際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
LAPORAN AKHIR
MATA KULIAH EKSPERIMEN FISIKA 1
EFEK FOTOLISTRIK
Disusun untuk memenuhi tugas Eksperimen Fisika 1
Oleh :
Nurfaizatul Jannah
NIM. 141810201051
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016
EFEK FOTOLISTRIK
Nurfaizatul Jannah1
1Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember
* Email: andersgabriella.kelvin@gmail.com
19 Desember 2016
ABSTRAK
Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam ketika disinari oleh
cahaya yang memiliki energi lebih besar daripada fungsi kerja logam. Tujuan percobaan efek
fotolistrik selain untuk mengetahui konstanta Planck dan fungsi kerjanya, juga untuk
mengetahui pengaruh intensitas dan frekuensi cahaya terhadap besarnya potensial penghenti
yang terbaca. Data yang dicari adalah potensial penghenti, dengan pengulangan sebanyak 3 kali.
Variasi yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh intensitas dan frekuensi terhadap potensial
penghenti berturut-turut adalah persentase filter transmisi dari 20% hingga 100% dan frekuensi
dari rendah ke tinggi (kuning-ungu) untuk orde 1 dan 2. Hasil menunjukkan bahwa konstanta
Planck untuk orde 1 dan 2 berturut-turut sebesar 3,87  1015
eV.s dan 4,00  1015
eV.s
dengan deskripansi sekitar 8% dan 3%. Sementara fungsi kerja fotodioda yang diperoleh ialah
2,2  1020
V untuk orde 1 dan 4,6  1020
Vuntuk orde 2. Diketahui pula bahwa tidak ada
pengaruh intensitas terhadap potensial penghenti, karena yang mempengaruhi adalah frekuensi.
Kata kunci: Efek Fotolistrik, Frekuensi, Konstanta Planck, Fungsi Kerja.
1. PENDAHULUAN
Efek fotolistrik adalah peristiwa
terlepasnya elektron dari permukaan logam
karena logam tersebut disinari cahaya. Untuk
menguji teori kuantum yang dikemukakan
oleh Max Planck, kemudian Albert Einstein
mengadakan suatu penelitian yang bertujuan
untuk menyelidiki bahwa cahaya merupakan
pancaran paket-paket energi yang kemudian
disebut foton yang memiliki energi sebesar
. Percobaan yang dilakukan Einstein lebih
dikenal dengan sebutan efek fotolistrik
(Purwanto,1999).
Gambar 1.1 Skema Percobaan Efek Fotolistrik
(Sumber : Soedojo, 1998)
Gambar di atas menggambarkan skema
alat yang digunakan Einstein untuk
mengadakan percobaan. Alat tersebut terdiri
atas tabung hampa udara yang dilengkapi
dengan dua elektroda, yaitu katoda dan anoda
yang dihubungkan dengan tegangan arus
searah (DC). Pada saat alat tersebut dibawa
ke ruang gelap, maka amperemeter tidak
menunjukkan adanya arus listrik. Akan tetapi
pada saat permukaan katoda dijatuhkan sinar,
amperemeter menunjukkan adanya arus
listrik. Aliran arus ini terjadi karena adanya
elektron yang terlepas dari permukaan (yang
selanjutnya disebut fotoelektron) katoda
bergerak menuju anoda. Apabila tegangan
baterai diperkecil sedikit demi sedikit,
ternyata arus listrik juga semakin mengecil
dan jika tegangan terus diperkecil sampai
nilainya negatif, ternyata pada saat tegangan
mencapai nilai tertentu (0), amperemeter
menunjuk angka nol yang berarti tidak ada
arus listrik yang mengalir atau tidak ada
elektron yang keluar dari keping katoda.
Potensial 0 ini disebut potensial penghenti
yang nilainya tidak tergantung pada intensitas
cahaya yang dijatuhkan. Hal ini menunjukkan
bahwa energi kinetik maksimum elektron
yang keluar dari permukaan adalah sebesar :
Ek =
1
2
mv2
= eV0 (1.1)
Berdasarkan hasil percobaan ini ternyata
tidak semua cahaya (foton) yang dijatuhkan
pada keping katoda akan menimbulkan efek
fotolistrik. Efek fotolistrik akan timbul jika
frekuensinya lebih besar dari frekuensi
tertentu. Demikian juga frekuensi minimal
yang mampu menimbulkan efek fotolistrik
tergantung pada jenis logam yang digunakan
(Krane, 1992).
