Dokumen ini membahas tentang pencemaran perairan dan penggunaan fitoremediasi untuk menangani pencemaran tersebut. Fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk menyerap zat kontaminan di perairan dan mengubahnya menjadi tidak berbahaya. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan untuk fitoremediasi serta konsep wastewater garden dan constructed wetland untuk mengolah limbah cair domestik menggunakan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas hasil penelitian pengolahan air limbah tahu menggunakan bioreaktor anaerob-aerob bermedia karbon aktif dengan variasi waktu tinggal, di mana efisiensi penurunan COD tertinggi dicapai pada waktu tinggal 24 jam namun belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang fitoremediasi lingkungan yang tercemar timbal (Pb) dengan menggunakan tanaman. Beberapa jenis tanaman seperti eceng gondok dan kangkung air mampu menyerap Pb dari air dan tanah untuk membersihkan lingkungan. Teknik fitoremediasi memanfaatkan tanaman hiperakumulator untuk mengkonsentrasikan Pb dan dapat digunakan untuk memperbaiki lingkungan yang tercemar Pb.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan kompos, termasuk pengertian kompos, tujuan pembuatan kompos, manfaat kompos, dan prinsip-prinsip pengomposan seperti kebutuhan nutrisi mikroorganisme, kondisi lingkungan ideal, dan ukuran partikel bahan baku."
PEMANFAATKAN BUNGA MATAHARI ( Helianthus annuus Less ) DALAM UPAYA MENANGANI ...Ghearika Sriwijatno
油
1. Bunga matahari (Helianthus annuus L.) dapat digunakan dalam proses fitoremediasi untuk membersihkan tanah yang terkontaminasi logam berat seperti timbal, kadmium, kromium, tembaga, dan seng.
2. Fitoremediasi melibatkan penggunaan tumbuhan dan mikroorganisme untuk mengubah zat pencemar menjadi kurang berbahaya melalui proses seperti fitodegradasi, fitoekstraksi, dan fitostabilisasi.
1. Limbah B3 adalah limbah berbahaya dan beracun yang dapat mencemari lingkungan.
2. Sumber limbah B3 berasal dari rumah tangga, rumah sakit, pabrik dan lainnya.
3. Metode pengolahan limbah B3 meliputi chemical conditioning, solidification/stabilization, dan incineration.
Materi presentasi pengelolaan sampah warga. Kunci-kunci pengelolaan sampah: pemilahan sampah, pengomposan, dan edukasi yang terus menerus ke warga.
Dr. Isroi
http://isroi.com
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pengolahan limbah cair secara biologis, mulai dari pengolahan primer (pengendapan), sekunder (aktivasi lumpur), hingga tersier (pengolahan lanjutan) menggunakan berbagai teknologi seperti kolam aktivasi, filter biologis, dan aplikasi lahan basah. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa pengolahan limbah cair secara biologis bertujuan menghilangkan bahan organik terlar
Pengolahan limbah bertujuan untuk menghilangkan padatan dan bahan organik serta mikroba patogen. Pengolahan dapat dilakukan secara alami menggunakan kolam atau dengan peralatan meliputi pengolahan primer, sekunder, dan tersier. Pengolahan excreta bertujuan mengurangi risiko penyakit dengan mengolahnya di septic tank atau fasilitas kolektif.
Peran Mikroba sebagai Pembenah Tanah pada Tanah Tercemar PestisidaUniversity of Lampung
油
Dokumen tersebut membahas tentang bioremediasi tanah yang tercemar pestisida diazinon secara ex situ menggunakan kompos limbah media jamur. Mikroorganisme seperti Pseudomonas stutzeri, Bacillus mycoides, dan Bacillus cereus dalam kompos mampu mendegradasi diazinon hingga 80-92% dalam waktu 14-21 hari melalui proses oksidasi, reduksi, dan hidrolisis. Faktor seperti oksigen, kelembahan, pH, dan
EVALUASI KINERJA PRODUKSI DAN RESPONS FISIOLOGIS TERIPANG PASIR dengan MEDIA ...Wiwin Kusuma Atmaja Putra
油
Riset ini mengevaluasi pemanfaatan limbah sedimen tambak udang sebagai sumber nutrisi untuk budidaya teripang pasir. Teripang diberi pakan yang mengandung campuran sedimen tambak udang dan pasir laut dengan berbagai perbandingan. Hasilnya, komposisi 40% sedimen dan 60% pasir laut menghasilkan pertumbuhan terbaik dan kesehatan teripang yang optimal. Hal ini menunjukkan potensi limbah tambak udang sebagai bahan pakan alternatif
More Related Content
Similar to Wiwin KusumPhycoremediation bagi Lingkungan Aquaculture.pptx (20)
PEMANFAATKAN BUNGA MATAHARI ( Helianthus annuus Less ) DALAM UPAYA MENANGANI ...Ghearika Sriwijatno
油
1. Bunga matahari (Helianthus annuus L.) dapat digunakan dalam proses fitoremediasi untuk membersihkan tanah yang terkontaminasi logam berat seperti timbal, kadmium, kromium, tembaga, dan seng.
