際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
STUDI KASUS
TRANSPORTASI
    DARAT


   AYU FATIMAH ZAHRA
         18311892
      SMTS05 2011-B
 UNIVERSITAS GUNADARMA
Studi kasus ini dikutip dari :
            TESIS ARIES SETIJADJI
            PROGRAM PASCA SARJANA
      MAGISTER TEKNIK PEMBANGUNAN KOTA
           UNIVERSITAS DIPONEGORO
                   SEMARANG
                     2006


Dengan judul :
STUDI KEMACETAN LALU-LINTAS JALAN
KALIGAWE
KOTA SEMARANG
Pendahuluan
a. Latar Belakang
   Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang mengalami
   pembangunan pesat dari semua bidang. Sebagaimana kota besar lainnya,
   Kota Semarang juga mengalami hal yang sama, yaitu terjadinya
   kemacetan lalu-lintas di beberapa penggal jalan di Kota Semarang,
   terutama pada jam-jam sibuk. Dari beberapa lokasi kemacetan lalu-
   lintas, jalan Kaligawe merupakan jalan yang paling mudah terjadi
   kemacetan lalu lintas, jalan tersebut dianggap paling sibuk, padat, akan
   aktifitas trasportasinya. Jalan ini merupakan jalan pantura, jalan
   arteri primer yang menghubungkan Kota Semarang dan Kabupaten
   Demak, yang mempunyai nilai strategis bagi pembangunan.
Meningkatnya volume lalu
                              lintas pada jam-jam sibuk

b. Permasalahan
  yang muncul
                               Terjadinya konflik antara
                              kendaraan bermotor dengan



                                       Kendaraan
                  Kendaraan                                Pejalan
                                          tidak
                   bermotor             bermotor            kaki
studi kasus transp. darat
studi kasus transp. darat
c. Metodelogi Pengolahan data
            Dalam selang waktu 5 menit jumlah kendaraan yang
             melintas dititik pengamatan dihitung sesuai dengan
Volume lalu peruntukan form/lembar kerja lapangan
  Lintas  Jumlah masing-masing kendaraan tersebut selanjutnya
             dikonversikan kedalam satuan mobil penumpang (smp)
             Setiap periode 5 menit, berdasarkan pada jarak tempuh
              yang sudah diketahui (50 meter), maka waktu tempuh dari
              masing-masing kendaraan yang melewati suatu titik
Kecepatan     pengamatan dari jalan selama periode waktu tertentu baik
Kendaraan     yang dipengaruhi oleh hambatan samping maupun yang tidak
              dipengaruhi hambatan samping.
             Periode pengukuran untuk pengamatan data hambatan samping
              dilakukan dalam waktu selang 5 menit, masing-masing jenis
              aktivitas hambatan samping di hitung, besarnya hambatan
Hambatan      samping dari suatu ruas jalan merupakan jumlah total dari
 Samping      masing-masing aktivitas samping jalan setelah dikalikan
              faktor bobot masing-masing.
d. Metodelogi Analisis Data
Perhitungan Volume lalu Lintas


Perhitungan Kecepatan rata-rata


Perhitungan hambatan Samping

Perhitungan Kecepatan dan hambatan
samping terhadap kinerja ruas jalan
Kaligawe
1) Perhitungan volume lalu lintas
Setelah data lalu-lintas terkumpul selama periode jam pengamatan, maka
dilakukan perhitungan volume lalu-lintas dengan mengalikan jumlah setiap
jenis kendaraan kedalam konversi satuan mobil penumpang (smp).
2) Perhitungan Kecepatan rata-rata
    Perhitungan kecepatan ini menggunakan perhitungan kecepatan rata-rata
    ruang untuk semua jenis kendaraan bermotor dengan menggunakan rumus
    kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan sepanjang segmen/penggal
    jalan. Adapun rumus dari kecepatan rata-rata ruang adalah sebagai
    berikut :
3) Perhitungan hambatan samping
 Setelah data hambatan samping terkumpul selama periode jam pengamatan, maka
dilakukan perhitungan hambatan samping yang merupakan total dari masing-masing
aktivitas samping ruas jalan Kaligawe, setelah dikalikan faktor bobot masing-masing.
Selanjutnya total bobot hambatan samping semua kegiatan dibandingkan dengan
klasifikasi kelas hambatan samping, setelah klasifikasi kelas hambatan samping
diperoleh, selanjutnya disesuaikan dengan faktor penyesuai hambatan samping.

