses
perpindahan panas yang terjadi melalui
perubahan fase (phase-change heat transfer
methode), sedangkan metode yang lain mode
perpindahan panas terjadi secara konduksi dan
konveksi
 Penularan penyakit dari satu bagian terinfeksi ke
bagian lainnya lebih kecil, karena tidak
menggunakan media (ruang hampa)
Kelemahan Pendinginan Vakum :
 Penerapannya yang hanya terbatas pada
sayuran daunan dan produk berkadar air
tinggi
 Kebutuhan energi dan biaya yang relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan metode
pendinginan yang lain
PROSES TERJADINYA PENDINGINAN VAKUM
 Mekanisme pendinginan vakum didasarkan
pada proses perubahan fase (pendidihan)
sebagian air dalam bahan yang berlangsung
cepat pada kondisi tekanan ruang rendah
 Secara termodinamika, air yang berada pada
ruang bertekanan rendah dapat mendidih
pada suhu rendah, seperti diperlihatkan pada
Tabel 1
Tabel 1. Sifat Termodinamika Air
Tekanan
(kPa)
Suhu
Titik
Didih (o
C)
Panas Laten
Penguapan
(kJ/kg)
Volume
Jenis Uap
(m3
/kg)
0,61
1,0
3,2
10,0
101,3
0,01
7,0
25,0
45,8
100,0
2501,3
2484,9
2442,3
2392,8
2257,0
206136,0
129208,0
43360,0
14674,0
1672,9
Sumber : Keenan, et al .(1978)
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada tekanan normal (101,3
kPa), air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan pada tekanan
ruang 0,61 kPa, air dapat mendidih pada suhu mendekati 0oC.
Saat terjadi pendidihan diperlukan entalpi (panas laten
penguapan).
Mekanisme Pendingingan Vakum
 Pada pendinginan vakum, air yang didihkan
berasal dari bahan yang akan didinginkan,
sehingga panas laten yang dibutuhkan berasal
dari bahan tersebut.
 Dengan demikian, bahan melepaskan panas
sehingga terjadi penurunan suhu (pendinginan).
 Proses pendinginan tersebut berlangsung
diseluruh permukaan bahan yang berhubungan
langsung dengan udara di dalam ruang
pendinginan dengan kecepatan yang hampir
sama dengan penurunan tekanan ruangan.
Perbandingan Penurunan Suhu Dengan
Kehilangan Air
 Dari Tabel 1 terlihat bahwa proses pendidihan air pada
tekanan yang lebih rendah membutuhkan panas laten yang
lebih besar, sehingga terdapat hubungan yang erat antara
penurunan tekanan dan suhu dalam pendinginan vakum.
 Panas yang masuk dan menyebabkan perubahan suhu
disebut panas sensible, karena perubahan panas dapat
dirasakan, dihitung dengan persamaan :
 Dimana : Qs (Panas sensible yang dipindahlan/kJ), m
(massa bahan/kg), Cp (Panas jenis bahan/kJ/kg.K), dT
(Perubahan suhu bahan/K)
dTCpmQs ..
Jenis-jenis Mesin/Teknologi Pembekuan
 Pembekuan (dengan hembusan udara (air blast
freezing) : Kecepatan ratarata udara pada proses pembekuan
ini adalah 1,5  7.0 m/dt dan suhu udara dingin 29 oC sampai -
40 oC
 Air Impigment Blast Freezer : Laju pembekuan yang
dicapai lebih cepat dari metode air blast dan kehilangan air dari
pemukaan lebih rendah.
 Fluidized bed freezing : berdekatan dengan cara
pembekuan air blast freezing, tetapi peralatan ini dilengkapi
dengan suatu sistem khusus yang dapat menimbulkan getaran-
getaran yang bertujuan untuk mengapungkan bahan sehingga
mempercepat proses pembekuan
Jenis-jenis Mesin/Teknologi Pembekuan
 Pembekuan lempeng sentuh : bahan diletakkan di
atas suatu plat, sedangkan jenis yang lain dilakukan
dengan menempatkan bahan yang didinginkan di
antara dua buah plat. Tidak membutuhkan gerakan
udara, suhu plat dipertahankan sampai suhu -40 oC.
 Pembekuan Kriogenik : Dilakukan dengan
mencelupkan atau membiarkan kontak langsung
antara bahan yang akan dibekukan dengan bahan-
bahan kriogenik (bahan yang mempunyai suhu sangat
rendah). Beberapa bahan kriogenik di antaranya
adalah CO2 padat, dan N2 cair.
Kurva Penurunan Suhu Bahan Pangan
Selama Proses Pembekuan
-30
0
-10
-20
10 32
Temperatur(属C)
Waktu (jam)
Pusat
Antara pusat dan
permukaan
Permukaan
Medium
pembeku
 Tahap pendinginan Waktu suhu menurun hingga sedikit di bawah 0
oC, yakni pada titik beku air
 Tahap pembekuan Lebih banyak panas yang harus dipindahkan dari
ikan agar sejumlah besar air, sekitar 他 bagian, diubah menjadi es.
Pada tahap ini suhu menurun sampai -7 oC.
 Tahap pembekuan lanjutan Dimana air yang masih tersisa membeku.
Suhu ikan menurun cepat dan panas yang dipindahkan sedikit.
