Transformator adalah peralatan listrik yang mengubah tegangan listrik tinggi menjadi tegangan rendah atau sebaliknya dengan frekuensi yang sama. Transformator terdiri dari bagian inti besi, kumparan primer dan sekunder, serta peralatan pendukung seperti minyak pendingin dan sistem proteksi. Transformator berfungsi menyalurkan energi listrik dari tegangan tinggi ke rendah atau sebaliknya.
Dokumen tersebut membahas tentang gardu induk sebagai pusat pembagi daya listrik ke konsumen. Ia menjelaskan pengertian gardu induk, jenis-jenisnya, fasilitas dan peralatan yang ada seperti transformator, pemutus daya, dan peralatan lainnya. Dokumen ini juga membahas perancangan gardu induk yang mempertimbangkan kapasitas sistem, sifat gardu induk, dan kondisi setempat.
Adalah suatu unit peralatan listrik yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan peralatan listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik
1. Laporan ini membahas sistem pendingin Generator Transformer (GT) daya 370 MVA di PLTU 2 Banten Labuan.
2. Sistem pendingin yang digunakan pada GT ini adalah Oil Forced Air Forced (OFAF) untuk mengatasi panas berlebih selama beroperasi.
3. Spesifikasi GT meliputi kapasitas 370 MVA, tegangan 150kV/20kV, dan berbagai parameter lainnya.
Pada prinsipnya penempatan gardu induk memiliki kriteria tertentu dimana hal penempatan ini berdasarkan kebutuhan (demand) beban yang semakin meningkat, mendekati bahkan melebihi kemampuan Gardu Induk yang ada
Dokumen tersebut membahas tentang gardu induk, termasuk definisi, fungsi, klasifikasi, dan komponen utama gardu induk seperti transformator, switchgear, dan peralatan kontrol."
Gardu induk merupakan sub-sistem penting dalam sistem penyaluran tenaga listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan, menyalurkan, dan mengatur tegangan listrik sesuai kebutuhan. Terdapat berbagai jenis gardu induk berdasarkan pemasangan peralatan, tegangan, fungsi, isolasi, dan sistem busbar yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem transmisi tenaga listrik, termasuk komponen-komponen penting seperti saluran transmisi, komponen menara, dan jenis-jenis gangguan yang sering terjadi. Dibahas pula klasifikasi saluran berdasarkan tegangan dan jarak serta komponen-komponen pembentuk saluran seperti konduktor, isolator, dan menara penyangga.
Sistem proteksi tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan peralatan listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik
Gardu induk merupakan sub sistem penting dalam sistem transmisi listrik yang berfungsi untuk mentransformasi tegangan, mengukur dan mengawasi operasi, serta mengatur pelayanan beban listrik ke gardu lain dan konsumen. Jenis dan peralatan gardu induk bervariasi untuk menyesuaikan besaran tegangan dan isolasi yang digunakan.
Presentasi ini membahas tentang gardu induk, termasuk pengertian dan fungsinya, jenis-jenisnya berdasarkan pelayanan, penempatan, isolasi, dan bentuk rangkaian relnya. Juga dibahas fasilitas dan peralatan gardu induk seperti transformator utama, rel daya, dan peralatan penghubung. Dijelaskan pula prinsip kerja, gangguan-gangguan pengaman, isolasi, serta transformator utama dalam gardu induk. "
Gardu induk merupakan bagian yang tak terpisahkan dari saluran transmisi distribusi listrik. Dimana suatu system tenaga yang dipusatkan pada suatu tempat berisi saluran transmisi dan distribusi,perlengkapan hubung bagi,transfomator, dan peralatan pengaman serta peralatan control.
Gardu Distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik yang terdiri dari instalasi perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380 V)
Gardu distribusi adalah bangunan yang berisi peralatan untuk menyalurkan listrik tegangan menengah dan rendah, seperti transformator distribusi, peralatan hubung tegangan menengah dan rendah, serta peralatan pengukur dan pengaman. Terdapat beberapa jenis gardu berdasarkan konstruksi dan penggunaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang alat-alat proteksi pada jaringan distribusi tegangan menengah 20 kV. Dibahas mengenai fungsi dan jenis-jenis alat pengaman seperti celah batang, tanduk api, celah sekring, celah kontrol, celah tanduk, tabung pelindung, dan lightning arrester beserta gambar ilustrasinya.
Teks tersebut membahas tentang gardu distribusi dan transformator distribusi dalam sistem distribusi tenaga listrik. Gardu distribusi berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen dan membagikan tenaga listrik ke konsumen. Ada berbagai jenis gardu distribusi dan transformator distribusi yang digunakan untuk menurunkan tegangan listrik dari jaringan distribusi.
