際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Teknik Pengelolaan Kualitas
Udara
--Penanganan Polusi Suara (Kebisingan)--
Allen Kurniawan, ST. MT.
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Pendahuluan
 Kebisingan:
bunyi yang dapat mengganggu dan merusak
pendengaran manusia yang kehadirannya tidak sesuai
pada tempat dan waktu
 Kebisingan berasal dari alat-alat transportasi (kendaraan
bermotor, kereta api, pesawat terbang), dan alat-alat proses
produksi.
 Mekanisme kebisingan terjadi pada saat sumber suara
bergetar dan mengganggu keseimbangan molekul udara,
sehingga molekul udara turut bergetar. Getaran sumber ini
menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi
mekanis dalam medium udara dengan pola longitudinal. Pola
aliran ini bila terjadi secara kontinu dan tidak dikehendaki
oleh pendengaran dapat menyebabkan terjadinya kebisingan.
Jenis Kebisingan
Menurut sifat dan spektrum frekuensi bunyi:
Kebisingan kontinu dengan spektrum yang luas
 Kebisingan yang relatif tetap dengan batas 賊 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut-
turut  mesin, kipas angin, dapur pijar, dengungan kulkas.
Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi yang sempit
 Kebisingan yang relatif tetap, dengan frekuensi tertentu saja (500, 1000, atau 4000
Hz)  gergaji sirkuler, katup gas, uap gas yang bocor.
Kebisingan terputus-putus (intermiten)
 Kebisingan yang tidak terjadi secara terus-menerus, karena terdapat periode tenang
 kebisingan lalu-lintas, kebisingan di lapangan terbang, kebisingan kendaraan atau
kereta api lewat.
Kebisingan impulsif
 Kebisingan yang memiliki perubahan tekanan suara > 40 dB dalam waktu yang
sangat cepat, dan mengejutkan pendengaran  suara tembakan, ledakan mercon,
suara ban meletus, ledakan granat, ledakan televisi konslet.
Kebisingan impulsif berulang
 Kebisingan dengan perubahan tekanan suara > 40 dB dalam waktu yang sangat
cepat dan berulang-ulang  mesin tempa, mesin scrap.
Menurut besarnya pengaruh terhadap manusia:
Kebisingan yang mengganggu (irritating noise)
 Kebisingan yang mempunyai intensitas tidak terlalu keras  mendengkur,
bunyi suara kumbang saat makan kayu, bunyi nyamuk ketika mendekati
telinga.
Kebisingan yang menutupi (masking noise)
 Kebisingan yang menutupi pendengaran secara tidak langsung, dan
membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja  teriakan/isyarat tanda
bahaya, bunyi ambulance.
Kebisingan yang merusak (damaging/injurious noise)
 Kebisingan dengan perubahan tekanan suara > 40 dB dalam waktu yang
sangat cepat dan berulang-ulang  mesin tempa, mesin scrap.
Sumber Kebisingan
Sumber bising dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok:
Bising
Interior
 Berasal dari manusia,
alat rumah tangga,
atau mesin-mesin
gedung, misalnya
radio, televisi,
bantingan pintu, kipas
angin, komputer,
pembuka kaleng, dll
Bising
Eksterior
 Berasal dari kendaraan,
mesin-mesin diesel,
transportasi.
Pada industri, sumber kebisingan dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok, yaitu :
Mesin
 Kebisingan yang
ditimbulkan oleh
aktivitas mesin.
Vibrasi
 Kebisingan yang
ditimbulkan oleh akibat
getaran yang ditimbulkan
akibat gesekan, benturan
atau ketidak seimbangan
gerakan bagian mesin.
Terjadi pada roda gigi,
roda gila, batang torsi,
piston, fan, bearing, dan
lainlain.
Pergeraka
n udara,
gas, dan
cairan
 Kebisingan ini ditimbulkan
akibat pergerakan udara,
gas, dan cairan dalam
kegiatan proses kerja
industri misalnya pada
pipa penyalur cairan gas,
outlet pipa, gas buang, jet,
flare boom, dll.
Faktor Penyebab
Kebisingan
 Merupakan satuan getar yang dihasilkan dalam satua waktu (detik)
dan satuan Hz.
Frekuensi
 Energi suara rata-rata yang ditansmisikan melalui gelombang suara
menuju arah perambatan dalam media.
Intensitas Suara
 Banyaknya suara yang diproduksi dari sumber pada arah tertentu.
Amplitudo
 Kecepatan perpindahan perambatan udara per satuan waktu.
Kecepatan Suara
 Jarak yang ditempuh oleh perambatan suara untuk satu siklus.
Panjang Gelombang
 Waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus amplitudo.
Periode
 Kelompok-kelompok frekuensi tertentu dari suara yang dapat
didengar dengan baik oleh manusia.
Octave Band
 Digunakan untuk pengukuran suara di industri.
Frekuensi Bandwith
 Gelombang suara yang terdiri hanya satu jenis amplitudo dan satu
jenis frekuensi.
Pure Tune
 Persepsi pendengaran terhadap suara pada amplitudo tertentu,
dengan satuan Phon (1 Phon  40 dB pada frekuensi 1000 Hz).
