MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANPPGHybrid1
油
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar gambar konstruksi bangunan jalan dan jembatan. Mencakup definisi jalan raya, bagian-bagian jalan seperti lebar jalur, bahu, dan drainase. Jenis-jenis perkerasan jalan serta istilah yang terkait dengan perencanaan jalan seperti ruang jalan, jalur lalu lintas, dan bahu jalan."
Perbedaan prime coat dan tack coat pada pekerjaan konstruksi jalanAngga Nugraha
油
Prime coat adalah lapisan yang diletakkan di atas lapisan pondasi untuk mengikat agregat, sedangkan tack coat adalah lapisan perekat yang diletakkan di atas lapisan beraspal atau beton. Perbedaan utama antara prime coat dan tack coat adalah komposisi campuran dan fungsinya.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, struktur, dan perkembangan perkerasan jalan. Terdapat tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit, yang masing-masing memiliki lapisan dan fungsi berbeda dalam mendistribusikan beban lalu lintas.
Perkerasan jalan dirancang berdasarkan jenis kendaraan dan volume lalu lintasnya. Kondisi terberat untuk perkerasan lentur adalah panas tinggi, kecepatan rendah, dan beban berlebih. Perkerasan kaku dilapisi aspal beton untuk mendistribusikan beban ke tanah dasar. Pondasi dan dowel menyalurkan beban, sedangkan flekson memberi fleksibilitas untuk mencegah retak.
Dokumen tersebut membahas tentang pondasi bangunan. Pondasi berfungsi untuk menyalurkan beban struktur ke tanah dan harus dirancang sesuai dengan daya dukung tanah serta jenis struktur dan tanah. Ada dua jenis pondasi utama yaitu pondasi dangkal dekat permukaan tanah dan pondasi dalam yang menyalurkan beban ke lapisan tanah yang lebih dalam."
Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Dokumen ini membahas tentang perancangan drainase pada jembatan, termasuk komponen, ketentuan teknis, dan prosedur perancangannya.
2. Komponen utama drainase jembatan adalah inlet, jeruji, pipa, dan outlet yang berfungsi untuk mengalirkan air dari lantai jembatan.
3. Perancangan drainase jembatan mempertimbangkan aspek struktural, sosial, estetika, dan pemelihara
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan konstruksi jalan dari jalan tanah, jalan kerikil, jalan batu pecah, hingga jalan aspal beton beserta rumus-rumus perhitungan tebal lapisan perkerasan jalan berdasarkan beban lalu lintas dan CBR tanah dasar."
Dokumen ini menjelaskan tentang pengujian California Bearing Ratio (CBR) untuk menentukan kekuatan tanah dasar. Pengujian CBR dilakukan di lapangan menggunakan alat mechanical jack dengan kecepatan penetrasi tetap untuk mengukur beban penetrasi. Nilai CBR diperoleh dari perbandingan beban penetrasi tanah uji terhadap bahan acuan pada berbagai kedalaman penetrasi, dan digunakan untuk menentukan desain tebal perkerasan.
Teknik pondasi tiang membahas perhitungan daya dukung tiang pancang dan bor melalui gesekan selimut dan tahanan ujung. Daya dukung dihitung menggunakan persamaan statik yang melibatkan koefisien tanah, tegangan, dan faktor-faktor daya dukung. Ada batasan nilai daya dukung berdasarkan metode dan jenis tanah pendukung. Faktor keamanan digunakan untuk menentukan daya dukung izin tiang berdasarkan
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMOSES HADUN
油
Makalah ini membahas metode pelaksanaan konstruksi gedung, meliputi pekerjaan persiapan seperti pembersihan lokasi, pembuatan fasilitas sementara, dan pengadaan peralatan. Metode pelaksanaan struktur gedung mencakup pekerjaan pondasi, beton, dan rangka struktur lantai, atap, dan tangga. Makalah ini juga membahas metode instalasi sistem MEP seperti listrik, fire alarm, dan telepon.