Gardu Induk (GI) adalah suatu pusat pembagi daya ke beban tertentu pada suatu daerah tertentu pula. Dari gardu inilah dihubungkan ke beban atau ke konsumen melalui saluran atau jaringan distribusi.
Fungsi utama dari instalasi tenaga listrik yang ada pada gardu induk ialah menurunkan tegangan dari tagangan tinggi ke tegangan menengah dengan peralatan utamanya adalah step down transformer Begitu Pula sebaliknya disebut Step Up Transforrmer
Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu system distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan atau mendistribusikan tenaga listrik pada beban atau konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah.
Transformator atau trafo adalah peralatan listrik yang menyalurkan dan mengubah tegangan listrik dari tinggi ke rendah atau sebaliknya. Trafo bekerja dengan mengalirkan arus listrik melalui kumparan yang membentuk medan magnetik untuk mentransformasikan tegangan. Trafo digunakan untuk aplikasi transmisi, distribusi, dan industri, serta diklasifikasikan berdasarkan ukuran, fungsi, pendinginan, dan kapasitas tegangannya.
Gardu induk merupakan gabungan dari transformator, switchgear, dan sistem kontrol yang bekerja sama untuk mentransformasikan tegangan listrik dari tingkat tinggi menjadi tingkat menengah atau rendah serta mendistribusikan listrik ke wilayah yang dibutuhkan. Gardu induk melindungi peralatan listrik dan memastikan pasokan listrik yang aman dan teratur.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Transformator atau trafo adalah alat listrik yang dapat mengubah tegangan listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain melalui prinsip elektromagnetik. Trafo digunakan untuk mengirimkan tenaga listrik, menyesuaikan tegangan, pengukuran besaran listrik, dan memisahkan rangkaian. Trafo terdiri atas inti besi, kumparan primer dan sekunder, serta minyak pendingin dan isolasi.
Dokumen tersebut membahas tentang gardu induk, termasuk definisi, fungsi, klasifikasi, dan komponen utama gardu induk seperti transformator, switchgear, dan peralatan kontrol."
Gardu induk merupakan sub-sistem penting dalam sistem penyaluran tenaga listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan, menyalurkan, dan mengatur tegangan listrik sesuai kebutuhan. Terdapat berbagai jenis gardu induk berdasarkan pemasangan peralatan, tegangan, fungsi, isolasi, dan sistem busbar yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem transmisi tenaga listrik, termasuk komponen-komponen penting seperti saluran transmisi, komponen menara, dan jenis-jenis gangguan yang sering terjadi. Dibahas pula klasifikasi saluran berdasarkan tegangan dan jarak serta komponen-komponen pembentuk saluran seperti konduktor, isolator, dan menara penyangga.
Sistem proteksi tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan peralatan listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik
Gardu induk merupakan sub sistem penting dalam sistem transmisi listrik yang berfungsi untuk mentransformasi tegangan, mengukur dan mengawasi operasi, serta mengatur pelayanan beban listrik ke gardu lain dan konsumen. Jenis dan peralatan gardu induk bervariasi untuk menyesuaikan besaran tegangan dan isolasi yang digunakan.
Presentasi ini membahas tentang gardu induk, termasuk pengertian dan fungsinya, jenis-jenisnya berdasarkan pelayanan, penempatan, isolasi, dan bentuk rangkaian relnya. Juga dibahas fasilitas dan peralatan gardu induk seperti transformator utama, rel daya, dan peralatan penghubung. Dijelaskan pula prinsip kerja, gangguan-gangguan pengaman, isolasi, serta transformator utama dalam gardu induk. "
Gardu induk merupakan bagian yang tak terpisahkan dari saluran transmisi distribusi listrik. Dimana suatu system tenaga yang dipusatkan pada suatu tempat berisi saluran transmisi dan distribusi,perlengkapan hubung bagi,transfomator, dan peralatan pengaman serta peralatan control.
Gardu Distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik yang terdiri dari instalasi perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380 V)
Gardu distribusi adalah bangunan yang berisi peralatan untuk menyalurkan listrik tegangan menengah dan rendah, seperti transformator distribusi, peralatan hubung tegangan menengah dan rendah, serta peralatan pengukur dan pengaman. Terdapat beberapa jenis gardu berdasarkan konstruksi dan penggunaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang alat-alat proteksi pada jaringan distribusi tegangan menengah 20 kV. Dibahas mengenai fungsi dan jenis-jenis alat pengaman seperti celah batang, tanduk api, celah sekring, celah kontrol, celah tanduk, tabung pelindung, dan lightning arrester beserta gambar ilustrasinya.
