Modul ini menjelaskan tentang penggunakan uji T. Modul ini digunakan untuk kalangan terbatas saja, tapi jika ada kalangan lain yang ingin menggunakannya, dipersilahkan dengan tetap mengedepankan profesionalitas.
Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Pengujian hipotesis bertujuan untuk menentukan apakah hipotesis nol (Ho) dapat diterima atau ditolak berdasarkan data sampel. Terdapat dua jenis kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis, yaitu kesalahan tipe I dan II. Uji statistik dilakukan dengan menghitung nilai uji statistik dan membandingkannya dengan
Ada tiga permasalahan yang disajikan dalam dokumen tersebut. Pertama, menguji perbedaan nilai pretes dan postes setelah pembelajaran dengan metode tertentu menggunakan uji t berpasangan. Kedua, menguji perbedaan berat badan sebelum dan sesudah mengkonsumsi obat tertentu menggunakan uji t berpasangan. Ketiga, menguji perbedaan tinggi dan berat badan antara pria dan wanita menggunakan uji t independen.
Bab ini membahas metode statistik inferensi untuk menarik kesimpulan tentang populasi berdasarkan sampel. Uji hipotesis digunakan untuk menguji dugaan tentang parameter populasi. Uji t digunakan untuk sampel kecil untuk membandingkan rata-rata sampel dengan nilai yang dihipotesiskan. Contoh kasus menguji apakah rata-rata berat badan konsumen sebelum minum obat sesuai dengan dugaan.
Dokumen tersebut membahas tentang uji parametrik pada statistika, termasuk uji parametrik untuk sampel tunggal, independen, dan dependen. Uji parametrik digunakan untuk menguji hipotesis dengan asumsi bahwa data berasal dari populasi normal. Dokumen ini memberikan contoh-contoh soal dan langkah penyelesaiannya menggunakan uji t satu sampel, uji t independen, dan uji t dependen.
Dokumen tersebut membahas tentang pengujian hipotesis untuk satu rata-rata, dua rata-rata, dan pengamatan berpasangan dengan menggunakan uji-t. Metode pengujian hipotesis digunakan untuk menguji klaim dari beberapa contoh soal seperti efektivitas program diet, perbedaan gaji buruh, dan efek jamu penurun berat badan. Dokumen juga menjelaskan tentang kesalahan type I dan type II dalam pengambil
Dokumen tersebut membahas tentang statistika dasar dan terapannya dalam kesehatan. Terdapat penjelasan mengenai pengertian statistika, fungsi-fungsi statistika dalam kesehatan seperti perencanaan program kesehatan dan analisis penyakit, pengelompokan statistika menjadi deskriptif dan inferensial, serta penjelasan mengenai variabel penelitian, jenis data, dan teknik pengolahan dan penyajian data.
Modul ini menjelaskan tentang penggunakan uji T. Modul ini digunakan untuk kalangan terbatas saja, tapi jika ada kalangan lain yang ingin menggunakannya, dipersilahkan dengan tetap mengedepankan profesionalitas.
Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Pengujian hipotesis bertujuan untuk menentukan apakah hipotesis nol (Ho) dapat diterima atau ditolak berdasarkan data sampel. Terdapat dua jenis kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis, yaitu kesalahan tipe I dan II. Uji statistik dilakukan dengan menghitung nilai uji statistik dan membandingkannya dengan
Ada tiga permasalahan yang disajikan dalam dokumen tersebut. Pertama, menguji perbedaan nilai pretes dan postes setelah pembelajaran dengan metode tertentu menggunakan uji t berpasangan. Kedua, menguji perbedaan berat badan sebelum dan sesudah mengkonsumsi obat tertentu menggunakan uji t berpasangan. Ketiga, menguji perbedaan tinggi dan berat badan antara pria dan wanita menggunakan uji t independen.
Bab ini membahas metode statistik inferensi untuk menarik kesimpulan tentang populasi berdasarkan sampel. Uji hipotesis digunakan untuk menguji dugaan tentang parameter populasi. Uji t digunakan untuk sampel kecil untuk membandingkan rata-rata sampel dengan nilai yang dihipotesiskan. Contoh kasus menguji apakah rata-rata berat badan konsumen sebelum minum obat sesuai dengan dugaan.
