Dokumen tersebut membahas tentang teori perilaku konsumen dan peran individu dalam perekonomian. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa individu berperan sebagai konsumen yang mengkonsumsi barang dan jasa, sebagai penyedia tenaga kerja, dan berpartisipasi dalam proses politik dengan memberikan suara. Dokumen juga menjelaskan pendekatan-pendekatan dalam memahami perilaku konsumen seperti pendekatan utilitas, kurva indiferensi
Dokumen tersebut membahas teori perilaku konsumen, terutama mengenai pendekatan nilai guna kardinal dan ordinal. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa teori perilaku konsumen berfokus pada mengapa konsumen berperilaku sesuai hukum permintaan, dan menganalisis pendekatan nilai guna marjinal serta kurva keindiferen dalam memahami perilaku konsumen untuk memaksimalkan kepuasan dengan batasan anggaran yang dimiliki.
Dokumen tersebut membahas teori perilaku konsumen, yang mencakup dua pendekatan utama yaitu pendekatan nilai guna marginal dan pendekatan kurva indifferensi. Pendekatan nilai guna marginal didasarkan pada asumsi bahwa nilai guna total akan maksimum ketika nilai guna marginal sama dengan harga barang, sedangkan pendekatan kurva indifferensi menggunakan kurva preferensi konsumen untuk menentukan kombinasi barang optimal. Dokumen ini juga
Teori ini menelaskan tentang pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap konsumsi barang dan jasa, dengan pendekatan kardinal, yaitu bahwa kepuasan dapat diukur dengan satuan tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori perilaku konsumen yang mempelajari bagaimana konsumen memuaskan kebutuhannya dengan membeli barang dan jasa, termasuk teori konsumsi, pendekatan nilai guna (utility), hukum menurunnya nilai tambahan (marginal utility), dan pentingnya mempelajari perilaku konsumen bagi produsen dan konsumen."
Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori perilaku konsumen yang mempelajari bagaimana konsumen memuaskan kebutuhannya dengan membeli barang dan jasa, termasuk teori konsumsi, pendekatan nilai guna (utility), hukum menurunnya nilai tambahan (marginal utility), dan pentingnya mempelajari perilaku konsumen bagi produsen dan konsumen."
Dokumen tersebut membahas tentang teori konsumsi (prilaku konsumen), teori produksi, dan teori biaya. Secara khusus membahas tentang cara mengukur manfaat konsumsi, kendala konsumen, keseimbangan konsumen, fungsi produksi, biaya produksi, dan hubungan antara ketiganya.
Makalah ini membahas perilaku konsumen dan pendekatan untuk mempelajarinya, termasuk pendekatan kardinal, ordinal, dan proses pengambilan keputusan pembelian yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca-pembelian. Makalah ini juga membahas aplikasi pemahaman perilaku konsumen dalam bisnis dan pemasaran.
Teori Perilaku Konsumen. Mikroekonomi 1
Vadilla Mutia Zahara SE.,ME
Cardinal dan Ordinal
Theory of Choice
Utilitas dan kepuasan konsumen
Asumsi teori perilaku konsumen
Perbedaan pendekatan kardinal dan ordinal
Total utility dan marginal utility
The diminishing marginal utility, Marginal rate of substitution
Teori Perilaku Konsumen membahas dua pendekatan untuk memahami kepuasan konsumen, yaitu pendekatan nilai guna kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal menilai kepuasan berdasarkan urutan preferensi tanpa kuantifikasi."
Teori konsumen menjelaskan upaya konsumen untuk mencapai kepuasan maksimal melalui konsumsi. Ada dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan dan pendekatan ordinal yang membandingkan kepuasan. Kedua pendekatan menjelaskan konsep total utility, marginal utility, kurva indifference, dan keseimbangan konsumen.
Teori konsumen menjelaskan upaya konsumen untuk mencapai kepuasan maksimal melalui konsumsi. Ada dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan dan pendekatan ordinal yang membandingkan kepuasan. Kedua pendekatan menjelaskan konsep total utility, marginal utility, kurva indifference, dan keseimbangan konsumen.
Ppt kelompok 4 kardinal pend ekonomi akurniacitraa
油
Teori perilaku konsumen menjelaskan tentang perilaku konsumen dalam memenuhi kebutuhan dengan barang atau jasa. Terdapat dua pendekatan untuk mengukur kepuasan konsumen, yaitu pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan secara nominal dan pendekatan ordinal yang mengukur kepuasan secara angka. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain karakteristik produk, hukum Gossen I tentang utilitas marjinal yang semak
Teori perilaku konsumen mempelajari bagaimana konsumen mengalokasikan sumber daya ekonominya untuk mencapai kepuasan maksimum. Terdapat dua pendekatan untuk mengukur kepuasan, yaitu pendekatan kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal hanya membandingkan tingkat kepuasan tanpa mengukurnya.