Ternyata teori gelombang gagal
menjelaskan tentang sifat-sifat penting yang
terjadi pada efek fotolistrik, antara lain :
Pertama, menurut teori gelombang, energi
kinetik fotoelektron harus bertambah besar
jika intensitas foton diperbesar. Akan tetapi
kenyataan menunjukkan bahwa energi kinetik
fotoelektron tidak bergantung pada intensitas
foton yang dijatuhkan. Kedua, menurut teori
gelombang, efek fotolistrik dapat terjadi pada
sembarang frekuensi, asal intensitasnya
memenuhi. Akan tetapi kenyataannya efek
fotolistrik baru akan terjadi jika frekuensi
melebihi harga tertentu dan untuk logam
tertentu dibutuhkan frekuensi minimal
tertentu agar dapat timbul fotoelektron.
Ketiga, menurut teori gelombang, diperlukan
waktu yang cukup untuk melepaskan elektron
dari permukaan logam. Akan tetapi
kenyataannya elektron terlepas dari
permukaan logam dalam waktu singkat <
109
s setelah waktu penyinaran. Terakhir,
teori gelombang tidak dapat menjelaskan
mengapa energi kinetik maksimum
fotoelektron bertambah jika frekuensi foton
yang dijatuhkan diperbesar (Beiser,1999).
Menurut Muljono (2003), teori
kuantum mampu menjelaskan peristiwa efek
fotolistrik karena menurut teori kuantum,
foton memiliki energi yang sama, yaitu
sebesar  , sehingga menaikkan intensitas
foton berarti hanya menambah banyaknya
foton, tidak menambah energi foton selama
frekuensi foton tetap. Menurut Einstein,
energi yang dibawa oleh foton adalah dalam
bentuk paket, sehingga jika diberikan pada
elektron akan diberikan seluruhnya dan foton
tersebut lenyap. Oleh karena elektron terikat
pada energi ikat tertentu, maka diperlukan
energi minimal sebesar energi ikat elektron
tersebut. Besarnya energi minimal yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari
energi ikatnya disebut fungsi kerja (0) atau
energi ambang. Besarnya 0 tergantung pada
jenis logam yang digunakan. Apabila energi
foton yang diberikan pada elektron lebih
besar dari fungsi kerjanya, maka kelebihan
energi tersebut akan berubah menjadi energi
kinetik elektron. Akan tetapi jika energi foton
lebih kecil dari energi ambangnya ( < 0)
tidak akan menyebabkan elektron terlepas
dari logam. Frekuensi foton terkecil yang
mampu meampu melepaskan elektron dari
logam disebut frekuensi ambang. Sebaliknya
panjang gelombang terbesar yang mampu
melepaskan elektron dari logam disebut
panjang gelombang ambang. Sehingga
hubungan antara energi foton, fungsi kerja
dan energi kinetik fotoelektron dapat
dinyatakan dalam persamaan :
E = 0
+ Ek (1.2)
Ek = E  0
(1.3)
Sehingga
Ek = hf  hf0 = h(f  f0) (1.4)
Gambar 1.2 Grafik Hubungan Ek dengan f
(Sumber : Soedojo, 1998)
dengan : Ek =
Energi kinetik maksimum fotoelektron
E = Energi kuantum foton
0 = Fungsi kerja logam
f = Frekuensi foton
f0 = Frekuensi ambang
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan oleh Einstein, praktikan mencoba
melakukan eksperimen efek fotolistrik
kembali untuk mencari fungsi kerja dari
fotodioda yang digunakan dalam ekpserimen
dan konstanta Planck yang didapatkan, serta
pengaruh intensitas dan frekuensi cahaya
terhadap potensial penghenti (stopping
potential) yang terukur.
2. METODE EKSPERIMEN
2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam
eksperimen efek fotolistrik adalah sumber
cahaya merkuri yang berfungsi sebagai
sumber cahaya, h/e apparatus berfungsi
sebagai tempat terjadinya fotolistrik, lensa
atau grating sebagai pendifraksi cahaya
merkuri, relative transmission sebagai
peredup intensitas cahaya, voltmeter digital
sebagai pembaca potensial penghenti, light
block sebagai pemblock cahaya, dan filter
hijau serta kuning untuk meneruskan
spektrum warna hijau dan kuning.
