Dokumen tersebut membahas tentang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) yang merupakan pendekatan untuk mengkaji dan memprediksi dampak lingkungan terhadap kesehatan masyarakat. ADKL meliputi identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak, pemusatan isu utama, dan pengukuran dampak menggunakan indikator kesehatan seperti angka kematian dan kesakitan.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang kriteria inspeksi sanitasi untuk tempat-tempat umum seperti bioskop, terminal angkutan udara, dan pangkas rambut. Terdapat 10 item tempat yang dicakup beserta komponen-komponen yang dinilai untuk memastikan terpenuhinya standar kesehatan lingkungan."
Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan lingkungan, yang didefinisikan sebagai upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan untuk mencapai keseimbangan ekologi guna meningkatkan kesejahteraan manusia. Lingkungan dijelaskan sebagai segala sesuatu di sekitar manusia, termasuk unsur fisik, biotik, dan sosial. Tujuan kesehatan lingkungan adalah mencegah penyakit dan meningkatkan ke
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan lingkungan yang merupakan ilmu yang mempelajari berbagai masalah kesehatan akibat hubungan antara lingkungan dengan manusia. Faktor lingkungan seperti biologis, fisik, dan sosial ekonomi dapat mempengaruhi kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang fasilitas kesehatan lingkungan seperti perumahan, air bersih, pengelolaan limbah, dan dampak jika tid
Sistem Penyaluran Terpisah adalah sistem dimana air buangan disalurkan tersendiri dalam jaringan riol tertutup, sedangkan limpasan air hujan disalurkan tersendiri dalam saluran drainase khusus. Dokumen ini menjelaskan definisi, contoh kasus penerapan sistem penyaluran terpisah di sebuah komplek pesantren, proses pengolahan air limbah yang digunakan, baku mutu air limbah domestik, serta kelebihan dan kekurangannya.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejalanya meliputi demam tinggi, nyeri sendi, dan penurunan trombosit yang dapat menyebabkan perdarahan. Pencegahannya meliputi pemberantasan sarang nyamuk, pengendalian biologis dengan ikan pemakan jentik, serta pengasapan area rawan menggunakan insektisida. Pemerintah telah mengambil kebij
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian resiko bencana oleh Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (BAKORNAS PBP). Ringkasannya adalah bahwa dokumen tersebut menjelaskan konsep bahaya, kerentanan, kemampuan, dan resiko bencana serta cara melakukan penilaian resiko bencana dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut.
Dokumen tersebut membahas konsep investigasi KLB/wabah pada manusia dan hewan, termasuk definisi, kriteria, tujuan, alasan dilakukan, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB/wabah."
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahJoy Irman
油
Persyaratan teknis pemilahan dan pewadahan sampah rumah tangga mencakup pemilahan minimal 5 jenis sampah, penggunaan sarana pewadahan berdasarkan jenis sampah, dan perencanaan volume serta penempatan sarana pewadahan sesuai jumlah sampah dan akses pengangkutan.
Dokumen tersebut merangkum tentang Klinik Sanitasi di Puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan kuratif secara terpadu dan berkelanjutan dengan sasaran masyarakat, penderita, dan lingkungan. Klinik Sanitasi bekerja sama dengan program kesehatan dan sektor lain untuk menangani penyakit berbasis lingkungan.
Dokumen tersebut membahas epidemiologi penyakit menular leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menginfeksi hewan dan manusia, dan dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan gangguan organ internal. Penyakit ini lebih umum terjadi pada musim hujan dan di daerah dengan sanitasi yang buruk. Pencegahan meliputi mengendalikan populasi tikus, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghind
Dokumen tersebut membahas tentang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) yang merupakan pendekatan untuk mempelajari dampak kesehatan masyarakat dari rencana pembangunan dengan mempertimbangkan faktor lingkungan. Dibahas pula proses ADKL dan bagaimana ADKL dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan akibat perubahan lingkungan serta populasi yang membutuhkan tindakan kesehatan."