Modul ini membahas teori perilaku konsumen dan preferensi konsumen dalam memilih kombinasi barang untuk memaksimalkan kepuasan dengan kendala pendapatan. Teori ini meliputi pendekatan kardinal dan ordinal serta asumsi-asumsi seperti utility yang berkurang dan kendala pendapatan konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang teori konsumen dan pendekatan kardinal serta ordinal. Secara khusus, dibahas mengenai pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan konsumen secara kuantitatif, konsep nilai guna total dan marginal, serta hubungan antara nilai guna total, rata-rata, dan marginal. Dokumen ini juga menjelaskan asumsi-asumsi dari pendekatan kardinal dan pendekatan guna batas yang menurun dalam teori konsumen.
Produsen adalah pelaku yang melakukan kegiatan memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tujuan produsen memproduksi adalah untuk memaksimalkan keuntungan dengan mempertimbangkan biaya produksi dan pendapatan.
Teori ini menelaskan tentang pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap konsumsi barang dan jasa, dengan pendekatan kardinal, yaitu bahwa kepuasan dapat diukur dengan satuan tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori perilaku konsumen yang mempelajari bagaimana konsumen memuaskan kebutuhannya dengan membeli barang dan jasa, termasuk teori konsumsi, pendekatan nilai guna (utility), hukum menurunnya nilai tambahan (marginal utility), dan pentingnya mempelajari perilaku konsumen bagi produsen dan konsumen."
Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori perilaku konsumen yang mempelajari bagaimana konsumen memuaskan kebutuhannya dengan membeli barang dan jasa, termasuk teori konsumsi, pendekatan nilai guna (utility), hukum menurunnya nilai tambahan (marginal utility), dan pentingnya mempelajari perilaku konsumen bagi produsen dan konsumen."
Dokumen tersebut membahas tentang teori konsumsi (prilaku konsumen), teori produksi, dan teori biaya. Secara khusus membahas tentang cara mengukur manfaat konsumsi, kendala konsumen, keseimbangan konsumen, fungsi produksi, biaya produksi, dan hubungan antara ketiganya.
Makalah ini membahas perilaku konsumen dan pendekatan untuk mempelajarinya, termasuk pendekatan kardinal, ordinal, dan proses pengambilan keputusan pembelian yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca-pembelian. Makalah ini juga membahas aplikasi pemahaman perilaku konsumen dalam bisnis dan pemasaran.
Teori Perilaku Konsumen. Mikroekonomi 1
Vadilla Mutia Zahara SE.,ME
Cardinal dan Ordinal
Theory of Choice
Utilitas dan kepuasan konsumen
Asumsi teori perilaku konsumen
Perbedaan pendekatan kardinal dan ordinal
Total utility dan marginal utility
The diminishing marginal utility, Marginal rate of substitution
Teori Perilaku Konsumen membahas dua pendekatan untuk memahami kepuasan konsumen, yaitu pendekatan nilai guna kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal menilai kepuasan berdasarkan urutan preferensi tanpa kuantifikasi."
Teori konsumen menjelaskan upaya konsumen untuk mencapai kepuasan maksimal melalui konsumsi. Ada dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan dan pendekatan ordinal yang membandingkan kepuasan. Kedua pendekatan menjelaskan konsep total utility, marginal utility, kurva indifference, dan keseimbangan konsumen.
Teori konsumen menjelaskan upaya konsumen untuk mencapai kepuasan maksimal melalui konsumsi. Ada dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan dan pendekatan ordinal yang membandingkan kepuasan. Kedua pendekatan menjelaskan konsep total utility, marginal utility, kurva indifference, dan keseimbangan konsumen.
Ppt kelompok 4 kardinal pend ekonomi akurniacitraa
油
Teori perilaku konsumen menjelaskan tentang perilaku konsumen dalam memenuhi kebutuhan dengan barang atau jasa. Terdapat dua pendekatan untuk mengukur kepuasan konsumen, yaitu pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan secara nominal dan pendekatan ordinal yang mengukur kepuasan secara angka. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain karakteristik produk, hukum Gossen I tentang utilitas marjinal yang semak
Teori perilaku konsumen mempelajari bagaimana konsumen mengalokasikan sumber daya ekonominya untuk mencapai kepuasan maksimum. Terdapat dua pendekatan untuk mengukur kepuasan, yaitu pendekatan kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal hanya membandingkan tingkat kepuasan tanpa mengukurnya.
Modul ini membahas teori perilaku konsumen dan preferensi konsumen dalam memilih kombinasi barang untuk memaksimalkan kepuasan dengan kendala pendapatan. Teori ini meliputi pendekatan kardinal dan ordinal serta asumsi-asumsi seperti utility yang berkurang dan kendala pendapatan konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang teori konsumen dan pendekatan kardinal serta ordinal. Secara khusus, dibahas mengenai pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan konsumen secara kuantitatif, konsep nilai guna total dan marginal, serta hubungan antara nilai guna total, rata-rata, dan marginal. Dokumen ini juga menjelaskan asumsi-asumsi dari pendekatan kardinal dan pendekatan guna batas yang menurun dalam teori konsumen.