Loudness
 Satuan dari total energi yang dipancarkan oleh suara per satuan
waktu.
Kekuatan Suara
 Besarnya perubahan tekanan yang dialami oleh medium udara dari
kondisi setimbangnya.
Tekanan Suara
Standar Baku Mutu Kebisingan
 Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No.
48/MENLH/11/1997
Berisi tentang batas tingkat
kebisingan pada berbagai
peruntukkan berbagai
macam kawasan atau
lingkungan kegiatan serta
metode pengukuran,
perhitungan, dan evaluasi
tingkat kebisingan
lingkungan.
 Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 Tahun 1987
Berisi tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan
dan dinyatakan dengan pembagian wilayah dalam empat zona:
Zona A, adalah zona untuk
tempat penelitian, rumah
sakit, tempat perawatan
kesehatan atau sosial.
Tingkat kebisingannya
berkisar 35  45 dB.
Zona B, adalah zona
untuk perumahan, tempat
pendidikan, dan rekreasi.
Angka kebisingan 45  55
dB.
Zona C, adalah zona
untuk perkantoran,
pertokoan, perdagangan,
pasar, dengan kebisingan
sekitar 50  60 dB.
Zona D, adalah zona bagi
lingkungan industri, pabrik,
stasiun kereta api, dan
terminal bus. Tingkat
kebisingan 60  70 dB.
 Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE. 01/MEN/1978
Berisi tentang lamanya shift pekerja yang dihubungkan dengan
besarnya tingkat intensitas bising yang diterima.
No Tingkat intensitas bising (dB) Lamanya shift
(jam/hari)
1 82 16
2 85 8
3 88 4
4 91 2
5 94 1
6 97 遜
7 100 村
Pengukuran Kebisingan
 Alat Ukur Kebisingan
1. Sound Level Meter
Alat utama yang digunakan
dalam pengukuran kebisingan
antara 30-130 dB, dan
frekuensi 20-20.000 Hz.
2. Octave Band Analyzer
Alat analisa yang terdiri dari
filter-filter menurut oktaf yang
biasanya digunakan pada
kondisi yang rumit berdasarkan
kisaran frekuensi-frekuensi
yang telah ditentukan.
3. Narrow Band Analyzer
Alat untuk menganalisa
spektrum sempit atau analisa
lebih lanjut, baik latar
spektrumnya tetap misalnya 2-
200 Hz atau melebar dengan
lebih banyak frekuensi.
4. Tape Recorder
Alat untuk pengukuran
kebisingan terputus-putus,
yang mampu mencatat
frekuensi dari 2-20 KHz,
dengan sifat perbandingan
signal/kebisingan tinggi dan
kecepatan tetap
5. Impact Noise Analyzer
Alat ini digunakan untuk mengukur kebisingan impulsif.
 Tujuan dari pengukuran kebisingan adalah:
1. Memperoleh data besarnya kebisingan yang dihasilkan dari
sumber kebisingan.
2. Mengurangi tingkat kebisingan tersebut, sehingga tidak
menimbulkan gangguan.
 Pengukuran kebisingan  kebisingan lingkungan, kebisingan
lalu-lintas, kebisingan bandara.
 Simbol dan istilah yang akan dipakai selama pengukuran
kebisingan lingkungan:
 Leq  Equivalent Continous Noise Level yang menunjukkan
nilai tingkat kebisingan yang berfluktuatif selama waktu
tertentu, dan setara dengan kebisingan yang ajeg (steady)
pada selang waktu yang sama, dengan satuan db (A).
 LTMS  Leq dengan waktu sampling tiap 5 detik
 LS  Leq selama siang hari
 LM  Leq selama malam hari
 LSM  Leq selama siang dan malam hari
 Pengukuran tingkat kebisingan lingkungan dapat dilakukan
dengan dua cara:
 Waktu pengukuran dilakukan selama aktivitas 24 jam (LSM) dengan
cara pada siang hari tingkat aktivitas yang paling tinggi selama 16
jam (LS) pada selang waktu jam 06.00  22.00 dan aktivitas malam
hari selama 8 jam (LM) pada selang waktu jam 22.00  06.00.
 Dengan sebuah sound level meter, dengan mengukur tingkat tekanan
bunyi dB(A) selama 10 menit untuk tiap pengukuran, dan pembacaan
dilakukan selama 5 detik.
Cara Sederhana
 Dengan sebuah integrating sound level meter yang mempunyai
fasilitas pengukuran LTMS, yaitu waktu pembacaan setiap 5 detik
dengan lama pengukuran 10 menit.