Teks tersebut membahas tentang gardu distribusi dan transformator distribusi dalam sistem distribusi tenaga listrik. Gardu distribusi berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen dan membagikan tenaga listrik ke konsumen. Ada berbagai jenis gardu distribusi dan transformator distribusi yang digunakan untuk menurunkan tegangan listrik dari jaringan distribusi.
Gardu Induk (GI) adalah suatu pusat pembagi daya ke beban tertentu pada suatu daerah tertentu pula. Dari gardu inilah dihubungkan ke beban atau ke konsumen melalui saluran atau jaringan distribusi.
Fungsi utama dari instalasi tenaga listrik yang ada pada gardu induk ialah menurunkan tegangan dari tagangan tinggi ke tegangan menengah dengan peralatan utamanya adalah step down transformer Begitu Pula sebaliknya disebut Step Up Transforrmer
Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu system distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan atau mendistribusikan tenaga listrik pada beban atau konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah.
Transformator atau trafo adalah peralatan listrik yang menyalurkan dan mengubah tegangan listrik dari tinggi ke rendah atau sebaliknya. Trafo bekerja dengan mengalirkan arus listrik melalui kumparan yang membentuk medan magnetik untuk mentransformasikan tegangan. Trafo digunakan untuk aplikasi transmisi, distribusi, dan industri, serta diklasifikasikan berdasarkan ukuran, fungsi, pendinginan, dan kapasitas tegangannya.
Gardu induk merupakan gabungan dari transformator, switchgear, dan sistem kontrol yang bekerja sama untuk mentransformasikan tegangan listrik dari tingkat tinggi menjadi tingkat menengah atau rendah serta mendistribusikan listrik ke wilayah yang dibutuhkan. Gardu induk melindungi peralatan listrik dan memastikan pasokan listrik yang aman dan teratur.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Transformator atau trafo adalah alat listrik yang dapat mengubah tegangan listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain melalui prinsip elektromagnetik. Trafo digunakan untuk mengirimkan tenaga listrik, menyesuaikan tegangan, pengukuran besaran listrik, dan memisahkan rangkaian. Trafo terdiri atas inti besi, kumparan primer dan sekunder, serta minyak pendingin dan isolasi.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang transformator (trafo) yang menjelaskan prinsip kerjanya, komponen-komponen utamanya seperti kumparan, inti besi, minyak pendingin, bushing, tangki, dan juga berbagai jenis transformator seperti step up, step down, autotransformator, serta penjelasan tentang kerja paralel transformator dan perlengkapan gardu transmisi.
Bab ini membahas tentang gardu trafo distribusi dan transformator distribusi. Gardu trafo distribusi berlokasi dekat konsumen dan berfungsi menurunkan tegangan dari 20kV menjadi 400/230 Volt menggunakan transformator. Transformator terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang saling berhubungan magnetis untuk mentransfer daya listrik. Bab ini juga membahas gangguan seperti sambaran petir dan hubung singkat yang dapat terjadi pada gardu trafo distribusi.
Makalah ini membahas komponen-komponen elektronika yang digunakan dalam industri, meliputi transformator daya, IC, kapasitor, LED, relay, saklar, TRIAC, dan SCR. Transformator daya digunakan dalam sistem distribusi listrik industri, sedangkan IC berperan penting dalam sistem kontrol mesin dan robotika industri.
Transformator menggunakan prinsip induksi Faraday dan hukum Lorentz untuk menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke rendah. Transformator terdiri dari inti besi, belitan tembaga, minyak isolasi, dan komponen lainnya yang berfungsi untuk mengatur aliran dan penyaluran daya secara aman. Transformator dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan ukurannya.
Trafo adalah alat yang mengubah tegangan listrik dengan menggunakan medan magnet. Ia terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang terhubung oleh inti besi. Trafo bekerja dengan menginduksi tegangan pada kumparan sekunder melalui medan magnet yang dihasilkan kumparan primer. Trafo memiliki berbagai jenis dan hubungan untuk menyesuaikan tegangan antara sumber dan beban listrik.
1) Transformator adalah alat listrik yang dapat memindahkan energi listrik dengan merubah tingkat tegangan melalui prinsip induksi magnetik tanpa merubah frekuensi.
2) Bagian utama transformator terdiri dari inti besi, kumparan, minyak trafo, tangki, dan bushing.
3) Prinsip kerja transformator berdasarkan hukum elektromagnetik Faraday tentang induksi elektromagnetik.