Dokumen tersebut membahas tentang pondasi tiang pancang dan alat pancang jack-in pile. Pondasi tiang pancang dipilih karena biayanya relatif lebih murah, pelaksanaannya lebih mudah, peralatannya mudah didapatkan di Indonesia, dan waktu pelaksanaannya lebih cepat. Alat pancang jack-in pile bekerja dengan mendorong tiang masuk ke tanah secara hidrolis tanpa getaran, memungkinkan proses pemancangan di daerah perkotaan. Proses
Quality Control (Pengetesan Suhu Hotmix Pekerjaan Jalan)Angga Nugraha
油
Dokumen tersebut memberikan petunjuk tentang pengukuran suhu hotmix aspal konkrit (AC-BC atau AC-WC) pada berbagai tahapan konstruksi jalan, yaitu suhu campuran di dalam dump truck sebelum penghamparan harus berkisar 135-150属C, suhu saat pemadatan awal oleh tandem roller 130-150属C, suhu saat pemadatan antara oleh PTR 110-135属C, dan suhu saat pemadatan akhir oleh tandem roller di atas 95属C.
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenSyukri Ghazali
油
Dokumen tersebut merupakan pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen yang mencakup ruang lingkup, acuan, istilah dan definisi, ketentuan serta prosedur perencanaan perkerasan beton semen. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa jenis perkerasan beton semen dan contoh perhitungan tebal pelat."
Teks ini membahas tentang analisis stabilitas lereng tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas lereng diantaranya kuat geser tanah, kondisi tanah berlapis, dan aliran air dalam tanah. Terzaghi membagi penyebab kelongsoran lereng menjadi akibat pengaruh dalam dan luar. Metode analisis stabilitas lereng menggunakan teori Mohr-Coulomb untuk menentukan faktor aman lereng. Bentuk bidang longsor yang dianalisis adalah
Pedoman ini membahas perencanaan tebal perkerasan jalan yang meliputi ketentuan umum, teknis, dan contoh-contoh perencanaan. Struktur perkerasan lentur umumnya terdiri atas lapis pondasi bawah, pondasi, dan permukaan. Kriteria perencanaan mencakup lalu lintas, reliabilitas, dan tanah dasar.
Distribusi Beban Tegangan, Sejarah Konstruksi Perkerasan, Jenis Konstruksi Lainnya, Struktur Perkerasan, Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course), Lapisan pondasi atas (base course), Lapisan Permukaan (Surface Course), Perkerasan Kaku (rigid pavement) , Perkembangan perkerasan kaku, Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen, Perkerasan Komposit
Dokumen tersebut membahas sistem rangka bresing konsentrik khusus untuk menahan gaya gempa lateral pada struktur gedung. Sistem ini dirancang untuk memiliki kekakuan tinggi dengan menggunakan elemen pengaku berupa bresing yang berfungsi menahan gaya lateral. Bresing dirancang untuk mengalami pelelehan atau tekuk sebagai mekanisme penyerapan energi gempa.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan konstruksi jalan dari jalan tanah, jalan kerikil, jalan batu pecah, hingga jalan aspal beton beserta rumus-rumus perhitungan tebal lapisan perkerasan jalan berdasarkan beban lalu lintas dan CBR tanah dasar."
Dokumen ini menjelaskan tentang pengujian California Bearing Ratio (CBR) untuk menentukan kekuatan tanah dasar. Pengujian CBR dilakukan di lapangan menggunakan alat mechanical jack dengan kecepatan penetrasi tetap untuk mengukur beban penetrasi. Nilai CBR diperoleh dari perbandingan beban penetrasi tanah uji terhadap bahan acuan pada berbagai kedalaman penetrasi, dan digunakan untuk menentukan desain tebal perkerasan.
Teknik pondasi tiang membahas perhitungan daya dukung tiang pancang dan bor melalui gesekan selimut dan tahanan ujung. Daya dukung dihitung menggunakan persamaan statik yang melibatkan koefisien tanah, tegangan, dan faktor-faktor daya dukung. Ada batasan nilai daya dukung berdasarkan metode dan jenis tanah pendukung. Faktor keamanan digunakan untuk menentukan daya dukung izin tiang berdasarkan
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMOSES HADUN
油
Makalah ini membahas metode pelaksanaan konstruksi gedung, meliputi pekerjaan persiapan seperti pembersihan lokasi, pembuatan fasilitas sementara, dan pengadaan peralatan. Metode pelaksanaan struktur gedung mencakup pekerjaan pondasi, beton, dan rangka struktur lantai, atap, dan tangga. Makalah ini juga membahas metode instalasi sistem MEP seperti listrik, fire alarm, dan telepon.
