Modul ini membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak serta karakteristik dan kebutuhan peserta didik usia sekolah dasar. Modul menjelaskan tentang fase-fase perkembangan anak, hukum-hukum perkembangan, dan pengaruh faktor lingkungan dan sosial terhadap perkembangan anak. Modul juga menjelaskan karakteristik perkembangan fisik, intelektual, dan motorik pada anak usia sekolah dasar.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan peserta didik, terutama mengenai aspek-aspek perkembangan yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Terdapat delapan aspek perkembangan yang dijelaskan yaitu fisik, intelektual, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral dan agama. Setiap aspek memiliki pengaruh terhadap proses belajar dan tumbuh kembang peserta didik.
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia PrasekolahSuya Yahya
油
Makalah ini membahas tentang analisis fase-fase perkembangan anak usia prasekolah. Terdapat empat fase perkembangan yang dijelaskan yaitu anak usia 0-2 tahun, 2-3 tahun, 3-4 tahun, dan 4-6 tahun. Setiap fase memiliki karakteristik khusus baik secara fisik, kognitif, maupun sosial emosional."
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunHariyatunnisa Ahmad
油
1. Bab pertama membahas konsep utama perkembangan anak termasuk lima teori perkembangan dan kebutuhan pokok anak. Bab kedua membahas pertumbuhan dan perkembangan mencakup konsep, pola, dan bidang-bidang perkembangan termasuk fisik, motorik, kognitif dan bahasa.
Teks tersebut membahas tentang prinsip-prinsip perkembangan manusia menurut beberapa ahli. Ada beberapa prinsip kunci yang disebutkan yaitu: 1) semua aspek perkembangan saling mempengaruhi satu sama lain, 2) perkembangan berlangsung secara bertahap dari yang dasar ke yang lebih kompleks, 3) laju perkembangan berbeda untuk setiap individu.
Usia 0-5 tahun adalah masa emas bagi perkembangan anak. Penting bagi kita mengetahui perkembangan seorang anak. Tidak hanya perkembangan motoriknya saja, namun bahasa, pengamatan, dan sosialisasinya pun juga harus diperhatikan.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan pertumbuhan dan perkembangan manusia, meliputi: (1) pengertian dan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seperti genetik, lingkungan, dan interaksinya, (3) fase-fase perkembangan manusia.
Dokumen tersebut merupakan tugas individu mengenai perkembangan peserta didik yang membahas tentang pengertian perkembangan dan pertumbuhan, ontogenetik dan pilogenetik, jenis perubahan, hukum-hukum perkembangan, serta aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan peserta didik meliputi perkembangan fisik, kognitif, motorik, seksual, dan sosial pada berbagai usia mulai dari anak usia dini hingga remaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu juga dibahas seperti genetik, lingkungan, dan kemampuan penyesuaian diri. Perkembangan tersebut berlangsung secara progresif sesuai dengan tahapan-tah
Dokumen tersebut membahas definisi dan pengertian mengenai anak dari berbagai sumber. Secara ringkas, anak didefinisikan sebagai individu yang belum dewasa dengan ciri-ciri fisik, kognitif, bahasa, moral, dan emosi yang masih dalam tahap perkembangan.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan pertumbuhan dan perkembangan manusia, yang mencakup proses kuantitatif dan kualitatif dalam perubahan fisik dan psikologis sejak masa pra-kelahiran hingga dewasa. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seperti genetik, lingkungan, dan interaksinya."
Teks tersebut membahas tentang konsep pertumbuhan, perkembangan, kematangan dan penuaan pada manusia serta hewan. Juga membahas zona perkembangan proksimal dan peran guru dalam memfasilitasi potensi peserta didik, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial remaja.
1. Dokumen tersebut membahas tentang tahapan perkembangan individu mulai dari masa pranatal hingga masa dewasa, yang dibagi menjadi 5 fase yaitu masa bayi, masa anak, masa remaja, masa dewasa awal, dan masa dewasa lanjut.
2. Setiap fase memiliki ciri khas perkembangan fisik, kognitif, dan sosial sesuai dengan bertambahnya usia. Faktor herediter dan lingkungan
Usia 0-5 tahun adalah masa emas bagi perkembangan anak. Penting bagi kita mengetahui perkembangan seorang anak. Tidak hanya perkembangan motoriknya saja, namun bahasa, pengamatan, dan sosialisasinya pun juga harus diperhatikan.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan pertumbuhan dan perkembangan manusia, meliputi: (1) pengertian dan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seperti genetik, lingkungan, dan interaksinya, (3) fase-fase perkembangan manusia.