4) Perhitungan hambatan samping terhadap kinerja ruas jalan Kaligawe
    Dilakukan analisis uji statistik dengan teknik analisis regresi . Analisis regresi
    dilakukan dengan cara menghitung tingkat korelasi antar variable, variable bebas dan
    variable tidak bebas, melakukan uji R2 ,uji F dan uji t dengan melihat tingkat
    signifikasi dari masing-masing variable dan mencari parameter model yang terbaik.
    Dari uji statistik, dengan analisa regresi ini, akan didapat faktor dominan dari
    hambatan samping yang dapat mempengaruhi kinerja jalan (kemacetan), dengan
    mengetahui faktor dominan maka dilakukan analisis secara deskriptif dalam
    peningkatan kinerja jalan pada lokasi penelitian.
Pembahasan
a) Pengertian kemacetan lalu lintas
  Kemacetan , ditinjau dari tingkat pelayanan jalan (Level Of Service
  = LOS), pada saat LOS < C.LOS < C , kondisi arus lalu-lintas mulai
  tidak stabil, kecepatan operasi menurun relatif cepat akibat
  hambatan yang timbul dan kebebasan bergerak relatif kecil. Pada
  kondisi ini jumlah volume-kapasitas lebih besar atau sama dengan
  0,8( V/ C > 0,8 ). Jika LOS (Level Of Service) sudah mencapai E, aliran
  lalu-lintas menjadi tidak stabil sehingga terjadilah tundaan berat,
  yang disebut dengan kemacetan lalu-lintas ( Tamin dan Nahdalina,
  1998).
b) Transportasi
 Menurut Bowersox (1981), definisi trasportasi adalah perpindahan barang
atau penumpang dari suatu lokasi ke lokasi lain, dengan produk yang
digerakkan atau dipindahkan ke lokasi yang dibutuhkan atau diinginkan.
c) Tundaan dan hambatan samping
    Tundaan adalah waktu yang hilang akibat adanya gangguan lalu-
    lintas yang berada diluar kemampuan pengemudi untuk
    mengontrolnya.
    Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu-lintas dari
    aktivitas samping segmen jalan, seperti pejalan kaki, kendaraan
    umum/kendaraan lain berhenti , kendaraan masuk/keluar sisi jalan
    dan kendaraan lambat .
1. Tundaan tetap (fixed delay)
         Tundaan tetap adalah tundaan yang disebabkan oleh
peralatan kontrol lalulintas dan terutama terjadi pada
persimpangan. Penyebabnya adalah lampu lalulintas, rambu-rambu
perintah berhenti, simpangan prioritas (berhenti dan beri jalan),
penyeberangan jalan sebidang bagi pejalan kaki dan persimpangan
rel kereta api.
 2. Tundaan operasional (operational delay)
     Tundaan operasional adalah tundaan yang disebabkan oleh
     adanya gangguan di antara unsur-unsur lalu-lintas itu sendiri.
     Tundaan ini berkaitan dengan pengaruh dari lalu-lintas
     (kendaraan) lainnya.
Tundaan akibat gangguan samping,
         disebabkan oleh pergerakan lalu-lintas
         lainnya, yang mengganggu aliran lalu-
             lintas, seperti kendaraan parkir,
         pejalan kaki, kendaraan yang berjalan
          lambat, dan kendaraan keluar masuk
             halaman karena suatu kegiatan.




 Tundaan Operasional

Tundaan akibat gangguan di dalam
     aliran lalu-lintas itu sendiri
 (internal friction), seperti volume
     lalu-lintas yang besar dan
     kendaraan yang menyalip
d) Teknik Perlalu-Lintasan (Traffic Engineering)

 Karakteristik Volume Lalu Lintas

        Kapasitas Jaringan Jalan

            Satuan Mobil Penumpang
Karakteristik Volume Lalu Lintas

Di dalam satu hari biasanya terdapat dua waktu
jam sibuk, yaitu pagi dan sore hari. Volume
lalulintas selama jam sibuk dapat digunakan untuk
merencanakan dimensi jalan untuk menampung
lalu-lintas. Makin tinggi volumenya, makin besar
dimensi yang diperlukan.
Kapasitas Jaringan Jalan
Kapasitas jaringan jalan adalah jumlah maksimum
kendaraan yang dapat melewati jalan tersebut
dalam periode satu jam tanpa menimbulkan
kepadatan lalu-lintas yang menyebabkan hambatan
waktu, bahaya atau mengurangi kebebasan
pengemudi menjalankan kendaraannya (Warpanim
Suwardjoko,1985).
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs


 C = Kapasitas (smp/jam)       Setelah kapasitas jalan
 Co = Kapasitas dasar           diketahui, maka untuk
  (spm/jam)                      melihat tingkat pelayanan
 FCw = Faktor penyesuaian       pada ruas jalan Kaligawe,
  lebar jalan                    adalah dengan melakukan
                                 perbandingan antara volume
 FCsp= Faktor penyesuaian       lalu lintas dengan kapasitas
  pemisah arah                   jalan.
 FCsf= Faktor penyesuaian
  hambatan samping dan            LOS = V / T
  bahu jalan/kerb
 FCcs= Faktor penyesuaian        LOS = Level of servise
  ukuran kota                     V   = Volume Lalu Lintas
                                  (smp/jam)
                                  C   = Kapasitas Jalan
                                  (smp/jam)
Satuan Mobil Penumpang
Untuk menyatakan kepadatan lalu-lintas pada
suatu ruas jaringan jalan sering dinyatakan
dengan satuan mobil penumpang (smp) per
satuan waktu.
e) Biaya yang ditimbulkan akibat kemacetan lalu
                     lintas
 Kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan lalu-lintas
 sangatlah besar, tetapi pada umumnya pengemudi atau
 pengguna fasilitas transportasi kurang menyadarinya.
 Kerugian itu meliputi pemborosan bahan bakar, waktu,
 tenaga dan ketidaknyamanan berlalu-lintas, serta biaya
 sosial atau eksternalitas yang dibebankan pengemudi lain
 atau pihak ketiga (Tamin dan Nahdalina,1998).
Biaya kemacetan lalu-lintas didefinisikan sebagai biaya yang
timbul akibat adanya tambahan waktu perjalanan yang
diakibatkan adanya volume lalu-lintas, adanya persimpangan,
maupun perilaku berlalu-lintas.
f) Penyebab Kemacetan Lalu Lintas
 Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai
  terjadi. Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu
  besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain.
  Kemacetan total terjadi apabila kendaraan harus berhenti atau
  bergerak sangat lambat (Ofyar Z Tamin,2000).
 Lalu-lintas tergantung kepada kapasitas jalan, banyaknya lalu-
  lintas yang ingin bergerak, tetapi kalau kapasitas jalan tidak
  dapat menampung, maka lalu-lintas yang ada akan terhambat
  dan akan mengalir sesuai dengan kapasitas jaringan jalan
  maksimum (Budi D.Sinulingga,1999).
Analisis Kemacetan lalu Lintas
    Jalan Kaligawe Semarang
1. Analisis tata ruang terhadap kinerja jalan Kaligawe :
   Tata ruang sepanjang jalan Kaligawe, adalah sebagai
   kawasan industri, pemukiman kepadatan rendah dan
   sedang, serta fungsi kawasan campuran kawasan
   industri 899,523 ha (32%), jaringan jalan 299,950 ha
   (11%), permukiman 970,768 ha (35,4%), pergudangan
   56,940 ha (2,1%), campuran perdagangan & jasa
   24,270 ha (0,9%), permukiman & perdagangan
   153,730 ha (5.6%), permukiman & fasilitas
   umum141,131 ha (5,2%), pertanian 75,270 ha (2,7%),
   konservasi 26,094 ha (1,0%).
2. Analisis kinerja jalan
           Kaligawe
Total volume lalu lintas arah Semarang-Demak, dan
arah Demak-Semarang berjumlah 52289 smp,
dimana volume arus lalu lintas arah Demak
Semarang lebih banyak atau selisih 3341 smp.
puncak volume lalu lintas diperoleh angka sebesar
5391 smp, dan jam volume lalu lintas paling rendah
adalah 4183 smp. Bila melihat angka-angka yang
diperoleh dari volume kendaraan yang melintas, dan
bila diperhitungkan dengan kapasitas jalan Kaligawe
saat ini 5594 smp/jam, maka sangatlah signifikan
bila kinerja ruas jalan Kaligawe menjadi turun,
sehingga terjadi kemacetan.
Kecepatan rata-rata tercepat 34,94 km/jam, sedang
kecepatan rata-rata terendah 20,88 km/jam, dengan waktu
tempuh tercepat 10,016 detik, dan waktu tempuh terlambat
5,542 detik. Waktu yang diperoleh menunjukkan kondisi
lalu lintas kendaraan yang melewati ruas jalan Kaligawe
dalam kondisi lambat dan merayap.