Dokumen tersebut membahas tentang pondasi tiang pancang dan alat pancang jack-in pile. Pondasi tiang pancang dipilih karena biayanya relatif lebih murah, pelaksanaannya lebih mudah, peralatannya mudah didapatkan di Indonesia, dan waktu pelaksanaannya lebih cepat. Alat pancang jack-in pile bekerja dengan mendorong tiang masuk ke tanah secara hidrolis tanpa getaran, memungkinkan proses pemancangan di daerah perkotaan. Proses
Quality Control (Pengetesan Suhu Hotmix Pekerjaan Jalan)Angga Nugraha
油
Dokumen tersebut memberikan petunjuk tentang pengukuran suhu hotmix aspal konkrit (AC-BC atau AC-WC) pada berbagai tahapan konstruksi jalan, yaitu suhu campuran di dalam dump truck sebelum penghamparan harus berkisar 135-150属C, suhu saat pemadatan awal oleh tandem roller 130-150属C, suhu saat pemadatan antara oleh PTR 110-135属C, dan suhu saat pemadatan akhir oleh tandem roller di atas 95属C.
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenSyukri Ghazali
油
Dokumen tersebut merupakan pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen yang mencakup ruang lingkup, acuan, istilah dan definisi, ketentuan serta prosedur perencanaan perkerasan beton semen. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa jenis perkerasan beton semen dan contoh perhitungan tebal pelat."
Teks ini membahas tentang analisis stabilitas lereng tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas lereng diantaranya kuat geser tanah, kondisi tanah berlapis, dan aliran air dalam tanah. Terzaghi membagi penyebab kelongsoran lereng menjadi akibat pengaruh dalam dan luar. Metode analisis stabilitas lereng menggunakan teori Mohr-Coulomb untuk menentukan faktor aman lereng. Bentuk bidang longsor yang dianalisis adalah
Pedoman ini membahas perencanaan tebal perkerasan jalan yang meliputi ketentuan umum, teknis, dan contoh-contoh perencanaan. Struktur perkerasan lentur umumnya terdiri atas lapis pondasi bawah, pondasi, dan permukaan. Kriteria perencanaan mencakup lalu lintas, reliabilitas, dan tanah dasar.
Distribusi Beban Tegangan, Sejarah Konstruksi Perkerasan, Jenis Konstruksi Lainnya, Struktur Perkerasan, Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course), Lapisan pondasi atas (base course), Lapisan Permukaan (Surface Course), Perkerasan Kaku (rigid pavement) , Perkembangan perkerasan kaku, Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen, Perkerasan Komposit
Dokumen tersebut membahas sistem rangka bresing konsentrik khusus untuk menahan gaya gempa lateral pada struktur gedung. Sistem ini dirancang untuk memiliki kekakuan tinggi dengan menggunakan elemen pengaku berupa bresing yang berfungsi menahan gaya lateral. Bresing dirancang untuk mengalami pelelehan atau tekuk sebagai mekanisme penyerapan energi gempa.
Perkerasan kaku menggunakan beton sebagai bahan utama. Jenisnya antara lain JPCP, JRCP, dan CRCP yang membedakan sistem joint-nya. Perkerasan kaku umum digunakan untuk jalan berat karena mampu mendistribusikan beban ke subgrade lebih baik daripada perkerasan lentur.
Sebagai Nilai Ujian Akhir mata kuliah Perkerasan Jalan Raya Dosen pengampu : Ir.Ary Setiawan ,M.Sc, Phd, Program Studi Teknik SIpil Universitas Sebelas Maret
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
油
Dokumen tersebut merangkum prosedur desain perkerasan jalan untuk proyek pembangunan jalan tol dengan umur rencana 40 tahun. Terdapat beberapa langkah yang dijelaskan seperti menentukan CESA, daya dukung tanah, struktur pondasi, dan rekomendasi penggunaan perkerasan kaku karena jalan tol akan dilalui banyak kendaraan berat.