Dokumen tersebut membahas tentang uji parametrik pada statistika, termasuk uji parametrik untuk sampel tunggal, independen, dan dependen. Uji parametrik digunakan untuk menguji hipotesis dengan asumsi bahwa data berasal dari populasi normal. Dokumen ini memberikan contoh-contoh soal dan langkah penyelesaiannya menggunakan uji t satu sampel, uji t independen, dan uji t dependen.
Dokumen tersebut membahas tentang pengujian hipotesis untuk satu rata-rata, dua rata-rata, dan pengamatan berpasangan dengan menggunakan uji-t. Metode pengujian hipotesis digunakan untuk menguji klaim dari beberapa contoh soal seperti efektivitas program diet, perbedaan gaji buruh, dan efek jamu penurun berat badan. Dokumen juga menjelaskan tentang kesalahan type I dan type II dalam pengambil
Dokumen tersebut membahas tentang statistika dasar dan terapannya dalam kesehatan. Terdapat penjelasan mengenai pengertian statistika, fungsi-fungsi statistika dalam kesehatan seperti perencanaan program kesehatan dan analisis penyakit, pengelompokan statistika menjadi deskriptif dan inferensial, serta penjelasan mengenai variabel penelitian, jenis data, dan teknik pengolahan dan penyajian data.
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
2. KLASIFIKASI T TEST
ONE SAMPLE T TEST
PAIRED SAMPLE T TEST
INDEPENDENT T TEST
2
3. SYARAT PENGGUNAAN UJI T
Ragam populasi (ingat: ragam
populasi, bukan ragam sampel)
diasumsikan homogen (sama)
atau tidak.
Data memiliki distribusi normal
3
4. DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a. Berdasar perbandingan t hitung dengan t tabel:
Jika Statistik Hitung (angka t output) > Statistik
Tabel (tabel t) maka Ho ditolak.
Jika Statistik Hitung (angka t output) < Statistik
Tabel (tabel t) maka Ho diterima.
b. Berdasar nilai Probabilitas untuk uji DUA SISI
jika probabilitas/2 > 0,05, maka Ho diterima.
Jika probabilitas/2 < 0,05, maka Ho ditolak.
4
6. DEFINISI
Pengujian satu sampel yang pada prinsipnya
ingin menguji apakah suatu nilai tertentu
(yang diberikan sebagai pembanding)
berbeda secara nyata ataukah tidak dengan
rata-rata sebuah sampel.
Nilai tertentu di sini pada umumnya adalah
sebuah nilai parameter untuk mengukur
suatu populasi
6
7. PEMAHAMAN (APLIKASI)
Selama ini diduga rata-rata konsumsi sabun pada rumah
tangga di desa Telogo Sari adalah 3 batang per bulan.
Jika seluruh penduduk Telogo Sari dianggap populasi,
maka angka tersebut adalah suatu parameter
Kemudian akan dibuktikan secara statistik apakah
konsumsi tersebut memang benar demikian
Untuk itu diambil sejumlah sampel, yakni sejumlah
penduduk Telogo Sari yang dipilih dengan metode
sampling tertentu, dan pada sampel tersebut dihitung
rata-rata penggunaan sabun mandi selama sebulan
7
8. Data berat badan konsumen yang meminum obat
penurun berat badan. Sebagai contoh, dibuat dugaan
bahwa populasi rata-rata berat sebelum minum obat
adalah 84,51 kilogram. Untuk membuktikan hal
tersebut, sekelompok anak muda ditimbang, dan
mereka mempunyai rata-rata berat badan 90 kilogram.
Dengan data di atas, apakah dapat disimpulkan
bahwa berat populasi rata-rata memang 84,51
kilogram?
