Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap ibu bernama Ny. D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi pada tahun 2016. Dokumen ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir, dan adaptasi fisiologis bayi setelah kelahiran.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Terdapat definisi kegawatdaruratan, prinsip dasar penilaian awal kasus, prinsip umum penanganan seperti memastikan jalan napas bebas, pemberian oksigen, cairan, dan antibiotika, serta penanganan definitif masalah utama dan rujukan. Dibahas pula medikamentosa, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan dalam penanganan kegawat
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada akseptor kontrasepsi suntik tiga bulan. Kontrasepsi suntik tiga bulan efektif mencegah kehamilan dengan cara mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan menghambat gamet. Kontrasepsi ini diberikan setiap tiga bulan dengan lokasi penyuntikan di bokong. Kontrasepsi ini memiliki keuntungan dan keterbatasan tertentu.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan KB didasarkan pada konsep wilayah dari puskesmas hingga tingkat provinsi dan pusat.
2. Data cakupan KB dilaporkan bulanan sedangkan ketenagaan dilaporkan tahunan.
3. Terdapat alur pencatatan, pelaporan, dan verifikasi data KB dari tingkat fasilitas hingga instansi terkait.
Klien berkonsultasi dengan bidan mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya. Bidan menjelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntik, pil, implan, kondom dan IUD beserta keuntungan dan kerugiannya. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, klien memutuskan untuk menggunakan IUD karena cocok untuk jangka panjang. Klien kemudian meminta saran mengenai waktu pemasangan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik penting yang berkaitan dengan nilai-nilai dalam menghargai tindakan kebidanan yang berhubungan dengan aspek kesehatan dan keselamatan pasien. Dokumen ini menjelaskan contoh-contoh isu etik yang dapat muncul antara bidan dengan pasien, rekan sejawat, dan organisasi profesi serta menjelaskan dilema-dilema yang dihadapi bidan.
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Dokumen tersebut membahas beberapa kasus etik yang dihadapi oleh organisasi profesi bidan (IBI). Kasus-kasus tersebut meliputi kesalahan diagnosis bidan, pelanggaran wewenang dalam menangani persalinan, dan pelanggaran etik seperti melakukan aborsi. Dokumen ini juga menjelaskan isu etik, dilema, dan penyelesaian yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi kasus-kasus tersebut.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk mengorganisir tindakan berdasarkan teori ilmiah melalui langkah-langkah yang berfokus pada klien. Dokumentasi kebidanan mencatat proses ini menggunakan model SOAP atau SOAPIE untuk mendokumentasikan subjektif, objektif, analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi."
Dokumen tersebut membahas model pendokumentasian Kardeks yang digunakan untuk mencatat informasi pasien secara sistematis dalam buku atau kartu. Kardeks mencakup data pasien, diagnosa masalah kesehatan, pengobatan yang diterima, hasil tes diagnostik, dan aktivitas yang diperbolehkan. Model ini memungkinkan berbagi informasi antar tenaga kesehatan tetapi juga memiliki kelemahan seperti data yang tidak lengkap atau sistem yang kurang
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatanmilanurmilayanti
Ìý
Dokumen tersebut membahas tanggung jawab dan peran bidan dalam pelayanan kesehatan di berbagai tingkatan pelayanan mulai dari komunitas, fasilitas kesehatan primer hingga tersier. Bidan berperan sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti dalam memberikan pelayanan kebidanan yang mencakup ibu, anak dan keluarga berencana."