  Jumlah total tipe kejadian hambatan samping di ruas
  jalan kaligawe, adalah orang menyeberang 6557,
  kendaraan berhenti 25015, kendaraan keluar masuk
  6040, dan kendaraan lambat 1043. Hasil tersebut
  menunjukkan tingginya kejadian yang ditimbulkan oleh
  hambatan samping, sehingga hambatan samping sangat
  berpengaruh terhadap kecepatan kendaraan dan kinerja
  jalan.
3. Analisis Regresi
 Uji R2 = koefisien determinasi, untuk dapat memperoleh
  hasil regresi yang terbaik, maka harus memenuhi
  kriterial statistik sebagai berikut, dimana :
 Uji F = uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari
  independen ( orang menyeberang, kendaraan berhenti, dan
  kendaraan keluar-masuk), secara keseluruhan terhadap
  variabel dependen ( kinerja jalan : kecepatan kendaraan
  dan volume lalu lintas ).
Uji t = dilaksanakan untuk melihat signifikasi dari pengaruh independen secara
individu, terhadap variable dependen dengan menganggap variabel lain
bersifat                                                              konstan.

Dari hasil uji statistik, dengan analisa regresi ini, didapat hasil signifikasi dari
masing-masing variabel tetap dan variabel bebas, didapatkan hasil hambatan
samping sebagai faktor dominan, dengan tingkat hambatan tertinggi, yaitu:
Kendaraan lambat, kendaraan berhenti, kendaraan keluar-masuk dan orang
menyeberang. Hambatan samping ini yang mempengaruhi kinerja jalan
Kaligawe menjadi turun sehingga menimbulkan kemacetan.

4. Analisis Tingkat Pelayanan LOS (Level Of Service):
   Dari data survai dan pengukuran, diperoleh nilai LOS E
   sebesar 0,96 mendekati batas puncak dari kapasitas
   ruas jalan Kaligawe dengan selisih 0,04 dimana kondisi
   jalan sudah tidak mampu lagi menampung arus lalu
   lintas, maka terjadilah tundaan berat, yang disebut
   kemacetan lalu-lintas.
KARAKTERISTIK TINGKATAN LOS
Perhitungan Tingkat Pelayanan ( Level Of
               Service) :
5. Analisis regresi, hubungan antara
      kecepatan dan hambatan samping
 Analisis ini dilakukan dengan melakukan uji ( R2 ), uji ( F ), dan uji ( t ) ,
  untuk melihat tingkat signifikasi dari model yang terbaik. Dari hasil uji
  statistik, dengan analisa regresi ini, didapat hasil signifikasi dari
  masing-masing variabel tetap dan variabel bebas, didapatkan hasil
  hambatan samping sebagai faktor dominan, dengan tingkat hambatan
  tertinggi, yaitu: kendaraan lambat sangat berpengaruh/ tinggi (0,998),
  kendaraan berhenti sangat berpengaruh (0,732), kendaraan keluar-masuk
  sangat berpengaruh (0,623) dan orang menyeberang rendah pengaruhnya
  (0,203). Hambatan samping ini yang mempengaruhi kinerja jalan Kaligawe
  menjadi turun sehingga menimbulkan kemacetan.
Kesimpulan
1. Adanya bangkitan lalu lintas, karena pengembangan pesat kawasan industri di BWK IV
   Genuk, dan penataan guna lahan yang belum baik, terutama disepanjang jalan
   Kaligawe, ini sangat berhubungan dengan IMB sebagai pengontrol dan pengendali
   bangunan, dengan 138 perusahaan, 20.337 karyawan, kawasan industri disepanjang
   jalan Kaligawe menjadi pertumbuhan kota (urban centre), sekaligus sebagai penyebab
   terbesar bagi kepadatan dan kemacetan jalan Kaligawe.
2. Volume lalu lintas yang besar, dengan total volume lalu lintas arah Semarang-Demak,
   dan arah Demak-Semarang berjumlah 52289 smp, dimana volume arus lalu lintas arah
   Demak-Semarang lebih banyak atau selisih 3341 smp. Kinerja jalan menjadi turun
   LOS= 0,96 (E), karena besarnya volume lalu lintas yang melewati jalan tersebut tidak
   sebanding dengan kapasitasnya (5594 smp/jam).
3. Waktu tempuh dan kecepatan yang rendah, dengan kecepatan rata-rata tercepat 34,94
   km/jam, dan waktu tempuh tercepat 10,01 detik.
4. Tingginya tundaan dan hambatan samping, (orang menyeberang 6557,
kendaraan berhenti 25015, kendaraan keluar masuk 6040, dan kendaraan
lambat 1043), hal ini karena kepadatannya lalu lintas dan perpotonga-
perpotongan jalan yang tidak direncanakan dengan baik, dimana jarak
pertigaan yang satu dengan pertigaan yang lain, terlalu dekat satu sama
lain, dan tidak dilengkapi dengan rambu-rambu pengatur lalu lintas.
Pengatur lampu lalu lintas hanya ada di pertigaan terminal Terboyo, dan
pertigaan Bangetayu.