Transformator adalah alat listrik yang dapat memindahkan energi listrik dengan merubah tegangan melalui induksi magnetik tanpa merubah frekuensi. Terdiri dari inti besi, kumparan primer dan sekunder, minyak pendingin, dan peralatan bantu seperti tap changer dan pengaman. Kerjanya didasari prinsip Faraday tentang induksi elektromagnetik.
TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK PARALEL TRANSFORMATTORaribagus15
油
Transformator adalah alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik antar rangkaian melalui induksi elektromagnetik. Ia terdiri dari dua kumparan yang terpisah listrik tetapi terhubung magnetik oleh inti besi, memungkinkan transformasi tegangan antara kumparan primer dan sekunder. Jenis transformator meliputi trafo radio, pengukuran, dan tenaga yang berbeda ukuran dan kegunaan tergantung aplikasinya.
Transformator atau trafo adalah alat listrik yang dapat mengubah taraf tegangan AC. Trafo bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnet dan terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang dililitkan pada inti besi. Perubahan arus pada kumparan primer akan menimbulkan medan magnet yang menginduksi tegangan pada kumparan sekunder, sehingga taraf tegangan bisa dinaikkan atau diturunkan.
Sistem pengapian baterai konvensional pada mobil 4 silinder terdiri atas baterai, kunci kontak, koil pengapian, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi. Sistem ini bekerja dengan menaikkan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi melalui koil pengapian dan membagikan tegangan tinggi tersebut ke setiap busi melalui distributor.
1. MODUL-5 TRANSFORMATOR
Transformator/ Transformer / Trafo adalah suatu peralatan listrik yang termasuk dalam klasifikasi mesin listrik
statis dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya, dengan frekuensi sama. Dalam pengoperasiannya, transformator-transformator tenaga pada
umumnya ditanahkan pada titik netral, sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi.
Sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator
70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih
dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.
Dasar dari teori transformator adalah sebagai berikut :
Apabila ada arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah
menjadi magnit dan apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut
akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnit, sehingga akan timbul gaya gerak listrik (GGL).
Klasifikasi Transformator Tenaga
Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut sistem pemasangan dan cara pendinginannya.
1. Menurut Pemasangan
Pemasangan dalam
Pemasangan luar
2. Menurut Pendinginan, menurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut:
a) Berdasarkan Fungsi dan pemakaian:
Transformator mesin (untuk mesin-mesin listrik)
Transformator Gardu Induk
Transformator Distribusi
b) Berdasarkan Kapasitas dan Tegangan Kerja:
Contoh transformator 3 phasa dengan tegangan kerja di atas 1100 kV dan daya di atas 1000 MVA ditunjukkan
pada Gambar 1.
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
1 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana
2. Gambar 1. Contoh Transformator 3 Phasa dengan Tegangan Kerja >1100 kV dan Daya >1000 MVA.
Dalam usaha mempermudah pengawasan dalam operasi, transformator dapat dibagi menjadi: transformator
besar, transformator sedang, dan transformator kecil.
Cara Kerja dan Fungsi Bagian-Bagian Transformator
Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
Bagian utama transformator
Peralatan Bantu
Peralatan Proteksi
Setiap bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing, dan untuk detailnya anda juga dapat membaca artikel
mengenai komponen-komponen transformator di sini
1. Bagian utama transformator, terdiri dari:
a) Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan.
Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi)
yang ditimbulkan oleh arus pusar atau arus eddy (eddy current).
b) Kumparan transformator
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
2 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana
3. Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan kumparan tersebut diisolasi, baik terhadap inti
besi maupun terhadap kumparan lain dengan menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.
Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan
dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluks yang menimbulkan induksi
tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka mengalir arus pada kumparan tersebut,
sehingga kumparan ini berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
c) Kumparan tertier
Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk
kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier sering
digunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan
reactor shunt, namun demikian tidak semua transformator daya mempunyai kumparan tertier.
d) Minyak transformator
Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang intinya direndam dalam minyak
transformator, terutama pada transformator-transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak
transformator mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai
isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.
Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:
kekuatan isolasi tinggi
penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap
dengan cepat
viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat menimbulkan baha
tidak merusak bahan isolasi padat
sifat kimia yang stabil
Minyak transformator baru harus memiliki spesifikasi seperti tampak pada Tabel 1 di bawah ini.
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
3 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana
4. Tabel 1. Spesifikasi Minyak Isolasi Baru.
Untuk minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator berkapasitas > 1 MVA atau bertegangan > 30 kV sifatnya
seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Spesifikasi Minyak Isolasi Pakai.
e) Bushing
Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar melalui sebuah bushing, yaitu sebuah konduktor yang
diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator.