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubin di RSUD Kota Bekasi. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir normal dan adaptasi fisiologisnya setelah kelahiran.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan bidan sebagai profesi. Ia menjelaskan bahwa bidan telah ada sejak zaman prasejarah dan memiliki peran penting dalam membantu proses persalinan. Dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri bidan sebagai profesi seperti memiliki pendidikan formal, pedoman kerja, dan organisasi profesi. Selain itu dibahas pula persyaratan untuk menjadi bidan profesional dan tug
Soal ujian tengah semester mata kuliah Etikolegal dalam praktek kebidanan terdiri dari 38 pertanyaan pilihan ganda yang mencakup berbagai aspek etika, hukum, dan kewajiban bidan dalam pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas standar-standar pelayanan kebidanan yang meliputi 24 standar yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu: standar pelayanan umum, standar pelayanan antenatal, standar pertolongan persalinan, standar pelayanan nifas, dan standar penanganan kegawatdaruratan obstetri-neonatal. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa standar pelayanan antenatal seperti standar identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan
Klien berkonsultasi dengan bidan mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya. Bidan menjelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntik, pil, implan, kondom dan IUD beserta keuntungan dan kerugiannya. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, klien memutuskan untuk menggunakan IUD karena cocok untuk jangka panjang. Klien kemudian meminta saran mengenai waktu pemasangan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik penting yang berkaitan dengan nilai-nilai dalam menghargai tindakan kebidanan yang berhubungan dengan aspek kesehatan dan keselamatan pasien. Dokumen ini menjelaskan contoh-contoh isu etik yang dapat muncul antara bidan dengan pasien, rekan sejawat, dan organisasi profesi serta menjelaskan dilema-dilema yang dihadapi bidan.
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Dokumen tersebut membahas beberapa kasus etik yang dihadapi oleh organisasi profesi bidan (IBI). Kasus-kasus tersebut meliputi kesalahan diagnosis bidan, pelanggaran wewenang dalam menangani persalinan, dan pelanggaran etik seperti melakukan aborsi. Dokumen ini juga menjelaskan isu etik, dilema, dan penyelesaian yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi kasus-kasus tersebut.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk mengorganisir tindakan berdasarkan teori ilmiah melalui langkah-langkah yang berfokus pada klien. Dokumentasi kebidanan mencatat proses ini menggunakan model SOAP atau SOAPIE untuk mendokumentasikan subjektif, objektif, analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi."
Dokumen tersebut membahas model pendokumentasian Kardeks yang digunakan untuk mencatat informasi pasien secara sistematis dalam buku atau kartu. Kardeks mencakup data pasien, diagnosa masalah kesehatan, pengobatan yang diterima, hasil tes diagnostik, dan aktivitas yang diperbolehkan. Model ini memungkinkan berbagi informasi antar tenaga kesehatan tetapi juga memiliki kelemahan seperti data yang tidak lengkap atau sistem yang kurang
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatanmilanurmilayanti
Ìý
Dokumen tersebut membahas tanggung jawab dan peran bidan dalam pelayanan kesehatan di berbagai tingkatan pelayanan mulai dari komunitas, fasilitas kesehatan primer hingga tersier. Bidan berperan sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti dalam memberikan pelayanan kebidanan yang mencakup ibu, anak dan keluarga berencana."
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubin di RSUD Kota Bekasi. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir normal dan adaptasi fisiologisnya setelah kelahiran.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan bidan sebagai profesi. Ia menjelaskan bahwa bidan telah ada sejak zaman prasejarah dan memiliki peran penting dalam membantu proses persalinan. Dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri bidan sebagai profesi seperti memiliki pendidikan formal, pedoman kerja, dan organisasi profesi. Selain itu dibahas pula persyaratan untuk menjadi bidan profesional dan tug
Soal ujian tengah semester mata kuliah Etikolegal dalam praktek kebidanan terdiri dari 38 pertanyaan pilihan ganda yang mencakup berbagai aspek etika, hukum, dan kewajiban bidan dalam pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas standar-standar pelayanan kebidanan yang meliputi 24 standar yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu: standar pelayanan umum, standar pelayanan antenatal, standar pertolongan persalinan, standar pelayanan nifas, dan standar penanganan kegawatdaruratan obstetri-neonatal. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa standar pelayanan antenatal seperti standar identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan
Standar alat dan asuhan antenatal meliputi pemeriksaan rutin ibu hamil, pemberian imunisasi dan tablet besi, serta kerjasama dengan ibu hamil dan keluarga dalam merencanakan persalinan yang aman. Pelatihan dukun bayi bertujuan meningkatkan pengetahuan mereka tentang kesehatan ibu hamil dan bayi serta kerjasama dengan tenaga kesehatan.