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan jalan dan proses perkerasannya. Pembangunan jalan melibatkan pengalihan bentuk muka bumi untuk membuka ruang lalu lintas. Proses perkerasan jalan meliputi berbagai lapisan mulai dari tanah dasar, lapisan pondasi bawah dan atas, hingga lapisan permukaan. Masing-masing lapisan memiliki fungsi untuk menerima dan menyebarkan beban lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis perkerasan jalan dan karakteristiknya, termasuk perkerasan lentur, perkerasan kaku, serta lapisan-lapisan pembentuk perkerasan jalan seperti lapisan tanah dasar, pondasi bawah, pondasi atas, dan permukaan."
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis perkerasan jalan dan karakteristiknya serta lapisan-lapisan yang membentuk perkerasan jalan. Ada tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit. Lapisan perkerasan terdiri atas permukaan, pondasi atas, pondasi bawah, dan tanah dasar, yang masing-masing memiliki fungsi tertentu dalam menopang beban lalu lintas.
Dokumen ini membahas tentang analisis biaya proyek, pengendalian pelaksanaan proyek, dan pelaksanaan pekerjaan jalan. Mencakup istilah-istilah terkait, struktur perkerasan lentur dan kaku, serta persyaratan material dan pelaksanaan pekerjaan jalan.
1. Ada dua jenis pekerasan jalan yaitu pekerasan lentur yang terdiri dari beberapa lapis menggunakan aspal dan pekerasan kaku yang hanya terdiri dari satu lapis menggunakan semen.
2. Komponen-komponen pembentuk perkerasan jalan antara lain tanah dasar, lapis pondasi bawah, lapis pondasi, dan lapis permukaan, masing-masing memiliki fungsi tertentu dalam mendukung beban lalu lintas. Bahan yang
Dokumen tersebut merupakan proposal skripsi yang membahas tentang kombinasi fraksi agregat Palu dan Kerang Dayu Paser untuk campuran perkerasan jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan agregat lokal sebagai bahan campuran dan mengetahui karakteristik campuran yang menggabungkan kedua jenis agregat tersebut. Penelitian akan menguji kombinasi fraksi kasar Palu dan fraksi halus Kerang Dayu pada campuran aspal ber
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dasar perkerasan jalan dan parameter desain perkerasan lentur jalan. Secara ringkas, dibahas tentang sejarah perkembangan perkerasan jalan sejak zaman Romawi, jenis-jenis perkerasan, dan parameter yang diperlukan dalam desain perkerasan seperti beban lalu lintas, stabilitas tanah dasar, kualitas bahan, faktor lingkungan, dan kriteria keruntuhan struktur perkerasan.
Rigid pavement atau perkerasan kaku menggunakan beton sebagai bahan utama. Terdapat beberapa metode perencanaan rigid pavement seperti konvensional, PPCP, dan AASHTO 1993. Metode konvensional meliputi pekerjaan tanah, lean concrete, dan rigid pavement dengan proses curing dan cutting.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas hubungan antara kadar aspal dengan karakteristik campuran perkerasan jalan lentur dan umur pelayanannya. Kadar aspal yang tepat diperlukan untuk mencapai nilai karakteristik yang memenuhi spesifikasi teknis sehingga dapat memaksimalkan umur pelayanan perkerasan jalan.
Bendungan Waduk Ir. H. Juanda merupakan bendungan dengan volume tampungan terbesar di Indonesia yaitu 2,44 milyar m3. Namun saat ini bendungan ini menghadapi masalah penurunan muka air serta peningkatan sedimentasi dan keramba apung yang perlu mendapat perhatian bersama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas metode pembukaan lahan hutan tropis dan padang alang-alang secara manual dan mekanis untuk keperluan konstruksi, mencakup proses penebangan pohon, pembakaran sisa-sisa kayu, dan penggundulan alang-alang.
Teks tersebut membahas tentang pondasi tiang pancang. Definisi pondasi tiang pancang adalah konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya pada sumbu tiang dengan menyerap lenturan. Tiang pancang dapat terbuat dari kayu, beton biasa atau prategang, dan baja. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu.
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan yang meliputi peta kontur, rencana trase jalan, penentuan medan jalan, perhitungan alinyemen horizontal dan vertikal, serta perhitungan jarak pandang. Dokumen ini memberikan panduan dasar untuk merencanakan geometri jalan seperti menentukan jenis dan bentuk tikungan berdasarkan kecepatan rencana jalan.