Produsen adalah pelaku yang melakukan kegiatan memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tujuan produsen memproduksi adalah untuk memaksimalkan keuntungan dengan mempertimbangkan biaya produksi dan pendapatan.
DFSSSS D FFEF E RFGRE GWERQWEWEWRRWQRWT TT TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT2 TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT
Dokumen tersebut membahas tentang pembelian organisasi dan perilaku pembelian bisnis. Terdapat beberapa peserta dalam proses pembelian bisnis seperti inisiator, pengguna, pengaruh, pengambil keputusan, dan penyetujui. Faktor-faktor lingkungan, organisasi, antar pribadi, dan interpersonal mempengaruhi perilaku pembelian. Proses pembelian bisnis meliputi pengenalan masalah, perumusan kebutuhan, spesifikasi produk, pencarian pem
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information SystemAinul Yaqin
油
Penelitian mengenai "Analisis Model Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Pendukung Keputusan dalam Lingkungan Bisnis Dinamis" menyoroti bagaimana teknologi Decision Support Systems (DSS) berperan dalam mendukung pengambilan keputusan yang efektif di lingkungan bisnis yang berubah cepat. Dengan memanfaatkan teknik pemodelan dan analisis, DSS dapat membantu organisasi mengidentifikasi peluang serta mengelola risiko secara lebih optimal. Sementara itu, "Analisis Peran Sistem Pendukung Keputusan dalam Pengelolaan Risiko dan Perencanaan Strategis Perusahaan" meneliti bagaimana DSS berkontribusi dalam mengelola ketidakpastian bisnis melalui pendekatan berbasis data.
Dalam ranah Business Intelligence, penelitian "Pemanfaatan Business Intelligence untuk Menganalisis Perilaku Konsumen dalam Industri E-Commerce" membahas bagaimana BI digunakan untuk memahami pola belanja konsumen, memungkinkan personalisasi layanan, serta meningkatkan retensi pelanggan. Selain itu, "Integrasi Business Intelligence dan Machine Learning dalam Meningkatkan Efisiensi Operasional Perusahaan" mengeksplorasi sinergi antara BI dan Machine Learning dalam mengoptimalkan pengambilan keputusan berbasis prediksi dan otomatisasi.
Di sektor industri manufaktur, penelitian "Peran Algoritma Genetik dalam Optimasi Pengambilan Keputusan pada Industri Manufaktur" menyoroti bagaimana Genetic Algorithm digunakan untuk mengoptimalkan produksi, mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan efisiensi rantai pasok. Sejalan dengan itu, penelitian "Analisis Efektivitas Artificial Neural Networks dalam Prediksi Risiko Kredit Perbankan" mengevaluasi penggunaan Artificial Neural Networks (ANN) dalam memitigasi risiko kredit melalui model prediksi yang lebih akurat dibandingkan metode tradisional.
Dalam ranah kolaborasi organisasi dan manajemen pengetahuan, penelitian "Analisis Efektivitas Group Support Systems dalam Meningkatkan Kolaborasi dan Pengambilan Keputusan Organisasi" membahas bagaimana teknologi Group Support Systems (GSS) dapat meningkatkan efektivitas kerja tim dan proses pengambilan keputusan bersama. Selain itu, "Analisis Faktor Keberhasilan Knowledge Management System dalam Organisasi Berbasis Teknologi" berfokus pada faktor-faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi Knowledge Management Systems (KMS) dalam organisasi berbasis teknologi, termasuk peran budaya organisasi, adopsi teknologi, dan keterlibatan pengguna.
Pada bidang kecerdasan buatan dan sistem pendukung keputusan berbasis AI, penelitian "Evaluasi Kinerja Sistem Pakar dalam Mendukung Pengambilan Keputusan di Sektor Keuangan" mengeksplorasi efektivitas sistem pakar dalam meningkatkan keakuratan keputusan finansial, sementara "Implementasi Intelligent Agents dalam Meningkatkan Efisiensi Operasional pada E-Commerce" membahas bagaimana agen cerdas dapat mengotomatisasi proses bisnis, meningkatkan pengalaman pelanggan, serta mempercepat pengambilan keputusan strategis.
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasDadang Solihin
油
Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yaitu Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan, kajian ini menekankan pentingnya membangun Indonesia yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan di tahun 2045. Dalam konteks itu, optimalisasi angkatan kerja dan pemanfaatan bonus demografi menjadi faktor krusial untuk mencapai visi tersebut.
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
Komsas: Justeru Impian Di Jaring (Tingkatan 3)ChibiMochi
油
Buku Skrap Kupasan Novel Justeru Impian Di Jaring yang lengkap bersertakan contoh yang padat. Reka bentuk isi buku yang menarik mampu menarik minat untuk membaca. Susunan ayat yang teratur dapat menyenangkan ketika mahu mencari nota.
