Makalah ini membahas tentang mekanisme korosi pada logam. Korosi adalah reaksi redoks antara logam dengan zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa tak diinginkan. Faktor penyebab korosi antara lain air, elektrolit, dan oksigen. Mekanisme korosi melibatkan aliran elektron dari anoda ke katoda. Teknik pencegahan korosi meliputi pengecatan, pelapisan, dan penggunaan anoda korban
Dokumen tersebut membahas tentang korosi pada logam, termasuk definisi korosi, mekanisme terjadinya, klasifikasi, bentuk, dan pengukuran laju korosi. Dokumen ini menjelaskan proses pengujian laju korosi pada dua spesimen logam dengan merendamkannya di larutan asam klorida selama 1 dan 7 hari, kemudian menghitung penurunan beratnya untuk menentukan laju korosi.
Dokumen tersebut membahas tentang korosi pada besi dan cara-cara mencegahnya. Korosi adalah degradasi logam akibat reaksi redoks antara logam dengan lingkungan yang menghasilkan senyawa tidak diinginkan. Korosi pada besi terjadi karena reaksi oksidasi besi menjadi ion Fe2+ yang kemudian teroksidasi menjadi besi oksida yang dikenal sebagai karat. Cara mencegah korosi antara lain dengan menghind
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis korosi pada logam, termasuk korosi galvanik, korosi celah, korosi sumuran, serta pengaruh kromium dan zat polutan terhadap korosi. Jenis-jenis korosi yang dijelaskan antara lain dapat merusak konstruksi logam dan sulit terdeteksi.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, penyebab, dan cara mencegah korosi pada logam. Korosi adalah proses degradasi material akibat lingkungan sekitarnya, yang dapat terjadi secara kimia maupun elektrokimia. Faktor-faktor seperti kontak air dan oksigen, keberadaan zat pengotor, suhu dan pH mempengaruhi laju korosi. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan pelapisan, men
Dokumen ini membahas perhitungan laju korosi pada logam. Laju korosi dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti temperatur dan pH, serta konsentrasi zat kimia. Ada dua metode untuk menghitung laju korosi yaitu kehilangan berat dan elektrokimia. Metode kehilangan berat mengukur penurunan massa logam akibat korosi dalam satuan mil per tahun.
Dokumen tersebut membahas tentang korosi logam dan upaya pencegahannya. Korosi terjadi akibat reaksi kimia antara logam dengan lingkungan sekitarnya, yang dapat dicegah dengan merubah kondisi lingkungan, pelapisan permukaan logam, atau menggunakan bahan yang tahan korosi.
Makalah ini membahas tentang korosi di lingkungan SMA Negeri 1 Kota Lubuklinggau. Korosi merupakan masalah yang terjadi di sekolah ini karena fasilitasnya yang sudah berumur. Korosi dapat memperpendek masa pakai fasilitas sekolah dan menyebabkan kerugian materiil. Untuk itu, makalah ini bertujuan mengetahui potret korosi di sekolah, akar masalahnya, dampaknya, dan upaya pencegahann
Korosi besi dapat dipercepat oleh udara, air, dan larutan asam. Larutan asam seperti HCl dan cuka menghasilkan lebih banyak gelembung daripada udara dan air, menunjukkan korosi yang lebih cepat. Udara membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan efek korosi.
Korosi logam terjadi akibat reaksi kimia antara logam dengan lingkungannya. Ada dua jenis korosi utama, yaitu korosi kimiawa dan elektrokimia. Korosi dapat dicegah dengan memilih bahan yang tahan korosi, mengubah kondisi lingkungan, pelapisan permukaan logam, atau menggunakan proteksi katodik.
Korosi materi korosi pada mesin. Untuk D3 teknik mesin atau vokasi otomotif. Materi ini bisa di pelajari sebagai materi dari dosen. Materi ini bisa di copy bisa di cetak. Akan sangat membantu untuk belajar dan sebagai refrensi mahasiswa dalam mengerjakan tugas
Cocok jika sebagai cauan untuk drilling soal. Semoga PT ini bermanfaat untuk kalian semua
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, penyebab, dan cara mencegah korosi pada logam. Korosi adalah proses degradasi material akibat lingkungan sekitarnya, yang dapat terjadi secara kimia maupun elektrokimia. Faktor-faktor seperti kontak air dan oksigen, keberadaan zat pengotor, suhu dan pH mempengaruhi laju korosi. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan pelapisan, men
Dokumen ini membahas perhitungan laju korosi pada logam. Laju korosi dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti temperatur dan pH, serta konsentrasi zat kimia. Ada dua metode untuk menghitung laju korosi yaitu kehilangan berat dan elektrokimia. Metode kehilangan berat mengukur penurunan massa logam akibat korosi dalam satuan mil per tahun.