CONTOH KASUS
8
9. PENYELESAIAN
Pemasukan Data ke SPSS
Pengolahan Data dengan SPSS
LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN DENGAN
SPSS AKAN DITAMPILKAN PADA GAMBAR DI
BAWAH INI :
9
11. Pengisian:
Test Variable(s) atau Variabel yang akan diuji.
Masukkan variabel sebelum.
Test Value atau nilai yang akan diuji; karena akan
diuji nilai hipotesis 90kg, maka ketik 90.
Oleh karena tidak ada data missing (hilang) dan
tingkat kepercayaan tetap 95%, abaikan pengisian
pilihan OPTIONS.
Kemudian tekan OK untuk proses data.
11
12. Output Bagian Pertama (Group Statistics)
T Test
Pada bagian pertama terlihat ringkasan statistik
dari variabel SEBELUM. Untuk berat badan
sebelum minum obat, konsumen mempunyai
berat rata-rata 84,5100 kilogram.
12
created by Vilda Ana Veria Setyawati
13. Output Bagian Kedua (One Sample Test)
Hipotesis:
Hipotesis untuk kasus ini.
Ho= Berat kelompok anak muda tidak
berbeda dengan rata-rata berat populasi.
Hi = Berat kelompok anak muda berbeda
dengan rata-rata berat populasi. 13
14. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
t hitung dari output adalah 2,615.
Untuk statistik tabel bisa dihitung pada tabel
t:
Tingkat signifikansi (留) adalah 5%; untuk uji
dua sisi, menjadi 5% / 2 = 2,5%.
df atau derajat kebebasan adalah n 1 atau
jumlah data 1 sehingga df adalah 10 1 =
9
14
15. Uji dilakukan DUA SISI karena akan diketahui
apakah rata-rata SEBELUM sama dengan
BERAT ANAK
15
created by Vilda Ana Veria Setyawati
16. Oleh karena t hitung terletak pada daerah
Ho ditolak, maka bisa disimpulkan rata-rata
berat badan kelompok anak muda tersebut
memang berbeda dengan rata-rata berat
badan populasi.
16
17. KEPUTUSAN
Terlihat bahwa t hitung adalah - 2,615
dengan probabilitas 0,028. Angka
probabilitas menjadi = 0,028/2 =
0,014. Oleh karena 0,014 <0,025,
maka Ho ditolak; atau berat rata-
rata populasi sebelum minum obat
bukanlah 84,15 kilogram.
17
19. DEFINISI
Digunakan u/ membandingkan dua
kelompok mean dari dua sampel
yang berbeda (independent)
Prinsipnya ingin mengetahui
apakah ada perbedaan mean
antara dua populasi melalui mean
dua sampelnya
19
20. PEMAHAMAN (APLIKASI)
Sebagai contoh, diduga ada perbedaan antara orang di
desa dengan orang di kota dalam hal lamanya mereka
menonton televisi setiap harinya. Mungkin orang desa lebih
banyak menghabiskan waktu dengan menonton televisi
daripada orang kota.
Untuk menguji hal tersebut, tentu tidak bisa semua orang
desa dan orang kota diobservasi karena akan memakan
biaya dan waktu.
Alternatif terbaik adalah mengambil sampel di kedua
kelompok tersebut, dan dari data dua sampel tersebut akan
ditarik kesimpulan untuk populasi (semua orang kota dan
orang desa).
20
21. CONTOH KASUS
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada
perbedaan antara Tinggi dan Berat badan seorang
pria dan seorang wanita. Untuk itu, 7 pria dan 7
wanita masing-masing diukur tinggi dan berat
badannya.
Hasil pengukuran sebagai berikut :
21
23. PENYELESAIAN
A. Pemasukan Data ke SPSS
Dari menu utama File, pilih menu New, lalu klik
mouse pada Data.
Kemudian klik mouse pada sheet tab Variable View.
B. Input data
Input data ke dalam SPSS DATA EDITOR untuk tinggi
badan, berat badan
dan gender; untuk gender, masukkan angka sesuai
kode gender yang telah
dibuat sebelumnya.