2. Pokok Bahasan
2
Pertemuan 5a
Analisis Perilaku Konsumen
(Pendekatan Kardinal):
Konsep pendekatan nilai guna
kardinal
Nilai guna total dan nilai guna
marginal
Pemaksimuman nilai guna
Pertemuan 5b
Analisis Perilaku Konsumen
(Pendekatan Ordinal):
Konsep pendekatan ordinal
Kurva kepuasan sama
Garis anggaran pengeluaran
Analisis kepuasan maksimum
Pengaruh perubahan harga
dan perubahan pendapatan
3. Buku Pedoman
N Gregory Mankiw
(2008) Principles of
Microeconomics, 5 ed, Mason,
Ohio: South- Western Cengage
Learning
Walter Nicholson;
Christopher Snyder
2008). Microeconomic Theory:
Basic Principles and Extensions,
10th ed, Ohio: Thomson South-
Western
3
SadonoSukirno
(1994) Mikro Ekonomi, Teori
Pengantar, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Boediono
Seri Sinopsis Pengantar Ilmi
Ekonomi No. 1: Ekonomi Mikro.
Yogyakarta: BPFE UGM
4. Teori Pilihan (Theory of choice)
Hubungan timbal balik antara preferensi (pilihan) dan
berbagai kendala yang menyebabkan seseorang
menentukan pilihan- pilihannya
4
Utilitas vs Pilihan
Utilitas (Utility)
Tingkat kepuasan dari pemenuhan kebutuhan yang
diperoleh seseorang dari aktivitas ekonominya
5. Timbul akibat adanya kendala keterbatasan pendapatan,
dan adanya keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa
sebanyak-banyaknya agar memperoleh kepuasan yang
maksimal
5
Perilaku Konsumen
Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak
barang atau jasa pada hargayang lebih rendah dan
menguranginya pada saat harga tinggi
Bagaimana seorang konsumen menentukan jumlah dan
komposisi dari barang yang akan dibeli dari pendapatan yang
diperolehnya
Dalam analisis ekonomi, terdapat Cateris Paribus yang mengasumsikan bahwa
semua faktor yang lain konstan sehingga hanya faktor yang sedang dipelajari
saja yang akan berubah
6. Teori Perilaku Konsumen
Teori yang mempelajari perilaku konsumen dalam menentukan
alokasi sumber daya ekonominya
6
Tujuan Konsumen Kepuasan maksimum
Asumsi Dasar
Barang (Commodities) Semakin banyak barang yang dikonsumsi makin besar manfaatnya
Utilitas(utility)
Manfaat yang diperoleh sehingga digunakan sebagai dasar
pengambil keputusan konsumen (total utility dan marginal utility)
Asas Transitivity
(konsistensi preferensi)
Apabila barang X lebih disukai dari barang Y dan barang Y lebih
disukai dari barang Z maka barang X lebih disukai dari barang Z
Pengetahuansempurna
(PerfectKnowledge)
Konsumen memiliki pengetahuan sempurna terhadap keputusan
konsumsinya
7. Perilaku Konsumen Rasional dan Irrasional
Perilaku Konsumen yang Rasional:
a. Konsumen memilih barang
berdasarkan kebutuhan
b. Barang yang dipilih konsumen
memberikan kegunaan optimal bagi
konsumen
c. Konsumen memilih barang yang
mutunya terjamin
d. Konsumen memilih barang yang
harganya sesuai dengan kemampuan
konsumen
Perilaku Konsumen yang Irrasional:
a. Konsumen sangat cepat tertarik dengan
iklan dan promosi di media cetak
maupun elektronik
b. Konsumen memilih barang-barang
bermerk atau branded yang sudah
dikenal luas
c. Konsumen memilih barang bukan
berdasarkan kebutuhan, melainkan
gengsi atau prestise
8. Aksioma Pilihan Rasional (Asumsi Utilitas):
8
Perilaku individu yang rasional didalam menentukan pilihan dalam konsep "preferensi"
diasumsikan pada:
Complateness(Kelengkapan)
(konsumen dianggap mengerti dan tidak bingung ketika memilih alternatif yang tersedia)
sehingga jika ada pilihan a dan b adalah dua situasi yang berbeda, maka seorang individu selalu
dapat memilih satu dari kemungkinan yang tersedia
Pilihan 1 A lebih disukai dari B
Pilihan 2 B lebih disukai dari A
Pilihan 3 A dan B sama-sama menarik
Transitivity (Transitivitas)
(pilihan konsumen selalu konsisten)
Pilihan 1 A lebih disukai dari B
Pilihan 2 B lebih disukai dari C
Maka A lebih disukai dari C
9. Aksioma Pilihan Rasional (Asumsi Utilitas):
9
Continuity (Kesinambungan):
(Individu akan memilih alternative alat pemuas kebutuhan yang memberikan kepuasan yang
maksimum)
Jika individu melaporkan bahwa Produk A lebih disukai daripada Produk B, maka pada situasi
yang mirip , Produk A harus pula lebih disukai daripada Produk B
More goodsis prefersto less
(individu lebih menyukai mengkonsumsi lebih banyak barang dari pada sedikit karena jumlah
kepuasan akan meningkat)
Cateris Paribus
(adanya asumsi-asumsi yang dianggap konstan untuk membuat analisis yang menjadi lebih
sederhana)
10. Pendekatan Perilaku Konsumen
10
Pendekatan Teori Perilaku Konsumen
Pendekatan Kardinal (kepuasan yangdapat diukur)
alat analisisnya: Marginal Utility dan Total Utility
Pendekatan Ordinal (kepuasan yang tidak dapatdiukur)
alat analisisnya: Indiference Curve dan Budget Line
Nilai Guna
(Utilitas)
Pendekatan
Kardinal
Pendekatan
Ordinal
Total Utility
Marginal Utility
Indiference Curve
Budget Line
11. Pendekatan Kardinal vs Pendekatan Ordinal
11
Cardinal Approach Ordinal Approach
Setiap Barang yang dikonsumsi memiliki
utuiltas
Setiap Barang yang dikonsumsi memiliki
utuiltas
Barang yang dikonsumsi memiliki utilitas Nilai
kegunaan/ utilitas dihitung secara nominal.