LAJU PEMBEKUAN
lama(jam)
bahan(cm)tebal
pembekuanLaju 
Faktor yang mempengaruhi LP :
1. Metode pembekuan
2. Suhu operasi mesin pembeku
3. Sistem refrigerasi dan kondisi operasi
4. Kecepatan udara untuk mesin pembeku hembusan
udara
5. Suhu awal bahan
6. Ketebalan bahan
7. Bentuk bahan
8. Jenis kemasan
9. Properties produk yang akan dibekukan
Keuntungan pembekuan cepat dibandingkan pembekuan lambat :
- Ukuran kristal es yang terbentuk lebih kecil, sehingga kerusakan sel
yang terjadi lebih sedikit
- Difusi garam dan pemisahan air dalam pembentukan es tidak terlalu
banyak
- Suhu produk akan lebih cepat turun dari kondisi yang dapat
menyebabkan perkembangan bakteri dan jamur, sehingga dapat
mencegah proses pembusukan saat pembekuan
LAJU PEMBEKUAN
Laju pembekuan 3 golongan :
Laju pembekuan lambatWaktu pembekuan  30 menit per cm bahan
yang dibekukan.
Laju pembekuan sedang jika waktu pembekuan antara 20 s.d 30 menit
per cm bahan yang dibekukan
Laju pembekuan cepat waktu pembekuan  20 menit per cm bahan
yang dibekukan.
Diagram Alir Perancangan
Perancangan Sistem
Refrigerasi Tipe
Kompresi Uap
Perbandingan
dengan rancangan
lain
Perancangan dan
Perhitungan
Kotak Pendingin
Target suhu
bahan & laju
No
Yes Print
3 hal penting :
1. Perancangan sistem refrigerasi
tipe kompresi uap dengan
konveksi bebas
2. Pengkajian karakteristik
3. Analisis kelayakan teknik dan
kelayakan finansial.
Diagram Alir Perancangan Alat Pendingin
dan Pembeku
Skema pendekatan perancangan dan pembuatan
mesin cold storage untuk pembekuan ikan
Membuat mesin cold storage
sesuai dengan yang ada
dipasaran
Identifikasi dan pembelian
bahan material & sistem
refrigerasi
Perakitan dan pembuatan
cold storage di pabrik
Memodifikasi cold storage
menjadi mesin pembeku
Perhitungan dan
perancangan umum
Kajian karakteristik produk
yang dibekukan dan besar
energi pembekuan
Perbandingan
Rancangan dan
proses pembekuan
Menghitung dan merancang
ulang cold storage yang ada
dipasaran
Kajian karakteristik produk
yang akan dibekukan
Perakitan dan pembuatan
cold storage di pabrik
Perbandingan hasil cold
storage dan proses
pembekuan
Identifikasi performance dari
cold storage yang akan dibuat
dan pencatatan spesifikasi
Perhitungan dan
perancangan sistem
refrigerasi & kotak pendingin
Perhitungan dan
perancangan sistem
refrigerasi & kotak pendingin
Perakitan dan pembuatan
cold storage di pabrik
Kajian karakteristik produk
yang akan dibekukan
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3
Tahap 1  Mesin untuk pembekuan ikan patin, dengan lama pembekuan
sekitar 2 hari (48 jam) dengan kapasitas penuh. Spesifikasi mesin
cold storage , sebagai berikut :
NO URAIAN SPESIFIKASI KETERANGAN
A. Kotak Pendingin : Made by Denmark
1. Panjang 1.75 m
3. Lebar 0.625 m
4. Tinggi 0.625 m
5. Tebal dinding 0.0625 m
Volume ruang
pendingin
0.56 m3
B. Dinding Pendingin : Terdiri dari 3 lapisan
1. Tebal lapisan luar 0.002 m Terbuat dari plat besi
2. Tebal lapisan
tengah
0.0595 m Terbuat dari polyurithane
3. Tebal lapisan
dalam
0.001 m Terbuat dari aluminium
C. Kompresor :
1. Daya 1 HP Made by Jerman
D. Pipa Evaporator : Bahan dari tembaga
1. Total panjang pipa
tembaga
104 m Ada di 5 sisi kotak pendingin
(kiri-kanan, muka-belakang,
dan di lantai kotak
pendingin)
2. Dimensi pipa 0.5 inchi
3. Jarak lilitan antara
pipa tembaga
4-5 cm
E. Sistem refrigerasi terdiri dari : Sistem refrigerasi mengikuti
sistem kompresi uap dengan
menggunakan Freon R-134a
1. Kompresor
2. Kondensor
3. Katup Ekspansi
4. Evaporator
F. Harga Rp 7.500.000,- Informasi dari pembeli
Lanjutan Tahap 1 :
Tahap 2
Tahap 2  Dirancang ulang mesin cold storage yang sudah ada. Indikator
perhitungan dan perancangan ulang, sebagai berikut :
 Besar beban pendingin
 Laju pendinginan/pembekuan
 Karakteristik energi pendinginan/pembekuan
 Karakteristik produk yang didinginkan/dibekukan
 Efisiensi mesin pendingin
 COP mesin pendingin
Isometri
mesin cold
storage yang
akan dibuat
Analisa Terhadap Keadaan Awal Cold Storage
 Pada keadaan awal, mesin cold storage terbagi atas ruangan
penyimpanan dan sistem refrigerasi. Evaporator berada pada
dinding ruang pembeku (Gambar 8.4a)
 Perpindahan panas yang terjadi antara bahan dengan
evaporator berlangsung secara konduksi dan konveksi bebas.
Perpindahan panas konduksi terjadi pada bahan yang
menempel langsung dengan dinding, sedangkan pada bahan
yang berada di tengah perpindahan panas terjadi secara
konveksi bebas dengan medium udara yang ada dalam
ruangan penyimpanan tersebut.