Dokumen tersebut merupakan tugas individu mengenai perkembangan peserta didik yang membahas tentang pengertian perkembangan dan pertumbuhan, ontogenetik dan pilogenetik, jenis perubahan, hukum-hukum perkembangan, serta aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan peserta didik meliputi perkembangan fisik, kognitif, motorik, seksual, dan sosial pada berbagai usia mulai dari anak usia dini hingga remaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu juga dibahas seperti genetik, lingkungan, dan kemampuan penyesuaian diri. Perkembangan tersebut berlangsung secara progresif sesuai dengan tahapan-tah
Dokumen tersebut membahas definisi dan pengertian mengenai anak dari berbagai sumber. Secara ringkas, anak didefinisikan sebagai individu yang belum dewasa dengan ciri-ciri fisik, kognitif, bahasa, moral, dan emosi yang masih dalam tahap perkembangan.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan pertumbuhan dan perkembangan manusia, yang mencakup proses kuantitatif dan kualitatif dalam perubahan fisik dan psikologis sejak masa pra-kelahiran hingga dewasa. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seperti genetik, lingkungan, dan interaksinya."
Teks tersebut membahas tentang konsep pertumbuhan, perkembangan, kematangan dan penuaan pada manusia serta hewan. Juga membahas zona perkembangan proksimal dan peran guru dalam memfasilitasi potensi peserta didik, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial remaja.
1. Dokumen tersebut membahas tentang tahapan perkembangan individu mulai dari masa pranatal hingga masa dewasa, yang dibagi menjadi 5 fase yaitu masa bayi, masa anak, masa remaja, masa dewasa awal, dan masa dewasa lanjut.
2. Setiap fase memiliki ciri khas perkembangan fisik, kognitif, dan sosial sesuai dengan bertambahnya usia. Faktor herediter dan lingkungan
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsAinul Yaqin
油
File ini adalah lembar kerja mahasiswa untuk mata kuliah Applied Artificial Intelligence in Information Systems. Tujuan pembelajarannya mencakup pemahaman tentang Decision Support Systems (DSS), Business Intelligence (BI), proses pengambilan keputusan, analisis bisnis, manajemen kinerja bisnis, kolaborasi, manajemen pengetahuan, serta teknologi canggih dan tren terkini dalam sistem informasi.
Lembar kerja ini terdiri dari 14 bab yang mencakup berbagai topik, yaitu:
Decision Support and Business Intelligence
Decision Making, Systems, Modeling, and Support
Decision Support Systems Concepts, Methodologies, and Technologies
Modeling and Analysis
Data Mining for Business Intelligence
Artificial Neural Networks for Data Mining
Text and Web Mining
Data Warehousing
Business Performance Management
Collaborative Computer-Supported Technologies and Group Support Systems
Knowledge Management
Artificial Intelligence and Expert Systems
Advanced Intelligent Systems
Management Support Systems Emerging Trends and Impacts
Setiap babnya memiliki format yang sama, yaitu tujuan pembelajaran, pengantar materi, kegiatan belajar (pemahaman konsep, tugas, diskusi kelompok), penilaian, dan refleksi. Kegiatan belajar sangat bervariasi, mulai dari menjawab pertanyaan, menggambar diagram, analisis kasus, melakukan eksperimen menggunakan tools tertentu, hingga diskusi kelompok dan presentasi.
Referensi utama yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah buku Decision Support and Business Intelligence Systems oleh Turban, E., Sharda, R., & Delen, D.
Lembar kerja ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi mahasiswa untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep penting dalam kecerdasan buatan terapan pada sistem informasi, melalui kombinasi pembelajaran teoretis dan tugas-tugas praktis.
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar dan油Knowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
1. Eksplorasi Konsep
Pada dunia pendidikan dan pengajaran, yang menjadi fokus perhatian adalah peserta
didiknya. Sebagai seorang guru atau pengelola pendidikan, Anda perlu mempelajari dan
memahami dengan baik tentang pertumbuhan dan perkembangan setiap peserta didik. Anda
bertanggung jawab atas banyaknya ragam variasi peserta didik di kelas. Semakin Anda
belajar dan memahami tentang perkembangan peserta didik, semakin Anda dapat paham di
tingkat mana Anda harus mengajar mereka. Semakin Anda memahami tingkat
perkembangan peserta didik, semakin efektif proses pembelajaran yang Anda berikan.
Perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu
sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan secara
keseluruhan mengikuti periodisasi yang teratur, dimulai dari masa pra-natal, masa bayi,
masa kanak-kanak, masa remaja dan masa dewasa yang diikuti tahun perkembangan
kemampuan fungsi fisik sebagai akibat dari proses kematangan. Kematangan sendiri
mengacu pada runtutan pertumbuhan secara alamiah atau pertubuhan jasmani yang relatif
terbebas dari faktor lingkungan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kematangan
antara lain adalah faktor biologis yang berkaitan dengan kematangan fisik atau keturunan,
dan faktor sosial kultural yang berkaitan dengan situasi lingkungan sosial, nilai-nilai serta
norma.