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
4 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana
5. f) Tangki dan konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari transformator yang terendam minyak transformator berada atau
(ditempatkan) di dalam tangki. Untuk menampung pemuaian pada minyak transformator, pada tangki dilengkapi
dengan sebuah konservator.
Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya adalah:
Jenis sirip (tank corrugated) Badan tangki terbuat dari pelat baja bercanai dingin yang menjalani penekukan,
pemotongan dan proses pengelasan otomatis, untuk membentuk badan tangki bersirip dengan siripnya berfungsi
sebagai radiator pendingin dan alat bernapas pada saat yang sama. Tutup dan dasar tangki terbuat dari plat baja
bercanai panas yang kemudian dilas sambung kepada badan tangki bersirip membentuk tangki corrugated ini.
Umumnya transformator di bawah 4000 kVA dibuat dengan bentuk tangki corrugated.
Jenis tangki Conventional Beradiator, Jenis tangki terdiri dar badan tangki dan tutup yang terbuat dari mild
steel plate (plat baja bercanai panas) ditekuk dan dilas untuk dibangun sesuai dimensi yang diinginkan, sedang
radiator jenis panel terbuat dari pelat baja bercanai dingin (cold rolled steel sheets). Transformator ini umumnya
dilengkapi dengan konservator dan digunakan untuk 25.000,00 kVA, yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Transformator Tipe Conventional Beradiator (Sumber Trafindo, 2005)
Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined, Tipe tangki ini sama dengan jenis conventional tetapi di atas
permukaan minyak terdapat gas nitrogen untuk mencegah kontak antara minyak dengan udara luar
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
5 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana
6. 2. Peralatan Bantu
a) Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila
panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi transformator, maka untuk
mengurangi adanya kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada transformator perlu juga dilengkapi dengan
sistem pendingin yang bergungsi untuk menyalurkan panas keluar transformator. Media yang digunakan pada
sistem pendingin dapat berupa
udara, gas, minyak dan air.
Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:
Alamiah (natural)
Tekanan/paksaan (forced).
Tabel 3. Tipe Pendinginan Transformator
keterangan: A = air (udara), O = Oil (minyak), N = Natural (alamiah), F = Forced (Paksaan / tekanan)
b) Tap Changer (perubah tap)
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder
sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik
dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load), dan tergantung jenisnya.
c) Alat pernapasan
Karena adanya pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu minyak akan
berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara
di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka
udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan transformator. Permukaan
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
6 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana
7. minyak transformator akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus
pada minyak transformator, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar
dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroscopis.
d) Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indicator yang dipasang pada
transformator. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
indikator suhu minyak
indikator permukaan minyak
indikator sistem pendingin
indikator kedudukan tap, dan sebagainya.
3. Peralatan Proteksi
a) Relay Bucholz
Relay Bucholz adalah relai yang berfungsi mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan transformator
yang menimbulkan gas.
Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam phasa
Hubung singkat antar phasa
Hubung singkat antar phasa ke tanah
Busur api listrik antar laminasi
Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
b) Relai Tekanan Lebih
Relai ini berfungsi hampir sama seperti Relay Bucholz. Fungsinya adalah mengamankan terhadap gangguan di
dalam transformator. Bedanya relai ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung
mentripkan pemutus tenaga (PMT). Alat pengaman tekanan lebih ini berupa membran yang terbuat dari kaca,
plastik, tembaga atau katup berpegas, sebagai pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekan gas
yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan
tangki transformator
c) Relai Diferensial
Berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan di dalam transformator, antara lain adalah kejadian
flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
7 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana
8. dalam kumparan ataupun beda kumparan.
d) Relai Arus lebih
Berfungsi mengamankan transformator jika arus yang mengalir melebihi dari nilai yang diperkenankan lewat
pada transformator tersebut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung
singkat. Arus lebih ini dideteksi oleh transformator arus atau current transformator (CT).
e) Relai Tangki Tanah
Alat ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan
dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.
f) Relai Hubung Tanah
Fungsi alat ini adalah untuk mengamankan transformator jika terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke
tanah.
g) Relai Thermis
Alat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari kerusakan isolasi pada kumparan, akibat
adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam relai ini adalah kenaikan
suhu.
Komponen-Komponen Transformator / Transformer / Trafo
Komponen-Komponen Transformator / Transformer / Trafo
1. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui
kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-
rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau
gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
8 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana
9. inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan
tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
3. Minyak Transformator
Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai isolasi dan pendingin
pada transformator.
Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan tegangan tembus,
sedangkan
sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas yang ditimbulkan,
sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi transformator dari
gangguan.
Minyak transformator mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung adalah senyawa
hidrokarbon parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa hidrokarbon aromatik. Selain ketiga senyawa
tersebut, minyak transformator masih mengandung senyawa yang disebut zat aditif meskipun kandungannya
sangat kecil .
4. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor
yang diselubungi oleh isolator. Bushing sekaligus berfungsi sebagai penyekat/isolator antara konduktor tersebut
dengan tangki transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang sering
disebut center tap.
5. Tangki Konservator
Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat pemanasan trafo
karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan relai bucholzt yang akan meyerap gas produksi akibat
kerusakan minyak . Untuk menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara
melalui saluran pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara, sering disebut dengan silica
gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya.
6. Peralatan Bantu Pendinginan Transformator
Pada inti besi dan kumparan kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi tembaga. Maka panas tersebut
mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, ini akan merusak isolasi, maka untuk mengurangi kenaikan suhu
yang berlebihan tersebut transformator perlu dilengkapi dengan alat atau sistem pendingin untuk menyalurkan
panas keluar transformator, media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, Minyak dan
Air.
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
9 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana
10. Pada cara alamiah, pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu media dan untuk mempercepat
pendinginan dari media-media (minyak-udara/gas) dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip
(radiator). Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara manual dapat dilengkapi dengan
peralatan untuk mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa pompa sirkulasi minyak, udara dan air,
cara ini disebut pendingin paksa (Forced).
7. Tap Changer
Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangan nominalnya sesuai ketentuan, tapi pada saat operasi dapat saja
terjadi penurunan tegangan sehingga kualitasnya menurun, untuk itu perlu alat pengatur tegangan agar
tegangan selau pada kondisi terbaik, konstan dan berkelanjutan.
Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan tegangan pada sisi masuk/input tidak
mengakibatkan perubahan tegangan pada sisi keluar/output, dengan kata lain tegangan di sisi keluar/output-nya
tetap. Alat ini disebut sebagai sadapan pengatur tegangan tanpa terjadi pemutusan beban, biasa disebut On
Load Tap Changer (OLTC). Pada umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan jumlahnya tergantung
pada perancangan dan perubahan sistem tegangan pada jaringan.
8. Alat pernapasan (Dehydrating Breather)
Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang timbul, maka minyak ditampung pada
tangki yang sering disebut sebagai konservator. Pada konservator ini permukaan minyak diusahakan tidak boleh
bersinggungan dengan udara, karena kelembaban udara yang mengandung uap air akan mengkontaminasi
minyak walaupun proses pengkontaminasinya berlangsung cukup lama. Untuk mengatasi hal tersebut, udara
yang masuk kedalam tangki konservator pada saat minyak menjadi dingin memerlukan suatu media penghisap
kelembaban, yang digunakan biasanya adalah silica gel. Kebalikan jika trafo panas maka pada saat menyusut
maka akan menghisap udara dari luar masuk kedalam tangki dan untuk menghindari terkontaminasi oleh
kelembaban udara maka diperlukan suatu media penghisap kelembaban yang digunakan biasanya adalah silica
gel, yang secara khusus dirancang untuk maksud tersebut diatas.
9. Indikator-indikator
a . Thermometer / Temperature Gauge, alat ini berfungsi untuk mengukur tingkat panas dari trafo, baik
panasnya kumparan primer dan sekunder juga minyak trafonya. Thermometer ini bekerja atas dasar air raksa
(mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung pemuaian dan tersambung dengan jarum indikator derajat panas.
Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor (khusus yang tersambung dengan
transformator arus, yang terpasang pada salah satu fasa fasa tengah) dengan demikian penunjukan yang
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
10 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana
11. diperoleh adalah relatif terhadap panas sebenarnya yang terjadi.
b. Permukaan minyak / Level Gauge, alat ini berfungsi untuk penunjukan tinggi permukaan minyak yang ada
pada konservator. Ada beberapa jenis penunjukan, seperti penunjukan lansung yaitu dengan cara memasang
gelas penduga pada salah satu sisi konservator sehingga akan mudah mengetahui level minyak. Sedangkan
jenis lain jika konservator dirancang sedemikian rupa dengan melengkapi semacam balon dari bahan elastis dan
diisi dengan udara biasa dan dilengkapi dengan alat pelindung seperti pada sistem pernapasan sehingga
pemuaian dan penyusutan minyak-udara yang masuk kedalam balon dalam kondisi kering dan aman.