 Perpindahan panas secara konveksi bebas tidak akan
memberikan laju perpindahan panas yang baik, oleh karena itu
perlu dilakukan modifikasi dalam rangka memperbaiki
perpindahan panas
Perbaikan Disain
 Salah satu cara memperbaiki perpindahan panas
adalah dengan konveksi paksa yaitu dengan
memberikan kecepatan pada udara tersebut
dengan menggunakan kipas.
 Dengan modifikasi melalui penggabungan antara
konveksi bebas dengan penambahan konveksi
paksa diharapkan perpindahan panas yang terjadi
semakin baik dan merata demikian juga dengan
laju pembekuan yang dicapai semakin cepat
Penampang Cold Storage tampak samping
Sistem refrigerasi
Dinding ruang pembeku
Ruang pembeku
k
o
n
d
e
n
s
o
r
evaporator
k
o
n
d
e
n
s
o
r
ko
mp
res
sor
r
c
v
Blower
Dinding ruang pembeku beserta evaporator
Plat penutup
50
4
115
175
162
27.5
135
20
10015
62
evaporator
Motor
penggerak
Mesin cold storage
sebelum dimodifikasi
Desain rancangan
modifikasi mesin
cold storage
menjadi mesin
pembeku melaui
kombinasi
konvesksi bebas
dan konveksi
paksa (hembusan
udara dingin)
Diagram alir perhitungan
pada perancangan mesin
pendingin/pembeku
mulai
Input data
Rancang bangun sistem
Perkiraan lama Pembekuan
Kinerja mesin pembeku
END
Analisis Sistem Refrigerasi
Analisis Pindah Massa
Analisis Pindah Panas
pd bahan
Analisis Pindah Panas
Penukar panas
Target suhu
bahan
yes
no
Analisis Sistem Refrigerasi
Konfigurasi pipa, Dimensi pipa,
Kapasitas Ref. Aktual, m udara
Analisis Pindah Panas I
Koefisien Pindah Panas
Kapasitas penukar panas,
Tudara
mulai
END
Analisis Pindah Panas di
bahan
Kap Kompresor, Suhu evaporator dan
kondensor, displacement
Kap. Refr. Aktual, kerja kompresor,
kap. Kondensor, COP
Kebutuhan Evaporator
mulai
m ref
Properties R-134a
Kap. Refigerasi (ton)
Line Capacty
END
mulai
Skema Crank-Nicholson
Daya kipas, fungsi statik pressure
Analisis Pindah Massa
Penurunan tekanan
Debit kipas, kecepatan udara
mulai
END
Analisis Pindah Panas di
bahan
END
Koefisien Pindah
Panas pd Bahan
Skema Crank-
Nicholson
Pindah panas pd Bahan
mulai
Jum. Bahan, Tebal bahan, T
awal bahan, vudara, Tudara
END
Hitung jml interval (i),
perubahan sifat-sifat termal awal
Waktu = 0
Hitung sifat-sifat termal
Hitung selang waktu iterasi (rt )
Waktu = waktu わ
Hitung suhu pusat dan permukaan
Hitung elemen matrik
Hitung suhu-suhu pada titik
lain dengan eliminasi
Gauss-Siedel
mulai
End
Skema Crank-Nicholson
Katup
ekspansi
kondensor
evaporator
Garis
cairan
Garis
cairan
kompreso
r
Pipa isap
(suction)
Cair
jenuh
p3 = p2
T3 < T2
Gas
p1 > p4
T2 = T1
Cair
jenuh
p4 < p3
T4 < T3
Cair
jenuh
p3 = p2
T1 < T4
Pelepasan
panas (Qk)
Penyerapan
panas (Qo)
Garis
ekspansi
Daerah
tekanan
tinggi
Daerah
tekanan
rendah
P
tev
m
1
2
2`3
4
tk
tev
tk
h3=h4 h1 h2 h
TERIMA KASIH
Dr.Kiman Siregar, S.TP,M.SI
Dosen Jurusan Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala-Aceh
E-mail : kiman_siregar2004@yahoo.com; ksiregar.unsyiah@gmail.com
HP : +62 812 8395848; WA : +62 852 60408568; Halo : +62 8111 954822

More Related Content

What's hot (20)

Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
Sutyawan
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Fitri Andriani
Kemasan logam
Kemasan logamKemasan logam
Kemasan logam
rahmat fahri
2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan
Universitas Al-Azhar Indonesia
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Basyrowi Arby
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
Fransiska Puteri
Penyimpanan pangan
Penyimpanan panganPenyimpanan pangan
Penyimpanan pangan
Agnescia Sera
Kerusakan pangan
Kerusakan panganKerusakan pangan
Kerusakan pangan
Ekal Kurniawan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pendinginan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PendinginanITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pendinginan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pendinginan
Fransiska Puteri
Continuous Tunnel Dryer
Continuous Tunnel DryerContinuous Tunnel Dryer
Continuous Tunnel Dryer
Carrie Meiriza Virriysha Putri
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanSatop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
AgataMelati
Ekstraksi superkritis
Ekstraksi superkritisEkstraksi superkritis
Ekstraksi superkritis
Muhammad Luthfan
3. BLANSING BAHAN PANGAN
3. BLANSING BAHAN PANGAN3. BLANSING BAHAN PANGAN
3. BLANSING BAHAN PANGAN
Universitas Al-Azhar Indonesia
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
universitas jember
Pembekuan
PembekuanPembekuan
Pembekuan
Purnama Kingusca
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Fia Noviyanti
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
Ratnawati Sigamma
Air blast freezing (ABF)
Air blast freezing (ABF)Air blast freezing (ABF)
Air blast freezing (ABF)
Adeyan Alfikri
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
Sutyawan
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Fitri Andriani
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Basyrowi Arby
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
Fransiska Puteri
Penyimpanan pangan
Penyimpanan panganPenyimpanan pangan
Penyimpanan pangan
Agnescia Sera
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pendinginan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PendinginanITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pendinginan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pendinginan