Isu perkembangan yang paling penting untuk dipelajari dalam perkembangan anak
meliputi nature-nurture, continuity and discontinuity, serta early and later experience.
a. Isu nature merujuk pada warisan biologis sedangkan isu nurture merujuk pada
pengaruh lingkungan individu. Kedua faktor ini saling mempengaruhi, kita tidak bisa
menentukan faktor mana yang paling besar mempengaruhi seorang individu,
misalnya seorang anak yang mewarisi gen kedua orangtuanya, saat masih kecil
pengaruh lingkungan seperti nutrisi, pembelajaran, pola asuh dan dorongan dari
lingkungan dapat merubah aktivitas genetic dalam sistem saraf berdasarkan dari
kebiasaannya. Genetic dan lingkungan bekerjasama dalam membentuk intelegensi
anak, sifat, Kesehatan, kemampuan membaca, dan banyak lagi.
2. b. Isu continuity and discontinuity, isu perkembangan ini berfokus pada kemampuan
anak yang berkembang secara berangsur-angsur atau justru bertahap. Beberapa
psikolog perkembangan yang lebih menekankan pada faktor nurture biasanya
mendeskripsikan perkembangan itu berangsur-angsur seperti halnya biji yang
perlahan tumbuh menjadi pohon, sedangkan psikolog perkembangan yang lebih
menekankan faktor nature percaya bahwa perkembangan anak itu adalah rangkaian
dari tahap seperti halnya ulat yang menjadi kupu-kupu. Contohnya, kata pertama
yang diucapkan anak terasa seperti hal yang tiba-tiba (discontinuity), padahal hal
tersebut juga merupakan hasil dari pertumbuhan dan praktik selama berminggu-
minggu bahkan berbulan-bulan.
c. Isu early and later experience, isu perkembangan ini adalah faktor utama dari
perkembangan anak terutama dalam masa pertumbuhan. Misalnya, jika bayi
mengalami keadaan berbahaya dapatkah pengalaman itu diatasi nanti? Atau apakah
pengalaman awal begitu penting mungkin karena itu adalah pengalaman masa bayi?
Agar dapat memahami tahap perkembangan peserta didik, mari kita bahas satu per
satu dalam pembahasan berikut.
A. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan
perkembangan individu yang sangat kompleks, karena pada masa ini adalah awal
terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf manusia.
Pertumbuhan fisik individu berlangsung sampai masa dewasa yang secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku individu. Perkembangan fisik
individu mencakup beberapa aspek, diantaranya: 1) sistem saraf yang sangat
mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi, 2) otot-otot yang
mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik, dan 3) kelenjar
endokrin yang menimbulkan munculnya pola perilaku baru.
3. a. Perkembangan Fisik Masa Bayi
Kematangan fisik pada masa bayi terlebih dahulu pada bagian kepala dan
berlanjut pada bagian tubuh lainnya. Bayi baru lahir sudah mampu
menggerakkan bibir, mata, kemudian mampu menggerakkan tangan dan kaki,
serta mampu menggerakkan anggota tubuhnya ke kanan dan kiri. Masa bayi
mempunyai gerakan spontan atau refleks yang mendominasi gerakan yang
terus menerus berkembang. Gerakan ini bersifat otomatis dan tidak
terkoordinir sebagai reaksi atas stimulus dari lingkungan.
b. Perkembangan Fisik Masa Kanak-Kanak
Perkembangan fisik masa kanak-kanak merupakan kelanjutan dari
perkembangan awal anak-anak. Perkembangan ini berlangsung dari usia 6
tahun saat individu mulai masuk ke sekolah dasar. Individu mulai
menunjukkan perubahan terhadap pola kehidupannya dalam sikap, nilai dan
perilaku. Pada masa ini, pertumbuhan dan perkembangannya lambat dan
relatif sama sampai menjelang masa pubertas. Pada masa ini, individu sudah
mulai tertarik dengan lingkungan sekolah; mereka dapat memperhatikan
gerakan-gerakan secara cermat, rumit dan kompleks; sehingga individu juga
dapat melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat
universal, serta dapat mengembangkan pola permainan dan mentaati
peraturan-peraturan yang ada.