Dokumen tersebut membahas tentang baja struktural sebagai material bangunan. Baja diperoleh dari tambang besi dan memiliki sifat kuat serta ringan yang menjadikannya bahan struktur utama. Dokumen menjelaskan jenis, sifat, bentuk, dan kelebihan serta kekurangan penggunaan baja dalam konstruksi bangunan.
Dokumen tersebut membahas analisis daya dukung pondasi menurut teori Terzaghi. Terzaghi melakukan analisis dengan beberapa asumsi, di antaranya pondasi berbentuk memanjang tak berhingga, tanah homogen, dan keruntuhan terjadi secara geser umum. Ia mengembangkan persamaan daya dukung yang terdiri dari komponen kohesi, beban terbagi, dan berat tanah. Analisis Terzaghi ini digunakan untuk menghitung daya dukung ult
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang jenis-jenis bilah bulldozer yang digunakan untuk berbagai pekerjaan pemindahan tanah, seperti U-Blade, Straight Blade, Angling Blade, dan jenis bilah lainnya beserta penjelasan singkat fungsi masing-masing bilah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi meliputi aksesibilitas, jarak tujuan, kapasitas, kecepatan, biaya operasi, dan karakteristik pengguna. Tata guna lahan berpengaruh besar dalam analisis bangkitan lalu lintas karena setiap daerah memiliki pola tata guna lahan dan kebutuhan perjalanan yang berbeda. Sistem transportasi nasional dan lokal membentuk jaringan transportasi terpadu untuk menunjang mobilis
Dokumen tersebut membahas tentang teknik lalu lintas, dimana dijelaskan tentang kemacetan lalu lintas, kapasitas jalan, derajat kejenuhan, dan tundaan lalu lintas. Dokumen ini juga menjelaskan metode penelitian dan lokasi penelitian yang akan digunakan."
Dokumen tersebut membahas analisis daya dukung pondasi menurut teori Terzaghi. Terzaghi mengembangkan analisis daya dukung berdasarkan anggapan tertentu seperti pondasi berbentuk memanjang tak berhingga, tanah homogen, dan keruntuhan geser umum. Ia mendefinisikan daya dukung ultimit sebagai beban maksimum per satuan luas. Persamaan daya dukung mempertimbangkan kohesi, beban terbagi, dan berat tanah dengan menggun
1) Studi kasus ini meneliti kemacetan lalu lintas di Jalan Kaligawe Kota Semarang dengan menganalisis volume lalu lintas, kecepatan kendaraan, dan hambatan samping.
2) Hasil penelitian menunjukkan volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan dan menyebabkan penurunan kecepatan rata-rata kendaraan. Tingginya kejadian hambatan samping juga berpengaruh terhadap kinerja jalan.
3) Analisis regresi
1. PERKERASAN JALAN
Oleh :
AYU FATIMAH ZAHRA
SMTS 05 2011 B
UNIVERSITAS GUNADARMA
Pengertian
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah
dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi,
dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Agar
perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat,
pengadaan dan pengolahan dari bahan penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan (Silvia
Sukirman, 2003).
Lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima dan menyebarkan beban lalu lintas
tanpa menimbulkan kerusakan pada konstruksi jalan itu sendiri. Dengan demikian lapisan
perkerasan ini memberikan kenyamanan kepada pengguna jalan selama masa pelayanan jalan
tersebut. Dalam perencanaannya, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi fungsi pelayanan konstruksi perkerasan tersebut, diantaranya fungsi jalan,
kinerja perkerasan, umur rencana, lalu lintas yang merupakan beban dari perkerasan, sifat
dasar tanah, kondisi lingkungan, sifat dan material tersedia di lokasi yang akan digunakan
untuk perkerasan, dan bentuk geometrik lapisan perkerasan.
Jenis Konstruksi Perkerasan dan Komponennya
1.
Konstruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
a.
Memakai bahan pengikat aspal.
b.
Sifat dari perkerasan ini adalah memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke
tanah dasar.
c.
Pengaruhnya terhadap repetisi beban adalah timbulnya rutting (lendutan pada
jalur roda).
d.
Pengaruhnya terhadap penurunan tanah dasar yaitu, jalan bergelombang
(mengikuti tanah dasar).
2. Gambar Komponen Perkerasan Lentur
2.
Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
a.
Memakai bahan pengikat semen portland (PC).
b.
Sifat lapisan utama (plat beton) yaitu memikul sebagian besar beban lalu
lintas.
c.
Pengaruhnya terhadap repetisi beban adalah timbulnya retak-retak pada
permukaan jalan.
d.
Pengaruhnya terhadap penurunan tanah dasar yaitu, bersifat sebagai balok di
atas permukaan.
Gambar Komponen Perkerasan Kaku
3.
Konstruksi Perkerasan Komposit (Composite Pavement)
a.
Kombinasi antara perkerasan kaku dan perkerasan lentur.
b.
Perkerasan lentur diatas perkerasan kaku atau sebaliknya.
3. Gambar Komponen Perkerasan Komposit
Fungsi Lapis Perkerasan
Supaya perkerasan mempunyai daya dukung dan keawetan yang memadai, tetapi tetap
ekonomis, maka perkerasan jalan raya dibuat berlapis-lapis. Lapis paling atas disebut sebagai
lapis permukaan, merupakan lapisan yang paling baik mutunya. Di bawahnya terdapat lapis
pondasi, yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan (Suprapto, 2004).
1)
Lapis Permukaan (LP)
Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Fungsi lapis
permukaan dapat meliputi:
a.
Struktural :
Ikut mendukung dan menyebarkan beban kendaraan yang diterima oleh perkerasan,
baik beban vertikal maupun beban horizontal (gaya geser). Untuk hal ini persyaratan
yang dituntut adalah kuat, kokoh, dan stabil.
b.
Non Struktural, dalam hal ini mencakup :
Lapis kedap air, mencegah masuknya air ke dalam lapisan perkerasan yang
ada di bawahnya.
Menyediakan permukaan yang tetap rata, agar kendaraan dapat berjalan dan
memperoleh kenyamanan yang cukup.
Membentuk permukaan yang tidak licin, sehingga tersedia koefisien gerak
(skid resistance) yang cukup untuk menjamin tersedianya keamanan lalu
lintas.
Sebagai lapisan aus, yaitu lapis yang dapat aus yang selanjutnya dapat diganti
lagi dengan yang baru.
Lapis permukaan itu sendiri masih bisa dibagi lagi menjadi dua lapisan lagi, yaitu:
4. 1.
Lapis Aus (Wearing Course)
Lapis aus (wearing course) merupakan bagian dari lapis permukaan yang terletak di
atas lapis antara (binder course). Fungsi dari lapis aus adalah (Nono, 2007) :
a) Mengamankan perkerasan dari pengaruh air.
b) Menyediakan permukaan yang halus.
c) Menyediakan permukaan yang kesat.
2.
Lapis Antara (Binder Course)
Lapis antara (binder course) merupakan bagian dari lapis permukaan yang terletak
di antara lapis pondasi atas (base course) dengan lapis aus (wearing course). Fungsi
dari lapis antara adalah (Nono, 2007):
a) Mengurangi tegangan.
b) Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu lintas sehingga harus
mempunyai kekuatan yang cukup.
2)
Lapis Pondasi Atas (LPA) atau Base Course
Lapis pondasi atas adalah bagian dari perkerasan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah atau dengan tanah apabila tidak menggunakan lapis
pondasi bawah. Fungsi lapis ini adalah :
a.
b.
Pemikul beban horizontal dan vertikal.
c.
3)
Lapis pendukung bagi lapis permukaan.
Lapis perkerasan bagi pondasi bawah.
Lapis Pondasi Bawah (LPB) atau Subbase Course
Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi
dan tanah dasar. Fungsi lapis ini adalah :
a.
b.
Lapis peresapan.
c.
Lapis pencegah masuknya tanah dasar ke lapis pondasi.
d.
4)
Penyebar beban roda.
Lapis pertama pada pembuatan perkerasan.
Tanah Dasar (TD) atau Subgrade
Tanah dasar (subgrade) adalah permukaan tanah semula, permukaan tanah galian
atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakan permukaan tanah dasar
untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.
5. Bahan Penyusun Perkerasan Lentur
Bahan penyusun lapis permukaan untuk perkerasan lentur yang utama terdiri atas bahan ikat
dan bahan pokok. Bahan pokok bisa berupa pasir, kerikil, batu pecah/ agregat dan lain-lain.