Dokumen tersebut membahas tentang korosi logam dan upaya pencegahannya. Korosi terjadi akibat reaksi kimia antara logam dengan lingkungan sekitarnya, yang dapat dicegah dengan merubah kondisi lingkungan, pelapisan permukaan logam, atau menggunakan bahan yang tahan korosi.
Makalah ini membahas tentang korosi di lingkungan SMA Negeri 1 Kota Lubuklinggau. Korosi merupakan masalah yang terjadi di sekolah ini karena fasilitasnya yang sudah berumur. Korosi dapat memperpendek masa pakai fasilitas sekolah dan menyebabkan kerugian materiil. Untuk itu, makalah ini bertujuan mengetahui potret korosi di sekolah, akar masalahnya, dampaknya, dan upaya pencegahann
Korosi besi dapat dipercepat oleh udara, air, dan larutan asam. Larutan asam seperti HCl dan cuka menghasilkan lebih banyak gelembung daripada udara dan air, menunjukkan korosi yang lebih cepat. Udara membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan efek korosi.
Korosi logam terjadi akibat reaksi kimia antara logam dengan lingkungannya. Ada dua jenis korosi utama, yaitu korosi kimiawa dan elektrokimia. Korosi dapat dicegah dengan memilih bahan yang tahan korosi, mengubah kondisi lingkungan, pelapisan permukaan logam, atau menggunakan proteksi katodik.
Korosi materi korosi pada mesin. Untuk D3 teknik mesin atau vokasi otomotif. Materi ini bisa di pelajari sebagai materi dari dosen. Materi ini bisa di copy bisa di cetak. Akan sangat membantu untuk belajar dan sebagai refrensi mahasiswa dalam mengerjakan tugas
Cocok jika sebagai cauan untuk drilling soal. Semoga PT ini bermanfaat untuk kalian semua
 Korosi adalah degradasi logam akibat reaksi redoks antara logam dengan lingkungan yang menghasilkan senyawa tak diinginkan. Hal ini dapat dicegah dengan menghindari kontak logam dengan oksigen dan air, menggunakan lapisan pelindung, atau meningkatkan kemurnian logam.
Dokumen tersebut membahas tentang bilangan oksidasi, reaksi redoks, dan korosi logam. Bilangan oksidasi menunjukkan muatan suatu spesies ketika elektron didistribusikan secara ionik atau kovalen. Reaksi redoks melibatkan transfer elektron antara spesies yang dioksidasi dan direduksi. Korosi logam merupakan hasil dari reaksi redoks spontan di permukaan logam yang menyebabkan kerusakan.
Makalah ini membahas tentang korosi, termasuk pengertian korosi sebagai reaksi redoks antara logam dengan lingkungannya, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi seperti kontak langsung dengan air dan oksigen, keberadaan zat pengotor, kontak dengan elektrolit, temperatur, pH, dan metalurgi logam, serta dampak dan cara mencegah terjadinya korosi."
1. Dokumen membahas tentang korosi logam dan penggunaan inhibitor korosi untuk mencegah korosi. Jenis-jenis inhibitor korosi dijelaskan berdasarkan bahan dasar, reaksi yang dihambat, dan mekanisme kerjanya.
2. Beberapa jenis inhibitor adalah inhibitor organik, anorganik, katodik, anodik, dan campuran. Mekanisme kerjanya meliputi pasivasi, presipitasi, dan adsorpsi.
3. Pemilihan inhibitor harus
1. Korosi besi disebabkan oleh reaksi redoks antara besi dengan oksigen dan air, menghasilkan ion Fe2+ dan ion OH-.
2. Faktor yang mempengaruhi korosi besi antara lain tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, dan kelembaban.