2.2 Desain Eksperimen
Desain percobaan yang digunakan
dalam ekperimen efek fotolistrik adalah
sebagai berikut :
Gambar 2.1 Skema Percobaan Efek Fotolistrik
(Sumber : Tim Penyusun, 2016)
2.3 Langkah Kerja
2.3.1 Pengaruh intensitas cahaya terhadap
potensial penghenti
Start
Rangkai alat
Hidupkan sumber
cahaya merkuri
Hidupkan h/e apparatus
dan atur posisinya
Tekan push to zero
/ discharge
Gunakan filter
kuning
Pilih intensitas
transmisi
Catat potensial
penghenti yang terbaca
Intensitas
cahaya sudah
terpakai
semua
Ganti
intensitas
cahaya
Filter kuning
sudah
digunakan
Ganti filter
hijau
End
2.3.2 Pengaruh frekuensi cahaya terhadap
potensial penghenti
2.4 Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam
ekperimen efek fotolistrik adalah sebagai
berikut :
2.4.1 Tabel Data Pengamatan
Tabel 2.1 Pengaruh filter transmisi (jumlah
foton) terhadap besar potensial penghenti
Tabel 2.2 Pengaruh frekuensi gelombang
elektromagnetik terhadap besar potensial
penghenti
2.4.2 Persamaan yang Digunakan
Dengan memplot grafik hubungan
antara frekuensi dan tegangan penghenti yang
dihasilkan, didapatkan persamaan garis
regresi sebagai berikut :
y = mx + c
y = V =
h
e
 

e
Atau
m =
h
e
=
N xiyi   xi  yi
N x2
i  ( xi)2
c =

e
=
 yi  m  xi
N
Dengan ralat grafik
y = 
1
N2
( yi
2  m  xiyi  c  yi
N
i=1
N
i=1
N
i=1 )
m =
yN1/2
[N  x2
i  (xi)2]1/2
Start
Rangkai alat
Hidupkan sumber
cahaya merkuri
Hidupkan h/e apparatus
dan atur posisinya
Pastikan spektrum warna kuning tepat
mengenai bagian tengah fotodioda
Gunakan filter warna (hanya untuk
spektrum kuning dan hijau)
Tekan push to zero
/ discharge
Catat potensial
penghenti yang terbaca
Spektrum
kuning sudah
digunakan
Ganti
spektrum
warna lain
dari merkuri
Orde satu
sudah
diamati
Ganti
spektrum
warna pada
orde dua
End
c = m
1
N
 x2
i
N
i=1
2.4.3 Grafik
a. Grafik hubungan filter transmisi
terhadap besar potensial penghenti
b. Grafik hubungan frekuensi transmisi
terhadap besar potensial penghenti
3. HASIL
Berdasarkan percobaan efek fotolistrik
yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 3.1 Pengaruh filter transmisi (jumlah
foton) terhadap besar potensial penghenti
Filter
Transmisi
(%)
Potensial Penghenti (Volt)
Kuning
Hija
u
Biru
Ung
u
20 1,15 1,42 1,87 2,38
40 1,32 1,62 2,07 2,53
60 1,48 1,76 2,25 2,63
80 1,57 1,83 2,31 2,72
100 1,92 2,12 2,53 2,97
Gambar 3.1 Grafik hubungan filter transmisi
terhadap besar potensial penghenti
Tabel 3.2 Pengaruh frekuensi gelombang
elektromagnetik terhadap besar potensial
penghenti pada orde satu
Warna Frekuensi (Hz)
Potensial
Penghenti (V)
Kuning 5,187  1014
2,14
Hijau 5,49  1014
2,27
Biru 6,879  1014
2,85
Ungu 7,409  1014
2,98
Frekuensi (Hz)
TeganganPenghenti(Volt)
Filter Transmisi (%)
TeganganPenghenti(Volt)
h (eV.s) h (eV.s) 標 (V)  標 (V)
3,8769
 1015
2,09577
 1016
2,24532 
1020
2,11585 
1020
Gambar 3.2 Grafik hubungan frekuensi
tranmisi terhadap potensial penghenti pada
orde satu
Gambar 3.3 Grafik eror hubungan frekuensi
transmisi terhadap potensial penghenti pada
orde satu
Tabel 3.3 Pengaruh frekuensi gelombang
elektromagnetik terhadap besar potensial
penghenti pada orde dua
Warna Frekuensi (Hz)
Potensial
Penghenti (V)
Kuning 5,187  1014 1,73
Hijau 5,49  1014 1,98
Biru 6,879  1014 2,41
Ungu 7,409  1014
2,7
h (eV.s) h (eV.s) 標 (V)  標 (V)
4,0003
 1015
4,14286
 1016
4,6669 
1020
4,1826 
1020
Gambar 3.4 Grafik hubungan frekuensi
transmisi terhadap besar potensial penghenti
pada orde dua
Gambar 3.5 Grafik eror hubungan frekuensi
transmisi terhadap besar potensial penghenti
pada orde dua
4. DISKUSI
Efek fotolistrik adalah peristiwa
terlepasnya elektron dari permukaan logam
ketika energi foton lebih besar dari fungsi
kerja yang dimiliki oleh logam tersebut,
dimana besarnya energi foton selain
tergantung pada frekuensi juga bergantung
pada konstanta Planck. Untuk mengetahui
fungsi kerja fotodioda yang digunakan serta
konstanta Planck yang diperoleh berdasarkan
eksperimen, maka dapat dilakukan analisa
pada garis regresi yang merupakan hasil plot
antara frekuensi dan potensial penghenti.