23
24. Pengolahan Data dengan SPSS
Menu Analyze Compare-Means Independent-
Samples T test. Tampak di layar:
Gambar Kotak Dialog Independent
Sample t test 24
25. PENGISIAN
Test Variable(s); masukkan variabel tinggi;
kemudian masukkan juga variabel berat.
Grouping Variable atau variabel grup. Oleh karena
variabel pengelompokkan ada pada variabel gender,
maka masukkan variabel gender.
Pengisian grup:
Klik mouse pada Define Group Tampak di layar:
25
26. Gambar Kotak Dialog Define Groups
Untuk Group1, isi dengan 1, yang berarti Grup 1 berisi tanda 1
atau pria.
Untuk Group2, isi dengan 2, yang berarti Grup 2 berisi tanda 2
atau wanita.
26
27. ANALISIS
Pada bagian pertama terlihat ringkasan statistik dari kedua
sampel. Untuk berat badan, gender pria (tanda 1) mempunyai
berat rata-rata 66,457 kilogram, yang jauh di atas rata-rata berat
badan wanita, yaitu 49,557 kilogram, sedangkan tinggi rata-rata
pria adalah 169,3 cm yang juga lebih tinggi dari rata-rata wanita
yang hanya 155,314 cm. Dari data tersebut,
apakah ada perbedaan yang signifikan (jelas dan nyata) antara
berat badan pria dan wanita? Untuk itu analisis dilanjutkan pada
bagian kedua output.
27
28. Uji t dua sampel dilakukan dalam dua tahapan; tahapan
pertama adalah menguji apakah varians dari dua
populasi bisa dianggap sama? Setelah itu baru
dilakukan pengujian untuk melihat ada tidaknya
perbedaan rata-rata populasi. 28
29. Tinggi Badan
1. pengujian apakah ada kesamaan varians pada data
pria dan wanita; pengujian asumsi kesamaan
varians dilakukan lewat uji F
Hipotesis untuk pengujian varians.
Ho = Kedua varians Populasi adalah identik (varians
populasi tinggi badan pria dan wanita adalah sama).
Ha = Kedua varians Populasi adalah tidak identik
(varians populasi tinggi badan pria dan wanita
adalah berbeda).
29
30. Kesimpulan Varians
Terlihat bahwa F hitung untuk Tinggi Badan dengan
Equal variance assumed (diasumsi kedua varians
sama atau menggunakan pooled variance t test)
adalah 5,475 dengan probabilitas 0,037. Oleh karena
probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak, atau kedua
varians benar-benar berbeda
t test sebaiknya menggunakan dasar Equal
variance not assumed (diasumsi kedua varians tidak
sama)
30
31. 2. Analisis dengan memakai t test
Hipotesis untuk kasus ini.
Ho = Kedua rata-rata Populasi adalah
identik (rata-rata populasi tinggi badan
pria dan wanita adalah sama).
Ha = Kedua rata-rata Populasi adalah
tidak identik (rata-rata populasi tinggi
badan pria dan wanita adalah berbeda).
31
32. KEPUTUSAN AKHIR
Terlihat bahwa t hitung untuk Tinggi Badan dengan Equal
variance not assumed adalah 5,826 dengan probabilitas
0,001. Untuk uji dua sisi, probabilitas menjadi 0,001/2 =
0,0005. Oleh karena 0,0005 < 0,025, maka Ho ditolak.
Rata-rata tinggi badan pria benar-benar
berbeda dengan rata-rata tinggi badan
wanita; jika dilihat dari rata-rata kedua
kelompok, Pria lebih tinggi dari wanita
32
34. DEFINISI
Uji ini dilakukan terhadap dua sampel yang
berpasangan (paired)
Sampel yang berpasangan diartikan sebagai
sebuah sampel dengan subjek yang sama,
namun mengalami dua perlakuan atau
pengukuran yang berbeda, seperti subjek A
akan mendapat perlakukan I kemudian
perlakuan II
34
35. CONTOH KASUS
Produsen Obat Diet (penurun berat badan) ingin
mengetahui apakah obat yang diproduksinya benar-
benar mempunyai efek terhadap penurunan berat
badan konsumen. Untuk itu, sebuah sampel yang
terdiri atas 10 orang masing-masing diukur berat
badannya, kemudian setelah sebulan meminum obat
tersebut, kembali diukur berat badannya.