Fransiska Puteri
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanSatop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
AgataMelati
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
universitas jember
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Fia Noviyanti
Air blast freezing (ABF)
Air blast freezing (ABF)Air blast freezing (ABF)
Air blast freezing (ABF)
Adeyan Alfikri

Viewers also liked (20)

Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
Mela Fitriani
Industri pembekuan ikan
Industri pembekuan ikanIndustri pembekuan ikan
Industri pembekuan ikan
pantek69
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuranProses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Pecinta Satuhati
Refigerasi
RefigerasiRefigerasi
Refigerasi
maulidan
Fermentasi mikroba
Fermentasi mikrobaFermentasi mikroba
Fermentasi mikroba
Purnama Kingusca
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segarPenanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Ignazio Hadi Saragih
Modul mesin pendingin
Modul mesin pendinginModul mesin pendingin
Modul mesin pendingin
Jonathan Fredrik
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
Mela Fitriani
LAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIXLAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIX
Sebelas Maret University
Rancangan Pabrik Nugget Ayam
Rancangan Pabrik Nugget AyamRancangan Pabrik Nugget Ayam
Rancangan Pabrik Nugget Ayam
D Amalia Kusuma Dewi
Jurnl teknik
Jurnl teknikJurnl teknik
Jurnl teknik
Alen Pepa
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
Restu Bumi
Aplikasi antosianin rosela pada produk yoghurt
Aplikasi antosianin rosela pada produk yoghurtAplikasi antosianin rosela pada produk yoghurt
Aplikasi antosianin rosela pada produk yoghurt
Sawarni H
Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas) tlp(08121942042), (081288416332)
Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas)  tlp(08121942042), (081288416332)Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas)  tlp(08121942042), (081288416332)
Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas) tlp(08121942042), (081288416332)
konsultan33092820
2 2-1-pb
2 2-1-pb2 2-1-pb
2 2-1-pb
Sayidatul Morry
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuPentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Ir. Zakaria, M.M
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
Jeklindo
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
Mela Fitriani
Industri pembekuan ikan
Industri pembekuan ikanIndustri pembekuan ikan
Industri pembekuan ikan
pantek69
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuranProses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Pecinta Satuhati
Refigerasi
RefigerasiRefigerasi
Refigerasi
maulidan
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segarPenanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Ignazio Hadi Saragih
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
Mela Fitriani
Jurnl teknik
Jurnl teknikJurnl teknik
Jurnl teknik
Alen Pepa
Aplikasi antosianin rosela pada produk yoghurt
Aplikasi antosianin rosela pada produk yoghurtAplikasi antosianin rosela pada produk yoghurt
Aplikasi antosianin rosela pada produk yoghurt
Sawarni H
Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas) tlp(08121942042), (081288416332)
Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas)  tlp(08121942042), (081288416332)Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas)  tlp(08121942042), (081288416332)
Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas) tlp(08121942042), (081288416332)
konsultan33092820
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuPentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Ir. Zakaria, M.M
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
Jeklindo

Similar to Teknologi pendinginan dan pembekuan by kiman siregar (20)

pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenikpendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
azizah ramadhani
PENERAPAN SISTEM PENDINGINAN EVAPORATIF UNTUK \ PENANGANAN PASCA PANEN HASIL ...
PENERAPAN SISTEM PENDINGINAN EVAPORATIF UNTUK \ PENANGANAN PASCA PANEN HASIL ...PENERAPAN SISTEM PENDINGINAN EVAPORATIF UNTUK \ PENANGANAN PASCA PANEN HASIL ...
PENERAPAN SISTEM PENDINGINAN EVAPORATIF UNTUK \ PENANGANAN PASCA PANEN HASIL ...
Repository Ipb
refrigerationcoolingload (1).pdf
refrigerationcoolingload (1).pdfrefrigerationcoolingload (1).pdf
refrigerationcoolingload (1).pdf
HuseinLubis5
GRATE COOLER (IN CEMENT PRODUCTION)
GRATE COOLER (IN CEMENT PRODUCTION)GRATE COOLER (IN CEMENT PRODUCTION)
GRATE COOLER (IN CEMENT PRODUCTION)
Anggi Sagitha
PANDUAN PRAKTIKUM TPTU SMKN 8.docx
PANDUAN PRAKTIKUM TPTU SMKN 8.docxPANDUAN PRAKTIKUM TPTU SMKN 8.docx
PANDUAN PRAKTIKUM TPTU SMKN 8.docx
AnjarKoeswara1
POTENSI ENERGI SISTEM REFRIGERASI SIKLUS TUNGGAL DAN GANDA (CASCADE) SEBAGAI ...
POTENSI ENERGI SISTEM REFRIGERASI SIKLUS TUNGGAL DAN GANDA (CASCADE) SEBAGAI ...POTENSI ENERGI SISTEM REFRIGERASI SIKLUS TUNGGAL DAN GANDA (CASCADE) SEBAGAI ...
POTENSI ENERGI SISTEM REFRIGERASI SIKLUS TUNGGAL DAN GANDA (CASCADE) SEBAGAI ...