5. Kondisinya jalan Kaligawe sudah tidak layak, perlu ada perbaikan dan
peningkatan jalan, banyak dijumpai kerusakan permukaan jalan seperti
retak-retak, dan lubang, yang tentunya sangat berpengaruh terhadap
pergerakan lalu lintas dan kemacetan.
6. Transportasi, alat trasportasi umum yang ada sudah
tidak layak, sehingga orang cenderung menggunakan
kendaraan pribadi, karena transportasi umum mahal dan
tidak nyaman.

7. Sebagai kesimpulan tambahan, banjir karena hujan dan
banjir karena rob, sering terjadi di ruas jalan Kaligawe,
untuk itu perlu dipikirkan dan direncanakan untuk
direstrukturisasi dengan baik.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot (20)

Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyal
abay31
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
Kharistya Amaru
Perhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolomPerhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolom
Shaleh Afif Hasibuan
pengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintaspengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintas
University of Widyagama Malang
Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5
Arjuna Ahmadi
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Joy Irman
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasi
muhammad hasan
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Ayu Fatimah Zahra
Tugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik JalanTugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik Jalan
Ayu Fatimah Zahra
Pengertian isitilah jalan
Pengertian isitilah jalanPengertian isitilah jalan
Pengertian isitilah jalan
Dhya Larasati
Opsi Teknologi Drainase Permukiman
Opsi Teknologi Drainase PermukimanOpsi Teknologi Drainase Permukiman
Opsi Teknologi Drainase Permukiman
infosanitasi
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptmetode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
darmadi ir,mm
Kuliah 6 rll bundaran mkji
Kuliah  6 rll   bundaran mkjiKuliah  6 rll   bundaran mkji
Kuliah 6 rll bundaran mkji
bangkit bayu
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasIi. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
gusriantodanr2161
Struktur Baja Metode LRFD
Struktur Baja Metode LRFDStruktur Baja Metode LRFD
Struktur Baja Metode LRFD
Muhammad Umari
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
infosanitasi
Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase Kota
Joy Irman
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
infosanitasi
sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2
Lampung University
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
eniwijayanti
Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyal
abay31
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
Kharistya Amaru
Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5
Arjuna Ahmadi
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Joy Irman
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasi
muhammad hasan
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Ayu Fatimah Zahra
Tugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik JalanTugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik Jalan
Ayu Fatimah Zahra
Pengertian isitilah jalan
Pengertian isitilah jalanPengertian isitilah jalan
Pengertian isitilah jalan
Dhya Larasati
Opsi Teknologi Drainase Permukiman
Opsi Teknologi Drainase PermukimanOpsi Teknologi Drainase Permukiman
Opsi Teknologi Drainase Permukiman
infosanitasi
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptmetode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
darmadi ir,mm
Kuliah 6 rll bundaran mkji
Kuliah  6 rll   bundaran mkjiKuliah  6 rll   bundaran mkji
Kuliah 6 rll bundaran mkji
bangkit bayu
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasIi. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
gusriantodanr2161
Struktur Baja Metode LRFD
Struktur Baja Metode LRFDStruktur Baja Metode LRFD
Struktur Baja Metode LRFD
Muhammad Umari
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
infosanitasi
Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase Kota
Joy Irman
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
infosanitasi
sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2
Lampung University
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
eniwijayanti

Viewers also liked (18)

Makalah transportasi darat
Makalah transportasi daratMakalah transportasi darat
Makalah transportasi darat
Faiz Isma
Ayu fatimah zahra 18311892
Ayu fatimah zahra 18311892Ayu fatimah zahra 18311892
Ayu fatimah zahra 18311892
Ayu Fatimah Zahra
waduk jati luhur
waduk jati luhurwaduk jati luhur
waduk jati luhur
Ayu Fatimah Zahra
Blade Buldozer
Blade BuldozerBlade Buldozer
Blade Buldozer
Ayu Fatimah Zahra
model transportasi trip production
model transportasi trip productionmodel transportasi trip production
model transportasi trip production
Ayu Fatimah Zahra
Baja struktural
Baja strukturalBaja struktural
Baja struktural
Ayu Fatimah Zahra
Tugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahTugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanah
Ketut Swandana
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan ppt
Ayu Fatimah Zahra
Kesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Kesimpulan Makalah dan Makalah GojekKesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Kesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Sultan Habib
latihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasilatihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasi
Ayu Fatimah Zahra
Presentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonikPresentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonik
Ayu Fatimah Zahra
Manajemen Transportasi Materi 1
Manajemen Transportasi Materi 1Manajemen Transportasi Materi 1
Manajemen Transportasi Materi 1
Arjuna Ahmadi
Power point alat transportasi
Power point alat transportasiPower point alat transportasi
Power point alat transportasi
Naim Potret
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkLaporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
TIUPH2013
Makalah transportasi darat
Makalah transportasi daratMakalah transportasi darat
Makalah transportasi darat
Faiz Isma
Ayu fatimah zahra 18311892
Ayu fatimah zahra 18311892Ayu fatimah zahra 18311892
Ayu fatimah zahra 18311892
Ayu Fatimah Zahra
model transportasi trip production
model transportasi trip productionmodel transportasi trip production
model transportasi trip production
Ayu Fatimah Zahra
Tugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahTugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanah
Ketut Swandana
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan ppt
Ayu Fatimah Zahra
Kesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Kesimpulan Makalah dan Makalah GojekKesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Kesimpulan Makalah dan Makalah Gojek
Sultan Habib
latihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasilatihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasi
Ayu Fatimah Zahra
Presentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonikPresentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonik
Ayu Fatimah Zahra
Manajemen Transportasi Materi 1
Manajemen Transportasi Materi 1Manajemen Transportasi Materi 1
Manajemen Transportasi Materi 1
Arjuna Ahmadi
Power point alat transportasi
Power point alat transportasiPower point alat transportasi
Power point alat transportasi
Naim Potret
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkLaporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
TIUPH2013