c. Perkembangan Fisik Masa Remaja
Pada tahap ini, perubahan fisik tampak berkembang dengan pesat. Hal ini
terjadi karena perubahan fisik merupakan gejala primer yang membuat
organisme secara matang mampu bereproduksi. Gejala primer ditandai oleh
perubahan postur tubuh, serta percepatan pertumbuhan tinggi badan yang
diiringi dengan berat badan. Selain itu, terjadi kematangan seksual yang
ditandai oleh perubahan seks primer, yaitu dimulainya perubahan pada organ
reproduksi pada laki-laki yang ditandai oleh mimpi basah yang terjadi pada
laki-laki serta menstruasi pada anak perempuan. Perubahan seks sekunder
ditandai oleh perubahan suara, munculnya bulu-bulu halus pada area
kemaluan maupun pada wajah individu laki-laki, dada yang semakin bidang
4. pada laki-laki, serta pembesaran pada area payudara, pinggul dan bahu pada
perempuan.
d. Perkembangan Fisik Masa Dewasa
Penampilan fisik pada masa dewasa sudah semakin matang, sehingga siap
untuk melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja,
menikah dan memiliki anak.
B. Perkembangan Kognitif
Piaget (1954) mengusulkan bahwa terdapat empat tahapan perkembangan
kognitif: sensori motorik, pra operasional, operasional konkret, dan formal
operasional.
1. Tahap Sensori Motorik (lahir - 2 tahun)
Pada tahap ini, bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan
mengkoordinasikan pengalaman sensorik mereka (seperti melihat dan
mendengar) dengan tindakan motorik mereka (mencapai dan menyentuh).
2. Tahap Pra Operasional (2 - 7 tahun)
Tahap pra operasional merupakan tahapan yang lebih simbolis daripada
pemikiran sensorimotor, tetapi tidak melibatkan pemikiran operasional. Akan
tetapi, tahap ini lebih egosentris dan intuitif daripada logis. Tahap Pra
operasional memiliki 2 sub tahap, yaitu fungsi simbolik dan tahap intuitif.
a. Subtahap fungsi simbolis terjadi kira-kira antara 2 dan 4 tahun. Pada
sub tahap ini, anak kecil memperoleh kemampuan untuk
merepresentasikan secara mental suatu objek yang tidak ada.
b. Subtahap pemikiran intuitif adalah sub tahap kedua dari pemikiran
praoperasional, dimulai pada usia sekitar 4 tahun dan berlangsung
hingga sekitar usia 7 tahun. Pada sub tahap ini, anak mulai
menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui jawaban dari
segala macam pertanyaan.
3. Tahap Operasional Konkrit (7 - 11 tahun)
Tahapan ini menggantikan penalaran intuitif pada individu, namun hal ini
hanya terjadi dalam situasi konkret. Pada tahap ini, individu sudah mampu
5. untuk melakukan klasifikasi terhadap benda-benda konkret. Operasi konkret
adalah tindakan mental yang dapat dibalik yang berkaitan dengan objek nyata
dan konkret. Operasi konkret memungkinkan anak untuk mengkoordinasikan
beberapa karakteristik daripada fokus pada satu properti objek. Pada tingkat
operasional konkret, anak-anak dapat melakukan secara mental apa yang
sebelumnya hanya dapat mereka lakukan secara fisik, dan mereka dapat
membalikkan operasi konkret.
4. Tahap Operasional Formal (11 -15 tahun)
Pada tahap ini, individu bergerak melampaui penalaran hanya tentang
pengalaman konkret dan berpikir dengan cara yang lebih abstrak, idealis, dan
logis.
Selain perkembangan kognitif yang telah dijelaskan oleh Piaget, fungsi kognitif
manusia juga dapat dilihat dari bagaimana perkembangan bahasa pada individu
tersebut. Bahasa dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu
membutuhkan bahasa untuk dapat berbicara dengan orang lain, mendengarkan
orang lain, membaca dan menulis.
Bahasa merupakan bentuk komunikasi baik lisan, tertulis atau yang ditandai
oleh sistem simbol. Bahasa terdiri atas kata-kata yang digunakan oleh kelompok
tertentu (kosa kata) dan aturan untuk menggabungkan kosa kata dengan kosa kata
lain sehingga memiliki makna (tata bahasa dan sintaksis). Bahasa melibatkan lima
sistem aturan: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.
1. Fonologi
Setiap bahasa terdiri atas suara dasar. Fonologi merupakan sistem suara dari
bahasa, termasuk suara yang digunakan dan bagaimana mereka dapat
dikombinasikan. Fonem adalah unit dasar suara dalam bahasa, hal tersebut
adalah unit terkecil dari suara yang mempengaruhi makna. Untuk membantu
kita lebih memahami bunyi huruf silahkan simak video berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=TVENnp-Q5U0
6. 2. Morfologi
Morfologi bahasa mengacu pada unit makna yang terlibat dalam pembentukan
kata. Morfem adalah satuan minimal makna, hal tersebut adalah kata atau
bagian kata yang tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil yang
bermakna.