10. Peralatan Proteksi Internal
a . Relai Bucholzt, Penggunaan relai deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam minyak yaitu untuk
mengamankan transformator yang didasarkan pada gangguan Transformator seperti : arcing, partial discharge
dan over heating yang umumnya menghasilkan gas. Gas-gas tersebut dikumpulkan pada ruangan relai dan akan
mengerjakan kontak-kontak alarm.
Relai deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan yang tanggap terhadap ketidaknormalan aliran minyak yang
tinggi yang timbul pada waktu transformator terjadi gangguan serius. Peralatan ini akan menggerakkan kontak
trip yang pada umumnya terhubung dengan rangkaian trip Pemutus Arus dari instalasi transformator tersebut.
Ada beberapa jenis relai bucholtz yang terpasang pada transformator, Relai sejenis tapi digunakan untuk
mengamankan ruang On Load Tap Changer (OLTC) dengan prinsip kerja yang sama sering disebut dengan
Relai Jansen. Terdapat beberapa jenis antara lain sama seperti relai buhcoltz tetapi tidak ada kontrol gas, jenis
tekanan ada yang menggunakan membran/selaput timah yang lentur sehingga bila terjadi perubahan tekanan
kerena gangguan akan bekerja, disini tidak ada alarm akan tetapi langsung trip dan dengan prinsip yang sama
hanya menggunakan pengaman tekanan atau saklar tekanan.
b. Jansen membran, alat ini berfungsi untuk pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane) / Bursting Plate.
Relai ini bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan didalam transformator, karena tekanan melebihi
kemampuan membran/selaput yang terpasang, maka membran akan pecah dan minyak akan keluar dari dalam
transformator yang disebabkan oleh tekanan minyak
c . Relai tekanan lebih (Sudden Pressure Relay), suatu flash over atau hubung singkat yang timbul pada suatu
transformator terendam minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu tekanan lebih didalam tangki, karena
gas yang dibentuk oleh dekomposisi dan evaporasi minyak. Dengan melengkapi sebuah relai pelepasan tekanan
lebih pada trafo, maka tekanan lebih yang membahayakan tangki trafo dapat dibatasi besarnya. Apabila tekanan
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
11 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana
12. lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu beberapa millidetik, maka terjadi panas lebih pada cairan tangki dan
trafo akan meledak. Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi tekanan tersebut.
d. Relai pengaman tangki, relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir pada tangki, akibat
gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu seperti motor kipas, sirkulasi dan motor-motor bantu yang lain,
pemanas dll.
Arus ini sebagai pengganti relai diferensial sebab sistim relai pengaman tangki biasanya dipasang pada trafo
yang tidak dilengkapi trafo arus disisi primer dan biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil. Trafo dipasang
diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang
dilewatkan melali trafo arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang kecil kemudian tersambung pada relai
tangki tanah dengan ratio Trafo arus antara 300 s/d 500 dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.
e. Neutral Grounding Resistance / NGR atau Resistance Pentanahan Trafo, adalah tahanan yang dipasang
antara titik netral trafo dengan pentanahan, dimana berfungsi untuk memperkecil arus gangguan. Resistance
dipasang pada titik neutral trafo yang dihubungkan Y ( bintang/wye ).
NGR biasanya dipasang pada titik netral trafo 70 kV atau 20 kV, sedangkan pada titik netral trafo 150 kV dan
500 kV digrounding langsung (solid)
Nilai NGR:
Tegangan 70 kV = 40 Ohm
Tegangan 20 kV = 12 Ohm,40 Ohm, 200 Ohm dan 500 Ohm
Jenis Neutral Grounding Resistance
- Resistance Liquid (Air), yaitu bahan resistance-nya adalah air murni. Untuk memperoleh nilai Resistance yang
diinginkan ditambahkan garam KOH .
- Resistance Logam, yaitu bahannya terbuat dari logam nekelin dan dibuat dalam panel dengan nilai resistance
yang sudah ditentukan.
11. Peralatan Tambahan untuk Pengaman Transformator
a. Pemadam kebakaran, (biasanya untuk transformator transformator besar ), Sistem pemadam kebakaran
yang modern pada transformator saat sekarang sudah sangat diperlukan. Fungsi yang penting untuk mencegah
terbakarnya trafo atau memadamkan secepat mungkin trafo jika terjadi kebakaran.
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
12 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana
13. Penyebab trafo terbakar adalah karena gangguan hubung singkat pada sisi sekunder sehingga pada trafo akan
mengalir arus maksimumnya. Jika proses tersebut berlangsung cukup lama dan relai tidak beroperasi.
Sementara itu, tidak beroperasinya relai juga sebagai akibat salah menyetel waktu pembukaan PMT, relai rusak,
dan sumber DC yang tidak ada, serta kerusakan sistim pengawatan.