Similar to studi kasus transp. darat (20)

Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokSimpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Ayu Fatimah Zahra
Iii. dasar teori arus lalu lintas
Iii. dasar teori arus lalu lintasIii. dasar teori arus lalu lintas
Iii. dasar teori arus lalu lintas
gusriantodanr2161
122210042_Muhammad Fadly AlfarizDGFBFi.pptx
122210042_Muhammad Fadly AlfarizDGFBFi.pptx122210042_Muhammad Fadly AlfarizDGFBFi.pptx
122210042_Muhammad Fadly AlfarizDGFBFi.pptx
mfadlyalfarizi918
Penanganan persimpangan
Penanganan persimpanganPenanganan persimpangan
Penanganan persimpangan
ReDy DeLano
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Ali Asnan
Bab iv sistem transportasi darat
Bab iv   sistem transportasi daratBab iv   sistem transportasi darat
Bab iv sistem transportasi darat
DianIndaSari
Outline ta mardi
Outline ta mardiOutline ta mardi
Outline ta mardi
Muhammad Rifky Ariansyah
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic lightPemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
Sigit Rimba Atmojo
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfK1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
HeriansyahPutra5
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
elisabeth357711
Lalin kel 3 karakteristik lalu lintas
Lalin kel 3   karakteristik lalu lintasLalin kel 3   karakteristik lalu lintas
Lalin kel 3 karakteristik lalu lintas
Blue Falcon
Antrian Lampu Merah
Antrian Lampu MerahAntrian Lampu Merah
Antrian Lampu Merah
Zuhri Yahya
SKRIPSI FIX.pptx
SKRIPSI FIX.pptxSKRIPSI FIX.pptx
SKRIPSI FIX.pptx
DinarAli4
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
Ayu Fatimah Zahra
Mata kuliah pengenalan geometrik jalan raya
Mata kuliah pengenalan geometrik jalan rayaMata kuliah pengenalan geometrik jalan raya
Mata kuliah pengenalan geometrik jalan raya
rizkyfranchitika1
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
Ahmad Sobirin
PPT SEMHAS evaluasi zona berbahaya (red zone).pptx
PPT SEMHAS evaluasi zona berbahaya (red zone).pptxPPT SEMHAS evaluasi zona berbahaya (red zone).pptx
PPT SEMHAS evaluasi zona berbahaya (red zone).pptx
RakaAstawa
Angkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerjaAngkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerja
Parea Rangan
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasi
惘惆 愕
Karakteristik lalu lintas
Karakteristik lalu lintasKarakteristik lalu lintas
Karakteristik lalu lintas
Shaleh Afif Hasibuan
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokSimpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Ayu Fatimah Zahra
Iii. dasar teori arus lalu lintas
Iii. dasar teori arus lalu lintasIii. dasar teori arus lalu lintas
Iii. dasar teori arus lalu lintas
gusriantodanr2161
122210042_Muhammad Fadly AlfarizDGFBFi.pptx
122210042_Muhammad Fadly AlfarizDGFBFi.pptx122210042_Muhammad Fadly AlfarizDGFBFi.pptx
122210042_Muhammad Fadly AlfarizDGFBFi.pptx
mfadlyalfarizi918
Penanganan persimpangan
Penanganan persimpanganPenanganan persimpangan
Penanganan persimpangan
ReDy DeLano
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Ali Asnan
Bab iv sistem transportasi darat
Bab iv   sistem transportasi daratBab iv   sistem transportasi darat
Bab iv sistem transportasi darat
DianIndaSari
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic lightPemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
Sigit Rimba Atmojo
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfK1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
HeriansyahPutra5
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
elisabeth357711
Lalin kel 3 karakteristik lalu lintas
Lalin kel 3   karakteristik lalu lintasLalin kel 3   karakteristik lalu lintas
Lalin kel 3 karakteristik lalu lintas
Blue Falcon
Antrian Lampu Merah
Antrian Lampu MerahAntrian Lampu Merah
Antrian Lampu Merah
Zuhri Yahya
SKRIPSI FIX.pptx
SKRIPSI FIX.pptxSKRIPSI FIX.pptx
SKRIPSI FIX.pptx
DinarAli4
Mata kuliah pengenalan geometrik jalan raya
Mata kuliah pengenalan geometrik jalan rayaMata kuliah pengenalan geometrik jalan raya
Mata kuliah pengenalan geometrik jalan raya
rizkyfranchitika1
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
Ahmad Sobirin
PPT SEMHAS evaluasi zona berbahaya (red zone).pptx
PPT SEMHAS evaluasi zona berbahaya (red zone).pptxPPT SEMHAS evaluasi zona berbahaya (red zone).pptx
PPT SEMHAS evaluasi zona berbahaya (red zone).pptx
RakaAstawa
Angkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerjaAngkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerja
Parea Rangan
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasi
惘惆 愕

More from Ayu Fatimah Zahra (10)

