Dokumen tersebut membahas tentang bahaya kebisingan di tempat kerja, termasuk komponen kebisingan, sumber kebisingan, tingkat kebisingan yang diijinkan, efek kebisingan terhadap kesehatan, dan program konservasi pendengaran untuk mencegah gangguan pendengaran akibat kebisingan.
Paparan lingkungan dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran kuantitatif melibatkan pengukuran langsung kadar zat kimia yang masuk ke tubuh, sedangkan pengukuran kualitatif menggunakan indikator tidak langsung seperti indeks kesehatan masyarakat. Populasi terpapar ditentukan dengan mengukur secara langsung dosis zat kimia dalam tubuh atau secara tidak langsung menggunakan
Secara umum pencahayaan yg baik adalah bilamana tenaga kerja dapat melihat pekerjaan dan lingkungan kerja dengan mudah dan jelas tanpa harus memicingkan mata.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Beberapa faktor tersebut adalah kelelahan kerja, pengawasan, rekan kerja, masa kerja, dan pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Dokumen tersebut juga memberikan saran untuk mengelola faktor-faktor tersebut agar d
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...Muhamad Imam Khairy
油
1. Peraturan Menteri ini menetapkan Nilai Ambang Batas faktor fisika dan kimia di tempat kerja seperti iklim, kebisingan, getaran, radiasi, dan zat kimia dalam udara untuk melindungi kesehatan pekerja.
2. Pengusaha wajib mengendalikan faktor-faktor tersebut agar di bawah Nilai Ambang Batas dan melakukan pengukuran secara berkala.
3. Nilai Ambang Batas dan ketentuan lain terk
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaChaicha Ceria
油
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja, yang didefinisikan sebagai kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan. Terdapat tiga jenis penyakit akibat kerja yaitu penyakit akibat kerja, penyakit terkait kerja, dan penyakit umum. Faktor penyebab penyakit akibat kerja dapat berupa faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi,
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), termasuk berbagai bahaya potensial di tempat kerja seperti bahaya mekanik, listrik, kimia, dan psikososial beserta konsekuensinya berupa kecelakaan atau penyakit akibat paparan bahaya tersebut. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip K3 seperti mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan mengendalikan ek
Dokumen tersebut membahas tentang ergonomi dan hari lahir ergonomi pada tanggal 12 Juli 1949. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaan meliputi aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Dokumen juga menjelaskan konsep dasar, tujuan, aspek-aspek, dan penyakit yang disebabkan oleh ketidakergonomisan pekerjaan.
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan kerja atau higiene perusahaan, yang meliputi pengenalan, penilaian, dan pengendalian faktor-faktor bahaya lingkungan agar tenaga kerja dan masyarakat umum terhindar dari efek samping kemajuan teknologi. Tahapan kegiatannya adalah pengenalan lingkungan untuk mengetahui faktor bahaya, penilaian lingkungan untuk mengetahui tingkat bahaya secara kuantitatif, dan
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi bahaya dan penilaian risiko di suatu perusahaan untuk mengendalikan bahaya dari kegiatan operasional dan produksi. Dokumen tersebut menjelaskan definisi bahaya dan risiko, proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko, tanggung jawab bagian-bagian terkait, kategori besar bahaya, dan cara melakukan identifikasi dan penilaian risiko secara sistematis dan terukur.
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
油
Standar ini menetapkan metode pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja dengan menggunakan alat sound level meter. Metode ini meliputi penggunaan peralatan yang tepat, prosedur kalibrasi dan pengukuran, serta penentuan tingkat tekanan bunyi sinambung setara. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data intensitas kebisingan yang akurat guna perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja.
Makalah ini membahas tentang kebisingan di tempat kerja. Pertama, diberikan definisi kebisingan sebagai bunyi yang tidak diinginkan yang berasal dari peralatan produksi dan dapat mengganggu kesehatan. Kemudian dijelaskan mengenai jenis, pengukuran, dan nilai ambang batas kebisingan. Terakhir diuraikan dampak buruk kebisingan seperti gangguan pendengaran dan penurunan produktivitas kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Beberapa faktor tersebut adalah kelelahan kerja, pengawasan, rekan kerja, masa kerja, dan pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Dokumen tersebut juga memberikan saran untuk mengelola faktor-faktor tersebut agar d
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...Muhamad Imam Khairy
油
1. Peraturan Menteri ini menetapkan Nilai Ambang Batas faktor fisika dan kimia di tempat kerja seperti iklim, kebisingan, getaran, radiasi, dan zat kimia dalam udara untuk melindungi kesehatan pekerja.