Sistem pemadam kebakaran yang modern yaitu dengan sistem mengurangi minyak secara otomatis sehingga
terdapat ruang yang mana secara paksa gas pemisah oksigen diudara dimasukan kedalam ruang yang sudah
tidak ada minyaknya sehingga tidak ada pembakaran minyak, dan kerusakan yang lebih parah dapat
dihindarkan, walaupun kondisi trafo menjadi rusak.
Proses pembuangan minyak secara grafitasi atau dengan menggunakan motor pompa DC adalah suatu kondisi
yang sangat berisiko, sebab hanya menggunakan katup otomatis yang dikendalikan oleh pemicu dari saklar
akibat panasnya api dan menutupnya katup otomatis pada katup pipa minyak penghubung tanki (konservator) ke
dalam trafo (sebelum relai bucholz), serta adanya gas pemisah oksigen (gas nitrogen yang bertekanan tinggi)
diisikan melaui pipa yang disambung pada bagian bawah trafo kemudian akan menuju keruang yang tidak terisi
minyak.
b. Thermometer pengukur langsung, Thermometer pengukur langsung banyak digunakan pada instalasi
tegangan tinggi/Gardu Induk , seperti pada ruang kontrol, ruang relai, ruang PLC dll. Suhu ruangan dicatat
secara periodik pada formulir yang telah disiapkan dan dievaluasi sebagai bahan laporan.
c. Thermometer pengukur tidak langsung, Termometer pengukur tidak langsung banyak digunakan pada
instalasi tegangan tinggi/ transformator yang berfungsi untuk mengetahui perubahan suhu minyak maupun
belitan transformator. Suhu minyak dan belitan trafo dicatat secara periodik/berkala, pada formulir yang telah
disiapkan dan dievaluasi sebagai laporan.
12. Relai Proteksi Transformator dan Fungsinya
Jenis relai proteksi pada trafo tenaga adalah sebagai berikut:
a. Relai arus lebih (over current relay), berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan
hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator. Juga diharapkan relai ini
mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi pula sebagai pengaman cadangan
pada bagian instalasi lainnya.
b. Relai Diferensial, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
13 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana
14. yang terjadi didalam daerah pengaman.
c. Relai gangguan tanah terbatas (Restricted Earth fault Relay ), relai ini berfungsi untuk mengamankan
transformator terhadap tanah didalam daerah pengaman transformator, khususnya untuk gangguan didekat titik
netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai differensial.
d. Relai arus lebih berarah, Directional Over Current Relay atau yang lebih dikenal dengan Relai arus lebih
yang mempunyai arah tertentu merupakan Relai Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan
tegangan yang dapat membedakan arah arus gangguan. Relai ini mempunyai 2 buah parameter ukur yaitu
tegangan dan arus yang masuk ke dalam relai untuk membedakan arah arus ke depan atau arah arus ke
belakang, pada pentanahan titik netral trafo dengan menggunakan tahanan. Relai ini dipasang pada penyulang
20 KV.
Bekerjanya relai ini berdasarkan adanya sumber arus dari ZCT (Zero Current Transformer) dan sumber
tegangan dari PT (Potential Transformers). Sumber tegangan PT umumnya menggunakan rangkaian Open-
Delta, tetapi tidak menutup kemungkinan ada yang menggunakan koneksi langsung 3 Phasa. Relai ini terpasang
pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah, juga pada pengaman transformator tenaga, dan berfungsi
untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya gangguan phasa-phasa maupun Phasa ke tanah. Untuk
membedakan arah tersebut maka salah satu phasa dari arus harus dibandingakan dengan Tegangan pada
phasa yang lain.
e. Relay connections, adalah sudut perbedaan antara arus dengan tegangan masukan relai pada power faktor
satu. Relai maximum torque angle adalah perbedaan sudut antara arus dengan tegangan pada relai yang
menghasilkan torsi maksimum.
f. Relai gangguan tanah, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator jika terjadi gangguan hubung
tanah didalam dan diluar daerah pengaman transformator. Relai arah hubung tanah memerlukan operating
signal dan polarising signal. Operating signal diperoleh dari arus residual melalui rangkaian trafo arus
penghantar (Iop = 3Io) sedangkan polarising signal diperoleh dari tegangan residual. Tegangan residual dapat
diperoleh dari rangkaian sekunder open delta trafo tegangan.
Dasar Konversi Energi Listrik Pusat Pengembangan Bahan
11
14 Ir. Isworo Pujotomo, MT. Ajar
Universitas Mercu Buana