Cara Langsung
 Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu
dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang
hari dan 3 waktu pengukuran pada malam hari, sebagai contoh:
L1 diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00  09.00
L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00  11.00
L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 11.00  17.00
L4 diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00  22.00
L5 diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00  24.00
L6 diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00  03.00
L7 diambil pada jam 04.00 mewakili jam 03.00  06.00
4 waktu
pengukuran
3 waktu
pengukuran
 Metode perhitungan kebisingan lingkungan
LS dihitung dengan rumus:
LS dihitung dengan rumus:
Untuk mengetahui perbandingan nilai tingkat kebisingan di
lingkungan dengan tingkat baku mutu, maka perlu dicari nilai LSM
dari pengukuran lapangan. LSM dihitung dengan rumus:
LS = 10 log 1/16 {T1.100,1 L1 + ... + T4.100,1 L4}
db(A)
LM = 10 log 1/8 {T5.100,1 L5 + ... + T7.100,1 L7} db(A)
LSM = 10 log 1/24 {16.100,1 LS + 8.100,1 (LM+5)} db(A)
 Tingkat kebisingan lalu lintas sangat dipengaruhi oleh jarak sumber
terhadap penerima, jenis kendaraan, dan kecepatan kendaraan.
 Metode perhitungan kebisingan lalu lintas
Leq  Intensitas kebisingan di lokasi yang dipantau (penerima)
Loe  Emisi kebisingan
i  Jenis kendaraan
N  Jumlah kendaraan
T  Lamanya dampak (jam)
V  kecepatan kendaraan rata-rata (km/jam)
D jarak sumber suara terhadap penerima (m)
Tabel emisi kebisingan kendaraan [dB(A)] sebagai fungsi dari
kecepatan dengan jarak 10 m.
Selanjutnya dapat dihitung intensitas kebisingan sebagai fungsi jarak:
L1  Intensitas kebisingan pada jarak R1
L2  Intensitas kebisingan pada jarak R2
No. Jenis Kendaraan Kecepatan (km/jam)
50 60 70 80 90
1.
2.
3.
4.
5.
Sepeda Motor
Sedan
Mikrobus
Bus
Truk
60
63
73
80
83
62
65
77
81
83
64
70
78
82
84
67
72
82
83
85
68
74
83
84
86
 Titik pengukuran tingkat kebisingan bandara ditentukan
berdasarkan rekomendasi ICAO (International Civil Aviation
Organization) yaitu pada:
a) Garis paralel sejarak 450 m dari garis tengah landasan pacu (run way)
b) Titik pengukuran pendekatan pada daerah perpanjangan garis tengah
landasan pacu, kira-kira 2000 m dari bahu landasan.
c) Terbang lintas (flyover) kebisingan pada daerah perpanjangan garis
tengah berjarak 6,5 km dari awal tinggal landas.
 Metode pengukuran indeks kebisingan di bandara  NEF (Noise
Exposure Forecast), NNI (Noise and Number Index), N (di
Perancis), Q (di Jerman), WECPNL (Weighted Equivalent
Continous Perceived Noise Level).
 Metode WECPNL didasarkan pada tiga prinsip dasar yaitu:
a) Tingkat tekanan suara pada saat itu
b) Distribusi frekuensi bising
c) Variasi waktu dan tingkat tekanan suara pada saat itu
Visualisasi penentuan titik pengukuran kebisingan bandara
menurut rekomendasi ICAO
 Metode perhitungan kebisingan bandara (metode WECPNL)
TNEL  Total Noise Exposure Level
EPNL (n)  Effective Perceived Noise Level untuk pengukuran pada saat ke-n
T  Total periode waktu pengukuran
to  1 detik
N  Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat dalam 24 jam
N = N2 + 3N3 + 10 (N1 + N4)
N1  Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat pada pukul 24.00  07.00
N2  Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat pada pukul 07.00  19.00
N3  Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat pada pukul 19.00  22.00
N4  Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat pada pukul 22.00 - 24.00
Dampak Kebisingan
Gangguan
Pendengara
n
Gangguan
Percakapan
Gangguan
Psikologis
Gangguan
Produktivita
s Kerja
Gangguan
Kesehatan
 Akibat lain dari kebisingan adalah:
Penanganan Kebisingan
 Penanganan kebisingan pada sumber kebisingan lalu lintas dapat
dilakukan melalui beberapa hal, antara lain:
1) Pengaturan lalu lintas
2) Pembatasan kendaraan berat
3) Pengaturan kecepatan
4) Perbaikan kelandaian jalan
5) Pemilihan jenis perkerasan jalan
 Salah satu cara yang efektif untuk menangani kebisingan
lingkungan adalah dengan penanaman pohon yang bersifat
menghalang kebisingan.
Tanaman yang digunakan untuk penghalang kebisingan harus memiliki
kerimbunan dan kerapatan daun yang cukup dan merata mulai dari
permukaan tanah hingga ketinggian yang diharapkan. Untuk itu, perlu diatur
suatu kombinasi antara tanaman penutup tanah, perdu, dan pohon atau
kombinasi dengan bahan lainnya sehingga efek penghalang menjadi optimum.
Tanaman dikombinasikan dengan tanaman lainnya untuk
memperbesar kerimbunan
Tanaman yang dikombinasikan dengan timbunan tanah
Jenis tanaman yang berfungsi untuk mereduksi kebisingan
Penutup tanah
(cover crops)
a) Rumput
b) Leguminosae.