Sedang untuk bahan ikat untuk perkerasan bisa berbeda-beda, tergantung dari jenis
perkerasan jalan yang akan dipakai. Bisa berupa tanah liat, aspal/ bitumen, portland cement,
atau kapur/ lime.
Aspal
Aspal merupakan senyawa hidrokarbon berwarna coklat gelap atau hitam pekat yang
dibentuk dari unsur-unsur asphathenes, resins, dan oils. Aspal pada lapis perkerasan
berfungsi sebagai bahan ikat antara agregat untuk membentuk suatu campuran yang kompak,
sehingga akan memberikan kekuatan masing-masing agregat (Kerbs and Walker, 1971).
Selain sebagai bahan ikat, aspal juga berfungsi untuk mengisi rongga antara butir agragat dan
pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri. Pada temperatur ruang aspal bersifat
thermoplastis, sehingga aspal akan mencair jika dipanaskan sampai pada temperatur tertentu
dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama agregat, aspal merupakan material
pembentuk campuran perkerasan jalan. Banyaknya aspal dalam campuran perkerasan
berkisar antara 4-10% berdasarkan berat campuran, atau 10-15% berdasarkan volume
campuran (Silvia Sukirman, 2003).
Berdasarkan tempat diperolehnya, aspal dibedakan atas aspal alam dan aspal minyak. Aspal
alam yaitu aspal yang didapat di suatu tempat di alam, dan dapat digunakan sebagaimana
diperolehnya atau dengan sedikit pengolahan. Aspal minyak adalah aspal yang merupakan
residu pengilangan minyak bumi.
Bahan Penyusun Perkerasan Kaku
Beton Aspal
Beton aspal adalah tipe campuran pada lapisan penutup konstruksi perkerasan jalan yang
mempunyai nilai struktural dengan kualitas yang tinggi, terdiri atas agregat yang berkualitas
yang dicampur dengan aspal sebagai bahan pengikatnya. Material-material pembentuk beton
aspal dicampur di instalasi pencampur pada suhu tertentu, kemudian diangkut ke lokasi,
dihamparkan, dan dipadatkan. Suhu pencampuran ditentukan berdasarkan jenis aspal apa
yang akan digunakan. Dalam pencampuran aspal harus dipanaskan untuk memperoleh tingkat
kecairan (viskositas) yang tinggi agar dapat mendapatkan mutu campuran yang baik dan
kemudahan dalam pelaksanaan. Pemilihan jenis aspal yang akan digunakan ditentukan atas
dasar iklim, kepadatan lalu lintas dan jenis konstruksi yang akan digunakan.
6. Jenis Beton Aspal
Berdasarkan temperatur ketika mencampur dan memadatkan campuran, campuran beraspal
(beton aspal) dapat dibedakan atas:
1.
Beton aspal campuran panas (hot mix) adalah beton aspal yang material
pembentuknya dicampur pada suhu pencampuran sekitar 140o C.
2.
Beton aspal campuran sedang (warm mix) adalah beton aspal yang material
pembentuknya dicampur pada suhu pencampuran sekitar 60o C.
3.
Beton aspal campuran dingin (cold mix) adalah beton aspal yang material
pembentuknya di campur pada suhu pencampuran sekitar 25o C.
Sedangkan berdasarkan fungsinya beton aspal dapat dibedakan atas:
1.
Beton aspal untuk lapisan aus/ wearing course (WC), adalah lapisan perkerasan yang
berhubungan langsung dengan ban kendaraan, merupakan lapisan yang kedap air,
tahan terhadap cuaca, dan mempunyai kekesatan yang diisyaratkan.
2.
Beton aspal untuk lapisan pondasi/ binder course (BC), adalah lapisan perkerasan
yang tetletak di bawah lapisan aus.tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi
perlu stabilisasi untuk memikul beban lalu lintas yang dilimpahkan melalui roda
kendaraan.
3.
Beton aspal untuk pembentuk dan perata lapisan beton aspal yang sudah lama, yang
pada umumnya sudah aus dan seringkali tidak lagi berbentuk crown.