2. Pengusaha wajib mengendalikan faktor-faktor tersebut agar di bawah Nilai Ambang Batas dan melakukan pengukuran secara berkala.
3. Nilai Ambang Batas dan ketentuan lain terk
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaChaicha Ceria
油
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja, yang didefinisikan sebagai kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan. Terdapat tiga jenis penyakit akibat kerja yaitu penyakit akibat kerja, penyakit terkait kerja, dan penyakit umum. Faktor penyebab penyakit akibat kerja dapat berupa faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi,
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), termasuk berbagai bahaya potensial di tempat kerja seperti bahaya mekanik, listrik, kimia, dan psikososial beserta konsekuensinya berupa kecelakaan atau penyakit akibat paparan bahaya tersebut. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip K3 seperti mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan mengendalikan ek
Dokumen tersebut membahas tentang ergonomi dan hari lahir ergonomi pada tanggal 12 Juli 1949. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaan meliputi aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Dokumen juga menjelaskan konsep dasar, tujuan, aspek-aspek, dan penyakit yang disebabkan oleh ketidakergonomisan pekerjaan.
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan kerja atau higiene perusahaan, yang meliputi pengenalan, penilaian, dan pengendalian faktor-faktor bahaya lingkungan agar tenaga kerja dan masyarakat umum terhindar dari efek samping kemajuan teknologi. Tahapan kegiatannya adalah pengenalan lingkungan untuk mengetahui faktor bahaya, penilaian lingkungan untuk mengetahui tingkat bahaya secara kuantitatif, dan
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi bahaya dan penilaian risiko di suatu perusahaan untuk mengendalikan bahaya dari kegiatan operasional dan produksi. Dokumen tersebut menjelaskan definisi bahaya dan risiko, proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko, tanggung jawab bagian-bagian terkait, kategori besar bahaya, dan cara melakukan identifikasi dan penilaian risiko secara sistematis dan terukur.
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
油
Standar ini menetapkan metode pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja dengan menggunakan alat sound level meter. Metode ini meliputi penggunaan peralatan yang tepat, prosedur kalibrasi dan pengukuran, serta penentuan tingkat tekanan bunyi sinambung setara. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data intensitas kebisingan yang akurat guna perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja.
Makalah ini membahas tentang kebisingan di tempat kerja. Pertama, diberikan definisi kebisingan sebagai bunyi yang tidak diinginkan yang berasal dari peralatan produksi dan dapat mengganggu kesehatan. Kemudian dijelaskan mengenai jenis, pengukuran, dan nilai ambang batas kebisingan. Terakhir diuraikan dampak buruk kebisingan seperti gangguan pendengaran dan penurunan produktivitas kerja.
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaFionna Pohan
油
Dokter perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan karyawan pabrik kelapa sawit dan menemukan bahwa mayoritas pekerja di bagian pengolahan mengalami gangguan pendengaran akibat kebisingan mesin berat. Dokter tersebut kemudian mempelajari definisi, klasifikasi, etiologi, pencegahan dan penanganan gangguan pendengaran akibat kerja.
Audiometri adalah tes pendengaran untuk menentukan jenis dan derajat gangguan pendengaran dengan mengukur ambang pendengaran menggunakan audiometer pada rentang frekuensi dan intensitas suara. Hasilnya berupa audiogram yang menunjukkan ambang pendengaran untuk masing-masing telinga.
Dokumen ini membahas tentang bising dan dampaknya terhadap kesehatan. Ia menjelaskan definisi bunyi dan bising, komponen bunyi seperti amplitudo dan frekuensi, jangkauan pendengaran manusia, dan efek bising pada kesehatan seperti gangguan pendengaran dan psikososial. Dokumen ini juga membahas kontrol bising melalui sumber, jalur, dan eksposur pekerja serta persyaratan perundangan terkait.
Tuli akibat bising merupakan ketulian yang terjadi akibat exposure bising melampaui batas waktu yang diperbolehkan. Permanen, progresif dan tidak bisa kembali TAPI BISA DICEGAH
PT Jawara Data Nusantara is your trusted partner in IT solutions, empowering businesses and governments with cutting-edge technology.