Sistem Penyaluran Terpisah adalah sistem dimana air buangan disalurkan tersendiri dalam jaringan riol tertutup, sedangkan limpasan air hujan disalurkan tersendiri dalam saluran drainase khusus. Dokumen ini menjelaskan definisi, contoh kasus penerapan sistem penyaluran terpisah di sebuah komplek pesantren, proses pengolahan air limbah yang digunakan, baku mutu air limbah domestik, serta kelebihan dan kekurangannya.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejalanya meliputi demam tinggi, nyeri sendi, dan penurunan trombosit yang dapat menyebabkan perdarahan. Pencegahannya meliputi pemberantasan sarang nyamuk, pengendalian biologis dengan ikan pemakan jentik, serta pengasapan area rawan menggunakan insektisida. Pemerintah telah mengambil kebij
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian resiko bencana oleh Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (BAKORNAS PBP). Ringkasannya adalah bahwa dokumen tersebut menjelaskan konsep bahaya, kerentanan, kemampuan, dan resiko bencana serta cara melakukan penilaian resiko bencana dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut.
Dokumen tersebut membahas konsep investigasi KLB/wabah pada manusia dan hewan, termasuk definisi, kriteria, tujuan, alasan dilakukan, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB/wabah."
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahJoy Irman
油
Persyaratan teknis pemilahan dan pewadahan sampah rumah tangga mencakup pemilahan minimal 5 jenis sampah, penggunaan sarana pewadahan berdasarkan jenis sampah, dan perencanaan volume serta penempatan sarana pewadahan sesuai jumlah sampah dan akses pengangkutan.
Dokumen tersebut merangkum tentang Klinik Sanitasi di Puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan kuratif secara terpadu dan berkelanjutan dengan sasaran masyarakat, penderita, dan lingkungan. Klinik Sanitasi bekerja sama dengan program kesehatan dan sektor lain untuk menangani penyakit berbasis lingkungan.
Dokumen tersebut membahas epidemiologi penyakit menular leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menginfeksi hewan dan manusia, dan dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan gangguan organ internal. Penyakit ini lebih umum terjadi pada musim hujan dan di daerah dengan sanitasi yang buruk. Pencegahan meliputi mengendalikan populasi tikus, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghind
Dokumen tersebut membahas tentang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) yang merupakan pendekatan untuk mempelajari dampak kesehatan masyarakat dari rencana pembangunan dengan mempertimbangkan faktor lingkungan. Dibahas pula proses ADKL dan bagaimana ADKL dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan akibat perubahan lingkungan serta populasi yang membutuhkan tindakan kesehatan."
Dokumen tersebut membahas tentang peran, fungsi, dan kompetensi sanitarian sebagai pengelola kesehatan lingkungan. Sanitarian bertanggung jawab untuk menganalisis hasil pengukuran lingkungan, merancang penanggulangan masalah lingkungan, serta mengevaluasi upaya-upaya tersebut. Dokumen juga menjelaskan dampak buruk dari mutu lingkungan yang tidak sesuai standar terhadap kesehatan masyarakat.
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGERTIAN
Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu tentang berbagai masalah kesehatan sebagai akibat dari hubungan interaktif antara berbagai bahan, kekuatan, zat yang memiliki potensi sebagai penyebab sakit (agent) yang timbul akibat adanya perubahan-perubahan lingkungan dengan masyarakat, serta menerapkan upaya pencegahan gangguan kesehatan yang ditimbulkannya
Pengertian (cont.)