Hasil pada tabel 3.2 dan 3.3 menunjukkan
bahwa nilai konstanta Planck yang diperoleh
pada orde 1 dan orde 2 berturut-turut sebesar
3,87  1015
eV.s dan 4,00  1015
eV.s .
Nilai tersebut sedikit menyimpang dari nilai
konstanta Planck secara teori, yakni 4,135 
1015
eV.s dengan deskripansi orde 1 dan 2
berturut-turut sebesar 8,1% dan dan 3,3%.
Nilai deskripansi tersebut menyatakan bahwa
semakin kecil persentasenya, maka nilai
konstanta Planck yang diperoleh berdasarkan
eksperimen semakin mendekati nilai yang
seharusnya. Sementara itu fungsi kerja
fotodioda yang dihasilkan pada orde 1 dan 2
berturut-turut sebesar 2,2  1020
V dan
4,6  1020
V . Nilai tersebut tidak dapat
dibandingkan dengan nilai referensi karena
tidak ada data referensi yang menyebutkan
nilai fungsi kerja fotodioda tersebut.
Berdasarkan grafik hubungan antara
persentase filter transmisi dan potensial
penghenti untuk masing-masing spektrum
warna, diketahui bahwa seiring bertambahnya
persentase filter transmisi, maka potensial
penghenti yang terukur semakin besar,
dimana persentase transmisi menyatakan
besar kecilnya intensitas foton yang
dikenakan pada fotodioda. Hasil tersebut
kurang sesuai dengan teori yang ada, dimana
Krane menyebutkan dalam bukunya bahwa
kenaikan intensitas sumber cahaya akan
berakibat pada semakin banyaknya
fotoelektron yang dipancarkan, namun
demikian semua fotoelektron memiliki energi
kinetik yang sama. Tidak sesuainya hasil
ekperimen dengan referensi yang ada
diindikasikan karena saat cahaya memasuki
filter transmisi, terdapat perbedaan indeks
bias antara bahan dan udara, sehingga
mengakibatkan fase gelombang cahaya
sedikit berubah, dengan komponen
perubahannya adalah frekuensi. Dengan
demikian, adanya filter transmisi
mengakibatkan adanya perubahan frekuensi
cahaya datang, sehingga potensial penghenti
yang terukur sedikit menyimpang seiring
kenaikan intensitas atau persentase filter
transmisi.
Tujuan ekperimen yang ingin dicapai
selanjutnya adalah mengetahui pengaruh
frekuensi sinar yang digunakan terhadap nilai
potensial penghenti. Berdasarkan hasil
eksperimen, diketahui bahwa semakin besar
frekuensi yang digunakan, maka semakin
besar pula potensial penghentinya. Hal
tersebut bersesuaian dengan teori yang ada,
dimana secara teori disebutkan bahwa energi
cahaya yang menembak logam (dalam hal ini
fotodioda) tergantung pada frekuensi.
Sehingga, semakin besar frekuensi cahaya,
semakin besar pula energinya dan semakin
besar potensial penghenti yang diperlukan
untuk menahan arus yang mengalir.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen efek fotolistrik
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Konstanta Planck untuk orde 1 dan 2
berturut-turut adalah 3,87 
1015
eV.s dan 4,00  1015
eV.s .
Sementara fungsi kerja yang diperoleh
untuk orde 1 adalah 2,2  1020
Vdan
4,6  1020
V untuk orde 2.
2. Intensitas cahaya tidak berpengaruh
pada potensial penghenti.
3. Frekuensi cahaya berbanding lurus
dengan potensial penghenti
5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman praktikan
dalam melaksanakan ekperimen efek
fotolistrik, disarankan agar referensi dari
fungsi kerja fotodioda dicantumkan, sehingga
memudahkan praktikan dalam
membandingkan antara hasil ekperimen
dengan nilai yang seharusnya. Selain itu, ada
baiknya fotodioda yang telah digunakan
diganti terlebih dahulu terkait dengan
sensitivitas dan perolehan data yang lebih
kredibel.
DAFTAR PUSTAKA
1. Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika
Modern. Jakarta : Erlangga.
2. Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern.
Jakarta : Universitas Indonesia.
3. Muljono. 2003. Fisika Modern.
Yogyakarta : Andi.
4. Purwanto, Agus. 1999. Fisika Kuantum.
Yogyakarta : Penerbit Gaya Media.
5. Soedojo, Peter, B.Sc. 1998. Fisika Dasar.
Yogyakarta : Andi.
6. Tim Penyusun Buku Panduan Praktikum
Eksperimen Fisika 1. 2016. Buku
Panduan Praktikum Eksperimen
Fisika 1. Jember : FMIPA Universitas
Jember.

More Related Content

Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik

  • 1. LAPORAN AKHIR MATA KULIAH EKSPERIMEN FISIKA 1 EFEK FOTOLISTRIK Disusun untuk memenuhi tugas Eksperimen Fisika 1 Oleh : Nurfaizatul Jannah NIM. 141810201051 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2016
  • 2. EFEK FOTOLISTRIK Nurfaizatul Jannah1 1Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember * Email: andersgabriella.kelvin@gmail.com 19 Desember 2016 ABSTRAK Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam ketika disinari oleh cahaya yang memiliki energi lebih besar daripada fungsi kerja logam. Tujuan percobaan efek fotolistrik selain untuk mengetahui konstanta Planck dan fungsi kerjanya, juga untuk mengetahui pengaruh intensitas dan frekuensi cahaya terhadap besarnya potensial penghenti yang terbaca. Data yang dicari adalah potensial penghenti, dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Variasi yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh intensitas dan frekuensi terhadap potensial penghenti berturut-turut adalah persentase filter transmisi dari 20% hingga 100% dan frekuensi dari rendah ke tinggi (kuning-ungu) untuk orde 1 dan 2. Hasil menunjukkan bahwa konstanta Planck untuk orde 1 dan 2 berturut-turut sebesar 3,87 1015 eV.s dan 4,00 1015 eV.s dengan deskripansi sekitar 8% dan 3%. Sementara fungsi kerja fotodioda yang diperoleh ialah 2,2 1020 V untuk orde 1 dan 4,6 1020 Vuntuk orde 2. Diketahui pula bahwa tidak ada pengaruh intensitas terhadap potensial penghenti, karena yang mempengaruhi adalah frekuensi. Kata kunci: Efek Fotolistrik, Frekuensi, Konstanta Planck, Fungsi Kerja. 1. PENDAHULUAN Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam karena logam tersebut disinari cahaya. Untuk menguji teori kuantum yang dikemukakan oleh Max Planck, kemudian Albert Einstein mengadakan suatu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki bahwa cahaya merupakan pancaran paket-paket energi yang kemudian disebut foton yang memiliki energi sebesar . Percobaan yang dilakukan Einstein lebih dikenal dengan sebutan efek fotolistrik (Purwanto,1999). Gambar 1.1 Skema Percobaan Efek Fotolistrik (Sumber : Soedojo, 1998)
  • 3. Gambar di atas menggambarkan skema alat yang digunakan Einstein untuk mengadakan percobaan. Alat tersebut terdiri atas tabung hampa udara yang dilengkapi dengan dua elektroda, yaitu katoda dan anoda yang dihubungkan dengan tegangan arus searah (DC). Pada saat alat tersebut dibawa ke ruang gelap, maka amperemeter tidak menunjukkan adanya arus listrik. Akan tetapi pada saat permukaan katoda dijatuhkan sinar, amperemeter menunjukkan adanya arus listrik. Aliran arus ini terjadi karena adanya elektron yang terlepas dari permukaan (yang selanjutnya disebut fotoelektron) katoda bergerak menuju anoda. Apabila tegangan baterai diperkecil sedikit demi sedikit, ternyata arus listrik juga semakin mengecil dan jika tegangan terus diperkecil sampai nilainya negatif, ternyata pada saat tegangan mencapai nilai tertentu (0), amperemeter menunjuk angka nol yang berarti tidak ada arus listrik yang mengalir atau tidak ada elektron yang keluar dari keping katoda. Potensial 0 ini disebut potensial penghenti yang nilainya tidak tergantung pada intensitas cahaya yang dijatuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa energi kinetik maksimum elektron yang keluar dari permukaan adalah sebesar : Ek = 1 2 mv2 = eV0 (1.1) Berdasarkan hasil percobaan ini ternyata tidak semua cahaya (foton) yang dijatuhkan pada keping katoda akan menimbulkan efek fotolistrik. Efek fotolistrik akan timbul jika frekuensinya lebih besar dari frekuensi tertentu. Demikian juga frekuensi minimal yang mampu menimbulkan efek fotolistrik tergantung pada jenis logam yang digunakan (Krane, 1992). Ternyata teori gelombang gagal menjelaskan tentang sifat-sifat penting yang terjadi pada efek fotolistrik, antara lain : Pertama, menurut teori gelombang, energi kinetik fotoelektron harus bertambah besar jika intensitas foton diperbesar. Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa energi kinetik fotoelektron tidak bergantung pada intensitas foton yang dijatuhkan. Kedua, menurut teori gelombang, efek fotolistrik dapat terjadi pada sembarang frekuensi, asal intensitasnya memenuhi. Akan tetapi kenyataannya efek fotolistrik baru akan terjadi jika frekuensi melebihi harga tertentu dan untuk logam tertentu dibutuhkan frekuensi minimal tertentu agar dapat timbul fotoelektron. Ketiga, menurut teori gelombang, diperlukan waktu yang cukup untuk melepaskan elektron dari permukaan logam. Akan tetapi kenyataannya elektron terlepas dari permukaan logam dalam waktu singkat < 109 s setelah waktu penyinaran. Terakhir, teori gelombang tidak dapat menjelaskan mengapa energi kinetik maksimum
  • 4. fotoelektron bertambah jika frekuensi foton yang dijatuhkan diperbesar (Beiser,1999). Menurut Muljono (2003), teori kuantum mampu menjelaskan peristiwa efek fotolistrik karena menurut teori kuantum, foton memiliki energi yang sama, yaitu sebesar , sehingga menaikkan intensitas foton berarti hanya menambah banyaknya foton, tidak menambah energi foton selama frekuensi foton tetap. Menurut Einstein, energi yang dibawa oleh foton adalah dalam bentuk paket, sehingga jika diberikan pada elektron akan diberikan seluruhnya dan foton tersebut lenyap. Oleh karena elektron terikat pada energi ikat tertentu, maka diperlukan energi minimal sebesar energi ikat elektron tersebut. Besarnya energi minimal yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari energi ikatnya disebut fungsi kerja (0) atau energi ambang. Besarnya 0 tergantung pada jenis logam yang digunakan. Apabila energi foton yang diberikan pada elektron lebih besar dari fungsi kerjanya, maka kelebihan energi tersebut akan berubah menjadi energi kinetik elektron. Akan tetapi jika energi foton lebih kecil dari energi ambangnya ( < 0) tidak akan menyebabkan elektron terlepas dari logam. Frekuensi foton terkecil yang mampu meampu melepaskan elektron dari logam disebut frekuensi ambang. Sebaliknya panjang gelombang terbesar yang mampu melepaskan elektron dari logam disebut panjang gelombang ambang. Sehingga hubungan antara energi foton, fungsi kerja dan energi kinetik fotoelektron dapat dinyatakan dalam persamaan : E = 0 + Ek (1.2) Ek = E 0 (1.3) Sehingga Ek = hf hf0 = h(f f0) (1.4) Gambar 1.2 Grafik Hubungan Ek dengan f (Sumber : Soedojo, 1998) dengan : Ek = Energi kinetik maksimum fotoelektron E = Energi kuantum foton 0 = Fungsi kerja logam f = Frekuensi foton f0 = Frekuensi ambang Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan oleh Einstein, praktikan mencoba melakukan eksperimen efek fotolistrik kembali untuk mencari fungsi kerja dari fotodioda yang digunakan dalam ekpserimen
  • 5. dan konstanta Planck yang didapatkan, serta pengaruh intensitas dan frekuensi cahaya terhadap potensial penghenti (stopping potential) yang terukur. 2. METODE EKSPERIMEN 2.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen efek fotolistrik adalah sumber cahaya merkuri yang berfungsi sebagai sumber cahaya, h/e apparatus berfungsi sebagai tempat terjadinya fotolistrik, lensa atau grating sebagai pendifraksi cahaya merkuri, relative transmission sebagai peredup intensitas cahaya, voltmeter digital sebagai pembaca potensial penghenti, light block sebagai pemblock cahaya, dan filter hijau serta kuning untuk meneruskan spektrum warna hijau dan kuning. 2.2 Desain Eksperimen Desain percobaan yang digunakan dalam ekperimen efek fotolistrik adalah sebagai berikut : Gambar 2.1 Skema Percobaan Efek Fotolistrik (Sumber : Tim Penyusun, 2016) 2.3 Langkah Kerja 2.3.1 Pengaruh intensitas cahaya terhadap potensial penghenti Start Rangkai alat Hidupkan sumber cahaya merkuri Hidupkan h/e apparatus dan atur posisinya Tekan push to zero / discharge Gunakan filter kuning Pilih intensitas transmisi Catat potensial penghenti yang terbaca Intensitas cahaya sudah terpakai semua Ganti intensitas cahaya Filter kuning sudah digunakan Ganti filter hijau End