Perdu a) Bambu pringgodani (Bambusa Sp)
b) Likuanyu (Vermenia Obtusifolia)
c) Anak nakal (Durante Repens)
d) Soka (Ixora Sp)
e) Karet-karetan (Ficus Pumila)
f) Sebe (Heliconia Sp)
g) Tehtehan (Durante)
Pohon a) Akasia (Acacia Mangium)
b) Johar (Casia Siamea)
c) Pohonpohon yang rimbun dengan cabang
rendah
 Karakteristik bahan bangunan untuk mengisolasi kebisingan
 Alat pelindung pekerja dari kebisingan pada kawasan industri
Impact II Electronic
Headphones
Work Tunes AM/FM
Radio Ear Muffs
Clarity Earmuffs Hard Hat Ear Muffs
Earsoft FX Earplugs Push-Ins Corded Howard Leight Max
Earplugs
Fusion Earplugs
 Usaha yang ditempuh untuk mengendalikan kebisingan di bandara,
antara lain:
1) Mencari disain dan mesin yang dapat menurunkan kebisingan.
2) Mengatur jalur pesawat terbang.
3) Peredam suara melalui landscape dan alat khusus.
4) Mengatur tata guna lahan, misalnya kawasan di sekitar bandara jangan
digunakan untuk perumahan, tetapi lebih baik untuk perkantoran yang
gedungnya dapat memakai teknologi peredam suara.
 Cara umum pengendalian kebisingan
Mengurangi vibrasi sumber
Menutupi sumber suara
Melemahkan kebisingan dengan bahan penyerap atau peredam
suara
Menghalangi perambatan suara
Melindungi ruang tempat manusia atau makhluk hidup lain dari
sumber suara
Melindungi indra pendengaran dari suara
Penanganan Polusi Suara (Kebisingan).pptx

More Related Content

What's hot (20)

Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Oswar Mungkasa
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
Muhamad Imam Khairy
2. Alkena, alkuna dan Aromatik.pptx
2. Alkena, alkuna dan Aromatik.pptx2. Alkena, alkuna dan Aromatik.pptx
2. Alkena, alkuna dan Aromatik.pptx
damarismutiara91
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Joy Irman
Aplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistem
Aplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistemAplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistem
Aplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistem
WirandaErzaPratama
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
guest150909
Ekstraksi superkritis
Ekstraksi superkritisEkstraksi superkritis
Ekstraksi superkritis
Muhammad Luthfan
Spektro uv-vis
Spektro uv-visSpektro uv-vis
Spektro uv-vis
Ibenk Hallen
Termodinamika kelompok 6
Termodinamika kelompok 6Termodinamika kelompok 6
Termodinamika kelompok 6
Fadelia Selvonia
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Muhammad Luthfan
kimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
kimia Farmasi Analisis spektro UV Viskimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
kimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
university of muhammadiyah malang
113807 1. ppt tugas pembangkit listrik tenaga panas bumi
113807 1. ppt tugas pembangkit listrik tenaga panas bumi113807 1. ppt tugas pembangkit listrik tenaga panas bumi
113807 1. ppt tugas pembangkit listrik tenaga panas bumi
123figo
STRUKTUR ATOM POLIELEKTRON
STRUKTUR ATOM POLIELEKTRON STRUKTUR ATOM POLIELEKTRON
STRUKTUR ATOM POLIELEKTRON
Lifia Citra Ramadhanti
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIATAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
Asep Suryatna
Pencemaran Udara
 Pencemaran Udara Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
Lestari Moerdijat
Power point pencemaran udara
Power point pencemaran udaraPower point pencemaran udara
Power point pencemaran udara
panjinugroho
Analisis spektrometri
Analisis spektrometriAnalisis spektrometri
Analisis spektrometri
Nozha Diszha
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Oswar Mungkasa
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
Muhamad Imam Khairy
2. Alkena, alkuna dan Aromatik.pptx
2. Alkena, alkuna dan Aromatik.pptx2. Alkena, alkuna dan Aromatik.pptx
2. Alkena, alkuna dan Aromatik.pptx
damarismutiara91
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Joy Irman
Aplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistem
Aplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistemAplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistem
Aplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistem
WirandaErzaPratama
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
guest150909
Termodinamika kelompok 6
Termodinamika kelompok 6Termodinamika kelompok 6
Termodinamika kelompok 6
Fadelia Selvonia
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Muhammad Luthfan
113807 1. ppt tugas pembangkit listrik tenaga panas bumi
113807 1. ppt tugas pembangkit listrik tenaga panas bumi113807 1. ppt tugas pembangkit listrik tenaga panas bumi
113807 1. ppt tugas pembangkit listrik tenaga panas bumi
123figo
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIATAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
Asep Suryatna
Power point pencemaran udara
Power point pencemaran udaraPower point pencemaran udara
Power point pencemaran udara
panjinugroho
Analisis spektrometri
Analisis spektrometriAnalisis spektrometri
Analisis spektrometri
Nozha Diszha

Similar to Penanganan Polusi Suara (Kebisingan).pptx (20)

Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Ainur