Nilai kegunaan/ utilitas dibandingkan atau
berdasarkan peringkat atau dapat
dibandingkan
Alat Analisis kurva TU dan MU (Total Utility dan
Marginal Utility)
Alat analisis kurva IC dan BL (Indifference
Curve dan Budget Line)
Berlakunya Hukum LDMU (The Law Of
Diminishing Marginal Utility)
Berlakunya hukum MRS ( Marginal Rate of
Substitution)
Kendala : Anggaran/ Dana Kendala : Anggaran/ Dana
12. Pendekatan Kardinal
12
Daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi
rendahnya nilai atau daya guna bergantung kepada subjek yang menilai
Asumsi:
Manfaat yang diperoleh konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif artinya
kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas
Jika kepuasaan dari konsumsi barang semakin tinggi maka makin tinggilah
utilitinya atau nilai gunanya
Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya dapat dipahami secara logis
Konsumen bertujuan untuk memaksimumkan utilitasnya
13. Total Utility
13
Total kepuasan yang diperoleh konsumen karena mengkonsumsi
sejumlah output tertentu
TUX
C
A
B
D
2 5 8 11
TUX
X
0
90
83
78
60
Kurva nilai guna total bermula dari titik 0, yang menunjukkan
tidak ada konsumsi barang x, selanjutnya akan naik seiring
dengan bertambahnya jumlah konsumsi, pada titik A ketika
mengkonsumsi barang x sebanyak 2 unit maka tingkat
kepuasan mencapai 60 dan pada akhirnya posisi
maksimumnya ketika mengkonsumsi pada titik C sebesar 8
unit barang x dengan tingkat kepuasannya mencapai 90,
ketika kosumsi barang x terus ditambahkan yang terjadi
selanjutnya adalah penurunan tingkat kepuasan yang
didapatkan
Titik Jenuh (Saturation point)
Titik dalam kurva TU yang menggambarkan
kepuasan maksimum (titik C)
Total Utility:
TU =
TU = MUx + MUy
14. Marginal Utility
14
Perubahan (tambahan) jumlah kepuasan sebagai akibat adanya
perubahan (tambahan) konsumsi satu unit barang tertentu
Kurva marginal utility berbentuk downward sloping (turun dari kiri atas
ke kanan bawah), mencerminkan hukum nilai guna yang semakin
menurun
Pada awalnya, ketika mengkonsumsi sebanyak 1 unit barang X maka
tingkat marginal utilitynya sebesar 30, dan ketika jumlah yang
dikonsumsi pada titik C meningkat menjadi 8 unit barang X, dengan
tingkat marginal utilitynya sebesar 0. Ketika yang barang X dikonsumsi
secara terus menerus maka nilai marginal utility menjadi negatif (posisi
ekstrim)
0 1 8
30
MUX
MUX
X
A
C
Marginal Utility:
MU =
諮
atau
諮
15. The Law Diminishing Marginal Utility
15
Tambahan nilai guna yang akan di peroleh seseorang dari mengkonsumsi
suatu barang akan semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus
menambah konsumsinya atas barang tersebut, sehingga pada ahirnya,
nilai guna marginal akan bernilai negatif
Marginal utility yang semakin menurun mencerminkan bahwa kurva
permintaan berslope negatif
Asumsi:
Tingkat kepuasan dapat diukur dengan uang
Hukum goosen berlaku
Konsumen selalu menginginkan kepuasan yang maksimum
16. Total Utility dan Marginal Utility
Barang X yang di
Konsumsi
Total Utility
0 0
1 10
2 18
3 23
4 25
5 25
6 22
7 17
Fungsi Total Utility:
TU = 10 Q - 乞
Fungsi Marginal Utility:
MU = 10 -
Nilai Marginal Utility:
MU =
諮
=
諮腫 諮腫
乞 乞
諮
=
=
諮
=
=
諮
=
= 5
諮
=
=
諮
=
=
諮
=
=
諮
=
=
Marginal Utility
17. Total Utility dan Marginal Utility
17
17
0
10
18
23
25 25
22
17
0 1 2 3 4 5 6 7
Total Utility
Total Utility
TUX
X
10
20
30
10
8
5
2
0
-3
-5
0 1 2 3 4 5 6
Marginal Utility
Marginal Utility
6
8
MUX
10
2
4
Hubungan TU dan MU:
TU akan meningkat bilamana
MU>0 (positif)
TU Maksimum pada saat MU=0
TU akan menurun jika MU<0
(negatif)
TU = 10 Q - 乞
MU = 10 -
18. 18
Secara teoritis, konsumen akan memperoleh total utility yang maksimum
pada saat harga sama dengan marginal utility
= atau
=1
= , jika = 4
10 - 2 = 4
- 2 = 4 10
- 2 = 6
= 3
TU = 10 Q - 2
TU = 10 (3) - 3 2
TU = 30 - 9
TU = 21
Apakah sudah memperoleh
kepuasan maksimum?
Belum, Karena TU = 21,
maksimalnya TU = 25
19. Kurva Demand dengan
Pendekatan Kardinal
19
MUX
MUX
X
X
A
C
B
PX
MUX2
MUX1
X2
X0
X1 X0
P
QdX
D
E
Semakin banyak barang X yang dikonsumsi maka semakin sedikit
tambahan tingkat kepuasan (marginal utility) yang diperoleh, hal ini
membuktikan bahwa hokum goosen berlaku.
Ketika harga barang sebesar P, namun konsumen mengkonsumsi
dibawah dari X0 (missal X1), Total Utility yang diperoleh tidak maksimal
Konsumen memilih mengkonsumsi sebesar X1, maka
tambahan tingkat kepuasan yang diukur dengan menggunakan
satuan uang (pada titik X1B) lebih rendah dibandingkan
dengan pengorbanan yang diukur dengan menggunakan harga
(Pada titik X1A), sehingga konsumen akan menguntungkan jika
menambah konsumsi barang X
Ketika harga barang sebesar P, namun konsumen mengkonsumsi
diatas dari X0 (misal X2), Total Utility yang diperoleh tidak maksimal
Jika konsumen mengkonsumsi sebesar X2, maka tambahan
tingkat kepuasan yang diukur dengan menggunakan satuan
uang (pada titik X2E) yang juga lebih rendah dibandingkan
dengan pengorbanan yang diukur dengan menggunakan
harganya (pada titik X2D), sehingga konsumen akan
menguntungkan jika mengurangi jumlah barang X
Sehingga kepuasan yang maksimum terjadi pada titik X0, ketika
tambahan tingkat kepuasannya yang diukur dengan menggunakan
satuan uang (X0C) sama dengan pengrbanan yang diukur dengan
satuan harga (X0C) juga
20. Kepuasan Maksimum
20
Jika 1 jenis barang,
kepuasan maksimum
= atau
=1
Kepuasan maksimum, mengkonsumsi lebih 1 barang
=
= =
Kepuasan konsumen dibatasi
(Pendapatan konsumen):
I = Px.X+ Py.Y
Hal ini menunjukkan berapa banyak jumlah barang yang
harus dikonsumsi untuk menghasilkan tingkat kepuasan
yang maksimum
Kendala yang dihadapi:
Hargabarang
Pendapatan
Keterangan:
X = jumlah barang X yang dikonsumsi
Px = Harga barang X
Y = jumlah barang Y yang dikonsumsi
Py = Hagra barang Y
I = Tingkat Pendapatan
21. Contoh 1 - Memaksimalkan Kepuasan Konsumen (Barang X dan Y)
21
Kunjungan
musik per
minggu
Total
Utility
Marginal
Utility
Harga Marginal
utility per
harga
1 12 12 3 4,00
2 22 10 3 3,33
3 28 6 3 2,0
Kunjungan
basket per
minggu
Total
Utilitas
Marginal
Utility
Harga Marginal
utility per
harga
1 21 21 6 3,5
2 33 12 6 2,0
3 42 9 6 1,5
Alokasi pengeluaran per minggu antaradua
alternative yangtesedia:
utilitas akan maksimum jika perbandingan
antara marginal utility dengan harga dari
konsumsi musik dan basket sama
=
X = Konsumsi musik
Y = konsumsi basket
22. Contoh 2 - Memaksimalkan Kepuasan Konsumen (Barang X dan Y)
22
Unit 0 1 2 3 4 5 6 7
X 0 20 28 35 41 46 50 53
Y 0 34 54 72 88 100 106 110
Ibu Pretty suka mengkonsumsi dua jenis barang X dan Y yang memiliki data utilitas sebagai
berikut:
Jika harga per unit kedua jenis barang tersebut rata-rata adalah $ 1 untuk barang X dan $ 2
untuk barang Y, sedangkan pendapatan konsumen sebesar $ 10. Pertanyaanya :
a. Berapakah jumlah barang X dan Y yang harus dikonsumsi agar konsumen tersebut
memperoleh kepuasan maksimum?
b. Gambarkan kurva Total utility dan Marginal Utility untuk barang X dan Y ?
24. Contoh 2 - Memaksimalkan Kepuasan Konsumen (Barang X dan Y)
24
25. Pendekatan Ordinal
25
kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah barang tidak dapat
diukur dengan angka- angka atau numerik tetapi hanya dapat
diperbandingkan, mana yang lebih tinggi atau mana yang lebih rendah.
Dalam pendekatan ordinal, cara membandingkan kepuasan konsumen
dengan menggunakan konsep Pendekatan Indiference Curve
Pembandingan suatu barang dengan barang yang lain, lalu memberikan
urutan dari hasil pembandingan tersebut
Sehingga dapat mengungkapkan manfaat yang diterima konsumen dalam
mengkonsumsi kombinasi dua barang
26. Asumsi Teori Ordinal
26
Rasionalitas
Konsumen berusaha
mencapai tingkat
kepuasan maksimal
dengan menggunakan
pendapatan tertentu
pada harga yang
berlaku di pasar.
Konsep
Pemeringkatan
Bahwa konsumen
mampu memberikan
peringkat dari
kombinasi barang
yang lebih disuka
DiminishingMarginal Rate
of substitution
Untuk mempertahankan
tingkat kepuasan yang
sama, kemampuan suatu
barang untuk
menggantikan
pengurangan barang yang
lainnya akan mengalami
penurunan
PriceTaker
Konsumen dianggap
sebagai penggambil atau
pengikut harga pasar ,
karna ia menerima harga-
harga pasar sebagai mana
ditentukan dan
menyesuaikan perilakunya
dengan biaya- biaya dan
anggaran tertentu
Transitivityof Preference
Bahwa jika A lebih disukai dari pada B, dan B lebih disukai dari pada C, Maka A lebih dipilih dari
pada C, dan asumsi bahwa seseorang mampu menyataka
27. Indifference Curve
27
Kurva yang menghubungkan titik -titik kombinasi dua macam barang (Barang X dan
Barang Y) yang ingin dikonsumsi oleh individu pada tingkat kepuasan yang sama
Kepuasan < Kepuasan < Kepuasan
Titik A = Kepuasan A kombinasi konsumsi 1 dan 1
Titik B = Kepuasan B kombinasi konsumsi 2 dan 2
KepuasanA = Kepuasan B
Artinya: menunjukkan kombinasi barang X dan barang Y yang
akan menghasilkan kepuasan yang sama disepanjang garis IC
Barang x dan Barang y dianggap subsitusi
Qy
Qx
A
B
2
1
2
1
腫1
腫2
腫3
28. Sifat Sifat Indifference Curve
Berlereng (slope) negatif
Hal ini menunjukkan apabila konsumen ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus
mengorbankan konsumsi terhadap barang Y untuk mendapatkan tingkat kepuasan yang sama
(karena dipengaruhi oleh income yang terbatas)
28
Apakahbisa berslopepositif? Bisa
Tetapi tidak rasional, karena dengan menambah konsumsi barang x dan barang y
seharusnya menambah tingkat kepuasan (namun yang terjadi tingkat kepuasannya
tetap)
Semakinmenjauhititikorigin
Hal ini menunjukkan semakin jauh IC dari titik originnya berarti semakin besar tingkat kepuasan
yang diperoleh konsumen dari kombinasi konsumsi barang x dan barang y
29. Sifat Sifat Indifference Curve (2)
29
Cembung ke titikorigin
Hal ini menunjukkan slope dari masing-masing titik berbeda, artinya proporsi jumlah barang yang
akan dikorbankan berbeda untuk menambah jumlah barang lain yang dikonsumsi (kombinasi
konsumsinya berubah)
MarginalRate of substitution(dari titikA ke titik B)
Ketika ingin menambah 1 unit barang x, harus mengurangi konsumsi barang y sebesar 3
unit (MUx > MUy)
Tidak pernahsaling berpotongan
Tidak akan pernah memperoleh tingkat kepuasan yang sama pada kurva IC yang berbeda (Karena
jika berpotongan akan melanggar konsep transitivity)
30. Menggambar Kurva IC
30
Makanan
(Barang X)
Baju
(Barang Y)
Titik
60 (1) 10 (4) A
50 (1) 20 (3) B
40 (1) 30 (2) C
30 (1) 40 (1) D
Tabel kombinasi dua jenis barang Baju
Makanan
D
C
2
1
3
4
腫1
B
A
1
2
3 4
31. Marginal Rate of Subsitution (MRS)
Baju
Makanan
A
1=20
1= 30
腫1
B
2=30
Tingkat dimana konsumen akan mengorbankan dari satu jenis barang untuk menambah konsumsi
dari barang lainnya
Tingkat penggantian barang X terhadap barang Y
(marginalrateof substitutionX for Y)
=
=
2 1
2 1
=
20 30
30 20
=
10
10
= 1
2= 20
Artinya:
Konsumen akan nambah satu unit barang X untuk
mengurangi konsumsi satu unit barang Y
32. Menggambar Indifference Curve Maps
32
Qy
Qx
A
B
2
1
2
1
腫1
腫2
腫3
Kumpulan dari IC
Menggambarkan garis-garis kontur yang menunjukkan kombinasi konsumsi dari dua barang dan
jasa yang mampu dipilih konsumen dari seluruh kemungkinan yang tersedia sehingga dapat
mencapai kepuasan yang maksimum
Utilitas meningkat jikaindividu berpindah ke kurva
indiferens yang lebihtinggi
Artinya:
Memberikan gambaran bahwa utilitas/ kepuasan akan
meningkat jika berpindah dari kombinasi barang X dan
barang Y dari 腫1 menjadi 腫2 atau menjadi 腫3
33. Preferensi Khusus Indifference Curve
33
Penggilingan
rokok
Makanan
2
1 3
Jumlah lalat
Makanan
2
1
腫1
3
腫1 腫2 腫3
Barangyangtidakberguna(UselessGoods)
(Penggilinganrokokdenganmakanan)
Utiitas akan bergeser dari 腫1 腫2 腫3 ketika konsumen
mendapatkan tambahan dari konsumsi makanan dengan tidak
mempedulikan berapa banyak alat penggilingan rokok, karena kenaikan
pembelian alat penggiling rokok tidak akan menambah utilitas yang
diperoleh
腫1
腫2
腫3
Barang yang berdampakburukterhadap perekonomian
(jumlahlalat denganmakanan)
Jumlah makanan diasumsikan konstan pada tingkat 10,
sehingga ketika terjadi penambahan pada jumlah lalat maka
tingkat utilitasnya akan mengalami penurunan (腫1 腫2
腫3), Jadi dengan adanya tambahan lalat, individu bersedia
akan mengurangi jumlah makanan
Konstan
10
34. Preferensi Khusus Indifference Curve (2)
34
Bensin Exxon
Bensin
pertamina
2
1
1
Sepatu kanan
Sepatu kiri
2
1
腫1
3
腫1 腫2
SubsitusiSempurna
(BensinExxondanBensiPertamina)
Dalam hal ini konsumen bersedia untuk menggantikan dengan ukuran
yang sama antara dua barang dengan sifat subistusi secara sempurna
(1 liter bensin exxon dengan 1 liter bensin pertamina)
(Tingkat MRS =1)
腫2
腫3 腫3
Komplementer Sempurna
(Sepatu KanandanSepatuKiri)
Barang yang dikonsumsi harus secara bersamaan (sepatu
kanan dan sepatu kiri), karena jika dikonsumsi hanya salah satu
saja tidak akan menambah kepuasan
Konstan
2
1
2
3
35. Budget Constraint
35
Menunjukkan tingkat kombinasi barang atau jasa (barang x dan barang y) yang mampu dibeli dan
dikonsumsi oleh individu
Barang X
Barang Y
I = Px * X + Py * Y
Kemampuan konsumsi barang X dan barang Y
dibatasi oleh pendapatan
Keterangan:
I = Pendapatan
Px = harga barang X
Py = harga barang Y
X = jumlah barang X yang dikonsumsi
Y = Jumlah barang Y yang dikonsumsi
Y =
* X Slope =
Slope BudgetConstraint:
seberapa jauh barang X
dan barang Y dapat
dipertukarkan di pasar
36. Perubahan Tingkat Pendapatan pada Budget Constraint
36
Kenaikan pendapatan menyebabkan garis anggaran (budget constraint) bergeser ke kanan, sejajar
dengan garis anggaran (budget constraint) semula, vise versa
(Asumsinya: harga barang X dan Y tidak berubah).
Garis anggaran bergeser ke kanan, dari I1 menuju I2, intersep
terhadap sumbu Y dari 犁
I1
y
menjadi 犁
I2
y
sedangkan intersep
terhadap sumbu X dari 犁
I1
x
menjadi 犁
I2
x
Karena kedua harga tetap maka slope garis anggaran (budget
constraint) tidak berubah
37. Perubahan Tingkat Harga Barang X pada Budget Constraint
37
Apabila harga salah satu barang berubah maka garis anggaran akan berotasi,
slope-nya berubah
Misal:
Harga barang X turun, sedangkanhargaY tetap, maka
garis anggaran akan berotasi berlawanan arah jam
(berpindah dari K menuju K).
Harga X naik, sedangkanhargaY tetap, maka akan
berotasi searah dengan jarum jam (berpindah dari K
menjadi K).
犁
x
犁
x1
犁
x2
犁
y
38. Analisis Maksimalisasi Utilitas
38
Kombinasi Optimal
Y
X
A
B
腫 1
腫 2
腫 3
C
Hal ini terjadi ketika indifference curve bersinggungan dengan budget constraint
Artinya kegiatan konsumsi yang menghasil kepuasan yang maksimum dengan menggunakan
kombinasi yang proporsional antara barang X dan barang Y
Titik A = Kombinasi Optimum
Seorang konsumen yang rasional tidak akan memilih titik
selain titik A (karena kepuasan yang dihasilkan lebih kecil
atau menurun)