Land clearing
Land clearingLand clearing
Land clearing
Ayu Fatimah Zahra
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Ayu Fatimah Zahra
Geometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasiGeometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasi
Ayu Fatimah Zahra
Peranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik SipilPeranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraPerkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Ayu Fatimah Zahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahrakapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
Ayu Fatimah Zahra
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Ayu Fatimah Zahra
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Ayu Fatimah Zahra
Geometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasiGeometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasi
Ayu Fatimah Zahra
Peranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik SipilPeranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraPerkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Ayu Fatimah Zahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahrakapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
Ayu Fatimah Zahra
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Ayu Fatimah Zahra

studi kasus transp. darat

  • 1. STUDI KASUS TRANSPORTASI DARAT AYU FATIMAH ZAHRA 18311892 SMTS05 2011-B UNIVERSITAS GUNADARMA
  • 2. Studi kasus ini dikutip dari : TESIS ARIES SETIJADJI PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK PEMBANGUNAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006 Dengan judul : STUDI KEMACETAN LALU-LINTAS JALAN KALIGAWE KOTA SEMARANG
  • 3. Pendahuluan a. Latar Belakang Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang mengalami pembangunan pesat dari semua bidang. Sebagaimana kota besar lainnya, Kota Semarang juga mengalami hal yang sama, yaitu terjadinya kemacetan lalu-lintas di beberapa penggal jalan di Kota Semarang, terutama pada jam-jam sibuk. Dari beberapa lokasi kemacetan lalu- lintas, jalan Kaligawe merupakan jalan yang paling mudah terjadi kemacetan lalu lintas, jalan tersebut dianggap paling sibuk, padat, akan aktifitas trasportasinya. Jalan ini merupakan jalan pantura, jalan arteri primer yang menghubungkan Kota Semarang dan Kabupaten Demak, yang mempunyai nilai strategis bagi pembangunan.
  • 4. Meningkatnya volume lalu lintas pada jam-jam sibuk b. Permasalahan yang muncul Terjadinya konflik antara kendaraan bermotor dengan Kendaraan Kendaraan Pejalan tidak bermotor bermotor kaki
  • 7. c. Metodelogi Pengolahan data Dalam selang waktu 5 menit jumlah kendaraan yang melintas dititik pengamatan dihitung sesuai dengan Volume lalu peruntukan form/lembar kerja lapangan Lintas Jumlah masing-masing kendaraan tersebut selanjutnya dikonversikan kedalam satuan mobil penumpang (smp) Setiap periode 5 menit, berdasarkan pada jarak tempuh yang sudah diketahui (50 meter), maka waktu tempuh dari masing-masing kendaraan yang melewati suatu titik Kecepatan pengamatan dari jalan selama periode waktu tertentu baik Kendaraan yang dipengaruhi oleh hambatan samping maupun yang tidak dipengaruhi hambatan samping. Periode pengukuran untuk pengamatan data hambatan samping dilakukan dalam waktu selang 5 menit, masing-masing jenis aktivitas hambatan samping di hitung, besarnya hambatan Hambatan samping dari suatu ruas jalan merupakan jumlah total dari Samping masing-masing aktivitas samping jalan setelah dikalikan faktor bobot masing-masing.
  • 8. d. Metodelogi Analisis Data Perhitungan Volume lalu Lintas Perhitungan Kecepatan rata-rata Perhitungan hambatan Samping Perhitungan Kecepatan dan hambatan samping terhadap kinerja ruas jalan Kaligawe
  • 9. 1) Perhitungan volume lalu lintas Setelah data lalu-lintas terkumpul selama periode jam pengamatan, maka dilakukan perhitungan volume lalu-lintas dengan mengalikan jumlah setiap jenis kendaraan kedalam konversi satuan mobil penumpang (smp). 2) Perhitungan Kecepatan rata-rata Perhitungan kecepatan ini menggunakan perhitungan kecepatan rata-rata ruang untuk semua jenis kendaraan bermotor dengan menggunakan rumus kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan sepanjang segmen/penggal jalan. Adapun rumus dari kecepatan rata-rata ruang adalah sebagai berikut :
  • 10. 3) Perhitungan hambatan samping Setelah data hambatan samping terkumpul selama periode jam pengamatan, maka dilakukan perhitungan hambatan samping yang merupakan total dari masing-masing aktivitas samping ruas jalan Kaligawe, setelah dikalikan faktor bobot masing-masing. Selanjutnya total bobot hambatan samping semua kegiatan dibandingkan dengan klasifikasi kelas hambatan samping, setelah klasifikasi kelas hambatan samping diperoleh, selanjutnya disesuaikan dengan faktor penyesuai hambatan samping. 4) Perhitungan hambatan samping terhadap kinerja ruas jalan Kaligawe Dilakukan analisis uji statistik dengan teknik analisis regresi . Analisis regresi dilakukan dengan cara menghitung tingkat korelasi antar variable, variable bebas dan variable tidak bebas, melakukan uji R2 ,uji F dan uji t dengan melihat tingkat signifikasi dari masing-masing variable dan mencari parameter model yang terbaik. Dari uji statistik, dengan analisa regresi ini, akan didapat faktor dominan dari hambatan samping yang dapat mempengaruhi kinerja jalan (kemacetan), dengan mengetahui faktor dominan maka dilakukan analisis secara deskriptif dalam peningkatan kinerja jalan pada lokasi penelitian.
  • 11. Pembahasan a) Pengertian kemacetan lalu lintas Kemacetan , ditinjau dari tingkat pelayanan jalan (Level Of Service = LOS), pada saat LOS < C.LOS < C , kondisi arus lalu-lintas mulai tidak stabil, kecepatan operasi menurun relatif cepat akibat hambatan yang timbul dan kebebasan bergerak relatif kecil. Pada kondisi ini jumlah volume-kapasitas lebih besar atau sama dengan 0,8( V/ C > 0,8 ). Jika LOS (Level Of Service) sudah mencapai E, aliran lalu-lintas menjadi tidak stabil sehingga terjadilah tundaan berat, yang disebut dengan kemacetan lalu-lintas ( Tamin dan Nahdalina, 1998).
  • 12. b) Transportasi Menurut Bowersox (1981), definisi trasportasi adalah perpindahan barang atau penumpang dari suatu lokasi ke lokasi lain, dengan produk yang digerakkan atau dipindahkan ke lokasi yang dibutuhkan atau diinginkan. c) Tundaan dan hambatan samping Tundaan adalah waktu yang hilang akibat adanya gangguan lalu- lintas yang berada diluar kemampuan pengemudi untuk mengontrolnya. Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu-lintas dari aktivitas samping segmen jalan, seperti pejalan kaki, kendaraan umum/kendaraan lain berhenti , kendaraan masuk/keluar sisi jalan dan kendaraan lambat .
  • 13. 1. Tundaan tetap (fixed delay) Tundaan tetap adalah tundaan yang disebabkan oleh peralatan kontrol lalulintas dan terutama terjadi pada persimpangan. Penyebabnya adalah lampu lalulintas, rambu-rambu perintah berhenti, simpangan prioritas (berhenti dan beri jalan), penyeberangan jalan sebidang bagi pejalan kaki dan persimpangan rel kereta api. 2. Tundaan operasional (operational delay) Tundaan operasional adalah tundaan yang disebabkan oleh adanya gangguan di antara unsur-unsur lalu-lintas itu sendiri. Tundaan ini berkaitan dengan pengaruh dari lalu-lintas (kendaraan) lainnya.
  • 14. Tundaan akibat gangguan samping, disebabkan oleh pergerakan lalu-lintas lainnya, yang mengganggu aliran lalu- lintas, seperti kendaraan parkir, pejalan kaki, kendaraan yang berjalan lambat, dan kendaraan keluar masuk halaman karena suatu kegiatan. Tundaan Operasional Tundaan akibat gangguan di dalam aliran lalu-lintas itu sendiri (internal friction), seperti volume lalu-lintas yang besar dan kendaraan yang menyalip
  • 15. d) Teknik Perlalu-Lintasan (Traffic Engineering) Karakteristik Volume Lalu Lintas Kapasitas Jaringan Jalan Satuan Mobil Penumpang
  • 16. Karakteristik Volume Lalu Lintas Di dalam satu hari biasanya terdapat dua waktu jam sibuk, yaitu pagi dan sore hari. Volume lalulintas selama jam sibuk dapat digunakan untuk merencanakan dimensi jalan untuk menampung lalu-lintas. Makin tinggi volumenya, makin besar dimensi yang diperlukan.
  • 17. Kapasitas Jaringan Jalan Kapasitas jaringan jalan adalah jumlah maksimum kendaraan yang dapat melewati jalan tersebut dalam periode satu jam tanpa menimbulkan kepadatan lalu-lintas yang menyebabkan hambatan waktu, bahaya atau mengurangi kebebasan pengemudi menjalankan kendaraannya (Warpanim Suwardjoko,1985).
  • 18. C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs C = Kapasitas (smp/jam) Setelah kapasitas jalan Co = Kapasitas dasar diketahui, maka untuk (spm/jam) melihat tingkat pelayanan FCw = Faktor penyesuaian pada ruas jalan Kaligawe, lebar jalan adalah dengan melakukan perbandingan antara volume FCsp= Faktor penyesuaian lalu lintas dengan kapasitas pemisah arah jalan. FCsf= Faktor penyesuaian hambatan samping dan LOS = V / T bahu jalan/kerb FCcs= Faktor penyesuaian LOS = Level of servise ukuran kota V = Volume Lalu Lintas (smp/jam) C = Kapasitas Jalan (smp/jam)
  • 19. Satuan Mobil Penumpang Untuk menyatakan kepadatan lalu-lintas pada suatu ruas jaringan jalan sering dinyatakan dengan satuan mobil penumpang (smp) per satuan waktu.
  • 20. e) Biaya yang ditimbulkan akibat kemacetan lalu lintas Kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan lalu-lintas sangatlah besar, tetapi pada umumnya pengemudi atau pengguna fasilitas transportasi kurang menyadarinya. Kerugian itu meliputi pemborosan bahan bakar, waktu, tenaga dan ketidaknyamanan berlalu-lintas, serta biaya sosial atau eksternalitas yang dibebankan pengemudi lain atau pihak ketiga (Tamin dan Nahdalina,1998).
  • 21. Biaya kemacetan lalu-lintas didefinisikan sebagai biaya yang timbul akibat adanya tambahan waktu perjalanan yang diakibatkan adanya volume lalu-lintas, adanya persimpangan, maupun perilaku berlalu-lintas.
  • 22. f) Penyebab Kemacetan Lalu Lintas Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai terjadi. Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain. Kemacetan total terjadi apabila kendaraan harus berhenti atau bergerak sangat lambat (Ofyar Z Tamin,2000). Lalu-lintas tergantung kepada kapasitas jalan, banyaknya lalu- lintas yang ingin bergerak, tetapi kalau kapasitas jalan tidak dapat menampung, maka lalu-lintas yang ada akan terhambat dan akan mengalir sesuai dengan kapasitas jaringan jalan maksimum (Budi D.Sinulingga,1999).
  • 23. Analisis Kemacetan lalu Lintas Jalan Kaligawe Semarang 1. Analisis tata ruang terhadap kinerja jalan Kaligawe : Tata ruang sepanjang jalan Kaligawe, adalah sebagai kawasan industri, pemukiman kepadatan rendah dan sedang, serta fungsi kawasan campuran kawasan industri 899,523 ha (32%), jaringan jalan 299,950 ha (11%), permukiman 970,768 ha (35,4%), pergudangan 56,940 ha (2,1%), campuran perdagangan & jasa 24,270 ha (0,9%), permukiman & perdagangan 153,730 ha (5.6%), permukiman & fasilitas umum141,131 ha (5,2%), pertanian 75,270 ha (2,7%), konservasi 26,094 ha (1,0%).
  • 24. 2. Analisis kinerja jalan Kaligawe Total volume lalu lintas arah Semarang-Demak, dan arah Demak-Semarang berjumlah 52289 smp, dimana volume arus lalu lintas arah Demak Semarang lebih banyak atau selisih 3341 smp. puncak volume lalu lintas diperoleh angka sebesar 5391 smp, dan jam volume lalu lintas paling rendah adalah 4183 smp. Bila melihat angka-angka yang diperoleh dari volume kendaraan yang melintas, dan bila diperhitungkan dengan kapasitas jalan Kaligawe saat ini 5594 smp/jam, maka sangatlah signifikan bila kinerja ruas jalan Kaligawe menjadi turun, sehingga terjadi kemacetan.
  • 25. Kecepatan rata-rata tercepat 34,94 km/jam, sedang kecepatan rata-rata terendah 20,88 km/jam, dengan waktu tempuh tercepat 10,016 detik, dan waktu tempuh terlambat 5,542 detik. Waktu yang diperoleh menunjukkan kondisi lalu lintas kendaraan yang melewati ruas jalan Kaligawe dalam kondisi lambat dan merayap. Jumlah total tipe kejadian hambatan samping di ruas jalan kaligawe, adalah orang menyeberang 6557, kendaraan berhenti 25015, kendaraan keluar masuk 6040, dan kendaraan lambat 1043. Hasil tersebut menunjukkan tingginya kejadian yang ditimbulkan oleh hambatan samping, sehingga hambatan samping sangat berpengaruh terhadap kecepatan kendaraan dan kinerja jalan.
  • 26. 3. Analisis Regresi Uji R2 = koefisien determinasi, untuk dapat memperoleh hasil regresi yang terbaik, maka harus memenuhi kriterial statistik sebagai berikut, dimana : Uji F = uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari independen ( orang menyeberang, kendaraan berhenti, dan kendaraan keluar-masuk), secara keseluruhan terhadap variabel dependen ( kinerja jalan : kecepatan kendaraan dan volume lalu lintas ).
  • 27. Uji t = dilaksanakan untuk melihat signifikasi dari pengaruh independen secara individu, terhadap variable dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Dari hasil uji statistik, dengan analisa regresi ini, didapat hasil signifikasi dari masing-masing variabel tetap dan variabel bebas, didapatkan hasil hambatan samping sebagai faktor dominan, dengan tingkat hambatan tertinggi, yaitu: Kendaraan lambat, kendaraan berhenti, kendaraan keluar-masuk dan orang menyeberang. Hambatan samping ini yang mempengaruhi kinerja jalan Kaligawe menjadi turun sehingga menimbulkan kemacetan. 4. Analisis Tingkat Pelayanan LOS (Level Of Service): Dari data survai dan pengukuran, diperoleh nilai LOS E sebesar 0,96 mendekati batas puncak dari kapasitas ruas jalan Kaligawe dengan selisih 0,04 dimana kondisi jalan sudah tidak mampu lagi menampung arus lalu lintas, maka terjadilah tundaan berat, yang disebut kemacetan lalu-lintas.
  • 29. Perhitungan Tingkat Pelayanan ( Level Of Service) :
  • 30. 5. Analisis regresi, hubungan antara kecepatan dan hambatan samping Analisis ini dilakukan dengan melakukan uji ( R2 ), uji ( F ), dan uji ( t ) , untuk melihat tingkat signifikasi dari model yang terbaik. Dari hasil uji statistik, dengan analisa regresi ini, didapat hasil signifikasi dari masing-masing variabel tetap dan variabel bebas, didapatkan hasil hambatan samping sebagai faktor dominan, dengan tingkat hambatan tertinggi, yaitu: kendaraan lambat sangat berpengaruh/ tinggi (0,998), kendaraan berhenti sangat berpengaruh (0,732), kendaraan keluar-masuk sangat berpengaruh (0,623) dan orang menyeberang rendah pengaruhnya (0,203). Hambatan samping ini yang mempengaruhi kinerja jalan Kaligawe menjadi turun sehingga menimbulkan kemacetan.
  • 31. Kesimpulan 1. Adanya bangkitan lalu lintas, karena pengembangan pesat kawasan industri di BWK IV Genuk, dan penataan guna lahan yang belum baik, terutama disepanjang jalan Kaligawe, ini sangat berhubungan dengan IMB sebagai pengontrol dan pengendali bangunan, dengan 138 perusahaan, 20.337 karyawan, kawasan industri disepanjang jalan Kaligawe menjadi pertumbuhan kota (urban centre), sekaligus sebagai penyebab terbesar bagi kepadatan dan kemacetan jalan Kaligawe. 2. Volume lalu lintas yang besar, dengan total volume lalu lintas arah Semarang-Demak, dan arah Demak-Semarang berjumlah 52289 smp, dimana volume arus lalu lintas arah Demak-Semarang lebih banyak atau selisih 3341 smp. Kinerja jalan menjadi turun LOS= 0,96 (E), karena besarnya volume lalu lintas yang melewati jalan tersebut tidak sebanding dengan kapasitasnya (5594 smp/jam). 3. Waktu tempuh dan kecepatan yang rendah, dengan kecepatan rata-rata tercepat 34,94 km/jam, dan waktu tempuh tercepat 10,01 detik.
  • 32. 4. Tingginya tundaan dan hambatan samping, (orang menyeberang 6557, kendaraan berhenti 25015, kendaraan keluar masuk 6040, dan kendaraan lambat 1043), hal ini karena kepadatannya lalu lintas dan perpotonga- perpotongan jalan yang tidak direncanakan dengan baik, dimana jarak pertigaan yang satu dengan pertigaan yang lain, terlalu dekat satu sama lain, dan tidak dilengkapi dengan rambu-rambu pengatur lalu lintas. Pengatur lampu lalu lintas hanya ada di pertigaan terminal Terboyo, dan pertigaan Bangetayu. 5. Kondisinya jalan Kaligawe sudah tidak layak, perlu ada perbaikan dan peningkatan jalan, banyak dijumpai kerusakan permukaan jalan seperti retak-retak, dan lubang, yang tentunya sangat berpengaruh terhadap pergerakan lalu lintas dan kemacetan.
  • 33. 6. Transportasi, alat trasportasi umum yang ada sudah tidak layak, sehingga orang cenderung menggunakan kendaraan pribadi, karena transportasi umum mahal dan tidak nyaman. 7. Sebagai kesimpulan tambahan, banjir karena hujan dan banjir karena rob, sering terjadi di ruas jalan Kaligawe, untuk itu perlu dipikirkan dan direncanakan untuk direstrukturisasi dengan baik.