3. Korosi besi dapat dicegah dengan menghilangkan oksigen, air, atau elektrolit yang dapat menyebabkan reaksi redoks.
Entropi adalah ukuran ketidakteraturan suatu sistem, berbeda dengan energi. Entropi dapat dihitung menggunakan persamaan seperti S = k log W, ΔS = ΔQT, dan ΔS = Cln t2t1. Satuan entropi internasional adalah Joule per Kelvin. Tabel berisi data entropi standar berbagai senyawa dalam keadaan padat, cair, dan gas.
Entalpi adalah jumlah kalor yang dimiliki suatu zat. Secara matematis, entalpi suatu sistem ditentukan oleh energi dalam, tekanan, dan volume sistem. Perubahan entalpi sering sama dengan energi yang diserap atau dilepaskan selama reaksi. Entalpi dapat bernilai positif atau negatif tergantung pada sifat reaksi tersebut.
Entalpi pembentukan standar (ΔHf°) adalah perubahan entalpi yang terjadi saat satu mol senyawa dibentuk dari unsur-unsurnya pada kondisi standar. Nilai ΔHf° diukur pada temperatur 298 K dan tekanan 100 kPa meskipun reaksi tidak benar-benar terjadi pada kondisi ini. Hukum Kirchhoff menyatakan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi sama dengan perbedaan kapasitas kalor dan perubahan
Unsur-unsur dapat diklasifikasikan berdasarkan wujud fisiknya pada suhu dan tekanan standar, yaitu gas, cair, dan padat. Klasifikasi lainnya membedakan unsur menjadi logam dan nonlogam, meskipun kriteria ini kurang tepat karena beberapa unsur semilogam memiliki sifat campuran. Para ahli kimia lebih menekankan pada sifat kimiawi seperti kecenderungan pembentukan ikatan. Uns
Alkuna adalah golongan hidrokarbon yang memiliki ikatan ganda tiga antar atom karbon. Wujudnya bervariasi dari gas hingga padatan tergantung panjang rantai karbonnya. Alkuna tidak larut dalam air namun larut dalam pelarut organik. Ikatannya yang tidak jenuh membuat alkuna bereaksi dengan berbagai pereaksi. Alkuna digunakan sebagai bahan bakar las dan bahan awal senyawa organik lain.
Dokumen tersebut membahas tentang alkena, yaitu senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung ikatan rangkap antar karbon. Alkena bersifat reaktif karena keberadaan ikatan rangkapnya, dan dapat mengalami reaksi adisi dan substitusi. Struktur alkena ditentukan oleh rumus CnH2n dengan satu ikatan rangkap.
Bilangan oksidasi adalah bilangan positif atau negatif yang menunjukkan muatan suatu spesies ketika elektron-elektron didistribusikan ke atom-atom berdasarkan aturan tertentu. Bilangan oksidasi digunakan untuk mengetahui jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi redoks karena melibatkan transfer elektron dan perubahan tingkat oksidasi spesies. Ada 5 aturan untuk menentukan bilangan oksidasi berdasarkan elektronegativitas atom
Elektrolit lemah adalah senyawa yang hanya sebagian terionisasi dalam larutan, membentuk kesetimbangan antara ion dan molekul tak terionisasi. Konduktivitas elektrolit lemah bergantung pada jumlah ion dalam larutan dan derajat ionisasi, dengan konduktivitas meningkat pada konsentrasi rendah karena kesetimbangan bergeser ke arah ion.
Elektrolit kuat adalah senyawa yang terionisasi sempurna ketika larut, seperti garam, asam dan basa kuat. Ion-ion dari elektrolit kuat bergerak bebas dalam larutan dan konsentrasi ion sebanding dengan konsentrasi elektrolit. Contohnya termasuk NaCl, HCl, dan NaOH. Konduktivitas elektrolit kuat mentaati hukum Kohlrausch dan dapat dijelaskan oleh migrasi ion bebas.
Ikatan hidrogen adalah interaksi antara atom elektronegatif dengan atom hidrogen yang terikat pada atom lain. Ikatan hidrogen melibatkan atom hidrogen dan berada di antara ikatan kovalen dan van der Waals dalam kekuatannya. Ikatan hidrogen penting dalam senyawa yang mengandung gugus -OH seperti air dan larutannya.