Studi tentang faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit, dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya pada suatu waktu dan kawasan tertentu, untuk upaya promotif (Achmadi, 1991)
Environmental epidemiology may be defined as the study of environmental factors that influence the distribution and determinants of diseases in human population (Cordis, 1994)
Faktor lingkungan lebih ditonjolkan
Kawasan:
Lingkungan kerja
Lingkungan pemukiman
Tempat-tempat umum dan transportasi
Wilayah habitat manusia daerah aliran sungai, daerah pantai, daerah pegunungan
Agent yang berpotensi bahaya penyakit dapat dikelompokkan sbb:
Golongan fisik: kebisingan, radiasi, cuaca panas, dll
Golongan kimia: pestisida, asap rokok, limbah pabrik
Golongan biologi: spora jamur, bakteri, cacing, dll
Golongan sosial: hubungan antar tetangga, antara bawahan atasan, dll
POKOK-POKOK STUDI EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
Paradigma Kesehatan Lingkungan
Dinamika Bahan Toksik
Parameter Kesehatan Lingkungan
Kemampuan Mengidentifikasi Population at Risk
Standard Normalitas
Desain Studi
Analisis Pemajanan
1. PARADIGMA KESEHATAN LINGKUNGAN
Paradigma/konsep/model kesehatan lingkungan menggambarkan hubungan interaktif antara berbagai komponen lingkungan dengan dinamika perilaku penduduk
Merupakan dasar bagi analisis kejadian sehat sakit dalam suatu kawasan
2. DINAMIKA PERJALANAN BAHAN TOKSIK
Mempelajari dinamika atau kinetika perjalanan suatu bahan toksik dan atau faktor penyebab penyakit (fisik, kimia, mikroba) yg berada dalam vehicle transmisi hingga kontak dengan manusia atau penduduk
Pemahaman kinetika agent akan menentukan teknik mengukur atau analisis pemajanan
Contoh:
Pb udara/air/tanah/makanan tubuh manusia
3. Parameter Kesehatan Lingkungan
Pemahaman terhadap berbagai parameter kesehatan lingkungan
Bagaimana mengukur berbagai parameter perubahan lingkungan
TEORI SIMPUL
Pengukuran parameter kesehatan lingkungan
Pada simpul A: pengukuran pada sumbernya (pengukuran emisi)
Pada simpul B: pengukuran komponen penyebab sakit pada ambient
Pada simpul C: pengukuran pada spesimen tubuh manusia (biomarker atau bioindikator)
Pada simpul D: sudah terjadi outcome berupa kejadian penyakit, misal jumlah penderita keracunan
4. KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI POPULATION AT RISK
Mengidentifikasi:
Populasi mana yang terkena dampak
Besar/dosis
Lama waktu/durasi pemaparan oleh agent
Cara
Population at risk tidak selalu dala
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungansunarto bin sudi
油
Dokumen tersebut membahas pendekatan epidemiologi dalam kesehatan lingkungan yang mencakup tujuh pokok bahasan yaitu paradigma kesehatan lingkungan, dinamika bahan toksik, parameter kesehatan lingkungan, kemampuan mengidentifikasi populasi berisiko, standar normalitas, desain studi, dan analisis pemajanan.
Bab 1 membahas konsep dasar kesehatan lingkungan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara faktor kesehatan dan lingkungan serta tahapan terjadinya penyakit dan upaya pencegahannya. Bab 2 membahas ekosistem dan lingkungan hidup sebagai kesatuan yang saling mempengaruhi. Bab 3 membahas hubungan antara lingkungan dengan penyakit."
Bab 1 membahas konsep dasar kesehatan lingkungan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara faktor kesehatan dan lingkungan serta tahapan terjadinya penyakit dan upaya pencegahannya. Bab 2 membahas ekosistem dan lingkungan hidup sebagai kesatuan yang saling mempengaruhi. Bab 3 membahas hubungan antara lingkungan dengan penyakit."
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan Tim Nusantara Sehat Batch XV yang mencakup penjelasan tentang kontribusi faktor lingkungan terhadap penyakit, kaitan antara faktor lingkungan dengan berbagai penyakit, pelaksanaan layanan kesehatan lingkungan di Indonesia, indikator kinerja program kesehatan lingkungan, dan pentingnya sanitasi total berbasis masyarakat."
Dokumen tersebut membahas tentang pembekalan tim kesehatan lingkungan yang mencakup penjelasan mengenai kontribusi faktor lingkungan terhadap penyakit, pelayanan kesehatan lingkungan, indikator kinerja program kesehatan lingkungan, dan pentingnya sanitasi total berbasis masyarakat untuk mencegah penyakit."
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan lingkungan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat agar dapat mencegah penyakit. Pelayanan kesehatan lingkungan meliputi konseling, inspeksi lingkungan, dan intervensi lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan indikator kinerja program kesehatan lingkungan serta pentingnya sanitasi total berbasis masyarakat.
ADKL digunakan untuk mengkaji dan memprediksi potensi risiko kesehatan dari suatu rencana kegiatan pembangunan. Tujuannya adalah mengkaji dampak lingkungan terhadap kesehatan masyarakat dalam AMDAL maupun pengelolaan lingkungan hidup. Pendekatan ADKL menggunakan teori simpul pengamatan untuk menilai hubungan antara sumber, media pemajanan, dan dampaknya terhadap kesehatan manusia.
1. EHIA
(Environmental Health Impact Assesment)
ADKL
(Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan)
Latar Belakang
Dalam lampiran KepMenKes RI No.872/MenKes/SK/VIII/1997 tanggal 15
Agustus 1997 disebutkan bahwa kontribusi lingkungan dalam mewujudkan
derajat kesehatan merupakan hal yang essensial disamping masalah
perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan.
Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah
kesehatan masyarakat, sehingga keterkaitan antara kualitas atau
karakteristik lingkungan yang bermasalah & status kesehatan
perlu
difahami dan dikaji secara cermat agar dapat digambarkan potensi besarnya
resiko atau gangguan kesehatan.
Pengertian
ADKL pada dasarnya merupakan model pendekatan guna mengkaji, dan
atau menelaah secara mendalam untuk mengenal, memahami dan
memprediksi kondisi dan karakteristik lingkungan yang berpotensi terhadap
timbulnya resiko kesehatan, mengembangkan tatalaksana pemecahan dan
pengelolaan masalah serta upaya lain yang dilaksanakan terhadap sumber
perubahan, media lingkungan, masyarakat terpajan dan dampak kesehatan
yang terjadi
2. Ruang Lingkup
Telaah ADKL sebagai pendekatan kajian aspek
kesehatan lingkungan meliputi :
1. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
dampak rencana pembangunan dan berpengaruh
terhadap kesehatan
Proses dan potensi terjadinya pemajanan
Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka
kesakitan dan angka kematian)
Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko
Sumberdaya kesehatan
Kondisi sanitasi lingkungan
Status gizi masyarakat
Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses
penyebaran penyakit
3. PENCEMARAN
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
Menurut Undang-undang No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 1 ayat (1) LINGKUNGAN adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain
KESEHATAN LINGKUNGAN
Adalah ilmu yang mempelajari dinamika interaktif antara kelompok penduduk
atau masyarakat dengan segala macam perubahan lingkungan hidup, seperti
berbagai spesies kehidupan, bahan, zat disekitar manusia yang dapat
menimbulkan ancaman atau berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat
serta upaya pencegahannya (Pudon, 1980 dan Trieff, 1981)
PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP
Adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau
komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. (UU No. 23/1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat (12)
4. TINGKATAN TAHAP PENCEMARAN MENURUT WHO
(dikutip LAKSMI, 1992).
1. Pencemaran tingkat Pertama, yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan
kerugian pada manusia, baik dilihat dari kadar zat pencemar maupun
waktu kontak dengan lingkungan
2. Pencemaran tingkat Kedua, yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan
iritasi ringan pada panca indera dan telah menimbulkan gangguan pada
komponen ekosistem lain
3. Pencemaran tingkat Tiga, yaitu pencemaran yang sudah mengakibatkan
reaksi faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis
4. Pencemaran tingkat Empat, yaitu pencemaran yang telah menimbulkan
sakit bahkan kematian dalam lingkungan karena kadar zat pencemarnya
terlalu tinggi
5. LANGKAH-LANGKAH ADKL
Identifikasi Dampak Potensial
Dilakukan dengan penilaian thd parameter lingkungan yg kemungkinan
akan menjadi bagian isu yg berkaitan dengan masalah kesehatan, melalui:
1). Telaah kegiatan proyek
2). Telaah data dan informasi berdasarkan studi pustaka dan atau bahan
referensi yg relevan
3). Telaah data dan informasi berdasarkan pengamatan lapangan (survei,
observasi, dll)
4). Telaah hasil uji dan analisis laboratorium
5). Telaah hasil penggunaan / uji binatang percobaan
6). Studi banding terhadap hasilstudi yang pernah dilaksanakan
7). Telah para ahli / profesional
8). Simulasi / model
Identifikasi dampak potensial dari kajian aspek kesehatan dlm studi
AMDAL dpt disusun sebagai berikut :
a). Yang berhubungan dengan cemaran, perlu diperhatikan :
(1). Penyebaran bahan pencemar di media lingkungan
(2). Jalur-jalur pemajanan yang mungkin terjadi (dimasa datang)
(3). Telaah data dan info berdasar studi toksikologi, epidemiologi, dan
kesling
(4). Pengalaman negara lain untuk kasus sejenis
6. b). Yang berhubungan dengan perindukan vektor :
(1). Perubahan lahan yang dapat menimbulkan genangan air
(2). Perubahan vegetasi yang menunjang atau menghambat
berkembangbiaknya vektor
(3). Telaah data dan info dari studi kesling survei studi epidemiologi tentang penyakit bersumber binatang (zoonosis)
(4). Pengalaman negara lain untuk kasus sejenis
c). Yang berhubungan dengan Perilaku Masyarakat :
(1). Kebiasaan pemanfaatan air
(2). Kebiasaan penggunaan bahan / alat pelindung
(3). Kebiasaan penggunaan insektisida
(4). Kebiasaan yang berhubungan dengan sanitasi
(5). Kebiasaan yang berhubungan dengan pengelolaan makanan
(6). Kebiasaan yang berhubungan dengan masalah kesehatan
(berobat, kontak penderita)
Evaluasi Dampak Potensial
Bertujuan utk menghilangkan dampak potensial yg dianggap tdk
relevan, sehingga diperoleh dampak penting hipotesis, yaitu
prediski yg menggambarkan potensi besarnya dampak kesehatan
yg kemungkinan dpt timbul akibat perubahan lingkungan
7.
Pemusatan Dampak Penting (Focusing)
Bertujuan utk mengelompokkan dampak penting yang telah dirumuskan
dari dampak potensial shg diperoleh gambaran ttg isu-isu pokok
permasalahan lingkungan hidup yang terkait erat dengan kesehatan dgn
memperhatikan :
1). Keterkaitan antara rencana usaha / kegiatan dengan komponen
lingkungan yg mengalami perubahan mendasar (dampak penting)
2). Keterkaitan antara komponen dampak penting yg telah dirumuskan
secara holistik, menurut waktu, tahapan kegiatan, maupun dampak
komunikatif yang terjadi
Dalam proses pemusatan, penyusun aspek kesehatan dalam studi AMDAL
harus memperhatikan prioritas kepentingan sebagai berikut :
a). Sifat Dampak ; akut atau kronis
b). Jumlah Penduduk
c). Beban Ekonomi
Pelingkupan Wilayah Studi
Pelingkupan (Scoping) adalah suatu proses berjenjang melalui penapisan
(Screening) utk membatasi permasalahan yang harus ditelaah secara
cermat dan mendalam. Berkaitan dengan masalah epidemiologi, maka
penjabaran batas-batas pelingkupan wilayah dapat dirinci dengan
memperhatikan :
1). Batas Proyek
2). Batas Ekologis
3). Batas Sosial
4). Batas Administrasi
8. EVALUASI INFORMASI PENCEMARAN
Dinamika Perubahan Komponen Lingkungan
SUMBER
AMBIENT
MANUSIA
DAMPAK KES
Melalui wahana
Alamiah
Penderita
Penyakit
Infeksi
Mobil
Industri
A
Udara
Air
Makanan
Binatang
Penular
B
Komponen
lingk. berada
dalam; darah
lemak, urine,
jaringan dll
C
Akut
Subklinik
Samar
Sehat
(Seimbang)
D
Gambar : Dinamika Perubahan Komponen Lingkungan yang berpotensi memberikan dampak
kesehatan (Achmadi, 1991)
9. Informasi Simpul-simpul
1)
2)
3)
4)
Simpul A
Pengamatan, pengukuran dan pengendalian emisi pencemaran udara
(mobil, industri, dll) sumber pencemaran air (rumah tangga, industri
dll) sumber penyakit menular (penderita Thypus, penderita malaria
dll) atau sumber perubahan alamiah, misalnya gunung berapi
Simpul B
Pengamatan, pengukuran dan pengendalian bila komponen
lingkungan tersebut sudah berada disekitar manusia, (contoh :
komponen konsentrasi pencemaran udara, kadar kandungan residu
pestisida dalam sayur-mayur, bakteri E. Coli dalam air minum, dll)
Simpul C
Pengamatan, pengukuran kadar Pb. Dalam darah, kadar Merkuri dlm
rambut, kadar COHb dalam darah, kadar DDT dalam lemak tubuh
ataupun Plasmodium spp dalam darah, dll
Simpul D
Pengamatan, pengukuran dan pengendalian Prevalensi korban
keracunan, prevalensi penderita kanker paru akibat asap rokok,
kanker kulit akibat sinar Ultraviolet, ataupun penderita penyakit
menular lainnya
10. Klasifikasi Manifestasi Klinik Gangguan
Kesehatan Akibat Lingkungan
1)
Kelompok Penderita Akut
Jumlahnya relatif sedikit, memiliki gejala klinis jelas, perlu tindakan
segera dan sering diklasifikasikan sebagai kecelakaan. Misalnya
penderita keracunan pestisida dosis besar dan penderita demam
Thypus
2)
Kelompok Penderita Subklinik
Jumlahnya relatif banyak, memiliki gejala klinis tidak jelas namun
memiliki tanda (indikator) laboratorium khas, sering dihubungkan
dengan penyakit yang diperoleh dari tempat pekerjaan. Contoh :
Anemia pada pekerja pompa bensin, peningkatan kadar COHb darah
polisi lalu lintas, dll
3)
Kelompok Penderita dengan Gejala Samar
Jumlahnya amat besar gejalanya tidak khas baik secara klinik
maupun secara laboratorika, akibat pemaparan pada komponen
lingkungan dalam intensitas rendah atau dosis kecil. Misalnya
sekelompok orang yang mengkonsumsi makanan yang mengandung
bahan pewarna sintesis berbahaya, pestisida dalam dosis kecil.
Kelompok penderita dengan gejala samar ini dapat berkembang
menjadi gangguan kesehatan lain, misalnya kanker (Carcinogenic)
11. PENGUKURAN POTENSI DAMPAK
KESEHATAN
INFORMASI POTENSI DAMPAK DITENTUKAN ATAU DIUKUR
DENGAN MENGACU KEPADA INDIKATOR YANG SUDAH
DITENTUKAN
BEBERAPA INDIKATOR KESEHATAN DAPAT DIKEMUKAKAN
ANTARA LAIN :
1. ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE, CDR)
2. ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE, IMR)
3. ANGKA KEMATIAN IBU (MATERNAL MORTALITY RATE,
MMR)
4. UMUR HARAPAN HIDUP
5. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
6. ANGKA PREVALENSI KURANG KALORI PROTEIN
7. BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)
12. ANGKA KEMATIAN KASAR
ADALAH JUMLAH SEMUA KEMATIAN YANG DITEMUKAN
PADA SATU JANGKA WAKTU TERTENTU (SATU TAHUN)
DIBANDINGKAN DENGAN JUMLAH PENDUDUK PADA
PERTENGAHAN WAKTU YANG BERSANGKUTAN DALAM
PERSEN
RUMUS :
AKK :
JUMLAH SELURUH KEMATIAN
______________________________________X 100%
JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN
13. ANGKA KEMATIAN BAYI
ADALAH JUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYI (UMUR
DIBAWAH 1 TAHUN) PADA SATU JANGKA WAKTU
TERTENTU
DIBAGI
DENGAN
JUMLAH
SELURUH
KELAHIRAN HIDUP DALAM PERSEN
RUMUS :
AKB :
JUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYI
_________________________________________X 100%
JUMLAH KELAHIRAN HIDUP
14. ANGKA KEMATIAN IBU
ADALAH JUMLAH KEMATIAN IBU KARENA KEHAMILAN,
PERSALINAN DAN NIFAS DALAM SATU TAHUN DIBAGI
DENGAN JUMLAH KELAHIRAN HIDUP PADA TAHUN YANG
SAMA DALAM PERSEN
RUMUS :
AKI :
JUMLAH KEMATIAN IBU KARENA
KEHAMILAN, KELAHIRAN DAN NIFAS
_________________________________________X 100%
JUMLAH KELAHIRAN HIDUP
15. ANGKA KESAKITAN
INSIDEN :GAMBARAN TENTANG FREKUENSI PENDERITA
BARU SUATU PENYAKIT YANG DITEMUKAN PADA SUATU
WAKTU TERTENTU DISEKELOMPOK MANUSIA
1. ANGKA INSIDEN
2. ANGKA SERANGAN
3. ANGKA SERANGAN SEKUNDER
PREVALENSI
:
GAMBARAN
TENTANG
FREKUENSI
PENDERITA LAMA DAN BARU YANG DITEMUKAN PADA
JANGKA WAKTU TERTENTU DIBAGI DENGAN JUMLAH
PENDUDUK PADA PERTENGAHAN JANGKA WAKTU YANG
BERSANGKUTAN DALAM PERSEN
1. ANGKA PREVALENSI PERIODE
2. ANGKA PREVALENSI POINT
16. UMUR HARAPAN HIDUP
DENGAN ADANYA BERBAGAI PROGRAM DI BIDANG KESEHATAN,
ANGKA HARAPAN HIDUP ORANG INDONESIA MENUNJUKAN
PENINGKATAN
UMUR HARAPAN HIDUP DIDAERAH-DAERAH DI INDONESIA MASIH
MEMILIKI RANGE YANG LEBAR, HAL INI DIHUBUNGKAN DENGAN
FAKTOR-FAKTOR :
1. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN SOSIAL EKONOMI
MENURUT HETEROGENITAS WILAYAH
2. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN UPAYA
KESEHATAN MENURUT HETEROGENITAS WILAYAH
3. PERBEDAAN KONDISI LINGKUNGAN DI MASING-MASING
WILAYAH
4. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
SEKTOR-SEKTOR YANG MEMPUNYAI KAITAN BAIK
LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG DENGAN KUALITAS
HIDUP, SEPERTI KEBERHASILAN PENDIDIKAN, PERTANIAN,
PERHUBUNGAN, DLL
17. DASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKL
(BERHUBUNGAN DENGAN AMDAL)
PENDAHULUAN
DASAR HUKUM DIBERLAKUKANNYA ADKL UNTUK AMDAL ADALAH
PASAL 15 UNDANG-UNDANG No. 23/1997 (SEBAGAI PENGGANTI
UU No. 4/1982). PASAL 15 (1) UNDANG-UNDANG No. 23/1997
MENYATAKAN :
(1) SETIAP RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG
KEMUNGKINAN DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK BESAR DAN
PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP, WAJIB MEMILIKI
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DITENTUKAN
ANTARA LAIN:
A. JUMLAH MANUSIA YANG TERKENA DAMPAK
B. LUAS WILAYAH PERSEBARAN DAMPAK
C. INTENSITAS DAN LAMANYA DAMPAK BERLANGSUNG
D. BANYAKNYA KOMPONEN LINGKUNGAN LAINNYA YANG
TERKENA DAMPAK
E. SIFAT KOMULATIF DAMPAK
F. BERBALIK ATAU TIDAK BERBALIKNYA DAMPAK
18. PENDAHULUAN lanjutan
(2) KETENTUAN TENTANG RENCANA USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN YANG MENIMBULKAN DAMPAK BESAR DAN
PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP, SEBAGAIMANA
DIMAKSUD PADA AYAT (1), SERTA
TATA CARA
PENYUSUNAN DAN PENILAIAN ANALISIS MENGENAI
DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DITETAPKAN DENGAN
PERATURAN PEMERINTAH
DENGAN DEMIKIAN MAKA SECARA JELAS TATA CARA
PENILAIAN SUATU DOKUMEN AMDAL AKAN DIATUR
MELALUI SUATU PERATURAN YANG KEDUDUKANNYA
BERADA
DIBAWAH
UNDANG-UNDANG
(UU).
PENDELEGASIAN UNDANG-UNDANG INI SECARA TEGAS
DALAM BENTUK PRODUK HUKUM BERUPA PERATURAN
PEMERINTAH (PP)
PADA SAAT INI PP YANG BERLAKU ADALAH PP No. 27/1999
TENTANG AMDAL
19. DASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKL
(BERHUBUNGAN DENGAN AMDAL)
DOKUMEN AMDAL UNTUK ADKL YANG DINILAI
BERDASARKAN
PP
No.