2. Fitoremediasi melibatkan penggunaan tumbuhan dan mikroorganisme untuk mengubah zat pencemar menjadi kurang berbahaya melalui proses seperti fitodegradasi, fitoekstraksi, dan fitostabilisasi.
1. Limbah B3 adalah limbah berbahaya dan beracun yang dapat mencemari lingkungan.
2. Sumber limbah B3 berasal dari rumah tangga, rumah sakit, pabrik dan lainnya.
3. Metode pengolahan limbah B3 meliputi chemical conditioning, solidification/stabilization, dan incineration.
Materi presentasi pengelolaan sampah warga. Kunci-kunci pengelolaan sampah: pemilahan sampah, pengomposan, dan edukasi yang terus menerus ke warga.
Dr. Isroi
http://isroi.com
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pengolahan limbah cair secara biologis, mulai dari pengolahan primer (pengendapan), sekunder (aktivasi lumpur), hingga tersier (pengolahan lanjutan) menggunakan berbagai teknologi seperti kolam aktivasi, filter biologis, dan aplikasi lahan basah. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa pengolahan limbah cair secara biologis bertujuan menghilangkan bahan organik terlar
Pengolahan limbah bertujuan untuk menghilangkan padatan dan bahan organik serta mikroba patogen. Pengolahan dapat dilakukan secara alami menggunakan kolam atau dengan peralatan meliputi pengolahan primer, sekunder, dan tersier. Pengolahan excreta bertujuan mengurangi risiko penyakit dengan mengolahnya di septic tank atau fasilitas kolektif.
Peran Mikroba sebagai Pembenah Tanah pada Tanah Tercemar PestisidaUniversity of Lampung
油
Dokumen tersebut membahas tentang bioremediasi tanah yang tercemar pestisida diazinon secara ex situ menggunakan kompos limbah media jamur. Mikroorganisme seperti Pseudomonas stutzeri, Bacillus mycoides, dan Bacillus cereus dalam kompos mampu mendegradasi diazinon hingga 80-92% dalam waktu 14-21 hari melalui proses oksidasi, reduksi, dan hidrolisis. Faktor seperti oksigen, kelembahan, pH, dan
EVALUASI KINERJA PRODUKSI DAN RESPONS FISIOLOGIS TERIPANG PASIR dengan MEDIA ...Wiwin Kusuma Atmaja Putra
油
Riset ini mengevaluasi pemanfaatan limbah sedimen tambak udang sebagai sumber nutrisi untuk budidaya teripang pasir. Teripang diberi pakan yang mengandung campuran sedimen tambak udang dan pasir laut dengan berbagai perbandingan. Hasilnya, komposisi 40% sedimen dan 60% pasir laut menghasilkan pertumbuhan terbaik dan kesehatan teripang yang optimal. Hal ini menunjukkan potensi limbah tambak udang sebagai bahan pakan alternatif
Tugas ini membahas import risk analysis pada produk akuakultur. Analisis risiko impor melibatkan identifikasi bahaya, penilaian risiko, manajemen risiko, dan komunikasi risiko untuk menentukan status produk yang diimpor. Langkah-langkahnya meliputi identifikasi patogen, penilaian peluang masuk dan dampaknya, serta penetapan tindakan karantina sesuai tingkat risiko. Tugas ini menjelaskan proses dan tujuan dari analisis risiko impor unt
Evaluasi Sumber Protein Alternatif Tepung Maggot mengevaluasi penggunaan tepung maggot sebagai substitusi tepung ikan dalam pakan ikan. Dokumen ini menganalisis nutrisi, efek terhadap pertumbuhan ikan, lingkungan, keamanan pangan, dan kelayakan ekonomi penggunaan tepung maggot. Kesimpulannya, tepung maggot dapat menjadi alternatif sumber protein yang baik untuk pakan ikan jika dikombinasikan dengan pakan k
This document discusses guidelines for implementing an ecosystem approach to aquaculture (EAA). The EAA is defined as a strategy for integrating aquaculture within the wider ecosystem in a sustainable way that promotes equitable social and ecological outcomes.