(Silvia Sukirman, Beton Aspal Campuran Panas, 2003)
Perbedaan Antara Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur
7. Gambar Skema Pembagian Beban Pada Perkerasan Jalan Raya
Perkerasan Lentur
Konstruksi perkerasan lentur terdiri atas lapisan-lapisan yang diletakkan diatas tanah
dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu
lintas dan menyebarkan ke lapisan yang ada dibawahnya, sehingga beban yang diterima oleh
tanah dasar lebih kecil dari beban yang diterima oleh lapisan permukaan dan lebih kecil dari
daya dukung tanah dasar. sebagai:
Aspal yang dipergunakan pada konstruksi perkerasan jalan berfungsi :
a.
Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dengan agregat dan
antara aspal itu sendiri.
b.
Bahan pengisi, mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari
agregat itu sendiri.
Dengan demikian, aspal haruslah memiliki daya tahan (tidak cepat rapuh) terhadap
cuaca, mempunyai adhesi dan kohesi yang baik dan memberikan sifat elastis yang baik.
Penyebab Kerusakan Perkerasan Lentur Jalan
Kerusakan pada konstruksi perkerasan lentur dapat disebabkan oleh:
a.
Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi beban.
b.
Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak baik dan
naiknya air akibat kapilaritas.
c.
Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh sifat material
itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan bahan yang tidak baik.
d.
Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan umumnya
tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan.
e.
Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh system
pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah dasarnya
yang memang kurang bagus.
8. f.
Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi
dapat merupakan gabungan penyebab yang saling berkaitan. Sebagai contoh, retak pinggir,
pada awalnya dapat diakibatkan oleh tidak baiknya sokongan dari samping. Dengan
terjadinya retak pinggir, memungkinkan air meresap masuk ke lapis dibawahnya yang
melemahkan ikatan antara aspal dengan agregat, hal ini dapat menimbulkan lubang-lubang
disamping dan melemahkan daya dukung lapisan dibawahnya. Jenis Kerusakan Perkerasan
Berdasarkan Metode Bina Marga. Jenis Kerusakan Perkerasan Lentur dapat dibedakan atas:
1.
Retak (cracking)
2.
Distorsi (distortion)
3.
Cacat permukaan (disintegration)
4.
Pengausan ( polished aggegate)
5.
Kegemukan (bleeding / flushing)
6.
Penurunan pada bekas penanaman utilitas
Perkerasan Kaku
Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang
menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasn tersebut, merupakan salah satu jenis
perkerasan jalan yang digunakn selain dari perkerasan lentur (asphalt). Perkerasan ini
umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi lalu lintas yang cukup padat dan
memiliki distribusi beban yang besar, seperti pada jalan-jalan lintas antar provinsi, jembatan
layang (fly over), jalan tol, maupun pada persimpangan bersinyal. Jalan-jalan tersebut
umumnya menggunakan beton sebagai bahan perkerasannya, namun untuk meningkatkan
kenyamanan biasanya diatas permukaan perkerasan dilapisi asphalt. Keunggulan dari
perkerasan kaku sendiri disbanding perkerasan lentur (asphalt) adalah bagaimana distribusi
beban disalurkan ke subgrade. Perkerasan kaku karena mempunyai kekakuan dan stiffnes,
akan mendistribusikan beban pada daerah yangg relatif luas pada subgrade, beton sendiri
bagian utama yangg menanggung beban struktural. Sedangkan pada perkerasan lentur karena
dibuat dari material yang kurang kaku, maka persebaran beban yang dilakukan tidak sebaik
pada beton. Sehingga memerlukan ketebalan yang lebih besar.
Pada konstruksi perkerasan kaku, perkerasan tidak dibuat menerus sepanjang jalan
seperti halnya yang dilakukan pada perkerasan lentur. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya pemuaian yang besar pada permukaan perkerasn sehingga dapat menyebabkan
retaknya perkerasan, selain itu konstruksi seperti ini juga dilakukan untuk mencegah
9. terjadinya retak menerus pada perkerasan jika terjadi keretakan pada suatu titik pada
perkerasan. Salah satu cara yang digunakan untuk mencegah terjadinya hal diatas adalah
dengan cara membuat konstruksi segmen pada perkerasan kaku dengan sistem joint untuk
menghubungkan tiap segmennya.
Bagan Alir Perhitungan Tebal Perkerasan
Metoda Bina Marga (Ausroad) SNI Pd T-14-2003