35
37. PENYELESAIAN
Kasus di atas terdiri atas dua sampel yang
berhubungan atau berpasangan satu dengan yang
lain, yaitu sampel sebelum makan obat dan sampel
sesudah makan obat. Di sini populasi diketahui
berdistribusi normal, dan karena anggota sampel
sedikit (hanya sepuluh orang, yang berarti jauh di
bawah 30), dipakai uji t untuk dua sampel yang
berpasangan.
37
38. LANJUTAN.
A. Pemasukan Data ke SPSS
Dari menu utama File, pilih menu New, lalu klik
mouse pada Data.
Kemudian klik mouse pada sheet tab Variable View.
B. Input data
Input data ke dalam SPSS DATA EDITOR untuk tinggi
badan, berat badan
dan gender; untuk gender, masukkan angka sesuai
kode gender yang telah
dibuat sebelumnya.
38
39. LANJUTAN.
Langkah-langkah:
Buka file uji_t_paired.
Menu Analyze Compare-Means.
Paired-Samples T test.
Tampak di layar:
39
created by Vilda Ana Veria Setyawati
41. PENGISIAN
Paired Variable(s) atau Variabel yang akan diuji.
Oleh karena di sini akan diuji data sebelum dan
sesudah, maka klik mouse pada variabel sebelum,
kemudian klik mouse sekali lagi pada variabel
sesudah, maka terlihat pada kolom Current
Selection di bawah, terdapat keterangan untuk
variable 1 dan 2.
Kemudian klik mouse pada tanda > (yang sebelah
atas), maka pada Paired variables terlihat tanda
sebelum .. sesudah.
41
42. Pada bagian pertama terlihat ringkasan statistik
dari kedua sampel. Untuk berat badan sebelum
minum obat, konsumen mempunyai berat rata-
rata 84,5100 kilogram, sedangkan setelah minum
obat, konsumen mempunyai berat rata-rata
83,3090 kilogram.
42
43. Bagian kedua output adalah hasil korelasi antara
kedua variabel, yang menghasilkan angka 0,943
dengan nilai probabilitas jauh di bawah 0,05 (lihat
nilai signifikansi output yang 0,000). Hal ini
menyatakan bahwa korelasi antara berat
sebelum dan sesudah minum obat adalah sangat
erat dan benar-benar berhubungan secara nyata
43
44. Hipotesis untuk kasus ini.
Ho = Kedua rata-rata Populasi adalah identik (rata-rata
populasi berat sebelum minum obat dan sesudah minum
obat adalah tidak berbeda secara nyata).
Hi = Kedua rata-rata Populasi adalah tidak identik (rata-
rata populasi berat sebelum minum obat dan sesudah
minum obat adalah memang berbeda secara nyata) 44
45. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BERDASARKAN NILAI t
t hitung dari output adalah 1,646.
Untuk statistik tabel bisa dicari pada tabel t, dengan
cara:
Tingkat signifikansi (留) adalah 10% untuk uji DUA SISI
sehingga masing-masing sisi menjadi 5%.
df (degree of freedom) atau derajat kebebasan dicari dengan
rumus jumlah data 1 atau 10 1 = 9
45
46. Dari tabel t, didapat t(0,025;9) adalah 1,833.
Oleh karena t hitung terletak pada daerah Ho diterima, maka
bisa disimpulkan obat tersebut tidak efektif dalam upaya
menurunkan berat badan 46
47. BERDASARKAN NILAI PROBABILITAS
Untuk uji dua sisi, angka probabilitas adalah
0,134/2=0,067. Oleh karena 0,067 > 0,025, maka Ho
diterima.
Dapat disimpulkan bahwa berat badan
sebelum dan sesudah minum obat
relatif sama. Atau, obat penurun
berat tersebut tidak efektif dalam
menurunkan berat badan secara
nyata.
47