3. Sintaks
Sintaks merupakan cara penggabungan kata-kata untuk membentuk frasa dan
kalimat yang dapat diterima. Misalnya: ada seseorang yang mengatakan
kepada Anda ada kucing di atas kursi atau ada kursi di atas kucing. Tentu
saja kedua kalimat tersebut memiliki makna yang berbeda dan belum tentu
dapat diterima (ambigu).
4. Semantik
Istilah semantik mengacu pada makna kata dan kalimat. Setiap kata memiliki
seperangkat fitur semantik, atau atribut yang diperlukan terkait dengan
makna. Gadis dan wanita misalnya, secara makna sama, namun jika dilihat
lebih mendalam kedua kata tersebut berbeda secara semantik dalam hal usia.
5. Pragmatik
Pragmatik merupakan penggunaan yang tepat dari bahasa dalam konteks
yang berbeda.
C. Perkembangan Sosio-emosional
Ketika membahas perkembangan sosio emosional, kita akan fokus pada dua teori
utama: teori ekologi Bronfenbrenner dan teori perkembangan rentang hidup Erik
Erikson.
1. Teori Ekologi Bronfenbrenner
Teori ekologi yang dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner berfokus pada
konteks sosial yang mempengaruhi kehidupan individu sehingga turut
mempengaruhi perkembangan mereka. Bronfenbrenner mengungkapkan
bahwa individu akan dipengaruhi oleh lima sistem lingkungan yang berasal
dari interaksi interpersonal terbuka hingga pengaruh berbasis luas budaya.
Kelima sistem tersebut adalah mikrosistem, mesosistem, eksosistem,
7. makrosistem, dan kronosistem. Agar lebih mudah dalam memahami teori
ekologi Bronfenbrenner silahkan perhatikan gambar berikut:
Mikrosistem adalah interaksi yang terjadi dalam waktu yang cukup lama
antara individu dengan lingkungannya, seperti keluarga, rekan sebaya,
sekolah, dan lingkungan.
Mesosistem melibatkan hubungan antara mikrosistem. Contohnya adalah
hubungan antara pengalaman keluarga dan pengalaman sekolah dan
antara keluarga dan rekan sebaya.
Eksosistem bekerja ketika terjadi pengalaman dalam sistem pengaturan
lain (peserta didik tidak memiliki peran aktif) mempengaruhi apa yang
peserta didik dan guru dalam konteks langsung.
Makrosistem melibatkan budaya yang lebih lua. Budaya adalah istilah yang
sangat luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosial ekonomi dalam
perkembangan anak.
Kronosistem meliputi kondisi sosio historis perkembangan siswa.
8. 2. Teori Perkembangan Rentang Hidup Erikson
Teori Erik Erikson menyajikan pandangan perkembangan kehidupan
masyarakat secara bertahap (rentang hidup). Terdapat delapan tahap
perkembangan yang terungkap ketika manusia melalui rentang
kehidupannya. Berikut ini penjelasan mengenai teori rentang hidup Erikson:
Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Ketidakpercayaan) adalah tahap
psikososial pertama Erikson. Tahap ini terjadi pada tahun pertama
kehidupan manusia. Perkembangan kepercayaan membutuhkan
pemeliharaan yang penuh kehangatan. Hasil positif keberhasilan dalam
tahapan perkembangan ini adalah perasaan nyaman dan minim rasa takut.
Ketidakpercayaan terjadi ketika bayi diperlakukan terlalu negatif atau
diabaikan.
Autonomy vs Shame & Doubt (Otonomi vs Malu dan Ragu) adalah tahap
psikososial kedua Erikson. Hal ini terjadi pada akhir masa bayi dan balita.
Setelah memperoleh kepercayaan pengasuh mereka, bayi mulai
menemukan bahwa perilaku mereka adalah mereka sendiri. Mereka
menyatakan kebebasan mereka dan menyadari kemauan mereka. Jika bayi
terlalu banyak dibatasi atau dihukum terlalu keras, mereka
mengembangkan rasa malu dan ragu.
Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa bersalah) adalah tahap psikososial
ketiga Erikson. Hal ini terjadi pada usia 3 sampai 5 tahun. Di usia ini anak-
anak harus terlibat secara aktif, perilaku yang memiliki tujuan yang
melibatkan inisiatif. Anak-anak mengembangkan perasaan bersalah tidak
nyaman jika mereka melihat diri mereka sebagai individu yang tidak
bertanggung jawab atau dibuat merasa cemas yang berlebihan.