The guidelines cover preparing for and initiating an EAA, which involves scoping the environmental and socioeconomic issues in the aquaculture system. It also discusses developing a management plan to address priority issues. The plan should establish standards and indicators to monitor impacts. Overall the EAA aims to strengthen institutions to allow for integrated aquaculture development and management that considers impacts on other sectors and the ecosystem. Adopting the EAA will require closer collaboration between science, policy, and management according to these
This document summarizes the proceedings of an expert workshop held by FAO and the University of Stirling on site selection and carrying capacity for aquaculture. It discusses definitions of different types of carrying capacity, including physical, production, ecological and social. It also examines modeling tools available for assessing carrying capacity. The workshop prioritized addressing site selection and different carrying capacity categories based on regional and site-specific needs. The outcomes were a record of the workshop and guidelines for applying an ecosystem approach to aquaculture for site selection and carrying capacity estimation.
Ringkasan dokumen ini membahas tentang pengaruh limbah tambak udang terhadap kualitas air di Teluk Kung Krabaen, Thailand. Penelitian ini mengukur parameter kualitas air seperti DO, salinitas, kecerahan, pH, amonia, silikat, fosfor, BOD, alkalinitas, dan bakteri. Hasilnya menunjukkan penurunan kecerahan air di teluk dari tahun 1991-1993, kemungkinan karena drainase dari tambak udang. Namun, kadar amonia masih
This document provides an introduction to the edited book "Aquaculture Toxicology". It lists the editors and their credentials in studying aquaculture and related fields. The book covers topics on toxicants that can impact aquaculture systems, including antifoulants, metals, agrochemicals, pharmaceutical pollutants, oil and derivatives, and microplastics. It aims to inform readers about the ecotoxicological effects of various contaminants on farmed aquatic species, as aquaculture continues to be an important food production industry worldwide.
This document is the title page and table of contents for the book "The Toxicology of Fishes" edited by Richard T. Di Giulio and David E. Hinton. It lists the editors, contributors, and provides a brief overview of the book's four units which cover general principles of fish toxicology, key target systems and effects, methodologies and applications, and case studies. The dedication is also presented to the editors' families for their love and support.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Evaluasi sistem dan pengelolaan pendederan ikan kerapu di HSRT Mina Bina Sejahtera dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha dan rekomendasi pengembangan. Evaluasi mencakup profil usaha, proses produksi, analisis biaya dan keuntungan, serta analisis SWOT. Hasilnya menunjukkan sistem dan pengelolaan masih layak tetapi perlu pengembangan seperti peningkatan kapasitas dan hilirisasi
Sistem reproduksi teripang pasir dan cacing laut meliputi proses gametogenesis, pemijahan, dan embriogenesis. Teripang pasir bersifat gonochoristik dengan gonad tunggal terletak di bagian anterior. Siklus reproduksinya dimulai dengan pemijahan bersamaan antara jantan dan betina, diikuti pembelahan sel dan perkembangan embrio. Cacing laut juga gonochoristik dengan gonad terletak di beberapa segmen tubuh. Siklusnya meliputi gametogenesis, pemij
Dokumen tersebut membahas peran nutrien dalam sistem imun ikan dan pengaruhnya terhadap respon terhadap stres dan patogen. Nutrien seperti protein, lemak, vitamin, mineral, dan hormon berperan sebagai bahan baku hormon pengendali stres, neuromodulator, antioksidan, dan meningkatkan proliferasi sel serta imunostimulan. Studi menunjukkan nutrien seperti omega-3, protein hidrolisis, dan imunostimulan komersial dapat meningkatkan aktivitas imun
Bintang laut dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Reproduksi seksual melibatkan pelepasan telur dan sperma ke air laut untuk dibuahi sebelum musim panas, menghasilkan larva berenang bebas. Reproduksi aseksual dilakukan melalui regenerasi bagian tubuh yang hilang. Riset telah menunjukkan induksi maturasi gonad dan pelepasan gamet menggunakan senyawa kimia seperti L-methyladenine. Bintang laut
1. Stress pada ikan merupakan respon fisiologis terhadap faktor-faktor eksternal yang menyebabkan kondisi tidak normal.
2. Stress dapat meningkatkan kadar hormon kortisol dan glukosa darah serta mengganggu proses reproduksi dan pertumbuhan ikan.
3. Faktor lingkungan seperti suhu, kepadatan, dan polusi dapat memicu terjadinya stress pada ikan.
BUKU SILVIKULTUR POHON DI PERKOTAAN, PENERBIT SELAT MEDIAkukuhsungkawa68
油
Pohon menyediakan sejumlah manfaat penting dalam konteks
perkotaan, termasuk penyerapan polutan udara, penyediaan oksigen,
pengurangan suhu udara melalui peneduh dan evaporasi, serta
peningkatan estetika dan kesejahteraan psikologis penduduk. Untuk
mengoptimalkan manfaat ini, diperlukan pemahaman mendalam tentang
silvikultur pohon di perkotaan - ilmu yang mempelajari penanaman,
perawatan, dan pengelolaan pohon dalam konteks perkotaan. Para
perencana kota dan pejabat berwenang harus memahami prinsipprinsip silvikultur perkotaan untuk mengintegrasikan ruang terbuka
hijau secara efektif dalam perencanaan dan pengembangan kota.
Keterlibatan masyarakat dalam silvikultur pohon di perkotaan juga
merupakan aspek penting yang tidak boleh diabaikan. Pendidikan dan
partisipasi publik dalam pengelolaan ruang hijau dapat meningkatkan
kesadaran dan apresiasi terhadap manfaat pohon, serta mendorong perawatan dan perlindungan pohon di lingkungan perkotaan. Inovasi
dan teknologi baru menawarkan peluang besar untuk meningkatkan
praktik silvikultur perkotaan, seperti penggunaan sistem informasi
geografis untuk pemetaan kanopi pohon dan pengembangan varietas
pohon yang lebih tahan terhadap stres lingkungan perkotaan.
Kerja sama antar lembaga dan sektor sangat penting dalam
mencapai tujuan silvikultur perkotaan yang berkelanjutan. Kemitraan
antara pemerintah kota, lembaga penelitian, sektor swasta, dan
komunitas lokal dapat memfasilitasi pertukaran pengetahuan, sumber
daya, dan praktik terbaik. Visi masa depan silvikultur pohon di
perkotaan harus mencakup pendekatan yang lebih adaptif dan inklusif,
mempertimbangkan dampak perubahan iklim dan kebutuhan sosial
yang beragam. Buku ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
mendalam tentang tantangan, peluang, dan strategi terkait dengan
silvikultur pohon di perkotaan, serta menginspirasi pembaca untuk
berkontribusi dalam menciptakan kota-kota yang lebih hijau, sehat,
dan berkelanjutan.
2. Phycoremediation
2
Phytoremediation merupakan suatu green technology yang memberikan solusi pembersihan inovatif serta efektif secara pembiayaan.
Phytoremediation adalah penggunaan tanaman (Algae) dan mikroba terkait untukmembersihkan lingkungan yang tercemari limbah berbahaya.
Metodeinidapatdigunakanpadatanahmaupunairyangterkontaminasi.
Penggunaan tanaman sebagai filter pada lahan basah atau mengembangkannya secara hidrofonik untuk menyaring polutan disebut
rhizofiltration. Sedangkan penggunaan tanaman untuk membersihkan polutan dari tanah dengan mengakumulasikan pada sel jaringannya
disebutsebagaiphytoextraction(Lynseyetal.,2009).
Kelebihan dari metode Phytoremediation adalah bermacam bahan organik dan inorganik dapat ditangani oleh proses phytoremediation. Bahan
organik yang dapat ditangani adalah pelarut yang mengadung klor (TCE, PCE, MTBE, CCl4), peledak (TNT, DNT, RDX dan nitro aromatik lainnya),
Pestisida (atrazine, bentazon) dan bahan pengawet kayu (PCP dan PAHs lainnya). Sedangkan untuk bahan anorganik antaralain logam (B, Cd, Co,
Cr, Cu, Hg, Ni, Pb, Zn), Radionuklida (Cs, 3 H, Sr, U) dan lainnya (As, Na, NO3, NH4, PO4, perklorat (ClO4)) (Glass Associates, 1999). Selanjutnya,
phytoremediationdapatdiaplikasikansecarain-situmaupunex-situ(Raskin,2000,USEPA,2000a).A
Lingkungan Akuakultur tahun 2022
3. Mengapa perlu dilakukan :
1. Kontaminasi bahan berbahaya
semakin meningkat diperairan yang
dapat mengancam akuakulturs
2. Gas hasil pembusukan bahan
organik yang terdapat di dasar
budidaya cukup berbahaya bagi ikan
3
Lingkungan Akuakultur tahun 2022
5. 1. Rhizofiltration with algae is a technique in which algae
concentrate, absorb, and precipitate metals in their
biomass from contaminated water (Yadav et al., 2010).
2. Constructed wetlands (CWs) are man-made systems
that filter contaminants from surface-water, ground-
water, and WW streams using the natural activities of
wetland plants, soils, and microbial communities.
3. Algal mat (hydraulic barrier)
4. Open pond system/waste stabilization pond (WSP) is
the finest method for treating WW from various
sources (Bwapwa et al., 2017).
5
LingkunganAkuakultur tahun2022
6. 1. Cation/anion exchange: . This
biochemical method of HM removal
(through cation/anion exchange) from
aquatic systems is very effective as it
has the potential for remediation and
the recovery of metals from WW (Malik,
2004).
2. Absorption:
3. Precipitation
6