  • 6. 2.3.2 Pengaruh frekuensi cahaya terhadap potensial penghenti 2.4 Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam ekperimen efek fotolistrik adalah sebagai berikut : 2.4.1 Tabel Data Pengamatan Tabel 2.1 Pengaruh filter transmisi (jumlah foton) terhadap besar potensial penghenti Tabel 2.2 Pengaruh frekuensi gelombang elektromagnetik terhadap besar potensial penghenti 2.4.2 Persamaan yang Digunakan Dengan memplot grafik hubungan antara frekuensi dan tegangan penghenti yang dihasilkan, didapatkan persamaan garis regresi sebagai berikut : y = mx + c y = V = h e e Atau m = h e = N xiyi xi yi N x2 i ( xi)2 c = e = yi m xi N Dengan ralat grafik y = 1 N2 ( yi 2 m xiyi c yi N i=1 N i=1 N i=1 ) m = yN1/2 [N x2 i (xi)2]1/2 Start Rangkai alat Hidupkan sumber cahaya merkuri Hidupkan h/e apparatus dan atur posisinya Pastikan spektrum warna kuning tepat mengenai bagian tengah fotodioda Gunakan filter warna (hanya untuk spektrum kuning dan hijau) Tekan push to zero / discharge Catat potensial penghenti yang terbaca Spektrum kuning sudah digunakan Ganti spektrum warna lain dari merkuri Orde satu sudah diamati Ganti spektrum warna pada orde dua End
  • 7. c = m 1 N x2 i N i=1 2.4.3 Grafik a. Grafik hubungan filter transmisi terhadap besar potensial penghenti b. Grafik hubungan frekuensi transmisi terhadap besar potensial penghenti 3. HASIL Berdasarkan percobaan efek fotolistrik yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.1 Pengaruh filter transmisi (jumlah foton) terhadap besar potensial penghenti Filter Transmisi (%) Potensial Penghenti (Volt) Kuning Hija u Biru Ung u 20 1,15 1,42 1,87 2,38 40 1,32 1,62 2,07 2,53 60 1,48 1,76 2,25 2,63 80 1,57 1,83 2,31 2,72 100 1,92 2,12 2,53 2,97 Gambar 3.1 Grafik hubungan filter transmisi terhadap besar potensial penghenti Tabel 3.2 Pengaruh frekuensi gelombang elektromagnetik terhadap besar potensial penghenti pada orde satu Warna Frekuensi (Hz) Potensial Penghenti (V) Kuning 5,187 1014 2,14 Hijau 5,49 1014 2,27 Biru 6,879 1014 2,85 Ungu 7,409 1014 2,98 Frekuensi (Hz) TeganganPenghenti(Volt) Filter Transmisi (%) TeganganPenghenti(Volt)
  • 8. h (eV.s) h (eV.s) 標 (V) 標 (V) 3,8769 1015 2,09577 1016 2,24532 1020 2,11585 1020 Gambar 3.2 Grafik hubungan frekuensi tranmisi terhadap potensial penghenti pada orde satu Gambar 3.3 Grafik eror hubungan frekuensi transmisi terhadap potensial penghenti pada orde satu Tabel 3.3 Pengaruh frekuensi gelombang elektromagnetik terhadap besar potensial penghenti pada orde dua Warna Frekuensi (Hz) Potensial Penghenti (V) Kuning 5,187 1014 1,73 Hijau 5,49 1014 1,98 Biru 6,879 1014 2,41 Ungu 7,409 1014 2,7 h (eV.s) h (eV.s) 標 (V) 標 (V) 4,0003 1015 4,14286 1016 4,6669 1020 4,1826 1020
  • 9. Gambar 3.4 Grafik hubungan frekuensi transmisi terhadap besar potensial penghenti pada orde dua Gambar 3.5 Grafik eror hubungan frekuensi transmisi terhadap besar potensial penghenti pada orde dua 4. DISKUSI Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam ketika energi foton lebih besar dari fungsi kerja yang dimiliki oleh logam tersebut, dimana besarnya energi foton selain tergantung pada frekuensi juga bergantung pada konstanta Planck. Untuk mengetahui fungsi kerja fotodioda yang digunakan serta konstanta Planck yang diperoleh berdasarkan eksperimen, maka dapat dilakukan analisa pada garis regresi yang merupakan hasil plot antara frekuensi dan potensial penghenti. Hasil pada tabel 3.2 dan 3.3 menunjukkan bahwa nilai konstanta Planck yang diperoleh pada orde 1 dan orde 2 berturut-turut sebesar 3,87 1015 eV.s dan 4,00 1015 eV.s . Nilai tersebut sedikit menyimpang dari nilai konstanta Planck secara teori, yakni 4,135 1015 eV.s dengan deskripansi orde 1 dan 2 berturut-turut sebesar 8,1% dan dan 3,3%. Nilai deskripansi tersebut menyatakan bahwa semakin kecil persentasenya, maka nilai konstanta Planck yang diperoleh berdasarkan eksperimen semakin mendekati nilai yang seharusnya. Sementara itu fungsi kerja fotodioda yang dihasilkan pada orde 1 dan 2 berturut-turut sebesar 2,2 1020 V dan 4,6 1020 V . Nilai tersebut tidak dapat dibandingkan dengan nilai referensi karena tidak ada data referensi yang menyebutkan nilai fungsi kerja fotodioda tersebut. Berdasarkan grafik hubungan antara persentase filter transmisi dan potensial penghenti untuk masing-masing spektrum warna, diketahui bahwa seiring bertambahnya persentase filter transmisi, maka potensial penghenti yang terukur semakin besar, dimana persentase transmisi menyatakan besar kecilnya intensitas foton yang dikenakan pada fotodioda. Hasil tersebut
  • 10. kurang sesuai dengan teori yang ada, dimana Krane menyebutkan dalam bukunya bahwa kenaikan intensitas sumber cahaya akan berakibat pada semakin banyaknya fotoelektron yang dipancarkan, namun demikian semua fotoelektron memiliki energi kinetik yang sama. Tidak sesuainya hasil ekperimen dengan referensi yang ada diindikasikan karena saat cahaya memasuki filter transmisi, terdapat perbedaan indeks bias antara bahan dan udara, sehingga mengakibatkan fase gelombang cahaya sedikit berubah, dengan komponen perubahannya adalah frekuensi. Dengan demikian, adanya filter transmisi mengakibatkan adanya perubahan frekuensi cahaya datang, sehingga potensial penghenti yang terukur sedikit menyimpang seiring kenaikan intensitas atau persentase filter transmisi. Tujuan ekperimen yang ingin dicapai selanjutnya adalah mengetahui pengaruh frekuensi sinar yang digunakan terhadap nilai potensial penghenti. Berdasarkan hasil eksperimen, diketahui bahwa semakin besar frekuensi yang digunakan, maka semakin besar pula potensial penghentinya. Hal tersebut bersesuaian dengan teori yang ada, dimana secara teori disebutkan bahwa energi cahaya yang menembak logam (dalam hal ini fotodioda) tergantung pada frekuensi. Sehingga, semakin besar frekuensi cahaya, semakin besar pula energinya dan semakin besar potensial penghenti yang diperlukan untuk menahan arus yang mengalir. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan eksperimen efek fotolistrik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Konstanta Planck untuk orde 1 dan 2 berturut-turut adalah 3,87 1015 eV.s dan 4,00 1015 eV.s . Sementara fungsi kerja yang diperoleh untuk orde 1 adalah 2,2 1020 Vdan 4,6 1020 V untuk orde 2. 2. Intensitas cahaya tidak berpengaruh pada potensial penghenti. 3. Frekuensi cahaya berbanding lurus dengan potensial penghenti 5.2 Saran Berdasarkan pengalaman praktikan dalam melaksanakan ekperimen efek fotolistrik, disarankan agar referensi dari fungsi kerja fotodioda dicantumkan, sehingga memudahkan praktikan dalam membandingkan antara hasil ekperimen dengan nilai yang seharusnya. Selain itu, ada baiknya fotodioda yang telah digunakan diganti terlebih dahulu terkait dengan
  • 11. sensitivitas dan perolehan data yang lebih kredibel. DAFTAR PUSTAKA 1. Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga. 2. Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. Jakarta : Universitas Indonesia. 3. Muljono. 2003. Fisika Modern. Yogyakarta : Andi. 4. Purwanto, Agus. 1999. Fisika Kuantum. Yogyakarta : Penerbit Gaya Media. 5. Soedojo, Peter, B.Sc. 1998. Fisika Dasar. Yogyakarta : Andi. 6. Tim Penyusun Buku Panduan Praktikum Eksperimen Fisika 1. 2016. Buku Panduan Praktikum Eksperimen Fisika 1. Jember : FMIPA Universitas Jember.