Industry vs Inferiority (Industri vs Inferioritas) adalah tahap psikososial
Erikson keempat. Tahap ini terjadi pada usia 6 tahun sampai pubertas atau
remaja awal. Di tahap ini, anak mengarahkan energi mereka terhadap
pengetahuan dan menguasai keterampilan intelektual. Bahaya di tahun-
tahun sekolah dasar adalah berkembangnya rasa rendah diri, tidak
produktif, dan ketidakmampuan.
9. Identity vs Role Confusion (Identitas vs Kebingungan identitas) adalah
tahap psikososial Erikson kelima. Tahap ini terjadi pada usia remaja. Di
tahap ini, individu mulai mencari tahu siapa mereka, mengenai apa yang
mereka mau, dan dimana mereka hidup nantinya. Di tahap ini, para remaja
dihadapkan dengan banyak peran baru dan status dewasa. Remaja perlu
diizinkan untuk mengeksplorasi jalan yang berbeda untuk mencapai
identitas yang sehat. Jika mereka tidak cukup mengeksplorasi peran yang
berbeda dan gagal untuk mengukir jalan yang positif di masa depan,
mereka akan tetap bingung mengenai identitas mereka.
Intimacy vs Isolation (Intimasi vs Isolasi) adalah tahap psikososial Erikson
keenam. Tahap ini terjadi pada masa dewasa awal (20 - 30 tahunan). Tugas
perkembangan adalah membentuk hubungan positif yang erat dengan
orang lain. Bahaya dari tahap ini adalah bahwa seseorang akan gagal untuk
membentuk hubungan intim dengan pasangan romantis atau teman dan
menjadi terisolasi secara sosial.
Generativity vs Stagnation (Pembangkitan vs Stagnasi) adalah tahap
psikososial Erikson ketujuh. Tahap ini terjadi pada masa dewasa
pertengahan (40 - 50 tahunan). Pembangkitan berarti mentransmisi
sesuatu yang positif kepada generasi berikutnya. Hal ini dapat melibatkan
peran seperti pengasuhan dan pengajaran di saat orang dewasa membantu
generasi berikutnya dalam mengembangkan hidup yang bermanfaat.
Sementara, stagnasi diartikan sebagai perasaan telah tidak melakukan
apa-apa lagi untuk membantu generasi berikutnya.
Integrity vs Desperate (Integritas vs Putus asa) adalah tahap psikososial
Erikson kedelapan. Tahap ini terjadi pada masa dewasa akhir (60 tahun -
meninggal). Orang dewasa cenderung untuk meninjau kehidupan mereka,
mencerminkan pada apa yang telah mereka lakukan. Jika evaluasi
retrospektif positif, mereka mengembangkan rasa integritas. Artinya,
mereka melihat hidup mereka sebagai hidup yang terintegrasi secara
positif dan layak. Sebaliknya, orang dewasa menjadi putus asa jika melirik
ke belakang mereka, terutama mengenai hal negatif.
10. D. Sosial-Konteks Perkembangan
Pada teori Bronfenbrenner, konteks sosial merupakan pengaruh penting pada
kehidupan dan perkembangan anak-anak. Pada pembahasan ini kita akan
mengeksplorasi tiga konteks anak-anak menghabiskan banyak waktu mereka:
keluarga, teman sebaya, dan sekolah.
1. Keluarga
Walaupun anak-anak tumbuh dalam keluarga yang beragam, orangtua
memiliki peran penting dalam mendukung dan mendorong prestasi akademik
anak-anak dan sikapnya terhadap sekolah. Pengaruh orangtua terhadap
kegiatan sekolah dan prestasi anak berfokus pada gaya pengasuhan,
pengasuhan bersama, perubahan keluarga dalam masyarakat yang berubah,
dan hubungan sekolah-keluarga.
Gaya Pengasuhan
Baumrind mengatakan bahwa gaya pengasuhan datang dalam empat
bentuk utama:
a. Pengasuhan otoriter (authoritative)
Pengasuhan otoriter adalah membatasi dan menghukum. Orang tua yang
otoriter mendesak anak-anak untuk mengikuti petunjuk mereka dan
menghormati mereka. Mereka menempatkan batasan tegas dan kontrol
terhadap anak-anak mereka dan memungkinkan sedikit pertukaran
verbal. Anak-anak dari orang tua yang otoriter, sering berperilaku dengan
cara yang secara sosial tidak kompeten. Mereka cenderung merasa cemas
mengenai perbandingan sosial, gagal untuk memulai aktivitas, dan
memiliki kemampuan komunikasi yang buruk.