1. Korosi
Pengertian Korosi
Korosi adalah kemerosotan atau kerusakan sifat logam oleh karena proses elektrokimia, yang biasanya
berjalan lambat. Contoh yang paling umum adalah korosi logam besi dengan terbentuknya karat
oksidanya. Dengan demikian korosi menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam melibatkan proses
anodik yaitu oksidasi logam menjadi ionnya dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam
dan proses katodik yang mengkonsumsi elektron tersebut dengan laju yang sama. Proses katodik
biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya.
Reaksi Kimia Korosi Logam
Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, proses reaksi redoks yang terjadi dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Anoda : { Fe (s) Fe2+ (aq) + 2 e } 2x
Katoda : O2 (g) + 4 H+ (aq) + 4 e 2 H2O (l)
Redoks : 2 Fe (s) + O2 (g) + 4 H+ (aq) Fe2+ (aq) + 2 H2O (l)
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwa emf standar untuk proses korosi ini adalah Eo
sel =
+1,67 V. Reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dengan ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi
karbon dioksida atmosfer dengan air membentuk H2CO3. Ion Fe2+ yang terbentuk di anode kemudian
teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi(III) oksida:
4 Fe2+ (aq) + O2 (g) + (4 + 2x) H2O (l) 2 Fe2O3.x H2O + 8 H+ (aq)
Hidrat besi(III) oksida inilah yang dikenal dengan karat besi. Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi elektron
dan ion. Itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalam air garam. Jika proses korosi terjadi dalam
lingkungan basa, maka reaksi katodik yang terjadi adalah:
2. O2 (g) + 2 H2O (l) + 2 e 4 OH- (aq)
Korosi besi relatif lebih cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisan senyawa besi(III) oksida yang
terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembus oleh udara maupun air. Tetapi, aluminium mempunyai
potensial reduksi jauh lebih negatif dibandingakn besi, proses korosi lanjut menjadi terhambat karena
hasil oksidasi, Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi logam yang dilapisi dari
kontak dengan udara luar.
Penyebab Korosi
Korosi merupakan reaksi kimia yang terjadi secara alami dan spontan. Tanpa campur tangan manusia,
logam dapat bereaksi dengan faktor luar dan menyebabkan peristiwa korosi. Beberapa faktor penyebab
korosi antara lain:
1. Tingginya reaktivitas logam.
2. Adanya zat pengotor.
3. Adanya udara bebas, uap air, dan gas tertentu seperti CO2 dan SO2.
4. Adanya zat-zat elektrolit.
Laju Korosi
Laju korosi juga dikenal dengan rasio korosi. Laju korosi dihitung dengan mengambil korosi pada seluruh
permukaan. Laju korosi diukur dengan kondisi mpy (mils per penetration)
mpy = (berat hilang akibat korosi dalam gram) x (22300) / (A)(dt)
dimana
A = luas permukaan korosi (in2)
d = massa jenis logam (g/cm3)
t = waktu korosi (hari)
Pencegahan Korosi
Perlindungan katodik
Prinsip dari perlindungan katodik adalah mengubah potensial elektroda dari struktur logam sehingga
dapat menambah "kekebalan" logam yang ingin dilindungi. Bagian yang dilindungi tentu saja adalah
permukaan, karena korosi dimulai dari bagian permukaan, sehingga menutup kemungkinan terjadinya
reaksi korosi. Perlindungan katodik penting digunakan untuk logam alat-alat selam dan bawah tanah.
Penghambat (inhibitor) korosi
Adanya molekul asing dapat mempengaruhi reaksi pada permukaan. Proses korosi adalah salah satu
jenis reaksi permukaan. Korosi dapat dikendalikan dengan senyawa asning yang dikenal dengan senyawa
inhibitor (penghambat). Senyawa penghambat dapat terabsorpsi pada permukaan logam yang bereaksi.
3. Senyawa tersebut langsung menyerap ke arah lapisan permukaan logam. Senyawa penghambat dapat
berkerja pada cara yang berbeda, yaitu memblokir bagian yang rawan korosi dan mencegah laju anodik
maupun katodik. Cara lainnya adalah dengan meningkatkan potensial elektroda. Contoh senyawa yang
dapat menghambat reaksi anodik adalah heksilamina dan natrium benzoat. Dengan cara yang sama,
oksidator seperti nitrit, kromat, amina, tiourea juga dapat digunakan untuk menghambat korosi.