27/1999
HANYA
DIISYARATKAN 4 DOKUMEN AMDAL UNTUK
ADKL, YAITU :
A. KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK
LINGKUNGAN (KA-ANDAL)
B. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
(ANDAL)
C. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
(RKL)
D. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(RPL)
20. DASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKL
(BERHUBUNGAN DENGAN AMDAL)
KOMISI PENILAI ADKL
DEFINISI KOMISI PENILAI AMDAL DIATUR DALAM PASAL 1
(11) PP No.27/1999 YANG MENYATAKAN:
KOMISI PENILAI ADALAH KOMISI YANG BERTUGAS MENILAI
DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP DENGAN PENGERTIAN DI TINGKAT PUSAT OLEH
KOMISI PENILAI PUSAT DAN DI TINGKAT DAERAH OLEH
KOMISI PENILAI DAERAH
KOMISI PENILAI AMDAL DIBENTUK :
A.
DITINGKAT
PUSAT
OLEH
MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP
B. DITINGKAT DAERAH OLEH GUBERNUR
NEGARA
SEDANGKAN KEDUDUKAN KOMISI PENILAI BERADA DI
BAPEDAL (PUSAT) DAN BAPEDALDA PROVINSI (DAERAH)
21. KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL Lanjutan.
KEANGGOTAAN KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL (PUSAT)
INSTANSI YANG DITUGASI MENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP
INSTANSI YANG DITUGASI MENGENDALIKAN DAMPAK LINGKUNGAN
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG KESEHATAN
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PENANAMAN MODAL
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTANAHAN
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG ILMU PENGETAHUAN
DEPARTEMEN DAN/ATAU LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN
YANG MEMBIDANGI USAHA/ATAU KEGIATAN YANG BERSANGKUTAN
DEPARTEMEN DAN/ATAU LEMBAGA PEMERINTAH NON-DEPARTEMEN
YANG TERKAIT
WAKIL PROPINSI DAERAH TINGKAT I YANG BERSANGKUTAN
WAKIL
KABUPATEN/KOTAMADYA
DAERAH
TINGKAT
II
YANG
BERSANGKUTAN
AHLI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP SESUAI DENGAN BIDANG USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN YANG DIKAJI
WAKIL MASYARAKAT TERKENA DAMPAK
ANGGOTA LAIN YANG DIPANDANG PERLU
22. KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL Lanjutan.
KEANGGOTAAN KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL (DAERAH)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I
INSTANSI
YANG
DITUGASI
MENGENDALIKAN
DAMPAK
LINGKUNGAN
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PENANAMAN MODAL DAERAH
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTANAHAN DIDAERAH
INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG KESEHATAN DATI I
WAKIL INSTANSI PUSAT DAN/ATAU DAERAH YANG MEMBIDANGI
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERSANGKUTAN
WAKIL INSTANSI TERKAIT DI PROPINSI DATI I
WAKIL KABUPATEN/KOTAMADYA DATI II YANG BERSANGKUTAN
PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP PERGURUAN TINGGI DAERAH
YANG BERSANGKUTAN
AHLI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP
AHLI DIBIDANG YANG BERKAITAN
ORGANISASI LINGKUNGAN HIDUP DIDAERAH
WARGA MASYARAKAT YANG TERKENA DAMPAK
ANGGOTA LAIN YANG DIPANDANG PERLU
23. KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL Lanjutan.
KOMISI PENILAI PUSAT BERWENANG MENILAI HASIL AMDAL
BAGI JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG
MEMENUHI KRITERIA:
USAHA
DAN/ATAU
KEGIATAN
BERSIFAT
STRATEGIS
DAN/ATAU
MENYANGKUT
KETAHANAN DAN KEMANAN NEGARA
USAHA DAN/ATAU KEGAIATAN YANG LOKASINYA
MELIPUTI LEBIH DARI SATU WILAYAH PROPINSI
DAERAH TINGKAT I
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI
DI WILAYAH SENGKETA DENGAN NEGARA LAIN
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI
DIWILAYAH RUANG LAUTAN
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI
DI LINTAS BATAS NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN