際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
EHIA

(Environmental Health Impact Assesment)
ADKL
(Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan)



Latar Belakang

Dalam lampiran KepMenKes RI No.872/MenKes/SK/VIII/1997 tanggal 15
Agustus 1997 disebutkan bahwa kontribusi lingkungan dalam mewujudkan
derajat kesehatan merupakan hal yang essensial disamping masalah
perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan.
Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah
kesehatan masyarakat, sehingga keterkaitan antara kualitas atau
karakteristik lingkungan yang bermasalah & status kesehatan
perlu
difahami dan dikaji secara cermat agar dapat digambarkan potensi besarnya
resiko atau gangguan kesehatan.


Pengertian

ADKL pada dasarnya merupakan model pendekatan guna mengkaji, dan
atau menelaah secara mendalam untuk mengenal, memahami dan
memprediksi kondisi dan karakteristik lingkungan yang berpotensi terhadap
timbulnya resiko kesehatan, mengembangkan tatalaksana pemecahan dan
pengelolaan masalah serta upaya lain yang dilaksanakan terhadap sumber
perubahan, media lingkungan, masyarakat terpajan dan dampak kesehatan
yang terjadi
 Ruang Lingkup
Telaah ADKL sebagai pendekatan kajian aspek
kesehatan lingkungan meliputi :
1. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

dampak rencana pembangunan dan berpengaruh
terhadap kesehatan
Proses dan potensi terjadinya pemajanan
Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka
kesakitan dan angka kematian)
Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko
Sumberdaya kesehatan
Kondisi sanitasi lingkungan
Status gizi masyarakat
Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses
penyebaran penyakit
PENCEMARAN
LINGKUNGAN
 LINGKUNGAN
Menurut Undang-undang No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 1 ayat (1) LINGKUNGAN adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain
 KESEHATAN LINGKUNGAN
Adalah ilmu yang mempelajari dinamika interaktif antara kelompok penduduk
atau masyarakat dengan segala macam perubahan lingkungan hidup, seperti
berbagai spesies kehidupan, bahan, zat disekitar manusia yang dapat
menimbulkan ancaman atau berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat
serta upaya pencegahannya (Pudon, 1980 dan Trieff, 1981)
 PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP
Adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau
komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. (UU No. 23/1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat (12)
TINGKATAN TAHAP PENCEMARAN MENURUT WHO
(dikutip LAKSMI, 1992).
1. Pencemaran tingkat Pertama, yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan

kerugian pada manusia, baik dilihat dari kadar zat pencemar maupun
waktu kontak dengan lingkungan
2. Pencemaran tingkat Kedua, yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan

iritasi ringan pada panca indera dan telah menimbulkan gangguan pada
komponen ekosistem lain
3. Pencemaran tingkat Tiga, yaitu pencemaran yang sudah mengakibatkan

reaksi faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis
4. Pencemaran tingkat Empat, yaitu pencemaran yang telah menimbulkan

sakit bahkan kematian dalam lingkungan karena kadar zat pencemarnya
terlalu tinggi
LANGKAH-LANGKAH ADKL


Identifikasi Dampak Potensial
Dilakukan dengan penilaian thd parameter lingkungan yg kemungkinan
akan menjadi bagian isu yg berkaitan dengan masalah kesehatan, melalui:
1). Telaah kegiatan proyek
2). Telaah data dan informasi berdasarkan studi pustaka dan atau bahan
referensi yg relevan
3). Telaah data dan informasi berdasarkan pengamatan lapangan (survei,
observasi, dll)
4). Telaah hasil uji dan analisis laboratorium
5). Telaah hasil penggunaan / uji binatang percobaan
6). Studi banding terhadap hasilstudi yang pernah dilaksanakan
7). Telah para ahli / profesional
8). Simulasi / model
Identifikasi dampak potensial dari kajian aspek kesehatan dlm studi
AMDAL dpt disusun sebagai berikut :
a). Yang berhubungan dengan cemaran, perlu diperhatikan :
(1). Penyebaran bahan pencemar di media lingkungan
(2). Jalur-jalur pemajanan yang mungkin terjadi (dimasa datang)
(3). Telaah data dan info berdasar studi toksikologi, epidemiologi, dan
kesling
(4). Pengalaman negara lain untuk kasus sejenis
b). Yang berhubungan dengan perindukan vektor :
(1). Perubahan lahan yang dapat menimbulkan genangan air
(2). Perubahan vegetasi yang menunjang atau menghambat
berkembangbiaknya vektor
(3). Telaah data dan info dari studi kesling survei studi epidemiologi tentang penyakit bersumber binatang (zoonosis)
(4). Pengalaman negara lain untuk kasus sejenis
c). Yang berhubungan dengan Perilaku Masyarakat :
(1). Kebiasaan pemanfaatan air
(2). Kebiasaan penggunaan bahan / alat pelindung
(3). Kebiasaan penggunaan insektisida
(4). Kebiasaan yang berhubungan dengan sanitasi
(5). Kebiasaan yang berhubungan dengan pengelolaan makanan
(6). Kebiasaan yang berhubungan dengan masalah kesehatan
(berobat, kontak penderita)


Evaluasi Dampak Potensial
Bertujuan utk menghilangkan dampak potensial yg dianggap tdk
relevan, sehingga diperoleh dampak penting hipotesis, yaitu
prediski yg menggambarkan potensi besarnya dampak kesehatan
yg kemungkinan dpt timbul akibat perubahan lingkungan


Pemusatan Dampak Penting (Focusing)
Bertujuan utk mengelompokkan dampak penting yang telah dirumuskan
dari dampak potensial shg diperoleh gambaran ttg isu-isu pokok
permasalahan lingkungan hidup yang terkait erat dengan kesehatan dgn
memperhatikan :
1). Keterkaitan antara rencana usaha / kegiatan dengan komponen
lingkungan yg mengalami perubahan mendasar (dampak penting)
2). Keterkaitan antara komponen dampak penting yg telah dirumuskan
secara holistik, menurut waktu, tahapan kegiatan, maupun dampak
komunikatif yang terjadi
Dalam proses pemusatan, penyusun aspek kesehatan dalam studi AMDAL
harus memperhatikan prioritas kepentingan sebagai berikut :
a). Sifat Dampak ; akut atau kronis
b). Jumlah Penduduk
c). Beban Ekonomi



Pelingkupan Wilayah Studi
Pelingkupan (Scoping) adalah suatu proses berjenjang melalui penapisan
(Screening) utk membatasi permasalahan yang harus ditelaah secara
cermat dan mendalam. Berkaitan dengan masalah epidemiologi, maka
penjabaran batas-batas pelingkupan wilayah dapat dirinci dengan
memperhatikan :
1). Batas Proyek
2). Batas Ekologis
3). Batas Sosial
4). Batas Administrasi
EVALUASI INFORMASI PENCEMARAN
 Dinamika Perubahan Komponen Lingkungan

SUMBER

AMBIENT

MANUSIA

DAMPAK KES

Melalui wahana

 Alamiah
 Penderita
Penyakit
Infeksi
 Mobil
 Industri

A






Udara
Air
Makanan
Binatang
Penular

B

Komponen
lingk. berada
dalam; darah
lemak, urine,
jaringan dll

C






Akut
Subklinik
Samar
Sehat
(Seimbang)

D

Gambar : Dinamika Perubahan Komponen Lingkungan yang berpotensi memberikan dampak
kesehatan (Achmadi, 1991)
 Informasi Simpul-simpul
1)

2)

3)

4)

Simpul A
Pengamatan, pengukuran dan pengendalian emisi pencemaran udara
(mobil, industri, dll) sumber pencemaran air (rumah tangga, industri
dll) sumber penyakit menular (penderita Thypus, penderita malaria
dll) atau sumber perubahan alamiah, misalnya gunung berapi
Simpul B
Pengamatan, pengukuran dan pengendalian bila komponen
lingkungan tersebut sudah berada disekitar manusia, (contoh :
komponen konsentrasi pencemaran udara, kadar kandungan residu
pestisida dalam sayur-mayur, bakteri E. Coli dalam air minum, dll)
Simpul C
Pengamatan, pengukuran kadar Pb. Dalam darah, kadar Merkuri dlm
rambut, kadar COHb dalam darah, kadar DDT dalam lemak tubuh
ataupun Plasmodium spp dalam darah, dll
Simpul D
Pengamatan, pengukuran dan pengendalian Prevalensi korban
keracunan, prevalensi penderita kanker paru akibat asap rokok,
kanker kulit akibat sinar Ultraviolet, ataupun penderita penyakit
menular lainnya
 Klasifikasi Manifestasi Klinik Gangguan
Kesehatan Akibat Lingkungan
1)

Kelompok Penderita Akut
Jumlahnya relatif sedikit, memiliki gejala klinis jelas, perlu tindakan
segera dan sering diklasifikasikan sebagai kecelakaan. Misalnya
penderita keracunan pestisida dosis besar dan penderita demam
Thypus

2)

Kelompok Penderita Subklinik
Jumlahnya relatif banyak, memiliki gejala klinis tidak jelas namun
memiliki tanda (indikator) laboratorium khas, sering dihubungkan
dengan penyakit yang diperoleh dari tempat pekerjaan. Contoh :
Anemia pada pekerja pompa bensin, peningkatan kadar COHb darah
polisi lalu lintas, dll

3)

Kelompok Penderita dengan Gejala Samar
Jumlahnya amat besar gejalanya tidak khas baik secara klinik
maupun secara laboratorika, akibat pemaparan pada komponen
lingkungan dalam intensitas rendah atau dosis kecil. Misalnya
sekelompok orang yang mengkonsumsi makanan yang mengandung
bahan pewarna sintesis berbahaya, pestisida dalam dosis kecil.
Kelompok penderita dengan gejala samar ini dapat berkembang
menjadi gangguan kesehatan lain, misalnya kanker (Carcinogenic)
PENGUKURAN POTENSI DAMPAK
KESEHATAN




INFORMASI POTENSI DAMPAK DITENTUKAN ATAU DIUKUR
DENGAN MENGACU KEPADA INDIKATOR YANG SUDAH
DITENTUKAN
BEBERAPA INDIKATOR KESEHATAN DAPAT DIKEMUKAKAN
ANTARA LAIN :
1. ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE, CDR)
2. ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE, IMR)
3. ANGKA KEMATIAN IBU (MATERNAL MORTALITY RATE,
MMR)
4. UMUR HARAPAN HIDUP
5. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
6. ANGKA PREVALENSI KURANG KALORI PROTEIN
7. BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)
ANGKA KEMATIAN KASAR


ADALAH JUMLAH SEMUA KEMATIAN YANG DITEMUKAN
PADA SATU JANGKA WAKTU TERTENTU (SATU TAHUN)
DIBANDINGKAN DENGAN JUMLAH PENDUDUK PADA
PERTENGAHAN WAKTU YANG BERSANGKUTAN DALAM
PERSEN



RUMUS :
AKK :

JUMLAH SELURUH KEMATIAN
______________________________________X 100%
JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN
ANGKA KEMATIAN BAYI


ADALAH JUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYI (UMUR
DIBAWAH 1 TAHUN) PADA SATU JANGKA WAKTU
TERTENTU
DIBAGI
DENGAN
JUMLAH
SELURUH
KELAHIRAN HIDUP DALAM PERSEN



RUMUS :
AKB :

JUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYI
_________________________________________X 100%
JUMLAH KELAHIRAN HIDUP
ANGKA KEMATIAN IBU


ADALAH JUMLAH KEMATIAN IBU KARENA KEHAMILAN,
PERSALINAN DAN NIFAS DALAM SATU TAHUN DIBAGI
DENGAN JUMLAH KELAHIRAN HIDUP PADA TAHUN YANG
SAMA DALAM PERSEN



RUMUS :

AKI :

JUMLAH KEMATIAN IBU KARENA
KEHAMILAN, KELAHIRAN DAN NIFAS
_________________________________________X 100%
JUMLAH KELAHIRAN HIDUP
ANGKA KESAKITAN


INSIDEN :GAMBARAN TENTANG FREKUENSI PENDERITA
BARU SUATU PENYAKIT YANG DITEMUKAN PADA SUATU
WAKTU TERTENTU DISEKELOMPOK MANUSIA
1. ANGKA INSIDEN
2. ANGKA SERANGAN
3. ANGKA SERANGAN SEKUNDER



PREVALENSI
:
GAMBARAN
TENTANG
FREKUENSI
PENDERITA LAMA DAN BARU YANG DITEMUKAN PADA
JANGKA WAKTU TERTENTU DIBAGI DENGAN JUMLAH
PENDUDUK PADA PERTENGAHAN JANGKA WAKTU YANG
BERSANGKUTAN DALAM PERSEN
1. ANGKA PREVALENSI PERIODE
2. ANGKA PREVALENSI POINT
UMUR HARAPAN HIDUP


DENGAN ADANYA BERBAGAI PROGRAM DI BIDANG KESEHATAN,
ANGKA HARAPAN HIDUP ORANG INDONESIA MENUNJUKAN
PENINGKATAN



UMUR HARAPAN HIDUP DIDAERAH-DAERAH DI INDONESIA MASIH
MEMILIKI RANGE YANG LEBAR, HAL INI DIHUBUNGKAN DENGAN
FAKTOR-FAKTOR :
1. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN SOSIAL EKONOMI
MENURUT HETEROGENITAS WILAYAH
2. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN UPAYA
KESEHATAN MENURUT HETEROGENITAS WILAYAH
3. PERBEDAAN KONDISI LINGKUNGAN DI MASING-MASING
WILAYAH
4. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
SEKTOR-SEKTOR YANG MEMPUNYAI KAITAN BAIK
LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG DENGAN KUALITAS
HIDUP, SEPERTI KEBERHASILAN PENDIDIKAN, PERTANIAN,
PERHUBUNGAN, DLL
DASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKL
(BERHUBUNGAN DENGAN AMDAL)



PENDAHULUAN
DASAR HUKUM DIBERLAKUKANNYA ADKL UNTUK AMDAL ADALAH
PASAL 15 UNDANG-UNDANG No. 23/1997 (SEBAGAI PENGGANTI
UU No. 4/1982). PASAL 15 (1) UNDANG-UNDANG No. 23/1997
MENYATAKAN :
(1) SETIAP RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG
KEMUNGKINAN DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK BESAR DAN
PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP, WAJIB MEMILIKI
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DITENTUKAN
ANTARA LAIN:
A. JUMLAH MANUSIA YANG TERKENA DAMPAK
B. LUAS WILAYAH PERSEBARAN DAMPAK
C. INTENSITAS DAN LAMANYA DAMPAK BERLANGSUNG
D. BANYAKNYA KOMPONEN LINGKUNGAN LAINNYA YANG
TERKENA DAMPAK
E. SIFAT KOMULATIF DAMPAK
F. BERBALIK ATAU TIDAK BERBALIKNYA DAMPAK
PENDAHULUAN lanjutan
(2) KETENTUAN TENTANG RENCANA USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN YANG MENIMBULKAN DAMPAK BESAR DAN
PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP, SEBAGAIMANA
DIMAKSUD PADA AYAT (1), SERTA
TATA CARA
PENYUSUNAN DAN PENILAIAN ANALISIS MENGENAI
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DITETAPKAN DENGAN
PERATURAN PEMERINTAH
DENGAN DEMIKIAN MAKA SECARA JELAS TATA CARA
PENILAIAN SUATU DOKUMEN AMDAL AKAN DIATUR
MELALUI SUATU PERATURAN YANG KEDUDUKANNYA
BERADA
DIBAWAH
UNDANG-UNDANG
(UU).
PENDELEGASIAN UNDANG-UNDANG INI SECARA TEGAS
DALAM BENTUK PRODUK HUKUM BERUPA PERATURAN
PEMERINTAH (PP)
PADA SAAT INI PP YANG BERLAKU ADALAH PP No. 27/1999
TENTANG AMDAL
DASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKL
(BERHUBUNGAN DENGAN AMDAL)



DOKUMEN AMDAL UNTUK ADKL YANG DINILAI
BERDASARKAN
PP
No.
27/1999
HANYA
DIISYARATKAN 4 DOKUMEN AMDAL UNTUK
ADKL, YAITU :
A. KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK
LINGKUNGAN (KA-ANDAL)
B. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
(ANDAL)
C. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
(RKL)
D. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(RPL)
DASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKL
(BERHUBUNGAN DENGAN AMDAL)



KOMISI PENILAI ADKL
DEFINISI KOMISI PENILAI AMDAL DIATUR DALAM PASAL 1
(11) PP No.27/1999 YANG MENYATAKAN:
KOMISI PENILAI ADALAH KOMISI YANG BERTUGAS MENILAI
DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP DENGAN PENGERTIAN DI TINGKAT PUSAT OLEH
KOMISI PENILAI PUSAT DAN DI TINGKAT DAERAH OLEH
KOMISI PENILAI DAERAH
KOMISI PENILAI AMDAL DIBENTUK :
A.
DITINGKAT
PUSAT
OLEH
MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP
B. DITINGKAT DAERAH OLEH GUBERNUR

NEGARA

SEDANGKAN KEDUDUKAN KOMISI PENILAI BERADA DI
BAPEDAL (PUSAT) DAN BAPEDALDA PROVINSI (DAERAH)
KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL Lanjutan.
KEANGGOTAAN KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL (PUSAT)

















INSTANSI YANG DITUGASI MENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP
INSTANSI YANG DITUGASI MENGENDALIKAN DAMPAK LINGKUNGAN
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG KESEHATAN
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PENANAMAN MODAL
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTANAHAN
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG ILMU PENGETAHUAN
DEPARTEMEN DAN/ATAU LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN
YANG MEMBIDANGI USAHA/ATAU KEGIATAN YANG BERSANGKUTAN
DEPARTEMEN DAN/ATAU LEMBAGA PEMERINTAH NON-DEPARTEMEN
YANG TERKAIT
WAKIL PROPINSI DAERAH TINGKAT I YANG BERSANGKUTAN
WAKIL
KABUPATEN/KOTAMADYA
DAERAH
TINGKAT
II
YANG
BERSANGKUTAN
AHLI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP SESUAI DENGAN BIDANG USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN YANG DIKAJI
WAKIL MASYARAKAT TERKENA DAMPAK
ANGGOTA LAIN YANG DIPANDANG PERLU
KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL Lanjutan.
KEANGGOTAAN KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL (DAERAH)
















BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I
INSTANSI
YANG
DITUGASI
MENGENDALIKAN
DAMPAK
LINGKUNGAN
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PENANAMAN MODAL DAERAH
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTANAHAN DIDAERAH
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG KESEHATAN DATI I
WAKIL INSTANSI PUSAT DAN/ATAU DAERAH YANG MEMBIDANGI
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERSANGKUTAN
WAKIL INSTANSI TERKAIT DI PROPINSI DATI I
WAKIL KABUPATEN/KOTAMADYA DATI II YANG BERSANGKUTAN
PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP PERGURUAN TINGGI DAERAH
YANG BERSANGKUTAN
AHLI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP
AHLI DIBIDANG YANG BERKAITAN
ORGANISASI LINGKUNGAN HIDUP DIDAERAH
WARGA MASYARAKAT YANG TERKENA DAMPAK
ANGGOTA LAIN YANG DIPANDANG PERLU
KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL Lanjutan.
KOMISI PENILAI PUSAT BERWENANG MENILAI HASIL AMDAL
BAGI JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG
MEMENUHI KRITERIA:
 USAHA
DAN/ATAU
KEGIATAN
BERSIFAT







STRATEGIS
DAN/ATAU
MENYANGKUT
KETAHANAN DAN KEMANAN NEGARA
USAHA DAN/ATAU KEGAIATAN YANG LOKASINYA
MELIPUTI LEBIH DARI SATU WILAYAH PROPINSI
DAERAH TINGKAT I
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI
DI WILAYAH SENGKETA DENGAN NEGARA LAIN
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI
DIWILAYAH RUANG LAUTAN
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI
DI LINTAS BATAS NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN

More Related Content

What's hot (20)

Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Joni Iswanto
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malaria
virgananda
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
Ferry Abdurrahman
sistem penyaluran terpisah
sistem penyaluran terpisahsistem penyaluran terpisah
sistem penyaluran terpisah
Eqi Arzaqi
Penyuluhan dbd
Penyuluhan dbdPenyuluhan dbd
Penyuluhan dbd
Siska Putri Puspitasari
Pertemuan 8 Surveilans Epidemiology update 1.ppt
Pertemuan 8  Surveilans Epidemiology update 1.pptPertemuan 8  Surveilans Epidemiology update 1.ppt
Pertemuan 8 Surveilans Epidemiology update 1.ppt
ayumievalencia
Ppt air & kesehatan
Ppt air & kesehatanPpt air & kesehatan
Ppt air & kesehatan
FKMAP13
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resiko
Joni Iswanto
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
rickygunawan84
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
tristyanto
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahPersyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Joy Irman
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersih
Inha Rusdy
Klinik sanitasi 1
Klinik sanitasi 1Klinik sanitasi 1
Klinik sanitasi 1
Mohammad Ichsan
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahLandasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Joy Irman
SOP KESLING.docx
SOP KESLING.docxSOP KESLING.docx
SOP KESLING.docx
dayatali1
Limbah cair
Limbah cairLimbah cair
Limbah cair
Okta Rostalia
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
WiandhariEsaBBPKCilo
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
Leptospirosis
Ainur
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Joy Irman
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Joni Iswanto
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malaria
virgananda
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
Ferry Abdurrahman
sistem penyaluran terpisah
sistem penyaluran terpisahsistem penyaluran terpisah
sistem penyaluran terpisah
Eqi Arzaqi
Pertemuan 8 Surveilans Epidemiology update 1.ppt
Pertemuan 8  Surveilans Epidemiology update 1.pptPertemuan 8  Surveilans Epidemiology update 1.ppt
Pertemuan 8 Surveilans Epidemiology update 1.ppt
ayumievalencia
Ppt air & kesehatan
Ppt air & kesehatanPpt air & kesehatan
Ppt air & kesehatan
FKMAP13
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resiko
Joni Iswanto
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
rickygunawan84
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
tristyanto
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahPersyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Joy Irman
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersih
Inha Rusdy
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahLandasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Joy Irman
SOP KESLING.docx
SOP KESLING.docxSOP KESLING.docx
SOP KESLING.docx
dayatali1
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
WiandhariEsaBBPKCilo
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
Leptospirosis
Ainur
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Joy Irman

Similar to Adkl ehia (20)

materi 1 ADKL.pptx
materi 1 ADKL.pptxmateri 1 ADKL.pptx
materi 1 ADKL.pptx
dini890779
Penyusunan Laporan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.pptx
Penyusunan Laporan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.pptxPenyusunan Laporan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.pptx
Penyusunan Laporan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.pptx
Pahruddin1
Pengantar pembelajaran Kesehatan Lingkungan
Pengantar pembelajaran Kesehatan LingkunganPengantar pembelajaran Kesehatan Lingkungan
Pengantar pembelajaran Kesehatan Lingkungan
julaikah2
Karim klompok
Karim klompokKarim klompok
Karim klompok
Abdul Ghany
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Thonce Thesia
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkunganWeek 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
sunarto bin sudi
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkunganKesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
Ikka Manyund II
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkunganKesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
Ikka Manyund II
PRESENTASI ARKL 2023.pptx
PRESENTASI ARKL 2023.pptxPRESENTASI ARKL 2023.pptx
PRESENTASI ARKL 2023.pptx
WahidahNorhasanah2
Epid kesehatanling dan Paradigma KL.pptx
Epid kesehatanling dan Paradigma KL.pptxEpid kesehatanling dan Paradigma KL.pptx
Epid kesehatanling dan Paradigma KL.pptx
diah navianti
Program kesling
Program keslingProgram kesling
Program kesling
imranzzagung
Program kesling (2)
Program kesling (2)Program kesling (2)
Program kesling (2)
BidangTFBBPKCiloto
Program kesling (1)
Program kesling (1)Program kesling (1)
Program kesling (1)
BidangTFBBPKCiloto
Program kesling
Program kesling Program kesling
Program kesling
BidangTFBBPKCiloto
paradigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kes...
paradigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kes...paradigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kes...
paradigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kes...
Ervansyah Wahyu Utomo
Week 06.a adkl
Week 06.a   adklWeek 06.a   adkl
Week 06.a adkl
sunarto bin sudi
Week 05 environmental risk assessment
Week 05   environmental risk assessmentWeek 05   environmental risk assessment
Week 05 environmental risk assessment
sunarto bin sudi
Lolita suchyana_Analisis kebutuhan masalah Studi Kasus Kesling.pdf
Lolita suchyana_Analisis kebutuhan masalah Studi Kasus Kesling.pdfLolita suchyana_Analisis kebutuhan masalah Studi Kasus Kesling.pdf
Lolita suchyana_Analisis kebutuhan masalah Studi Kasus Kesling.pdf
LolitaSuchyana2
DAMPAK KESEHATAN MASYARAKAT_Update (2).pdf
DAMPAK KESEHATAN MASYARAKAT_Update (2).pdfDAMPAK KESEHATAN MASYARAKAT_Update (2).pdf
DAMPAK KESEHATAN MASYARAKAT_Update (2).pdf
AhyarGunawan
22 Bahan-Materi-Kesling-di-Puskesmas-.pdf
22 Bahan-Materi-Kesling-di-Puskesmas-.pdf22 Bahan-Materi-Kesling-di-Puskesmas-.pdf
22 Bahan-Materi-Kesling-di-Puskesmas-.pdf
CyntiaRamadani2
materi 1 ADKL.pptx
materi 1 ADKL.pptxmateri 1 ADKL.pptx
materi 1 ADKL.pptx
dini890779
Penyusunan Laporan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.pptx
Penyusunan Laporan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.pptxPenyusunan Laporan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.pptx
Penyusunan Laporan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.pptx
Pahruddin1
Pengantar pembelajaran Kesehatan Lingkungan
Pengantar pembelajaran Kesehatan LingkunganPengantar pembelajaran Kesehatan Lingkungan
Pengantar pembelajaran Kesehatan Lingkungan
julaikah2
Karim klompok
Karim klompokKarim klompok
Karim klompok
Abdul Ghany
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Thonce Thesia
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkunganWeek 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
sunarto bin sudi
Epid kesehatanling dan Paradigma KL.pptx
Epid kesehatanling dan Paradigma KL.pptxEpid kesehatanling dan Paradigma KL.pptx
Epid kesehatanling dan Paradigma KL.pptx
diah navianti
Program kesling
Program keslingProgram kesling
Program kesling
imranzzagung
paradigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kes...
paradigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kes...paradigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kes...
paradigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kesehatan-teori-simpulparadigma-kes...
Ervansyah Wahyu Utomo
Week 05 environmental risk assessment
Week 05   environmental risk assessmentWeek 05   environmental risk assessment
Week 05 environmental risk assessment
sunarto bin sudi
Lolita suchyana_Analisis kebutuhan masalah Studi Kasus Kesling.pdf
Lolita suchyana_Analisis kebutuhan masalah Studi Kasus Kesling.pdfLolita suchyana_Analisis kebutuhan masalah Studi Kasus Kesling.pdf
Lolita suchyana_Analisis kebutuhan masalah Studi Kasus Kesling.pdf
LolitaSuchyana2
DAMPAK KESEHATAN MASYARAKAT_Update (2).pdf
DAMPAK KESEHATAN MASYARAKAT_Update (2).pdfDAMPAK KESEHATAN MASYARAKAT_Update (2).pdf
DAMPAK KESEHATAN MASYARAKAT_Update (2).pdf
AhyarGunawan
22 Bahan-Materi-Kesling-di-Puskesmas-.pdf
22 Bahan-Materi-Kesling-di-Puskesmas-.pdf22 Bahan-Materi-Kesling-di-Puskesmas-.pdf
22 Bahan-Materi-Kesling-di-Puskesmas-.pdf
CyntiaRamadani2

Adkl ehia

  • 1. EHIA (Environmental Health Impact Assesment) ADKL (Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan) Latar Belakang Dalam lampiran KepMenKes RI No.872/MenKes/SK/VIII/1997 tanggal 15 Agustus 1997 disebutkan bahwa kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial disamping masalah perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat, sehingga keterkaitan antara kualitas atau karakteristik lingkungan yang bermasalah & status kesehatan perlu difahami dan dikaji secara cermat agar dapat digambarkan potensi besarnya resiko atau gangguan kesehatan. Pengertian ADKL pada dasarnya merupakan model pendekatan guna mengkaji, dan atau menelaah secara mendalam untuk mengenal, memahami dan memprediksi kondisi dan karakteristik lingkungan yang berpotensi terhadap timbulnya resiko kesehatan, mengembangkan tatalaksana pemecahan dan pengelolaan masalah serta upaya lain yang dilaksanakan terhadap sumber perubahan, media lingkungan, masyarakat terpajan dan dampak kesehatan yang terjadi
  • 2. Ruang Lingkup Telaah ADKL sebagai pendekatan kajian aspek kesehatan lingkungan meliputi : 1. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan Proses dan potensi terjadinya pemajanan Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka kesakitan dan angka kematian) Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko Sumberdaya kesehatan Kondisi sanitasi lingkungan Status gizi masyarakat Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit
  • 3. PENCEMARAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN Menurut Undang-undang No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat (1) LINGKUNGAN adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain KESEHATAN LINGKUNGAN Adalah ilmu yang mempelajari dinamika interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam perubahan lingkungan hidup, seperti berbagai spesies kehidupan, bahan, zat disekitar manusia yang dapat menimbulkan ancaman atau berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat serta upaya pencegahannya (Pudon, 1980 dan Trieff, 1981) PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP Adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. (UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat (12)
  • 4. TINGKATAN TAHAP PENCEMARAN MENURUT WHO (dikutip LAKSMI, 1992). 1. Pencemaran tingkat Pertama, yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik dilihat dari kadar zat pencemar maupun waktu kontak dengan lingkungan 2. Pencemaran tingkat Kedua, yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada panca indera dan telah menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem lain 3. Pencemaran tingkat Tiga, yaitu pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis 4. Pencemaran tingkat Empat, yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit bahkan kematian dalam lingkungan karena kadar zat pencemarnya terlalu tinggi
  • 5. LANGKAH-LANGKAH ADKL Identifikasi Dampak Potensial Dilakukan dengan penilaian thd parameter lingkungan yg kemungkinan akan menjadi bagian isu yg berkaitan dengan masalah kesehatan, melalui: 1). Telaah kegiatan proyek 2). Telaah data dan informasi berdasarkan studi pustaka dan atau bahan referensi yg relevan 3). Telaah data dan informasi berdasarkan pengamatan lapangan (survei, observasi, dll) 4). Telaah hasil uji dan analisis laboratorium 5). Telaah hasil penggunaan / uji binatang percobaan 6). Studi banding terhadap hasilstudi yang pernah dilaksanakan 7). Telah para ahli / profesional 8). Simulasi / model Identifikasi dampak potensial dari kajian aspek kesehatan dlm studi AMDAL dpt disusun sebagai berikut : a). Yang berhubungan dengan cemaran, perlu diperhatikan : (1). Penyebaran bahan pencemar di media lingkungan (2). Jalur-jalur pemajanan yang mungkin terjadi (dimasa datang) (3). Telaah data dan info berdasar studi toksikologi, epidemiologi, dan kesling (4). Pengalaman negara lain untuk kasus sejenis
  • 6. b). Yang berhubungan dengan perindukan vektor : (1). Perubahan lahan yang dapat menimbulkan genangan air (2). Perubahan vegetasi yang menunjang atau menghambat berkembangbiaknya vektor (3). Telaah data dan info dari studi kesling survei studi epidemiologi tentang penyakit bersumber binatang (zoonosis) (4). Pengalaman negara lain untuk kasus sejenis c). Yang berhubungan dengan Perilaku Masyarakat : (1). Kebiasaan pemanfaatan air (2). Kebiasaan penggunaan bahan / alat pelindung (3). Kebiasaan penggunaan insektisida (4). Kebiasaan yang berhubungan dengan sanitasi (5). Kebiasaan yang berhubungan dengan pengelolaan makanan (6). Kebiasaan yang berhubungan dengan masalah kesehatan (berobat, kontak penderita) Evaluasi Dampak Potensial Bertujuan utk menghilangkan dampak potensial yg dianggap tdk relevan, sehingga diperoleh dampak penting hipotesis, yaitu prediski yg menggambarkan potensi besarnya dampak kesehatan yg kemungkinan dpt timbul akibat perubahan lingkungan
  • 7. Pemusatan Dampak Penting (Focusing) Bertujuan utk mengelompokkan dampak penting yang telah dirumuskan dari dampak potensial shg diperoleh gambaran ttg isu-isu pokok permasalahan lingkungan hidup yang terkait erat dengan kesehatan dgn memperhatikan : 1). Keterkaitan antara rencana usaha / kegiatan dengan komponen lingkungan yg mengalami perubahan mendasar (dampak penting) 2). Keterkaitan antara komponen dampak penting yg telah dirumuskan secara holistik, menurut waktu, tahapan kegiatan, maupun dampak komunikatif yang terjadi Dalam proses pemusatan, penyusun aspek kesehatan dalam studi AMDAL harus memperhatikan prioritas kepentingan sebagai berikut : a). Sifat Dampak ; akut atau kronis b). Jumlah Penduduk c). Beban Ekonomi Pelingkupan Wilayah Studi Pelingkupan (Scoping) adalah suatu proses berjenjang melalui penapisan (Screening) utk membatasi permasalahan yang harus ditelaah secara cermat dan mendalam. Berkaitan dengan masalah epidemiologi, maka penjabaran batas-batas pelingkupan wilayah dapat dirinci dengan memperhatikan : 1). Batas Proyek 2). Batas Ekologis 3). Batas Sosial 4). Batas Administrasi
  • 8. EVALUASI INFORMASI PENCEMARAN Dinamika Perubahan Komponen Lingkungan SUMBER AMBIENT MANUSIA DAMPAK KES Melalui wahana Alamiah Penderita Penyakit Infeksi Mobil Industri A Udara Air Makanan Binatang Penular B Komponen lingk. berada dalam; darah lemak, urine, jaringan dll C Akut Subklinik Samar Sehat (Seimbang) D Gambar : Dinamika Perubahan Komponen Lingkungan yang berpotensi memberikan dampak kesehatan (Achmadi, 1991)
  • 9. Informasi Simpul-simpul 1) 2) 3) 4) Simpul A Pengamatan, pengukuran dan pengendalian emisi pencemaran udara (mobil, industri, dll) sumber pencemaran air (rumah tangga, industri dll) sumber penyakit menular (penderita Thypus, penderita malaria dll) atau sumber perubahan alamiah, misalnya gunung berapi Simpul B Pengamatan, pengukuran dan pengendalian bila komponen lingkungan tersebut sudah berada disekitar manusia, (contoh : komponen konsentrasi pencemaran udara, kadar kandungan residu pestisida dalam sayur-mayur, bakteri E. Coli dalam air minum, dll) Simpul C Pengamatan, pengukuran kadar Pb. Dalam darah, kadar Merkuri dlm rambut, kadar COHb dalam darah, kadar DDT dalam lemak tubuh ataupun Plasmodium spp dalam darah, dll Simpul D Pengamatan, pengukuran dan pengendalian Prevalensi korban keracunan, prevalensi penderita kanker paru akibat asap rokok, kanker kulit akibat sinar Ultraviolet, ataupun penderita penyakit menular lainnya
  • 10. Klasifikasi Manifestasi Klinik Gangguan Kesehatan Akibat Lingkungan 1) Kelompok Penderita Akut Jumlahnya relatif sedikit, memiliki gejala klinis jelas, perlu tindakan segera dan sering diklasifikasikan sebagai kecelakaan. Misalnya penderita keracunan pestisida dosis besar dan penderita demam Thypus 2) Kelompok Penderita Subklinik Jumlahnya relatif banyak, memiliki gejala klinis tidak jelas namun memiliki tanda (indikator) laboratorium khas, sering dihubungkan dengan penyakit yang diperoleh dari tempat pekerjaan. Contoh : Anemia pada pekerja pompa bensin, peningkatan kadar COHb darah polisi lalu lintas, dll 3) Kelompok Penderita dengan Gejala Samar Jumlahnya amat besar gejalanya tidak khas baik secara klinik maupun secara laboratorika, akibat pemaparan pada komponen lingkungan dalam intensitas rendah atau dosis kecil. Misalnya sekelompok orang yang mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan pewarna sintesis berbahaya, pestisida dalam dosis kecil. Kelompok penderita dengan gejala samar ini dapat berkembang menjadi gangguan kesehatan lain, misalnya kanker (Carcinogenic)
  • 11. PENGUKURAN POTENSI DAMPAK KESEHATAN INFORMASI POTENSI DAMPAK DITENTUKAN ATAU DIUKUR DENGAN MENGACU KEPADA INDIKATOR YANG SUDAH DITENTUKAN BEBERAPA INDIKATOR KESEHATAN DAPAT DIKEMUKAKAN ANTARA LAIN : 1. ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE, CDR) 2. ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE, IMR) 3. ANGKA KEMATIAN IBU (MATERNAL MORTALITY RATE, MMR) 4. UMUR HARAPAN HIDUP 5. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) 6. ANGKA PREVALENSI KURANG KALORI PROTEIN 7. BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)
  • 12. ANGKA KEMATIAN KASAR ADALAH JUMLAH SEMUA KEMATIAN YANG DITEMUKAN PADA SATU JANGKA WAKTU TERTENTU (SATU TAHUN) DIBANDINGKAN DENGAN JUMLAH PENDUDUK PADA PERTENGAHAN WAKTU YANG BERSANGKUTAN DALAM PERSEN RUMUS : AKK : JUMLAH SELURUH KEMATIAN ______________________________________X 100% JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN
  • 13. ANGKA KEMATIAN BAYI ADALAH JUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYI (UMUR DIBAWAH 1 TAHUN) PADA SATU JANGKA WAKTU TERTENTU DIBAGI DENGAN JUMLAH SELURUH KELAHIRAN HIDUP DALAM PERSEN RUMUS : AKB : JUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYI _________________________________________X 100% JUMLAH KELAHIRAN HIDUP
  • 14. ANGKA KEMATIAN IBU ADALAH JUMLAH KEMATIAN IBU KARENA KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS DALAM SATU TAHUN DIBAGI DENGAN JUMLAH KELAHIRAN HIDUP PADA TAHUN YANG SAMA DALAM PERSEN RUMUS : AKI : JUMLAH KEMATIAN IBU KARENA KEHAMILAN, KELAHIRAN DAN NIFAS _________________________________________X 100% JUMLAH KELAHIRAN HIDUP
  • 15. ANGKA KESAKITAN INSIDEN :GAMBARAN TENTANG FREKUENSI PENDERITA BARU SUATU PENYAKIT YANG DITEMUKAN PADA SUATU WAKTU TERTENTU DISEKELOMPOK MANUSIA 1. ANGKA INSIDEN 2. ANGKA SERANGAN 3. ANGKA SERANGAN SEKUNDER PREVALENSI : GAMBARAN TENTANG FREKUENSI PENDERITA LAMA DAN BARU YANG DITEMUKAN PADA JANGKA WAKTU TERTENTU DIBAGI DENGAN JUMLAH PENDUDUK PADA PERTENGAHAN JANGKA WAKTU YANG BERSANGKUTAN DALAM PERSEN 1. ANGKA PREVALENSI PERIODE 2. ANGKA PREVALENSI POINT
  • 16. UMUR HARAPAN HIDUP DENGAN ADANYA BERBAGAI PROGRAM DI BIDANG KESEHATAN, ANGKA HARAPAN HIDUP ORANG INDONESIA MENUNJUKAN PENINGKATAN UMUR HARAPAN HIDUP DIDAERAH-DAERAH DI INDONESIA MASIH MEMILIKI RANGE YANG LEBAR, HAL INI DIHUBUNGKAN DENGAN FAKTOR-FAKTOR : 1. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN SOSIAL EKONOMI MENURUT HETEROGENITAS WILAYAH 2. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN UPAYA KESEHATAN MENURUT HETEROGENITAS WILAYAH 3. PERBEDAAN KONDISI LINGKUNGAN DI MASING-MASING WILAYAH 4. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN PEMBANGUNAN SEKTOR-SEKTOR YANG MEMPUNYAI KAITAN BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG DENGAN KUALITAS HIDUP, SEPERTI KEBERHASILAN PENDIDIKAN, PERTANIAN, PERHUBUNGAN, DLL
  • 17. DASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKL (BERHUBUNGAN DENGAN AMDAL) PENDAHULUAN DASAR HUKUM DIBERLAKUKANNYA ADKL UNTUK AMDAL ADALAH PASAL 15 UNDANG-UNDANG No. 23/1997 (SEBAGAI PENGGANTI UU No. 4/1982). PASAL 15 (1) UNDANG-UNDANG No. 23/1997 MENYATAKAN : (1) SETIAP RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG KEMUNGKINAN DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK BESAR DAN PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP, WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DITENTUKAN ANTARA LAIN: A. JUMLAH MANUSIA YANG TERKENA DAMPAK B. LUAS WILAYAH PERSEBARAN DAMPAK C. INTENSITAS DAN LAMANYA DAMPAK BERLANGSUNG D. BANYAKNYA KOMPONEN LINGKUNGAN LAINNYA YANG TERKENA DAMPAK E. SIFAT KOMULATIF DAMPAK F. BERBALIK ATAU TIDAK BERBALIKNYA DAMPAK
  • 18. PENDAHULUAN lanjutan (2) KETENTUAN TENTANG RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG MENIMBULKAN DAMPAK BESAR DAN PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP, SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1), SERTA TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENILAIAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DITETAPKAN DENGAN PERATURAN PEMERINTAH DENGAN DEMIKIAN MAKA SECARA JELAS TATA CARA PENILAIAN SUATU DOKUMEN AMDAL AKAN DIATUR MELALUI SUATU PERATURAN YANG KEDUDUKANNYA BERADA DIBAWAH UNDANG-UNDANG (UU). PENDELEGASIAN UNDANG-UNDANG INI SECARA TEGAS DALAM BENTUK PRODUK HUKUM BERUPA PERATURAN PEMERINTAH (PP) PADA SAAT INI PP YANG BERLAKU ADALAH PP No. 27/1999 TENTANG AMDAL
  • 19. DASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKL (BERHUBUNGAN DENGAN AMDAL) DOKUMEN AMDAL UNTUK ADKL YANG DINILAI BERDASARKAN PP No. 27/1999 HANYA DIISYARATKAN 4 DOKUMEN AMDAL UNTUK ADKL, YAITU : A. KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL) B. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) C. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) D. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)
  • 20. DASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKL (BERHUBUNGAN DENGAN AMDAL) KOMISI PENILAI ADKL DEFINISI KOMISI PENILAI AMDAL DIATUR DALAM PASAL 1 (11) PP No.27/1999 YANG MENYATAKAN: KOMISI PENILAI ADALAH KOMISI YANG BERTUGAS MENILAI DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PENGERTIAN DI TINGKAT PUSAT OLEH KOMISI PENILAI PUSAT DAN DI TINGKAT DAERAH OLEH KOMISI PENILAI DAERAH KOMISI PENILAI AMDAL DIBENTUK : A. DITINGKAT PUSAT OLEH MENTERI LINGKUNGAN HIDUP B. DITINGKAT DAERAH OLEH GUBERNUR NEGARA SEDANGKAN KEDUDUKAN KOMISI PENILAI BERADA DI BAPEDAL (PUSAT) DAN BAPEDALDA PROVINSI (DAERAH)
  • 21. KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL Lanjutan. KEANGGOTAAN KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL (PUSAT) INSTANSI YANG DITUGASI MENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP INSTANSI YANG DITUGASI MENGENDALIKAN DAMPAK LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG KESEHATAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PENANAMAN MODAL INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTANAHAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG ILMU PENGETAHUAN DEPARTEMEN DAN/ATAU LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN YANG MEMBIDANGI USAHA/ATAU KEGIATAN YANG BERSANGKUTAN DEPARTEMEN DAN/ATAU LEMBAGA PEMERINTAH NON-DEPARTEMEN YANG TERKAIT WAKIL PROPINSI DAERAH TINGKAT I YANG BERSANGKUTAN WAKIL KABUPATEN/KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YANG BERSANGKUTAN AHLI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP SESUAI DENGAN BIDANG USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG DIKAJI WAKIL MASYARAKAT TERKENA DAMPAK ANGGOTA LAIN YANG DIPANDANG PERLU
  • 22. KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL Lanjutan. KEANGGOTAAN KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL (DAERAH) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I INSTANSI YANG DITUGASI MENGENDALIKAN DAMPAK LINGKUNGAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PENANAMAN MODAL DAERAH INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTANAHAN DIDAERAH INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG KESEHATAN DATI I WAKIL INSTANSI PUSAT DAN/ATAU DAERAH YANG MEMBIDANGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERSANGKUTAN WAKIL INSTANSI TERKAIT DI PROPINSI DATI I WAKIL KABUPATEN/KOTAMADYA DATI II YANG BERSANGKUTAN PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP PERGURUAN TINGGI DAERAH YANG BERSANGKUTAN AHLI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP AHLI DIBIDANG YANG BERKAITAN ORGANISASI LINGKUNGAN HIDUP DIDAERAH WARGA MASYARAKAT YANG TERKENA DAMPAK ANGGOTA LAIN YANG DIPANDANG PERLU
  • 23. KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL Lanjutan. KOMISI PENILAI PUSAT BERWENANG MENILAI HASIL AMDAL BAGI JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG MEMENUHI KRITERIA: USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BERSIFAT STRATEGIS DAN/ATAU MENYANGKUT KETAHANAN DAN KEMANAN NEGARA USAHA DAN/ATAU KEGAIATAN YANG LOKASINYA MELIPUTI LEBIH DARI SATU WILAYAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI DI WILAYAH SENGKETA DENGAN NEGARA LAIN USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI DIWILAYAH RUANG LAUTAN USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI DI LINTAS BATAS NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN