Dokumen tersebut membahas tentang ilmu lingkungan dan pencemaran lingkungan. Ilmu lingkungan mempelajari hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan serta merupakan penjabaran dari ekologi. Pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai masuknya zat yang menyebabkan kualitas lingkungan turun dan tidak mampu berfungsi sesuai peruntukannya. Penelitian menunjukkan bahwa predator memiliki peran penting dalam menjaga kese
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia. DAS dijelaskan sebagai wilayah daratan yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air ke danau atau laut secara alami. Dokumen ini menjelaskan pentingnya pendekatan DAS dalam perencanaan pembangunan wilayah dan sumberdaya alam karena karakteristik ekosistem DAS. Tujuan pengelolaan DAS ter
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kerajaan Klungkung dahulu mempunyai pengaruh luas di Bali dan sekitarnya hingga berakhir dengan penjajahan Belanda. 2. Kabupaten Klungkung terletak di Bali dengan topografi berbukit dan iklim tropis. 3. Mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu dan memiliki budaya khas Bali.
Proposal permohonan dana block grant untuk pembangunan ruang kelas belajar dan ruang belajar laboratorium serta rehabilitasi ruang belajar di SMP Negeri 9 Kota Mojokerto, Jawa Timur. Proposal diajukan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan.
Dokumen tersebut membahas pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berbasis Daerah Aliran Sungai dan mempertimbangkan semua kebutuhan akan air. Ia menjelaskan berbagai metode konservasi tanah dan air untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air di hulu, tengah, dan hilir daerah aliran sungai, seperti penanaman vegetasi, pembangunan waduk, dan teknik irigasi yang hemat air.
Indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara Nasional, dimana IKLH merupakan generalisasi dari indeks kualitas lingkungan hidup seluruh Kabupaten/Kota dan Provinsi di Indonesia. IKLH terdiri dari 3 indikator yaitu Indikator Indeks Kualitas Air (IKA), parameter yang diukur 7 yaitu TSS, DO, BOD, COD, Total Fosfat, Fecal Coli, dan Total Coliform, Indeks Kualitas Udara (IKU), parameter yang diukur yaitu: SO2 dan NO2; dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) yang diukur berdasarkan luas tutupan lahan.
Rancangan Kep Menteri LHK tentang Wilayah Ekoregion IndonesiaLAKSMI WIJAYANTI
油
Rancangan keputusan tentang satuan-satuan ekoregion di Indonesia di tingkat nasional yang digambarkan dalam peta dengan skala informasi 1:500.000 (skala cetak disesuaikan kembali)
Badan air dan siklus hidrologi memberikan penjelasan singkat tentang berbagai jenis badan air seperti sungai, danau, laut, dan samudra serta proses siklus hidrologi yang terjadi di bumi dimana air berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya melalui proses evapotranspirasi, kondensasi, dan presipitasi.
Dokumen tersebut membahas tentang alih fungsi lahan di Indonesia, terutama pulau Jawa, yang sangat parah. Hal ini menyebabkan berkurangnya kualitas lingkungan seiring berkurangnya lahan. Alih fungsi lahan dapat memberikan dampak positif maupun negatif, seperti meningkatkan pembangunan namun juga menurunkan produksi pertanian. Untuk itu, diperlukan kebijakan bijak dalam penggunaan lahan agar tidak terjadi ke
Dokumen tersebut merupakan peraturan daerah Kota Malang tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang untuk periode 2010-2030. Rencana ini bertujuan untuk mengatur pemanfaatan ruang secara bijak dan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Malang.
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...CIFOR-ICRAF
油
Presented by Fegi Nurhabni, S.T., M.T., M.Sc. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) in sub-national workshop on Increasing Capacity of Local Community and Sub-National Government on Mangrove Restoration and Food Security on 12 July 2022
Jambi Sustainable Landscape Management Project (J-SLMP) BioCF-ISFL Provinsi J...CIFOR-ICRAF
油
Presented by Ir. H. SEPDINAL, ME, Jambis Development Planning Agency (Bappeda) and Head of Sub-National Project Management Unit (SNPMU) BioCF-ISFL at "Science and Policy Dialogue III: How are benefits from REDD+ finance shared?", Jakarta-Indonesia, on 4 Aug 2022
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Heri Romansyah
油
Berikut ini merupakan sosialisasi PP 22/2021 tentang PPPLH yang disampaikan oleh KLHK. Berisi :
- Perubahan-perubahan
- Sistematika P3LH
- Struktur kerangka P3LH
- Persetujuan Lingkungan
-
Dokumen tersebut membahas peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air untuk kegiatan fasyankes. Dokumen ini juga memberikan ringkasan hasil kunjungan lapangan ke beberapa puskesmas di Kabupaten Tangerang yang menemukan belum optimalnya pengelolaan air limbah fasyankes.
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampahinfosanitasi
油
Dokumen ini membahas tentang rehabilitasi dan penutupan TPA secara permanen atau revitalisasi. Ia menjelaskan persyaratan umum dan teknis untuk penutupan permanen atau revitalisasi TPA, termasuk evaluasi kondisi fisik dan lingkungan TPA, perencanaan desain penutupan atau revitalisasi, dan prosedur rutin untuk pengelolaan pasca operasi. Dokumen ini bertujuan menyediakan pedoman untuk menutup atau merevitalisasi
Penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Indonesia. Menyusun Visi d...Oswar Mungkasa
油
Penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh di Indonesia membutuhkan kerja sama lintas sektor dan kebijakan nasional yang terintegrasi. Dokumen ini membahas upaya pemerintah dalam menyusun kerangka kerja penanganan kumuh melalui workshop SAPOLA dengan merumuskan visi, misi, dan rencana aksi 2013-2014. Diharapkan hasil workshop ini dapat menjadi masukan kebijakan penanganan kumuh di tingkat nasional.
Pak Dadang dari Direktorat Kemitraan Lingkungan KLHK menyampaikan definisi, peran dan fungsi kader lingkungan. Sebagai kader lingkungan pemula, peserta diberikan contoh-contoh aktivitas kader lingkungan yang telah berjalan untuk menumbuhkan semangat dari para peserta.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah lingkungan hidup dan upaya pelestariannya. Lingkungan hidup dijelaskan sebagai lingkungan biotik dan abiotik yang memengaruhi kehidupan manusia. Dibahas pula berbagai kerusakan lingkungan akibat bencana alam dan aktivitas manusia serta upaya masyarakat dalam pelestarian tanah, udara, hutan, laut, dan flora dan fauna.
Kuliah ini membahas pengelolaan daerah aliran sungai secara menyeluruh dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, hidrologi, dan sosial budaya masyarakat. Daerah aliran sungai merupakan sistem terbuka yang saling terkait antara lingkungan fisik dan ekosistem. Pengelolaan yang baik perlu memperhatikan daerah aliran sungai sebagai kesatuan wilayah dengan batasan alam.
Dokumen ini membahas program pengelolaan hutan adat oleh masyarakat suku Dayak Paser di Kalimantan Timur yang dilakukan oleh organisasi PADI Indonesia sejak tahun 1990-an. Program ini telah mengelola hutan adat seluas 61.800 hektar di 8 desa untuk memenuhi kebutuhan pangan, air, obat-obatan masyarakat serta menghasilkan listrik mikrohidro dan produk hutan lainnya. Pelajaran penting dari program ini adalah penting
Dokumen tersebut membahas rencana pekerjaan DED (Dokumen Evaluasi Detai) Pengendalian Banjir Sungai Batang Aie di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat yang meliputi lokasi, jangka waktu, sumber dana, dan pihak-pihak terkait proyek.
Rancangan Kep Menteri LHK tentang Wilayah Ekoregion IndonesiaLAKSMI WIJAYANTI
油
Rancangan keputusan tentang satuan-satuan ekoregion di Indonesia di tingkat nasional yang digambarkan dalam peta dengan skala informasi 1:500.000 (skala cetak disesuaikan kembali)
Badan air dan siklus hidrologi memberikan penjelasan singkat tentang berbagai jenis badan air seperti sungai, danau, laut, dan samudra serta proses siklus hidrologi yang terjadi di bumi dimana air berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya melalui proses evapotranspirasi, kondensasi, dan presipitasi.
Dokumen tersebut membahas tentang alih fungsi lahan di Indonesia, terutama pulau Jawa, yang sangat parah. Hal ini menyebabkan berkurangnya kualitas lingkungan seiring berkurangnya lahan. Alih fungsi lahan dapat memberikan dampak positif maupun negatif, seperti meningkatkan pembangunan namun juga menurunkan produksi pertanian. Untuk itu, diperlukan kebijakan bijak dalam penggunaan lahan agar tidak terjadi ke
Dokumen tersebut merupakan peraturan daerah Kota Malang tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang untuk periode 2010-2030. Rencana ini bertujuan untuk mengatur pemanfaatan ruang secara bijak dan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Malang.
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...CIFOR-ICRAF
油
Presented by Fegi Nurhabni, S.T., M.T., M.Sc. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) in sub-national workshop on Increasing Capacity of Local Community and Sub-National Government on Mangrove Restoration and Food Security on 12 July 2022
Jambi Sustainable Landscape Management Project (J-SLMP) BioCF-ISFL Provinsi J...CIFOR-ICRAF
油
Presented by Ir. H. SEPDINAL, ME, Jambis Development Planning Agency (Bappeda) and Head of Sub-National Project Management Unit (SNPMU) BioCF-ISFL at "Science and Policy Dialogue III: How are benefits from REDD+ finance shared?", Jakarta-Indonesia, on 4 Aug 2022
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Heri Romansyah
油
Berikut ini merupakan sosialisasi PP 22/2021 tentang PPPLH yang disampaikan oleh KLHK. Berisi :
- Perubahan-perubahan
- Sistematika P3LH
- Struktur kerangka P3LH
- Persetujuan Lingkungan
-
Dokumen tersebut membahas peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air untuk kegiatan fasyankes. Dokumen ini juga memberikan ringkasan hasil kunjungan lapangan ke beberapa puskesmas di Kabupaten Tangerang yang menemukan belum optimalnya pengelolaan air limbah fasyankes.
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampahinfosanitasi
油
Dokumen ini membahas tentang rehabilitasi dan penutupan TPA secara permanen atau revitalisasi. Ia menjelaskan persyaratan umum dan teknis untuk penutupan permanen atau revitalisasi TPA, termasuk evaluasi kondisi fisik dan lingkungan TPA, perencanaan desain penutupan atau revitalisasi, dan prosedur rutin untuk pengelolaan pasca operasi. Dokumen ini bertujuan menyediakan pedoman untuk menutup atau merevitalisasi
Penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Indonesia. Menyusun Visi d...Oswar Mungkasa
油
Penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh di Indonesia membutuhkan kerja sama lintas sektor dan kebijakan nasional yang terintegrasi. Dokumen ini membahas upaya pemerintah dalam menyusun kerangka kerja penanganan kumuh melalui workshop SAPOLA dengan merumuskan visi, misi, dan rencana aksi 2013-2014. Diharapkan hasil workshop ini dapat menjadi masukan kebijakan penanganan kumuh di tingkat nasional.
Pak Dadang dari Direktorat Kemitraan Lingkungan KLHK menyampaikan definisi, peran dan fungsi kader lingkungan. Sebagai kader lingkungan pemula, peserta diberikan contoh-contoh aktivitas kader lingkungan yang telah berjalan untuk menumbuhkan semangat dari para peserta.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah lingkungan hidup dan upaya pelestariannya. Lingkungan hidup dijelaskan sebagai lingkungan biotik dan abiotik yang memengaruhi kehidupan manusia. Dibahas pula berbagai kerusakan lingkungan akibat bencana alam dan aktivitas manusia serta upaya masyarakat dalam pelestarian tanah, udara, hutan, laut, dan flora dan fauna.
Kuliah ini membahas pengelolaan daerah aliran sungai secara menyeluruh dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, hidrologi, dan sosial budaya masyarakat. Daerah aliran sungai merupakan sistem terbuka yang saling terkait antara lingkungan fisik dan ekosistem. Pengelolaan yang baik perlu memperhatikan daerah aliran sungai sebagai kesatuan wilayah dengan batasan alam.
Dokumen ini membahas program pengelolaan hutan adat oleh masyarakat suku Dayak Paser di Kalimantan Timur yang dilakukan oleh organisasi PADI Indonesia sejak tahun 1990-an. Program ini telah mengelola hutan adat seluas 61.800 hektar di 8 desa untuk memenuhi kebutuhan pangan, air, obat-obatan masyarakat serta menghasilkan listrik mikrohidro dan produk hutan lainnya. Pelajaran penting dari program ini adalah penting
Dokumen tersebut membahas rencana pekerjaan DED (Dokumen Evaluasi Detai) Pengendalian Banjir Sungai Batang Aie di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat yang meliputi lokasi, jangka waktu, sumber dana, dan pihak-pihak terkait proyek.
Makalah ini membahas tentang banjir, termasuk pengertian, jenis, penyebab, dampak, dan upaya penanggulangannya. Kota Wasior di Papua mengalami bencana banjir bandang yang disebabkan oleh hujan deras dan kerusakan hutan di hulu sungai, mengakibatkan ratusan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur di kota tersebut.
Wilayah pesisir merupakan kawasan transisi antara daratan dan laut yang saling mempengaruhi. Pengelolaan sumber daya pesisir dan laut perlu mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial secara berkelanjutan dengan mengintegrasikan sektor, wilayah, pemangku kepentingan, dan ilmu pengetahuan.
Makalah ini membahas tentang sedimentasi yang didefinisikan sebagai proses pengendapan material yang ditransport oleh air, angin, es atau gletser di suatu cekungan. Terdapat beberapa jenis sedimentasi seperti lithougenus, biogeneuos, hidreogenous, dan cosmogerous. Faktor yang mempengaruhi sedimentasi antara lain karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman penutup, dan sifat fisik batuan.
Ringkasan dokumen laporan fieldtrip geologi dasar oleh Rima Rosaliana ini adalah sebagai berikut:
Laporan ini membahas hasil fieldtrip geologi yang dilakukan di dua lokasi yaitu Desa Watu Kosek, Mojokerto dan Desa Wringin Anom, Gresik. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap berbagai jenis batuan seperti breksi, andesit, tuff, dan siderit serta mengukur koordinat dan elevasi setiap lokasi pen
Tugas ini membahas tentang rangkuman video mengenai Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS dijelaskan sebagai wilayah yang dibatasi oleh penghubung bukit yang menampung air hujan dan mengalirkannya melalui saluran air. DAS memiliki berbagai komponen seperti hutan, lahan pertanian, dan pemukiman serta perlu dikelola dengan baik untuk mencegah kerusakan lingkungan. Pengelolaan DAS bertujuan untuk memperbaiki
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosfer, siklus hidrologi, sungai, danau, rawa, air permukaan dan tanah, serta perairan laut dan hukum laut internasional. Secara khusus membahas tentang jenis, proses terbentuknya, dan manfaat berbagai komponen hidrosfer seperti sungai, danau, rawa, serta hak dan tanggung jawab negara atas berbagai zona perairan berdasarkan UNCLOS.
Dokumen tersebut berisi soal pilihan ganda dan uraian tentang geografi fisik, terutama mengenai proses siklus air, sungai, danau, laut, serta wilayah pesisir. Beberapa topik yang dibahas antara lain siklus hidrologi, jenis-jenis sungai dan danau, zona-zona laut, serta wilayah kekuasaan laut Indonesia.
1. Dokumen membahas pentingnya penetapan zonasi resapan dan imbuhan dalam penataan ruang berdasarkan peraturan dan aspek hidrogeologi untuk melindungi sumber daya air tanah.
2. Terdapat beberapa tipologi kawasan berdasarkan fungsi konservasi air tanah yang dapat digunakan sebagai acuan perencanaan ruang, seperti zona perlindungan, pemanfaatan, dan alam karst.
3. Arahan peruntukan dan struktur ru
3. Daftar Isi
I. DEFINISI ...
6
A.DAS
6
B.Pengelolaan DAS ..
8
C.Rehabilitasi Hutan dan Lahan .. 9
D.Konservasi Tanah dan Air
10
E.Banjir ..
11
F. Banjir Bandang
12
G.Tanah Longsor ..............
3
4. III. PENYEBAB UMUM BANJIR & TANAH LONGSOR ..
15
A.
Faktor Alam ..
15
B.
Faktor Manusia
18
IV. PENANGGULANGAN BANJIR & TANAH LONGSOR ...
19
A.
Perencanaan ..
19
B.
Sosialisasi
21
C.
Regulasi
22
D.
Aksi
23
4
5. VI. PENUTUP ..
72
A. Keterpaduan Para Pihak ...
72
B. Kontribusi Kementerian Kehutanan .
73
5
8. B. Pengelolaan DAS
adalah upaya dalam mengelola hubungan
timbal balik antara sumber daya alam dengan
sumber daya manusia di dalam DAS dan
segala
aktivitasnya
untuk
mewujudkan
kemanfaatan sumber daya alam bagi
kepentingan pembangunan dan kelestarian
ekosistem
DAS
serta
kesejahteraan
masyarakat
8
9. C. Rehabilitasi Hutan dan Lahan
adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung,
produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem
penyangga kehidupan tetap terjaga.
10. D. Konservasi Tanah dan Air
adalah upaya untuk mencegah kerusakan tanah, memperbaiki
tanah yang rusak, memelihara serta meningkatkan
produktivitas tanah agar dapat dipergunakan secara lestari.
10
11. E. Banjir
adalah debit aliran sungai yang secara relatif lebih besar dari biasanya akibat
hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu secara terus menerus,
sehingga air limpasan tidak dapat ditampung oleh alur/palung sungai yang
ada, maka air melimpah keluar dan menggenangi daerah sekitarnya.
11
12. F. Banjir bandang (flash flood)
adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan
debit air dan kecepatan yang besar serta
disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur
sungai
12
13. G. Tanah Longsor
adalah salah satu bentuk dari gerak massa tanah, batuan dan
runtuhan dan masa batu/tanah yang terjadi seketika menuju lereng
bawah yang dikendalikan oleh gaya gravitasi dan meluncur di atas
suatu lapisan kedap yang jenuh air (bidang luncur).
13
14. II. REGULASI DALAM PENGELOLAAN DAS
UU No. 41/1999 tentang KEHUTANAN
UU No. 7/ 2004 tentang SUMBER DAYA AIR
PP. No. 38/2007 tentang PEMBAGIAN
URUSAN PEMERINTAHAN
PP. No. 37/2012 tentang PENGELOLAAN DAS
15. III. PENYEBAB UMUM BANJIR &
TANAH LONGSOR
A. FAKTOR ALAM
1. Curah Hujan :
Diatas rata rata
Tersebar merata
Berlangsung lama
16. 2. Geomorfologi
Topografi yang curam akan menyebabkan aliran
air yang menjadi limpasan akan mengalir secara
cepat
Morfometri DAS, misalnya bentuk DAS yang
memanjang cenderung menurunkan laju aliran
permukaan dari pada
DAS dengan bentuk
melebar; semakin tinggi kerapatan drainase
semakin besar kecepatan aliran permukaan untuk
jumlah yang yang sama.
Jenis Tanah yang mempunyai kapasitas infiltrasi
yang rendah mengakibatkan limpasan permukaan
lebih besar dan erosi permukaan
16
17. 3. Air laut pasang akan menghambat
aliran air menuju ke laut.
4. Pergeseran struktur batuan dan tanah
membentuk bendungan alami, yang
jika terjadi hujan dengan intensitas
sangat tinggi berpotensi menimbulkan
banjir bandang.
18. B. FAKTOR MANUSIA :
Penggunaan lahan tidak sesuai dengan
peruntukan dan kemampuannya
Tidak menerapkan kaidah kaidah
konservasi tanah dalam praktek dan pola
penggunaan lahan
Vegetasi ; terjadi konversi lahan
Drainase yang buruk
Budaya membuang sampah ke sungai
18
19. IV. PENANGGULANGAN BANJIR DAN
TANAH LONGSOR
A. PERENCANAAN
Penyusunan dan Pengesahan Rencana Pengelolaan DAS
Terpadu dilakukan oleh:
Bupati/walikota, untuk DAS dalam kabupaten/kota;
Gubernur, untuk DAS antar Kabupaten/Kota dalam
Provinsi;
Menteri, untuk DAS lintas Provinsi dan DAS lintas
Negara.
20. Tahun 2009 sd 2014 Kementerian Kehutanan telah
menyusun 135 Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
(RPDAST) sbb :
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
: 1 DAS
: 18 DAS
: 31 DAS
: 36 DAS
: 36 DAS
: 10 DAS
: 3 DAS
* Rincian Terlampir
21. B. SOSIALISASI
Sosialisasi dilakukan kepada para pemangku
kepentingan baik didalam Kabupaten/Kota,
Provinsi, antar Provinsi dan Lintas Negara.
Sosialisasi dimaksudkan untuk membangun
kesamaan, komitmen, pemahaman bahwa
pembangunan wilayah berbasis DAS sangat
penting dan mendesak untuk dilaksanakan
bersama sama sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi serta biaya masing-masing para
pemangku kepentingan tersebut.
22. C. REGULASI
Pengelolaan DAS Terpadu menjadi salah satu
dasar
dalam
penyusunan
perencanaan
pembangunan
sektor
dan
wilayah.
Diimplementasikan dalam bentuk Peraturan
Daerah tentang Pengelolaan DAS, dan masuk
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD).
Dengan demikian akan diperoleh kesinambungan
program, kegiatan, dan pembiayaan.
23. D. AKSI
Tahun 2010 sd 2013 Kementerian Kehutanan telah
melaksanakan kegiatan :
1. Rehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan:
: 408.122 Ha.
Rehabilitasi Hutan
Rehabilitasi Lahan Kritis : 1.408.258 Ha.
: 4.638 Ha.
Hutan Kota
Rehabilitasi Hutan Mangrove, Gambut, Rawa
dan Sempadan Pantai
: 31.680 Ha.
25. 3. Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan
Hutan desa
: 123.870 Ha.,
Hutan rakyat kemitraan
: 213.768 Ha.,
Hutan kemasyarakatan
: 507.111 Ha.,
Pengembangan Perhutanan
Masyarakat Pedesaan
Berbasis Konservasi
(PPMPBK)
: 8.000 unit,
Kebun Bibit Rakyat (KBR) : 38.390 unit
32. LAUT JAWA
Kanal Banjir Barat
Cengkareng Drain
K. Mookervaart
DKI JAKARTA
K. Baru 1
6
3
K.
C
K. Cideng
1
K. Sekretaris
4
KOTA TANGERANG
Ciku
2
mp
a
K. Malang
K. Baru 3
K. S
ugu
tam
KOTA TANGSEL
Cipinang
8
13
12
K. Buaran
u
K. Baru 1
K. Caringin
11
KOTA DEPOK
K. Krukut
K. Grogol
K. Serua
10
15.706,1 hA
5
K. Ciputat
K. Ciater
K. Mampang
Kanal Banjir Timur
on
de
t
Cij
an
tu
ng
7
K. Cantiga
1
6.295,5
KOTA BEKASI
K. Sunter
K. Cakung
9
K. Baru 2
K. Angke
KABUPATEN BOGOR
Pesanggrahan
Cibuluh
Ciluar
KOTA BOGOR
Katulampa
Kali Baru
15.075,5 ha
abir
us
n
Cisu
k
SKEMA ALIRAN DI DAS CILIWUNG DAN SEKITARNYA
Ciesek
Cisu
re
Cis
e
Cisadane
KABUPATEN BOGOR
use
upa
n
Empang
Ciparigi
Cipakancilan
ua
Cigede Kulon
Cigede Wetan
Cisa
r
Cimiis
Ciliwung
32
K. Bekasi
33. PENYEBAB BANJIR JAKARTA
NO
1
2.
FAKTOR - FAKTOR
KONDISI
Faktor Manusia
Penggunaan Lahan
Tata ruang
Drainase
Vegetasi
Konservasi tanah
Sampah
Faktor Alam
A. Curah hujan
Tidak ditaati
Buruk
Tutupan kurang
Tidak diterapkan
Dibuang ke sungai
B. Permukaan Air Laut
Pasang / Rob
C. Geomorfologi
Topografi
-Datar dan sebagian di bawah tinggi muka air laut
Karakteristik DAS
-Memanjang, Genangan air lama
Jenis Tanah
Jenis batuan
-Aluvial Plain (Sedimentasi, tanah labil)
-Sedimentasi (pendangkalan sungai/pantai
164 mm/hari (ekstrim)
(164 ltr /m2 /hari)
40 50 mm/hari (normal)
33
34. Luasan DKI Jakarta dan 6 DAS
DAS
1. Angke-Pesanggarahan
Luas (Ha)
48.732
2. Krukut
22.392
3. Ciliwung
38.610
4. Sunter
18.405
5. Buaran
8.008
6. Cakung
14.743
Total Luas DAS
150.890
Luas DKI Jaya
66.152
34
35. Kondisi Penutupan Lahan di 6 DAS (Ha)
DAS
Luas
Tutupan
Vegetasi
1. Angke-Pesanggarahan
48.732
18.619
2. Krukut
22.392
1.044
38.610
*)17.325
4. Sunter
Pemukiman
28.808
21.093
Lain-lain
Lahan
Kritis
1.305
0
255
0
(44,88%)
19.441
(50,36%)
134
(0,34%)
1.710
(4,42%)
18.405
3.368
13.863
1.174
0
5. Buaran
8.008
156
7.852
0
0
6. Cakung
14.743
5.254
9.396
93
0
3. Ciliwung
Total Luas (Ha)
% Luas
150.890
45.766
100.453
2.961
1.710
100
30.4
66.6
1.9
1.1
*): Hutan (9,5%), Perkebunan (1,4%), Pertanian (33,7%), Semak Belukar (0,3%)
35
36. Neraca air 6 DAS di Jakarta
No
Ketersediaan Air
Vol Milyrd M3/thn
1.
Aliran Permukaan
0,538
2.
Air Tersimpan (di danau, tumbuhan, tanah, air tanah, tandon
air)
1,296
3.
Kanal Tarum Barat
0,504
4.
Potensi Air Hilang (Air Banjir)
1,317
Jumlah air masuk Jakarta
Jumlah air yang bisa ditampung
3,655
2,338
No
Kebutuhan Air
Vol Milyrd M3/thn
1.
Perkotaan
1,288
2.
Industri
0,016
3.
Pertanian
1,548
Jumlah
2,852
Defisit Air
0,514 milyard m3/tahun
Potensi Air
1,317 milyard m3/tahun
Sumber: Prof Naik Sinukaban, Dr. Nana Mulyana (IPB) dan Ditjen BPDASPS (2012)
36
37. Pengendalian Banjir Jakarta
Sumber Daya Air
Air Meluap (Aliran permukaan/banjir)
Vol Milyard M3/thn
1,317
Upaya Menyimpan/Pengisian Air Tanah Melalui
Kegiatan Konservasi Tanah dan Air (40%)
0,527
Sisa Air permukaan melalui Pemanfaatan Rekayasa
Teknologi (60%)
0,790
37
41. Seluruh lokasi arahan vegetatif berada di
DAS Ciliwung bagian hulu yang masuk dalam
Kabupaten Bogor
Kegiatan Vegetatif
Arahan agroforestry
Sub DAS
Cibalok
Cibalok Total
Ciesek
Arahan vegetasi tetap
Sub DAS
Ciesek
Kecamatan
Cisarua Total
Megamendung Total
Ciesek Total
Ciliwung Hulu
Cisarua Total
Ciliwung Hulu Total
Total Luas Arahan Vegetasi Tetap
Area (Ha)
54.6
58.5
113.1
79.3
79.3
192.4
Kecamatan
Ciawi
Megamendung
Sukaraja
Cisarua
Megamendung
Sukaraja
Ciesek Total
Ciliwung Hulu
Cisarua
Ciliwung Hulu Total
Cisarua
Cisarua
Megamendung
Cisarua Total
Ciseuseupan
Ciawi
Megamendung
Ciseuseupan Total
Cisukabirus
Megamendung
Cisukabirus Total
Cisuren
Cisarua
Megamendung
Cisuren Total
Total Luas Arahan Agroforestry
Area (Ha)
2.1
34.5
10.6
47.2
116.6
73.6
8.9
199.1
252.2
252.2
148.7
0.9
149.6
12.3
4.6
16.7
123.6
123.6
45.8
159.7
205.5
994.1
41
42. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Lahan
(Sumur Resapan/Bioretensi)
Lokasi arahan tersebar.
Total arahan kegiatan sumur
resapan/bioretensi adalah 490.669 unit.
DAS
Grogol
Krukut
Ciliwung
Buaran
Cakung
Cipinang
Sunter
Total
Bioretensi (unit)
62375
96346
87662
21215
72848
43654
106569
490669
42
43. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai
(Dam Pengendali)
Seluruh lokasi arahan dam pengendali
berada di DAS Ciliwung bagian hulu yang
masuk dalam Kabupaten Bogor
Sub DAS
Cibalok
Cibalok Total
Ciesek
Kecamatan
Ciawi
Dpi (unit)
2
2
3
2
5
14
14
6
6
1
3
4
3
3
6
6
Cisarua
Megamendung
Ciesek Total
Ciliwung Hulu
Cisarua
Ciliwung Hulu Total
Cisarua
Cisarua
Cisarua Total
Ciseuseupan
Ciawi
Megamendung
Ciseuseupan Total
Cisukabirus
Megamendung
Cisukabirus Total
Cisuren
Megamendung
Cisuren Total
Total
40
43
44. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai
(Dam Penahan)
Seluruh lokasi arahan dam penahan
berada di DAS Ciliwung bagian hulu
yang masuk dalam Kabupaten Bogor
Kecamatan
Ciawi
Cisarua
Megamendung
Sukamakmur
Sukaraja
Total
Jumlah DPn (Unit)
13
168
84
2
1
268
Dam penahan (Dpn) : merupakan struktur
bangunan yang ditujukan untuk mengurangi
erosi pada parit atau selokan dengan
menghambat kecepatan aliran air dan tanah
terendapkan pada tempat tersebut.
44
45. Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai
(Gully Plug)
Seluruh lokasi arahan dam
pengendali berada di DAS
Ciliwung bagian hulu yang
masuk dalam Kabupaten Bogor.
1. Kecamatan Cisarua 117 unit
2. Kecamatan Megamendung 8
unit.
45
46. L.6. DAM PENGENDALI (Dpi) dan DAM PENAHAN (Dpn)
Dam pengendali (Dpi) :
merupakan struktur bangunan yang
ditujukan untuk mengendalikan
aliran air sehingga erosi dan
sedimentasi dapat ditekan serta
sebagai tempat parkir air
46
47. L. 7. Sumur Resapan
Fungsi mengurangi limpasan
Memelihara air tanah
Efektif melewatkan air 3-10
m3/jam atau setara dengan 1,67
l/det/200 m2 atau 83.3 l/ha
Lokasi Pemukiman, sekolah,
tempat ibadah, perkantoran,
fasos, fasum dll.
47
49. L.9. Kegiatan Fisik pada DAS Ciliwung Tahun 2013
No.
1.
Jenis Kegiatan
Kebun Bibit Rakyat (KBR)
Volume
400 Unit
2.
3.
4.
Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK)
Hutan Mangrove
Sumur Resapan
2.500 Ha
140 Ha
100 Unit
5.
6.
Sutera Alam
Hutan Kota
1 Unit
50 Ha
49
53. Kondisi Penutupan Lahan di DAS Juwana ,
Pati
DAS
Juwana
% Luas
Luas Kab. Pati
Luas
(Ha)
Tutupan
Vegetasi
130.388, *) 107.659,36
36
100
82.57%
Pemukima
n
18.828
14.44%
Lain-lain
3.901
2.99%
Lahan
Kritis
5.030
3.86%
158.037
*): Hutan (14.51%), Pertanian (68.1%)
53
57. PENYEBAB BANJIR DI KABUPATEN PATI
NO
1
2.
FAKTOR - FAKTOR
Faktor Manusia
Penggunaan Lahan
Tata ruang
Drainase
Vegetasi
Konservasi tanah
Sampah
Faktor Alam
A. Curah hujan
B. Permukaan Laut
C. Geomorfologi
Topografi
KONDISI
Tidak ditaati
Tanggul jebol di beberapa titik
Sebagian besar sawah, infiltrasi kurang
Tidak diterapkan
Dibuang ke sungai
350 mm/hari (ekstrim)
Rob
Karakteristik DAS
-Berbentuk mangkuk, datar ditengah dan curam di pinggir
(Gn. Muria dan Peg. Kendeng)
-Membulat, Konsentrasi air cepat
Jenis Tanah
-Aluvial dan Latosol (rawan terhadap erosi dan banjir)
Jenis batuan
-Sebagian besar Alluvium
57
58. Kegiatan Fisik pada DAS Juwana Tahun 2013
No.
1.
Jenis Kegiatan
Penanaman bibit KBR
Volume
11.072 Ha
2.
3.
4.
Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK)
Hutan Kota
Sumur Resapan
217 Ha
11 Ha
26 Unit
5.
6.
7.
Dam Penahan
Gully Plug
Embung
30 Unit
2 unit
4 unit
58
63. 6. Kondisi Penutupan Lahan di 3 DAS,
Manado
DAS
Luas
(Ha)
Tutupan
Vegetasi
Pemukiman
Lain-lain
Lahan
Kritis
1. Paniki
12,675.68
11,596.68
1,064
15
660
2. Sario
2,767.55
1,831.55
936
0
874
53,965.5
*)45,425.5
(84.18%)
3,625
(6.72%)
4,915
(9.11%)
69,408.73
58,853.73
5,625
4,930
14862
6.6
1.9
1.1
3. Tondano
Total Luas (Ha)
% Luas
Luas Manado
100
30.4
13.328
(24.69%)
19.067
*): Hutan (6.21%), Pertanian (69.11%), Semak Belukar (8,86%)
63
67. PENYEBAB BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA MANADO
No
1
1.
Faktor
2
Geomorfologi
a. Bentuk lahan
a. Tanah
a.
-
2.
Kondisi normal
3
Saat kejadian
4
Dataran aluvial
ordo Inceptisol (sistem
klasifikasi USDA) atau
latosol (sistem klasifikasi
PPT) yang agak peka
terhadap erosi
Dataran aluvial
Termasuk dalam ordo Inceptisol
(sistem klasifikasi USDA) atau latosol
(sistem klasifikasi PPT) yang agak
peka terhadap erosi
Lereng
DAS Tondano
DAS Paniki
DAS Sario
Curah hujan
Keterangan
5
Curam s/d sangat curam 25 %
< 50 mm/hr
Curam s/d sangat curam 7,01 %
Curan s/d sangat curam 35,67 %
8 Jan 14 : 65,4 mm/hr
-
9 Jan 14 : 54,2 mm/hr
-
10 Jan14 : 65,9 mm/hr
-
11 Jan14 : 7,3 mm/hr
-
12 Jan14 : 40,3 mm/hr
-
13 Jan14 : 4,5 mm/hr
-
14 Jan14 : 3,9 mm/hr
-
15 Jan14 : 87,2 mm/hr
Merata, diats rata2,
67
berlangsung lama
68. 3.
Land use
a. Tutupan Lahan
-
Semak belukar 9,63%;
Pemukiman 7,53%,
DAS Paniki
Pertanian lahan kering dan campuran
semak 66,27%
-
-
-
DAS Tondano
Hutan lahan kering primer dan
sekunder 7,52%
Pertanian lahan kering campur semak
60,12%,
-
Sawah 8,07%
-
Hutan lahan kering primer 6,26%;
DAS Sario
Pemukiman 8,95%;
-
-
Pertanian lahan kering 14,57%
Perkebunan dan semak belukar 2,03%.
-
Peratanian lahan kering campur semak
50,66%;
-
Pemukiman 36,01%; pertanian lahan
kering 7,07%;
-
Hutan lahan kering sekunder 6,27%
68
69. a. Lahan Kritis
-
-
Kritis s/d sangat kritis : 26,17%
-
DAS Paniki
-
Kritis s/d sangat kritis : 3,44%
4.
DAS
Tondano
DAS Sario
-
Kritis s/d sangat kritis : 31,32%
Kegiatan
RHL
yang
sudah
dilaksanakan
-
Rehabilitasi
lahan
kritis
(penanaman bibit KBR) : 15.004,86
Ha
Tahun
2013
-
Rehabilitasi
/lindung
-
Hutan Kota
: 47 Ha
-
Dam penahan
: 37 unit
-
Sumur resapan
: 105 unit
2011
-
hutan
konservasi
: 600 Ha
69
70. Kegiatan Fisik pada DAS Tondano, Paniki, Sario th 2011-2013
No.
Jenis Kegiatan
1. Rehabilitasi Lahan Kritis (Penanaman bibit
KBR)
2. Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK) &
Lindung
3. Hutan Kota
4. Dam Penahan
5. Sumur Resapan
Volume
106.735
Ha
53 unit
140 unit
70
72. VI. PENUTUP
A. KETERPADUAN PARA PIHAK
Penanganan permasalahan Banjir dan Tanah Longsor
dari perspektif Pengelolaan DAS tidak bisa dilakukan
oleh hanya satu sektor atau satu kementerian teknis
saja, melainkan harus bersifat multisektor dan multi
pihak
serta
melibatkan
wilayah
administrasi
pemerintahan. Dengan demikian diperlukan koordinasi,
integrasi, sinkronisasi dan sinergi para pemangku
kepentingan yang dimulai sejak tingkat perumusan
kebijakan
dan
perencanaan
program
hingga
implementasi
kegiatan
dan
penganggaran/
pembiayaannya.
72
73. B. KONTRIBUSI KEMENTERIAN KEHUTANAN
1. Perencanaan
Fasilitasi penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
lingkup Kabupaten/Kota, Antar Kab./Kota dalam Provinsi,
Antar Provinsi dan lintas Negara.
2. Sosialisasi
Fasilitasi sosialisasi Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
lingkup Kabupaten/Kota, Antar Kab./Kota dalam Provinsi,
Antar Provinsi dan lintas negara kepada para pemangku
kepentingan di wilayah tersebut.
Sosialisasi data dan informasi Pengelolaan DAS berupa
peta lahan kritis, peta rawan banjir & tanah longsor, peta
DAS.
73
74. 3. Regulasi
Mendorong terbitnya regulasi ditingkat
operasional berupa Perda Pengelolaan DAS.
4. Aksi
- Pengamanan daerah tangkapan air;
- Reboisasi dan penghijauan;
- Penerapan teknik konservasi tanah (sumur
resapan, embung, cek dam, gully plug);
- Penguatan kelembagaan masyarakat.
74