Repository Ipb
1. tm nurhadi1 ub 2010
1. tm nurhadi1 ub 20101. tm nurhadi1 ub 2010
1. tm nurhadi1 ub 2010
abuzakanurhadi
Presentasi dehumidifikasi
Presentasi dehumidifikasiPresentasi dehumidifikasi
Presentasi dehumidifikasi
Putri Sasmitoningrum
Cold Storage Design
Cold Storage DesignCold Storage Design
Cold Storage Design
Diki Jaelani
Anggi
AnggiAnggi
Anggi
ggteyss
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtrPeran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Gusti Rusmayadi
1. Mesin Refrigerasi.ppt
1. Mesin Refrigerasi.ppt1. Mesin Refrigerasi.ppt
1. Mesin Refrigerasi.ppt
ChandraKusmaya1
Chapter ac and refrigeration (bahasa indonesia)
Chapter   ac and refrigeration (bahasa indonesia)Chapter   ac and refrigeration (bahasa indonesia)
Chapter ac and refrigeration (bahasa indonesia)
Fauzan Syahri
MESIN PENDINGIN AIR CONDITIIONING (AC)
MESIN PENDINGIN  AIR CONDITIIONING (AC)MESIN PENDINGIN  AIR CONDITIIONING (AC)
MESIN PENDINGIN AIR CONDITIIONING (AC)
suyono fis
Pengenalanhardware Hasnur.
Pengenalanhardware Hasnur.Pengenalanhardware Hasnur.
Pengenalanhardware Hasnur.
firdayanti8
Pengenalan Hardware Ardi
Pengenalan Hardware ArdiPengenalan Hardware Ardi
Pengenalan Hardware Ardi
firdayanti8
Sistem Pendingin
Sistem PendinginSistem Pendingin
Sistem Pendingin
ikaNurulFadhillah
Pengenalan Hardware Firdayanti
Pengenalan Hardware FirdayantiPengenalan Hardware Firdayanti
Pengenalan Hardware Firdayanti
firdayanti8
Tugas cooler
Tugas coolerTugas cooler
Tugas cooler
ggteyss
Tugas cooler
Tugas coolerTugas cooler
Tugas cooler
ggteyss
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenikpendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
azizah ramadhani
PENERAPAN SISTEM PENDINGINAN EVAPORATIF UNTUK \ PENANGANAN PASCA PANEN HASIL ...
PENERAPAN SISTEM PENDINGINAN EVAPORATIF UNTUK \ PENANGANAN PASCA PANEN HASIL ...PENERAPAN SISTEM PENDINGINAN EVAPORATIF UNTUK \ PENANGANAN PASCA PANEN HASIL ...
PENERAPAN SISTEM PENDINGINAN EVAPORATIF UNTUK \ PENANGANAN PASCA PANEN HASIL ...
Repository Ipb
refrigerationcoolingload (1).pdf
refrigerationcoolingload (1).pdfrefrigerationcoolingload (1).pdf
refrigerationcoolingload (1).pdf
HuseinLubis5
GRATE COOLER (IN CEMENT PRODUCTION)
GRATE COOLER (IN CEMENT PRODUCTION)GRATE COOLER (IN CEMENT PRODUCTION)
GRATE COOLER (IN CEMENT PRODUCTION)
Anggi Sagitha
PANDUAN PRAKTIKUM TPTU SMKN 8.docx
PANDUAN PRAKTIKUM TPTU SMKN 8.docxPANDUAN PRAKTIKUM TPTU SMKN 8.docx
PANDUAN PRAKTIKUM TPTU SMKN 8.docx
AnjarKoeswara1
POTENSI ENERGI SISTEM REFRIGERASI SIKLUS TUNGGAL DAN GANDA (CASCADE) SEBAGAI ...
POTENSI ENERGI SISTEM REFRIGERASI SIKLUS TUNGGAL DAN GANDA (CASCADE) SEBAGAI ...POTENSI ENERGI SISTEM REFRIGERASI SIKLUS TUNGGAL DAN GANDA (CASCADE) SEBAGAI ...
POTENSI ENERGI SISTEM REFRIGERASI SIKLUS TUNGGAL DAN GANDA (CASCADE) SEBAGAI ...
Repository Ipb
1. tm nurhadi1 ub 2010
1. tm nurhadi1 ub 20101. tm nurhadi1 ub 2010
1. tm nurhadi1 ub 2010
abuzakanurhadi
Cold Storage Design
Cold Storage DesignCold Storage Design
Cold Storage Design
Diki Jaelani
Anggi
AnggiAnggi
Anggi
ggteyss
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtrPeran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Gusti Rusmayadi
1. Mesin Refrigerasi.ppt
1. Mesin Refrigerasi.ppt1. Mesin Refrigerasi.ppt
1. Mesin Refrigerasi.ppt
ChandraKusmaya1
Chapter ac and refrigeration (bahasa indonesia)
Chapter   ac and refrigeration (bahasa indonesia)Chapter   ac and refrigeration (bahasa indonesia)
Chapter ac and refrigeration (bahasa indonesia)
Fauzan Syahri
MESIN PENDINGIN AIR CONDITIIONING (AC)
MESIN PENDINGIN  AIR CONDITIIONING (AC)MESIN PENDINGIN  AIR CONDITIIONING (AC)
MESIN PENDINGIN AIR CONDITIIONING (AC)
suyono fis
Pengenalanhardware Hasnur.
Pengenalanhardware Hasnur.Pengenalanhardware Hasnur.