b. Pengasuhan otoritatif (authoritarian)
Pengasuhan otoritatif mendorong anak-anak untuk menjadi mandiri
namun masih menempatkan batas kontrol pada tindakan mereka. anak-
anak yang orangtuanya otoritatif sering berperilaku dengan cara yang
secara sosial kompeten. Mereka cenderung Mandiri, menunda kepuasan,
11. bergaul dengan rekan sebaya mereka, dan menunjukkan harga diri yang
tinggi.
c. Pengasuhan pengabaian (neglectful)
Pengasuhan pengabaian adalah gaya pengasuhan ketika orang tua tidak
terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. anak-anak dari orang tua
yang lalai mengembangkan rasa bahwa aspek-aspek lain dari kehidupan
orang tua mereka lebih penting daripada mereka. Mereka cenderung
untuk berperilaku dengan cara sosial Kompetensi sebagai akibat dari
kurangnya kontrol diri dan kesulitan dalam menangani kebebasan. anak-
anak seperti ini biasanya tidak termotivasi untuk berprestasi.
d. Pengasuhan memanjakan (permissive)
Pengasuhan memanjakan adalah gaya pengasuhan ketika orang tua sangat
terlibat dengan anak-anak mereka, tetapi menempatkan beberapa
batasan atau pembatasan pada perilaku mereka. pada pengasuhan ini
orang tua sering membiarkan anak-anak mereka melakukan apa yang
mereka inginkan dan melakukan cara mereka sendiri karena mereka
percaya bahwa kombinasi dari dukungan pengasuhan dan kurangnya
pembatasan akan menghasilkan anak kreatif dan percaya diri. Hasilnya
adalah bahwa anak-anak biasanya tidak belajar untuk mengendalikan
perilaku mereka sendiri.
Pengasuhan Bersama
Pada pengasuhan bersama, orang tua mendukung satu sama lain untuk
bersama-sama membesarkan anak. Kurangnya pengasuhan bersama yang
efektif karena koordinasi yang buruk antara orang tua, merendahkan salah
satu orang tuanya, kurangnya kerjasama dan kehangatan, dan pemutusan
oleh salah satu orang tua adalah kondisi yang menempatkan anak-anak pada
risiko masalah.
12. Keluarga yang berubah dalam masyarakat yang berubah
Jumlah anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang bercerai, keluarga
orang tua tiri, dan keluarga yang kedua orangtuanya bekerja di luar rumah
semakin meningkat. Pada orangtua yang bekerja akan menghasilkan efek
pengasuhan, baik positif maupun negatif. Orang tua yang memiliki kondisi
pekerjaan yang buruk, seperti jam kerja yang panjang, kerja lembur, stres
karena bekerja, dan kurangnya otonomi di tempat kerja, cenderung lebih
mudah marah di rumah dan terlibat dalam pengasuhan yang kurang efektif
daripada orangtua yang memiliki kondisi kerja yang lebih baik.
Sementara anak-anak dari keluarga yang bercerai menunjukkan penyesuaian
yang lebih buruk dibandingkan rekan-rekan mereka dari keluarga yang tidak
bercerai. ketika anak-anak dari rumah yang bercerai menunjukkan masalah,
masalah timbul bukan hanya karena perceraian, namun juga karena konflik
perkawinan yang mengarah ke arah perceraian. efek perceraian pada anak
sangatlah kompleks, tergantung kepada faktor-faktor seperti usia anak,
kekuatan dan kelemahan anak pada saat perceraian, jenis ketahanan, status
sosial ekonomi, dan fungsi keluarga setelah perceraian.
2. Teman Sebaya
Selain keluarga dan guru, rekan sebaya juga memainkan peran yang kuat
dalam perkembangan anak-anak dan pendidikan. Dalam pertemanan rekan
sebaya Terdapat lima jenis status rekan sebaya, yaitu:
a. Anak populer. Anak populer sering dinominasikan sebagai sahabat dan
jarang tidak disukai oleh rekan sebaya mereka. anak populer
memberikan bantuan, mendengarkan dengan cermat, menjaga jalur
komunikasi yang terbuka dengan rekan sebaya, merasa bahagia,
bertindak seperti diri mereka sendiri, menunjukkan antusiasme dan
kepedulian terhadap orang lain, serta percaya diri tanpa terlihat
sombong.
b. Anak rata-rata. Anak rata-rata menerima jumlah rata-rata dari kedua
nominasi positif dan negatif dari rekan-rekan mereka.
13. c. Anak terlantar. Anak terabaikan atau terlantar yang jarang
dinominasikan sebagai sahabat, namun bukan berarti tidak disukai
oleh rekan-rekan mereka.
d. Anak ditolak. Anak yang ditolak jarang dinominasikan sebagai sahabat
seseorang dan sering secara aktif tidak disukai oleh rekan-rekan
mereka.
e. Anak kontroversial. Anak kontroversial sering dinominasikan baik
sebagai sahabat seseorang dan sebagai orang yang tidak disukai.
Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah tentang aturan dan konvensi berinteraksi antara orang-
orang. aturan aturan ini dapat dipelajari dalam tiga domain: kognitif, perilaku, dan
emosional. masalah utama dalam domain kognitif adalah bagaimana siswa berpikir
mengenai alasan atau aturan untuk perilaku etis. Dalam domain perilaku fokusnya adalah
pada cara siswa benar-benar berperilaku, bukan pada moralitas pemikiran mereka.
Sementara itu, dalam domain emosional penekanannya adalah pada cara siswa merasa
secara moral. misalnya, Apakah mereka mengasosiasikan perasaan bersalah yang cukup
kuat dengan tindakan tidak bermoral untuk menolak melakukan tindakan tersebut? Apakah
mereka menunjukkan empati terhadap orang lain?
14. Lawrence Kohlberg menekankan bahwa perkembangan moral merupakan penalaran
moral yang terjadi secara bertahap. Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga
level yang tersusun atas enam tahap:
Level 1 Kohlberg: Penalaran Pra-Konvensional.
Level ini merupakan level terendah dari penalaran dalam teori Kohlberg. Level ini terdiri
atas dua tahap yaitu hukuman dan orientasi kepatuhan (tahap 1) dan individualisme, tujuan
instrumental, dan pertukaran (tahap 2).
Tahap 1. Hukuman dan orientasi kepatuhan, adalah tahap pertama pada perkembangan
moral Kohlberg pada tahap ini pemikiran moral sering dikaitkan dengan hukuman. Misalnya
anak-anak dan remaja mematuhi orang dewasa karena orang dewasa memberitahu mereka
untuk taat.
Tahap 2. Individualisme, tujuan instrumental, dan pertukaran adalah tahap kedua dari teori
ini. Pada tahap ini individu mengejar kepentingan mereka sendiri tetapi juga membiarkan
orang lain melakukan hal yang sama. Jadi, apa yang benar adalah melibatkan pertukaran
yang sama seseorang baik kepada orang lain sehingga orang lain akan baik kepada mereka
kembali.
Level 2 Kohlberg : Penalaran konvensional.
Individu pada level ini mematuhi standar tertentu (internal), seperti orang tua atau hukum
masyarakat. penalaran konvensional terdiri atas dua tahap: harapan interpersonal bersama,
hubungan, dan kesesuaian interpersonal (tahap 3), dan sistem moralitas sosial (tahap 4) .
Tahap 3. Harapan interpersonal bersama, hubungan, dan ke sesuai interpersonal adalah
perkembangan Kohlberg. pada tahap ini, seseorang menghargai nilai, kepedulian, dan
kepada orang lain sebagai dasar penilaian moral. anak-anak dan remaja sering mengadopsi
standar moral orang tua mereka pada tahap ini, berusaha untuk dianggap oleh orang tua
mereka sebagai anak perempuan yang baik atau anak laki-laki yang baik.
Tahap 4. Moralitas sistem sosial merupakan tahap keempat dari teori perkembangan moral
Kohlberg. Pada tahap ini, penilaian moral didasarkan pada pemahaman tatanan sosial,
hukum, keadilan, dan tugas. sebagai contoh remaja mungkin mengatakan bahwa agar
masyarakat bekerja secara efektif, perlu dilindungi hukum yang dianut oleh anggotanya.
15. Level 3 Kohlberg: Penalaran Pasca-konvensional.
Pada tingkat ini moralitas lebih internal. Tingkat Pasca konvensional moralitas terdiri atas
dua tahap: hak kontrak atau utilitas individu dan sosial (tahap 5) dan prinsip-prinsip etis
yang universal (tahap 6).
Tahap 5. Kontrak sosial atau utilitas dan hak individu adalah tahap kelima Kohlberg. pada
tahap ini individu beralasan bahwa nilai-nilai hak dan prinsip mendasari atau melampaui
hukum. Seseorang mengevaluasi keabsahan hukum aktual dan mengkaji sistem sosial dalam
hal sejauh mana mereka melestarikan dan melindungi nilai-nilai dan hak asasi manusia.
Tahap 6. prinsip etika universal adalah tahap ke-6 dan tertinggi dalam teori ini pada tahap
ini, orang telah mengembangkan standar moral berdasarkan hak asasi manusia secara
universal. ketika dihadapkan dengan konflik antara hukum dan hati nurani, orang tersebut
akan mengikuti hati nurani, meski keputusan tersebut mungkin melibatkan resiko pribadi.