With innovation and expertise, we help organizations optimize operations, enhance digital transformation, and drive sustainable growth. Our data-driven approach ensures smart, efficient, and future-ready solutions.
Topik 9 Manajemen Kinerja dengan HR AnalyticsSeta Wicaksana
油
Manajemen kinerja adalah proses sistematis yang digunakan organisasi untuk mengukur, menganalisis, dan meningkatkan kinerja karyawan guna mencapai tujuan bisnis. Dengan kemajuan teknologi, HR Analytics kini menjadi alat strategis dalam manajemen kinerja, memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data, prediksi kinerja masa depan, dan optimalisasi produktivitas tenaga kerja.
Mengapa HR Analytics Penting dalam Manajemen Kinerja?
Menyediakan data real-time tentang kinerja karyawan.
Mengidentifikasi tren dan pola dalam produktivitas karyawan.
Memprediksi kinerja masa depan dan potensi pengembangan karyawan.
Menghilangkan subjektivitas dalam evaluasi kinerja.
Mengoptimalkan strategi kompensasi dan pengembangan berbasis kinerja.
Manajemen Kinerja berbasis HR Analytics memberikan pendekatan yang lebih akurat, objektif, dan proaktif dalam mengelola kinerja karyawan. Dengan memanfaatkan teknologi digital dan data-driven decision-making, organisasi dapat memprediksi, mengelola, dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja secara lebih strategis.
Topik 8 Pelatihan Pengembangan dan Karier KaryawanSeta Wicaksana
油
Era digital telah mengubah cara organisasi mengelola pelatihan, pengembangan, dan perencanaan karier karyawan.
Banyak perusahaan masih menggunakan pendekatan konvensional dalam pelatihan dan pengembangan tanpa analisis mendalam mengenai efektivitas program yang dijalankan.
HR Analytics hadir sebagai solusi untuk membantu organisasi mengoptimalkan investasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan berdasarkan data yang akurat.
Dengan analitik prediktif, perusahaan dapat mengidentifikasi talenta potensial dan menyusun strategi karier yang lebih terstruktur untuk mempertahankan karyawan berkinerja tinggi.
Tanpa analisis data yang kuat, program pelatihan dapat menjadi investasi yang kurang tepat sasaran dan tidak memberikan dampak maksimal bagi organisasi.
Dalam pengembangan ini perusahaan melibatkan unit-unit diluar organisasi perusahaan. Unit-unit yang dilibatkan berupa pesaing, rekanan, perusahaan sejenis maupun perusahaan yang tidak mempunyai hubungan operasional
Topik 10 Kompensasi dan Manfaat Berbasis HR AnalyticsSeta Wicaksana
油
Pengelolaan kompensasi dan manfaat merupakan aspek penting dalam strategi manajemen SDM yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan, keterlibatan, dan retensi karyawan. Dengan berkembangnya HR Analytics, organisasi kini dapat mengelola sistem kompensasi dan manfaat secara lebih efektif, berbasis data, dan adil, memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan kompetitif, berbasis performa, serta sejalan dengan tujuan bisnis.
Mengapa HR Analytics Penting dalam Pengelolaan Kompensasi?
Menyediakan data real-time untuk menyusun kebijakan kompensasi yang kompetitif.
Mengukur hubungan antara kompensasi dengan retensi, motivasi, dan produktivitas karyawan.
Menganalisis disparitas upah dan memastikan sistem kompensasi yang adil (fair pay & pay equity).
Memanfaatkan predictive analytics untuk menentukan tren kompensasi di masa depan.
Mengoptimalkan manfaat karyawan berdasarkan kebutuhan spesifik individu dan kelompok.
Manajemen agribisnis adalah pengelolaan bisnis pertanianMasitahZiezie
油
Manajemen agribisnis adalah pengelolaan bisnis pertanian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan pengendalian
Pada firma baru semua calon anggota atau sekutu menyetorkan aktiva pada firma yang akan diakui sebagai investasi awal yang dicatat dalam rekening modal sekutu. Aktiva yang disetor ini harus dinilai sesuai dengan nilai wajarnya, baru kemudian dicatat sebagi investasi sekutu yang akan dicatat.
NEWS News news: Langsung Whatsapp.082164715377 EO Kendari siap membantu Anda dalam mewujudkan acara yang sukses dan berkesan. Dengan reputasi sebagai penyelenggara acara dengan rating tertinggi, layanan ini memberikan jaminan kualitas dan kepuasan pelanggan. Untuk informasi lebih lanjut dan janji temu online, hubungi WA.082164715377 dan wujudkan acara impian Anda bersama tim profesional EO Kendari.
Dengan menggunakan layanan event organizer terbaik di Kendari, Anda dapat memastikan bahwa setiap detail acara dikelola dengan profesionalisme tinggi, menjadikannya momen yang tak terlupakan bagi semua peserta.
#eventorganizerkendari #eventorganizersulawesitenggara #eventorganizerkendarisulawesitenggara #eokendari #eosulawesitenggara #eventorganizerkendarisultra
#eventkendari #eventplannerkendari #eventprokendari #weddingorganizerkendari #wo_kendari #konserkendari #festivalkendari #pestakendari #acarakendari #eventcrewkendari
#eventplanner #eventmanagement #eventcoordinator #eventcreator #eventsolution #eventdesign #eventproduction #eventindustry #eventservice #eventspecialist
#eventorganizerindonesia #eoindonesia #eventindonesia #eventdiindonesia #eventnusantara #eonusantara #eventlokal #eventberkualitas
#kendari #kendarihits #kendariupdate #kendariinfo #sulawesitenggara #sultrahits #sultraupdate #sultrainfo #explorekendari #exploresultra #eventorganizerkendari #eventorganizerpaw #paw
1. HAZARD KEBISINGAN DI TEMPAT KERJA
KELOMPOK 6 :
Aditya Wangsa Prawira 155100003
Ayu Triantini 155100010
Christina Mediana 155100014
Lukman Muhammad R 155100039
Ramadhan Bagus P 155100061
Richardus Nusawan L 155100088
Yohana Waluyaning 155100077
2. KEBISINGAN
Bising adalah campuran
dari berbagai suara yang
tidak dikehendaki ataupun
yang merusak kesehatan,
saat ini kebisingan
merupakan salah satu
penyebabPenyakit
Lingkungan. yang
penting (Slamet, 2006).
kebisingan sering digunakan
sebagai istilah untuk
menyatakan suara yang
tidak diinginkan yang
disebabkan oleh kegiatan
manusia atau aktifitas-
aktifitas alam (Schilling,
1981).
3. KOMPONEN KEBISINGAN
1. Bunyi
Bunyi adalah rangsangan yang diterima oleh telinga karena
getaran media elastis. Sifat bunyi ini ditentukan oleh frekuensi dan
intensitasnya. Frekuensi bunyi adalah jumlah gelombang bunyi
yang lengkap yang diterima oleh telinga setiap detik. Frekuensi
bunyi yang bisa diterima oleh telinga manusia terbatas mulai
frekuensi 16 20.000 Hertz. Bunyi dengan frekuensi kurang dari
16 Hz disebut infrasonic dan di atas 20.000 Hz disebut ultrasonic.
4. KOMPONEN KEBISINGAN
2. Desibel
Desibel adalah satuan untuk mengukur tekanan suara, dan
intensitas suara. Desibel hampir sama dengan derajat kecil dari
perbedaan kekerasan yang biasa di deteksi oleh telinga manusia.
Pada skala desibel adalah skala logaritmik, maka dari itu nilai ini
tidak dapat ditambah atau dikurangi perhitungannya
5. KOMPONEN KEBISINGAN
3. Frekuensi (Hz)
Frekuensi adalah bilangan dari variasi tekanan suara per
sekon. Frekuensi biasanya dinyatakan dalam satuan Hertz
(Hz) atau dalam putaran per sekon (pps). Telinga anak
muda yang sehat dapat mendeteksi suara dalam 20 sampai
20.000 putaran per sekon jarak. Ketika proses penuaan
terjadi, beberapa kerusakan pendengaran berlangsung.
Frekuensi yang berisikan pidato ditemukan antara 250
dan 3.000 putaran per detik.
6. SUMBER KEBISINGAN
Sumber bising adalah sumber bunyi yang kehadirannya
dianggap mengganggu pendengaran.
Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari
kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat
pembangkit tenaga,alat pengangkut dan kegiatan rumah
tangga.
7. TINGKAT KEBISINGAN
1
2
3
Tingkat kebisingan
sinambung setara
(Equivalent Continuous
Noise Level = Leq)
Tingkat kebisingan yang
dianjurkan dan maksimum
yang diperbolehkan
Tingkat ambien
kebisingan
(=Background noise
level) atau tingkat latar
belakang kebisingan
8. JENIS JENIS KEBISINGAN
1. Bising Kontinyu
Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak
lebih dari 6 dB dan tidak putus-putus.
2. Bising Terputus Putus
bising yang berlangsung secar tidak terus-
menerus, melainkan ada periode relatif tenang,
misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang,
kereta api
9. JENIS JENIS KEBISINGAN
3. Bising Impulsif
Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas
suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat
dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti
suara tembakan suara ledakan mercon, meriam.
4. Bising Impulsif Berulang
Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini
terjadi berulang-ulang, misalnya mesin tempa.
10. EFEK - EFEK KEBISINGAN
Pengaruh Kebisingan Terhadap Tenaga Kerja.
Fisiologis
Psikologis
Komunikasi
Pendengaran
Tuli sementara
Tuli Menetap
Kerusakan Pendengaran Total
Trauma Akustik
A. Gangguan
Non Audometri
B. Gangguan
Audometri
11. BAKU TINGKAT KEBISINGAN
Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan Intensitas kebisingan (dBA)
Peruntukan
1. Perumahan dan Pemukiman 55
2. perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
12. 8. Khusus
a. Bandar Udara*
b. Stasiun Kereta Api*
c. Pelabuhan Laut 70
d. Cagar Budaya 60
Lingkungan Hidup
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau Sejenisnya 55
3. Tempat Ibadah atau Sejenisnya 55
*disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan
13. NILAI AMBANG BATAS
(NAB)
Menurut Kepmennaker No : KEP-
51/MEN/1999, Thereshold Limited Value (Nilai Ambang
Batas, NAB) adalah standar faktor-faktor lingkungan
kerja yang dianjurkan ditempat kerja, agar tenaga kerja
masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan
penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari
atau 40 jam seminggu.
14. FUNGSI NILAI AMBANG BATAS
(NAB)
1. Sebagai kadar untuk perbandingan
2. Sebagai pedoman untuk perencanaan proses
produksi dan perencanaan teknologi pengendalian
bahaya lingkungan kerja
3. Untuk menentukan substitusi (pemilihan yang lebih
baik)bahan proses produksi terhadap bahan yang
lebih beracun dengan bahan yang kurang beracun
4. Untuk membantu menentukan diagnose gangguan
kesehatan, timbulnya penyakit dan hambatan
efisiensi kerja akibat faktor fisik dan kimia dnegan
bantuan pemeriksaan biologis
15. No Waktu Pemajanan Intensitas Kebisingan
(dBA)
1 8 jam 85
2 4 jam 88
3 2 jam 91
4 1 jam 94
5 30 menit 97
6 15 menit 100
7 7.5 menit 103
8 3.75 menit 106
9 1.88 menit 109
10 0.94 menit 112
17. GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT
BISING (GPAB)
Gangguan pendengaran akibat bising (GPAB) adalah
penurunan pendengaran sensorineural yang pada
awalnya tidak disadari, karena belum mengganggu
percakapan sehari-hari.
Faktor yang mempercepat GPAB/NIHL adalah
pajanan intensitas kebisingan melebihi NAB (>85 dbA
selama 8 jam).
GPAB tidak dapat disembuhkan namun bisa dicegah,
oleh karena itu tempat kerja yang melebihi NAB harus
menerapkan Program Konservasi Pendengaran /
Hearing Conservation Program (HCP).
18. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
1. Pemantauan Kebisingan
A) Sound Level Meter
SLM terdiri atas mikropon dan sebuah sirkuit elektronik
termasuk attenuator,3 jaringan perespon frekuensi, skala
indikator dan amplifier. Tiga jaringan tersebut
distandarisasi sesuai standar SLM. Tujuannya adalah
untuk memberikan pendekatan yang terbaik dalam
pengukuran tingkat kebisingan total.
19. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
B) Octave Band Analyzer
Untuk kondisi pengukuran yang rumit berdasarkan
frekuensi, maka alat yang digunakan adalah OBA.