Pengenalanhardware Hasnur.
firdayanti8
Pengenalan Hardware Ardi
Pengenalan Hardware ArdiPengenalan Hardware Ardi
Pengenalan Hardware Ardi
firdayanti8
Pengenalan Hardware Firdayanti
Pengenalan Hardware FirdayantiPengenalan Hardware Firdayanti
Pengenalan Hardware Firdayanti
firdayanti8
Tugas cooler
Tugas coolerTugas cooler
Tugas cooler
ggteyss
Tugas cooler
Tugas coolerTugas cooler
Tugas cooler
ggteyss

Teknologi pendinginan dan pembekuan by kiman siregar

  • 1. M.K TEKNIK PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN Oleh : Dr.Kiman Siregar, S.TP,M.Si E-mail : ksiregar.unsyiah@gmail.com HP : 08128395848, WA : 085260408568 Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2015
  • 2. Pendinginan dan Pembekuan Tujuannya : Memperpanjang masa simpan produk pertanian Mempertahankan mutu produk pertanian Jenis-jenis mesin/teknologi pendinginan : Pendinginan Kompresi Uap Pendinginan Absorbsi Pendinginan Cooling Tower Pendinginan Nokturnal Pendinginan Vakum
  • 5. P tev m 1 2 2`3 4 tk tev tk h3=h4 h1 h2 h DIAGRAM HUBUNGAN TEKANAN DAN ENTHALPI (P h)
  • 6. Kapasitas Refrigerasi Kapasitas refrigerasi diperoleh dari perubahan refrigeran dari fase cair ke gas dan menerima panas dari lingkungan yang terjadi pada evaporator. 41refev hhmq Kompresor Kerja yang dilakukan refrigeran selama kompresi isentropik dihitung berdasarkan perubahan entalphi dikalikan dengan laju aliran refrigeran. 12ref hhmThp
  • 7. Mesin Pendinginan Absorbsi Kompresi uap - kompresor Absorbsi : - absorber - generator Kondensor Evaporator Katup cekik uap tekanan tinggi tekanan rendah Gambar 6-1 Perbedaan siklus kompresi uap dengan siklus absorbsi
  • 8. generator kondensor evaporatorabsorber 1 2 3 4 5 Gambar 6-2 Bagan alir proses pendinginan absorbsi katup cekik tekanan tinggi tekanan rendah larutan pekat (zat penyerap + refrigeran) larutan encer (zat penyerap + refrigeran) uap refrigeran refrigeran cair Catatan : katup cekik 6 7 8 Mesin Pendinginan Absorbsi
  • 9. PENDINGINAN VAKUM Proses terjadi pendinginan vakum didasarkan pada proses penguapan sebagian air dari bahan yang didinginkan yang terjadi pada tekanan ruang yang sangat rendah Pada saat terjadinya penguapan, diperlukan entalpi berupan panas laten penguapan yang dapat diserap dari bahan itu sendiri (lingkungan sekitarnya)
  • 10. Keunggulan Pendinginan Vakum : Laju pendinginan yang cepat Keseragaman suhu yang baik, karena proses perpindahan panas yang terjadi melalui perubahan fase (phase-change heat transfer methode), sedangkan metode yang lain mode perpindahan panas terjadi secara konduksi dan konveksi Penularan penyakit dari satu bagian terinfeksi ke bagian lainnya lebih kecil, karena tidak menggunakan media (ruang hampa)
  • 11. Kelemahan Pendinginan Vakum : Penerapannya yang hanya terbatas pada sayuran daunan dan produk berkadar air tinggi Kebutuhan energi dan biaya yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan metode pendinginan yang lain
  • 12. PROSES TERJADINYA PENDINGINAN VAKUM Mekanisme pendinginan vakum didasarkan pada proses perubahan fase (pendidihan) sebagian air dalam bahan yang berlangsung cepat pada kondisi tekanan ruang rendah Secara termodinamika, air yang berada pada ruang bertekanan rendah dapat mendidih pada suhu rendah, seperti diperlihatkan pada Tabel 1
  • 13. Tabel 1. Sifat Termodinamika Air Tekanan (kPa) Suhu Titik Didih (o C) Panas Laten Penguapan (kJ/kg) Volume Jenis Uap (m3 /kg) 0,61 1,0 3,2 10,0 101,3 0,01 7,0 25,0 45,8 100,0 2501,3 2484,9 2442,3 2392,8 2257,0 206136,0 129208,0 43360,0 14674,0 1672,9 Sumber : Keenan, et al .(1978) Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada tekanan normal (101,3 kPa), air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan pada tekanan ruang 0,61 kPa, air dapat mendidih pada suhu mendekati 0oC. Saat terjadi pendidihan diperlukan entalpi (panas laten penguapan).
  • 14. Mekanisme Pendingingan Vakum Pada pendinginan vakum, air yang didihkan berasal dari bahan yang akan didinginkan, sehingga panas laten yang dibutuhkan berasal dari bahan tersebut. Dengan demikian, bahan melepaskan panas sehingga terjadi penurunan suhu (pendinginan). Proses pendinginan tersebut berlangsung diseluruh permukaan bahan yang berhubungan langsung dengan udara di dalam ruang pendinginan dengan kecepatan yang hampir sama dengan penurunan tekanan ruangan.
  • 15. Perbandingan Penurunan Suhu Dengan Kehilangan Air Dari Tabel 1 terlihat bahwa proses pendidihan air pada tekanan yang lebih rendah membutuhkan panas laten yang lebih besar, sehingga terdapat hubungan yang erat antara penurunan tekanan dan suhu dalam pendinginan vakum. Panas yang masuk dan menyebabkan perubahan suhu disebut panas sensible, karena perubahan panas dapat dirasakan, dihitung dengan persamaan : Dimana : Qs (Panas sensible yang dipindahlan/kJ), m (massa bahan/kg), Cp (Panas jenis bahan/kJ/kg.K), dT (Perubahan suhu bahan/K) dTCpmQs ..