Standar alat dan asuhan antenatal meliputi pemeriksaan rutin ibu hamil, persiapan rujukan, dan kerjasama dengan ibu serta keluarga dalam merencanakan persalinan yang aman. Bidan juga melakukan pembinaan terhadap dukun bayi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam merawat ibu hamil dan bayi.
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptDiandr
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang evidence based practice dalam pelayanan kehamilan. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain penggunaan bukti terbaik dalam memberikan pelayanan kehamilan, fokus yang baru pada ANC yang lebih menekankan persiapan untuk komplikasi daripada pendekatan resiko, serta standar praktek yang didasarkan bukti seperti 7T dan 14T dalam pelaksanaan ANC.
Modul 2 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
Ìý
Standar pelayanan kebidanan terdiri dari 24 standar yang mencakup standar pelayanan umum, antenatal, pertolongan persalinan, nifas, dan penanganan kegawatdaruratan obstetri serta neonatal.
Program P4K bertujuan untuk memastikan seluruh ibu hamil terdata dan memiliki rencana persalinan yang aman beserta persiapan menghadapi komplikasi dengan melibatkan keluarga dan masyarakat menggunakan stiker sebagai alat notifikasi. Program ini dilaksanakan oleh bidan di desa melalui serangkaian kegiatan seperti pemeriksaan kehamilan, konseling, dan pendataan ibu hamil serta melakukan rujukan bila diperluk
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
Ìý
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 – 11 Agustus 2016
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
Ìý
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsAinul Yaqin
Ìý
File ini adalah lembar kerja mahasiswa untuk mata kuliah Applied Artificial Intelligence in Information Systems. Tujuan pembelajarannya mencakup pemahaman tentang Decision Support Systems (DSS), Business Intelligence (BI), proses pengambilan keputusan, analisis bisnis, manajemen kinerja bisnis, kolaborasi, manajemen pengetahuan, serta teknologi canggih dan tren terkini dalam sistem informasi.
Lembar kerja ini terdiri dari 14 bab yang mencakup berbagai topik, yaitu:
Decision Support and Business Intelligence
Decision Making, Systems, Modeling, and Support
Decision Support Systems Concepts, Methodologies, and Technologies
Modeling and Analysis
Data Mining for Business Intelligence
Artificial Neural Networks for Data Mining
Text and Web Mining
Data Warehousing
Business Performance Management
Collaborative Computer-Supported Technologies and Group Support Systems
Knowledge Management
Artificial Intelligence and Expert Systems
Advanced Intelligent Systems
Management Support Systems – Emerging Trends and Impacts
Setiap babnya memiliki format yang sama, yaitu tujuan pembelajaran, pengantar materi, kegiatan belajar (pemahaman konsep, tugas, diskusi kelompok), penilaian, dan refleksi. Kegiatan belajar sangat bervariasi, mulai dari menjawab pertanyaan, menggambar diagram, analisis kasus, melakukan eksperimen menggunakan tools tertentu, hingga diskusi kelompok dan presentasi.
Referensi utama yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah buku Decision Support and Business Intelligence Systems oleh Turban, E., Sharda, R., & Delen, D.
Lembar kerja ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi mahasiswa untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep penting dalam kecerdasan buatan terapan pada sistem informasi, melalui kombinasi pembelajaran teoretis dan tugas-tugas praktis.
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
Ìý
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
Ìý
24 standar asuhan kebidanan
1. 24 STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
1. STANDAR PELAYANAN UMUM
STANDAR 1 : PERSIAPAN UNTUK KEHIDUPAN KELUARGA SEHAT
Tujuan:
1. Memberikan penyuluh kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan terencana
serta menjadi orang tua yang bertanggung jawab.
2. Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan,keluarga dan masyarakat terhadap segala
hal yag berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, KB dan kesiapan dalam
menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan
mendukung kebiasaan yang baik.
3. Masyarakat dan perorangan ikut serta dalam upaya mencapai kehamilan yang sehat,ibu, keluarga dan
masyarakat meningkat pengetahuannya tentang fungsialat-alat reproduksi dan bahaya kehamilan pada usia
muda.
4. Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan dan sektorterkait sesuaidengan kebutuhan
STANDAR 2 : PENCATATAN DAN PELAPORAN
Tujuan:
1. Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk pelaksanaan penyuluhan,kesinambungan
pelayanan dan penilaian kinerja.
2. Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya dengan seksama seperti yang
sesungguhnya yaitu,pencatatan semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan yang telah diberikan
sendiri oleh bidan kepada seluruh ibu hamil/ bersalin, nifas dan bayi baru lahir semua kunjungan rumah dan
penyuluhan kepada masyarakat. Disamping itu, bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat
semua ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil, ibu dalam proses
melahirkan,ibu dalam masa nifas,dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk
menilai kinerja dan menyusun rencana kegiatan pribadi untuk meningkatkan pelayanan.
3. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik.
4. Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri.
5. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehamilan, kelahiran bayi dan pelayanan kebidanan.
6. Adanya kebijakan nasional/setempat untuk mencatat semua kelahiran dan kematian ibu dan bayi.
7. Sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu dan bayi dilaksanakan sesuaiketentuan
nasional atau setempat.
8. Bidan bekerja sama dengan kader/tokoh masyarakat dan memahami masalah kesehatan setempat.
9. Register Kohort ibu dan Bayi, Kartu Ibu, KMS Ibu Hamil, Buku KIA, dan PWS KIA, partograf digunakan
untuk pencatatan dan pelaporan pelayanan.Bidan memiliki persediaan yag cukup untuk semua dokumen
yang diperlukan.
10. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menggunakan format pencatatan tersebut diatas.
11. Pemerataan ibu hamil.
12. Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untukmencatat jumlah kasus dan jadwal kerjanya setiap
hari.
13. Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting bagi bidan untukmempelajari hasil kerjanya.
2. 14. Pencatatan dan pelaporan harus dilakukan pada saat pelaksanaan pelayanan. Menunda pencatatan akan
meningkatkan resiko tidak tercatatnya informasi pentig dalam pelaporan.
15. Pencatatan dan pelaporan harus mudah dibaca, cermat dan memuat tanggal,waktu dan paraf
1. STANDAR PELAYANAN ANTENATAL
STANDAR 3 : IDENTIFIKASI IBU HAMIL
Tujuannya :
1. Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan
penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan secara teratur
2. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, serta
mengetahui tempat pemeriksaan hamil
3. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelumkehamilan 16 minggu
4. Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan ibu hamil dan memastikan
bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan kandungan secara dini dan teratur
5. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur untuk menjelaskan tujuan
pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil, suami, keluarga maupun masyarakat
STANDAR 4 : PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN ANTENATAL
Tujuaanya :
1. Memberikan pelayanan antenatalberkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan
2. Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan
ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal
3. Bidan juga harus mengenal kehamilan resti/ kelainan khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi,
PMS/infeksi HIV ; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat,dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait
lainnya yang diberikan oleh puskesmas
4. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatalminimal 4 kali selama kehamilan
5. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi dini dan komplikasi kehamilan
6. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus
dilakukan
7. Mengurus transportasirujukan jika sewaktu-waktu terjadi kegawatdaruratan
8. Bidan mampu memberikan pelayanan antenatalberkualitas, termasuk penggunaan KMS ibu hamil dan
kartu pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan (kartu ibu )
9. Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan
STANDAR PELAYANAN 5 : PALPASI ABDOMINAL
1. Tujuannya :
Memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin
3. 1. Pernyataan standar:
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan partisipasi untuk memperkirakan usia
kehamilan. Bila umur kehamialn bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah,masuknya kepala janin ke dalam
rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu
1. Hasilnya :
Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik
Diagnosis dini kehamilan letak, dan merujuknya sesuaikebutuhan
Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuaidengan kebutuhan
1. Persyaratannya :
1. Bidan telah di didik tentang prosedurpalpasi abdominal yang benar
2. Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik
3. Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat
4. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA , kartu ibu untuk pencatatan
5. Adanya sistemrujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukan
6. Bidan harus melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatal
STANDAR 6 : PENGELOLAAN ANEMIA PADA KEHAMILAN
1. Tujuan :
Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut yang memadai untukmengatasi
anemia sebelum persalinan berlangsung
1. Pernyataan standar:
Ada pedoman pengelolaan anemia pada kehamilan
1. Bidan mampu :
1. Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan
2. Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia
3. Alat untuk mengukur kadar HB yang berfungsibaik
4. Tersedia tablet zat besi dan asamfolat
5. Obat anti malaria (di daerah endemis malaria )
6. Obat cacing
7. Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA , kartu ibu
8. Proses yang harus dilakukan bidan :
Memeriksa kadar HB semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu ke-28. HB dibawah 11gr%pada
kehamilan termasuk anemia , dibawah 8% adalah anemia berat. Dan jika anemia berat terjadi, misalnya wajah pucat,
cepat lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat,segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan
perawatan selanjutnya. Sarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan
setelah persalinan.
4. STANDAR 7 : PENGELOLAAN DINI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
1. Tujuan :
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan
1. Pernyataan standar:
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenal tanda serta gejala pre-
eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya
1. Hasilnya:
Ibu hamil dengan tanda preeklamsi mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu, penurunan angka kesakitan
dan kematian akibat eklampsi
1. Persyaratannya :
Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pengukuran tekanan darah
1. Bidan mampu :
Mengukur tekanan darah dengan benar, mengenali tanda-tanda preeklmpsia, mendeteksi hipertensi pada kehamilan,
dan melakukan tindak lanjut sesuaidengan ketentuan
STANDAR 8 PERSIAPAN PERSALINAN
1. Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk
memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan di
rencanakan dengan baik
1. Prasyarat:
1. Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada trimester terakhir kehamilan
2. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi persalinan yang harus
dirujuk dan berlangsung di rumah sakit
3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman dan bersih
4. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenataltersedia
5. Perlengkapan penting yang di perlukan untuk melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan
aman tersedia dalam keadaan DTT/steril
6. Adanya persiapan transportasiuntuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi kegawat
daruratan ibu dan janin
7. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA kartu ibu dan partograf
8. Sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama kehamilan
5. 1. STANDAR PERTOLONGAN PERSALINAN
STANDAR 9 : ASUHAN PERSALINAN KALA SATU
1. Tujuan :
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan
aman untuk ibu dan bayi
1. Pernyataan standar:
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang
memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung
1. Hasilnya :
1. Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu bia diperlukan
2. Meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
3. Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama.
STANDAR 10: PERSALINAN KALA DUA YANG AMAN
1. Tujuan :
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
1. Pernyataan standar:
Menggunakmengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek dengan benar untukmembantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap
1. Persyaratan:
1. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah
2. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara bersih dan aman
3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan s teril
4. Perlengkapan alat yang cukup
STANDAR 11: PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III
1. Tujuan :
Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untukmengurangi kejadian
perdarahan pasca persalinan, memperpendek kala 3, mencegah atoni uteri dan retensio plasenta
1. Pernyataan standar:
6. Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban
secara lengkap
STANDAR 12 : PENANGANAN KALA II DENGAN GAWAT JANIN MELALUI EPISIOTOMY
1. Tujuan :
Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat kepala janin
meregangkan perineum.
1. Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomy
dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum
1. STANDAR PELAYANAN MASA NIFAS
STANDAR 13 : PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
1. Tujuan :
Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipokglikemia dan
infeksi
1. Pernyataan standar:
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder,
menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuaidengan kebutuhan.Bidan juga harus mencegah
dan menangani hipotermia
STANDAR 14: PENANGANAN PADA 2 JAM PERTAMA SETELAH PERSALINAN
1. Tujuan :
Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersi dan aman selama kala 4 untuk memulihkan kesehata bayi,
meningkatkan asuhan sayang ibu dan sayang bayi, memulai pemberian IMD
1. Pernyataan standar:
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta
melakukan tindakan yang di perlukan
7. STANDAR 15: PELAYANAN BAGI IBU DAN BAYI PADA MASA NIFAS
1. Tujuan :
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan penyuluhan ASI ekslusif
1. Pernyataan standar:
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu ke dua dan
minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat
yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan,makanan bergizi, perawatan bayi
baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB
1. STANDAR PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL
STANDAR 16: PENANGANAN PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN PADA TRIMESTER III
1. Tujuan :
Mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat perdarahan dalam trimester 3 kehamilan
1. Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama
dan merujuknya
STANDAR 17: PENANGANAN KEGAWATAN DAN EKLAMSI
1. Tujuan :
Mengenali secara dini tanda-tanda dan gejala preeklamsi berat dan memberiakn perawatan yang tepat dan segera
dalam penanganan kegawatdaruratan bila ekslampsia terjadi
1. Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsia mengancam, serta merujuk dan atau memberikan
pertolongan pertama.
8. STANDAR 18: PENANGANAN KEGAWATDARURATANAN PADA PARTUS LAMA
1. Tujuan : mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan kegawatdaruratan pada partus
lama/macet
2. Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama serta melakukan penanganan yang memadai dan tepat
waktu atau merujuknya
STANDAR 19: PERSALINAN DENGAN MENGGUNAKAN VACUM EKSTRATOR
1. Tujuan : untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan vakum ekstraktor
2. Pernyataan standar:
Bidan mengenali kapan di perlukan ekstraksi vakum, melakukannya secara benardalam memberikan pertolongan
persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan janin / bayinya
STANDAR 20: PENANGAN RETENSIO PLASENTA
1. Tujuan : mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi retensio plasenta total / parsial
2. Pernyataan standar:
Bidan mampu mengenali retensio plasenta,dan memberikan pertolongan pertama termasuk plasenta manual dan
penanganan perdarahan,sesuaidengan kebutuhan
STANDAR 21: PENANGANAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER
1. Tujuan : mengenali dan mengambil tindakan pertolongan kegawatdaruratan yang tepat pada ibu yang
mengalami perdarahan postpartumprimer / atoni uteri
2. Pernyataan standar:
Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan (perdarahan
postpartumprimer) dan segera melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan
STANDAR 22: PENANGANAN PERDARAHANPOST PARTUM SEKUNDER
1. Tujuan : mengenali gejala dan tanda-tanda perdarahan postpartumsekunder serta melakukan penanganan
yang tepat untukmenyelamatkan jiwa ibu
2. Pernyataan standar:
Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan post partumsekunder, dan melakukan
pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu, atau merujuknya
9. STANDAR 23 : PENANGANAN SEPSIS PUERPERALIS
1. Tujuan : mengenali tanda-tanda sepsis puerperalis dan mengambil tindakan yang tepat
2. Pernyataan standar:
Bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta melakukan pertolongan pertama atau
merujuknya
STANDAR 24: PENANGANAN ASFIKSIA NEONATURUM
1. Tujuan : mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum, mengambil tindakan yang
tepat dan melakukan pertolongan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang mengalami asfiksia neonatorum
2. Pernyataan standar:
Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta melakukan resusitasisecepatnya,
mengusahakan bantuan medis yang di perlukan dan memberikan perawatan lanjutan