Pencemaran kebisingan dan pengendaliannya
Pencemaran kebisingan dan pengendaliannyaPencemaran kebisingan dan pengendaliannya
Pencemaran kebisingan dan pengendaliannya
diahpermatasari28
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
arief337821
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
nanangprasetyo12
Presentasi fis ling kebisingan
Presentasi fis ling   kebisinganPresentasi fis ling   kebisingan
Presentasi fis ling kebisingan
Muh Akbar Triana
Fungsi dan manfaat HUTAN KOTA.lingkungan dan ekonomi
Fungsi dan manfaat HUTAN  KOTA.lingkungan dan ekonomiFungsi dan manfaat HUTAN  KOTA.lingkungan dan ekonomi
Fungsi dan manfaat HUTAN KOTA.lingkungan dan ekonomi
GusmanArsyad1
Bab 4 pencemaran hingar
Bab 4   pencemaran hingar Bab 4   pencemaran hingar
Bab 4 pencemaran hingar
MarlizaAshiqin
Bab 4 pencemaran hingar
Bab 4   pencemaran hingar Bab 4   pencemaran hingar
Bab 4 pencemaran hingar
MarlizaAshiqin
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep nersbioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
chairul35
kebisingan
kebisingankebisingan
kebisingan
Nova Manik
Bioakustik
BioakustikBioakustik
Bioakustik
suhendi darma
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGANHiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Herry Prakoso
Kebisingan, Prilaku Manusia, Rahma Afwina, M.Psi.pptx
Kebisingan, Prilaku Manusia, Rahma  Afwina, M.Psi.pptxKebisingan, Prilaku Manusia, Rahma  Afwina, M.Psi.pptx
Kebisingan, Prilaku Manusia, Rahma Afwina, M.Psi.pptx
AryadhiTevataqsa
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN  BISING rev_fix.pptxPENGUKURAN  BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
ivanalaily1
Bising dan kebisingan
Bising dan kebisinganBising dan kebisingan
Bising dan kebisingan
melissa tl
Anechoic chamber
Anechoic chamberAnechoic chamber
Anechoic chamber
Harry Ardianda
cupdf.com_audiometri-tht1.ppt
cupdf.com_audiometri-tht1.pptcupdf.com_audiometri-tht1.ppt
cupdf.com_audiometri-tht1.ppt
LennyRajagukguk1
TM-4_PREDIKSI_TINGKAT_BISING.pptx measurement
TM-4_PREDIKSI_TINGKAT_BISING.pptx measurementTM-4_PREDIKSI_TINGKAT_BISING.pptx measurement
TM-4_PREDIKSI_TINGKAT_BISING.pptx measurement
fikriadamRabbani2
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Ainur
Pencemaran kebisingan dan pengendaliannya
Pencemaran kebisingan dan pengendaliannyaPencemaran kebisingan dan pengendaliannya
Pencemaran kebisingan dan pengendaliannya
diahpermatasari28
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
arief337821
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
nanangprasetyo12
Presentasi fis ling kebisingan
Presentasi fis ling   kebisinganPresentasi fis ling   kebisingan
Presentasi fis ling kebisingan
Muh Akbar Triana
Fungsi dan manfaat HUTAN KOTA.lingkungan dan ekonomi
Fungsi dan manfaat HUTAN  KOTA.lingkungan dan ekonomiFungsi dan manfaat HUTAN  KOTA.lingkungan dan ekonomi
Fungsi dan manfaat HUTAN KOTA.lingkungan dan ekonomi
GusmanArsyad1
Bab 4 pencemaran hingar
Bab 4   pencemaran hingar Bab 4   pencemaran hingar
Bab 4 pencemaran hingar
MarlizaAshiqin
Bab 4 pencemaran hingar
Bab 4   pencemaran hingar Bab 4   pencemaran hingar
Bab 4 pencemaran hingar
MarlizaAshiqin
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep nersbioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
chairul35
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGANHiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Herry Prakoso
Kebisingan, Prilaku Manusia, Rahma Afwina, M.Psi.pptx
Kebisingan, Prilaku Manusia, Rahma  Afwina, M.Psi.pptxKebisingan, Prilaku Manusia, Rahma  Afwina, M.Psi.pptx
Kebisingan, Prilaku Manusia, Rahma Afwina, M.Psi.pptx
AryadhiTevataqsa
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN  BISING rev_fix.pptxPENGUKURAN  BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
ivanalaily1
Bising dan kebisingan
Bising dan kebisinganBising dan kebisingan
Bising dan kebisingan
melissa tl
cupdf.com_audiometri-tht1.ppt
cupdf.com_audiometri-tht1.pptcupdf.com_audiometri-tht1.ppt
cupdf.com_audiometri-tht1.ppt
LennyRajagukguk1
TM-4_PREDIKSI_TINGKAT_BISING.pptx measurement
TM-4_PREDIKSI_TINGKAT_BISING.pptx measurementTM-4_PREDIKSI_TINGKAT_BISING.pptx measurement
TM-4_PREDIKSI_TINGKAT_BISING.pptx measurement
fikriadamRabbani2

Penanganan Polusi Suara (Kebisingan).pptx

  • 1. Teknik Pengelolaan Kualitas Udara --Penanganan Polusi Suara (Kebisingan)-- Allen Kurniawan, ST. MT. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
  • 2. Pendahuluan Kebisingan: bunyi yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia yang kehadirannya tidak sesuai pada tempat dan waktu Kebisingan berasal dari alat-alat transportasi (kendaraan bermotor, kereta api, pesawat terbang), dan alat-alat proses produksi. Mekanisme kebisingan terjadi pada saat sumber suara bergetar dan mengganggu keseimbangan molekul udara, sehingga molekul udara turut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara dengan pola longitudinal. Pola aliran ini bila terjadi secara kontinu dan tidak dikehendaki oleh pendengaran dapat menyebabkan terjadinya kebisingan.