  • 16. Jenis-jenis Mesin/Teknologi Pembekuan Pembekuan (dengan hembusan udara (air blast freezing) : Kecepatan ratarata udara pada proses pembekuan ini adalah 1,5 7.0 m/dt dan suhu udara dingin 29 oC sampai - 40 oC Air Impigment Blast Freezer : Laju pembekuan yang dicapai lebih cepat dari metode air blast dan kehilangan air dari pemukaan lebih rendah. Fluidized bed freezing : berdekatan dengan cara pembekuan air blast freezing, tetapi peralatan ini dilengkapi dengan suatu sistem khusus yang dapat menimbulkan getaran- getaran yang bertujuan untuk mengapungkan bahan sehingga mempercepat proses pembekuan
  • 17. Jenis-jenis Mesin/Teknologi Pembekuan Pembekuan lempeng sentuh : bahan diletakkan di atas suatu plat, sedangkan jenis yang lain dilakukan dengan menempatkan bahan yang didinginkan di antara dua buah plat. Tidak membutuhkan gerakan udara, suhu plat dipertahankan sampai suhu -40 oC. Pembekuan Kriogenik : Dilakukan dengan mencelupkan atau membiarkan kontak langsung antara bahan yang akan dibekukan dengan bahan- bahan kriogenik (bahan yang mempunyai suhu sangat rendah). Beberapa bahan kriogenik di antaranya adalah CO2 padat, dan N2 cair.
  • 18. Kurva Penurunan Suhu Bahan Pangan Selama Proses Pembekuan -30 0 -10 -20 10 32 Temperatur(属C) Waktu (jam) Pusat Antara pusat dan permukaan Permukaan Medium pembeku Tahap pendinginan Waktu suhu menurun hingga sedikit di bawah 0 oC, yakni pada titik beku air Tahap pembekuan Lebih banyak panas yang harus dipindahkan dari ikan agar sejumlah besar air, sekitar 他 bagian, diubah menjadi es. Pada tahap ini suhu menurun sampai -7 oC. Tahap pembekuan lanjutan Dimana air yang masih tersisa membeku. Suhu ikan menurun cepat dan panas yang dipindahkan sedikit.
  • 19. LAJU PEMBEKUAN lama(jam) bahan(cm)tebal pembekuanLaju Faktor yang mempengaruhi LP : 1. Metode pembekuan 2. Suhu operasi mesin pembeku 3. Sistem refrigerasi dan kondisi operasi 4. Kecepatan udara untuk mesin pembeku hembusan udara 5. Suhu awal bahan 6. Ketebalan bahan 7. Bentuk bahan 8. Jenis kemasan 9. Properties produk yang akan dibekukan
  • 20. Keuntungan pembekuan cepat dibandingkan pembekuan lambat : - Ukuran kristal es yang terbentuk lebih kecil, sehingga kerusakan sel yang terjadi lebih sedikit - Difusi garam dan pemisahan air dalam pembentukan es tidak terlalu banyak - Suhu produk akan lebih cepat turun dari kondisi yang dapat menyebabkan perkembangan bakteri dan jamur, sehingga dapat mencegah proses pembusukan saat pembekuan LAJU PEMBEKUAN Laju pembekuan 3 golongan : Laju pembekuan lambatWaktu pembekuan 30 menit per cm bahan yang dibekukan. Laju pembekuan sedang jika waktu pembekuan antara 20 s.d 30 menit per cm bahan yang dibekukan Laju pembekuan cepat waktu pembekuan 20 menit per cm bahan yang dibekukan.
  • 21. Diagram Alir Perancangan Perancangan Sistem Refrigerasi Tipe Kompresi Uap Perbandingan dengan rancangan lain Perancangan dan Perhitungan Kotak Pendingin Target suhu bahan & laju No Yes Print 3 hal penting : 1. Perancangan sistem refrigerasi tipe kompresi uap dengan konveksi bebas 2. Pengkajian karakteristik 3. Analisis kelayakan teknik dan kelayakan finansial. Diagram Alir Perancangan Alat Pendingin dan Pembeku
  • 22. Skema pendekatan perancangan dan pembuatan mesin cold storage untuk pembekuan ikan Membuat mesin cold storage sesuai dengan yang ada dipasaran Identifikasi dan pembelian bahan material & sistem refrigerasi Perakitan dan pembuatan cold storage di pabrik Memodifikasi cold storage menjadi mesin pembeku Perhitungan dan perancangan umum Kajian karakteristik produk yang dibekukan dan besar energi pembekuan Perbandingan Rancangan dan proses pembekuan Menghitung dan merancang ulang cold storage yang ada dipasaran Kajian karakteristik produk yang akan dibekukan Perakitan dan pembuatan cold storage di pabrik Perbandingan hasil cold storage dan proses pembekuan Identifikasi performance dari cold storage yang akan dibuat dan pencatatan spesifikasi Perhitungan dan perancangan sistem refrigerasi & kotak pendingin Perhitungan dan perancangan sistem refrigerasi & kotak pendingin Perakitan dan pembuatan cold storage di pabrik Kajian karakteristik produk yang akan dibekukan TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3
  • 23. Tahap 1 Mesin untuk pembekuan ikan patin, dengan lama pembekuan sekitar 2 hari (48 jam) dengan kapasitas penuh. Spesifikasi mesin cold storage , sebagai berikut : NO URAIAN SPESIFIKASI KETERANGAN A. Kotak Pendingin : Made by Denmark 1. Panjang 1.75 m 3. Lebar 0.625 m 4. Tinggi 0.625 m 5. Tebal dinding 0.0625 m Volume ruang pendingin 0.56 m3 B. Dinding Pendingin : Terdiri dari 3 lapisan 1. Tebal lapisan luar 0.002 m Terbuat dari plat besi 2. Tebal lapisan tengah 0.0595 m Terbuat dari polyurithane 3. Tebal lapisan dalam 0.001 m Terbuat dari aluminium C. Kompresor : 1. Daya 1 HP Made by Jerman