Pengukuran dapat dilakukan dalam satu oktaf
dengan satu OBA. Untuk pengukuran lebih dari satu
oktaf, dapat digunakan OBA dengan tipe lain. Oktaf
standar yang ada adalah 37,5 75, 75-150, 300-
600,600-1200, 1200-2400, 2400-4800, dan 4800-
9600 Hz.
20. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
2. Test Audiometri / Pendengaran
Apabila hasil pengukuran di tempat kerja
menunjukkan intensitas kebisingan
melebihi NAB maka lakukan audiometri
test kepada karyawan minimal 1 tahun
sekali.
Audiometri test juga harus dilakukan pada
karyawan baru / rotasi / mutasi sebelum
di tugaskan ke area dengan intensitas
kebisingan yang tinggi.
Target dari audiometri test adalah
pemeriksaan gangguan pendengaran
persepsi,konduksi atau campuran.
21. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
3. Pengendalian Kebisingan
Dalam hal pengendalian suara yang menjadi bagian utamanya
adalah sumber, penghubung dan penerima.
- menutup sumber (mengisolir sumber kebisingan)
- mengubah desain peredam suara pada sumber
- menurunkan tingkat kebbisingan pada sumber
- pemilihan dan pemasangan mesin dengan tingkat kebisingan yang rendah
- pemeliharaan dan pelumasan mesin mesin dengan teratur
- pengunaan bahan bahan peredam suara, menyekat sumber bising
Pengendalian Suara Pada Sumber
22. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
- memindahkan sumber jauh dari pendengaran
- mengubah desain peredam suara pada jalur yang dilaluinya sehingga lebih banyak
suara yang diserap ketika suara merambat pendengaran
- Pekerja tidak boleh terpapar lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat
- Bila pekerja terpapar pada beberapa tempat dengan tingkat kebisingan yang berbeda,
harus diperhatikan efek kombinasinya bukan efek satu per satu.
- Bila kebisingan pada suatu tempat kerja adalah 115 dBA atau lebih, maka tenaga kerja
tersebut tidak boleh masuk ke dalam tempat kerja tersebut tanpa menggunakan alat
pelindung yang tepat.
- Bila kebisingan pada suatu tempat kerja adalah 115 dBA atau lebih, maka tenaga kerja
tersebut tidak boleh masuk ke dalam tempat kerja tersebut tanpa menggunakan alat
pelindung yang tepat.
Pengendalian Suara Pada Penghubung
Pengendalian Suara Pada Penerima
24. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
5. Training Motivasi
Berikan penjelasan ke karyawan tentang akibat
kebisingan serta bagaimana cara mencegahnya,
buktikan bahwa tidak ada orang yang kebal terhadap
kebisingan dengan memberikan data catatan rekam
medis audiometri serta data pengukuran area kerja.
Pelatihan dengan metoda visualisasi adalah cara yang
efektif untuk menjelaskan ke karyawan.
25. PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
6. Pemeliharaan Catatan
Pelihara data pengukuran area kerja, audiometri test
karyawan dan evaluasi secara berkala.
Lakukan upaya teknis untuk area kerja yang memiliki
tingkat kebisingan melebihi NAB.
26. PROGRAM PENDIDIKAN
KESELAMATAN
Program pendidikan diperlukan untuk meyakinkan
mereka dari pentingnya perlindungan telinga.
Pekerja tidak boleh kerja ditempat yang bising apabila
yang bersangkutan mempunyai penyakit-penyakit
telinga tengah yang kronis, epilepsy dan kelainan
lainnya.
27. PEMERIKSAAN KESEHATAN
Pemeriksaan kesehatan diperlukan untuk mencegah
terhadap bahaya bising adalah :
A. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (pre employment) meliputi:
Riwayat penyakit, Pemeriksaan klinis secara umum, Pemeriksaan
klinis terhadap telinga.
B. Test audiometer yang sederhana (screening I simplified audiometric
test) meliputi:
1. Pemeriksaan berkala: Riwayat penyakit secara pendek,
Pemeriksaan klinis terhadap telinga, Tes audiometer yang sederhana
2. Pemeriksaan khusus: Riwayat penyakit, Pemeriksaan klinis secara
umum, Pemeriksaan klinis yang menyeluruh terhadap telinga,
hidung dan tenggorokan, Tes audiometer yang kompleks.