  • 3. Jenis Kebisingan Menurut sifat dan spektrum frekuensi bunyi: Kebisingan kontinu dengan spektrum yang luas Kebisingan yang relatif tetap dengan batas 賊 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut- turut mesin, kipas angin, dapur pijar, dengungan kulkas. Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi yang sempit Kebisingan yang relatif tetap, dengan frekuensi tertentu saja (500, 1000, atau 4000 Hz) gergaji sirkuler, katup gas, uap gas yang bocor. Kebisingan terputus-putus (intermiten) Kebisingan yang tidak terjadi secara terus-menerus, karena terdapat periode tenang kebisingan lalu-lintas, kebisingan di lapangan terbang, kebisingan kendaraan atau kereta api lewat. Kebisingan impulsif Kebisingan yang memiliki perubahan tekanan suara > 40 dB dalam waktu yang sangat cepat, dan mengejutkan pendengaran suara tembakan, ledakan mercon, suara ban meletus, ledakan granat, ledakan televisi konslet. Kebisingan impulsif berulang Kebisingan dengan perubahan tekanan suara > 40 dB dalam waktu yang sangat cepat dan berulang-ulang mesin tempa, mesin scrap.
  • 4. Menurut besarnya pengaruh terhadap manusia: Kebisingan yang mengganggu (irritating noise) Kebisingan yang mempunyai intensitas tidak terlalu keras mendengkur, bunyi suara kumbang saat makan kayu, bunyi nyamuk ketika mendekati telinga. Kebisingan yang menutupi (masking noise) Kebisingan yang menutupi pendengaran secara tidak langsung, dan membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja teriakan/isyarat tanda bahaya, bunyi ambulance. Kebisingan yang merusak (damaging/injurious noise) Kebisingan dengan perubahan tekanan suara > 40 dB dalam waktu yang sangat cepat dan berulang-ulang mesin tempa, mesin scrap.
  • 5. Sumber Kebisingan Sumber bising dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok: Bising Interior Berasal dari manusia, alat rumah tangga, atau mesin-mesin gedung, misalnya radio, televisi, bantingan pintu, kipas angin, komputer, pembuka kaleng, dll Bising Eksterior Berasal dari kendaraan, mesin-mesin diesel, transportasi.
  • 6. Pada industri, sumber kebisingan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu : Mesin Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas mesin. Vibrasi Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lainlain. Pergeraka n udara, gas, dan cairan Kebisingan ini ditimbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dll.
  • 7. Faktor Penyebab Kebisingan Merupakan satuan getar yang dihasilkan dalam satua waktu (detik) dan satuan Hz. Frekuensi Energi suara rata-rata yang ditansmisikan melalui gelombang suara menuju arah perambatan dalam media. Intensitas Suara Banyaknya suara yang diproduksi dari sumber pada arah tertentu. Amplitudo Kecepatan perpindahan perambatan udara per satuan waktu. Kecepatan Suara Jarak yang ditempuh oleh perambatan suara untuk satu siklus. Panjang Gelombang Waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus amplitudo. Periode
  • 8. Kelompok-kelompok frekuensi tertentu dari suara yang dapat didengar dengan baik oleh manusia. Octave Band Digunakan untuk pengukuran suara di industri. Frekuensi Bandwith Gelombang suara yang terdiri hanya satu jenis amplitudo dan satu jenis frekuensi. Pure Tune Persepsi pendengaran terhadap suara pada amplitudo tertentu, dengan satuan Phon (1 Phon 40 dB pada frekuensi 1000 Hz). Loudness Satuan dari total energi yang dipancarkan oleh suara per satuan waktu. Kekuatan Suara Besarnya perubahan tekanan yang dialami oleh medium udara dari kondisi setimbangnya. Tekanan Suara
  • 9. Standar Baku Mutu Kebisingan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/11/1997 Berisi tentang batas tingkat kebisingan pada berbagai peruntukkan berbagai macam kawasan atau lingkungan kegiatan serta metode pengukuran, perhitungan, dan evaluasi tingkat kebisingan lingkungan.
  • 10. Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 Tahun 1987 Berisi tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan dan dinyatakan dengan pembagian wilayah dalam empat zona: Zona A, adalah zona untuk tempat penelitian, rumah sakit, tempat perawatan kesehatan atau sosial. Tingkat kebisingannya berkisar 35 45 dB. Zona B, adalah zona untuk perumahan, tempat pendidikan, dan rekreasi. Angka kebisingan 45 55 dB. Zona C, adalah zona untuk perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar, dengan kebisingan sekitar 50 60 dB. Zona D, adalah zona bagi lingkungan industri, pabrik, stasiun kereta api, dan terminal bus. Tingkat kebisingan 60 70 dB.