  • 24. D. Pipa Evaporator : Bahan dari tembaga 1. Total panjang pipa tembaga 104 m Ada di 5 sisi kotak pendingin (kiri-kanan, muka-belakang, dan di lantai kotak pendingin) 2. Dimensi pipa 0.5 inchi 3. Jarak lilitan antara pipa tembaga 4-5 cm E. Sistem refrigerasi terdiri dari : Sistem refrigerasi mengikuti sistem kompresi uap dengan menggunakan Freon R-134a 1. Kompresor 2. Kondensor 3. Katup Ekspansi 4. Evaporator F. Harga Rp 7.500.000,- Informasi dari pembeli Lanjutan Tahap 1 :
  • 25. Tahap 2 Tahap 2 Dirancang ulang mesin cold storage yang sudah ada. Indikator perhitungan dan perancangan ulang, sebagai berikut : Besar beban pendingin Laju pendinginan/pembekuan Karakteristik energi pendinginan/pembekuan Karakteristik produk yang didinginkan/dibekukan Efisiensi mesin pendingin COP mesin pendingin Isometri mesin cold storage yang akan dibuat
  • 26. Analisa Terhadap Keadaan Awal Cold Storage Pada keadaan awal, mesin cold storage terbagi atas ruangan penyimpanan dan sistem refrigerasi. Evaporator berada pada dinding ruang pembeku (Gambar 8.4a) Perpindahan panas yang terjadi antara bahan dengan evaporator berlangsung secara konduksi dan konveksi bebas. Perpindahan panas konduksi terjadi pada bahan yang menempel langsung dengan dinding, sedangkan pada bahan yang berada di tengah perpindahan panas terjadi secara konveksi bebas dengan medium udara yang ada dalam ruangan penyimpanan tersebut. Perpindahan panas secara konveksi bebas tidak akan memberikan laju perpindahan panas yang baik, oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi dalam rangka memperbaiki perpindahan panas
  • 27. Perbaikan Disain Salah satu cara memperbaiki perpindahan panas adalah dengan konveksi paksa yaitu dengan memberikan kecepatan pada udara tersebut dengan menggunakan kipas. Dengan modifikasi melalui penggabungan antara konveksi bebas dengan penambahan konveksi paksa diharapkan perpindahan panas yang terjadi semakin baik dan merata demikian juga dengan laju pembekuan yang dicapai semakin cepat
  • 28. Penampang Cold Storage tampak samping Sistem refrigerasi Dinding ruang pembeku Ruang pembeku k o n d e n s o r evaporator k o n d e n s o r ko mp res sor r c v Blower Dinding ruang pembeku beserta evaporator Plat penutup 50 4 115 175 162 27.5 135 20 10015 62 evaporator Motor penggerak Mesin cold storage sebelum dimodifikasi Desain rancangan modifikasi mesin cold storage menjadi mesin pembeku melaui kombinasi konvesksi bebas dan konveksi paksa (hembusan udara dingin)
  • 29. Diagram alir perhitungan pada perancangan mesin pendingin/pembeku mulai Input data Rancang bangun sistem Perkiraan lama Pembekuan Kinerja mesin pembeku END Analisis Sistem Refrigerasi Analisis Pindah Massa Analisis Pindah Panas pd bahan Analisis Pindah Panas Penukar panas Target suhu bahan yes no
  • 30. Analisis Sistem Refrigerasi Konfigurasi pipa, Dimensi pipa, Kapasitas Ref. Aktual, m udara Analisis Pindah Panas I Koefisien Pindah Panas Kapasitas penukar panas, Tudara mulai END Analisis Pindah Panas di bahan Kap Kompresor, Suhu evaporator dan kondensor, displacement Kap. Refr. Aktual, kerja kompresor, kap. Kondensor, COP Kebutuhan Evaporator mulai m ref Properties R-134a Kap. Refigerasi (ton) Line Capacty END mulai Skema Crank-Nicholson Daya kipas, fungsi statik pressure Analisis Pindah Massa Penurunan tekanan Debit kipas, kecepatan udara mulai END
  • 31. Analisis Pindah Panas di bahan END Koefisien Pindah Panas pd Bahan Skema Crank- Nicholson Pindah panas pd Bahan mulai Jum. Bahan, Tebal bahan, T awal bahan, vudara, Tudara END Hitung jml interval (i), perubahan sifat-sifat termal awal Waktu = 0 Hitung sifat-sifat termal Hitung selang waktu iterasi (rt ) Waktu = waktu わ Hitung suhu pusat dan permukaan Hitung elemen matrik Hitung suhu-suhu pada titik lain dengan eliminasi Gauss-Siedel mulai End Skema Crank-Nicholson
  • 32. Katup ekspansi kondensor evaporator Garis cairan Garis cairan kompreso r Pipa isap (suction) Cair jenuh p3 = p2 T3 < T2 Gas p1 > p4 T2 = T1 Cair jenuh p4 < p3 T4 < T3 Cair jenuh p3 = p2 T1 < T4 Pelepasan panas (Qk) Penyerapan panas (Qo) Garis ekspansi Daerah tekanan tinggi Daerah tekanan rendah
  • 34. TERIMA KASIH Dr.Kiman Siregar, S.TP,M.SI Dosen Jurusan Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala-Aceh E-mail : kiman_siregar2004@yahoo.com; ksiregar.unsyiah@gmail.com HP : +62 812 8395848; WA : +62 852 60408568; Halo : +62 8111 954822