1. Masalah kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi, terlihat dari persentase bayi lahir dengan berat badan rendah dan balita dengan tinggi badan kurang;
2. Stunting atau gagal tumbuh pada anak disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada Seribu Hari Pertama Kehidupan, dan berdampak jangka pendek maupun panjang bagi perkembangan anak;
3. Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting mel
Administrasi dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan PMT lokal.pdfImoelzAdhy
油
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan program pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal bagi ibu hamil dan balita di beberapa desa, mencakup perencanaan, anggaran, pelaksanaan, dan pelaporannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran antropometri, edukasi gizi bagi ibu hamil dan balita, serta pengolahan bahan pangan dan penyajian makanan yang memenuhi syarat gizi dan keamanan dalam rangka pemberian makanan tambahan lokal.
Dokumen tersebut membahas penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita dalam memantau pertumbuhan anak. KMS Balita digunakan untuk menentukan apakah pertumbuhan berat badan anak sesuai dengan standar normal berdasarkan grafik dan garis acuan yang tertera. Hasil pemantauan menggunakan KMS digunakan untuk mengidentifikasi risiko gangguan pertumbuhan atau kelebihan berat badan pada anak.
Untuk mencapai tinggi dan berat badan optimal, diperlukan asupan gizi seimbang dari ASI eksklusif hingga 6 bulan, dilanjutkan dengan MP-ASI. Periode konsepsi hingga usia 2 tahun merupakan masa pertumbuhan janin, bayi, dan anak yang penting untuk mendapatkan semua zat gizi makro dan mikro.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan pertumbuhan balita di posyandu yang meliputi proses penimbangan, pencatatan, penilaian status gizi, dan tindakan yang diberikan berdasarkan hasil penilaian tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pemantauan pertumbuhan balita dijelaskan seperti fasilitas, kelengkapan, jumlah dan pelatihan petugas posyandu. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemant
Pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal di Kabupaten Oku pada tahun 2022 meliputi ibu hamil KEK dan balita dengan gizi kurang, berat badan kurang, atau pertumbuhan berat badan yang tidak memadai selama 90 hari atau 14 hari. Program ini mencakup persiapan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukyusup firmawan
油
Dokumen ini memberikan standar operasional prosedur untuk penatalaksanaan balita gizi buruk di Puskesmas Kalimanggis. Prosedur ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita yang gizinya buruk dan menargetkan balita berusia 0-59 bulan yang mengalami gizi buruk. Prosedur yang dijelaskan meliputi persiapan, pelaksanaan yang terdiri dari pemeriksaan medis, anamnesa, penentuan kebutuhan gizi, pemberian p
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menghitung umur balita dengan tepat karena pertumbuhan dan kecepatan tumbuh balita berbeda pada setiap bulan umurnya. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara yang benar untuk menghitung umur balita berdasarkan selisih tanggal lahir dan tanggal kunjungan posyandu.
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptxmutya11
油
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan stunting di Kecamatan Beruntung Baru melalui program rembuk stunting. Program tersebut mencakup pemantauan status gizi balita, intervensi gizi, dan analisis penyebab tingginya angka stunting di wilayah tersebut sebesar 14,3% yang antara lain disebabkan oleh keterbatasan sarana ukur dan kurangnya edukasi gizi kepada masyarakat.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengukuran antropometri pada bayi dan balita di Posyandu. Pengukuran antropometri meliputi penimbangan berat badan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Dokumen ini menjelaskan tujuan, alat, dan langkah-langkah melakukan masing-masing pengukuran secara detail dan benar.
Dokumen tersebut membahas program penanggulangan anemia pada remaja putri dan wanita usia subur dengan cara meningkatkan asupan zat besi dan vitamin, mengobati penyakit penyebab anemia, serta menyarankan konsumsi tablet tambah darah secara teratur.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan pertumbuhan balita di posyandu yang meliputi proses penimbangan, pencatatan, penilaian status gizi, dan tindakan yang diberikan berdasarkan hasil penilaian tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pemantauan pertumbuhan balita dijelaskan seperti fasilitas, kelengkapan, jumlah dan pelatihan petugas posyandu. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemant
Pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal di Kabupaten Oku pada tahun 2022 meliputi ibu hamil KEK dan balita dengan gizi kurang, berat badan kurang, atau pertumbuhan berat badan yang tidak memadai selama 90 hari atau 14 hari. Program ini mencakup persiapan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukyusup firmawan
油
Dokumen ini memberikan standar operasional prosedur untuk penatalaksanaan balita gizi buruk di Puskesmas Kalimanggis. Prosedur ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita yang gizinya buruk dan menargetkan balita berusia 0-59 bulan yang mengalami gizi buruk. Prosedur yang dijelaskan meliputi persiapan, pelaksanaan yang terdiri dari pemeriksaan medis, anamnesa, penentuan kebutuhan gizi, pemberian p
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menghitung umur balita dengan tepat karena pertumbuhan dan kecepatan tumbuh balita berbeda pada setiap bulan umurnya. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara yang benar untuk menghitung umur balita berdasarkan selisih tanggal lahir dan tanggal kunjungan posyandu.
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptxmutya11
油
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan stunting di Kecamatan Beruntung Baru melalui program rembuk stunting. Program tersebut mencakup pemantauan status gizi balita, intervensi gizi, dan analisis penyebab tingginya angka stunting di wilayah tersebut sebesar 14,3% yang antara lain disebabkan oleh keterbatasan sarana ukur dan kurangnya edukasi gizi kepada masyarakat.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengukuran antropometri pada bayi dan balita di Posyandu. Pengukuran antropometri meliputi penimbangan berat badan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Dokumen ini menjelaskan tujuan, alat, dan langkah-langkah melakukan masing-masing pengukuran secara detail dan benar.
Dokumen tersebut membahas program penanggulangan anemia pada remaja putri dan wanita usia subur dengan cara meningkatkan asupan zat besi dan vitamin, mengobati penyakit penyebab anemia, serta menyarankan konsumsi tablet tambah darah secara teratur.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan pertumbuhan balita yang merupakan salah satu program untuk mencegah dan menangani masalah gizi pada anak. Pemantauan dilakukan melalui penimbangan berat badan rutin di Posyandu dan dicatat pada Kartu Menuju Sehat untuk memantau pertumbuhan yang sehat. Status pertumbuhan akan ditentukan berdasarkan kenaikan berat badan dan diberikan tindak lanjut sesuai kondisinya, se
Perencanaan dan pelaksanaan Asuhan balita dan anak prasekolahpjj_kemenkes
油
Dokumen tersebut membahas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi asuhan kebidanan pada balita dan anak prasekolah, termasuk imunisasi, tumbuh kembang, gizi, dan deteksi penyimpangan perkembangan menggunakan KPSP dan DDST.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan pertumbuhan balita, meliputi penentuan umur anak, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, penetapan status pertumbuhan dan gizi, serta tindak lanjut hasil pemantauan yang dapat berupa konseling, pengobatan, atau rujukan ke fasilitas kesehatan. Pemantauan ini bertujuan untuk mencegah masalah gizi pada anak melalui deteksi dini di posy
Pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu bertujuan untuk mengetahui status pertumbuhan secara teratur dan dini, memberikan intervensi pada anak dengan gangguan pertumbuhan, serta memberikan konseling kepada orang tua. Hal penting yang perlu diperhatikan meliputi cara plot berat badan di KMS, teknik penimbangan yang benar, penghitungan umur yang tepat, serta penilaian dan tindak lanjut pada anak yang tidak tumbuh sesuai
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan pada Bayipjj_kemenkes
油
1. Modul ini membahas tentang merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan kebidanan pada bayi dan anak, termasuk pemenuhan gizi, imunisasi, pertumbuhan, dan penanganan perkembangan yang meragukan.
2. Langkah-langkahnya adalah menyusun rencana asuhan secara menyeluruh setelah pengkajian, melaksanakan rencana, lalu mengevaluasi tindakan dan konseling yang diberikan
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasDadang Solihin
油
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan kebijakan strategis dalam rangka memperkuat kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia demi kesejahteraan bangsa. Sebagai aset strategis, wilayah angkasa memiliki peran krusial dalam pertahanan, keamanan, ekonomi, serta pembangunan nasional. Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya aktivitas luar angkasa, Indonesia memerlukan kebijakan komprehensif untuk mengatur, melindungi, dan mengoptimalkan pemanfaatannya. Saat ini, belum ada regulasi spesifik terkait pengelolaan wilayah angkasa, padahal potensinya besar, mulai dari komunikasi satelit, observasi bumi, hingga eksplorasi antariksa.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
油
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
1. Direktorat Gizi dan KIA
MPI.3
STIMULASI DAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA
BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH DI POSYANDU
Pelatihan SDIDTK dan Pemberian Makan pada Balita dan Anak Pra Sekolah
Metode Blended Learning
2. 2
Deskripsi
Modul ini berisikan Stimulasi dan Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah
menggunakan Buku KIA dan Buku KIA Khusus di
Posyandu
TENTANG
MODUL INI
3. 3
Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
Melakukan Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang
pada Balita dan Anak Prasekolah di Posyandu.
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat:
1. Melakukan Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Balita dan Anak Prasekolah menggunakan
Buku KIA
2. Melakukan Perawatan dan Stimulasi dan Deteksi Dini
Tumbuh Kembang pada Bayi Kecil dengan Buku KIA
Khusus.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
4. MATERI POKOK
1. Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah menggunakan
Buku KIA.
Sub Materi Pokok :
a. Stimulasi, dan Deteksi Dini Pertumbuhan Balita dan Anak Prasekolah Pra Sekolah
menggunakan Buku KIA.
b. Stimulasi dan Deteksi Dini Perkembangan Balita dan Anak Prasekolah Pra Sekolah
menggunakan Buku KIA
2. Perawatan dan Stimulasi, dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Bayi Kecil dengan Buku KIA
Khusus.
Sub Materi Pokok :
a. Perawatan Bayi Kecil
b. Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Bayi Kecil dengan Buku KIA Khusus
dan Tindak Lanjut
6. A. Stimulasi dan Deteksi Dini Pertumbuhan Balita
dan Anak Prasekolah Menggunakan Buku
KIA
Buku KIA digunakan di tingkat masyarakat untuk melakukan
Stimulasi dan deteksi dini.
Untuk mendapatkan pertumbuhan Balita dan Anak Prasekolah
yang optimal diperlukan asupan gizi sesuai rekomendasi yang
tercantum di dalam buku KIA.
Kegiatan deteksi dini pertumbuhan adalah kegiatan atau
pemeriksaan untuk menemukan penyimpangan pertumbuhan
pada balita dan anak prasekolah sedini mungkin agar intervensi
dapat dilakukan segera.
6
7. a.Konsep Dasar Buku KIA
Buku Kesehatan Ibu dan Balita dan anak prasekolah (KIA) merupakan
buku yang diberikan sejak ibu hamil yang berisi informasi kesehatan
ibu dan kesehatan balita dan anak prasekolah sejak bayi baru lahir
hingga balita dan anak prasekolah usia 6 tahun (Kemenkes RI & JICA,
2016).
b.Penggunaan buku KIA
1) Ibu/keluarga
2) Kader Kesehatan
3) Guru TK/PAUD
4) Tenaga Kesehatan 7
1. Buku Kesehatan Ibu dan Balita dan Anak Prasekolah (KIA)
10. Langkah-langkah pengisian KMS oleh Kader dilakukan berdasarkan
Juknis Pengisian KMS (Kemenkes, 2021) antara lain:
a. Memilih KMS sesuai jenis kelamin balita.
b. Memastikan identitas balita.
c. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan balita dan anak prasekolah.
d. Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan balita dan
anak prasekolah.
e. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu.
f. Mencatat setiap kejadian yang dialami balita dan anak prasekolah.
g. Menentukan status pertumbuhan balita dan anak prasekolah.
h. Mengisi kolom pemberian ASI Eksklusif. 10
2. Pengisian KMS, Plotting Hasil Penimbangan dan
Membentuk Garis Pertumbuhan pada Grafik dalam KMS
11. Catatan
KMS diisi oleh kader sesuai langkah-langkah tercantum dalam Juknis
Pengisian KMS (Kemenkes, 2021)
Tenaga kesehatan dapat mengajarkan cara menghitung usia kepada
kader berdasarkan Kurikulum Modul Pemantauan Pertumbuhan bagi
Tenaga Kesehatan (Kemenkes, 2021). Diharapkan kader mengetahui
cara perhitungan usia balita dan anak prasekolah.
Jika disuatu wilayah/tempat sumber daya kader memadai untuk
melakukan perhitungan usia secara tepat maka hal tersebut lebih baik.
11
15. a. Melakukan penilaian status pertumbuhan di Posyandu
Penilaian status pertumbuhan di Posyandu dilakukan
dengan cara:
1) Status pertumbuhan dinilai berdasarkan arah garis
pertumbuhan.
2) Membandingkan pertambahan berat badan dengan
kenaikan berat badan minimal di buku KIA
15
3. Penilaian Status Pertumbuhan di Posyandu dan
Tindak lanjutnya
16. 16
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan berdasarkan grafik
pertumbuhan adalah sebagai berikut:
a) Tidak Naik (T)
Arah garis pertumbuhan mendatar atau menurun memotong
garis pertumbuhan dibawahnya (berat badan saat ini lebih
rendah dari bulan sebelumnya)
atau kenaikan BB kurang dari Kenaikan Berat Badan Minimal
(KBM)
b) Naik (N)
Arah garis pertumbuhan sejajar dengan atau mengikuti garis
pertumbuhan terdekat pada KMS
Arah garis pertumbuhan ke atas menyebrang kurva diatasnya
atau kenaikan BB sama dengan KBM atau lebih
17. Interpretasi Status Pertumbuhan
BB turun :
Pertumbuhan tidak
baik
BB naik mengikuti
garis
pertumbuhan,
artinya
Pertumbuhan
baik
BB naik melebihi
garis oranye ,
artinya
Pertumbuhan
tidak baik
BB tetap /
mendatar :
Pertumbuhan
Tidak baik
BB naik tapi tidak
memadai :
Pertumbuhan
Tidak baik
18. b. Tindak Lanjut Hasil Penilaian Status Pertumbuhan Balita dan
Anak Prasekolah di Posyandu
1) Balita dan anak prasekolah dengan status pertumbuhan naik
a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita dan anak
prasekolah ke posyandu dan sampaikan bahwa kenaikan berat badan
balita dan anak prasekolah merupakan keberhasilan ibu mengasuh
balita dan anak prasekolah.
b) Berikan umpan balik untuk mempertahankan kondisi balita dan anak
prasekolah dan nasihat tentang pemberian makan sesuai rekomendasi
menurut usianya
c) Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
18
19. Tindak Lanjut Hasil .
2) . Balita dan anak prasekolah dengan status pertumbuhan naik, tetapi trend
pertumbuhannya naik terus menerus mendekati garis oranye
a) Berikan nasihat tentang aktivitas fisik agar status pertumbuhan balita dan
anak prasekolah tidak diatas garis oranye
b) Tetap berikan pujian, umpan balik tentang pemberian makan dan anjuran
datang kembali pada penimbangan berikutnya
19
20. 3) Balita dan anak prasekolah dengan status pertumbuhan tidak naik
Tanyakan dan catat keadaan balita dan anak prasekolah bila ada
keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll), kebiasaan makan balita dan
anak prasekolah dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak
naik tanpa menyalahkan ibu
Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke
puskemas/fasilitas kesehatan
Tetap berikan pujian, umpan balik tentang pemberian makan dan
anjuran datang kembali pada penimbangan berikutnya
20
21. 4) Balita dan anak prasekolah dengan status pertumbuhan naik, tetapi
garis pertumbuhannya di atas garis oranye
a) Berikan nasihat tentang aktivitas fisik sesuai usia agar status
pertumbuhan tidak diatas garis oranye
b) Laporkan ke tenaga kesehatan untuk dilakukan intervensi dini dan
anjuran evaluasi 2 minggu, jika tidak ada perbaikan segera
dirujuk
c) Tetap berikan pujian, edukasi tentang pemberian makan, asupan gizi
disesuaikan dengan aktivitas anak
21
22. 5) Balita dan anak prasekolah dengan status pertumbuhan naik tetapi
garis pertumbuhannya dibawah garis merah
a) Tanyakan dan catat keadaan balita dan anak prasekolah bila ada
keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll), kebiasaan makan balita dan
anak prasekolah dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
b) Berikan penjelasan tentang kemungkinan kenaikan berat badan balita
dan anak prasekolah masih belum cukup tanpa menyalahkan ibu
c) Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke
puskemas/fasilitas kesehatan
d) Pada balita dan anak prasekolah BGM, setelah dirujuk dan dikonfirmasi,
tidak perlu dirujuk kembali jika garis pertumbuhannya mengikuti garis
pertumbuhan diatasnya (N). Namun jika berat badan tidak mengalami
kenaikan (T) maka harus dirujuk
e) Tetap berikan pujian, umpan balik tentang pemberian makan dan anjuran
datang kembali pada penimbangan berikutnya
22
23. 6) Balita dan anak prasekolah yang pertama kali ditimbang atau tidak
ditimbang dalam waktu lama dan titik berat badannya ada
dibawah garis merah atau di atas garis oranye
a) Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke
puskemas/fasilitas kesehatan
b) Berikan nasihat tentang aktivitas fisik
c) Tetap berikan pujian, umpan balik tentang pemberian makan dan
anjuran datang kembali pada penimbangan berikutnya
23
24. a. Indeks Berat Badan menurut Usia (BB/U)
b. Indeks Panjang Badan/Tinggi Badan Menurut Usia (PB/U atau TB/U)
c. Indeks Berat Badan Menurut Panjang atau Tinggi Badan (BB/PB atau
BB/TB)
d. Indeks Masa Tubuh Menurut Usia (IMT/U)
e. Indikator Lainnya adalah Lingkar Kepala Menurut Usia (LK/U)
24
4. Indikator Pertumbuhan Balita dan Anak Prasekolah
26. B. Stimulasi Dan Deteksi Dini Perkembangan Balita
Dan Anak Prasekolah Menggunakan Buku KIA
PENGERTIAN:
a. Stimulasi dini
adalah merangsang otak Balita dan Anak Prasekolah agar
perkembangan kemampuan gerak, bicara, bahasa, dan sosialisasi
kemandirian berlangsung optimal sesuai usia
b. Deteksi dini
adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan perkembangan pada Balita dan Anak
26
27. Aspek Perkembangan Balita dan Anak Prasekolah yang
perlu dipantau dengan Buku KIA:
1) Gerak kasar atau motorik kasar
Adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan balita dan anak prasekolah
melakukan pergerakan dan sikap tubuh
yang melibatkan otot-otot besar seperti
duduk, berdiri, dan sebagainya
27
28. 2. Gerak halus atau motorik halus
Adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan balita dan anak prasekolah
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-
otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat seperti mengamati sesuatu,
memegang sendok, menjimpit, menulis, dan
sebagainya.
28
29. 3) Kemampuan bicara dan Bahasa
Adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons
terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,
mengikuti perintah, dan lain sebagainya.
29
30. 4. Sosialisasi dan kemandirian
Adalah aspek yang berhubungan dengan
pencapaian kemandirian balita dan anak
prasekolah dalam melakukan aktivitas sehari-
hari (mampu makan sendiri atau membereskan
mainan setelah selesai bermain) dan aktivitas
sosial (mampu menguasai diri saat berpisah dari
ibu atau pengasuh atau mampu bersosialisasi
dan bermain dengan balita dan anak
prasekolah-balita dan anak prasekolah lain
atau anggota keluarga lainnya).
30
31. Deteksi Dini Perkembangan ceklis perkembangan buku KIA.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian ceklis pemantauan
perkembangan:
1) Tentukan usia balita dan anak prasekolah.
2) Pilih ceklis pemantauan perkembangan sesuai kelompok usia balita dan
anak prasekolah (secara lengkap dapat dilihat pada Buku KIA)
3) Centang Ya atau Tidak sesuai perkembangan balita dan anak
prasekolah anda sesuai dengan pemantauan perkembangan
4) Jika seluruh jawaban (centang) adalah Ya maka perkembangan balita dan
anak prasekolah yang dipantau sesuai dengan kelompok usianya
31
32. 5) Jika terdapat jawaban (centang) Tidak, maka segera dirujuk ke Puskemas/
Fasilitas Kesehatan
Contoh:
Anak A berusia 12 bulan menggunakan ceklis pemantauan perkembangan
usia 9-12 bulan. Pada ceklis tersebut terdapat 1 atau lebih centang Tidak,
maka balita dan anak prasekolah trsebut segera dirujuk ke Puskemas/
Fasilitas Kesehatan.
6) Untuk balita yang belum memasuki usia tertentu tersebut, maka gunakan ceklist
kelompok usia sebelumnya:
Contoh:
Anak B usia 11 bulan menggunakan ceklis pemantauan perkembangan usia 9
bulan
32
35. Pemantauan perkembangan dengan ceklis perkembangan pada Buku KIA dapat
dilakukan oleh kader ataupun ibu/pengasuh balita dan anak prasekolah.
Tenaga kesehatan atau kader di Posyandu dapat mengedukasi ibu/pengasuh
untuk melakukan pemantauan perkembangan secara mandiri dengan ceklis
perkembangan dalam buku KIA sekaligus melakukan stimulasi sesuai kelompok
usianya.
35
36. PENCATATAN PELAYANAN SDIDTK DI BUKU KIA
Tenaga kesehatan perlu mengisi rekapitulasi pencatatan
pelayanan SDIDTK di Buku KIA.
Langkah-langkah dalam melakukan pencatatan pelayanan
SDIDTK pada Buku KIA adalah :
1. Identifikasi hasil perkembangan sesuai usia anak
2. Mengisi hasil pemeriksaan pada lembar DDTK sesuai
usia (BB/U, BB/TB, TB/U dan LK/U)
3. Mengisi hasil pemeriksaan penyimpangan
perkembangan dengan KPSP, TTD, TDL, KMPE dan
MCHAT* dan GPPH
4. Mengisikan jenis tindakan yang diberikan
5. Mengisikan rencana kunjungan ulang
36
38. SEKARANG SAYA TAHU
1. Kegiatan pemantauan tumbuh kembang di posyandu dilakukan dengan menggunakan
Buku KIA sebagai alat bantu utama
2. Penilaian status pertumbuhan di posyandu dilakukan dengan cara melakukan plotting
hasil pengukuran setiap bulan dan disambungkan sehingga membentuk garis
pertumbuhan.
3. Penilaian perkembangan di posyandu dapat dilakukan dengan ceklis perkembangan
dalam Buku KIA yang sangat mudah dilakukan oleh orang tua dan kader
4. Tenaga Kesehatan perlu mengisi rekapitulasi pelayanan pertumbuhan perkembangan
di Buku KIA
38
39. Uraian Materi
39
2. PERAWATAN DAN STIMULASI, DETEKSI
DINI TUMBUH KEMBANG BAYI KECIL
DENGAN BUKU KIA KHUSUS
KEGIATAN
BELAJAR
40. Bayi kecil adalah :
40
A. PERAWATAN BAYI KECIL
Berat lahir kurang dari 2500 gram ATAU
Panjang lahir kurang 45 cm ATAU
Usia kehamilan <= 37 minggu
ISTIMEWA
lahir lebih awal dan
harus berjuang lebih
keras dalam
kehidupan pertamanya
41. Cara terbaik untuk memberikan kehangatan dan kenyamanan pada bayi
Dilakukan oleh bunda, ayah atau anggota keluarga lain yang sehat
Jangan menggunakan inkubator di rumah
41
1. Perawatan Metode Kanguru (PMK)
Perawatan Metode Kanguru
(PMK) Intermitten
Untuk bayi dalam perawatan
intensif di rumah sakit
Dilakukan hanya saat ibu
mengunjungi bayi dengan
durasi minimal 1 jam.
Perawatan Metode Kanguru
(PMK) Kontinyu
Untuk bayi yang sudah stabil
dan pindah ke ruang rawat/
rawat gabung di rumah sakit
atau sudah pulang ke rumah
Dilakukan sepanjang waktu
42. 42
2. Merawat Tali Pusat
Selalu jaga kebersihan tali pusat yang belum
terlepas
Tali pusat dapat dibersihkan menggunakan
air hangat bersih
Krim antibiotik hanya diberikan atas anjuran
dokter.
Biarkan tali pusat terbuka agar cepat kering
43. 43
3. Asupan Gizi Bayi Kecil
ASI
ASI donor untuk bayi kecil
Penambahan Human Milk Fortifier (HMF)
Pendamping ASI untuk bayi prematur
44. 1. Buku KIA Khusus untuk Bayi Kecil
Digunakan untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi
kecil
Digunakan hingga usia koreksi 10 minggu (2,5 bulan) namun informasi
seperti perkembangan dapat digunakan hingga usia koreksi 6 bulan
Buku KIA khusus bayi kecil harus dimiliki bersama dengan buku KIA ibu dan
balita dan anak prasekolah
44
B. STIMULASI, DAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BAYI KECIL
DENGAN BUKU KIA KHUSUS DAN TINDAK LANJUT
45. Beberapa contoh bayi yang perlu dan tidak perlu menggunakan buku KIA
khusus bayi kecil ini:
45
Berat lahir 2700 g, panjang lahir 45 cm, usia kehamilan 36 minggu
Berat lahir 1800 g, panjang lahir 42 cm, usia kehamilan 38 minggu
Berat lahir 2600 g, panjang lahir 46 cm, usia kehamilan 38 minggu x
Berat lahir 2600 g, panjang lahir 43 cm, usia kehamilan 39 minggu
46. 2. Menghitung Usia Koreksi
Usia koreksi adalah suatu perhitungan untuk menyesuaikan usia bayi
karena lahir prematur, sehingga acuan tumbuh kembangnya menjadi
sesuai dengan yang seharusnya
Syarat:
46
Usia Kehamilan <37
minggu
Usia saat ini < 2 tahun
47. Cara menghitung usia koreksi bayi prematur
a. Ketahui usia bayi saat ini dan usia saat lahir dianggap 0 hari. Nyatakan usia saat ini dalam satuan
minggu, bukan hari atau bulan. Apabila usia saat ini tidak genap dalam minggu, dapat dibulatkan
ke bawah. Contoh:
1) Usia 23 hari sama dengan 3 minggu lebih 2 hari sehingga dibulatkan menjadi 3 minggu.
2) Usia 41 hari sama dengan 5 minggu lebih 6 hari sehingga dibulatkan menjadi 5 minggu.
3) Usia 2 bulan sama dengan 8 minggu - Usia 3,5 bulan sama dengan 14 minggu.
4) Usia setengah tahun sama dengan 6 bulan sama dengan 24 minggu.
b. Usia kehamilan diisi sesuai dengan usia kehamilan.
c. Jumlahkan usia saat ini dengan usia kehamilan.
d. Hasil penjumlahan tersebut kemudian dikurangi 40. Jika hasil penjumlahan kurang dari 40 maka
hasil tidak perlu dikurangi 40 (agar usia koreksi tidak minus). 47
48. Contoh:
1. Bayi lahir prematur 34 minggu, saat ini usia bayi 3 bulan.
o Usia bayi saat ini adalah 3 bulan atau 12 minggu.
o Usia kehamilan adalah 34 minggu.
o Usia koreksi adalah (34+12) 40 = 46 40 = 6 minggu atau 1,5 bulan
2. Bayi lahir premature 30 minggu, saat ini usia bayi 2 bulan
o Usia bayi saat ini adalah 2 bulan atau 8 minggu
o Usia kehamilan adalah 30 minggu
o Usia koreksi adalah (30+ 8) = 38 minggu
48
49. 3. Deteksi dini Pertumbuhan Bayi Kecil
Lakukan secara rutin:
a. Pengukuran berat badan dengan benar.
b. Pengukuran panjang badan dengan benar.
c. Pengukuran lingkar kepala dengan benar.
plotting hasil pemantauan pertumbuhan bayi pada kurva pertumbuhan.
Terdapat 2 jenis kurva untuk bayi prematur yaitu Grafik Fenton dan Grafik
Intergrowth. Indonesia mengadopsi Grafik Fenton.
Pada grafik pertumbuhan Fenton hasil pengukuran berat badan, Panjang
badan dan lingkar kepala berada diplotting dalam satu lembar grafik
pertumbuhan Fenton.
Lakukan pemantauan dengan benar dan teliti sehingga dapat mendeteksi dini
tanda bahaya pertumbuhan bayi prematur dan menjadi panduan intervensi
gizi pada bayi.
49
50. Hal-hal penting mengenai kurva Fenton:
a.Usia yang dipakai adalah usia kehamilan dalam minggu.
b.Pertama, tentukan persentil di saat bayi baru lahir.
c. Pastikan kenaikan berat badan selanjutnya.
d.Kurva Fenton dapat dipakai sejak bayi lahir sampai bayi
maksimal usia kehamilan 50 minggu (10 minggu usia koreksi)
kemudian selanjutnya pindah ke kurva WHO dengan tetap
memperhitungkan usia koreksi hingga mencapai 24 bulan (2
tahun).
50
52. 4. Cara menggunakan Kurva Pertumbuhan Fenton
a. Pastikan anda memiliki data dasar dan data saat ini
b. Isi/plot data dasar
1) Cari kurva sesuai dengan jenis kelamin bayi.
2) Garis mendatar (horizontal; garis X) merupakan usia kehamilan dan garis vertikal (garis Y)
merupakan angka-angka untuk berat badan (kg), panjang badan (cm), dan lingkar kepala (cm)
3) Cari usia kehamilan saat bayi dilahirkan, dengan menyusuri garis ke atas, berikan tanda titik (.) pada
berat lahir, panjang lahir, dan lingkar kepala lahir.
4) Tulis tanggal penimbangan pada bagian bawah 52
53. Contoh
53
Data Dasar
Tanggal lahir. : 22 September 2021
Usia kehamilan/ gestasi. : 34 minggu
Berat lahir. : 2,2 kg
Panjang lahir. : 43 cm
Lingkar kepala. : 32 cm
Jenis Kelamin. : perempuan
54. c. Selanjutnya, saat pengukuran di fasilitas
Kesehatan maupun saat rawat jalan di
Posyandu/Puskesmas/ Poliklinik, tambahkan data
saat ini sesuai pengukuran terbaru, dengan
titik usia = usia kehamilan + usia bayi saat ini.
Contoh:
54
Data Dasar
Tanggal lahir. : 22 September 2021
Usia kehamilan/ gestasi. : 34 minggu
Berat lahir. : 2,2 kg
Panjang lahir. : 43 cm
Lingkar kepala. : 32 cm
Jenis Kelamin. : perempuan
Data Saat ini
Tanggal penimbangan. : 11 November 2021
Usia saat ini/ kronologis : 6 minggu
Berat badan. : 2,5 kg
Panjang badan. : 48 cm
Lingkar kepala. : 35 cm
Tanggal penimbangan:
11 november 2021
55. d. Jika usia saat ini/kronologis lebih dari 10 minggu,
plot data saat ini di kurva WHO yang ada di
Buku KIA. Titik usia yang dipakai pada kurva
WHO adalah usia koreksi.
Usia koreksi = (usia bayi saat ini + usia kehamilan) 40
minggu.
55
Data Dasar
Tanggal lahir. : 22 September 2021
Usia kehamilan/ gestasi. : 34 minggu
Berat lahir. : 2,2 kg
Panjang lahir. : 43 cm
Lingkar kepala. : 32 cm
Jenis Kelamin. : perempuan
Data Saat ini
Tanggal penimbangan. : 10 Januari 2022
Usia saat ini/ kronologis : 14 minggu
Berat badan. : 6,0 kg
Panjang badan. : 60 cm
Lingkar kepala. : 40 cm
Usia koreksi
= (usia bayi saat ini + usia kehamilan) 40 minggu
= (14 + 34 minggu) 40 minggu
= 48 minggu 40 minggu
= 8 minggu (atau setara dengan 2 bulan)
56. 56
Dalam pemantauan
pertumbuhan, Kurva Fenton
dapat dipakai sejak bayi
lahir sampai bayi maksimal
usia kehamilan 50 minggu
(10 minggu usia koreksi).
Kemudian selanjutnya
beralih ke kurva WHO di
buku KIA biasa sejak usia
kehamilan 40 minggu
dengan tetap
memperhitungkan usia
koreksi hingga mencapai 24
bulan (2 tahun). Usia
kehamilan 40 minggu pada
grafik fenton akan diploting
sebagai usia 0 bulan pada
grafik WHO.
57. CONTOH PENGHITUNGAN DAN PLOTING
57
Jika akan dipindahkan kedalam
grafik WHO maka dilakukan
perhitungan Usia koreksi
= (usia bayi saat ini + usia
kehamilan) 40 minggu
= (14 + 34 minggu) 40 minggu
= 48 minggu 40 minggu
= 8 minggu (atau setara dengan 2
bulan)
59. 5. Stimulasi dan deteksi dini perkembangan bayi kecil
menggunakan usia koreksi
Lakukan stimulasi dan deteksi perkembangan sesuai usia koreksi.
Catat di dalam buku KIA khusus bayi kecil setiap perkembangan yang dapat
dilakukannya
a. Tenaga kesehatan harus mengedukasi dengan jelas dan benar para orang
tua bayi prematur. Orang tua diharapkan aktif mengisi bagian ini jika bayinya
sudah mencapai usia koreksi 2, 4, dan 6 bulan.
b. Orang tua diharapkan mengetahui usia mulai tercapainya tahapan
perkembangan tertentu pada bayinya. Dan tenaga kesehatan harus
memastikan bahwa orang tua paham cara menghitung usia koreksi.
59
60. c. Red flag perkembangan, yakni tidak tercapainya tahapan perkembangan
berdasarkan usia koreksi tertentu. Jika didapatkan satu atau lebih red flag,
maka edukasi orang tua agar segera berkonsultasi ke dokter/tenaga
kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
d. Walaupun bayi sudah mencapai usia koreksi 10 minggu (2,5 bulan) dan
pemantauannya dapat menggunakan buku KIA, informasi mengenai
perkembangan hingga usia koreksi 6 bulan dapat tetap mengikuti buku KIA
khusus Bayi Kecil.
60
64. SEKARANG SAYA TAHU
1. Perawatan pada bayi kecil sangat penting karena bayi kecil merupakan suatu
keistimewaan dimana mereka lahir lebih awal dan harus berjuang ekstra dalam
kehidupan pertamanya setelah lahir, sehingga memerlukan perawatan intensif.
2. Hal penting terkait dengan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang bayi kecil:
a. Stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang bayi kecil menggunakan buku KIA
Khusus bayi kecil yang dapat digunakan sejak bayi lahir sampai usia kehamilan
50 minggu.
b. Penting untuk menghitung usia koreksi dengan benar
c. Hasil deteksi pertumbuhan bayi kecil diplotting ke dalam grafik pertumbuhan
Fenton.
d. Stimulasi dan deteksi perkembangan bayi kecil menggunakan usia koreksi dan
dicatat dalam buku KIA Khusus bayi kecil.
e. Dukungan seluruh anggota keluarga diperlukan dalam perawatan bayi kecil ini
supaya bayi tersebut dapat tumbuh dan berkembang seperti bayi cukup umur
lainnya
64
65. 65
PENUGASAN
Lampiran MPI 3.IHB 1 dan 2
Panduan Latihan Kasus Stimulasi Dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Pada Balita Dan Anak Prasekolah Di Posyandu
Lampiran MPI 3.IHB 1 dan 2
Panduan Simulasi Stimulasi Dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Pada Balita
Dan Anak Prasekolah Di Posyandu
66. REFERENSI
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Balita dan Anak
Prasekolah.
3. Buku KIA. Kementerian Kesehatan. 2021.
4. Juknis Penggunaan KMS, 2021
5. Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Balita. Kementerian Kesehatan. 2021.
6. Pedoman Pelaksanaan SDIDTK. 2021.
7. Buku Bagan SDIDTK. 2021.
8. Buku KIA Khusus Bayi Kecil. 2021.
9. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 284/Menkes/SK/III/2004 tentang Penggunaan Buku
Kesehatan Ibu dan Balita dan Anak Prasekolah. Kementerian Kesehatan. 2004.
66