  • 11. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE. 01/MEN/1978 Berisi tentang lamanya shift pekerja yang dihubungkan dengan besarnya tingkat intensitas bising yang diterima. No Tingkat intensitas bising (dB) Lamanya shift (jam/hari) 1 82 16 2 85 8 3 88 4 4 91 2 5 94 1 6 97 遜 7 100 村
  • 12. Pengukuran Kebisingan Alat Ukur Kebisingan 1. Sound Level Meter Alat utama yang digunakan dalam pengukuran kebisingan antara 30-130 dB, dan frekuensi 20-20.000 Hz. 2. Octave Band Analyzer Alat analisa yang terdiri dari filter-filter menurut oktaf yang biasanya digunakan pada kondisi yang rumit berdasarkan kisaran frekuensi-frekuensi yang telah ditentukan.
  • 13. 3. Narrow Band Analyzer Alat untuk menganalisa spektrum sempit atau analisa lebih lanjut, baik latar spektrumnya tetap misalnya 2- 200 Hz atau melebar dengan lebih banyak frekuensi. 4. Tape Recorder Alat untuk pengukuran kebisingan terputus-putus, yang mampu mencatat frekuensi dari 2-20 KHz, dengan sifat perbandingan signal/kebisingan tinggi dan kecepatan tetap
  • 14. 5. Impact Noise Analyzer Alat ini digunakan untuk mengukur kebisingan impulsif.
  • 15. Tujuan dari pengukuran kebisingan adalah: 1. Memperoleh data besarnya kebisingan yang dihasilkan dari sumber kebisingan. 2. Mengurangi tingkat kebisingan tersebut, sehingga tidak menimbulkan gangguan. Pengukuran kebisingan kebisingan lingkungan, kebisingan lalu-lintas, kebisingan bandara. Simbol dan istilah yang akan dipakai selama pengukuran kebisingan lingkungan: Leq Equivalent Continous Noise Level yang menunjukkan nilai tingkat kebisingan yang berfluktuatif selama waktu tertentu, dan setara dengan kebisingan yang ajeg (steady) pada selang waktu yang sama, dengan satuan db (A). LTMS Leq dengan waktu sampling tiap 5 detik LS Leq selama siang hari LM Leq selama malam hari LSM Leq selama siang dan malam hari
  • 16. Pengukuran tingkat kebisingan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara: Waktu pengukuran dilakukan selama aktivitas 24 jam (LSM) dengan cara pada siang hari tingkat aktivitas yang paling tinggi selama 16 jam (LS) pada selang waktu jam 06.00 22.00 dan aktivitas malam hari selama 8 jam (LM) pada selang waktu jam 22.00 06.00. Dengan sebuah sound level meter, dengan mengukur tingkat tekanan bunyi dB(A) selama 10 menit untuk tiap pengukuran, dan pembacaan dilakukan selama 5 detik. Cara Sederhana Dengan sebuah integrating sound level meter yang mempunyai fasilitas pengukuran LTMS, yaitu waktu pembacaan setiap 5 detik dengan lama pengukuran 10 menit. Cara Langsung
  • 17. Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan 3 waktu pengukuran pada malam hari, sebagai contoh: L1 diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00 09.00 L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 11.00 L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 11.00 17.00 L4 diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00 22.00 L5 diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00 24.00 L6 diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00 03.00 L7 diambil pada jam 04.00 mewakili jam 03.00 06.00 4 waktu pengukuran 3 waktu pengukuran
  • 18. Metode perhitungan kebisingan lingkungan LS dihitung dengan rumus: LS dihitung dengan rumus: Untuk mengetahui perbandingan nilai tingkat kebisingan di lingkungan dengan tingkat baku mutu, maka perlu dicari nilai LSM dari pengukuran lapangan. LSM dihitung dengan rumus: LS = 10 log 1/16 {T1.100,1 L1 + ... + T4.100,1 L4} db(A) LM = 10 log 1/8 {T5.100,1 L5 + ... + T7.100,1 L7} db(A) LSM = 10 log 1/24 {16.100,1 LS + 8.100,1 (LM+5)} db(A)
  • 19. Tingkat kebisingan lalu lintas sangat dipengaruhi oleh jarak sumber terhadap penerima, jenis kendaraan, dan kecepatan kendaraan. Metode perhitungan kebisingan lalu lintas Leq Intensitas kebisingan di lokasi yang dipantau (penerima) Loe Emisi kebisingan i Jenis kendaraan N Jumlah kendaraan T Lamanya dampak (jam) V kecepatan kendaraan rata-rata (km/jam) D jarak sumber suara terhadap penerima (m)
  • 20. Tabel emisi kebisingan kendaraan [dB(A)] sebagai fungsi dari kecepatan dengan jarak 10 m. Selanjutnya dapat dihitung intensitas kebisingan sebagai fungsi jarak: L1 Intensitas kebisingan pada jarak R1 L2 Intensitas kebisingan pada jarak R2 No. Jenis Kendaraan Kecepatan (km/jam) 50 60 70 80 90 1. 2. 3. 4. 5. Sepeda Motor Sedan Mikrobus Bus Truk 60 63 73 80 83 62 65 77 81 83 64 70 78 82 84 67 72 82 83 85 68 74 83 84 86
  • 21. Titik pengukuran tingkat kebisingan bandara ditentukan berdasarkan rekomendasi ICAO (International Civil Aviation Organization) yaitu pada: a) Garis paralel sejarak 450 m dari garis tengah landasan pacu (run way) b) Titik pengukuran pendekatan pada daerah perpanjangan garis tengah landasan pacu, kira-kira 2000 m dari bahu landasan. c) Terbang lintas (flyover) kebisingan pada daerah perpanjangan garis tengah berjarak 6,5 km dari awal tinggal landas. Metode pengukuran indeks kebisingan di bandara NEF (Noise Exposure Forecast), NNI (Noise and Number Index), N (di Perancis), Q (di Jerman), WECPNL (Weighted Equivalent Continous Perceived Noise Level). Metode WECPNL didasarkan pada tiga prinsip dasar yaitu: a) Tingkat tekanan suara pada saat itu b) Distribusi frekuensi bising c) Variasi waktu dan tingkat tekanan suara pada saat itu
  • 22. Visualisasi penentuan titik pengukuran kebisingan bandara menurut rekomendasi ICAO
  • 23. Metode perhitungan kebisingan bandara (metode WECPNL) TNEL Total Noise Exposure Level EPNL (n) Effective Perceived Noise Level untuk pengukuran pada saat ke-n T Total periode waktu pengukuran to 1 detik N Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat dalam 24 jam N = N2 + 3N3 + 10 (N1 + N4) N1 Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat pada pukul 24.00 07.00 N2 Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat pada pukul 07.00 19.00 N3 Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat pada pukul 19.00 22.00 N4 Jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat pada pukul 22.00 - 24.00
  • 25. Akibat lain dari kebisingan adalah:
  • 26. Penanganan Kebisingan Penanganan kebisingan pada sumber kebisingan lalu lintas dapat dilakukan melalui beberapa hal, antara lain: 1) Pengaturan lalu lintas 2) Pembatasan kendaraan berat 3) Pengaturan kecepatan 4) Perbaikan kelandaian jalan 5) Pemilihan jenis perkerasan jalan Salah satu cara yang efektif untuk menangani kebisingan lingkungan adalah dengan penanaman pohon yang bersifat menghalang kebisingan. Tanaman yang digunakan untuk penghalang kebisingan harus memiliki kerimbunan dan kerapatan daun yang cukup dan merata mulai dari permukaan tanah hingga ketinggian yang diharapkan. Untuk itu, perlu diatur suatu kombinasi antara tanaman penutup tanah, perdu, dan pohon atau kombinasi dengan bahan lainnya sehingga efek penghalang menjadi optimum.
  • 27. Tanaman dikombinasikan dengan tanaman lainnya untuk memperbesar kerimbunan
  • 28. Tanaman yang dikombinasikan dengan timbunan tanah
  • 29. Jenis tanaman yang berfungsi untuk mereduksi kebisingan Penutup tanah (cover crops) a) Rumput b) Leguminosae. Perdu a) Bambu pringgodani (Bambusa Sp) b) Likuanyu (Vermenia Obtusifolia) c) Anak nakal (Durante Repens) d) Soka (Ixora Sp) e) Karet-karetan (Ficus Pumila) f) Sebe (Heliconia Sp) g) Tehtehan (Durante) Pohon a) Akasia (Acacia Mangium) b) Johar (Casia Siamea) c) Pohonpohon yang rimbun dengan cabang rendah
  • 30. Karakteristik bahan bangunan untuk mengisolasi kebisingan
  • 31. Alat pelindung pekerja dari kebisingan pada kawasan industri Impact II Electronic Headphones Work Tunes AM/FM Radio Ear Muffs Clarity Earmuffs Hard Hat Ear Muffs Earsoft FX Earplugs Push-Ins Corded Howard Leight Max Earplugs Fusion Earplugs
  • 32. Usaha yang ditempuh untuk mengendalikan kebisingan di bandara, antara lain: 1) Mencari disain dan mesin yang dapat menurunkan kebisingan. 2) Mengatur jalur pesawat terbang. 3) Peredam suara melalui landscape dan alat khusus. 4) Mengatur tata guna lahan, misalnya kawasan di sekitar bandara jangan digunakan untuk perumahan, tetapi lebih baik untuk perkantoran yang gedungnya dapat memakai teknologi peredam suara. Cara umum pengendalian kebisingan Mengurangi vibrasi sumber Menutupi sumber suara Melemahkan kebisingan dengan bahan penyerap atau peredam suara Menghalangi perambatan suara Melindungi ruang tempat manusia atau makhluk hidup lain dari sumber suara Melindungi indra pendengaran dari suara